You are on page 1of 12

MAKALAH GOAL PROGRAMMING

Sebagai tugas mata kuliah Riset Operasional

Kelompok 3
Disusun Oleh :
1. Herlina Putri Hapsari 151710301005
2. Deny Eko Prasetyo 151710301007
3. Septy Tri Wahyuni 151710301048

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2017
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Goal programming merupakan perluasan dari linear programming untuk
mencapi tujuan atau target yang diinginkan. Perbedaan antara goal programming
dan linear programming adalah terletak pada struktur dan penggunaan fungsi
tujuan. Dalam linear programming fungsi tujuannya hanya mengandung satu
tujuan, sementara dalam goal programming semua tujuan digabungkan dalam
sebuah fungsi tujuan. Ini dapat dilakukan dengan mengekpresikan tujuan itu
dalam bentuk suatu kendala (constraint), memasukkan suatu variable simpangan
(variable deviation) dalam kendala untuk mencerminkan seberapa jauh tujuan itu
dicapai dan menggabungkan variable simpangan dalam fungsi tujuan. Goal
programming dapat diselesaikan dengan metode grafik dan metode simpleks.
Metode simpleks pada goal programming sedikit berbeda dengan metode
simpleks pada linier programming yaitu terdapat perhitungan fungsi tujuan untuk
setiap prioritas.
Dalam keadaan dimana seorang pengambil keputusan dihadapkan pada
permasalahan yang mengandung beberapa tujuan didalamnya, maka dibutuhkan
sebuah model matematika yang dapat menemukan solusi optimalnya. Salah satu
model matematika yang dapat digunakan dalam perencanaan produksi dengan
beberapa tujuan adalah goal programing. Model ini memerlukan berbagai
masukan (input) dari sistem produksi yang ada di pabrik untuk mendukung
keputusan yang akan dihasilkan. Adapun masukan yang dibutuhkan antara lain:
data harga tiap produk, jumlah permintaan produk, biaya produksi, kapasitas
waktu produksi, kapasitas jam kerja, dan kapasitas jam lembur. Goal
Programming adalah salah satu model matematis yang dipandang sesuai
digunakan untuk pemecahan masalah multi tujuan karena melalui variabel
deviasinya, goal programming secara otomatis menangkap informasi tentang
pencapaian relatif dari tujuan yang ada. Model Goal Programming yang sering
disebut juga program linear tujuan ganda merupakan perluasan dari Program
Linier. Perbedaannya hanya terletak pada kehadiran sepasang variabel deviasional
yang muncul pada fungsi tujuan dan fungsi-fungsi kendala. Secara umum Goal
Programming ini digunakan untuk menyelesaikan persoalan yang memiliki tujuan
ganda (atau lebih dari satu tujuan). Sebagaimana kita ketahui permasalahan
dengan tujuan ganda tidak mungkin terselesaikan dengan model Pemrograman
Linier.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana pengertian dan peranan Goal Programming secara umum?
2. Bagaimana metode dan langkah-langkah yang digunakan dalam Goal
Programming?
3. Bagimana penyelesaian Goal Programming dalam studi kasus?

1.3 Manfaat
1. Untuk mengetahui pengertian dan peranan Goal Programming secara umum.
2. Untuk mengetahui metode dan langkah-langkah yang digunakan dalam Goal
Programming.
3. Untuk mengetahui penyelesaian Goal Programming dalam studi kasus.
BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Goal Programming


Goal Programming merupakan modifikasi atau variasi khusus dari linier
programming yang memiliki banyak tujuan. Goal Programming bertujuan untuk
meminimumkan penyimpangan-penyimpangan dari tujuan-tujuan tertentu dengan
mempertimbangkan hirarki prioritas (Sri Mulyono,1991). Perbedaan goal
programming dan linier programming hanya terletak pada sepasang variabel
deviasional yang akan muncul pada fungsi tujuan dan fungsi-fungsi kendala.
Formulasi awal goal programming pada dasarnya mirip dengan formulasi linear
programming dengan variabel keputusannya harus didefinisikan terlebuh dahulu.
Selanjutnya tujuan-tujuan bahan baku harus dispesifikasikan sesuai tingkat
kepentingannya. Kemudian mencari solusi yang meminimumkan total
penyimpangan tujuan-tujuan tersebut dari terget-targetnya atau dengan kata lain
goal programming merupakan alat analisis untuk meminimumkan deviasi
(penyimpangan) berbagai tujuan, sasaran atau target yang telah ditetapkan,
sehingga memenuhi target (mendekati target) yang telah ditentukan menrut skala
prioritasnya masing-masing dari suatu metode yang melibatkan berbagai tujuan
yang bahkan saling konflik ke dalam proses formulasinya. Model goal
programming banyak diterapkan dalam beberapa situasi pengambilan keputusan,
seperti bidang finance, produksi, marketing, dan akuntansi. Variabel deviasional
berfungsi untuk menampung penyimpangan atau deviasi yang akan terjadi pada
nilai ruas kiri suatu persamaan kendala terhadap nilai ruas kanannya. Variabel
deviasional terbagi menjadi dua yaitu:
a. Variabel deviasional untuk menampung deviasi yang berada di bawah sasaran
yang dikehendaki ( 𝑑𝑖− ).
b. Variabel deviasional untuk menampung deviasi yang berada di atas sasaran
yang dikehendaki ( 𝑑𝑖+ ).
2.2 Metode dan Langkah-langkah Goal Programming
Ada dua macam metode yang digunakan untuk menyelesaikan model goal
programming, yaitu metode grafis dan metode simpleks.
1. Metode Grafis
Metode grafis digunakan untuk menyelesaikan masalah goal
programming dengan dua variable. Langkah langkah penyelesaian dengan
metode grafis adalah:
a. Menggambar fungsi kendala pada bidang kerja sehingga diperoleh
daerah yang memenuhi kendala.
b. Meminimumkan variable simpangan agar sasaran-sasaran yang
diinginkan tercapai dengan cara menggeser fungsi ataugaris yang
dibentuk oleh variable simpangan terhadap daerah yang memenuhi
kendala.
2. Metode Simpleks
Algoritma simpleks digunakan untuk meyelesaikan masalah goal
programming dengan menggunakan variable lebih dari dua. Langkah-langkah
penyelesaian goal programming dengan metode simpleks adalah:
a. Membentuk tabel simpleks awal.
b. Pilih kolom kunci dimana memiliki nilai negative terbesar.
Kolom kunci ini disebut kolom pivot.
c. Pilih baris kunci yang berpedoman pada dengan rasio terkecil
dimana adalah nilai sisi kanan dari setiap persamaan. Baris kunci
ini disebut baris pivot.
d. Mencari system kanonikal yaitu system dimana nilai elemen
pivotbernilai 1 dan elemen lain bernilai nol dengan cara mengalikan
baris pivot dengan -1 lalu menambahkannya dengan semua elemen
dibaris pertama. Dengan demikian, diperoleh tabel simpleks iterasi I.
e. Pemeriksaan optimalitas, yaitu melihat apakah solusi sudah layak atau
tidak. Solusi dikatakan layak bila variable adalah positif atau nol.
Dalam merumuskan model goal programming menurut Mulyono (1991)
dapat dilakukan melalui langkah-langkah berikut ini:
1. Menentukan variabel keputusan
Tahap pertama ini merupakan kunci utama yang menyatakan secara jelas
variable keputusan yang tidak diketahui, makin tepat definisi makin mudah untuk
pekerjaan permodelan yang lain.
2. Menentukan kendala-kendala
Pada tahapan ini ditentukan nilai-nilai sisi kanan lalu ditentukan teknologi
dan variabel dalam kendala. Selain itu,perlu pula untuk memperhatikan jenis
penyimpangan yang diperbolehkan. Bila penyimpangan diperbolehkan dalam dua
arah, maka tempatkan kedua variabel devisional pada kendala tersebut. Apabila
penyimpangan tersebut hanya diperbolehkan dalam satu arah, maka hanya satu
variabel devisional yang perlu di tempat kan pada kendala yang bersangkutan.
3. Menentukan prioritas utama
Pada tahap ini dilakukan urutan terhadap tujuan-tujuan yang ingin dicapai.
Biasanya urutan tujuan merupakan pernyataan preferensi individu. Apabila
persoalannya tidak memiliki urutan tujuan, maka lewatin tahap ini dan lanjutkan
pada tahap berikutnya.
4. Menentukaan bobot
Membuat urutan dalam tujuan tertentu. Bila tahapan ini dirasakan tidak
perlu, maka dilanjutkan pada tahap berikutnya.
5. Menentukan fungsi tujuan
Pilih variabel devisional yang benar untuk dimassukan dalam fungsi tujuan.
Setelah itu berilah prioritas dalam bobot yang tepat apabila diperlukan.
Mode l Umum:
Goal Programming
(Nasendi dan Anwar.1985):
Minimumkan:
Kendala Tujuan:

Kendala Sistem:
2.3 Studi Kasus Dengan Penyelesaian Goal Programming
Sebuah perusahaan memproduksi 2 jenis produk yang berbeda, yaitu dan
. Produk tersebut dikerjakan melalui 2 proses pengerjaan yang berbeda, yaitu
proses I dan proses II. Proses I mampu menghasilkan 5 unit produk dan 6 unit
produk sedangkan proses II hanya mampu menghasilkan 1 unit produk dan
2 unit produk . Kapasitas maksimum proses I dan II berturut-turut adalah 60
dan 16. Dalam hal ini perusahaan menetapkan 4 macam sasaran, yaitu:
1. Kapasitas yang tersedia pada proses I dimanfaatkan secara maksimum.
2. Kapasitas yang tersedia pada proses II dimanfaatkan secara maksimum.
3. Produksi paling sedikit 10 unit.
4. Produksi paling sedikit 6 unt.
Berapakah jumlah produksi optimal yang harus diproduksi oleh perusahaan?
Penyelesaian:
Variable keputusan dari contoh kasus diatas adalah:
= Jumlah produk yang diproduksi.
= Jumlah produk yang diproduksi.
Fungsi Kendala:

Sesuai dengan sasaran yang akan dicapai, maka model goal programming untuk
kasus ini akan menjadi :
Dengan:

= Penyimpangan di bawah sasaran

= Penyimpangan di atas sasaran

= 1,2,3,4

Penyelesaian model ini dimulai dengan membuat tabel simpleks awal sebagai
berikut :

Berdasarkan tabel 2.2 yang menjadi kolom kunci adalah kolom ke-2 dimana
memiliki nilai negatif terbesar yaitu -6 dan yang menjadi baris kunci adalah baris
ke-4 karena memiliki terkecil yaitu :
Pemilihan Kolom Kunci

Langkah selanjutnya adalah mencari sistem kanonikal yaitu sistem dimana nilai
elemen pivot bernilai 1 dan elemen lain bernilai nol dengan cara mengalikan baris
pivot dengan -1 lalu menambahkannya dengan semua elemen dibaris pertama.
Misalnya untuk baris pertamadapat dilihat sebagai berikut :
BAB 3. PENUTUP

2.4 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil sebagai berikut:
1. Goal programming merupakan perluasan dari linear programming untuk
mencapi tujuan atau target yang diinginkan. Dalam setiap Goal
Programming minimal terdapat tiga komponen antara lain fungsi tujuan,
kendala tujuan dan kendala non negative. Formulasi awal Goal
Programming pada dasarnya mirip dengan formulasi Linear Programming
dengan variabel keputusannya harus didefinisikan terlebuh dahulu.
Selanjutnya tujuan-tujuan bahan baku harus dispesifikasikan sesuai tingkat
kepentingannya. Kemudian mencari solusi yang meminimumkan total
penyimpangan tujuan-tujuan tersebut dari terget-targetnya atau dengan kata
lain Goal Programming merupakan alat analisis untuk meminimumkan
deviasi (penyimpangan) berbagai tujuan, sasaran atau target yang telah
ditetapkan, sehingga memenuhi target (mendekati target) yang telah
ditentukan menrut skala prioritasnya masing-masing dari suatu metode yang
melibatkan berbagai tujuan yang bahkan saling konflik ke dalam proses
formulasinya. Model goal programming banyak diterapkan dalam beberapa
situasi pengambilan keputusan, seperti bidang finance, produksi, marketing,
dan akuntansi.
2. Goal programming dapat diselesaikan dengan metode grafik dan metode
simpleks. Metode simpleks pada Goal Programming sedikit berbeda dengan
metode simpleks pada Linier Programming yaitu terdapat perhitungan
fungsi tujuan untuk setiap prioritas. Sedangkan pada perusahaan yang
menangani sektor pertanian lebih banyak menggunakan metode multimedia
atau dengan software LINDO. Langkah-langkah dalam merumuskan Goal
Programming antara lain menentukan variabel keputusan, menentukan
kendala-kendala, menentukan prioritas utama, menentukan bobot dan
menentukan fungsi tujuan.

You might also like