Gambaran Perilaku Konsumsi Pangan Dan Status Gizi PDF

You might also like

You are on page 1of 7

GAMBARAN PERILAKU KONSUMSI PANGAN DAN STATUS GIZI

LANJUT USIA DI KELURAHAN PEKAN TANJUNG PURA


KECAMATAN TANJUNG PURA
KABUPATEN LANGKAT
TAHUN 2012

(The description of food consumption behavior and nutritional status of the elderly at district
of Pekan Tanjung Pura, subdistrict of Tanjung Pura, Regency of Langkat in 2012)

Maulida Br Batubara1, Ernawati Nasution2, Evawany Y Aritonang2


1
Alumni Mahasiswa Gizi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat USU
2
Staf pengajar Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat USU

ABSTRACT

Elderly is very susceptible to various diseases; therefore, elderly can be in perfect health if they are
able to maintain optimum nutritional status and consume nutritious and varied foods. The aim of the
research was to know the description of food consumption behavior and nutritional status of the
elderly at Kelurahan Pekan Tanjung Pura, Tanjung Pura Subdistrict, Langkat District, in 2012. The
research was descriptive with cross sectional design. The population was 607 elderly who were
around 60 years old. The sample is using inclusive criteria with non-dementia criteria, did not lie
down on the bed because of illness and were still able to stretch out their hand, obtained the sample
of 108 people. The data were gathered by conducting interviews with questionnaires and food
frequency forms. The result of the research showed that the respondents knowledge and attitude
about consuming food was in the category of moderate, their eating pattern was in the category of
good (83,3%), and their nutritional status was in the category of normal (47,2%). Some of them were
in the category of more nutrition (20,4%), some of them were in the category of malnutrition
(19,4%), and some of them were in the category of obesity (13,0%). It is recommended that elderly
should be treated more properly through posyandu (integrated service post) by providing counseling
and health promotion. This can be done by giving information about consuming good food by
elderly.

Keywords: Behavior, Food Consumption, Nutritional Status, Elderly

PENDAHULUAN penduduk Indonesia , baik pria maupun wanita


Populasi penduduk lanjut usia di Asia telah meningkat dari 4.900.000 jiwa pada tahun
dan Pasifik meningkat pesat dari 410.000.000 1950 menjadi 16.300.000 jiwa pada tahun
jiwa pada tahun 2007 diprediksi akan menjadi 2000, dan diperkirakan akan meningkat
733.000.000 jiwa pada tahun 2025 dan menjadi 73.600.000 jiwa pada tahun 2050
mencapai 1,3 triliun pada tahun 2050 (Macao, (Fatmah, 2010).
2007 dalam Fatmah, 2010). Salah satu tolak ukur kemajuan suatu
Indonesia sebagai salah satu negara bangsa adalah umur harapan hidup
berkembang juga mengalami peningkatan penduduknya. Saat ini Indonesia memiliki
populasi penduduk lanjut usia dari 4,48% umur harapan hidup penduduk yang semakin
(53.000.000 jiwa) pada tahun 1971 menjadi meningkat seiring dengan perbaikan kualitas
9,77% (23.900.000 jiwa) pada tahun 2010. hidup dan pelayanan kesehatan secara umum.
Bahkan pada tahun 2020 diprediksi akan Umur harapan hidup meningkat dari 68,6 tahun
menjadi ledakan penduduk lanjut usia sebesar pada tahun 2004 menjadi 70,5 tahun pada
11,34% atau sekitar 28.800.000 jiwa (Makmur tahun 2007 (Salahudin, 2009).
2006). Jumlah absolut penduduk lanjut usia
Pada lanjut usia salah satu upaya utama lanjut usia. Selain itu lanjut usia juga jarang
yang dilakukan untuk mencapai kualitas hidup mengonsumsi buah-buahan dan mereka juga
agar tetap baik adalah dengan cara sering mengeluh susah BAB.
mengonsumsi makanan yang bergizi dan Adapun rumusan masalah dalam
beragam sehingga mampu mempertahankan penelitian ini adalah bagaimana gambaran
status gizi pada kondisi yang seimbang. perilaku konsumsi pangan dan status gizi lanjut
Menurut Utami (2002) masih banyak usia di Kelurahan Pekan Tanjung pura
lanjut usia dipedesaan kurang dalam Kecamatan Tanjung pura Kabupaten Langkat
mengonsumsi protein nabati dan hewani, serta tahun 2012.
rendah dalam mengonsumsi sayuran dan buah- Tujuan penelitian ini adalah Untuk
buahann dengan sejenisnya yang kurang mengetahui gambaran perilaku (pengetahuan,
bergam, sehingga konsumsi lemak yang tinggi sikap, dan pola makan) dan status gizi lanjut
tidak diimbangi dengan konsumsi serat maupun usia di Kelurahan Pekan Tanjung pura
vitamin C yang cukup. Selain itu juga lanjut Kecamatan Tanjung pura Kabupaten Langkat
usia cenderung jarang sarapan pagi dengan nasi tahun 2012.
dan sejenisnya, mereka cukup dengan segelas Adapun manfaat dari penelitian ini
kopi dengan frekuensi terbanyak 3x sehari, adalah sebagai bahan masukan dan informasi
seperti diketahui bahwa mengonsumsi kopi untuk perencanaan kesehatan lanjut usia di
yang mengandung kafein dalam jangka waktu Dinas kesehatan Kabupaten Langkat dan
lama dapat mengakibatkan terjadinya sebagai bahan masukan bagi Puskesmas
penyempitan pembuluh darah. tentang gambaran perilaku konsumsi pangan
Bagi lanjut usia pemenuhan kebutuhan dan status gizi lanjut usia.
gizi yang diberikan dengan baik dapat
membantu dalam proses beradaptasi atau METODE PENELITIAN
penyesuaian diri dengan perubahan-perubahan Penelitian ini bersifat deskriptif dengan
yang dialaminya, selain itu dapat menjaga desain cross-sectional. Penelitian ini di lakukan
kelangsungan pergantian sel-sel tubuh sehingga di Kelurahan Pekan Tanjung Pura Kecamatan
dapat memperpanjang usia. Semua proses Tanjung Pura Kabupaten Langkat. Data primer
pertumbuhan memerlukan zat gizi yang Populasi penelitian ini adalah seluruh
terkandung dalam makanan. Kecukupan lanjut usia yang tinggal di Kelurahan Pekan
makanan sehat sangat penting bagi para lanjut Tanjung Pura yang berusia 60 tahun yaitu
usia. Orang yang berusia 70 tahun, kebutuhan sebanyak 607 orang..
gizinya sama dengan saat berumur 50 tahun, Pengambilan sampel dilakukan dengan
namun nafsu makan mereka cenderung terus menggunakan kriteria inklusi yaitu dengan
menurun, karena itu harus terus diupayakan kriteria tidak dimensia, tidak berbaring sakit
konsumsi makanan penuh gizi (Proverawati dan mampu merentangkan kedua tangan.
dan Wati, 2010). Sehingga diperoleh sampel sebanyak 108
Di Kelurahan Pekan Tanjung Pura Pada orang.
umumnya lanjut usia mayoritas tinggal Pengumpulan data terdiri dari data
bersama anggota keluarganya, dukungan dan primer dan data skunder. Untuk data primer
perhatian dari anggota keluarga sangat terdiri dari karekteristik responden,
dibutuhkan oleh lanjut usia terutama dalam pengetahuan lanjut usia tentang konsumsi
konsumsi pangannya. Namun yang terjadi di pangan dan sikap lanjut usia tentang konsumsi
Kelurahan ini makanan yang dikonsumsi oleh pangan diperoleh melalui wawancara
lanjut usia sering kali sama dengan makanan menggunakan kuesioner, untuk jenis, frekuensi
untuk anggota keluarga lainnya yang tidak dan tekstur makanan diperoleh melalui
lanjut usia, seharusnya makanan bagi lanjut wawancara menggunakan formulir food
usia harus lebih diperhatikan karena akan frequency dan status gizi lanjut usia diperoleh
berpengaruh kepada status gizi dan dengan menggunakan metode antropometri
kesehatannya seperti pengaturan porsi makan, yaitu mengukur berat badan (weight scale) dan
tekstur makanan yang mudah diicerna, kaya mengukur panjang depa (mistar panjang 2
akan serat, rendah garam dan lemak karena meter). Sedangkan data sekunder dalam
mengingat menurunya sistem pencernaan pada penelitian ini adalah data gambaran umum
wilayah dan masyarakat Kelurahan Pekan tentang konsumsi pangan di Kelurahan Pekan
Tanjung Pura yang diperoleh dari kantor Tanjung Pura Kecamatan Tanjung Pura
Kelurahan Pekan Tanjung pura. menunjukkan bahwa umumnya lanjut usia yang
pengetahuannya berada dalam kategori sedang
HASIL DAN PEMBAHASAN mayoritas memiliki sikap yang berada pada
Adapun karakteristik lanjut usia pada kategori sedang juga yaitu sebesar 80,7%.
penelitian ini, dapat dilihat pada tabel dibawah Tingkat pengetahuan yang sedang ini
ini dapat dikaitkan dengan pendidikan para lanjut
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Lanjut Usia usia yang berada pada tingkat tidak tamat
Menurut Karakteristik Di sekolah dasar dan sekolah dasar. Hal ini sejalan
Kelurahan Pekan Tnjung Pura dengan pendapat Notoatmodjo (1993) dalam
Kecamatan Tanjung Pura Hasanah (2012) yang menyebutkan bahwa
Kabupaten Langkat Tahun 2012 tingkat pendidikan juga menentukan mudah
No Karakteristik n Persentase tidaknya seseorang memahami pengetahuan
Lanjut Usia yang mereka peroleh, pada umumnya semakin
1 Umur tinggi pendidikan seseorang semakin baik
60-70 102 94,4 pengetahuannya.
>70 6 5,6 Hal ini juga sejalan dengan hasil
Jumlah 108 100,0 penelitian Wesly (2010) tentang perilaku lanjut
2 Jenis Kelamin usia dalam pola konsumsi makanan sehat,
Laki-laki 34 31,5 dimana rendahnya tingkat pendidikan lansia
Perempuan 74 68,5 menyebabbkan berbagai keterbatasan dalam
Jumlah 108 100,0 pemilihan, pengolahan dan penyiapan bahan
3 Suku makanan sekalipun di daerah tempat tinggalnya
Melayu 62 57,4 banyak tersedia bahan makanan.
Batak 15 13,9 Dalam hal ini pengetahuan yang berada
dalam kategori sedang juga meiliki sikap yang
Jawa 29 26,9
berada dalam kategori sedang, Sehingga dapat
Minang 2 1,9
dikatakan bahwa pengetahuan lanjut usia dapat
Jumlah 108 100,0
membentuk sikap lanjut usia, hal ini sejalan
4 Agama dengan pendapat Azwar (2007) dalam Hasanah
Islam 99 91,7 (2012) yang menyatakan sikap sejalan dengan
Kristen 9 8,3 pengetahuan, jika pengetahuan baik maka sikap
Jumlah 108 100,0 juga baik. Dalam hal ini mengenai konsumsi
5 Pendidikan pangan, dimana apabila pengetahuan berada
Tidak tamat SD 11 10,2 dalam kategori sedang maka pada umumnya
SD 62 57,4 sikap juga berada dalam kategori sedang.
SMP 27 25,0 Terdapat juga lanjut usia yang
SMA 8 7,4 pengetahuannya berada dalam kategori sedang
Jumlah 108 100.0 memiliki sikap yang berada pada kategori
Dari tabel 1 menunjukkan bahwa, kurang sebesar 4,8%.
sebagian besar lanjut usia berumur 60-70 Sunaryo (2004) menyatakan bahwa
tahun sebesar 94,4% . Jenis kelamin lanjut usia penentu sikap juga adalah faktor komunikasi
sebagian besar yaitu perempuan sebesar 68,5%. sosial. Informasi yang diterima individu
Suku lanjut usia sangat beragam, namun tersebut akan dapat menyebabkan perubahan
sebagian besar bersuku melayu sebesar 57,4%. sikap individu tersebut. Positif atau negatifnya
Sebagian besar lanjut usia beragama islam informasi dari proses komunikasi tersebut
yaitu sebesar 91,7%. Tingkat pendidikan lanjut tergantung seberapa besar lingkungan sosial di
usia juga sangat beragam, namun sebagian sekitarnya mampu mengarahkan individu
besar pendidikan terakhir lanjut usia adalah SD tersebut bersikap dan bertindak sesuia dengan
sebesar 57,4%. informasi yang diterimanya.
Untuk tabulasi silang sikap lanjut usia
berdasarkan tingkat pengetahuan lanjut usia
Ikan yang sering dikonsumsi lanjut usia
Tabel 2. Tabulasi Silang Pola Makan Lanjut adalah ikan laut yang mengandung protein dan
Usia Berdasarkan Pengetahuan Lanjut Usia kalsium hal ini dikarenakan Kelurahan Pekan
Tentang Komsumsi Pangan. Tanjung Pura dekat dengan laut sehingga harga
No Penge- Pola Makan Total ikan laut relatif murah.
Tahua Baik Tidak n % Pangan nabati yang sering dikonsumsi
n Baik
lanjut usia adalah tahu sebesar 80,6% dengan
n % n %
1 Baik 27 79,4 7 20,6 34 100,0 frekuensi sering 3-5x/minggu, ada juga yang
2 Sedang 54 87,1 8 12,9 62 100,0 mengonsumsi tempe sebesar 75,0% dengan
3 Kurang 9 75,0 3 25,0 12 100,0 frekuensi 3-5x/minggu dan kacang tanah
Dari tabel 2 diatas dapat dilihat bahwa sebesar 57,4% dengan frekuensi jarang 1-
umumnya lanjut usia yang pengetahuannya 2x/minggu. Hal ini dikarenakan harga tahu dan
berada dalam kategori sedang mayoritas tempe relatif lebih murah sehingga masih bisa
memiliki pola makan yang berada pada dijangkau oleh lanjut usia.
kategori baik yaitu sebesar 87,1%. Jenis sayuran yang sering dikonsumsi
Pengetahuan sangat erat kaitannya lanjut usia adalah sayur bayam sebesar 69,4%
dengan pendidikan dimana diharapkan dengan frekuensi sering 3-5x/minggu dan jenis
seseorang dengan pendidikan tinggi, maka sayuran yang jarang dikonsumsi lanjut usia
orang tersebut akan semakin luas pula adalah sayur nagka muda sebesar 79,6%
pengetahuannya. Namun perlu ditekankan dengan frekuensi tidak pernah
bahwa seseorang yang berpendidikan rendah Sayur bayam merupakan sayur yang
tdak berarti mutlak berpengetahuan rendah sering dikonsumsi lanjut usia karena teksturnya
pula. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak yang lebih mudah dicerna karena mengingat
diperoleh di pendidikan formal, akan tetapi sudah banyak gigi yang tanggal sehingga susah
juga dapat diperoleh pada pendidikan non dalam mengunyah makanan.
formal. Jenis minuman yang sering dikonsumsi
Menurut Notoatmodjo (2003) perilaku lanjut usia adalah teh manis sebesar 54,6%
yang didasarkan oleh pengetahuan akan lebih dengan frekuensi setiap hari 6-7x/minggu. Hal
permanen dianut oleh seseorang dibandingkan ini sudah menjadi kebiasaan bagi lanjut usia.
dengan perilaku yang tidak didasari oleh Jenis buah-buahan yang sering
pengetahuan. dikonsumsi lanjut usia adalah buah pisang yitu
Pola makan lanjut usia berada dalam sebesar 47,2% dengan frekuensi sering 3-
kategori baik, hal ini ditunjukkan dengan tidak 5x/minggu. Selain sumber vitamin dan mineral,
sulitnya lanjut usia dalam memenuhi kebutuhan sayuran dan buah-buahan juga merupakan
gizinya dari sumber zat tenaga adalah nasi sumber serat yang baik. Hal ini sangat perlu
sebesar 100,0%, hanya sebagian kecil yang mengingat kelompok lanjut usia sering
mengonsumsi roti sebesar 42,6% dengan mendapatkan kesulitan dalam buang air besar.
frekuensi sering 3-5x/minggu, singkong
sebesar 77,8% dengan frekuensi jarang 1- Tabel 3. Tabulasi Silang Pola Makan Lanjut
2x/mingggu dan mi sebesar 51,9% dengan Usia Berdasarkan Sikap Lanjut
frekuensi jarang 1-2x/minggu. Usia Tentang Komsumsi Pangan
Hal ini disebabkan karena kebiasaan No Sikap Pola Makan Total
yang ada dimasyarakat kalau nasi merupakan Baik Tidak n %
Baik
makanan utama, dengan banyak makan nasi
n % n %
badan menjadi bertenaga dan kuat, dan adanya 1 Baik 18 85,7 3 14,3 21 100,0
pandangan dimasyarakat kalau sudah ada nasi 2 Sedang 66 81,5 15 18,5 81 100,0
berarti sudah makan, 3 Kurang 6 100,0 0 0 6 100,0
Pangan hewani yang sering dikonsumsi
lanjut usia adalah ikan segar dengan frekuensi Dari tabel 3 diatas dapat dilihat bahwa
setiap hari 6-7x/hari sebesar 74,1%, ada juga umumnya lanjut usia yang sikapnya berada
sebagian besar mengonsumsi telur sebesar dalam kategori sedang mayoritas memiliki pola
78,7% dengan frekuensi sering 3-5x/minggu. makan yang berada pada kategori baik yaitu
sebesar 81,5%.
Sikap merupakan pandangan atau dapat menciptakan status gizi yang
perasaan yang disertai kecenderungan untuk memuaskan.
bertindak terhadap suatu objek. (Notoatmodjo, Menurut Kusno (2007) dalam Wesly
2003). sikap hanyalah kecenderungan untuk (2010) lanjut usia pada hakekatnya
mengadakan tindakan terhadap suatu objek memerlukan makanan yang seimbang
dengan suatu cara yang menyatakan adanya sepanjang hidupnya untuk kelangsungan serta
tanda-tanda untuk mengingini atau tidak objek pemeliharaan kesehatannya. Lanjut usia
tersebut. mendapat zay-zat gizi dalam bentuk bahan
Notoatmodjo (2003) yang juga makanan berasal dari hewan dan tumbuh-
menyatakan bahwa sikap seseorang belum tumbuhan. Satu macam bahan makanan saja
tentu terwujud dalam tindakan tetapi suatu tidak dapat memenuhi semua kebutuhan tubuh
tindakan dibentuk oleh pengalaman interaksi akan berbagai macam zat gizi yang belainan
individu dengan lingkungan khususnya yang jenis dan jumlahnya. untuk mencapai gizi yang
menyangkut pengetahuan dan sikapnya prima perlu dipenuhi dua hal yaitu, pertama
terhadap suatu objek. memakan makanan yang beraneka ragam
Sikap lanjut usia berada pada kategori menggunakan semua macam bahan makanan
sedang namun pola makan lanjut usia berada dari semua golongan, kedua bahan makanan
dalam kategori baik, hal ini ditunjukkan dengan dalam jumlah dan kualitas yang benar dan
konsumsi pangan lanjut usia yang beragam tepat.
terdiri dari zat tenaga, zat pengatur dan zat Tabulasi silang tentang status gizi lanjut
pembangun. usia terhadap pola makan lanjut usia juga
Terdapat juga lanjut usia yang memiliki menunjukkan bahwa lanjut usia yang pola
sikap berada pada kategori sedang tetapi pola makannya berada dalam kategori baik memilki
makannya berada dalam kategori tidak baik status gizi yang berada pada kategori gizi lebih
yaitu 18,5%. Hal ini dapat dilihat dari tekstur sebesar 21,1%, gizi kurang sebesar 17,8% dan
makanan yang dikonsumsi lanjut usia yaitu obesitas sebesar 13,%. Menurut Hutapea
sebesar 16,7% mengonsumsi makanan yang (2005) dalam Ananda (2009) sistem
keras. Hal ini menggambarkan bahwa banyak pencernaan pada lanjut usia sudah mulai
lanjut usia yang belum mengerti betul tentang terganggu, dimana gigi mulai tanggal,
tekstur makanan yang baik untuk dikonsumsi. kemampuan mencerna makanan serta
Padahal menurut Proverawati dan Wati (2010) penyerapannya menjadi lambat dan kurang
lanjut usia lebih dianjurkan untuk memilih efisien.
makanan yang mudahh dikunyah seperti Dalam studi yang dilakukan Fatmah
makanan lunak karena mengingat banyak gigi (2006) dalam Ananda (2009) resiko penurunan
geligi yang sudang tanggal pada lanjut usia. status gizi kelompok lanjut usia juga bisa
dilihat dari tekstur makanan yang dikonsumsi disebabkan karena penurunan asupan makanan
lanjut usia yaitu sebesar 16,7% mengonsumsi zat gizi yang tidak memadai, tidak berselera
makanan yang keras. terhadap makanan dan lanjut usia yang kurang
Untuk tabulasi silang tentang status gizi dalam berolah raga juga menjadi masalah
lanjut usia terhadap pola makan didapatkan kesehatan karena dapat meningkatkan angka
bahwa umumnya lanjut usia yang pola kesakitan.
makannya berada dalam kategori baik
mayoritas memiliki status gizi yang berada KESIMPULAN
pada kategori normal yaitu 47,8%. Sehingga 1. Lanjut usia yang berpengetahuan
dapat dikatakan bahwa pola makan lanjut usia sedang yaitu sebesar 80,7% memiliki
dapat membentuk status gizi lanjut usia, sikap pada tingkatan yang sedang pula.
dimana apabila pola makan berada dalam Terdapat juga lanjut usia yang
kategori baik maka pada umumnya status gizi pengetahuannya berada dalam kategori
juga berada dalam kategori normal hal ini sedang memiliki sikap yang berada
sesuai dengan pendapat Suhardjo (2003) yang pada kategori kurang sebesar 4,8%.
menyatakan bahwa susunan makanan yang 2. Mayoritas lanjut usia yang
memenuhi kebutuhan gizi tubuh umumnya pengetahuannya sedang yaitu sebesar
87,1 memiliki pola makan pada DAFTAR PUSTAKA
kategori baik. Ananda, C, 2009. Gambaran Status Gizi dan
3. Mayoritas lanjut usia yang bersikap Pola Penyakit Pada Lanjut Usia di Panti
sedang yaitu sebesar 81,5% memiliki Jompo Hisosu Binjai. Skripsi Fakultas
pola makan pada kategori baik. Tetapi Kesehatan Masyarakat Universitas
ada sebesar 18,5% pola makannya Sumatera Utara, Medan.
berada dalam kategori tidak baik. Dapat Azwar, A dan Prihartono, J, 2003. Metode
dilihat dari tekstur makanan yang Penelitian Kedokteran dan Kesehatan
dikonsumsi lanjut usia yaitu sebesar Masyarakat. Bina Rupa Aksara, Jakarta.
16,7% mengonsumsi makanan yang Fatmah, 2010. Gizi Usia Lanjut, Erlangga
keras. Fatmah, 2006. Persamaan (Equation) Tinggi
4. Lanjut usia yamg memiliki pola makan Badan Usia Lanjut (Manula)
yang baik sebesar 47,8% memiliki Berdasarkan Usia dan Etnis pada 6
status gizi dengan kategori normal. Panti Terpilih di DKI Jakarta dan
Namun ada sebesar 21,1% memiliki Tanggerang. Fakultas Kesehatan
pola makan yang baik tetapi status Masyarakat Universitas Indonesia, Depok.
gizinya berada dalam kategori tidak Hassanah, A, N, 2012. Gambaran Perilaku
baik, 17,8% gizi kurang karena sistem Ibu Dalam Penyediaan Sayur Keluarrga
pencernaan pada lanjut usia sudah di Kelurahan Pasir Ridang Kecamatan
mulai terganggu, dimana gigi mulai Sarudik Kabupaten Tapanuli Tengah.
tanggal, kemampuan mencerna Skripsi Fakultas Kesehatan Masyarakat
makanan serta penyerapannya menjadi Universitas Sumatera Utara, Medan.
lambat dan kurang efisien dan ada Hutapea, Ronald, 2005. Sehat dan Ceria di
sebesar 13,3% obesitas. Usia Senja. Rineka Cipata Jakarta.
Kusno, dkk, 2007. Gizi dan Pola Hidup
SARAN Sehat. Yrama Widya Bandung.
1. Diharapkan kepada Puskesmas Pekan Macao, 2007. The Macao Outcome of the
Tanjung Pura Kecamatan Tanjung Pura High Level Meeting on the Regional
untuk terus meningkatkan pembinaan Review of the Implementation of the
terhadap lanjut usia melalui posyandu Madrid International Plan of Action on
yang telah ada dengan melakukan Ageing.
upaya-upaya penyuluhan dan promosi Makmur, S, 2006. Kebijakan Pelayanan
kesehatan, hal ini dapat dilakukan Sosial Lanjut Usia. Ditjen Pelayanan dan
dengan pemberian informasi yang Rehabilitasi Sosial Departemen Sosial RI,
seluas-luasnya tentang konsumsi Jakarta.
pangan yang baik bagi lanjut usia. Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan dan
2. Diharapkan kepada keluarga lanjut usia Perilaku Kesehatan. PT Rineka Cipta,
untuk terus memperhatikan pola makan Jakarta.
lanjut usia, baik dari jenis maupun Notoatmodjo, S. 1993. Pengantar Pendidikan
tekstur makanannya. Sehingga terwujud dan Ilmu Perilaku. Andi Offset,
kualitas keluarga lanjut usia yang Yogyakarta.
sejahtera. Proverawati, A, Wati, E, K, 2010. Ilmu Gizi
3. Diharapkan kepada lanjut usia untuk Untuk Keperawatan dan Gizi
terus mempertahankan konsumsi Kesehatan. Maha Medika, Yogyakarta.
makanannya seperti tinggi serat, Salahudin, 2009. Peranan Ahli Kesehatan
mengandung kalsium dan zat besi Masyarakat Mewujudkan Rakyat Tidak
sehingga lanjut usia tetap sehat dan Sakit di Provinsi Sumatera Utara.
bugar. Seminar Nasional IAKMI Sumatera Utara,
Medan.
Suhardjo, 2003. Berbagai Cara Pendidikan
Gizi, PT Bumi Aksara, Jakarta.
Sunaryo, 2004. Psikologi Untuk
Keperawatan, Jakarta, EGC
Utami, C, 2002. Pola Makan dan Status
Kesehatan Pada Lansia di Perkotaan
dan Pedesaan Kabupaten Deli Serdang.
Skripsi Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara, Medan.
Wesly, J, S, 2010. Perilaku Lansia Dalam
Mengkonsumsi Makanan Sehat di
Wilayah Kerja Puskesmas Batu Horpak
Kecamatan Tantom Angkola
Kabupaten Tapanuli Selatan. Skripsi
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara, Medan.

You might also like