Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Vertebra (tulang belakang) dimulai dari cranium sampai pada apex coccigeus,
membentuk skeleton dari leher, punggung dan bagian utama dari skeleton (tulang
cranium, costa dan sternum). Fungsi vertebra yaitu melindungi medulla spinalis dan
serabut syaraf, menyokong berat badan dan berperan dalam perubahan posisi tubuh.
Vertebra pada orang dewasa terdiri dari 33 vertebra dengan pembagian 5 regio yaitu 7
Tulang belakang merupakan suatu satu kesatuan yang kuat diikat oleh
mempunyai daya absorbsi tinggi terhadap tekanan atau trauma yang memberikan sifat
fleksibel dan elastis. Semua trauma tulang belakang harus dianggap suatu trauma
hebat sehingga sejak awal pertolongan pertama dan transpotasi ke rumah sakit harus
diperlakukan dengan hati-hati. Trauma tulang dapat mengenai jaringan lunak berupa
trauma tidak stabil. Sedangkan, menurut lokasinya trauma tulang belakang (vertebra)
1
Fraktur servikal paling sering disebabkan oleh benturan kuat, atau trauma
pukulan di kepala. Atlet yang terlibat dalam olahraga impact, atau berpartisipasi
dalam olahraga memiliki resiko jatuh akibat benturan di leher (ski, menyelam, sepak
bola, bersepeda) terkait dengan fraktur servikal. Setiap cedera kepala atau leher harus
keadaan darurat medis yang membutuhkan perawatan segera. Spine trauma mungkin
terkait cedera saraf tulang belakang dan dapat mengakibatkan kelumpuhan, sehingga
Fraktur vertebra torakal bagian atas dan tengah jarang terjadi, kecuali bila
trauma berat atau ada osteoporosis. Trauma rotasi paling sering terjadi pada vertebra
akan adanya cedera pada vertebra pada pasien trauma sangat penting sampai kita
mengetahui secara tepat bagaimana mekanisme cedera pasien tersebut. Setiap pasien
dengan cedera tumpul diatas klavikula, cedera kepala atau menurunnya kesadaran
harus dicurigai adanya cedera cervical. Dan setiap pasien yang jatuh dari ketinggian
2
Selain itu patut dicurigai pula adanya cedera tulang belakang jika pasien
datang dengan nyeri pada leher, tulang belakang dan gejala neurologis pada tungkai.
atau MRI untuk menentukan lokasi, bentuk dan jenis fraktur serta lesi pada medulla
spinalis. Dengan diagnosis yang tepat dapat melakukan penanganan yang baik
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Anatomi
Tulang belakang manusia adalah pilar atau tiang yang berfungsi sebagai
penyangga tubuh dan melindungi medulla spinalis. Pilar itu terdiri atas 33 ruas
tulang belakang yang tersusun secara segmental yang terdiri atas 7 ruas tulang
servikal (vertebra servikalis), 12 ruas tulang torakal (vertebra torakalis), 5 ruas tulang
lumbal (vertebra lumbalis), 5 ruas tulang sakral yang menyatu (vertebra sakral), dan 4
Setiap ruas tulang belakang dapat bergerak satu dengan yang lain oleh karena
4
pandangan dari samping pilar tulang belakang membentuk lengkungan atau lordosis
yang mampu melenting, melainkan satu kesatuan yang kokoh dengan diskus yang
memungkinkan gerakan antar korpus ruas tulang belakang. Lingkup gerak sendi pada
vertebra servikal adalah yang terbesar. Vertebra torakal berlingkup gerak sedikit
karena adanya tulang rusuk yang membentuk toraks, sedangkan vertebra lumbal
mempunyai ruang lingkup gerak yang lebih besar dari torakal tetapi makin ke bawah
Secara umum struktur tulang belakang tersusun atas dua kolom yaitu :
antaranya.
Setiap ruas tulang belakang terdiri atas korpus di depan dan arkus neuralis di
belakang yang di situ terdapat sepasang pedikel kanan dan kiri, sepasang lamina, dua
pedikel, satu prosesus spinosus, serta dua prosesus transversus. Beberapa ruas tulang
belakang mempunyai bentuk khusus, misalnya tulang servikal pertama yang disebut
atlas dan ruas servikal kedua yang disebut odontoid. Kanalis spinalis terbentuk antara
korpus di bagian depan dan arkus neuralis di bagian belakang. Kanalis spinalis ini di
5
daerah servikal berbentuk segitiga dan lebar, sedangkan di daerah torakal berbentuk
bulat dan kecil. Bagian lain yang menyokong kekompakan ruas tulang belakang
ligamentum supraspinosus.
Stabilitas tulang belakang disusun oleh dua komponen, yaitu komponen tulang
dan komponen jaringan lunak yang membentuk satu struktur dengan tiga pilar.
Pertama yaitu satu tiang atau kolom di depan yang terdiri atas korpus serta diskus
intervertebralis. Kedua dan ketiga yaitu kolom di belakang kanan dan kiri yang terdiri
dapat diumpamakan sebagai satu gedung bertingkat dengan tiga tiang utama, satu
kolom di depan dan dua kolom di samping belakang, dengan lantai yang terdiri atas
lamina kanan dan kiri, pedikel, prosesus transversus dan prosesus spinosus. Tulang
belakang dikatakan tidak stabil bila kolom vertikal terputus pada lebih dari dua
komponen. Medulla spinalis berjalan melalui tiap-tiap vertebra dan membawa saraf
yang menyampaikan sensasi dan gerakan dari dan ke berbagai area tubuh. Semakin
tinggi kerusakan saraf tulang belakang, maka semakin luas trauma yang diakibatkan.
Misal, jika kerusakan saraf tulang belakang di daerah leher, hal ini dapat berpengaruh
pada fungsi di bawahnya dan menyebabkan seseorang lumpuh pada kedua sisi mulai
dari leher ke bawah dan tidak terdapat sensasi di bawah leher. Kerusakan yang lebih
6
2.Trauma Tulang Belakang (Vertebrae)
Cedera tulang belakang yang disebabkan oleh trauma dapat menimbulkan gejala
yang bervariasi, dari rasa sakit, kelumpuhan, inkontinensia. Penyebab utama dari
cedera tulang belakang yaitu kecelakaan kendaraan bermotor, jatuh, cedera olahraga,
Mekanisme cedera :
Tipe pergeseran yang penting. Fraktur dapat terjadi akibat kekuatan minimal saja
1. Hiperekstensi
pukulan pada muka atau dahi akan memaksa kepala ke belakang dan tanpa
Ligamen anterior dan diskus dapat rusak atau arkus saraf mungkin mengalami
2. Fleksi
Trauma ini terjadi akibat fleksi dan disertai kompresi pada vertebra.
Vertebra akan mengalami tekanan dan remuk yang dapat merusak ligamen
posterior. Jika ligamen posterior rusak maka sifat fraktur ini tidak stabil
7
sebaliknya jika ligamentum posterior tidak rusak maka fraktur bersifat stabil.
Pada daerah cervical, tipe subluksasi ini sering terlewatkan karena pada saat
Fragmen tulang dan bahan diskus dapat bergeser ke dalam kanalis spinalis.
Berbeda dengan fraktur kompresi murni, keadaan ini merupakan cedera tak
setengah corpus vertebra dan distraksi pada unsur lateral dan posterior pada
sisi sebaliknya. Kalau permukaan dan pedikulus remuk, lesi bersifat tidak stabil.
Kekuatan vertikal yang mengenai segmen lurus pada spina servikal atau lumbal
vertebra dan menyebabkan fraktur vertikal pada vertebra; dengan kekuatan yang lebih
besar, bahan diskus didorong masuk ke dalam badan vertebral, menyebabkan fraktur
remuk (burst fracture). Karena unsur posterior utuh, keadaan ini didefinisikan
kanalis spinalis dan inilah yang menjadikan fraktur ini berbahaya; kerusakan
8
5. Rotasi-fleksi
kombinasi fleksi dan rotasi. Ligamen dan kapsul sendi teregang sampai batas
atau bagian atas dari satu vertebra dapat terpotong. Akibat dari mekanisme ini
adalah pergeseran atau dislokasi ke depan pada vertebra di atas, dengan atau
tanpa dibarengi kerusakan tulang. Semua fraktur-dislokasi bersifat tak stabil dan
6. Translasi Horizontal
Kolumna vertebralis teriris dan segmen bagian atas atau bawah dapat
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Kecurigaan yang tinggi akan adanya
cedera pada vertebra pada pasien trauma sangat penting sampai kita mengetahui
secara tepat bagaimana mekanisme cedera pasien tersebut. Setiap pasien dengan
cedera tumpul diatas klavikula, cedera kepala atau menurunnya kesadaran harus
dicurigai adanya cedera cervical sebelum curiga lainnya. Dan setiap pasien yang jatuh
9
harus dicurigai ada cedera thoracolumbal. Selain itu patut dicurigai pula adanya
cedera tulang belakang jika pasien datang dengan nyeri pada leher, tulang belakang
fraktur yang tak stabil namun fraktur remuk yang disertai paraplegia umunya bersifat
stabil. Sifat dan tingkat lesi tulang dapat diperlihatkan dengan sinar-X, sedangkan sifat
10
B.TRAUMA VERTEBRA CERVICAL
1.Definisi
fraktur adalah pemisahan atau patahnya tulang. Back dan Marassarin (1993)
berpendapat bahwa fraktur adalah terpisahnya kontinuitas tulang normal yang terjadi
karena tekanan pada tulang yang berlebihan. Segmen cervical adalah segmen yang
paling mudah digerakkan dan mudah mengalami cedera (trauma). Cedera cervical
dengan mengenai bagian atas medulla spinalis akan berakibat fatal dan penyebab
kematian pada pasien kecelakaan saat pasien diperjalanan menuju rumah sakit.
kepala yang berbahaya (misalnya kecelakaan lalu lintas atau benturan kepala
akibat jatuh dari tempat tinggi) juga dapat menyebabkan cedera leher. Karena itu,
pada pasien yang pingsan karena cedera kepala, harus selalu dicurigai
2.Etiologi
11
a. Fraktur akibat peristiwa trauma
penarikan. Bila tekanan kekuatan langsung tulang dapat patah pada tempat
yang terkena dan jaringan lunak juga pasti akan ikut rusak. Pemukulan
biasanya menyebabkan fraktur lunak juga pasti akan ikut rusak. Pemukulan
Retak dapat terjadi pada tulang seperti halnya pada logam dan benda
pada tibia, fibula atau matatarsal terutama pada atlet, penari atau calon tentara
Fraktur dapat terjadi oleh tekanan yang normal kalau tulang tersebut
3.Epidemiologi
kanker dan stroke, tercatat 50 meningkat per 100.000 populasi tiap tahun, 3%
penyebab kematian ini karena trauma langsung medula spinalis, 2% karena multiple
12
trauma. Insidensi trauma pada laki-laki 5 kali lebih besar dari perempuan. Ducker dan
Perrot melaporkan 40% spinal cord injury disebabkan kecelakaan lalu lintas, 20%
jatuh, 40% luka tembak, sport, kecelakaan kerja. Lokasi fraktur atau fraktur dislokasi
cervical paling sering pada C2 diikuti dengan C5 dan C6 terutama pada usia dekade
3.
4.Patofisiologi
Menurut Black dan Matassarin (1993) serta Patrick dan Woods (1989). Ketika
patah tulang, akan terjadi kerusakan di korteks, pembuluh darah, sumsum tulang dan
jaringan lunak. Akibat dari hal tersebut adalah terjadi perdarahan, kerusakan tulang
dan jaringan sekitarnya. Keadaan ini menimbulkan hematom pada kanal medulla
antara tepi tulang dibawah periostium dengan jaringan tulang yang mengatasi fraktur.
Terjadinya respon inflamsi akibat sirkulasi jaringan nekrotik adalah ditandai dengan
vasodilatasi dari plasma dan leukoit. Ketika terjadi kerusakan tulang, tubuh mulai
sumsum tulang yang kemudian merangsang pembebasan lemak dan gumpalan lemak
tersebut masuk kedalam pembuluh darah yang mensuplai organ-organ yang lain.
kapiler, kemudian menstimulasi histamin pada otot yang iskhemik dan menyebabkan
protein plasma hilang dan masuk ke interstitial. Hal ini menyebabkan terjadinya
13
edema. Edema yang terbentuk akan menekan ujung syaraf, yang bila berlangsung
5. Gambaran klinik
Nyeri
Bengkak/edama
Memar/ekimosis
Spame otot
Penurunan sensasi
Gangguan fungsi
Mobilitas abnormal
Krepitasi
Defirmitas
Shock hipovolemik
a. Fraktur Atlas C 1
Fraktur ini terjadi pada kecelakaan jatuh dari ketinggian dan posisi kepala
occipitalis pada basis crani dapat menghancurkan cincin tulang atlas. Jika tidak
ada cedera angulasi dan rotasi maka pergeseran tidak berat dan medulla spinalis
anteroposterior dengan mulut pasien dalam keadaan terbuka. Lokasi yag paling
sering adalah pada daerah yang paling lemah yitu pada cincin vertebra. Fraktur
14
dapat tanpa disertai robekan (tipe A) atau dengan robekan ligament tranversun
15
Fraktur dislokasi termasuk fraktur basis prosesus odontoid. Umumnya
ligamentum tranversalis masih utuh dan prosesus odontoid pindah dengan atlas
dan dapat menekan medulla spinalis. Terapi untuk fraktur tidak bergeser yaitu
Tipe kompresi lebih sering tanpa kerusakan ligamentum spinal namun dapat
mengakibatkan kompresi corpus vertebralis. Sifat fraktur ini adalah tipe tidak
stabil. Terapi untuk fraktur tipe ini adalah reduksi dengan plastic collar selama 3
minggu ( masa penyembuhan tulang).
Fraktur ini terjadi saat pergerakan kepala kearah depan yang tiba-tiba
sehingga terjadi deselerasi kepala karena tubrukan atau dorongan pada kepala
bagian belakang, terjadi vertebra yang miring ke depan diatas vertebra yang ada
16
dibawahnya, ligament posterior dapat rusak dan fraktur ini disebut subluksasi,
medulla spinalis mengalami kontusio dalam waktu singkat. terjadi robekan pada
fraktur hampir sama dengan fleksi subluksasi, posterior ligamen robek dan
posterior facet pada satu atau kedua sisi kehilangan kestabilannya dengan
bangunan sekitar. Jika dislokasi atau fraktur dislokasi pada C7 –Th1 maka posisi
ini sulit dilihat dari posisi foto lateral maka posisi yang terbaik untuk radiografi
17
Gambar 5 Fleksi dislokasi dan fraktur dislokasi cervical
Mekanisme cedera pada cedera jaringan lunak yang terjadi bila leher tiba-tiba
ligamen longitudinal anterior meregang atau robek dan diskus mungkin juga
rusak.
Pasien mengeluh nyeri dan kekakuan pada leher, yang refrakter dan bertahan
selama setahun atau lebih lama. Keadaan ini sering disertai dengan gejala lain
yang lebih tidak jelas, misalnya nyeri kepala, pusing, depresi, penglihatan
kabur dan rasa baal atau paraestesia pada lengan. Biasanya tidak terdapat tanda-
18
kecil pada postur. Tidak ada bentuk terapi yang telah terbukti bermanfaat, pasien
Adanya kontraksi otot akibat kekerasan yang sifatnya tiba-tiba akan menyebabkan
avulsi prosesus spinosus yang disebut “clay shoveler’s fracture”. Fraktur ini nyeri
19
Gambar 7 clay shoveler’s fracture
h. Fraktur Hangmans
1. Pada foto anteroposterior garis lateral harus utuh, dan prosesus spinosus
dan bayangan trakea harus berada pada garis tengah. Diperlukan foto dengan
mulut terbuka untuk memperlihatkan C1 dan C2 (untuk fraktur massa lateral
dan odontoid).
2. Foto lateral harus mencakup ketujuh vertebra cervical dan T1, jika tidak
cedera yang rendah akar terlewatkan. Hitunglah vertebra kalau perlu,
periksa ulang dengan sinar-X sementara menerapkan traksi ke bawah pada
20
lengan. Kurva lordotik harus diikuti dan menelusuri empat garis sejajar yang
dibentuk oleh bagian depan korpus vertebra, bagian belakang badan
vertebra. massa lateral dan dasar-dasar prosesus spinosus setiap
ketidakteraturan menunjukkan suatu fraktur atau pergeseran. Ruang
interspinosa yang terlalu lebar menunjukkan luksasi anterior. Trakea dapat
tergeser oleh hematoma jaringan lunak.
3. Jarak tiang odontoid dan bagian belakang arkus anterior pada atlas tidak boleh
melebihi 4,5 mm ( anak-anak ) dan 3mm pada dewasa
4. Untuk menghindari terlewatnya adanya dislokasi tanpa fraktur diperlukan film
lateral pada posisi ekstensi dan fleksi.
5. Pergeseran korpus vertebra ke arah depan terhadap korpus vertebra dibawahnya
dapat berarti klinis yaitu dislokasi permukaan unilateral jika pergeseran yang
kurang dari setengah lebar korpus vertebra. Untuk hal ini diperlukan foto oblik
untuk memperlihatkan sisi yang terkena. Pergeseran yang lebih dari setengah
lebar korpus vertebra tersbut menunjukkan dislokasi bilateral.
6. Lesi yang tidak jelas perlu dilanjutkn pemeriksaan CT scan.
.8. Pengobatan
Medical management yaitu setelah fase akut spinal injury tertangani maka
immobilisasi untuk membatasi gerakan pada cervical yang tidak stabil diperlukan
melindungi spinal cord. Imobilisasi dapat dilakukan dengan cervical orthosis, collar,
Cervical collar terdiri dari soft collar dan phila delphia collar. Soft collar
mempunyai keuntungan yang kecil pada pasien spinal cord injury dan hanya
21
membatasi pergerakan minimal pada rotasi ekstensi dan fleksi. Philadelphia collar
memberikan proteksi yang lebih baik daripada soft collar terutama pada gerakan
fleksi dan ekstensi, tapi tidak efektif pada axial rotasi. Indikasi: non/minimal displace
disctomy dengan fusi. Poster type orthoses lebih rigid dan memiliki 3 point fiksasi,
pada mandibula occiput dan bahu atau thorax bagian atas. Halo vest membatasi fleksi
dan ekstensi, axial rotasi dan lateral bending. Alat ini direkomendasikan untuk
discplace atlas fracture, adontoid fracture, semua axis fracture dan kombinasi C1 –
9. Penanganan Operasi
Goal dari penanganan operasi adalah: Reduksi mal aligment, decompresi elemen
22
C. TRAUMA TORAKO-LUMBAL
Fraktur tulang belakang lumbal dapat terjadi apabila terjadi kekuatan ke
kolom tulang belakang melebihi kekuatan dan stabilitas unit kolom tulang belakang.
Fraktur dapat menyebabkan fragmen tulang terpisah dari vertebra atau mengalami
gejala neurologis.
Fraktur vertebra torakal bagian atas dan tengah jarang terjadi, kecuali bila
trauma berat atau ada osteoporosis. Karena kanalis spinal di daerah ini sempit maka
sering disertai dengan kelainan neurologik. Trauma rotasi paling sering terjadi pada
Adanya kompresi pada bagian depan corpus vertebralis yang tertekan dan
mempengaruhi kolumna vertebra. Fraktur ini dapat disebabkan oleh kecelakaan jatuh
osteoporosis dan adanya metastase kanker dari tempat lain ke vertebra kemudian
23
membuat bagian vertebra tersebut menjadi lemah dan akhirnya mudah mengalami
fraktur kompresi. Vertebra dengan fraktur kompresi akan menjadi lebih pendek
Fraktur yang terjadi ketika ada penekanan corpus vertebralis secara langsung,
dan tulang menjadi hancur. Fragmen tulang berpotensi masuk ke kanalis spinais.
Terminologi fraktur ini adalah menyebarnya tepi korpus vertebralis kearah luar yang
disebabkan adanya kecelakaan yang lebih berat dibanding fraktur kompresi. tepi
tulang yang menyebar atau melebar itu akan memudahkan medulla spinalis untuk
cedera dan ada fragmen tulang yang mengarah ke medulla spinalis dan dapat
menekan medulla spinalis dan menyebabkan paralisi atau gangguan syaraf parsial.
Tipe burst fracture sering terjadi pada thoraco lumbar junction dan terjadi paralysis
pada kaki dan gangguan defekasi ataupun miksi. Diagnosis burst fracture ditegakkan
24
dengan x-rays dan CT scan untuk mengetahui letak fraktur dan menentukan apakah
fraktur tersebut merupakan fraktur kompresi, burst fracture atau fraktur dislokasi.
Biasanya dengan scan MRI fraktur ini akan lebih jelas mengevaluasi trauma jaringan
c. Fraktur dislokasi
Fraktur dislokasi terjadi ketika ada segmen vertebra berpindah dari tempatnya
sehingga sangat tidak stabil, cedera ini sangat berbahaya. Terapi tergantung apakah
ada atau tidaknya korda atau akar syaraf yang rusak. Kerusakan akan terjadi pada
parah pada ligamentum posterior, fraktur lamina, penekanan sendi facet dan
25
akhirnya kompresi korpus vertebra anterior. Namun dapat juga terjadi dari bagian
fraktur pada prosesus transversus dan bagian bawah costa. Fraktur akan melewati
lamina dan seringnya akan menyebabkan dural tears dan keluarnya serabut syaraf.
Cedera pisau lipat sering terjadi pada kecelakaan mobil dengan kekuatan
tinggi dan tiba-tiba mengerem sehingga membuat vertebrae dalam keadaan fleksi,
dislokasi fraktur sering terjadi pada thoracolumbar junction. Kombinasi fleksi dan
dengan poros yang bertumpu pada bagian kolumna anterior vertebralis. Pada cedera
sabuk pengaman, tubuh penderita terlempar kedepan melawan tahanan tali pengikat.
media akan rusak sehingga fraktur ini termasuk jenis fraktur tidak stabil.
26
Gambar 12. Seat belt fractures
27
Dua bersebelahan sagital MRI T2-tertimbang
tulang belakang lumbal menunjukkan fraktur kompresi
vertebral tubuh L1. Aspek anterior L1 dikompresi lebih
dari 60%.
4.Pengobatan
dengan gips selama 8-12 minggu, sedangkan yang tidak stabil temporer bisa dengan
konservatif atau operatif, yaitu degan melakukan stabilisasi interna bila penderita
permanen perlu dilakukan stabilisasi interna, karena penyembuhan jaringan ikat yang
kemudian hari.
28
BAB III
KESIMPULAN
discus dan faset, tulang belakang dan medulla spinalis. Semua trauma vertebra harus
dianggap trauma hebat sampai ditangani dengan baik. Penyebab trauma tulang
belakang adalah kecelakaan lalu lintas, kecelakaan olah raga, terjatuh dari ketinggian
Trauma pada servikal paling sering disebabkan oleh benturan kuat, atau
pukulan di kepala. Pada fraktur cervical biasanya ditemukan nyeri leher bagian atas
atau neuralgia. Jenis trauma vertebra cervical antara lain fraktur atlas(C1),
kolom tulang belakang melebihi kekuatan dan stabilitas unit kolom tulang belakang.
Pada pasien curiga dengan fraktur vertebra torakolumbal dari pemeriksaan didapatkan
nyeri tulang punggung, memar atau deformitas. Jenis frktur vertebra torakolubal
antara lain fraktur kompresi (wedge fracture), fraktur dislokasi, fraktur remuk (burst
29
DAFTAR PUSTAKA
Jong, W.D, Samsuhidayat. Buku Ajar Ilmu Bedah. 2010. Ed 3. Jakarta: EGC.
Palmer PES, Cockshott WP, Hegedus V, Samuel E. Petunjuk Membaca Foto Untuk
Dokter Umum. 1995. Jakarta: EGC.
30