You are on page 1of 16

MAKALAH KEPERAWATAN HIV AIDS

“ TREND ISSUE DAN

PERILAKU YANG BERESIKO TERTULAR ATAU MENULAR HIV AIDS ”

Oleh : Semester 6 S1 Keperawatan Kelas A Kelompok 3

Anggota :

1. Rizka Mar A 20151660039 8. Khaulah N 20151660057

2. Adi Prasetyo 20151660041 9. Gevi A 20151660058

3. Saidahtul M 20151660043 10 Teguh P 20151660059

4. Ismail 20151660046 11. Manggar S 20151660060

5. Rofiqi 20151660053 12. Citra Ayu 20151660062

6. Muidatul H 20151660055 13. Fitri R 20151660066

7. Ma’rifatin I 20151660056

Dosen : Een Hendarsih, Sp. PD

PRODI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA

2018

|1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan atas kehadirat Allah Yang Maha Esa atas segala

rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul

“ Trend Issue dan Perilaku yang Beresiko Tertular atau Menular HIV AIDS ”.

Tidak lupa pula penulis menyampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya

kepada:

1. Een Hendarsih, Sp. PD senantiasa memberikan bimbingan dan arahan dalam

penyelesaian makalah ini,

2. Orang tua kami atas dukungannya dalam penyelesaian makalah ini,

3. Serta, teman-teman yang telah bekerja sama dalam penyelesaian makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini belum sempurna dan masih banyak

kekurangan, oleh karena itu penulis berharap kritik dan saran yang membangun guna

kesempurnaan makalah ini menjadi lebih baik.

Akhirnya, penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi kami secara

pribadi dan bagi yang membutuhkannya.

Surabaya,31 Maret 2018

Penulis

|2
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL.............................................................................. 1

KATA PENGANTAR............................................................................ 2

DAFTAR ISI.......................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN...................................................................... 4

1.1 Latar Belakang .................................................................... 4

1.2 Rumusan Masalah ............................................................... 4

1.3 Tujuan Umum....................................................................... 5

1.4 Tujuan Khusus..................................................................... 5

1.5 Manfaat Makalah................................................................. 5

BAB II TINJAUAN TEORI.................................................................. 6

BAB III PENUTUP................................................................................ 15

3.1 Kesimpulan............................................................................ 15

3.2 Saran...................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA............................................................................ 16

LAMPIRAN...........................................................................................

|3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

HIV/AIDS telah menimbulkan kekhawatiran di berbagai belahan bumi.

HIV/AIDS adalah salah satu penyakit yang harus diwaspadai karena Acquired

Immunodeficiency Syndrome (AIDS) sangat berakibat bagi penderitanya. Acquired

Immunodeficiency Syndrome (AIDS) merupakan sekumpulan gejala penyakit yang

menyerang tubuh manusia setalah sistem kekebalannya dirusak oleh virus HIV

(Human Immunodeficiency Virus).

Cara penularan HIV/AIDS dapat melalui hubungan seksual, dan

penggunaan obat suntik. Infeksi HIV/AIDS sangat berisiko pada kelompok

pengguna narkoba suntik (penasun), pekerja seks wanita langsung, pekerja seks

wanita tidak langsung (terselubung menggunakan perantara), waria, lelaki

penyuka sesama jenis. Dari permasalah tersebut menyebabkan jumlah kasus

HIV/ADIS dari tahun ke tahun di seluruh dunia mengalami peningkatan meskipun

berbagai upaya preventif telah dilakukan. Dari beberapa cara penularan tersebut,

masing-maisng penularan memiliki resiko penulurang sangat besar. Oleh karena,

itu penularan HIV harus diberi pengobatan agar penyebaran mengalami

perlambatan.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apakah pengertian HIV/AIDS ?

1.2.2 Bagaimanakah epidemiologi HIV / AIDS ?

1.2.3 Apakah etiologi HIV AIDS ?

|4
1.2.4 Bagaimana prnularan HIV AIDS ?

1.2.5 Bagaimana pencegahan penularan HIV AIDS?

1.2.6 Apakah trend dan issue HIV AIDS?

1.2.7 Apakah kelompok yang beresiko tertular / menular HIV AIDS ?

1.2.8 Bagaimana perilaku yang beresiko tertular / menular HIV AIDS ?

1.3 Tujuan Umum

Tujuan umum dari makalah ini yaitu :

1.3.1 Menyelesaikan tugas keperawatan HIV AIDS,

1.3.2 Mengidentifikasi tentang trend issue dan perilaku beresiko yang menular /

tertular HIV / AIDS.

1.4 Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari makalah ini yaitu :

1.4.1 Melakukan pembahasan HIV /AIDS

1.4.2 Mengidentifikasi tentang epidemiologi, etiologi, penularan, pencegahan

penularan dan mengetahui trend dan issue HIV / AIDS

1.4.3 Mengetahui kelompok dan perilaku beresiko tertular dan menular HIV/

AIDS

1.5 Manfaat Makalah

Sebagai pengetahuan dan acuhan untuk mahasiswa/I S1 keperawatan terkait dengan

tren issue dan perilaku beresiko menular/ tertular HIV / AIDS

|5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian HIV/AIDS

Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan sejenis virus. Virus

adalah jasad renik yang terkecil yang dapat mengakibatkan penyakit. Virus dapat

berkembang biak hanya di dalam sel – sel tumbuh-tumbuhan atau hewan/manusia

(Ronald Hutape, 1995: 6). AIDS merupakan suatu sindrom atau kumpulan gejala

penyakit dengan karakteristik defisiensi kekebalan tubuh yang berat dan

merupakan manifestasi stadium akhir infeksi virus HIV (Titi Parwati, 1996).

Acquired Immune Deficiency Syndrom (AIDS) adalah sekumpulan gejala

penyakit, yang timbul karena turunnya kekebalan tubuh. AIDS disebabkan oleh

Human Immunodeficiency virus (HIV) yang hidup di 4 cairan dalam tubuh yaitu

cairan sperma, cairan vagina, cairan darah, dan air susu ibu (Komisi

Penanggulangan HIV/AIDS. 2011).

2.2 Epidemiologi HIV/AIDS

Dilihat penyebaran penderita HIV/AIDS berdasarkan gender, laki-laki

57,71% dan pada perempuan 42,29%. Penyebaran berdasarkan umur, HIV/AIDS

terbanyak mengenai pada kelompok umur produktif (15-60 tahun) dengan jumlah

terbesar pada kelompok umur 20-29 tahun (HIV sebesar 55,09%, AIDS sebesar

24,58%) (Soekidjo Notoatmodjo, 2007: 319). Walaupun jumlah kasus infeksi

HIV/AIDS di Indonesia yang dilaporkan sampai tahun 2003 mencapai 2.156

orang, namun estemasi jumlah yang sebenarnya saat ini diperkirakan lebih dari

|6
30.000, bahkan ada tim ahli yang memperkirakan saat ini sudah lebih dari

150.000 orang yang terinfeksi HIV. 2 tim yang berbeda memproyeksikan jumlah

penderita infeksi HIV di Indonesia lebih dari 500.000 orang pada tahun 2000.

Jadi, infeksi HIV/AIDS menjadi masalah yang serius bagi Indonesia (Soekidjo

Notoatmodjo, 2007: 319).

2.3 Etiologi HIV/AIDS

Etiologi AIDS sampai tahun 1994 diketahui ada dua subtipe virus HIV,

yaitu HIV 1 dan HIV 2. HIV 1 dan HIV 2 merupakan suatu virus RNA yang

termasuk retrovirus dan lentivirus. HIV 1 penyebarannya meluas di hampir

seluruh dunia, sedangkan HIV 2 ditemukan pada pasien-11

pasien da\ri Afrika Barat dan Portugal. HIV 2 lebih mirip “monkey” virus

yang disebut Simian Immuno Deficiency Virus (SIV) (Soekidjo Notoatmodjo,

2007: 314).

2.4 Penularan HIV AIDS

1. Hubungan Seksual

Hubungan seksual, baik secara vaginal, oral, maupun anal dengan

seorang pengidap. Ini adalah cara yang paling umum terjadi, meliputi 80-

90% dari total kasus sedunia. Penularan mudah terjadi apabila terdapat lesi

penyalit kelamin dengan ulkus atau peradangan jaringan seperti herpes

genetalis, sifilis, gonorea, klamidia, kankroid, dan trikomoniasis. Risiko

|7
pada seks anal lebih besar dibandingkan seks vagina, dan risiko lebih besar

pada reseptif daripada insertif (Soekidjo Notoatmodjo, 2007: 315).

2. Kontak Langsung dengan Darah, Produk Darah, atau Jarum Suntik

Transfusi darah atau produk darah yang tercemar mempunyai risiko

sampai >90%, ditemukan 3-5% total kasus sedunia. Pemakaian jarum suntik

tidak steril atau pemakaian bersama jarum suntik dan spuitnya pada pecandu

narkotik berisiko 0,5-1%, ditemukan 5-10% total kasus sedunia. Penularan

melalui kecelakaan tertusuk jarum pada petugas kesehatan mempunyai

risiko 0,5%, dan mencakup <0,1% total kasus sedunia (Arif Mansjoer, 1977:

163).

3. Lewat Air Susu Ibu (ASI)

Penularan ini dimungkinkan dari seorang ibu hamil yang HIV positif,

dan melahirkan lewat vagina, kemudian menyusui bayinya dengan ASI.

Kemungkinan penularan dari ibu ke bayi (mother-to-child transmission)

berkisar antara 30%, artinya dari setiap 10 kehamilan ibu HIV positif

kemungkinan ada 3 bayi yang lahir dengan HIV positif (Komisi

Penanggulangan AIDS, 2010).

Dengan intervensi yang baik maka risiko penularan HIV dari ibu ke

bayi bisa ditekan menjadi kurang dari 2%. Intervensi tersebut meliputi 4

konsep dasar:

1) Mengurangi jumlah ibu hamil dengan HIV positif,

|8
2) Menurunkan viral load serendah-rendahnya,

3) Meminimalkan paparan janin/bayi terhadap darah dan cairan tubuh

ibu HIV positif,

4) Mengoptimalkan kesehatan dari ibu dengan HIV positif. (Depkes RI,

2008)

2.1 Pencegahan Penularan HIV/AIDS

Pencegahan penularan HIV pada wanita dilakukan secara primer, yang

mencakup mengubah perilaku seksual dengan menetapkan prinsip ABC, yaitu

Abstinence (tidak melakukan hubungan seksual), Be faithful (setia pada

pasangan), dan Condom (pergunakan kondom jika terpaksa melakukan hubungan

dengan pasangan), Don‟t Drug, Education. Wanita juga disarankan tidak

menggunakan narkoba, terutama narkoba suntik dengan pemakaian jarum

bergantian, serta pemakaian alat menoreh kulit dan benda tajam secara bergantian

dengan orang lain (misalnya tindik, tato, silet, cukur, dan lain-lain). Petugas

kesehatan perlu menetapkan kewaspadaan universal dan menggunakan darah serta

produk darah yang bebas dari HIV untuk pasien (Nursalam, 2005).

Menurut Depkes RI (2003), WHO mencanangkan empat strategi untuk

mencegah penularan HIV dari ibu ke bayi dan anak, yaitu dengan mencegah

jangan sampai wanita terinfeksi HIV/AIDS. Apabila sudah dengan HIV/AIDS,

dicegah supaya tidak hamil. Apabila sudah hamil, dilakukan pencegahan supaya

tidak menular pada bayi dan anaknya, namun bila ibu dan anaknya sudah

|9
terinfeksi, maka sebaiknya diberikan dukungan dan perawatan bagi ODHA dan

keluarganya (Nursalam, 2007).

2.2 Trend Issue HIV AIDS

Trend adalah sesuatu yang sedang dibicarakan oleh banyak orang saat ini

dan kejadiannya berdasarkan fakta. Sedangkan issue adalah sesuatu yang sedang

dibicarakan oelh banyak orang namun belum jelas faktanyaatau buktinya.

Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Karawang mengungkapkan bahwa

tahun 2017 ini ada tren baru untuk kasus HIV AIDS yaitu dilihat dari

pekerjaannya. Yakni mereka yang terjangkit virus ini mayoritas berasal dari ibu

rumah tangga. Total ada 18 kasus . Sementara di tahun sebelumnya, pekerjaan

yang rentan terkena penyakit menular adalah karyawan.

2.3 Kelompok yang Beresiko Tertular Atau Menular HIV AIDS

Berdasarkan strategi nasional penganggulangan HIV dan AIDS tahun 2007-

2010, penyebaran HIV dipengaruhi oleh perilaku berisiko kelompok-kelompok

masyarakat. Kelompok tersebut diantaranya :

1. Kelompok Tertular (Infected People)

Kelompok tertular adalah mereka yang sudah terinfeksi HIV. Pencegahan

ditujukan untuk menghambat lajunya perkembangan HIV, memelihara

produktifitas individu dan meningkatkan kualitas hidup.

2. Kelompok Berisiko Tertular Atau Rawan Tertular (High-Risk People)

| 10
Kelompok berisiko tertular adalah mereka yang berperilaku

sedemikian rupa sehingga sangat berisiko untuk tertular HIV. Dalam

kelompok ini termasuk penjaja seks baik perempuan maupun laki-laki,

pelanggan penjaja seks, penyalahguna napza suntik dan pasangannya, waria,

penjaja seks dan pelanggannya, serta lelaki suka lelaki. Karena

kekhususannya, narapidana termasuk dalam kelompok ini. Pencegahan

untuk kelompok ini ditujukan untuk mengubah perilaku berisiko menjadi

perilaku aman.

3. Kelompok Rentan (Vulnerable People)

Kelompok rentan adalah kelompok masyarakat yang karena lingkup

pekerjaan, lingkungan, ketahanan dan atau kesejahteraan keluarga yang

rendah dan status kesehatan yang labil, sehingga rentan terhadap penularan

HIV. Termasuk dalam kelompok rentan adalah orang dengan mobilitas

tinggi baik sipil maupun militer, perempuan, remaja, anak jalanan,

pengungsi, ibu hamil, penerima transfusi darah dan petugas pelayanan

kesehatan. Pencegahan untuk kelompok ini ditujukan agar tidak melakukan

kegiatan-kegiatan yang berisiko tertular HIV (menghambat menuju

kelompok berisiko)

4. Masyarakat Umum (General Population)

Masyarakat umum adalah mereka yang tidak termasuk dalam ketiga

kelompok terdahulu. Pencegahan ditujukan untuk peningkatkan

kewaspadaan, kepedulian dan keterlibatan dalam upaya pencegahan dan

penanggulangan HIV dan AIDS di lingkungannya.

| 11
2.4 Perilaku yang Beresiko Tertular Atau Menular HIV AIDS

Orang-orang yang memiliki perilaku berisiko tinggi menularkan atau

tertular HIV artinya orang-orang yang mempunyai kemungkinan besar terkena

infeksi HIV atau menularkan HIV dikarenakan perilakunya. Mereka yang

memiliki perilaku berisiko tinggi itu adalah:

1) Perempuan dan laki-laki yang berganti-ganti pasangan dalam melakukan

hubungan seksual dan pasangannya.

2) Perempuan dan laki-laki tuna susila.

3) Orang yang dalam melakukan hubungan seksual secara tidak wajar seperti

hubungan seksual melalui dubur (anal) dan mulut (oral), misalnya pada

homoseksual dan biseksual.

4) IDU (Injecting Drug User /Pengguna narkoba suntikan.yaitu penggunaan

narkotika dengan suntikan, yang menggunakan jarum suntik secara

bergantian (Ronald Hutapea, 1995) /

5) Penjaja seks (PSK)

Penjaja seks yang dalam melakukan hubungan seksualnya tidak memakai

kondom dan sering berganti- ganti pasangan.

6) Transfusi darah

Disini virus AIDS dapat tertular mealui darah yang berasal dari jarum suntik

yang digunakan secara bergantian.

7) Seks Berisiko

| 12
Selain penggunaan jarum suntik secara bergantian di antara pengguna

narkoba suntikan, seks berisiko (berganti-ganti pasangan seksual, dan tidak

menggunakan kondom saat berhubungan seksual dengan kelompok berisiko

tinggi) merupakan faktor risiko penularan HIV.

Menurut Weidhart dan Carey dalam Wahyu Raharjo, seks berisiko disebut

sebagai keterlibatan individu dalam melakukan aktivitas seksual yang memiliki

risiko terkena penyakit menular seperti AIDS. Perilaku seks berisiko tidak hanya

perilaku seks dengan banyak pasangan seks saja, namun juga meliputi hubungan

seks di usia dini, tidak konsisten dalam penggunaan kondom ketika berhubungan

seks, dan hubungan seks dengan orang asing, atau orang yang baru dikenal, serta

tidak diketahui secara pasti status kesehatan seksualnya (Wahyu Raharjo, 2003).

International Labor Organization (2001) menyebutkan faktor-faktor yang

meningkatkan risiko infeksi HIV bagi kelompok pekerja tertentu. Beberapa jenis

situasi kerja lebih rentan terhadap risiko infeksi HIV daripada yang lain meskipun

masalah utama adalah salah satu dari perilaku, bukan pekerjaan. Berikut ini adalah

daftar indikatif:

a. Bekerja melibatkan mobilitas, khususnya yang bepergian secara teratur dan

jauh dari pasangan

b. Bekerja di lingkungan geografis terisolasi dengan interaksi sosial yang

terbatas dan terbatasnya fasilitas kesehatan

c. Bekerja dengan sesama/satu jenis kelamin

| 13
d. Situasi di mana pekerja tidak dapat mengendalikan perlindungan terhadap

infeksi

e. Pekerjaan yang didominasi oleh laki-laki, di mana perempuan berada dalam

minoritas kecil

f. Bekerja melibatkan risiko kerja, seperti kontak dengan darah manusia cairan

tubuh lainnya, dan jarum suntik.

| 14
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Menurut pengertian diatas dapat simpulkan bahwa :

Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan virus- virus sejenisnya

umumnya ditularkan melalui kontak langsung antara lapisan kulit dalam

(membran mukosa) atau aliran darah, dengan cairan tubuh yang mengandung

HIV, seperti darah, air mani, cairan vagina, cairan preseminal, dan air susu ibu.

Penularan dapat terjadi melalui hubungan intim (vaginal, anal, ataupun oral),

transfusi darah, jarum suntik yang terkontaminasi, antara ibu dan bayi selama

kehamilan, bersalin, atau menyusui, serta bentuk kontak lainnya dengan cairan-

cairan tubuh tersebut.

3.2 Saran

Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, semoga pembaca sekalian dapat

mempergunakan makalah ini sebaik mungkin dan menambah kekurangan dari

makalah ini untuk menyempurnakan isi makalah.

| 15
DAFTAR PUSTAKA

Hutapea, Ronald, 1995, AIDS & PMS Dan Pemerkosaan, Rineka Cipta, Jakarta.

Nursalam, 2007, Asuhan Keperawatan Pada Pasien Terinfeksi, Salemba Medika,

Jakarta.

Notoatmodjo, 2007, Promosi Kesehatan Dan Ilmu Perilaku, Rineka Cipta, Jakarta

Yuli,kumala.2013. Perilaku Beresiko Penyebab Human Immunodeficiency Virus (HIV)

Positif.Skripsi Sarjana Kesehatan Masyarakat.Semarang : Universitas Negeri Semarang

www.kompas.co.id/ Diakses 31 Maret 2018 Jam 23.00 WIB

www.Jawapos.com/ Diakses 01 April 2018 Jam 14.00 WIB

| 16

You might also like