You are on page 1of 39

Fisika Matematika C 2022

Persamaan Laplace
& Aplikasi
M.Ridwansyah (21326251061)
Aida Nur Azki Utami (21326251062)
Janariani (22326251040)
01
Pengenalan
Laplace
Persamaan
Laplace
Persamaan Laplace digunakan untuk menyelesaikan masalah nilai awal suatu persamaan
differensial.
Persamaan
Laplace
Definisi

Transformasi Laplace dari adalah fungsi kompleks dari variabel kompleks dengan batas
[0,]

d
=d

=operator
= transformasi laplace dari f(t)
Persamaan
Laplace
Invers
Laplace

Definisi

Jika Transformasi Laplace dari F(t) adalah f(s) : L[F(t)]=f(s) maka F(t) disebut invers
Transformasi Laplace atau kebalikan dari Transformasi Laplace yang dinotasikan dengan

Contoh
02
Sifat-sifat
Sifat linear
Jika c 1 dan c 2 adalah sebarang konstanta, sedangkan F1 (t ) dan F2 (t ) adalah

fungsi-fungsi dengan transformasi-transformasi Laplace masing-masing f1 ( s )

dan f 2 ( s ) , maka:
L{c1 F1 (t )  c 2 F2 (t )}  c1 f 1 ( s )  c 2 f ( s )
Bukti:

L{c1 F (t ) c 2 F2 (t )}   e  st {c1 F1 (t )  c 2 F2 (t )}dt
0

 
  e c1 F1 (t )dt   e  st c1 F2 (t )dt
 st

0 0

p 
 c1  e  st
F1 (t )dt  c 2  e  st F2 (t )dt
0 0

 c1 f1 ( s )  c 2 f 2 ( s )
Sifat translasi atau pergeseran pertama
Jika L{F (t )}  f ( s ) maka L{e 2t F (t )}  f ( s  a )
Bukti Contoh:
`
1. Tentukan L{e 3t F (t )} jika L{F (t )}  f ( s )
Karena L{F (t )}   e  st F (t )dt  f ( s ) , maka
0 Menurut sifat 2 di atas, L{e at F (t )}  f ( s  a)
`
Maka L{e 3t F (t )}  f s  (3) 
L{e F (t )}   e  st e at F (t ) dt
at

0  f ( s  3)

  e ( s  a ) t F (t ) dt s
1. 2. Tentukan L{e 2t F (t )}, jika L{F (t )}  f  
0 a
 f (s  a) Menurut sifat 2 di atas, L{e at F (t )}  f ( s  a )

s  s 2
Karena L{F (t )}  f  , maka L{e 2t F (t )}  f  
a  a 
 s 2
 f  
a a
Sifat translasi atau pergeseran kedua
 F (t  a ), untuk t  a
Jika L{F (t )}  f ( s ) dan G (t )  
0, untuk t  a
maka
L{G (t )}  e  as f ( s )
Misal u = t-a maka t = u+a dan du = dt, sehingga
Bukti  

e F (t  a) dt   e  s (u  a ) F (u )du

 st

L{(G (t )}   e G (t )dt
 st
a 0
0

e
a   as  su
e F (u ) du
  e  st G (t )dt   e  st G (t )dt
0
0 a

a   e  as f (s )
  e  st (0)dt   e  st F (t  a )dt
0 a


  e  st F (t  a)dt
a
Sifat pengubahan skala
Jika L{F (t )}  f ( s) maka L{F (at )}  1 f  s 
a a
Bukti
Karena

L{F (t )}   e  st F (t )dt
0

maka

L{F (at )}   e  st F (at )dt
0

du
Misal u  at maka du  adt sehingga dt 
a
Sifat pengubahan skala

Menurut definisi L{F (at )   e  st F (at ) dt
0

 s
u   du
 e a
F (u )
0
a
s
1  u
  e  a  F (u )du
a

1 s
 f 
a a
Contoh:

Contoh: 6
1. Jika L{F (t )}   f (s)
( s  2) 3
6
1. Jika L{F (t )}   f ( s) 1 s
( s  2) 3 maka L{F (3t )}  f( )
3 3
1 s
maka L{F (3t )}  f( ) 
6
3 3 3
s 
3  2 
6 3 
 3
s  6.9
3  2  
3  ( s  6) 3
Transformasi Laplace dari turunan-
turunan
Jika L{F (t )}  f ( s ) maka L{F ' (t )}  sf ( s)  F (0)

Karena Karena L{F (t )}   e  st F (t )dt  f ( s ) , maka
0


L{F ' (t )}   e  st F ' (t )dt
0


  e  st dF (t )
0

p
  st 

  e F (t )   F (t )d (e  st ) 

 0 0

  F (0)  s  e  st F (t )dt
0

 sf ( s )  F (0)
Transformasi Laplace dari turunan-
turunan 2
Jika L{F ' (t )}  sf ( s )  F (0) maka L{F ' ' (t )}  s f ( s )  sF (0)  F ' ( s )
Bukti
 Dengan cara yang sama diperoleh
L{F ' ' (t )}   e  st F " (t )dt 
0
L{F ' ' ' (t )}   e  st F ' ' ' (t )dt
 0
  e  st d ( F ' (t )) 
0
  e  st d ( F ' ' (t ))
0
 

  e  st F ' (t )   F ' (t )d (e  st ) 
   

0
  e  st F ' ' (t )   F ' ' (t )d (e  st ) 
 0 
  st 

  e F ' (t )  s  F ' (t )e  st dt 

    st 

0
  e F ' ' (t )  s  e  st F ' ' (t )dt 

 e  st F ' (t )  s( sf ( s )  F (0))   0 

 s 2 f ( s )  sF (0)  F ' (0)   st 



 e F ' ' (t )  s e F ' (t )   F ' (t )d (e  st ) 
 st

 0 
 s 3 f ( s )  s 2 F (0)  sF ' (0)  F ' ' (0)
Transformasi Laplace dari turunan-
turunan
Dengan cara yang sama diperoleh

L{F ' ' ' (t )}   e  st F ' ' ' (t )dt
0


  e  st d ( F ' ' (t ))
0

  st 

  e F ' ' (t )   F ' ' (t )d (e  st ) 

 0 

  st 

  e F ' ' (t )  s  e  st F ' ' (t ) dt 
 0 

  st 

e  st
F ' ' (t )  s e F ' (t )   F ' (t )d (e  st ) 
 0 
 s 3 f ( s )  s 2 F (0)  sF ' (0)  F ' ' (0)
Transformasi Laplace dari turunan-
turunan
Akhirnya dengan menggunakan induksi matematika dapat ditunjukkan bahwa,
jika
L{F (t )}  f ( s)
maka
L{F ( n ) (t )}  sf ( s )  s n 1 F (0)  s n  2 F ' (0)  ...  sF ( n  2 ) (0)  F ( n 1) (0)
Tansformasi Laplace dari integral-integral
t  f (s)
Jika L{F (t )}  f ( s ) maka L  F (u )du  
0  s

Bukti:
t
Misal G (t )   F (u )du maka G ' (t )  F (t ) dan G (0)  0
0

Dengan mentransformasikan Laplace pada kedua pihak, diperoleh:


L{G ' (t )}  L{F (t )}
Contoh
 sL{G (t )}  G{0}  f ( s )
 t sin u 
1. Carilah L  du 
 sL{G (t )}  f ( s ) 0 u 
f ( s) sin t
 L{G (t )}  Misal F (t ) 
s t

t  f ( s) 1
Maka L{F (t )}  arctan
Jadi diperoleh L  F (u )du   s
0  s
Sehingga menurut sifat transformasi di atas
 t sin u  f ( s) 1 1
L  du    arctan
0 u  s s s
Perkalian dengan t
n dn n
Jika L{F (t )}  f ( s) maka L{t F (t )  (1) n
f ( s)  (1) f ( n ) ( s )
ds
Bukti.

Karena f ( s )   e  st F (t )dt maka menurut aturan Leibnitz untuk menurunkan
0

dibawah tanda integral, diperoleh:

d   st 

df
 f ' ( s )    e F (t ) dt 
ds ds  0 

  st
 e F (t )dt
0
s

   te  st F (t ) dt
0


   e  st {tF (t )}dt
0
df
  L{tF (t )} Jadi L{tF (t )}     f ' ( s)
ds
Perkalian dengan t
Contoh
1. Tentukan L{t sin at}
Jawab
a
L{sin at}  22
, maka menurut sifat perkalian dari pangkat t n
s a
diperoleh
d n f (s)
L{tF (t )}   1
n
, sehingga
ds n
d  a 
L{t sin at}  (1)  
ds  s 2  a 2 
2as

(s  a 2 ) 2
2
Sifat pembagian oleh t

 F (t ) 
Jika L{F (t )}  f ( s) maka L     f (u )du
 t  0
Bukti:
F (t )
Misal G (t )  maka F (t )  tG (t )
t
Dengan menggunakan definisi transformasi Laplace untuk kedua bagian,
d
maka diperoleh bentuk L{F (t )}  L{tG (t )} atau f ( s)   L{G (t )} atau
ds
dg
f (s)  
ds
Sifat pembagian oleh t
Selanjutnya dengan mengintegralkan diperoleh
dg
 f (s)   
ds
.

s
g ( s )    f (u )du


  f (u )du
s


 F (t ) 
Jadi L     f (u )du
 t  0
Transformasi Laplace Invers
Definisi
Jika transformasi Laplace suatu fungsi F(t) adalah f(s), yaitu jika L{F (t )}  f ( s)
maka F(t) disebut suatu transformasi Laplace Invers dari f(s). Secara simbolis
ditulis F (t )  L1{ f ( s )} . L1 disebut operator transformasi Laplace invers.
Contoh.
 1  1
  e maka L e  
2t 1 2t
1. Karena L 
s  2 s2

 s 
2. Karena L  2 1

  cos t 3e maka L cos t 3  2
s
s 3

 s  3
 1  sinh at  sinh at  1
3. Karena L  2 2 
 maka L1   2 2
s  a  a  a  s a
Transformasi Laplace Invers
Ketunggalan Transformasi Laplace Invers
Misal N(t) adalah suatu fungsi dan L{N(t)} = 0 maka L{F(t)+N(t)} = L{F(t)}
Dengan demikian dapat diperoleh dua fungsi yang berbeda dengan transformasi
Laplace yang sama.
Contoh
0 untuk t  1
F1 (t )  e 3t dan F2 (t )   3t
e untuk t  1
1
Mengakibatkan L1{F1 (t )}  L1{F2 (t )} 
s3
Transformasi Laplace Invers
Jika kita menghitung fungsi-fungsi nol, maka terlihat bahwa transformasi Laplace
invers tidak tunggal. Akan tetapi apabila kita tidak dapat memperhitungkan
fungsi-fungsi nol (yang tidak muncul dalam kasus-kasus fisika) maka ia adalah
tunggal. Hasilnya dinyatakan oleh teorema berikut.
Teorema Lerch
Jika membatasi diri pada fungi-fungsi F(t) yang kontinu secara sebagian-
sebagaian dalam setiap selang berhingga 0  t  N dan eksponensial berorde
untuk t > N, maka inversi transformasi laplace dari f(s) yaitu L1  f ( s)  F (t ) ,
adalah tunggal. Jika tidak ada pernyataan lainnya, maka kita selalu menganggap
ketunggalan di atas.
03
Aplikasi
Transformasi Laplace Invers
 Berdasarkan definisi di atas, dapat ditentukan transformasi Laplace invers beberapa
fungsi sederhana dibawah ini.
Nomor f(s) L1{ f ( x)}  F (t )
1. 1 1
s
2. 1 t
s2
3. 1 tn
n 1
, n  0,1,2,3,...
s n!
4. 1 e at
sa
5. 1
s  a2
2 sin at
a
6. s cos at
s  a2
2

7. 1 sinh at
s  a2
2
a
8. s cosh at
s  a2
2

9. s2  a2 t cos at
(s 2  a 2 ) 2
Aplikasi Transforamasi Laplace
 Aplikasi Transformasi Laplace Pada persamaan diferensial
Transformasi Laplace juga dapat digunakan untuk menentukan selesaian
persamaan diferensial dengan koefien variable. Khususnya persamaan diferensial
yang berbentuk x n Y ( n ) ( x) sehingga transformasi Laplace diperoleh
m
 m d 
Lx Y m ( n)

( x )  (1) m
L Y 
( n)
( x ) 

 ds 
Hal ini sesuai dengan sifat transformasi Laplace
dn
Jika L{F (t )}  f ( s ) maka L{t F (t )}   1 f ( s)   1 f
n n (n)
(s)
ds n
Aplikasi Transforamasi Laplace
 Aplikasi Transformasi Laplace Pada persamaan diferensial
Untuk jelasnya perhatikan beberapa contoh berikut
Tentukan selesaian persamaan diferensial
1) xY ' '2Y ' xY  0 dengan Y(0) = 1 dan Y(  )= 0
Jawab
Dengan transformasi Laplace pada masing-masing bagian persamaan
diperoleh:

LxY "2Y ' xY   L0


 LxY " L2Y ' LxY   0
d 2 d
 (1)1
ds
s y  sY (0)  Y ' (0) 2( sy  Y (0))  (1)1 ( y )  0
ds
d 2 d
 1
ds
 
s y  s  1  2( sy  1)  (1)1 ( y )  0
ds
 dy  dy
 2 sy  s 2  1  0  2( sy  1)  (1) 0
 ds  ds

 2sy  s 2 y '1  2 sy  2  y '  0

 ( s 2  1) y '  1
Aplikasi Transforamasi Laplace
 Aplikasi Transformasi Laplace Pada persamaan diferensial
 dy  dy
 2 sy  s 2  1  0  2( sy  1)  (1) 0
 ds  ds

 2 sy  s 2 y '1  2 sy  2  y '  0

 ( s 2  1) y '  1
1
 y'   2
( s  1)
1
Diperoleh y    2
ds   arctan s  C
( s  1)

Karena y  0 bila s   kita dapatkan c  , sehingga
2
 1
y  arctan s  arctan
2 s
 1  sin t
Akhirnya didapat Y  Larctan   , hal ini memenuhi Y(  ) =0
 s t
04
Aplikasi Transformasi
Laplace pada bidang mekanika
Contoh aplikasi

Sebuah massa m yang terikat pada sebuah ujung pegas yang ujung lainnya di O,
bergerak bebas di suatu bidang licin PQ. Bila X(t) menyatakan perpindahan sesaat dari
m pada saat t, dari kedudukan seimbang atau kedudukan diam maka pada m akan
bekerja gaya lenting sebesar –kX, dimana k adalah konstanta yang bergantung pada
pegas dan disebut konstanta pegas
Menurut Hukum Hooke yang didasarkan pada
eksperimen, menyatakan bahwa gaya lenting
yang bekerja pada sebuah pegas sebanding
dengan regangan atau simpangan pegas dari
kedudukan setimbang
gaya lenting dinyatakan =
Bila ada gaya luar tertentu F(t) yang
Berdasarkan hukum Newton gaya total yang bekerja, maka persamaan geraknya
bekerja pada m sebanding dengan laju sesaat, menjadi
perkalian massa dan percepatan
. . . . . (3)
Maka . ..
(1) Dengan mengunakan trasnformasi laplace
untuk memecahkan persamaan (1) (2) dan
Bila terdapat suatu gaya peredam yang sebanding (3) bergantung syarat awal yang sesuai
dengan laju sesaat dari m, persamaan geraknya dengan kajian fisika. Perpindahan x (t)
menjadi dapat ditemukan.
.....
(2)
Contoh Soal

Suatu partikel P bermassa 2 gram bergerak pada sumbu


X dan ditarik menuju titik asal O dengna suatu gaya yang
secara numerik sama dengan 8X. Bila ia mula-mula diam
di X=10. Carilah kedudukanya pada setiap saat dengan
menganggap
a) Tidak ada gaya-gaya lain yang bekerja
b) Suatu gaya peredam yang secara numerik sama
dengan 8 kali kecepatan sesaat bekerja
Penyelesaian
a) Bila x > 0, gaya total adalah kekiri (yaitu negatif) dan diberikan oleh -8X. Bila x
<0, gaya total adalah ke kanan (yaitu positif) dan harus diberikan oleh -8X, karena
kedua-duanya gaya total adalah -8x. Maka berdasarkan hukum Newton

Atau
Dengan menggunakan transformasi Laplace dengan menggunakan syarat-syarat awal

Dari Tabel Invers untuk tranformasi Laplace untuk


adalah cos 2t

Grafik dari Gerakan dapat dilihat dari gambar di


bawah, Amplitudo (pergeseran maksimum adalah
10, perioda adalah dan frekuensi adalah
b. Bila x > 0 dan dX/dt > 0, P di sebalah kanan O dan bergerak ke kanan,maka gaya peredam
bergerak ke kiri (yaitu negatif) dan harus diberikan oleh -8 dX/dt. Begitu pula bila x<0 dan dx/dt
<0, P di kiri sehingga bergerak ke kiri sehingga gaya peredam ke kanan (yaitu posiitif) dan harus
diberikan oleh -8 dX/dt untuk keadaan-keadaan X>0; dX/dt<0 dan x<0 dan dX/dt>0 maka
Dengan mengambil transformasi Laplace dari persamaan 2 dan dengna
menggunakan syarat-syarat awal kita peroleh
Jadi posisi setiap saat diberikan oleh persamaan grafik dari
x terhadap t dapat dilihat gambar di bawah
Terima Kasih 
Kelompok 7

You might also like