You are on page 1of 10

i

LAPORAN PRAKTIKUM

ILMU PEMULIAAN TERNAK

Disusun oleh :

Nama NPM

1. Rizky Dwi P 200110160015

2. Raihan Naufal R.S 200110160016

3. Ira Raniati 200110160017

4. Wawan Setiawan 200110160018

5. Raja Novyanda R 200110160020

Kelompok : 3 Kelas : A

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

SUMEDANG

2018

i
LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM ILMU PEMULIAAN TERNAK

TAHUN AKADEMIK 2017/2018

Disusun oleh :

Nama NPM Tanda Tangan

1. Rizky Dwi P 200110160015

2. Raihan Naufal R.S 200110160016

3. Ira Raniati 200110160017

4. Wawan Setiawan 200110160018

5. Raja Novyanda R 200110160020

Telah terima dan disyahkan oleh Dosen Mata Kuliah Ilmu Pemuliaan Ternak pada

tanggal …………….

Menerima dan mengesyahkan

Dosen Kelas Mata Kuliah Ilmu Pemuliaan Ternak

Nama : Dr.Agr. Ir. Asep Anang, M.Phill. dan Dr.Heni Indrijani, S. Pt, M.Si.

NIP 19630416 199002 1 001 NIP 19700130 199703 2 001

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu Wata’ala karena

berkat rahmat-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan Laporan Akhir Praktikum

Pemuliaan Ternak dengan baik dan tepat pada waktunya.

Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad

Sallallahu ‘alaihi wassalam, yang telah mengantarkan umatnya dari zaman

kegelapan menuju ke zaman yang terang-benderang dengan kekayaan ilmu dan

pengetahuan.

Kami ucapan terimakasih kepada Dr.Agr. Ir. Asep Anang, M.Phill. dan

Dr.Heni Indrijani, S. Pt, M.Si. , karena atas bimbingan mereka kami dapat

menyelesaikan tugas ini dengan sebaik - baiknya.

Harapan kami semoga laporan akhir praktikum ini dapat bermanfaat bagi

penyusun, pembaca dan semua pihak.

Sumedang, Mei 2018

Penyusun

iii
DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul ....................................................................................... i

Halaman Pengesahan ............................................................................ ii

Kata Pengantar ...................................................................................... iii

Daftar Isi................................................................................................ iv

Praktikum 4 : Pendugaan Nilai Ripitabilitas Pola Half-Sib dengan Analisis

Ragam

1. Pendahuluan ..............................................................................................

2. Tujuan Praktikum .......................................................................................

3. Tinjauan Kepustakaan................................................................................

4. Metode Praktikum .....................................................................................

5. Hasil dan Pembahasan ...............................................................................

6. Kesimpulan ................................................................................................

7. Daftar Pustaka ...........................................................................................

iv
1

IV

PRAKTIKUM KE 4

PENDUGAAN NILAI HERITABILITAS POLA HALF-SIB DENGAN ANALISIS RAGAM

1. Pendahuluan

Pada dasarnya Pemuliaan Ternak merupakan penerapan dasar-dasar

Genetika dalam usaha meningkatkan produksi ataupun produktivitas ternak

melalui perbaikan nilai genetik ternak yang bersangkutan.

Dalam pemuliaan ternak, kita berkecenderungan untuk merubah hal-hal yang


terlihat atau hasil produksi ternak dan pada umumnya kita mulai tingkatkan yang

diinginkan. Untuk mengerjakannya kita harus mengetahui sifat-sifat yang akan

diturunkan itu dikendalikan oleh gen yang dibawa masing-masing ternak. Apabila

ini terjadi maka perbedaan-perbedaan yang kita inginkan itulah, seperti berat

badan, produksi susu, warna bulu dan lain-lain yang disebut perbedaan genetik.

Dalam dunia peternakan, seleksi merupakan hal yang sangat penting,

fungsi dari seleksi yaitu untuk memilih individu mana yang terbaik dan pantas

untuk dikawinkan dan dikembangkan. Hal tersebut sangat penting agar dapat

ternak yang memiliki produktivitas maksimal.

Faktor genetik merupakan faktor yang mendapatkan perhatian pemulia

ternak, karena faktor genetik tersebut diwariskan dari generasi tetua kepada

generasi selanjutnya. Perlu diketahui juga sampai sejauh mana fenotipe seekor

ternak dapat digunakan sebagai indikator dalam menduga mutu genetik ternak.

Untuk itulah kemudian dikembangkan suatu konsep berupa koefesien yang

dikenal dengan heritabilitas.

2. Tujuan Praktikum

(1) Untuk menduga nilai heritabilitas berdasarkan pola half-sib


2

(2) Untuk mengetahui derajat kemiripan dari saudara tiri sebapak

3. Tinjauan Kepustakaan

Heritabilitas adalah istilah yang digunakan untuk menunjukan bagian dari

keragaman total dari suatu sifat yang diakibatkan oleh pengaruh genetik.

Heritabilitas dapat diperhitungkan dalam dua konteks secara luas pengaruh

keturunan termasuk semua pengaruh gen, yaitu aditif, dominan, dan epistasis.

Memasukkan darah baru ke dalam suatu populasi ternak akan meningkatkan

ragam genetic dalam populasi tersebut sehingga menaikkan nilai heritabilitas


yang diperoleh (Harjosubroto, 1994)

Derajat kemiripan ternak-ternak di dalam kelompok saudara tiri yang lebih

besar daripada kemiripan antar ternak di dalam kelompok acak dalam suatu

populasi merupakan metode penaksiran heritabilitas yang paling banyak

digunakan. Metode half-sib ini juga paling murni untuk ragam genetik aditif di

antara metode-metode yang ada, apabila dikerjakan dengan tepat. Taksiran

heritabilitas saudara tiri sebapak atau half-sib tidak memasukan pengaruh

dominan, tetapi memasukkan ¼ atau kurang dari pengaruh epistatik, dan tidak

ada pengaruh induk. (Warwick, dkk., 1983).

Taksiran heritabilitas saudara tiri sebapak tidak memasukkan pengaruh

dominan, tetapi memasukkan ¼ atau kurang dari pengaruh epistatik dan tidak

ada pengaruh induk. Untuk penggunaan yang tepat dari data saudara tiri

sebapak untuk menduga heritabilitas diperlukan bahwa:

a. Sekelompok pejantan masing-masing dikawinkan dengan betina-betina

secara acak dalam populasi yang akan diuji

b. Seluruh anak yang dihasilkan harus dibesarkan dalam lingkungan yang sama

c. Mengoreksikan pengaruh lain yang dapat menyebabkan pengukuran bias.


3

Rumus nilai ripitabilitas adalah meliputi semua pengaruh genetik, ditambah

pengaruh lingkungan yang akan bersifat permanen (Warwick dkk., 1983). Dimana

pengaruh permanen adalah semua pengaruh yang bukan bersifat genetik, tetapi

mempengaruhi produktivitas seekor hewan selam hidupnya, seperti pengaruh

penyakit, gizi dan induk, selama dikandung oleh induk dan sebagainya

(Hardjosubroto, 1994).

Dalam analisis ini derajat kemiripan ternak-ternak didalam kelompok

adalah saudara tiri sebapak (paternal halfsib Correlation), hal ini paling sering

digunakan karena setiap pejantan dapat mempunyai anak cukup banyak

daripada betina. Taksiran nilai heritabilitas saudara tiri sebapak tidak

memasukkan pengaruh dominan, tetapi memasukkan ¼ atau kurang dari

pengaruh epistatik dan tidak ada pengaruh induk (Warwick dkk., 1983).

Komponen-komponen korelasi dalam kelas (Intraclass Correlation = t),

yaitu suatu ukuran kemiripan antar saudara tiri ditentukan sebagai berikut:
𝜎2 𝑠
𝑡 = 𝜎2 𝑠+ 𝜎2 𝑤

Nilai heritabilitas akan sama dengan 4t (h2 = 4t), atau dalam komponen

ragam menjadi:

4 𝜎2 𝑠
h2 = 𝜎2 𝑠+ 𝜎2 𝑤

Dimana: σ2s = ragam antar rata-rata kelompok anak dalam pejantan

σ2w = ragam antar individu dalam kelompok anak.

Perkalian t dengan 4, hali ini karena separuh dari plasma nutfah

(germplasma) dalam keturunan berasal dari pejantan dan setiap keturunan

hanya menerima satu contoh separuh gen-gen pejantannya (Warwick dkk.,

1983).
4

1. Metoda Praktikum

Model analisis statistik yang digunakan adalah Analisis Ragam satu arah:

Yij = µ + αi + eij

Dimana: Yij = Sifat yang diamati

µ = Rata-rata populasi

αi = Pengaruh pejantan ke i-th

eij = Simpangan pengaruh lingkungan dan genetik yang tidak

terkontrol akibat individu dalam kelompok pejantan

Komponen ragam dalam table sidik ragam adalah sebagai berikut:

Sumber Variasi Db JK KT Komponen

Antar Pejantan n-1 JKPejantan JKPejantan/db σ2w + k σ2s

Galat (N-1)-(n-1) JKGalat JKGalat/db σ2w

Total N-1 JK

2. Hasil dan Pembahasan

5.1 Hasil Pengamatan


Pejantan
Total
1 2 3
1 2,87 2,98 3,11
2 3,26 3.41 2,92
3 2,92 2,95 3,01
4 3,16 3,06 2,73
5 2,92 3,01 2,82
6 2,73 3,02 2,87
Σ 17,86 18,43 17,46 53,75
ΣY2 53,5558 56,7551 50,9008 161

N = 18 ekor k = 6ekor
(𝛴𝑌)2 (33,76)2
1. FK = = = 160,50
𝑁 18

2. JKTotal = ΣY2 – FK = 161 – 160,50 = 0,5


(17,86)2 (10,43)2 (17,43)2
3. JKPejantan = + + − 160,50 = 0,079
6 6 6
5

4. JKGalat = JKTotal – JKPejantan = 0,429

Sumber Variasi Db JK KT Komponen


Antar Pejantan 2 0,079 0,039606 σ2w + k σ2s
Galat 15 0,429 0,028601 σ2w
Total 17 0,508 0,068207

5. σ2w = 0,028601

6. σ2s = 0,00183416667
0,00183416667
7. t = 0,03043516667
= 0,04

8. h2 = 4(t) = 4(0,06) = 0,24

5.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil perhitungan saat praktikum, didapat nilai heritabilitas

sebesar 0,24. Menurut Preston dan Willis (1974) yang mengklasifikasikan nilai

heritabilitas dikatakan rendah jika kurang dari 0,25. Berdasarkan pernyataan

tersebut, maka nilai heritabilitas yang didapat saat praktikum masih rendah. Hal

ini menunjukkan bahwa kemampuan pejantan untuk untuk menurunkan sifat

produksi dari tetua ke anaknya rendah, hal ini sesuai dengan pernyataan dari

Warwick dkk (1983) bahwa nilai heritabilitas saudara tiri sebapak tidak

memasukkan pengaruh dominan, tetapi memasukkan ¼ atau kurang dari


pengaruh epistatik dan tidak ada pengaruh induk . Hal ini dapat disebabkan

karena faktor lingkungan, faktor genetik, ragam lingkungan meningkat atau

ragam genetik menurun.


6

6. Kesimpulan

1) Kemiripan performa dari pejantan yang diturunkan kepada anaknya

bernilai 0,24. Nilai heritabilitas tersebut dianggap rendah menurut

pernyataan dari Preston dan Willis (1974)

2) Taksiran heritabilitas saudara tiri sebapak tidak memberikan pengaruh

dominan, tetapi hanya memasukkan ¼ atau kurang dari pengaruh epistatik

dan tidak ada pengaruh induk.

7. Daftar Pustaka
E. J. Warwick, dkk. 1983. Pemuliaan Ternak. Gadjah Mada University Press,

Yogyakarta.

Hardjosubroto, W. 1994. Aplikasi Pemuliaan Ternak di Lapangan. Gramedia.

Jakarta.

Preston, T.R and M.B. Willis. 1974. Intensives Beef production. Pergamon Press.

Inc. New York.

You might also like