Professional Documents
Culture Documents
Oleh:
DADAN RUSMANA
rusmana_dadan@yahoo.com
Dosen:
PROF. DR. H. T. FUAD WAHAB
2
PROGRAM PASCASARJANA
KONSENTRASI ILMU PENDIDIKAN ISLAM (S3)
الماء من أسفل الحوض ويكون ذلك الماء أصفى وأدوم وقد يكون
أَ ْغ َزَر َ
وأكثر .فذلك القلب مثل الحوض ،والعلم مثل الماء ،وتكون
تنفجر َينَابِْي ُع العلم من داخله .فإن قلت :فكيف يتفجر العلم من
ذات القلب وهو خال عنه؟ فاعلم أن هذا من عجائب أسرار القلب
وال يسمح بذكره في علم المعاملة بل القدر الذي يمكن ذكره أن
المقربين
Contoh Pertama. Jika kita menggali sebuah kolam, maka ada dua
)kemungkinan cara untuk mendapatkan air dari kolam tersebut, yaitu 1
mengisikan air ke dalamnya dengan cara mengalirkan air sungai yang berada di
atasnya ke sana, atau 2) menggali dasar kolam dan mengangkat tanahnya sampai
pada sumber mata air, sehingga air akan memancar dari dasar kolam tersebut;
Dengan cara kedua ini akan diperoleh air yang lebih bersih (murni) dan permanent
(terus menerus), bahkan dalam jumlah yang melimpah dan lebih banyak.
Demikianlah hati itu ibarat kolam dan ilmu itu ibarat air, sedangkan panca
indera ibarat sungai. Adakalanya ilmu dapat dimasukkan ke dalam hati dengan
perantaraan sungai “indera”, dan melalui i’tibar (mencari esensi/hakikat) obyek
yang diinderanya, sehingga penuhlah hati tersebut dengan ilmu. Adakalanya
sungai itu dapat dibendung (dibersihkan) dengan khalwat, ‘uzlah, menundukkan
pandangan, dan menuju (mengkonsentrasikannya) ke lubuk hati dengan
mensucikannya dan mengangkat berbagai tingkatan tabirnya, sehingga
memancarlah mata air ilmu dari dalam hati. Jika anda bertanya, bagaimana
mungkin ilmu memancar dari dalam hati, sedangkan ia tak berisi ilmu?
Ketahuilah, bahwa ini termasuk salah satu keajaiban rahasia hati, yang "sulit"
(tabu) untuk dibicarakan dalam ilmu mu’amalah. Sekedar yang dapat disebutkan
ialah bahwa hakikat sesuatu itu telah ditulis (tergambar) dalam al-Lauh al-
Mahfudz, bahkan juga dalam hati malaikat muqarrabin.
والعالم الذي خرج إلى الوجود،إلى الوجود على وفق تلك النسخة
ولو انعدمت السماء وارض وبقي هو في،خياله حتى كأنه ينظر إليها
Lauh al-
Maket (Patron) Mahfudz
Alam imajinasi
Hati
حجمه ا بحيث تنطب ع ص ورة الع الم والس موات واألرض على اتس اع
،ثم منه وجود في القلب فإنك أبداً ال تدرك إال ما هو واصل إليك
Hal berikut juga merupakan ke-luar biasa-an hikmah dan karunia Allah
yang dilimpahkan kepada makhluk-Nya. Bola mata anda misalnya, yang dicipta
dalam ukuran yang relatif kecil, ternyata mampu menangkap gambar (wujud)
langit dan bumi yang berada dalam alam indera berjalan menuju dunia khayal.
Lalu dari dunia khayal menuju ke hati. Maka Anda tak akan dapat melihat dan
menjangkau sesuatupun kecuali yang telah sampai kepada Anda.
فلو لم يجعل للعالم كله مثاالً في ذاتك لما كان لك خبر مما يباين
من النظر إليها وتارة من النظر إلى الماء الذي يقابل الشمس
عن مطالعة اللوح المحفوظ كما أن الماء إذا اجتمع في األنهار منع
" وقال صلى اهلل عليه وسلم " سبق المفردون " قيل ومن المفردون يا رسول اهلل؟ قال
المتنزهون بذكر اهلل تعالى وضع الذكر عنهم أوزارهم فوردوا القيامة خفاف اً " ثم قال في
وص فهم إخب اراً عن اهلل تع الى فق ال " ثم أقب ل ب وجهي عليهم أت رى من واجهت ه ب وجهي
أول ما أعطيهم أن أقذف النور في:يعلم أحد أي شيء أريد أن أعطيه؟ ثم قال تعالى
2
قلوبهم فيخبرون عني كما أخبر عنهم
“Orang-orang yang menyendiri telah mendahului. Beliau ditanya: Siapa
gerangan mereka itu, Ya Rasulullah? Beliau menjawab: “Mereka adalah
orang-orang yang bertamasya (asyik) dengan berdzikrullah. Dzikir mereka
dapat membatalkan dosa-dosa mereka. Maka mereka datang pada hari
kiamat nanti dalam keadaan ringan.” Kemudian beliau bersabda tentang
ciri-ciri (identitas) mereka menurut informasi yang diterima dari Allah.
“Lalu Aku menghadapkan wajah-Ku ke arah mereka” (Seraya bertanya):
“Apakah engkau tahu siapakah orang yang Aku hadapi? Orang akan
mengetahui apa gerangan yang hendak Ku-berikan kepadanya.” Allah
lalu berfirman: “Pertama-tama yang akan Ku-berikan kepada mereka
adalah bahwa Aku akan melemparkan cahaya dalam hati mereka.
Sehingga mereka mampu memberikan informasi tentang diri-Ku,
sebagaimana Aku dapat memberikan informasi tentang diri mereka.”
2
Takhrij Hadits: (Hadits ini diriwayatkan oleh Muslim dari hadits Abu Hurairah yang telah
diringkas permulaannya, sebab ada yang meriwayatkan dengan bunyi: “Dan siapakah orang-orang
yang menyendiri tersebut? Beliau menjawab; “Mereka adalah orang-orang yang banyak mengingat
Allah baik lelaki maupun perempuan,” sementara Al-Hakim meriwatkan dengan bunyi; “Mereka
adalah orang-orang yang bernafsu untuk mengingat Allah.” Dan ia berpendapat bahwa hadits
tersebut shahih menurut criteria Bukhari dan Muslim. Sedangkan Al-Baihaqi menambahkan dalam
kitab Asy-sya’b dengan tambahan sebagai berikut; “Dan dzikir meletakkan beban mereka sehingga
mereka kelak pada hari kiamat dating dengan ringan (tanpa beban dosa).” Dan begitu juga halnya
Tabrani, ia meriwayatkan dalam kitab Al-Mu’jam al-Kabir dengan bunyi yang sama dari hadits
Abu Darda; dengan tanpa penambahan yang telah disebutkan oleh sang pengarang pada bagian
akhir. Dan keduanya dianggap dla’if.
ومدخل هذه األخبار هو الباب الباطن
Adapun saluran bagi masuknya informas-informasi (di dunia dan akhirat)
ini adalah melalui pintu batin.
فإذا الفرق بين علوم األولياء واألنبياء وبين علوم العلماء والحكماء
وعلم الحكم ة يت أتى من أب واب الح واس المفتوحة،ع الم الملك وت
.العالمين
وعم ل األولي اء :ف إن العلم اء يعمل ون في اكتس اب نفس العل وم
واجتالبه ا إلى القلب ،وأولي اء الص وفية يعمل ون في جالء القل وب
المل وك بحس ن ص ناعة النقش والص ور فاس تقر رأي المل ك على أن
يس لم إليهم ص فة لينقش أهل الصين منها جانب اً وأهل الروم جانبي اً
ويرخى بينهم حجاب يمنع اطالع كل فريق على اآلخر ففعل ذلك،
أه ل ال روم ادعى أه ل الص ين أنهم فرغ وا أيض اً فعجب المل ك من
بمزيد التقصيل
Diceriterakan bahwa pernah sekelompok orang Cina dan orang Romawi
menghadap seorang raja. Keduanya saling membanggakan diri tentang keindahan
ukiran dan lukisan mereka. Akhirnya sang raja memutuskan untuk menyediakan
sebuah ruangan kepada mereka, agar masing-masing melukis pada dinding yang
telah disediakan. Tabir pun dipasang agar masing-masing tidak dapat melihat satu
sama lain. Setelah segala sesuatunya siap, orang-orang Romawi mengumpulkan
zat-zat perwarna yang sebaik-baiknya sebanyak-banyak mungkin. Sedangkan
orang-orang Cina masuk tanpa membawa zat perwarna, seraya (hanya)
membersihkan dan mengkilapkan dinding yang disediakan. Pada waktu orang
Romawi melaporkan bahwa tugasnya telah selesai, pada waktru itu juga orang
Cina melaporkan hal yang serupa. Sang raja keheranan, bagaimana mungkin
orang Cina dapat menyelesaikannya tanpa zat perwarna sedikit pun. Lalu ditanya;
“Bagaimana kalian dapat menyelesaikan pekerjaan ini tanpa perwarna.” Mereka
menjawab; “Jika anda ingin mengetahui misteri ini, tolong angkatlah tabir ini.”
Maka merekapun mengangkatnya. Ketika itu pula kehebatan hasil karya orang
Romawi tampak cemerlang pada dinding orang Cina, bahkan lebih berkilau dan
mengikat. Sebab dinding orang Cina tersebut ternyata dapat berfungsi sebagai
cermin yang mengkilap yang mampu memantulkan bayangan dengan sangat
sempurna (yakni, lukisan yang terpampang pada dinding orang Cina, yang berupa
pantulan lukisan orang Romawi lebih cemerlang daripada lukisan aslinya–pent.)
لقبول نفس العلم فال غنى به عنه وال سعادة ألحد إال بالعلم
Adapun materi ilmu yang berhasil dicapai, serta kejernihan hati dan
kesiapannya menerima materi ilmu yang berhasil ia miliki, tidaklah terlepas dari
peran iman (mukmin). Maka tiada kebahagiaan bagi seseorang kecuali dengan
ilmu dan ma’rifah. Sebagian kebahagiaan lebih mulia dari sebagian yang lain.
Seperti halnya tiada orang kaya kecuali dengan harta benda. Maka pemilik dirham
adalah kaya, pemilik segudang simpanan adalah kaya. Tetapi kebahagiaan mereka
berbeda, sesuai dengan perbedaan ma’rifah dan iman mereka; sama halnya dengan
perbedan tingkatan kaya setiap orang sangat tergantung kepada jumlah
kepemilikan harta.
فالمع ارف أن وار وال يس عى المؤمن ون إلى لق اء اهلل تع الى إال
بأنوارهم
Ilmu-ilmu ma’rifah ibarat sinar yang bercahaya. Dan orang-orang mukmin
tidak mampu menemui Allah kecuali dengan cahaya tersebut. Allah swt.
Berfirman”
tö /ÏSÏZ»yJ÷r'Î/u r NÍkÉ÷r& û÷üt/ NèdâqçR 4Ótëó¡o
“…cahaya mereka bersinar di hadapan dan di sebelah kanan mereka” 3
" وقد روي في الخبر " أن بعضهم يعطى نوراً مثل الجبل وبعضهم أصغر حتى يكون
آخرهم رجالً يعطى نوراً على إبهام قدميه فيضيء مرة وينطفئ أخرى فإذا أضاء قدم
ومرورهم على الص راط على قدر نورهم فمنهم من يمر،قدميه فمشى وإذا طفئ قام
ً والذي أعطي نورا،كانقضاض الكواكب ومنهم من يمر كالفرس إذا اشتد في ميدانه
على إبهام قدمه يحبو حبواً على وجهه ويديه ورجليه يجر يداً ويعلق أخرى ويصيب
لرجح؛ فإنما أحاد العوام نوره مثل نور الس راج وبعضهم نوره كنور
وإيم ان األنبي اء، وإيم ان الص ديقين كن ور القم ر والنج وم،الش مع
.العارفين
4
Diriwayatkan oleh Thabrani dan Al-Hakim dari hadits Ibnu Mas’ud. Hadits ini shahih menurut
kriteria Bukhari dan Muslim.
Dari riwayat ini tampak perbedaan tingkat keimanan seseorang. Maka
sekiranya iman Abu Bakar ditimbang dengan iman manusia seluruhnya, kecuali
para nabi dan para rasul, niscaya imannya masih lebih berat. Sama halnya dengan
perkataan orang, “jika sekiranya cahaya matahari ditimbang dengan cahaya
seluruh lampu yang ada, niscaya matahari lebih berat. Cahaya iman orang yang
awam bagaikan cahaya sebuah lampu, dan sebagiannya seperti cahaya lilin.
Cahaya iman para shiddiqin seperti cahaya bulan dan bintang, sedangkan cahaya
iman para nabi dan rasul bagaikan cahaya matahari.” Jika cahaya matahari mampu
menyingkap gambar (wujud) ufuk bumi dengan keluasan areanya, dan cahaya
lampu hanya mampu menerangi sudut rumah yang sempit, maka demikian pulalah
perbedaan tingkat kelapangan dada dengan ma’rifah dan penyingkapan keluasan
alam malakut bagi hati para ‘arifin.
“Pada hari kiamat nanti akan dikatakan, “Keluarkanlah dari neraka orang
yang memiliki iman sekalipun hanya seberat biji jagung, bahkan separoh
berat itu, bahkan seperempat berat ini. Dan seberat biji gandum, dan
seberat biji sawi.”5
كل ذلك تنبيه على تفاوت درجات اإليمان وأن هذه المقادير
5
Muttafaq ‘alaih dari hadits Abu Said, tetapi tanpa kata-kata; seberat jagung.
إذ لو دخل ألمر بإخراجه أوالً وأن،على مثقال فإنه ال يدخل النار
وكذلك قوله صلى اهلل عليه وسلم " ليس شيء خيراً من ألف
مثله إال اإلنسان المؤمن إشارة إلى تفضيل قلب العارف باهلل تعالى
قوله صلى اهلل عليه وسلم " ليس شيء خيراً من ألف مثله إال اإلنسان المؤمن
“Tidak ada sesuatu yang lebih baik dari seribu semisalnya kecuali orang
Mukmin.”6
وجل " يرفع اهلل الذين آمنوا منكم والذين أوتوا العلم درجات
ف أراد ههن ا بال ذين آمن وا ال ذين ص دقوا من غ ير علم وم يزهم عن
وفس ر ابن عب اس رض ي اهلل عنهم ا قول ه تع الى " وال ذين أوت وا
العلم درج ات " فق ال يرف ع اهلل الع الم ف وق الم ؤمن بس بعمائة درجة
“Sebagian besar penghuni surga itu adalah orang-orang pandir. Dan surga
‘illiyun itu adalah untuk orang-orang yang berakal.”7
" وقال صلى اهلل عليه وسلم " فضل العالم على العابد كفضلي على أدنى رجل من أصحابي
" وفي رواية " كفضل القمر ليلة البدر على سائر الكواكب
7
Telah disebutkan pada pembahasan terdahulu tanpa penambahan (yang bergaris bawah-penj.)
yang tidak diketahui sumbernya.
8
Diriwayatkan Turmudzi dari hadits Abu Umamah dan dianggap shahih. Hadits ini telah
disebutkan dalam pembahasan terdahulu, berikut riwayatnya.
فبهذه الشواهد يتضح لك تفاوت درجات أهل الجنة بحسب
كنظر الغني الذي يملك عشرة دراهم إلى الغني الذي يملك األرض