Professional Documents
Culture Documents
Ahmad Fathoni *)
ABSTRACT
This paper is focused on strategies of teaching one of branch of Ilm al-Balaghah, namely
Ilm al-Ma’ani. As a branch of Ilm al-Balaghah, Ilm al-Ma’ani is interpreted as a
knowledge which examines the sentence structure to avoid discrepancy between speaker
meaning and listener understanding. In other words, Ilm al-Ma’ani is understood as a
knowledge which contains rules to determine the suitability in term of quality of sentence
with the context. Teaching Ilmu al-Ma’ani, more specifically, has two goals; first, to
understand many concepts of Ilm al-Ma’ani in expressing an intention of Arabic text.
Second, to implement the concept in order to analyze the Arabic text. Some kinds of
approaches that can be used in teaching Ilm al-Ma’ani are the communicative approach
and analysis approach. Among the teaching methods (grammatical method, direct
method, oral aural method, read method, and eclectic method), eclectic method is the
most relevant with Ilm al-Ma’ani which can make teachers combining some existing
methods.
106
Ahmad Fathoni, Strategi Pembelajaran Ilmu Ma’ani
108
Ahmad Fathoni, Strategi Pembelajaran Ilmu Ma’ani
109
PROGRESIVA Vol. 4, No.1, Agustus 2010
110
Ahmad Fathoni, Strategi Pembelajaran Ilmu Ma’ani
diringkas tanpa mengubah makna yang Para ahli ilmu ma’ani memberi
sebenarnya. perhatian serius terhadap adawaat dari
Selain itu, ada pambahasan yang segi kandungan makna yang lahir dari
cukup menarik dari ibn al-Atsiir yang sebuah kata atau kalimat. Termasuk
mengemukakan kalam awsath sebagai sebuah kata atau kalimat yang
upaya kompromi antara al-iijaaz dan bersambung dengan adawaat lalu
al-ithnab. Ibn al-Atsir melandaskan diungkapkan oleh dua orang yang
gagasannya pada ayat al-Quran: ﺎ ﻟﹶﺎﻧﻬﹶﻓﹺﺈ memiliki posisi yang berbeda, maka
makna yang ditimbulkannya juga
ﻲﻲ ﻓﺏ ﺍﱠﻟﺘ
ﻰ ﺍﹾﻟ ﹸﻘﻠﹸﻮﻌﻤ ﺗ ﻦﻭﹶﻟﻜ ﺭ ﺎﺑﺼﻰ ﺍﹾﻟﹶﺄﻌﻤ ﺗ berbeda. Misalnya, sebuah ungkapan
ﻭ ﹺﺭﺼﺪ
ﺍﻟ Ayat ini menurutnya tidak yang dipohonkan seorang hamba
kepada Tuhannya dengan
mengandung unsur al-iijaaz sebab kata menggunakan perangkat al-nahyu
quluub diperjelas dengan keterangan akan berkonotasi sebuah doa,
allatii fi al-shuduur. Dia juga tidak sementara ungkapan yang disampaikan
menganggapnya mengandung unsur kepada orang yang posisinya lebih
al-ithnab dengan adanya keterangan rendah akan berkonotasi peringatan
tersebut atas kata quluub, tetapi karena dan sebagainya.
tidak terperincinya kata al-abshaar Adapun adawaat al-istifhaam
untuk lebih diperjelas bahwa ada (perangkat kalimat tanya) dalam ilmu
bentuk kebutaan lain selain kebutaan ma’ani dibahas dari pelbagai implikasi
mata lahir. makna di setiap perangkat tanya yang
terdapat dalam bahasa Arab dengan
3. Pembahasan adawaat. menunjukkan hal-hal yang bersifat
Sebagai salah satu unsur bahasa asing (gharib) dari keumuman faidah
Arab, adawaat merupakan seperangkat penggunaan perangkat tertentu, seperti
kalimat yang mempunyai karakteristik penggunaan kalimat tanya dengan
berbeda dengan ism dan fi’l. Adawaat tanpa membedakan antara kalam
bisa mengikuti ism dan fi’l dan khabariy dan kalam insyaiy.
terlepas dari pengaruh i’raab. Adawaat
ini diperlukan untuk menambah makna Penutup
baru ketika bersambung dengan
sebuah kata atau kalimat. Bahkan Dari uraian di atas dapat disimpulkan
makna baru yang muncul bisa jadi bahwa metode pengajaran ilmu ma’ani
berlawanan dengan kata yang adalah suatu cara yang digunakan oleh
diikutinya sebelum diberi adawaat itu. pengajar dalam menyampaikan pelajaran
Contohnya, adaat al-nahyi () ﻻ yang kepada peserta didik melalui lisan
maupun tulisan dan tidak hanya dengan
bersambung dengan kata () ﺗﻀﺮﺏ teorinya saja akan tetapi didukung dengan
memiliki makna yang bertolak praktik serta diikuti dengan
belakang saat kata tersebut belum pengembangan wawasan dari luar teks
pelajaran ilmu ma’ani itu sendiri.
dimasuki adaat al-nahyi ( )ﻻ. Agar pengajaran ilmu ma’ani tidak
membosankan, seorang pengajar di dalam
112
Ahmad Fathoni, Strategi Pembelajaran Ilmu Ma’ani
113
PROGRESIVA Vol. 4, No.1, Agustus 2010
114