You are on page 1of 15

JOURNAL READING

PEMBIMBING : dr. ZAKIYAH , Sp. Rad


dr. LILIS UNTARI, Sp. Rad

YANUAR TARRA S
30101206749
SYLVIA RACHMAN
30101206803
Radiologic evaluation of
nonalcoholic fatty liver
disease
Seung Soo Lee, Seong Ho Park
ABSTRAK
NAFLD merupakan penyebab penyakit hati kronis diawali dari steatosis simple
sampai NASH yang erat kaitannya dengan sirosis hati. Meskipun biopsi hati masih
menjadi baku emas untuk diagnosis NAFLD terutama NASH, metode pencitraan
telah diterima sebagai alternatif diagnosis non invasif disamping biopsi hati
USG sudah digunakan untuk mendiagnosis secara akurat moderate steatosis
hepatis sampai severe steatosis hepatis dengan biaya yang terjangkau. CT scan
lebih efektif dalam keadaan klinis tertentu, karena memiliki potensi radiasi kuat
dan kurang akurat untuk diagnosis mild steatosis hepatis. MRS dan MRI dianggap
paling praktis dan akurat untuk melihat fatty liver terutama NAFLD. Ultrasound
elastography dan magnetic resonance elastography semakin digunakan untuk
menilai tingkat fibrosis hati pada pasien dengan NAFLD dan untuk membedakan
NASH dari steatosis simple.
Tujuan
PENDAHULUAN
Obesitas, Resistensi insulin
Hipertensi, Dislipidemia USG
manifestasi sindrom metabolik

30% • Steatosis CT SCAN


sederhana
NAFL • NASH
D • Fibosis Hepatis
• Sirosis Hepatis MRI
IMAGING  NON-INVASIF
GOLD STANDAR = BIOPSI
HATI  INVASIF
MRS
USG Untuk
Evaluasi
Steatosis Hepatis
penilaian visual kualitatif ekogenitas
hati, pengukuran perbedaan antara Peningkatan
hati dan ginjal dalam amplitudo gema, pnyebaran
evaluasi gema penetrasi ke bagian ekogenitas hepar
dalam dari hati, dan penentuan dari akibat akumulasi
kejelasan struktur pembuluh darah di intraselular vakuola
hati  dinilai dengan 4 titik lemak.

dedicated program
Keterbatasan USG adalah
software post-processing
variabilitas intra dan inter-
observer substansial,
untuk menganalisis
amplitudo gema USG,
 
tergantung operator, sifat Gambar (1) Ultrasonografi evaluasi steatosis hati.
redaman, informasi A: Ultrasonog-raphy (US) gambar dari hati yang
kualitatif dari empat titik,
tekstur. normal, menunjukkan bahwa echogenicity hati pa-
sensitivitas 92,7% dan 100% dan spesifitas dari renchyma (L) dan korteks ginjal (K) adalah sama;
91% dan 92,5% dalam mendiagnosa steatosis citra AS dari hati steatotic, menunjukkan
hati ≥ 5% peningkatan echogenicity dari parenkim hati (L)
USG Untuk Evaluasi
Steatosis Hepatis

USG adalah teknik pencitraan yang didirikan untuk skrining subjek


beresiko NAFLD, mampu menerima sensitivitas dan spesifisitas
dalam mendeteksi steatosis hati sedang sampai parah. USG mudah
untuk dilakukan dan lebih murah daripada metode pencitraan
lainnya.
USG mungkin saat ini merupakan metode pencitraan yang paling
banyak digunakan untuk mendeteksi steatosis hati pada pasien
tanpa gejala dengan peningkatan enzim hati dan dicurigai NAFLD.
Evaluasi Steatosis
Hepatis

Evaluasi Steatosis hepatis dengan CT berdasarkan


nilai redaman pada parenkim hati, dievaluasi
sebagai Hounsfield Unit (HUs) dan tergantung
pada komposisi jaringan. Nilai redaman lemak
lebih rendah dibanding jaringan sekitar. Steatosis
menurunkan nilai redaman parenkim hepar (N = Figure 2 Computed tomography evaluation of hepatic steatosis
100 HUs) using computed tomography L-S index. A: Computed tomography (CT)
image of a normal liver, showing that its attenuation (65 HU) measured
Akurasi CT dalam mendiagnosa steatosis hati using regions-of-interest (white circles) was higher than that of the spleen
ditemukan dalam nilai redaman yang (50 HU), and the CTL-S value was 15 HU, which lies within the normal
bervariasi, CT cukup akurat untuk diagnosis reference range; B: CT image of a steatotic liver, showing hepatic
steatosis dari moderat sampai severe tapi tidak attenuation (10.5 HU) much lower than that of the spleen (51 HU), mak-
akurat untuk mendeteksi steatosis ringan ing the CTL-S value -40.5 HU, far below the normal reference range and
indicating moderate-to-severe hepatic steatosis.
Magnetic resonansi
untuk evaluasi
steatosis hati

Tidak seperti CT dan US, yang mengevaluasi steatosis hati melalui


parameter proxy (ekogenisitas dan redaman masing-masing), MRI dan MRS
dapat lebih langsung mengukur jumlah lemak hati. MRI dan MRS kedua
fraksinya mengukur proton density fat fraction (PDFF), didefinisikan
sebagai jumlah proton terikat lemak dibagi dengan jumlah semua proton
dalam hati, termasuk mereka yang terikat untuk lemak dan air.

MRS MRI
MR
Spektroskopi

MRS mengukur sinyal proton sebagai


fungsi dari frekuensi resonansi dan
menampilkan beberapa puncak di
lokasi yang berbeda sesuai dengan
struktur kimia proton dalam domain
frekuensi tersebut

Pada MRS spektrum hati, di mana lemak dan air paling banyak mengandung bahan proton,
sehingga sebagian besar puncak diidentifikasi berasal dari air dan lemak. Air muncul
sebagai puncak tunggal pada 4,7 ppm sedangkan lemak muncul sebagai beberapa puncak
selama munculnya berbagai ikatan kimia antara proton dan atom yang berdekatan dalam
lemak, misalnya, metilen (CH2) puncak pada 1,3 ppm dan puncak yang lebih kecil lainnya
di berbagai lokasi.
MRI

MRI menampilkan intensitas sinyal dari sebuah pixel citra sebagai jumlah
vektor dari semua sinyal dari lemak dan air. MRI menggunakan teknik CSI
(Chemical-shift Imaging) karena mudah dilakukandan memiliki akurasi yang
tinggi. Teknik CSI memisahkan sinyal MR ke dalam komponen air dan lemak
berdasarkan ciri fisik MR yang sama.
dari NASH dan
elastography

Steatosis hati dapat berkembang menjadi fibrosis


dan sirosis melalui perkembangan steatohepatis
(NASH), hal ini menjadi faktor risiko kematian yang
jelas untuk penderita sirosis hati dan penyakit hati
lain. Oleh karena itu, secara klinis penting untuk
mendiagnosis perkembangan steatohepatis pada
pasien dengan NAFLD. Mean Liver Stiffness Value : A. Simple Steatosis, B.
NASH

Secara umum, belum ditemukan pemeriksaan pencitraan yang akurat untuk mendiagnosis
NASH, biopsi hati adalah satu-satunya metode yang dapat diandalkan membedakan NASH dari
steatosis sederhana. Namun, muncul metode yang menjanjikan untuk mendiagnosis NASH.
Elastography US dan MR elastography mengevaluasi pengerasan hati dengan mengukur kecepatan
gelombang geser menggunakan (elastography US) atau MRI (MR elastography).
Kesimpulan

USG merupakan metode pencitraan dengan CT tidak akurat dalam mendeteksi steatosis hati
biaya efektif untuk skrining pasien beresiko ringan dan memiliki potensi bahaya radiasi,
NAFLD. USG memiliki sensitivitas dan sehingga tidak bisa digunakan sebagai
spesifisitas dalam mendeteksi steatosis hati pemeriksaan awal untuk menilai steatosis hati.
moderate sampai severe meskipun kurang Namun CT berguna sebagai metode pemeriksaan
akurat untuk diagnosis steatosis hati ringan untuk calon donor hati dan efektif dalam situasi
dan bergantungan pada operator. klinis tertentu

MRS metode imaging yang paling akurat digunakan US elastography dan MR elastography dapat
untuk mendiagnosa steatosis hati. MRI, jika dilakukan mendiagnosis fibrosis hati yang berhubungan
dan dianalisis dengan benar, sebanding dengan MRS, dengan NAFLD dan mungkin berperan dalam
dan lebih praktis. MRS dan MRI sangat akurat dalam mengidentifikasi NASH atau NAFLD pada
mengukur fatty liver dan dapat menggantikan biopsi hati pasien yang berisiko lebih besar terkena
penyakit hati yang progresif.
sebagai standar referensi untuk studi penelitian.
ALHAMDULILLAH
TERIMAKASIH

You might also like