You are on page 1of 12

MAKALAH

PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN


“ PENCEGAHAN DAN CARA PENGOBATAN HIV/AIDS”

Disusun Oleh :
KELOMPOK V
1. Ary Budi Utomo
2. Budi Julianto
3. Iwan Bagus Irawan
4. Maria Nelia Gustin
5. Siska Adelia
6. Tirta Rifqi Yoga Finanda
7. Wizal Adi Saputra

SMA NEGERI 2 SERUYAN TENGAH


Alamat: Jalan Trans Sukamandang G1, Desa Sukorejo Kec. Seruyan Tengah
NPSN: 30203841. E-mail: smapgri1serteng@gmail.com

Tahun Ajaran 2022/2023


Kata Pengantar

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kelompok kami kemudahan dalam
menyelesaikan makalah tepat waktu. Tanpa rahmat dan pertolongan-Nya, kelompok kami
tidak akan mampu menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tidak lupa shalawat beserta
salam selalu tercurahkan kepada Nabi agung Muhammad SAW yang syafa’atnya kita
nantikan kelak.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
sehingga makalah dapat diselesaikan. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata
pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahrga, dan Kesehatan. Kami berharap makalah tentang
Pencegahan Dan Cara Pengobatan HIV/AIDS ini dapat menambah wawasan dan
pengetahuan pembaca.
Kami menyadari makalah ini, masih perlu banyak penyempurnaan karena kesalahan dan
kekurangan. Kami terbuka terhadap kritik dan saran pembaca agar makalah ini, dapat lebih
baik. Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, baik terkait penulisan maupun
konten, kelompok kami memohon maaf.
Demikian yang dapat kami sampaikan. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Sukorejo, 18 April 2023

Kelompok V (lima)

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...........................................................................................................................1
DAFTAR ISI..............................................................................................................................2
BAB I.........................................................................................................................................3
PENDAHULUAN......................................................................................................................3
A. LATAR BELAKANG.....................................................................................................3
B. RUMUSAN MASALAH................................................................................................3
C. TUJUAN.........................................................................................................................3
BAB II........................................................................................................................................4
PEMBAHASAN........................................................................................................................4
A. PENGERTIAN................................................................................................................4
B. GEJALA HIV/AIDS......................................................................................................4
C. HIV/AIDS DI INDONESIA...........................................................................................5
D. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK...................................................................................5
E. PENGOBATAN HIV/AIDS............................................................................................7
F. PENCEGAHAN HIV/AIDS...........................................................................................8
G. PERKEMBANGAN VAKSIN HIV/AIDS.....................................................................9
BAB III.....................................................................................................................................10
PENUTUP................................................................................................................................10
A. KESIMPULAN.............................................................................................................10
B. SARAN.........................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................11

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kita semua mungkin sudah sering mendengar tentang cerita-cerita
menyeramkan tentang HIV/AIDS. Sampai sekarang belum ada obat yang bisa
menyembuhkan AIDS, ataupun vaksin untuk mencegahnya. Sehingga penyakit ini
merupakan salah satu penyakit yang sangat berbahaya bagi kehidupan manusia baik
sekarang maupun waktu yang datang.
Selain itu AIDS  juga dapat menimbulkan penderitaan, baik dari segi fisik
maupun dari segi mental. Mungkin kita sering mendapat informasi melalui media
cetak, elektronik, ataupun seminar-seminar, tentang betapa menderitanya seseorang
yang mengidap  penyakit AIDS. Dari segi fisik, penderitaan itu mungkin, tidak
terlihat secara langsung karena gejalanya baru dapat kita lihat setelah beberapa bulan.
Tapi dari segi mental, orang yang mengetahui dirinya mengidap penyakit AIDS akan
merasakan penderitaan batin yang berkepanjangan.
Ini menunjukkan  bahwa masalah AIDS adalah ssatu masalah besar dari
kehidupan kita semua. Dengan pertimbangan-pertimbangan dan alasan itulah kami
sebagai pelajar, sebagai bagian dari anggota masyarakat dan sebagai generasi penerus
bangsa, merasa perlu memperhatikan hal tersebut.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud HIV/AIDS ?
2. Bagaimana perkembangan HIV/AIDS di Indonesia ?
3. Apakah HIV/AIDS bisa diobati ?
4. Apakah ada vaksin HIV/AIDS?
5. Bagaimana cara mencegah HIV/AIDS ?

C. TUJUAN
1. Mengetahui HIV/AIDS
2. Mengetahui pekembangan HIV/AIDS di Indonesia
3. Mengetahui obat HIV/AIDS
4. Mengetahui vaksin HIV/AIDS
5. Mengetahui cara mencegah HIV/AIDS

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN
HIV ( Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang dapat menyebabkan
AIDS. HIV termasuk keluarga virus retro yaitu virus yang memasukan materi
genetiknya ke dalam sel tuan rumah ketika melakukan cara infeksi dengan cara yang
berbeda (retro), yaitu dari RNA menjadi DNA, yang kemudian menyatu dalam DNA
sel tuan rumah, membentuk pro virus dan kemudian melakukan replikasi.
Virus HIV ini dapat menyebabkan AIDS dengan cara menyerang sel darah
putih yang bernama sel CD4 sehingga dapat merusak sistem kekebalan tubuh manusia
yang pada akhirnya tidak dapat bertahan dari gangguan penyakit walaupun yang
sangat ringan sekalipun. Virus HIV menyerang sel CD4 dan merubahnya menjadi
tempat berkembang biak Virus HIV baru kemudian merusaknya sehingga tidak dapat
digunakan lagi. Sel darah putih sangat diperlukan untuk sistem kekebalan tubuh.
Tanpa kekebalan tubuh maka ketika diserang penyakit maka tubuh kita tidak memiliki
pelindung. Dampaknya adalah kita dapat meninggal dunia akibat terkena pilek biasa.
AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) merupakan dampak atau efek
dari perkembang biakan virus HIV dalam tubuh makhluk hidup. Virus HIV
membutuhkan waktu untuk menyebabkan sindrom AIDS yang mematikan dan sangat
berbahaya. Penyakit AIDS disebabkan oleh melemah atau menghilangnya sistem
kekebalan tubuh yang tadinya dimiliki karena sel CD4 pada sel darah putih yang
banyak dirusak oleh Virus HIV.
Ketika kita terkena Virus HIV kita tidak langsung terkena AIDS. Untuk
menjadi AIDS dibutuhkan waktu yang lama, yaitu beberapa tahun untuk dapat
menjadi AIDS yang mematikan. Saat ini tidak ada obat, serum maupun vaksin yang
dapat menyembuhkan manusia dari Virus HIV penyebab penyakit AIDS.

B. GEJALA HIV/AIDS
Gejala AIDS beraneka ragam dan tergantung pada manifestasi khusus
penyakit tersebut. Sebagai contoh, pasien AIDS dengan infeksi paru dapat mengalami
demam dan keluar keringat malam sementara pasien tumor kulit akan menderita lesi
kulit. Gejala non spesifik pada pasien AIDS mencakup rasa letih yang mencolok,
pembengkakan kelenjar leher, ketiak serta lipat paha, penurunan berat badan yang
tidak jelas sebabnya dan diare yang berlarut-larut. Contoh lainnya penderita
mengalami flu ringan pada 2–6 minggu setelah terinfeksi HIV. Flu bisa disertai
dengan gejala lain dan dapat bertahan selama 1–2 minggu. Setelah flu membaik,
gejala lain mungkin tidak akan terlihat selama bertahun-tahun meski virus HIV terus
merusak kekebalan tubuh penderitanya, sampai HIV berkembang ke stadium lanjut
menjadi AIDS.

4
Karena gejala-gejala yang belakangan ini dapat dijumpai pada banyak kondisi
lainnya, maka hanya kalau kondisi ini sudah disingkirkan dan gejala tersebut tetap
ada, barulah diagnosis AIDS di pertimbangkan, khususnya pada orang-orang yang
bukan termasuk kelompok resiko tinggi

Berikut Tanda dan Gejala klinis penderita AIDS :


1. Berat badan menurun lebih dari 10 % dalam 1 bulan
2. Diare kronis yang berlangsung lebih dari 1 bulan
3. Demam berkepanjangan lebih dari1 bulan
4. Penurunan kesadaran dan gangguan-gangguan neurologis
5. Dimensia/HIV ensefalopati.

C. HIV/AIDS DI INDONESIA
Kasus HIV-AIDS pertama kali ditemukan di Bali pada tahun 1987, jumlah
kasus terus bertambah dan menyebar di hampir seluruh provinsi di Indonesia, baik di
daerah perkotaan maupun perdesaan. Yang mana dalam 10 tahun terakhir, jumlah
kasus HIV lebih cenderung naik, sementara jumlah AIDS cenderung turun sedikit.
Menurut data Kementerian Kesehatan, pada 2019 di Indonesia ada sekitar 50 ribu
kasus HIV, kasus tertinggi dalam sepuluh tahun terakhir. Sementara yang terdeteksi
AIDS pada tahun itu sekitar 7.000 orang. Sedangakan berdasarkan laporan selama
Januari-Juni 2022 jumlah penderita HIV atau odha di Indonesia telah mencapai
519.158 orang, yang mana angka ini mengkhawatirkan.
Parahnya lagi, dalam laporan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) sekitar
1.188 anak di Indonesia positif HIV. Data ini diperoleh selama Januari-Juni 2022.
Kemenkes mencatat penderita HIV lebih banyak laki-laki ketimbang perempuan.
Kalau data tahun lalu, 75 persen laki-laki dan 25 persen perempuan. Penderita
terbanyak dialami mereka yang usia produktif (15-49 tahun).
Dokter sekaligus dosen Universitas Negeri Surabaya dr. Niken Sasadhara
Sasmita mengatakan bahwa angka tersebut sangat mengkhawatirkan dan perlu upaya
bersama untuk menekan angka tersebut.

D. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pemeriksaan diagnostik adalah pemeriksaan yang dilakukan dokter untuk
menentukan diagnosis penyakit pada pasien serta tingkat keparahannya. Diagnosis
infeksi HIV terutama ditegakkan dengan pemeriksaan serologi dan virologi.
Anamnesis dan pemeriksaan fisik dapat membantu mengarahkan diagnosis, namun
gejala dan tanda yang muncul tidak khas untuk diagnosis pasti infeksi HIV. Gejala
dan tanda yang muncul tergantung penyakit yang diderita sesuai stadium klinis infeksi
HIV.
1. Anamnesis. Pada anamnesis dengan menyakan identitas dan latar belakang pasien.

5
2. Pemeriksaan Fisik.Tidak ada pemeriksaan fisik yang spesifik untuk mendiagnosis
infeksi HIV. Temuan pemeriksaan fisik tergantung penyakit yang diderita sesuai
stadium klinis infeksi HIV ataupun infeksi oportunistik yang dialami.
3. Stadium Klinis Infeksi HIV. Yang mana terdapat 4 stadium klinis infeksi HIV
berdasarkan tanda dan gejala yang dapat ditemukan dari anamnesis dan
pemeriksaan fisik.
a) Stadium Klinis 1.
Stadium klinis 1 tidak ada gejala. Pasien bisa mengalami limfadenopati
generalisata persisten.
b) Stadium Klinis 2.
Stadium klinis 2 ditandai dengan penurunan berat badan tanpa penyebab yang
jelas (<10% dari perkiraan berat badan atau berat badan sebelumnya) dan
infeksi saluran pernapasan berulang. Pasien juga bisa mengalami herpes zoster,
cheilitis angularis, ulkus mulut yang berulang, ruam kulit pada lengan dan
tungkai yang gatal (papular pruritic eruptions), dermatitis seboroik, dan infeksi
jamur pada kuku.
c) Stadium Klinis 3.
Stadium klinis klinis 3 ditandai dengan penurunan berat badan yang banyak
tanpa sebab yang jelas (>10% dari perkiraan berat badan atau berat badan
sebelumnya), serta diare kronis yang tidak jelas penyebabnya selama >1 bulan.
Pasien mengalami demam intermiten atau menetap yang tidak jelas
penyebabnya selama >1 bulan, kandidiasis pada mulut, ataupun tuberkulosis
(TB) paru.
Pasien juga bisa mengalami infeksi bakteri berat, seperti pneumonia, empiema,
meningitis, piomiositis, dan bakteremia. Selain itu, dapat pula ditemukan
stomatitis, gingivitis, atau periodontitis nekrotikan ulseratif akut. Pasien juga
mengalami anemia (<8 g/dl), neutropenia (<500 μl), atau trombositopenia
kronis (<50.000 μl) yang tak jelas penyebabnya dan berulang. Pasien juga bisa
mengalami oral hairy leukoplakia pada lidah.
d) Stadium Klinis 4.
Pada stadium klinis 4, pasien mungkin mengalami HIV wasting syndrome,
pneumonia pneumosistis (jiroveci), pneumonia bakterial berat berulang,
infeksi herpes simpleks kronis, kandidiasis esofageal atau kandidiasis di
trakea, bronkus, atau paru-paru. Pasien juga mungkin mengalami TB
ekstraparu, sarkoma Kaposi, infeksi cytomegalovirus, toksoplasmosis di
sistem saraf pusat, ensefalopati HIV, kriptokokosis ekstraparu termasuk
meningitis, infeksi Mycobacterium non-tuberkulosis yang menyebar,
leukoensefalopati multifokal progresif, kriptosporidiosis kronis, dan
isosporiasis kronis. Infeksi mikosis profunda, seperti histoplasmosis dan
koksidiodomikosis, juga dapat terjadi. Selain itu, dapat pula ditemukan
septikemia yang berulang, limfoma (serebral atau non-Hodgkin), karsinoma
serviks invasif, leishmaniasis atipikal diseminata, serta nefropati atau
kardiomiopati simtomatik terkait HIV

6
4. Diagnosis Banding. Diagnosis banding infeksi HIV/AIDS adalah penyakit-
penyakit yang dapat terjadi secara koinfeksi dengan infeksi HIV. Gejala dan tanda
yang muncul akan sesuai dengan penyakit koinfeksi tersebut, sedangkan gejala
dan tanda pada infeksi HIV tidak khas sehingga sulit untuk membedakan antara
penyakit tanpa infeksi HIV atau penyakit yang berhubungan dengan infeksi HIV.
5. Pemeriksaan Penunjang. Dengan menerapkan 5C yaitu persetujuan pasien
(consent, kerahasiaan (confidentiality), konseling (counseling), hasil tes
valid/benar (correct test result), dan terhubung dengan layanan pengobatan,
perawatan dan dukungan (connection to prevention, care, and treatment services).
6. Pemeriksaan Serologi. Pemeriksaan serologi bertujuan untuk mendeteksi antigen
dan antibodi terhadap HIV. Pemeriksaan serologi terdiri dari pemeriksaan
antibodi saja atau pemeriksaan antibodi sekaligus antigen (antigen p24). Metode
yang sering digunakan untuk pemeriksaan serologi adalah rapid
immunochromatography test (tes cepat) dan enzyme immunoassay (EIA).
Pemeriksaan serologi dapat digunakan untuk pemeriksaan skrining HIV.
7. Pemeriksaan virologi. Pemeriksaan Virologi adalah pemeriksaan asam nukleat
(nucleic acid test/NAT) untuk mendeteksi DNA HIV dan RNA HIV. Metode yang
digunakan untuk pemeriksaan virologi adalah polymerase chain reaction (PCR).
Pemeriksaan virologi digunakan pada bayi berusia dibawah 18 bulan, infeksi HIV
primer, kasus terminal dengan hasil pemeriksaan antibodi negatif namun gejala
klinis mengarah ke AIDS, dan konfirmasi hasil inkonklusif atau 2 hasil
laboratorium yang berbeda. Selain mendeteksi DNA dan RNA HIV, pemeriksaan
virologi juga dilakukan untuk mengetahui viral load. Pemeriksaan viral
load dilakukan untuk mengetahui perkiraan jumlah virus HIV dalam darah,
menandakan tingkat virulensi pasien, dan sebagai target terapi ARV. Diharapkan
setelah terapi ARV, nilai viral load dapat turun hingga tidak terdeteksi yaitu 20-75
kopi/ml. Hal ini menandakan terapi ARV berhasil menekan aktivitas HIV dan
virulensi menjadi tergolong rendah dengan terapi ARV.

E. PENGOBATAN HIV/AIDS
Pengobatan penyakit HIV/AIDS umumnya dilakukan dengan melakukan terapi
antiretroviral (ARV). Terapi antiretroviral bertujuan untuk melawan infeksi virus dan
memperlambat penyebaran virus. Obat antiretroviral yang umumnya digunakan dalam
mengobati penyakit HIV/AIDS seperti berikut.
1. Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitors (NRTI). NRTI dibutuhkan pada saat
awal terinfeksi virus HIV masuk ke dalam sel-sel imun tubuh untuk berkembang
dan memperbanyak diri dengan mengubah materi genetik secara terbalik
(transkripsi terbalik). Yang mana selama proses tersebut membutuhkan enzim
reverse transcriptase. Tugas NRTI adalah memblokir enzim reverse transcriptase
agar tidak semakin banyak dan mencegah virus melakukan transkripsi.
2. Non-nucleoside reverse transcriptase inhibitors (NNRTI) merupakan obat dengan
cara kerja yang mirip dengan NRTI. Obat ini menghentikan virus HIV agar tidak
mereplikasi diri dan berkembang semakin banyak. Obat yang termasuk dalam

7
non-nucleoside reverse transcriptase inhibitors seperti doravirine, efavirenz,
etravirine, dan rilpivirine.
3. Cytochrome P4503A atau CYP3A merupakan enzim di dalam hati yang
membantu beberapa fungsi tubuh. Enzim ini membantu tubuh dalam memecah
atau memetabolisme berbagai jenis obat-obatan yang masuk ke tubuh.
Mengonsumsi obat ini dapat meningkatkan fungsi kadar obat HIV dan obat lain
yang dikonsumsi. Alhasil, kinerja obat akan semakin maksimal dan dapat
membantu mengoptimalkan kondisi kesehatan pasien HIV/AIDS. Beberapa obat
yang sering digunakan seperti cobicistat dan ritonavir.
4. Integrase Inhibitors. Virus yang masuk ke tubuh membutuhkan enzim integrase
untuk menginfeksi sel T. Virus akan memasukkan DNA HIV ke dalam DNA
manusia dan berkembang semakin banyak. Obat integrase inhibitors merupakan
obat antiretroviral yang bertugas untuk memblokir tindakan tersebut agar virus
tidak bertambah banyak. Pemberian obat integrase inhibitors biasanya akan
diberikan sejak pertama kali didiagnosis positif HIV. Obat-obatan yang termasuk
dalam jenis integrase inhibitors seperti dolutegravir dan raltegravir.
5. Protease Inhibitors. Virus HIV membutuhkan enzim protease untuk dapat
bereplikasi menjadi lebih banyak. Obat protease inhibitors bekerja dengan cara
mengikat enzim protease. Enzim protease yang diikat oleh protease inhibitors
akan mencegah virus HIV bereplikasi menjadi lebih banyak. Akibatnya, dapat
mengurangi jumlah sel sehat yang terinfeksi oleh virus HIV. Obat protease
inhibitors yang digunakan untuk mengobati penyakit HIV/AIDS seperti
atazanavir, darunavir, fosamprenavir, ritonavir, dan tipranavir.
6. Entry Inhibitors. Virus HIV/AIDS harus mengikat protein sel untuk dapat masuk
ke dalam sel T yang sehat. Obat entry inhibitors memiliki kegunaan untuk
mencegah virus HIV/AIDS masuk ke dalam sel T. Namun, penggunaan obat ini
jarang digunakan pada pengobatan awal. Dokter akan mulai merekomendasikan
obat ini ketika pengobatan lain tidak memberikan perubahan. Obat entry
inhibitors yang digunakan antara lain enfuvirtide dan maraviroc.
7. Fusion inhibitors merupakan obat jenis lain yang banyak digunakan dalam proses
pengobatan penyakit HIV/AIDS. Untuk dapat berkembang semakin banyak, virus
HIV membutuhkan sel T inang. Disinilah fungsi obat ini, yaitu menghambat virus
HIV yang memasuki sel T inang sehingga mencegah virus bereplikasi. Hingga
saat ini, masih terdapat satu obat fusion inhibitors, yaitu enfuvirtide.
8. Post-attachment inhibitors termasuk dalam obat antiretroviral untuk mengobati
penyakit HIV/AIDS. Obat ini bekerja dengan cara mencegah virus agar tidak
berkembang semakin banyak. Selain itu, obat ini juga mencegah virus HIV
masuk ke sel tertentu yang dapat memengaruhi sistem kekebalan tubuh.
Umumnya, agar lebih maksimal obat ini harus dikombinasikan dengan obat
antiretroviral lainnya. Obat post-attachment inhibitors yang digunakan, yaitu
ibalizumab-uiyk (Trogarzo).

F. PENCEGAHAN HIV/AIDS

8
Berikut adalah bebrapa cara pencegahan untuk penularan penyakit HIV/AIDS:
1. Hindarkan hubungan seksual diluar nikah. Usahakan hanya berhubungan dengan
satu orang pasangan seksual, tidak berhubungan dengan orang lain.
2. Pergunakan kondom bagi resiko tinggi apabila melakukan hubungan seksual.
3. Ibu yang darahnya telah diperiksa dan ternyata mengandung virus, hendaknya
jangan hamil. Karena akan memindahkan virus AIDS pada janinnya.
4. Kelompok resiko tinggi di anjurkan untuk menjadi donor darah.
5. Penggunaan jarum suntik dan alat lainnya ( akupuntur, tato, tindik ) harus dijamin
sterilisasinya.

Adapun usaha-usaha yang dapat dilakukan pemerintah dalam usaha untuk


mencegah penularan AIDS yaitu, misalnya : memberikan penyuluhan-penyuluhan
atau informasi kepada seluruh masyarakat tentang segala sesuatau yang berkaitan
dengan AIDS, yaitu melalui seminar-seminar terbuka, melalui penyebaran brosur atau
poster-poster yang berhubungan dengan AIDS, ataupun melalui iklan diberbagai
media massa baik media cetak maupun media elektronik.penyuluhan atau informasi
tersebut dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan, kepada semua lapisan
masyarakat, agar seluarh masyarakat dapat mengetahui bahaya AIDS, sehingga
berusaha menghindarkan diri dari segala sesuatu yang bisa menimbulkan virus AIDS.

G. PERKEMBANGAN VAKSIN HIV/AIDS


Untuk saat in belum ada vaksin untuk mencegah HIV/AIDS, dan
pengobatannya juga belum ada. Pencegahan sangat bergantung pada kampanye
kesadaran masyarakat dan perubahan perilaku individu dalam lingkungan yang
mendukung, yang membutuhkan waktu dan kesabaran.
Dalam segi pengobatan terapi anti retoviral yang efektif dan terjangkau telah
membantu masyarakat menjaga kesehatan bagi penderita HIV/AIDS, guna
memperpanjang usia dan kehidupan mereka. Usaha telah banyak dilakukan oleh
banyak negara, organisasi pengusaha untuk mempercepat akses terhadap Terapi Anti
Retroviral bagi negara-negara yang paling parah terdampak, disamping melakukan
kampanyye pencegahan secara global.
Menurut dr. Adeline Jaclyn, ada beberapa tantangan yang membuat vaksin
HIV/AIDS belum ditemukan sampai dengan sekarang diantranya :
1. HIV bermutasi secara cepat dan memiliki cara unik untuk menghindari pertahanan
tubuh.
2. Vaksin dasarnya menargetkan virus bentuk tertentu. Apabila virus berubah maka
vaksin tidak berfungsi.
3. Belum ada kasus penderita HIV yang menunjukkan respon imunitas
menghilangkan infeksi.
4. Vaksin biasanya dibuat dengan meniru reaksi kekebalan yang orang yang sudah
pulih. Tapi, hampir tidak ada orang yang sembuh dari HIV.
5. Virus yang dilemahkan tidak efektif dalam memunculkan respon imun pada uji
coba.

9
6. Virus HIV yang hidup terlalu berbahaya untuk bahan vaksin.
7. Model infeksi yang tidak umum ( melalui kelamin atau darah ).

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. HIV ( Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang dapat menyebabkan AIDS
(Acquired Immunodeficiency Syndrom) Penyakit ini disebabkan oleh melemah atau
menghilangnya sistem kekebalan tubuh yang tadinya dimiliki karena sel CD4 pada sel
darah putih yang banyak dirusak oleh Virus HIV.
2. perkembangan HIV/AIDS di Indonesia dalam 10 tahun terakhir, mengalami kenaikan
pada jumalah kasus HIV, sementara jumlah AIDS cenderung turun sedikit.
Berdasarkan laporan selama Januari-Juni 2022 jumlah penderita HIV atau odha di
Indonesia telah mencapai 519.158 orang, yang mana angka ini mengkhawatirkan.
3. untuk saat ini belum ada obat HIV/AIDS, namun ada terapi antiretroviral (ARV) yang
bertujuan untuk melawan infeksi virus dan memperlambat penyebaran virus.
4. Vaksin HIV/AIDS untuk saat ini belum ditemukan, dan masih dalam tindak lanjut.
5. Cara mencegah penularan HIV/AIDS yaitu :
a) Hindarkan hubungan seksual diluar nikah, dan tidak berganti-ganti pasangan.
b) Pergunakan kondom bagi resiko tinggi apabila melakukan hubungan seksual.
c) Ibu yang darahnya telah diperiksa dan ternyata mengandung virus, hendaknya
jangan hamil. Karena akan memindahkan virus AIDS pada janinnya.
d) Kelompok resiko tinggi di anjurkan untuk menjadi donor darah.
e) Penggunaan jarum suntik dan alat lainnya ( akupuntur, tato, tindik ) harus
dijamin sterilisasinya
f) Memberikan penyuluhan-penyuluhan informasi tentang HIV/AIDS kepada
masyarakat luas.

B. SARAN
Dengan dibuatnya makalah tentang Pengobatan dan Pencegahan HIV/AIDS ini,
diharapkan memberikan manfaat dan menambah pengetahuan bagi pembaca tentang
HIV/AIDS. Kami berharap pemerintah lebih giat lagi dalam mengedukasi masyarakat
tentang Pengobatan dan Pencegahan HIV/AIDS, karena mencegah lebih baik dari pada
mengobati.

10
DAFTAR PUSTAKA

https://www.unesa.ac.id/hari-aids-sedunia-2022-angka-penderita-tinggi-begini-catatan-dosen-
unesa
https://theconversation.com/data-bicara-kasus-hiv-di-indonesia-meningkat-dalam-10-tahun-
terakhir-bagaimana-cara-mengendalikannya-190000#:~:text=Kasus%20HIV%20di
%20Indonesia%20naik%20dalam%2010%20tahun%20terakhir&text=Saat%20ini
%2C%20stigma%2C%20diskriminasi%2C,menurunkan%20prevalensi%20orang
%20dengan%20HIV.
https://www.alomedika.com/penyakit/penyakit-infeksi/hiv/diagnosis
https://ciputrahospital.com/bagaimana-cara-untuk-mengobati-penyakit-aids/
https://siha.kemkes.go.id/portal/files_upload/Laporan_TW_1_2022.pdf
https://www.alodokter.com/hiv-aids
https://sg.docworkspace.com/l/sIK2QudteovP9oQY?sa=e1&st=0t

MAKALAH HIV/AIDS Pengertian, Pengobatan Dan Mekanisme Obat Yang Digunakan


Untuk HIV/AIDS, Serta Komplikasi Penyakit HIV/AIDS disusun Radhiah
Mutmainna,Jurusan keperawatan gigi D IV alih jenjang POLTEKKES KEMENKES
Makasar Tahun Akademik 2020

11

You might also like