You are on page 1of 13

ERGONOMI MAKRO

PENERAPAN METODE MEAD (MAKRO ERGONOMIC ANALYSIS


DESIGN) DI PT. AGRI FIRST INDONESIA

Luthfi Miftahur R 2514141043


Gerdy H Mandala Putra 2514141072
Mendefinisikan Subsistem Organisasi
1. Menentukan uraian visi dan misi dari PT. Agri First
Indonesia.
• Visi PT. Agri First Indonesia adalah menjadi produsen tepung terigu
dengan kualitas terbaik & mitra terbaik bagi pengguna tepung
terigu, dan bersama sama turut berperan dalam peningkatan dan
pembangunan gizi bangsa Indonesia.
• Misi PT. Agri First Indonesia:
a. Menjadi produsen tepung terigu dengan kualitas terbaik, halal
dan turut membantu keamanan pangan yang terjamin.
b. Inovasi terus menerus untuk menciptakan produk yang
sesuai dengan perkembangan pasar dan kebutuhan konsumen.
c. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia untuk
mengikuti perkembangan, perubahan dan inovasi tepung terigu di
masa sekarang dan akan datang.
d. Membangun gizi bangsa Indonesia dan meningkatkan
kesadaran masyarakat untuk menggunakan produk pangan yang
berkualitas.
2. Mendefinisikan Tipe Fasilitas Kerja dan Menetapkan
Tingkat Kinerja yang Dibutuhkan

• Meningkatkan produktivitas operator untuk memenuhi


kebutuhan konsumen.
• Menurunkan tingkat kelelahan operator yang dirasakan oleh
operator packing di PT. Agri First Indonesia.
• Meningkatkan kesejahteraan dan kenyamanan operator
packing di PT. Agri First Indonesia
3. Mendefinisikan Proses Kerja dan Analisis Kerja
Proses pembuatan tepung di PT. Agri First Indonesia terdiri dari
4 tahap yaitu intake, milling, mixing dan packing. Proses kerja
yang dianalisis adalah bagian packing. Operator bekerja pada
posisi berdiri yang disebabkan oleh design mesin. Nozle (tuas)
yang ditekan operator untuk mengisi tepung kedalam bag
terletak di bagian atas sehingga operator perlu berdiri dan
sedikit mengangkat lehernya untuk mengisi tepung.
Pekerjaan juga dilakukan dalam jangka waktu yang lama yaitu
lebih dari 8 jam per hari.
Grafik Persentase Keluhan Operator

• Gangguan gerakan pada bagian tubuh tertentu (kesulitan


menggerakan kaki, tangan atau leher).
• b. Menurunnya semangat, motivasi dan kenyamanan dalam bekerja.
• c. Dalam waktu lama dapat berisiko fatal seperti masalah peredaran
darah, stroke dan kerusakan pada sendi tulang belakang seperti
pinggul, lutut dan kaki.
4. Pengumpulan Data Varians

Penilaian dilakukan terhadap tubuh bagian kanan dan kiri


operator dengan menggunakan lembar penilaian Rapid
Entire Body Assesesment (REBA) Assessment Worksheet.
Faktor postur tubuh yang dinilai dibagi atas dua kelompok
utama atau grup yaitu grup A yang terdiri atas postur tubuh
kanan dan kiri batang tubuh A(trunk), leher (neck) dan kaki
(legs).
Sedangkan grup B terdiri atas postur tubuh kanan dan kiri dari
lengan atas (upper arm), lengan bawah (lower arm), dan
pergelangan tangan (wrist). Nilai skor di grup A dan grup B
selanjutnya dimasukkan ke tabel C hingga menghasilkan nilai
tabel C. Nilai skor REBA diperoleh dari penjumlahan nilai tabel
C dan nilai aktivitas
5. Menganalisis Peran Personel
Mengidentifikasi bagaimana variansi yang didapat dari langkah
sebelumnya dihubungkan dengan peran personel yang
bertanggung jawab pada unit kerja yang ada. Berdasarkan latar
belakang masalah yang diuraikan sebelumnya, dilakukan
wawancara terhadap shift leader packing dan kepala bagian
packing untuk dilakukan desain kursi kerja dengan spesifikasi
sebagai berikut:
6. Mengalokasikan Fungsi dan Penggabungan Desain
hasil wawancara terhadap personel PT. Agri First
Indonesia khususnya bagian packing, didapat 2 alternatif
spesifikasi fasilitas kerja yang akan dirancang. Setelah didapat
spesifikasi fasilitas kerja yang akan dirancang kemudian
dibuat perbandingan harga dari setiap alternatif
7. Menganalisis Persepsi dan Tanggung Jawab Stakeholder

Dari hasil wawancara terhadap manager produksi PT. Agri First


Indonesia maka dipilih alternatif II menjadi spesifikasi fasilitas
kerja untuk operator bagian packing PT. Agri First Indonesia.
Alasan dipilihnya alternatif II karena bahan yang digunakan
terbuat dari besi sehingga tahan lebih lama dan dibuat
adjustable agar bisa dikondisikan dengan desain mesin.
8. Mendesain Ulang dan Menggabungkan Subsistem

Setelah diperoleh spesifikasi yang akan digunakan untuk


perancangan produk, maka dapat dirancang fasilitas kerja yang
memiliki spesifikasi sebagai berikut :
a. Bentuk kursi : Kursi kaki tetap
b. Bahan rangka kursi : Besi
c. Bahan sandaran kursi : Kain
d. Bahan alas kursi : Kain
e. Tinggi kursi : Adjustable
f. Tinggi sandaran kaki : Adjustable
9. Usulan Rancangan Fasilitas Kerja
Dengan menggabungkan spesifikasi rancangan kursi yang
diperoleh dari metode Macroergonomic Analysis and Design
(MEAD) serta hasil perhitungan dimensi antropometri terhadap
operator maka dirancang suatu fasilitas kerja baru
10. Implementasi Penerapan MEAD
1. Penerapan metode macroergonomic analysis and design
pada PT. Agri First Indonesia merekomendasikan peningkatan
kenyamanan kerja pada operator. Pihak manajemen
perusahaan dan operator memandang perlu adanya
penambahan fasilitas kerja dan rancangannya dibuat dengan
prinsip adjustable agar terdapat kesesuaian dengan desain
mesin packing.
2. Fasilitas kerja yang diusulkan pada stasiun kerja packing di
PT. Agri First Indonesia adalah kursi kerja. Dengan
pendekatan antropometri didapat spesifikasi kursi kerja yaitu
ukuran lebar backrest 47,23cm, tinggi backrest 65,13cm,
panjang alas duduk sejajar dengan paha sebesar 44,96cm,
sedangkan tinggi kursi dan footrest dirancang dengan prinsip
disesuaikan (adjustable).
TERIMA KASIH

You might also like