Professional Documents
Culture Documents
Presentasi Geotek
Presentasi Geotek
Oleh:
FILOMENO DE DEUS GOMES
11.15.106
Kestabilan lereng pada batuan lebih ditentukan oleh adanya bidang-bidang lemah
yang disebut dengan bidang diskontinuitas, tidak demikian halnya dengan lereng-
lereng pada batuan. Adanya kegiatan penambangan, seperti penggalian pada suatu
lereng akan menyebabkan terjadinya perubahan besarnya gaya-gaya pada lereng
tersebut yang mengakibatkan terganggunya kestabilan lereng dan pada akhirnya
dapat menyebabkan lereng tersebut longsor.
• Bagaimana mengetahui jenis longsoran di lokasi penelitian?
• Bagaimana menentukan faktor keamanan jenjang di kuari tempat penelitian?
Rumusan • Bagaimana mencegah terjadinya longsoran pada jenjang di lokasi penelitian?
Masalah
• Untuk mengetahui jenis longsoran yang terjadi pada jenjang di lokasi penelitian
mengunakan stereonet (jarring Schmidt)
Tujuan • Untuk mengetahui faktor keamanan pada jenjang dengan metode Hoek and Bray
Penelitian • Untuk mengetahui cara pencegah longsoran pada jenjang di lokasi penelitian.
Pengukuran Orientasi
rekahan
Pengambilan data di
lapangan
Pengambilan Data
Geometri Lereng
Pengambilan Contoh
Batuan
Uji kuat tekan
Sifat mekanik
Uji Cepat Rambat
Gelombang
Pengujian Contoh Ultrasonik
Batuan di Laboratorium
Uji kuat geser
Sifat fisik
Hasil pengukuran dan analisis jurus dan kemiringan di lokasi penelitian
jenjang III, VII dan X yang masing-masing berjumlah 39, 21 dan 21 titik.
Distribusi sebaran titik kutub jurus dan kemiringan dari ketiga jenjang tersebut
memperlihatkan dua konsentrasi kutub yang mengambarkan kemungkinan
terbentuknya longsoran baji.
Pada jenjang III kordinat kutub A terletak pada N175E/590 dan kutub B
pada N208E/650
Pada jenjang VII kordinat kutub A terletak pada N164E/530 dan kutub B
pada N217E/730
Pada jenjang X kordinat kutub A terletak pada N0180E/780 dan kutub B
pada N265E/610
Pada jenjang III konrdinat arah longsor terdapat pada N261E/600
Pada jenjang VII konrdinat arah longsor terdapat pada N241E/510
Pada jenjang X konrdinat arah longsor terdapat pada N3361E/600
c ɸ γ γw ψf H
Jenjang FK Kondisi
Kg/cm2 0 Kg/cm3 Kg/cm3 0 m
43,0
III 0,29 2,76 0,22 70 12 0,46 longsor
5
27,2
VII 0,42 2,57 1,000 77 12 0,61 longsor
5
12,4
X 3,73 2,50 1,000 78 24 1,581 aman
6
Pengukuran jurus dan kemiringan retakan di jenjang V berjumlah 32 titik.
Kontur distribusi sebaran titik kutub jurus dan kemiringan untuk jenjang V di
lokasi penambangan memperlihatkan hanya ada satu konsentrasi kutub. Karena
hanya dapat satu titik kontribusi kutub terdapat. Maka bentuk longsoran yang
akan terjadi adalah longsoran bidang yang arah dan kemiringan N086E/480 di
jenjang V. Arah dan dan kemiringan luncuran batu andesit bila terjadi longsor
akan menuju ke N266E/480.
zw/z C/X C c Ψf Ψp γ γw ɸ FK
VII 0,42 77
27,25 2,57 1,000 6 1,021 kritis
Dari data pengukuran jurus dan kemiringan pada jenjang III, VII dan X yang
memplot mengunakan stereonet (jarring Schmidt) menunjukan bawha jernis
longsoran yang kemungkinan akan terjadi adalah longsoran baji, sedangkan di
jenjang V menunjukan bawha longsoran yang kemungkinan akan terjadi
longsoran adalah longsoran bidang.
Hasil analisis kemantapan lereng asli longsoran baji pada jenjang III dan VII
ketinggian yang sama 12 m dengan kemiringan yang berbeda 700 dan 770
menunjukan nilai FK yang longsor atau tidak aman adalah 0,46 dan 0,61 <
1,3, sedangkan hasil analisis pada jenjang X ketinggian 24 m dengan
kemiringan 780 menunjukan nilai FK yang aman adalah 1,581 > 1,3.
Untuk jenjang V dengan kondisi lereng di yang di asumsikan lihat pada
Gambar 5.9 dan Tabel 5.3
◦ Bila zw/z = 1 dan C/X = 0, maka diperoleh FK = 0,73
◦ Bila zw/z = 1 dan C/X = 2,75 maka diperoleh FK = 0,59
Dari hasil analisis kemantapan lereng longsoran baji pada jenjang III dan VII
yang menunjukan nilai FK yang longsor atau tidak aman, maka saya
memberikan suatu alternatif usulan untuk penggunaan geometri pada jenjang
III ketinggian 3 m dengan kemiringan 700 maka nilai FK adalah 1,10 dan
jenjang VII ketingian 6 m dengan kemiringan 770 maka nilai FK adalah 1.02.
Untuk mencegah terjadinya longsoran pada jenjang III tersebut maka tinggi
jenjang 12 m harus dikurangi menjadi 3 m dan jenjang VII tersebut maka
tinggi jenjang 12 meter harus dikurangi menjadi 6 m sehingga jenjang kedua
tersebur stabil.
Setelah saya memberikan usulan mengenai penggunaan geometri
jenjang, saya menyarankan bagi perusahaan untuk
mempertimbangkannya dan saya berharap usulan yang saya
berikan bisa mencegah terjadinya longsoran sehingga aktivitas
pada jenjang tersebut lebih aman.
SEKIAN
DAN
TERIMAKASIH
Komponen-komponen sudut dalam analisis kemantapan Sudut,o Sudut,o Sudut,o
No lereng baji jenjang III jenjang VII jenjang X