You are on page 1of 20

http://1001hadits.blogspot.com/p/kitaabun-nikah.

html

KITAABUN NIKAH
1. Anjuran menikah dan larangan membujang
1. Anjuran menikah dan larangan membujang
Firman Allah SWT :

1:

Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telahmenciptakan kamu dari diri ya
ng satu, dan daripadanya Allahmenciptakan isterinya; dan daripada keduanya Allahmemperke
mbang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak.Dan bertakwalah kepada Allah
yang dengan (mempergunakan)nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharal
ah)hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga danmengawasi kamu. [QS. AnNisaa : 1]






21: .

Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakanuntukmu isteri-isteri dari jenis
mu sendiri, supaya kamu cenderungdan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya dianta
ramurasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itubenar-benar terdapat tanda
-tanda bagi kaum yang berfikir. [QS.Ar-Ruum : 21]



.










38:
Dan sesungguhnya Kami telah mengutus beberapa Rasul sebelumkamu dan Kami memberikan
kepada mereka isteri-isteri danketurunan. [QS. Ar-Rad : 38]














: .










32

Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian diantara kamu, danorang-orang yang layak (berk
awin) dari hamba-hamba sahayamuyang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan.
Jikamereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. Dan
Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.[QS. An-Nuur : 32]









. 74:






Dan orang-orang yang berdoa,
Ya Tuhan kami, anugerahkanlahkepada kami istriistri kami, dan keturunan kami sebagai penyenanghati kami, dan jadikanlah kami imam bagi ora
]ng-orang yangbertaqwa. [QS. Al-Furqaan : 74
Hadits Rasulullah SAW :








.







.



Dari Ibnu Masud, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda,
Hai parapemuda, barangsiapa diantara kamu yang sudah mampu menikah,maka nikahlah, kar
ena sesungguhnya nikah itu lebih dapatmenundukkan pandangan dan lebih dapat menjaga ke
maluan.
Danbarangsiapa yang belum mampu, maka hendaklah ia berpuasa,karena berpuasa itu baginy
]a (menjadi) pengekang syahwat. [HR.Jamaah

Dan Saad bin


Abu Waqqash ia berkata,
Rasulullah SAW pernahmelarang Utsman bin Madhun membujang dan kalau sekiranyaRasul
]ullah mengijinkannya tentu kami berkebiri. [HR. Ahmad,Bukhari dan Muslim













:
.







:





.
.






:


.





.
















.






.




.

Dari Anas bin Malik RA, ia berkata : Ada sekelompok orang datangke rumah istri-istri Nabi SAW
, mereka menanyakan tentang ibadahNabi SAW. Setelah mereka diberitahu, lalu mereka meras
a bahwaamal mereka masih sedikit. Lalu mereka berkata,
Dimanakedudukan kita dari Nabi SAW, sedangkan Allah telah mengampunibeliau dari dosadosa beliau yang terdahulu dan yang kemudian.Seseorang diantara mereka berkata,
Adapun saya, sesungguhnyasaya akan shalat malam terus.
Yang lain berkata,
Saya akanpuasa terus-menerus.
Yang
lain lagi berkata,
Adapun saya akanmenjauhi wanita, saya tidak akan kawin selamanya. KemudianRasulullah S
AW datang kepada mereka dan bersabda,
Apakahkalian
yang tadi mengatakan demikian dan demikian ?. Ketahuilah,demi Allah, sesungguhnya aku ada
lah orang yang
paling takutkepada Allah diantara kalian, dan orang yang
paling bertaqwakepada Allah diantara kalian. Sedangkan aku berpuasa dan berbuka,shalat dan
tidur, dan aku mengawini wanita. Maka barangsiapa yangmembenci sunnahku, bukanlah dari g
olonganku. [HR. Bukhari, danlafadh ini baginya, Muslim dan lainnya]


:













.
.
:






:







:






.

.









Dan dari Anas, bahwasanya ada sebagian shahabat Nabi SAW


yangberkata,
Aku tidak akan kawin. Sebagian lagi berkata,
Aku akanshalat terusmenerus dan tidak akan tidur.
Dan sebagian lagiberkata,
Aku akan berpuasa terusmenerus. Kemudian hal itusampai kepada Nabi SAW, maka beliau bersabda,
Bagaimanakahkeadaan kaum itu, mereka mengatakan demikian dan demikian ?.Padahal aku
berpuasa dan berbuka, shalat dan tidur, dan akupunmengawini wanita. Maka barangsiapa yang
tidak menyukaisunnahku, bukanlah dari golonganku. [HR. Ahmad, Bukhari danMuslim]

















}








{ 38: .



Dari Qatadah dari Hasan dari Samurah, bahwa sesungguhnya NabiSAW melarang membujang,
dan Qatadah membaca ayat,
Dansesungguhnya Kami telah mengutus beberapa Rasul sebelum kamudan Kami memberika
n kepada mereka isteri-isteri dan keturunan. (Ar-Rad : 38). [HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah]




. .

Dari Anas RA, bahwasanya Rasulullah SAW telah bersabda,


Barangsiapa yang
Allah telah memberi rezqi kepadanya berupa istriyang shalihah, berarti Allah telah menolongny
a pada separoagamanya. Maka bertaqwalah kepada Allah untuk separo sisanya.[HR. Thabrani
di dalam Al-Ausath, dan Hakim. Hakim berkata, Shahih sanadnya]


.









Dan dalam riwayat Baihaqi disebutkan, Rasulullah SAW bersabda,
Apabila seorang hamba telah menikah, berarti dia telahmenyempurnakan separo agamanya,
maka hendaklah dia bertaqwakepada Allah pada separo sisanya.

2. Sifat wanita yang dianjurkan untuk dipinang


2. Sifat wanita yang dianjurkan untuk dipinang

.








.

Dari
Abu Hurairah dari Nabi SAW, beliau bersabda,
Wanita itudinikahi karena empat hal : karena hartanya, karena keturunannya,karena kecantika
nnya dan karena agamanya. Maka pilihlah wanitayang beragama,
(jika tidak) maka celakalah kamu. [HR. Jamaahkecuali Tirmidzi]





:








.






Dan dari Jabir RA, bahwasanya Nabi SAW bersabda,


Sesungguhnya wanita itu dinikahi karena agamanya, hartanya dankecantikannya. Maka henda
klah engkau (memilih) wanita yangberagama,
(jika tidak) celakalah kamu. [HR.
Muslim dan Tirmidzi.Tirmidzi mengesahkannya]


:


.


Dari Anas, bahwa sesungguhnya Nabi SAW memerintahkanmenikah dan melarang membujang
dengan larangan yang keras,dan beliau pun bersabda,
Nikahilah wanita yang penyayang lagiyang bisa memberi keturunan yang banyak, karena sesu
ngguhnyaaku bangga dengan banyaknya kalian di hadapan Nabi-nabi padahari qiyamat. [HR.
Ahmad]




:



:










.


.

:




Dari Maqil bin Yasar, ia berkata : Seorang laki-laki menghadap NabiSAW lalu ia bertanya,
Sesungguhnya aku telah jatuh cinta kepadaseorang perempuan bangsawan lagipula cantik, tet
api ia mandul,apakah aku boleh mengawininya ?. Beliau bersabda,
Jangan.Kemudian lakilaki itu datang lagi kedua kalinya, tetapi Nabi SAWtetap melarangnya. Kemudian ia datang lagi
ketiga kalinya, lalubeliau bersabda,
Kawinilah wanita yang penyayang dan bisamemberi keturunan yang banyak, karena sesunggu
hnya akubangga dengan banyaknya kalian dari ummat-ummat lain.
[HR.
AbuDawud dan Nasai]




:









:



. :




Dari Jabir, bahwa sesungguhnya Nabi SAW pernah bersabdakepadanya,
Hai Jabir, kamu mengawini seorang gadis atau janda?. Jabir menjawab,
Janda. Lalu Nabi SAW bersabda,
Mengapakamu tidak mengawini gadis saja, sehingga kamu dapat bercandadengannya dan dia
pun dapat bercanda denganmu ?. [HR. Jamaah]

3. Larangan meminang pinangan orang lain


3. Larangan meminang pinangan orang lain










:


















.








Dari
Uqbah bin
Amir, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda,
Orang mukmin itu saudara orang mukmin yang
lain, maka tidakhalal bagi seorang mukmin menawar atas tawaran saudaranya, dantidak boleh i
a meminang atas pinangan saudaranya sehinggasaudaranya itu meninggalkannya.
[HR.
Ahmad dan Muslim]

Dan dari Ibnu Umar RA sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda,


Tidak boleh seseorang meminang atas pinangan saudaranyasehingga peminang sebelumnya i
tu meninggalkan atau memberi ijinkepadanya. [HR. Ahmad, Bukhari dan Nasai]

4. Kebolehan melihat pinangan


4. Kebolehan melihat pinangan



:












.




Dari Mughirah bin Syubah, sesungguhnya ia pernah meminangseorang wanita, lalu Nabi SAW
bersabda,
Lihatlah dia, karenasesungguhnya hal itu lebih menjamin untuk melangsungkanhubungan kam
u berdua. [HR. Khamsah kecuali Abu Dawud]


:




:














.
Dari Jabir, ia berkata : Aku pernah mendengar Nabi SAW bersabda,
Apabila salah seorang diantara kamu meminang seorang wanitakemudian ia dapat melihat seb
agian apa yang
(bisa) mendorongnyauntuk menikahinya, maka kerjakanlah.
[HR.
Ahmad dan AbuDawud]

:




















.

Dari Musa bin Abdillah dari Abi Humaid atau Humaidah, ia berkata :Rasulullah SAW bersabda,
Apabila salah seorang diantara kamumeminang seorang wanita, maka tidaklah berdosa meliha
tnya,apabila melihatnya itu semata-mata untuk meminangnya meskipunwanita itu sendiri tidak
mengerti. [HR. Ahmad]




:

:








.



Dari
Abu Hurairah, ia berkata : Ada seorang lakilaki yang meminangseorang wanita lalu Nabi SAW bersabda,
Lihatlah dia, karenasesungguhnya pada mata orang-orang Anshar itu ada sesuatu(sipit). [HR.
Ahmad dan Nasai]




:








:



















.



Dari Muhammad bin Maslamah, ia berkata : Aku pernah mendengarRasulullah SAW bersabda,
Apabila Allah
Azza wa Jalla telahmemantapkan di hati seseorang (keinginan) meminang seorangwanita, mak
]a ia tidak berdosa untuk melihatnya. [HR. Ahmad danIbnu Majah

5. Wali meminta persetujuan pada wanita yang akan


dinikahkan


:



:

Dari Ibnu Abbas, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda,


Janda itulebih berhak atas dirinya dari pada walinya, sedang gadis dimintaidzinnya dan idzinny
]a adalah diamnya. [HR. Jamaah kecualiBukhari



:
.

Abu Dawud dan Nasai(dikatakan),

Dan dalam riwayat lain oleh Ahmad,


Muslim,
Dan gadis dimintai idzinnya oleh ayahnya.















.




.

Dari Khansa binti Khidam Al-Anshariyah, bahwa ayahnya telahmengawinkannya, sedang ia se


orang janda, tetapi ia tidak menyukaiperkawinan itu, lalu ia datang kepada Rasulullah SAW, ma
]kaRasulullah SAW membatalkan pernikahannya itu. [HR. Jamaahkecuali Muslim

:

:

. :




.

:


Dari
Abu Hurairah RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda,
Seorang janda tidak (boleh) dinikahkan sehingga ia diajakmusyawarah, dan seorang gadis tida
k (boleh dinikahkan) sehinggadimintai idzinnya. Mereka bertanya,
]Ya Rasulullah, lalu bagaimanaidzinnya ?. Rasulullah SAW menjawab, Ia diam. [HR. Jamaah





:

:



:




.
:



.
.
:



Dari
Aisyah RA ia berkata : Aku pernah bertanya,
Ya Rasulullah,apakah wanitawanita itu (harus) diminta idzinnya dalam urusanperkawinan mereka ?. Beliau menjawab,
Ya. Aku bertanya (lagi),
Sesungguhnya seorang gadis (apabila) diminta idzinnya ia malu dandiam. Rasulullah SAW m
enjawab, Diamnya itulah idzinnya. [HR. Ahmad, Bukhari, dan Muslim]


:
:


:

.

.
.







:

Dan dalam riwayat lain, Aisyah berkata : Rasulullah SAW bersabda,


Gadis itu diminta idzinnya. Aku bertanya,
Sesungguhnya gadis itubila diminta idzinnya, ia malu. Beliau bersabda,
Idzinnya adalahdiamnya. [HR. Ahmad, Bukhari dan Muslim]




.





.

Dari
Abu Hurairah, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda,
Gadisyatim diajak musyawarah tentang urusan dirinya, kemudian jika iadiam maka itulah idzin
nya, tetapi jika ia menolak maka tidak adapaksaan atasnya. [HR. Khamsah kecuali Ibnu Majah]

Dari Ibnu Abbas, sesungguhnya ada seorang gadis datang kepadaRasulullah SAW, lalu ia men
erangkan bahwa ayahnya telahmenikahkannya, sedang ia tidak suka. Lalu Nabi SAWmenyuruh
nya untuk memilih. [HR. Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Majahdan Daruquthni]

6. Tidak ada nikah tanpa wali


6. Tidak ada nikah tanpa wali


:

.








Dari
Abu Musa RA dari Nabi SAW, beliau bersabda,
Tidak adanikah melainkan dengan (adanya) wali. [HR. Khamsah kecualiNasai]







:











.
















.





Dari Sulaiman bin Musa dari Zuhri dari Urwah dari Aisyah,sesungguhnya Nabi SAW bersabda,
Siapa saja wanita yangmenikah tanpa idzin walinya maka nikahnya batal, maka nikahnyabatal,
maka nikahnya batal. Kemudian jika (suaminya) telahmencampurinya, maka bagi wanita itu ber
hak memperoleh maharsebab apa yang telah ia anggap halal dari mencampurinya.Kemudian ji
)ka mereka (wali-walinya) berselisih, maka penguasa(hakimlah
yang menjadi walinya. [HR. Khamsah kecuali Nasai].

.









.








Dari
Aisyah bahwasanya Nabi SAW bersabda,
Tidak ada nikahmelainkan dengan (adanya) wali, dan siapasaja wanita yang nikahtanpa wali m
aka nikahnya batal, batal, batal. Jika dia tidak punyawali, maka penguasa (hakimlah) walinya w
]anita yang tidak punyawali. [HR. Abu Dawud Ath-Thayalisi

:

:

















.




Dari
Abu Hurairah RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda,
Janganlah wanita menikahkan wanita dan janganlah wanitamenikahkan dirinya sendiri, karena
]wanita pezina itu ialah yangmenikahkan dirinya sendiri. [HR. Ibnu Majah dan Daruquthni















.



.



Dari Ikrimah bin Khalid, ia berkata,
Pernah terjadi di jalan penuhkendaraan. Ada seorang janda diantara mereka menyerahkanuru
san dirinya kepada seorang laki-laki yang bukan walinya, lalu laki-laki itu menikahkannya. Kem
udian sampailah hal itu kepada Umar,lalu Umar menjilid (mendera) orang yang menikah dan ya
]ngmenikahkannya serta membatalkan pernikahannya. [HR. Syafii danDaruquthni











:








.








Dari Asy-Syabi ia berkata,
Tidak ada seorang pun diantarashahabat Nabi SAW
yang
paling keras (tindakannya) terhadappernikahan tanpa wali daripada Ali, ia memukul (pelakunya)
. [HR.Daruquthni]
Keterangan :
Dari hadits-hadits diatas menunjukkan harus adanya wali dalampernikahan. Namun ada juga ul
ama yang berpendapat bahwa wali itubukan merupakan suatu keharusan.

7. Saksi dalam pernikahan


7. Saksi dalam pernikahan














.


Dari
Imran bin Hushain dari Nabi SAW beliau bersabda,
Tidak adanikah melainkan dengan wali dan dua saksi yang adil. [HR. Ahmad bin Hanbal]



:

:












Dari
Aisyah, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda,
Tidak adanikah melainkan dengan wali dan dua orang saksi yang adil,kemudian jika mereka b
erselisih, maka penguasa (hakim)-lah yangmenjadi wali bagi orang yang tidak punya wali.
[HR. Daruquthni]




:






.












Dan bagi Imam Malik dalam Al-Muwaththa dari Abu Zubair Al-Makki,bahwa sesungguhnya per
nah diajukan kepada Umar bin Khaththabsuatu pernikahan yang tidak disaksikan melainkan ole
h seoranglaki-laki dan seorang wanita. Umar berkata,
Ini adalah nikah sirri,aku tidak memperkenankannya dan kalau engkau tetapmelakukannya ten
tu aku rajam.

8. Tentang wajibnya mahar (maskawin)


8. Tentang wajibnya mahar (maskawin)














4: .



Berikanlah maskawin (mahar) kepada wanita (yang kamu nikahi)sebagai pemberian dengan pe
nuh kerelaan. Kemudian jika merekamenyerahkan kepada kamu sebagian dari maskawin itu de
ngansenang hati, maka makanlah (ambillah) pemberian itu (sebagaimakanan)
yang sedap lagi baik akibatnya. [QS. An-Nisaa : 4]

...






































24: .









.....
Dan dihalalkan bagi kamu selain yang demikian (yaitu) mencariistriistri dengan hartamu untuk dikawini bukan untuk berzina. Makaistri-istri yang telah kamu nikmat
i (campuri) diantara mereka,berikanlah kepada mereka maharnya (dengan sempurna), sebagai
suatu kewajiban.
Dan tiadalah mengapa bagi kamu terhadap sesuatuyang kamu telah saling merelakannya, sesu
dah menentukan maharitu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. [QS.
An-Nisaa : 24]











....




















5: ...







......
(Dan dihalalkan mengawini) wanita-wanita yang menjagakehormatan diantara wanitawanita yang beriman dan wanita-wanitayang menjaga kehormatan diantara orang-orang yang d
iberi Al-Kitabsebelum kamu, bila kamu telah membayar mas kawin merekadengan maksud men
ikahinya, tidak dengan maksud berzina dantidak (pula) menjadikannya gundik-gundik....... [QS.
Al-Maaidah : 5]












































237-236: .







Tidak ada kewajiban membayar (mahar) atas kamu, jika kamumenceraikan istri-istrimu sebelu
m kamu bercampur dengan merekadan sebelum kamu menentukan maharnya.
Dan hendaklah kamuberikan suatu mutah (pemberian) kepada mereka. Orang yangmampu me
nurut kemampuannya dan orang yang miskin menurutkemampuannya (pula), yaitu pemberian
menurut yang patut.
Yangdemikian itu merupakan ketentuan bagi orangorang yang berbuatkebajikan.
(236) Jika kamu menceraikan istri-

istrimu sebelum kamubercampur dengan mereka, padahal sesungguhnya kamu sudahmenentu


kan maharnya, maka bayarlah seperdua dari mahar yangtelah kamu tentukan itu, kecuali jika is
tri-istrimu itu memaafkan ataudimaafkan oleh orang yang memegang ikatan nikah, dan pemaaf
ankamu itu lebih dekat kepada taqwa.
Dan janganlah kamu melupakankeutamaan diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Melihats
egala apa yang kamu kerjakan. (237) [QS. Al-Baqarah]

9. Tidak ada ketentuan besar kecilnya mahar


9. Tidak ada ketentuan besar kecilnya mahar

.
.
:


Dari
Amir bin Rabiah, bahwa sesungguhnya pernah ada seorangwanita dari Bani Fazarah yang dini
kah dengan (mahar) sepasangsandal, lalu Rasulullah SAW bertanya,
Ridlakah kamu atas dirimudan hartamu dengan (mahar) sepasang sandal
?. Ia menjawab,
Ya. Maka Rasulullah SAW memperkenankannya. [HR.
Ahmad,Ibnu Majah dan Tirmidzi, dan Tirmidzi mengesahkannya]











:




.








Dari Jabir RA, bahwa sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda,


Kalau seorang lakilaki memberikan mahar berupa makanansepenuh dua tapak tangannya, maka halallah wanita it
u baginya. [HR. Ahmad dan Abu Dawud meriwayatkan yang semakna denganitu]






.



:



:


:
.

.








Dari Anas RA, bahwa sesungguhnya Nabi SAW pernah melihatbekas kuning-kuning pada Abdu
rrahman
bin
Auf, lalu beliaubertanya,
Apa ini ?.
Abdurrahman menjawab,
Aku baru sajamenikahi seorang wanita dengan (mahar) emas seberat biji kurma.Nabi SAW be
rsabda,
Semoga Allah memberkatimu,selenggarakanlah walimah walau hanya dengan (memotong) se
ekorkambing. [HR. Jamaah kecuali Abu Dawud]








:




.




Dari
Aisyah RA, bahwa sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda,
paling besar berkahnya yaitu yang paling ringanmaharnya. [HR. Ahmad]

Nikah yang







:

:





:











:


.

:
.
:

.
.






Dari
Abu Salamah, ia berkata : Aku pernah bertanya kepada Aisyah,
Berapakah mahar Rasulullah SAW. Ia menjawab,
Mahar beliaukepada isteriisterinya adalah dua belas uqiyah lebih satu nasy.Aisyah bertanya,
Tahukah kamu apakah nasy itu ?. Akumenjawab,
Tidak. Aisyah berkata,
Setengah uqiyah, jadiseluruhnya sama dengan lima ratus dirham.
[HR. Jamaah kecualiBukhari dan Tirmidzi]
NB : 1 uqiyah sama dengan 40 dirham.

:







:





















.




















.


Dari Abu Ajfaa, dia berkata : Aku pernah mendengar Umar berkata, Janganlah kamu berlebihlebihan dalam memberi mahar kepadawanita, meskipun dia seorang yang dimuliakan di dunia a
tau seorangyang terpelihara di akhirat. Adapun yang
paling utama (dalammenghormati wanita) diantara kamu adalah Nabi SAW. Padahaltidaklah Ra
sulullah SAW memberi mahar kepada seorang pun dariistri-istrinya dan tidak pula putri-putri beli
au itu diberi mahar lebih daridua belas uqiyah. [HR. Khamsah dan disahkan oleh Tirmidzi]

















.


Dari
Urwah dari Ummu Habibah, sesungguhnya Rasulullah SAWtelah menikahinya sedang ia berad
a di Habasyah yang dinikahkanoleh Najasyi (raja Habasyah) dan beliau memberi mahar empat
ribu(dirham)
yang beliau persiapkan sendiri. Beliau mengirimnya lewatSyurahbil bin Hasnah.
Dan Rasulullah SAW tidak mengirim sesuatukepadanya (selain mahar itu), sedang mahar untu
k istri-istrinya(yang lain) adalah empat ratus dirham. [HR. Ahmad dan Nasai]





:




.
.


:
:




:







Dari Ibnu Abbas, ia berkata : Tatkala Ali kawin dengan Fathimah,maka Rasulullah SAW bersab
da kepada Ali,
Berilah ia sesuatu !.
Ali menjawab,
Saya tidak punya apaapa. Rasulullah SAWbertanya,
Mana baju besimu dari Huthamiyah itu ?.
[HR.
]AbuDawud dan Nasai

.


:







.
:










.





Dan dalam riwayat lain
)(dikatakan
: Bahwa sesungguhnya Ali
RAsetelah menikahi Fathimah, ketika ia ingin serumah dengannya laluRasulullah SAW menceg
ahnya sehingga Ali memberinya sesuatu.Lalu Ali berkata,
Ya Rasulullah, aku tidak mempunyai apa-apa.Kemudian Rasulullah SAW bersabda kepadany
a,
Berikan bajubesimu dari Huthamiyah itu kepadanya !. Maka Ali memberikanbaju besi itu kepa
]da Fathimah, lalu ia serumah dengan Fathimah. [HR. Abu Dawud

:
















.




















:



:


.


:









.


.






.
.




:




:




:

.


















.
:

.


:







.


Dari Sahl bin Saad bahwa sesungguhnya Nabi SAW pernahdidatangi seorang wanita lalu berk
ata,
Ya Rasulullah, sesungguhnyaaku menyerahkan diriku untukmu. Lalu wanita itu berdiri lama.K
emudian berdirilah seorang laki-laki dan berkata,

Ya Rasulullah,kawinkanlah saya dengannya jika engkau sendiri tidak berminatkepadanya. Ke


mudian Rasulullah SAW bertanya,
Apakah kamumempunyai sesuatu yang dapat kamu pergunakan sebagai maharuntuknya ?. Ia
menjawab,
Saya tidak memiliki apapun melainkanpakaian ini. Lalu Nabi bersabda,
Jika pakaianmu itu kamu berikankepadanya maka kamu tidak berpakaian lagi. Maka carilah se
suatuyang
lain. Kemudian laki-laki itu berkata,
Saya tidak mendapatkansesuatu yang
lain. Lalu Nabi
SAW bersabda,
Carilah, meskipuncincin dari besi. Lalu lakilaki itu mencari, tetapi ia tidakmendapatkannya. Kemudian Nabi SAW bertanya kepadanya,
Apakah kamu memiliki hafalan ayat Al-Quran ?. Ia menjawab,
Ya.Surat ini dan surat ini. Ia menyebutkan nama-nama surat tersebut,kemudian Nabi SAW ber
sabda kepadanya,
Sungguh aku telahmenikahkan kamu dengannya dengan apa yang kamu miliki dariAl-Quran it
u. [HR. Ahmad, Bukhari dan Muslim]






:

.


Dan dalam riwyat lain oleh Muslim
: Nabi SAW bersabda,
Pergilah,sungguh aku telah menikahkan kamu dengannya, maka ajarilah diadengan AlQuran.
Keterangan :
A.
Dari ayat maupun hadits tersebut diatas menunjukkan bahwamemberikan maskawin kepada wa
nita yang dinikahi itumerupakan kewajiban. Adapun besarnya maskawin tidak adaketentuan yan
g pasti. Dan maskawin bisa diberikan secara tunaimaupun dengan ditangguhkan.
B.
1.
2.
3.
4.
5.

Dan dari ayat maupun hadits yang telah lalu (brosur yang lalu),bisa diambil pengertian bahwa s
yarat pernikahan adalah sebagaiberikut :
Ada calon pengantin laki-laki dan wanita.
Ada maskawin/mahar.
Harus ada wali (Bagi yang berpendapat wali itu wajib).
Ada saksi yang adil (dua orang laki-laki, atau satu orang laki-laki dan dua wanita).
Ada ijab qabul.

10. Wanita yang selamanya haram dinikah.


10. Wanita yang selamanya haram dinikah.
a. Haram dinikah karena hubungan nasab.











23: .





Diharamkan atas kamu (mengawini) ibu-ibumu, anak-anakmu yangperempuan, saudarasaudaramu yang perempuan, saudara-saudara bapakmu yang perempuan, saudara-saudara ib
umu yangperempuan, anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yanglaki-laki, anak-anak
perempuan dari saudara-saudaramu yangperempuan, [QS. An-Nisaa : 23]

Berdasar ayat di atas, dapat dipahami bahwa wanita yang haramdinikahi karena hubungan nas
ab itu sebagai berikut :
1. Ibu.
Yang dimaksud adalah wanita yang melahirkannya.Termasuk juga nenek, baik dari pihak ayah
maupun dari pihak ibudan seterusnya ke atas.
2. Anak perempuan.
Yang dimaksud adalah wanita yang lahirkarenanya, termasuk cucu perempuan dari pihak lakilaki maupundari pihak perempuan dan seterusnya ke bawah.
3. Saudara perempuan, seayah seibu, seayah saja atau seibu saja.
4. Ammah, yaitu saudara perempuan ayah, baik saudara kandung,saudara seayah saja atau sau
dara seibu saja.
5. Khaalah, yaitu saudara perempuan ibu, baik saudara kandung,saudara seayah saja atau sauda
ra seibu saja.
6. Anak perempuan dari saudara laki-laki (keponakan), danseterusnya ke bawah.
7. Anak perempuan dari saudara perempuan (keponakan), danseterusnya ke bawah.
b. Haram dinikahi karena ada hubungan sepesusuan
Firman Allah :

: . .











23
Diharamkan atas kamu ibumu yang menyusui kamu dan saudara-saudara perempuan sepesus
uan. [QS. An-Nisa : 23]
Dan sabda Rasulullah SAW :

.














Diharamkan karena hubungan susuan sebagaimana yangdiharamkan karena hubungan nasab
. [HR. Bukhari, Muslim, AbuDawud, Ahmad, Nasai dan Ibnu Majah]







.




2:1071 .








Dari Ibnu Abbas bahwasanya para shahabat menginginkan NabiSAW menikahi anak perempu
an Hamzah. Maka beliau SAWbersabda,
Sesungguhnya dia tidak halal bagiku, karena dia adalahanak saudaraku sepesusuan. Sedangk
an, haram sebab susuan itusebagaimana haram sebab nasab (keluarga). [HR. Muslim II :
1071]


.











:














.






Dari
Urwah, dari Aisyah bahwasanya ia mengkhabarkan kepadaUrwah, bahwa paman susunya ya
ng bernama Aflah minta ijin padaAisyah untuk menemuinya. Lalu Aisyah berhijab darinya. Ke
mudianAisyah memberitahukan hal itu kepada Rasulullah SAW, makabeliau bersabda,
Kamu tidak perlu berhijab darinya, karena haramsebab susuan itu sebagaimana haram sebab
nasab. [HR. Muslim II : 1071]
Berdasarkan ayat dan hadits di atas, dapat dipahami bahwaharamnya wanita untuk dinikahi kar
ena hubungan pesusuan inisabagai berikut :
1. Ibu susu, yakni ibu yang menyusuinya. Maksudnya ialah wanitayang pernah menyusui seorang
anak, dipandang sebagai ibu bagianak yang disusui itu, sehingga haram keduanya melakukanp
erkawinan.
2. Nenek susu, yakni ibu dari wanita yang pernah menyusui atau ibudari suami wanita yang perna
h menyusuinya.
3. Anak susu, yakni wanita yang pernah disusui istrinya. Termasukjuga cucu dari anak susu terseb
ut.
4. Bibi susu. Yakni saudara perempuan dari wanita yangmenyusuinya atau saudara perempuan s
uaminya wanita yangmenyusuinya.
5. Keponakan susu, yakni anak perempuan dari saudarasepesusuan.
6. Saudara sepesusuan.
c. Haram dinikahi karena hubungan mushaharah (perkawinan)
Firman Allah SWT :














23: .







ibu-ibu istrimu (mertua), anak-anak istrimu yang dalampemeliharaanmu dari istri yang telah ka
mu campuri, tetapi jika kamubelum campur dengan istrimu itu (dan sudah kamu ceraikan) maka
tidak berdosa kamu mengawininya,
(dan diharamkan bagimu) isteriisteri anak kandungmu (menantu). [QS. An-Nisaa : 23]


22: .






Dan janganlah kamu kawini wanita-wanita yang telah dikawini olehayahmu, terkecuali pada ma
sa yang telah lampau. Sesungguhnyaperbuatan itu amat keji dan dibenci Allah dan seburukburuk jalan(yang ditempuh). [An-Nisaa : 22]
Dari dalil-dalil di atas dapat dipahami bahwa wanita yang haramdinikahi karena hubungan mush
aharah adalah sebagai berikut :
1. Mertua perempuan dan seterusnya ke atas.
2. Anak tiri, dengan syarath kalau telah terjadi hubungan kelamindengan ibu dari anak tiri tersebut
.
3. Menantu, yakni istri anaknya, istri cucunya dan seterusnya kebawah.
4. Ibu tiri, yakni bekas istri ayah
(Untuk ini tidak disyarathkan harustelah ada hubungan kelamin antara ayah dan ibu tiri tersebut
).

11. Wanita yang sementara haram dinikahi


11. Wanita yang sementara haram dinikahi
Maksudnya ialah wanita yang ada sebab-sebab tertentu yang manaselama sebab-sebab itu ma
sih ada, wanita tersebut tidak bolehdinikahi. Tetapi bilamana sebab-sebab itu telah hilang, maka
bolehdinikahinya.
Mereka itu adalah sebagai berikut :
1. Memadukan seorang wanita dengan saudaranya atau denganbibinya.




.









23: .



Dan
(diharamkan) menghimpunkan dalam perkawinan dua wanitayang bersaudara, kecuali yang tel
ah terjadi pada masa lampau.Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
[QS. An-Nisaa : 23]














.





:

Dari Fairuz Ad-Dailamiy, bahwa ia masuk Islam dengan keduaistrinya yang bersaudara. Maka
Rasulullah SAW bersabdakepadanya,
Thalaqlah salah seorang dari keduanya yang kamukehendaki.
[HR.
Ahmad,
Abu Dawud, Ibnu Majah dan Tirmidzi]

:

:

Dari
Abu Hurairah ia berkata : Rasulullah SAW bersabda,
Tidakboleh dimadu seorang wanita dengan saudara perempuan ayahwanita itu dan seorang w

anita dengan saudara perempuan ibu wanitaitu.


[HR. Bukhari dan Muslim, dan lafadh ini bagi Muslim]
2. Wanita yang bersuami.
Firman Allah SWT :

















24: .

dan (diharamkan juga kamu mengawini) wanita yang bersuami,kecuali budak-budak yang kamu
miliki (Allah telah menetapkanhukum itu) sebagai ketetapan-Nya atas kamu. [QS.
AnNisaa : 24]
3. Wanita yang masih di dalam iddah
Adapun tentang iddah wanita adalah sebagai berikut :
a. Wanita yang haidl, iddahnya 3 kali quru (tiga kali suci/tiga kalihaidl).












228: .


Wanita-wanita yang dithalaq hendaklah menahan diri (menunggu)tiga kali quru. Tidak boleh me
reka menyembunyikan apa yangdiciptakan Allah dalam rahimnya, jika mereka beriman kepada
Allahdan hari akhirat. Dan suami-suaminya berhak merujukinya dalammasa menanti itu, jika me
reka (para suami) itu menghendaki ishlah.[QS. Al-Baqarah : 228]
b. Wanita yang ditinggal mati suaminya, iddahnya 4 bulan 10 hari.














234: .



Orang-orang yang meninggal dunia diantaramu denganmeninggalkan istri-istri (hendaklah para
istri itu) menangguhkandirinya (beriddah) empat bulan sepuluh hari. [QS. Al-Baqarah : 234]
c. Wanita yang telah berhenti dari haidl atau tidak haidl, iddahnya 3bulan.

















4: .







Dan perempuan-perempuan yang tidak haidl lagi (menopause)diantara perempuanperempuanmu jika kamu ragu-ragu (tentangmasa iddahnya) maka iddah mereka adalah tiga bu
lan. Dan begitu(pula) perempuan-perempuan yang tidak haidl. [QS. Ath-Thalaaq : 4]
d. Wanita yang hamil, iddahnya hingga melahirkan kandungannya.



















4: .







Dan perempuan-perempuan yang hamil, waktu iddah mereka ituialah sampai mereka melahirka
n kandungannya. Dan barangsiapayang bertakwa kepada Allah niscaya Allah menjadikan bagin
yakemudahan dalam urusannya. [QS. Ath-Thalaaq : 4]
4. Wanita yang sudah dithalaq tiga kali.


: .












229
Thalaq yang dapat (dirujuki) itu dua kali. Setelah itu boleh rujuk lagisecara maruf atau mencerai
kan secara baik. [QS. Al-Baqarah : 229]


























230: .







Kemudian jika si suami menthalaqnya (sesudah thalaq yang kedua),maka perempuan itu tidak
halal lagi baginya hingga dia kawin dengansuami yang
lain. Kemudian jika suami yang
lain itu menceraikannya,maka tidak ada dosa bagi keduanya (bekas suami pertama dan istri)un
tuk kawin kembali jika keduanya berpendapat akan dapatmenjalankan hukum-hukum Allah. Itul
ah hukum-hukum Allah,diterangkan-Nya kepada kaum yang
(mau) mengetahui. [QS.
AlBaqarah : 230]
5. Wanita musyrik sehingga beriman
















221: .



Dan janganlah kamu nikahi wanita-wanita musyrik sebelum merekaberiman. Sesungguhnya wa
nita budak yang mu'min lebih baik dariwanita musyrik, walaupun dia menarik hatimu. [QS. AlBaqarah :221]
Demikianlah tentang wanita-wanita yang tidak boleh dinikahi.Disamping itu perlu diingat bahwa
wanita muslimah tidak bolehmenikah dengan lelaki musyrik atau kafir. [Lihat QS. AlMumtahanah: 10 dan QS. Al-Baqarah : 221]

You might also like