You are on page 1of 30

RESISITOR

Resistor merupakan komponen elektronik yang memiliki dua pin dan didesain untuk
mengatur tegangan listrik dan arus listrik, dengan resistansi tertentu (tahanan) dapat
memproduksi tegangan listrik di antara kedua pin, nilai tegangan terhadap resistansi
berbanding lurus dengan arus yang mengalir, berdasarkan hukum Ohm:

Resistor digunakan sebagai bagian dari rangkaian elektronik dan sirkuit elektronik, dan
merupakan salah satu komponen yang paling sering digunakan. Resistor dapat dibuat dari
bermacam-macam komponen dan film, bahkan kawat resistansi (kawat yang dibuat dari
paduan resistivitas tinggi seperti nikel-kromium).

Karakteristik utama dari resistor adalah resistansinya dan daya listrik yang dapat
dihantarkan. Karakteristik lain termasuk koefisien suhu, derau listrik (noise), dan
induktansi.

Resistor dapat diintegrasikan kedalam sirkuit hibrida dan papan sirkuit cetak, bahkan
sirkuit terpadu. Ukuran dan letak kaki bergantung pada desain sirkuit, kebutuhan daya
resistor harus cukup dan disesuaikan dengan kebutuhan arus rangkaian agar tidak
terbakar.

A. Fixed Resistor

Fixed Resistor adalah jenis Resistor yang memiliki nilai resistansinya tetap. Nilai Resistansi
atau Hambatan Resistor ini biasanya ditandai dengan kode warna ataupun kode Angka.
Anda dapat membaca artikel : Cara Menghitung Nilai Resistor berdasarkan Kode Angka
dan Kode Warna.

Bentuk dan Simbol Fixed Resistor :

Yang tergolong dalam Kategori Fixed Resistor berdasarkan Komposisi bahan pembuatnya
diantaranya adalah :
Carbon Composition Resistor (Resistor Komposisi Karbon)

Resistor jenis Carbon Composistion ini terbuat dari komposisi karbon halus yang
dicampur dengan bahan isolasi bubuk sebagai pengikatnya (binder) agar
mendapatkan nilai resistansi yang diinginkan. Semakin banyak bahan karbonnya
semakin rendah pula nilai resistansi atau nilai hambatannya.

Nilai Resistansi yang sering ditemukan di pasaran untuk Resistor jenis Carbon
Composistion Resistor ini biasanya berkisar dari 1Ω sampai 200MΩ dengan daya
1/10W sampai 2W.

Carbon Film Resistor (Resistor Film Karbon)

Resistor Jenis Carbon Film ini terdiri dari filem tipis karbon yang diendapkan
Subtrat isolator yang dipotong berbentuk spiral. Nilai resistansinya tergantung
pada proporsi karbon dan isolator. Semakin banyak bahan karbonnya semakin
rendah pula nilai resistansinya. Keuntungan Carbon Film Resistor ini adalah dapat
menghasilkan resistor dengan toleransi yang lebih rendah dan juga rendahnya
kepekaan terhadap suhu jika dibandingkan dnegan Carbon Composition Resistor.

Nilai Resistansi Carbon Film Resistor yang tersedia di pasaran biasanya berkisar
diantara 1Ω sampai 10MΩ dengan daya 1/6W hingga 5W. Karena rendahnya
kepekaan terhadap suhu, Carbon Film Resistor dapat bekerja di suhu yang
berkisar dari -55°C hingga 155°C.

Metal Film Resistor (Resistor Film Logam)

Metal Film Resistor adalah jenis Resistor yang dilapisi dengan Film logam yang
tipis ke Subtrat Keramik dan dipotong berbentuk spiral. Nilai Resistansinya
dipengaruhi oleh panjang, lebar dan ketebalan spiral logam.

Secara keseluruhan, Resistor jenis Metal Film ini merupakan yang terbaik diantara
jenis-jenis Resistor yang ada (Carbon Composition Resistor dan Carbon Film
Resistor).

B. Variable Resistor

Variable Resistor adalah jenis Resistor yang nilai resistansinya dapat berubah dan
diatur sesuai dengan keinginan. Pada umumnya Variable Resistor terbagi menjadi
Potensiometer, Rheostat dan Trimpot.
Bentuk dan Simbol Variable Resistor :

Potensiometer

Potensiometer merupakan jenis Variable Resistor yang nilai resistansinya dapat


berubah-ubah dengan cara memutar porosnya melalui sebuah Tuas yang
terdapat pada Potensiometer. Nilai Resistansi Potensiometer biasanya tertulis di
badan Potensiometer dalam bentuk kode angka.

Rheostat

Rheostat merupakan jenis Variable Resistor yang dapat beroperasi pada


Tegangan dan Arus yang tinggi. Rheostat terbuat dari lilitan kawat resistif dan
pengaturan Nilai Resistansi dilakukan dengan penyapu yang bergerak pada bagian
atas Toroid.

Preset Resistor (Trimpot)

Preset Resistor atau sering juga disebut dengan Trimpot (Trimmer


Potensiometer) adalah jenis Variable Resistor yang berfungsi seperti
Potensiometer tetapi memiliki ukuran yang lebih kecil dan tidak memiliki Tuas.
Untuk mengatur nilai resistansinya, dibutuhkan alat bantu seperti Obeng kecil
untuk dapat memutar porosnya.

C. Thermistor (Thermal Resistor)

Thermistor adalah Jenis Resistor yang nilai resistansinya dapat dipengaruhi oleh
suhu (Temperature). Thermistor merupakan Singkatan dari “Thermal Resistor”.
Terdapat dua jenis Thermistor yaitu Thermistor NTC (Negative Temperature
Coefficient) dan Thermistor PTC (Positive Temperature Coefficient).
Bentuk dan Simbol Thermistor :

D. LDR (Light Dependent Resistor)

LDR atau Light Dependent Resistor adalah jenis Resistor yang nilai
Resistansinya dipengaruhi oleh intensitas Cahaya yang diterimanya.
Untuk lebih jelas mengenai LDR, Silakan baca : Pengertian LDR dan Cara
Mengukurnya.

Bentuk dan Simbol LDR : Simbol dan Bentuk LDR

Fungsi-fungsi Resistor

Fungsi-fungsi Resistor di dalam Rangkaian Elektronika diantaranya adalah


sebagai berikut :

1. Sebagai Pembatas Arus listrik

2. Sebagai Pengatur Arus listrik

3. Sebagai Pembagi Tegangan listrik

4. Sebagai Penurun Tegangan listrik


KAPASITOR

Kondensator atau sering disebut sebagai kapasitor adalah suatu alat yang dapat
menyimpan energi di dalam medan listrik, dengan cara mengumpulkan
ketidakseimbangan internal dari muatan listrik. Kondensator memiliki satuan yang
disebut Farad dari nama Michael Faraday. Kondensator juga dikenal sebagai "kapasitor",
namun kata "kondensator" masih dipakai hingga saat ini. Pertama disebut oleh
Alessandro Volta seorang ilmuwan Italia pada tahun 1782 (dari bahasa Itali
condensatore), berkenaan dengan kemampuan alat untuk menyimpan suatu muatan
listrik yang tinggi dibanding komponen lainnya. Kebanyakan bahasa dan negara yang tidak
menggunakan bahasa Inggris masih mengacu pada perkataan bahasa Italia
"condensatore", bahasa Perancis condensateur, Indonesia dan Jerman Kondensator atau
Spanyol Condensador.

Kondensator diidentikkan mempunyai dua kaki dan dua kutub yaitu positif dan negatif
serta memiliki cairan elektrolit dan biasanya berbentuk tabung.

Polarized kondensator symbol 3.jpg Lambang kondensator (mempunyai kutub) pada


skema elektronika.

Sedangkan jenis yang satunya lagi kebanyakan nilai kapasitasnya lebih rendah, tidak
mempunyai kutub positif atau negatif pada kakinya, kebanyakan berbentuk bulat pipih
berwarna coklat, merah, hijau dan lainnya seperti tablet atau kancing baju.

Capacitor symbol.jpg Lambang kapasitor (tidak mempunyai kutub) pada skema


elektronika.

Namun kebiasaan dan kondisi serta artikulasi bahasa setiap negara tergantung pada
masyarakat yang lebih sering menyebutkannya. Kini kebiasaan orang tersebut hanya
menyebutkan salah satu nama yang paling dominan digunakan atau lebih sering didengar.
Pada masa kini, kondensator sering disebut kapasitor (capacitor) ataupun sebaliknya yang
pada ilmu elektronika disingkat dengan huruf (C).

Jenis-Jenis Kapasitor

Berdasarkan bahan Isolator dan nilainya, Kapasitor dapat dibagi menjadi 2 Jenis yaitu
Kapasitor Nilai Tetap dan Kapasitor Variabel. Berikut ini adalah penjelasan singkatnya
untuk masing-masing jenis Kapasitor :

A. KAPASITOR NILAI TETAP (FIXED CAPACITOR)

Kapasitor Nilai Tetap atau Fixed Capacitor adalah Kapasitor yang nilainya konstan atau
tidak berubah-ubah. Berikut ini adalah Jenis-jenis Kapasitor yang nilainya Tetap :
1. Kapasitor Keramik (Ceramic Capasitor)

Kapasitor Keramik adalah Kapasitor yang Isolatornya terbuat dari Keramik dan
berbentuk bulat tipis ataupun persegi empat. Kapasitor Keramik tidak memiliki
arah atau polaritas, jadi dapat dipasang bolak-balik dalam rangkaian Elektronika.
Pada umumnya, Nilai Kapasitor Keramik berkisar antara 1pf sampai 0.01µF.

Kapasitor yang berbentuk Chip (Chip Capasitor) umumnya terbuat dari bahan
Keramik yang dikemas sangat kecil untuk memenuhi kebutuhan peralatan
Elektronik yang dirancang makin kecil dan dapat dipasang oleh Mesin Produksi
SMT (Surface Mount Technology) yang berkecepatan tinggi.

2. Kapasitor Polyester (Polyester Capacitor)

Kapasitor Polyester adalah kapasitor yang isolatornya terbuat dari Polyester


dengan bentuk persegi empat. Kapasitor Polyester dapat dipasang terbalik dalam
rangkaian Elektronika (tidak memiliki polaritas arah)
3. Kapasitor Kertas (Paper Capacitor)

Kapasitor Kertas adalah kapasitor yang isolatornya terbuat dari Kertas dan pada umumnya
nilai kapasitor kertas berkisar diantara 300pf sampai 4µF. Kapasitor Kertas tidak memiliki
polaritas arah atau dapat dipasang bolak balik dalam Rangkaian Elektronika.

4. Kapasitor Mika (Mica Capacitor)

Kapasitor Mika adalah kapasitor yang bahan Isolatornya terbuat dari bahan Mika. Nilai
Kapasitor Mika pada umumnya berkisar antara 50pF sampai 0.02µF. Kapasitor Mika juga
dapat dipasang bolak balik karena tidak memiliki polaritas arah.

5. Kapasitor Elektrolit (Electrolyte Capacitor)

Kapasitor Elektrolit adalah kapasitor yang bahan Isolatornya terbuat dari Elektrolit
(Electrolyte) dan berbentuk Tabung / Silinder. Kapasitor Elektrolit atau disingkat dengan
ELCO ini sering dipakai pada Rangkaian Elektronika yang memerlukan Kapasintasi
(Capacitance) yang tinggi. Kapasitor Elektrolit yang memiliki Polaritas arah Positif (-) dan
Negatif (-) ini menggunakan bahan Aluminium sebagai pembungkus dan sekaligus sebagai
terminal Negatif-nya. Pada umumnya nilai Kapasitor Elektrolit berkisar dari 0.47µF hingga
ribuan microfarad (µF). Biasanya di badan Kapasitor Elektrolit (ELCO) akan tertera Nilai
Kapasitansi, Tegangan (Voltage), dan Terminal Negatif-nya. Hal yang perlu diperhatikan,
Kapasitor Elektrolit dapat meledak jika polaritas (arah) pemasangannya terbalik dan
melampui batas kamampuan tegangannya.

6. Kapasitor Tantalum

Kapasitor Tantalum juga memiliki Polaritas arah Positif (+) dan Negatif (-) seperti halnya
Kapasitor Elektrolit dan bahan Isolatornya juga berasal dari Elektrolit. Disebut dengan
Kapasitor Tantalum karena Kapasitor jenis ini memakai bahan Logam Tantalum sebagai
Terminal Anodanya (+). Kapasitor Tantalum dapat beroperasi pada suhu yang lebih tinggi
dibanding dengan tipe Kapasitor Elektrolit lainnya dan juga memiliki kapasintansi yang
besar tetapi dapat dikemas dalam ukuran yang lebih kecil dan mungil. Oleh karena itu,
Kapasitor Tantalum merupakan jenis Kapasitor yang berharga mahal. Pada umumnya
dipakai pada peralatan Elektronika yang berukuran kecil seperti di Handphone dan
Laptop.
B. KAPASITOR VARIABEL (VARIABLE CAPACITOR)

Kapasitor Variabel adalah Kapasitor yang nilai Kapasitansinya dapat diatur atau
berubah-ubah. Secara fisik, Kapasitor Variabel ini terdiri dari 2 jenis yaitu :

1. VARCO (Variable Condensator)

VARCO (Variable Condensator) yang terbuat dari Logam dengan ukuran yang
lebih besar dan pada umumnya digunakan untuk memilih Gelombang Frekuensi
pada Rangkaian Radio (digabungkan dengan Spul Antena dan Spul Osilator). Nilai
Kapasitansi VARCO berkisar antara 100pF sampai 500pF

2. Trimmer

Trimmer adalah jenis Kapasitor Variabel yang memiliki bentuk lebih kecil sehingga
memerlukan alat seperti Obeng untuk dapat memutar Poros pengaturnya.
Trimmer terdiri dari 2 pelat logam yang dipisahkan oleh selembar Mika dan juga
terdapat sebuah Screw yang mengatur jarak kedua pelat logam tersebut sehingga
nilai kapasitansinya menjadi berubah. Trimmer dalam Rangkaian Elektronika
berfungsi untuk menepatkan pemilihan gelombang Frekuensi (Fine Tune). Nilai
Kapasitansi Trimmer hanya maksimal sampai 100pF.
Fungsi Kapasitor dalam Rangkaian Elektronika

Pada Peralatan Elektronika, Kapasitor merupakan salah satu jenis Komponen


Elektronika yang paling sering digunakan. Hal ini dikarenakan Kapasitor memiliki
banyak fungsi sehingga hampir setiap Rangkaian Elektronika memerlukannya.

Dibawah ini adalah beberapa fungsi daripada Kapasitor dalam Rangkaian


Elektronika :

a. Sebagai Penyimpan arus atau tegangan listrik


b. Sebagai Konduktor yang dapat melewatkan arus AC (Alternating Current)
c. Sebagai Isolator yang menghambat arus DC (Direct Current)
d. Sebagai Filter dalam Rangkaian Power Supply (Catu Daya)
e. Sebagai Kopling
f. Sebagai Pembangkit Frekuensi dalam Rangkaian Osilator
g. Sebagai Penggeser Fasa
h. Sebagai Pemilih Gelombang Frekuensi (Kapasitor Variabel yang
digabungkan dengan Spul Antena dan Osilator)
DIODA

Fungsi Dioda dan Cara mengukurnya – Dioda (Diode) adalah Komponen


Elektronika Aktif yang terbuat dari bahan semikonduktor dan mempunyai fungsi
untuk menghantarkan arus listrik ke satu arah tetapi menghambat arus listrik dari
arah sebaliknya. Oleh karena itu, Dioda sering dipergunakan sebagai penyearah
dalam Rangkaian Elektronika. Dioda pada umumnya mempunyai 2 Elektroda
(terminal) yaitu Anoda (+) dan Katoda (-) dan memiliki prinsip kerja yang
berdasarkan teknologi pertemuan p-n semikonduktor yaitu dapat mengalirkan
arus dari sisi tipe-p (Anoda) menuju ke sisi tipe-n (Katoda) tetapi tidak dapat
mengalirkan arus ke arah sebaliknya.

Ada berbagai jenis dioda yang dibuat sesuai dengan fungsinya tanpa
meninggalkan karakteristik serta spesifikasinya, seperti dioda penyearah
(rectifier), dioda Emisi Cahaya (LED), dioda Zenner, dioda photo (Photo-Dioda)
dan Dioda Varactor.

1. DIODA PENYEARAH (RECTIFIER)

Dioda penyearah adalah jenis dioda yang terbuat dari bahan Silikon yang
berfungsi sebagai penyearah tegangan / arus dari arus bolak-balik (ac) ke arus
searah (dc) atau mengubah arus ac menjadi dc. Secara umum dioda ini
disimbolnya.
2. DIODA ZENER

Dioda Zener merupakan dioda junction P dan N yang terbuat dari bahan dasar silikon.
Dioda ini dikenal juga sebagai Voltage Regulation Diode yang bekerja pada daerah reverse
(kuadran III). Potensial dioda zener berkisar mulai 2,4 sampai 200 volt dengan disipasi
daya dari ¼ hingga 50 watt.

Fenomena tegangan breakdown dioda ini menginspirasi pembuatan komponen


elektronika kerabat dioda yang bernama Zener. Tidak ada perbedaan struktur dasar dari
Zener dengan dioda. Dengan memberi jumlah doping yang lebih banyak pada sambungan
P dan N, ternyata tegangan breakdown dioda bisa makin cepat tercapai. Jika pada dioda
biasanya baru terjadi breakdown pada tegangan ratusan volt, pada Zener bisa terjadi pada
angka puluhan dan satuan volt. Di datasheet ada Zener yang memiliki tegangan Vz sebesar
2 volt, 5.6 volt dan sebagainya. Fungsi dari komponen ini biasanya dipakai untuk
pengamanan rangkaian setelah tegangan Zener.

Perhatikan rangkaian berikut, input tegangan akan yang masuk ke rangkaian lain dan
beban akan dibatasi oleh dioda zener. Jika input tegangan dibawah 5.6V, dioda tidak
menghantarkan arus sehingga arus akan mengalir ke rangkaian lain dan beban. Jika input
tegangan mencapai 5,6 V atau lebih maka dioda zener akan terjadi brekadown dan arus
akan mengalir melalui dioda, bukan ke rangkaian atau beban.
3. DIODA EMISI CAHAYA ( LIGHT EMITTING DIODE )

Dioda emisi cahaya atau dikenal dengan singkatan LED merupakan Solid State Lamp
yang merupakan piranti elektronik gabungan antara elektronik dengan optik,
sehingga dikategorikan pada keluarga “Optoelectronic”. Sedangkan elektroda-
elektrodanya sama seperti dioda lainnya, yaitu anoda (+) dan Katoda (-). Ada tiga
kategori umum penggunaan LED, yaitu :

a) Sebagai lampu indikator,


b) Untuk transmisi sinyal cahaya yang dimodulasikan dalam suatu jarak tertentu,
c) Sebagai penggandeng rangkaian elektronik yang terisolir secara total. Simbol,
d) bangun fisiknya dan konstruksinya diperlihatkan pada gambar berikut.

Bahan dasar yang digunakan dalam pembuatan LED adalah bahan Galium Arsenida
(GaAs) atau Galium Arsenida Phospida (GaAsP) atau juga Galium Phospida (GaP),
bahan-bahan ini memancarkan cahaya dengan warna yang berbeda-beda. Bahan
GaAs memancarkan cahaya infra-merah, Bahan GaAsP memancarkan cahaya merah
atau kuning, sedangkan bahan GaP memancarkan cahaya merah atau hijau.

Seperti halnya piranti elektronik lainnya , LED mempunyai nilai besaran terbatas
dimana tegangan majunya dibedakan atas jenis warna

Dioda LED

Sedangkan besar arus maju suatu LED standard adalah sekitar 20 mA. Karena
dapat mengeluarkan cahaya, maka pengujian LED ini mudah, cukup dengan
menggabungkan dengan sumber tegangan dc kecil saja atau dengan ohmmeter
dengan polaritas yang sesuai dengan elektrodanya.

LED konvensional terbuat dari mineral inorganik yang bervariasi sehingga


menghasilkan warna sebagai berikut:
* Aluminium Gallium Arsenide (AlGaAs) – merah dan inframerah

* Gallium Aluminium Phosphide – hijau

* Gallium Arsenide/Phosphide (GaAsP) – merah, oranye-merah, oranye, dan


kuning

* Gallium Nitride (GaN) – hijau, hijau murni (atau hijau emerald), dan biru

* Gallium Phosphide (GaP) – merah, kuning, dan hijau

* Zinc Selenide (ZnSe) – biru

* Indium Gallium Nitride (InGaN) – hijau kebiruan dan biru

* Indium Gallium Aluminium Phosphide – oranye-merah, oranye, kuning, dan


hijau

* Silicon Carbide (SiC) – biru

* Diamond (C) – ultraviolet

* Silicon (Si) – biru (dalam pengembangan)

* Sapphire (Al2O3) – biru

LED biru dan putih

LED biru pertama kali dan bisa dikomersialkan menggunakan substrat galium
nitrida. LED ini ditemukan oleh Shuji Nakamura tahun 1993 sewaktu berkarir di Nichia
Corporation di Jepang.

LED ini kemudian populer di penghujung tahun 90-an. LED biru ini dapat dikombinasikan
ke LED merah dan hijau yang telah ada sebelumnya untuk menciptakan cahaya putih.

4. DIODA CAHAYA ( PHOTO-DIODE)

Dioda cahaya ini bekerja pada daerah reverse, jadi hanya arus bocor saja yang
melewatinya. Dalam keadaan gelap, arus yang mengalir sekitar 10 A untuk dioda cahaya
dengan bahan dasar germanium dan 1A untuk bahan silikon. Kuat cahaya dan
temperature keliling dapat menaikkan arus bocor tersebut karena dapat mengubah nilai
resistansinya dimana semakin kuat cahaya yang menyinari semakin kecil nilai resistansi
dioda cahaya tersebut. Penggunaan dioda cahaya diantaranya adalah sebagai sensor
dalam pembacaan pita data berlubang (Punch Tape), dimana pita berlubang tersebut
terletak diantara sumber cahaya dan dioda cahaya. Jika setiap lubang pita itu melewati
antara tadi, maka cahaya yang memasuki lubang tersebut akan diterima oleh dioda
cahaya dan diubah dalam bentuk signal listrik.
Sedangkan penggunaan lainnya adalah dalam alat pengukur kuat cahaya (Lux-
Meter), dimana dalam keadaan gelap resistansi dioda cahaya ini tinggi sedangkan
jika disinari cahaya akan berubah rendah. Selain itu banyak juga dioda cahaya ini
digunakan sebagai sensor sistem pengaman (security) misal dalam penggunaan
alarm.

Dioda photo

5. DIODA VARACTOR

Dioda Varactor disebut juga sebagai dioda kapasitas yang sifatnya mempunyai
kapasitas yang berubah-ubah jika diberikan tegangan. Dioda ini bekerja didaerah
reverse mirip dioda Zener. Bahan dasar pembuatan dioda varactor ini adalah
silikon dimana dioda ini sifat kapasitansinya tergantung pada tegangan yang
diberikan padanya. Jika tegangan tegangannya semakin naik, kapasitasnya akan
turun. Dioda varikap banyak digunakan pada pesawat penerima radio dan televisi
di bagian pengaturan suara (Audio).
6. DIODA SCHOTTKY (SCR)

DIODA SCR singkatan dari Silicon Control Rectifier. Adalah Dioda yang mempunyai fungsi
sebagai pengendali. SCR atau Tyristor masih termasuk keluarga semikonduktor dengan
karateristik yang serupa dengan tabung thiratron. Sebagai pengendalinya adalah
gate(G).SCR sering disebut Therystor. SCR sebetulnya dari bahan campuran P dan N. Isi
SCR terdiri dari PNPN (Positif Negatif Positif Negatif) dan biasanya disebut PNPN Trioda.
TRANSISTOR

Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat, sebagai


sirkuit pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi tegangan, modulasi
sinyal atau sebagai fungsi lainnya. Transistor dapat berfungsi semacam kran
listrik, di mana berdasarkan arus inputnya (BJT) atau tegangan inputnya (FET),
memungkinkan pengaliran listrik yang sangat akurat dari sirkuit sumber listriknya.

Transistor through-hole (dibandingkan dengan pita ukur sentimeter)

Pada umumnya, transistor memiliki 3 terminal, yaitu Basis (B), Emitor (E) dan
Kolektor (C). Tegangan yang di satu terminalnya misalnya Emitor dapat dipakai
untuk mengatur arus dan tegangan yang lebih besar daripada arus input Basis,
yaitu pada keluaran tegangan dan arus output Kolektor.

Transistor merupakan komponen yang sangat penting dalam dunia elektronik


modern. Dalam rangkaian analog, transistor digunakan dalam amplifier
(penguat). Rangkaian analog melingkupi pengeras suara, sumber listrik stabil
(stabilisator) dan penguat sinyal radio. Dalam rangkaian-rangkaian digital,
transistor digunakan sebagai saklar berkecepatan tinggi. Beberapa transistor juga
dapat dirangkai sedemikian rupa sehingga berfungsi sebagai logic gate, memori
dan fungsi rangkaian-rangkaian lainnya.

Secara umum, transistor dapat dibeda-bedakan berdasarkan banyak kategori:

a. Materi semikonduktor: Germanium, Silikon, Gallium Arsenide


b. Kemasan fisik: Through Hole Metal, Through Hole Plastic, Surface Mount,
IC, dan lain-lain
c. Tipe: UJT, BJT, JFET, IGFET (MOSFET), IGBT, HBT, MISFET, VMOSFET,
MESFET, HEMT, SCR serta pengembangan dari transistor yaitu IC
(Integrated Circuit) dan lain-lain.
d. Polaritas: NPN atau N-channel, PNP atau P-channel
e. Maximum kapasitas daya: Low Power, Medium Power, High Power
f. Maximum frekuensi kerja: Low, Medium, atau High Frequency, RF
transistor, Microwave, dan lain-lain

Aplikasi: Amplifier, Saklar, General Purpose, Audio, Tegangan Tinggi, dan lain-lain

BJT

BJT (Bipolar Junction Transistor) adalah salah satu dari dua jenis transistor. Cara
kerja BJT dapat dibayangkan sebagai dua diode yang terminal positif atau
negatifnya berdempet, sehingga ada tiga terminal. Ketiga terminal tersebut
adalah emiter (E), kolektor (C), dan basis (B).
Perubahan arus listrik dalam jumlah kecil pada terminal basis dapat menghasilkan
perubahan arus listrik dalam jumlah besar pada terminal kolektor. Prinsip inilah yang
mendasari penggunaan transistor sebagai penguat elektronik. Rasio antara arus pada
koletor dengan arus pada basis biasanya dilambangkan dengan β atau h F E {\displaystyle
h_{FE}} {\displaystyle h_{FE}}. β biasanya berkisar sekitar 100 untuk transistor-transisor
BJT.

FET

FET dibagi menjadi dua keluarga: Junction FET (JFET) dan Insulated Gate FET (IGFET) atau
juga dikenal sebagai Metal Oxide Silicon (atau Semiconductor) FET (MOSFET). Berbeda
dengan IGFET, terminal gate dalam JFET membentuk sebuah diode dengan kanal (materi
semikonduktor antara Source dan Drain). Secara fungsinya, ini membuat N-channel JFET
menjadi sebuah versi solid-state dari tabung vakum, yang juga membentuk sebuah diode
antara grid dan katode. Dan juga, keduanya (JFET dan tabung vakum) bekerja di
"depletion mode", keduanya memiliki impedansi input tinggi, dan keduanya
menghantarkan arus listrik di bawah kontrol tegangan input.

FET lebih jauh lagi dibagi menjadi tipe enhancement mode dan depletion mode. Mode
menandakan polaritas dari tegangan gate dibandingkan dengan source saat FET
menghantarkan listrik. Jika kita ambil N-channel FET sebagai contoh: dalam depletion
mode, gate adalah negatif dibandingkan dengan source, sedangkan dalam enhancement
mode, gate adalah positif. Untuk kedua mode, jika tegangan gate dibuat lebih positif,
aliran arus di antara source dan drain akan meningkat. Untuk P-channel FET, polaritas-
polaritas semua dibalik. Sebagian besar IGFET adalah tipe enhancement mode, dan
hampir semua JFET adalah tipe depletion mode.
MOSFET

Transistor efek-medan semikonduktor logam-oksida (MOSFET) adalah salah satu


jenis transistor efek medan. Prinsip dasar perangkat ini pertama kali diusulkan
oleh Julius Edgar Lilienfeld pada tahun 1925 . MOSFET mencakup kanal dari bahan
semikonduktor tipe-N dan tipe-P, dan disebut NMOSFET atau PMOSFET (juga
biasa nMOS, pMOS). Ini adalah transistor yang paling umum pada sirkuit digital
maupun analog, namun transistor sambungan dwikutub pada satu waktu lebih
umum.

JENIS-JENIS MOSFET

Dual-gerbang MOSFET

MOSFET dual-gate memiliki tetrode konfigurasi, dimana kedua gerbang


mengontrol arus dalam perangkat. Hal ini umumnya digunakan untuk sinyal kecil
perangkat dalam aplikasi frekuensi radio di mana biasing gerbang saluran-sisi
pada potensi konstan mengurangi hilangnya keuntungan yang disebabkan oleh
efek Miller , menggantikan dua transistor terpisah di cascode konfigurasi.
Penggunaan umum lainnya di crcuits RF termasuk kontrol gain dan pencampuran
(konversi frekuensi).

FinFET

Sebuah FinFET MOSFET double-gate silikon-on-insulator perangkat, salah satu


dari sejumlah geometri yang diperkenalkan untuk mengurangi dampak dari
saluran pendek dan mengurangi pembuangan yang disebabkan penurunan
penghalang. The "sirip" mengacu pada saluran sempit antara sumber dan tiriskan.
Sebuah isolasi tipis oksida lapisan di kedua sisi sirip memisahkannya dari pintu
gerbang. FinFETs SOI dengan oksida tebal di atas sirip yang disebut double-gate
dan mereka dengan oksida tipis di atas serta di sisi disebut triple-gerbang FinFETs.

NMOS logika

n-channel MOSFET lebih kecil dari p-channel MOSFET dan memproduksi hanya
satu jenis MOSFET pada substrat silikon lebih murah dan secara teknis sederhana.
Ini adalah prinsip-prinsip mengemudi dalam desain logika NMOSyang
menggunakan saluran-n MOSFETs eksklusif. Namun, tidak seperti logika CMOS,
logika NMOS mengkonsumsi daya meskipun tidak ada perpindahan berlangsung.
Dengan kemajuan teknologi, CMOS logika logika NMOS pengungsi pada
pertengahan 1980 menjadi proses yang lebih disukai untuk chip digital.
Power MOSFET

MOSFET daya memiliki struktur yang berbeda dari satu yang disajikan di atas.Seperti
kebanyakan perangkat kekuasaan, struktur yang vertikal dan tidak planar. Menggunakan
struktur vertikal, sangat mungkin untuk transistor untuk mempertahankan kedua
memblokir tegangan tinggi dan arus tinggi. Rating tegangan dari transistor adalah fungsi
doping dan ketebalan dari N- epitaxial lapisan (lihat lintas bagian), sedangkan nilai
sekarang adalah fungsi dari lebar saluran (lebih lebar saluran, semakin tinggi saat ini).

Dalam struktur planar, rating arus dan tegangan breakdown keduanya fungsi dari dimensi
saluran (masing-masing lebar dan panjang saluran), sehingga tidak efisien dalam
menggunakan "silicon estate". Dengan struktur vertikal, area komponen secara kasar
sebanding dengan saat ini dapat mempertahankan, dan ketebalan komponen
(sebenarnya ketebalan lapisan N-epitaxial) sebanding dengan tegangan tembus.

Daya MOSFET dengan struktur lateral terutama digunakan dalam high-end audio amplifier
dan tinggi daya sistem PA. Keuntungan mereka adalah perilaku yang lebih baik di wilayah
jenuh (sesuai dengan daerah linier dari transistor bipolar) dari MOSFET vertikal. MOSFET
vertikal didesain untuk aplikasi switching.

DMOS

DMOS singkatan ganda menyebar logam-semikonduktor oksida. MOSFET daya


Kebanyakan dibuat menggunakan teknologi in

RHBD MOSFET

Sirkuit semikonduktor elektronik sub-mikrometer dan nanometer adalah perhatian


utama untuk beroperasi di dalam toleransi normal dalam keras radiasi lingkungan seperti
luar angkasa . Salah satu pendekatan desain untuk membuatradiasi-mengeras-by-desain
(RHBD) perangkat adalah Terlampir-Layout-Transistor (ELT). Biasanya, pintu gerbang
MOSFET mengelilingi saluran, yang ditempatkan di pusat dari ELT. Sumber dari MOSFET
mengelilingi gerbang. Lain MOSFET RHBD disebut H-Gate. Kedua transistor memiliki
kebocoran arus sangat rendah terhadap radiasi. Namun, mereka besar dalam ukuran dan
mengambil lebih banyak ruang pada silikon dari MOSFET standar.

Teknologi yang lebih baru muncul untuk perangkat yang lebih kecil untuk menghemat
biaya, daya rendah dan kecepatan operasi meningkat. MOSFET standar pun menjadi
sangat sensitif terhadap radiasi untuk teknologi baru. Karya penelitian Banyak yang lebih
harus diselesaikan sebelum elektronik ruang aman dapat menggunakan sirkuit MOSFET
RHBD nanoteknologi.
Ketika radiasi menyerang dekat wilayah oksida silikon (IMS) dari MOSFET, inversi
saluran terjadi di sudut-sudut MOSFET standar karena akumulasi biaya radiasi
terjebak diinduksi. Jika biaya cukup besar, biaya akumulasi mempengaruhi tepi
permukaan IMS sepanjang saluran dekat antarmuka saluran (gerbang) dari
MOSFET standar. Jadi inversi saluran perangkat terjadi sepanjang tepi saluran dan
perangkat ini akan membuat off-negara jalur kebocoran, menyebabkan
perangkat menyala. Sehingga keandalan sirkuit degradasi parah. ELT menawarkan
banyak keuntungan. Keuntungan ini termasuk peningkatan keandalan dengan
mengurangi inversi permukaan yang tidak diinginkan di tepi gerbang yang terjadi
pada MOSFET standar.

Sejak tepi gerbang diapit oleh ELT, tidak ada tepi gerbang oksida (IMS di pintu
gerbang antarmuka), dan dengan demikian transistor off-negara kebocoran
berkurang sangat banyak.

Low-power sirkuit mikroelektronik termasuk komputer, perangkat komunikasi


dan sistem monitoring di pesawat ruang angkasa dan satelit sangat berbeda dari
apa yang kita gunakan di bumi. Mereka adalah radiasi (kecepatan tinggi partikel
atom seperti proton dan neutron , surya suar disipasi energi magnet dalam ruang
bumi, energik sinar kosmikseperti sinar-X , sinar gamma dll) sirkuit toleran.
Elektronik ini khusus dirancang dengan menerapkan teknik yang sangat berbeda
dengan menggunakan MOSFET RHBD untuk memastikan perjalanan ruang yang
aman dan juga ruang-berjalan dari astronot.

MOSFET saklar analog

MOSFET switch analog menggunakan saluran MOSFET sebagai saklar rendah-on-


perlawanan untuk melewatkan sinyal analog ketika pada, dan sebagai impedansi
tinggi bila kamera dimatikan. Sinyal mengalir dalam dua arah di saklar MOSFET.
Pada aplikasi ini, drain dan sumber dari tempat MOSFET tukar tergantung pada
tegangan relatif dari sumber / saluran elektroda. Sumber itu adalah sisi yang lebih
negatif untuk N-MOS atau sisi yang lebih positif untuk P-MOS. Semua switch ini
terbatas pada apa sinyal mereka bisa lulus atau mampir gerbang-sumber mereka,
tiriskan gerbang-dan sumber-drain tegangan; melebihi batas tegangan, arus, atau
kekuasaan berpotensi akan merusak saklar.
OSILATOR DAN JENIS-JENISNYA

Osilator (oscillator) adalah rangkaian elektronik untuk menghasilkan getaran atau


guncangan-guncangan listrik.

Osilator menghasilkan getaran atau guncangan berupa gelombang listrik dengan


amplitudo yang konstan, tidak surut. Gelombang listrik ini berbentuk sinyal ac sinus
(sinusoidal wave).

Pada dasarnya sebuah osilator adalah penguat (amplifier) dengan umpan balik positif
(positive feedback) yang kuat. Umpan balik positif inilah yang menyebabkan adanya
kontinuitas getaran listrik yang dihasilkan oleh osilator.

Osilator banyak diterapkan di dalam berbagai perangkat elektronik seperti penerima


radio, pemancar radio, perekam pita magnetik, synthesizer alat musik dan lain-lain.

Sebuah rangkaian osilator mempunyai tiga bagian yang membentuknya, yaitu :

a) Penguat
b) Penentu frekwensi
c) Sirkit umpan balik.

Penguat (amplifier), dalah transistor atau tabung vakum yang dirangkai sebagai sebuah
penguat sinyal (signal-amplifier).

Penentu frekwensi, adalah L (lilitan atau kumparan) dan C (kondensator) yang dirangkai
secara berjajar (paralel) ataupun berderet (seri) di dalam osilator yang menghasilkan
resonansi pada frekwensi tertentu. Tentang sirkit L dan C dengan frekwensi resonansinya
bisa diikuti dalam :

Frekwensi Resonansi Sirkit L - C .

Ada kalanya penentu frekwensi adalah berupa rangkaian R (resistor) dan C (kondensator),
seperti di dalam osilator geseran fasa.

Sirkit umpan balik, adalah rangkaian yang mengumpan balikkan sinyal keluaran (dari
kolektor) ke jalan masukan (basis atau emitor). Akan tetapi syarat pengumpan balikkan
ini adalah fasa sinyalnya harus sama. Karena antara sinyal pada basis atau emitor dengan
sinyal yang muncul di kolektor berlawanan fasa 180º, maka dilakukanlah pembalikkan
fasa terlebih dahulu.

Dalam osilator yang menerapkan sirkit L-C pembalikkan fasa sinyal dilakukan oleh
gulungan pada L yang dibuat berbeda arah gulungannya antara gulungan primer dari
kolektor dengan gulungan sekunder untuk umpan balik ke basis atau emitor.
Jenis-jenis osilator

Ada beberapa jenis osilator yang bisa dikenali dari pola pengumpan-balikannya
dan pola sirkit tala-nya, di antaranya adalah :

a. Osilator Armstrong

Adalah osilator yang mengumpan balikkan sinyal keluaran (kolektor) dengan


kopling induksi kepada jalan masukan (basis) yang ternala. Karenanya dalam
penerapan rangkaian bertransistor osilator jenis ini dikenal juga dengan nama :
osilator dengan basis ternala (tuned base oscillator).

Pada gambar (a) tampak rangkaian osilator armstrong dengan transistor.


Terdapat trafo yang terbentuk dari gulungan L1 dan L2. Sinyal keluaran di
kolektor diinduksikan oleh L1 kepada L2 yang terhubung ke basis. L2 bersama
dengan C3 membentuk sirkit tala yang menentukan frekwensi osilator. Untuk
mendapatkan frekwensi yang bisa diubah-ubah maka C3 ini bisa dibuat variabel
(berbentuk varco).

Kondensator C1 menyekat tegangan DC agar tidak masuk/terhubung ke L1, dan


C2 menyekat tegangan DC agar tidak masuk ke L2.

Dalam perkembangannya, sirkit tala pada osilator Armstrong tidak hanya


diletakkan pada basis, akan tetapi ada kalanya diletakkan pada emitor
sebagaimana diperlihatkan pada gambar (b).

b. Osilator Colpitts

Adalah osilator dengan pengumpan-balikkan sinyal keluaran kepada jalan


masukan melalui pembagi tegangan secara kapasitansi.

Pada gambar (c) tampak rangkaian osilator Cilpitts dengan transistor.


Perhatikanlah bahwa C3 dan C4 membentuk pembagi tegangan bagi frekwensi
yang ternala.

Sinyal keluaran yang diumpan balikkan ke basis sesungguhnya adalah sinyal


dengan level yang terdapat pada C4 (bukan yang terdapat pada L1 secara
keseluruhan). Perbandingan kapasitas C3 dengan C4 menentukan faktor
pengumpan-balikkan.

Frekwensi osilator ditentukan oleh sirkit tala L1, C3 dan C4. Untuk mendapatkan
frekwensi yang bisa diubah-ubah maka C4 bisa dibuat variabel, atau C3 yang
dibuat variabel, atau keduanya dibuat variabel.

Pada gambar (d) di atas memperlihatkan bentuk lain osilator Colpitts. Umpan
balik dilakukan dari kolektor ke emitor melalui pembagi tegangan secara
kapasitansi C3 dan C4. Jalan masukan basis diground-kan bagi sinyal ac. Sirkit
tala L1, C3 dan C4 menentukan frekwensi osilator.
C . Osilator Hartley

Adalah osilator yang menerapkan pengumpan balikkan sinyal keluaran kepada jalan
masukan melalui pembagi tegangan secara induktansi.

Pada gambar (e) tampak rangkaian osilator Hartley dengan transistor. Sinyal keluaran
yang diumpan balikkan ke basis adalah sinyal dengan level yang berada pada gulungan
antara c dan b (bukan yang terdapat pada L1 secara keseluruhan). Perbandingan
gulungan dari a ke b dengan gulungan dari b ke c menentukan faktor pengumpan-
balikkan.

Frekwensi osilator ditentukan oleh sirkit tala L1 dan C4. Untuk mendapatkan frekwensi
yang bisa diubah-ubah maka C4 bisa dibuat variabel.

Pada gambar (f) tampak bentuk lain konfigurasi osilator Hartley. Sinyal yang diumpan
balikkan adalah sinyal yang terdapat pada gulungan antara a dan b. L1 dan C4 merupakan
sirkit tala yang menentukan frekwensi osilator. Sinyal keluaran diambil langsung dari
kolektor dengan penyadapan C2.

Osilator Armstrong, osilator Colpitts dan osilator Hartley adalah tiga jenis utama osilator
sinus yang menerapkan L dan C sebagai resonatornya. Di samping ketiga jenis osilator itu
masih ada beberapa jenis osilator sinus yang lainnya, di antaranya adalah :

D . Osilator Pierce

Osilator ini sebenarnya ekivalen dengan osilator Colpitts, hanya saja ia tidak menerapkan
sirkit tala L dan C, akan tetapi menerapkan kristal kwarsa sebagai resonatornya (penentu
frekwensinya).

Pada osilator yang menerapkan kristal kwarsa, frekwensi osilator adalah tetap (tidak bisa
diubah-ubah). Kalaupun C5 (misalnya) dibuat variabel, perubahan frekwensi yang terjadi
sangatlah kecil sehingga seringkali diabaikan.

E . Osilator Clapp

Osilator ini adalah bentuk pengembangan dari osilator Colpitts, hanya saja sirkit tala yang
menentukan frekwensi kerjanya menerapkan L dan C secara berderet (seri).

Perhatikan gambar (h) di atas.

Pada osilator Clapp ada tambahan C3 yang berderet (seri) dengan L1. L1 bersama dengan
C3 menjadi sirkit tala yang menentukan frekwensi osilator. Apabila frekwensi hendak
dibuat variabel, maka C3 dibuat variabel dalam bentuk varco.

Dalam rangkaian seperti ini C1 dan C2 secara praktis tidak ikut menentukan frekwensi
osilator karena pengaruhnya hanya kecil saja terhadap L1.
Jadi, C1 dan C2 lebih berperan sebagai pembagi tegangan saja.

F . Osilator Geseran Fasa

Osilator geseran fasa (Phase Shift Oscillator) sering diistilahkan dengan osilator R-
C. Dikatakan sebagai osilator R-C karena dibangun dengan komponen-komponen
R (resistor) dan C (kondensator) dan tidak menerapkan sirkit tala L dan C.
Frekwensi osilator ditentukan oleh besaran-besaran R dan C di dalam sirkit umpan
baliknya.

Osilator geseran fasa umumnya diterapkan untuk menghasilkan frekwensi audio


dan jarang sekali diterapkan untuk frekwensi radio. Ia memanfaatkan efek
bergesernya fasa tegangan pada setiap tahap rangkaian R dan C.
SAKELAR

Sakelar adalah sebuah perangkat yang digunakan untuk memutuskan jaringan listrik, atau
untuk menghubungkannya. Jadi saklar pada dasarnya adalah alat penyambung atau
pemutus aliran listrik. Selain untuk jaringan listrik arus kuat, saklar berbentuk kecil juga
dipakai untuk alat komponen elektronika arus lemah.

Macam-Macam Saklar :

a. Saklar Push Button

Saklar push button adalah tipe saklar yang menghubungkan aliran listrik sesaat saja saat
ditekan dan setelah dilepas maka kembali lagi pada posisi off. Saklar tipe ini banyak
digunakan pada rangkaian elektronika yang di kombinasikan dengan rangkaian pengunci.

b. Saklar Toggle

Saklar Toggle ini menghubungkan atau memutuskan arus dengan cara menggerakkan
toggle/tuas yang ada secara mekanis. Ukurannya relatif kecil, pada umumnya digunakan
pada rangkaian elektronika

c. Selector Switch, disingkat (SS)

Saklar pemilih ini menyediakan beberapa posisi kondisi on dan kondisi off, ada dua, tiga,
empat bahkan lebih pilihan posisi, dengan berbagai tipe geser maupun putar. Saklar
pemilih biasanya dipasang pada panel kontrol untuk memilih jenis operasi yang berbeda,
dengan rangkaian yang berbeda pula. Saklar pemilih memiliki beberapa kontak dan setiap
kontak dihubungkan oleh kabel menuju rangkaian yang berbeda, misal untuk rangkaian
putaran motor cepat dan untuk rangkaian putaran motor lambat. Atau pada rangkaian
audio misalnya memilih posisi radio, tape dan lainnya

d. Saklar Mekanik

Saklar mekanik umumnya digunakan untuk automatisasi dan juga proteksi rangkaian.
Saklar mekanik akan on atau off secara otomatis oleh sebuah proses perubahan
parameter, misalnya posisi, tekanan, atau temperatur. Saklar akan On atau Off jika set
titik proses yang ditentukan telah tercapai. Terdapat beberapa tipe saklar mekanik, antara
lain: Limit Switch, Flow Switch, Level Switch, Pressure Switch dan Temperature Switch.
Contoh pengunaannya seperti pada magic com adalah saklar Temperature Switch

e. Limit Switch (LS)

Limit switch termasuk saklar yang banyak digunakan di industri. Pada dasarnya limit
switch bekerja berdasarkan sirip saklar yang memutar tuas karena mendapat tekanan
plunger atau tripping sirip wobbler. Konfigurasi yang ada dipasaran adalah: (a).Sirip roller
yang bisa diatur, (b) plunger, (c) Sirip roller standar, (d) sirip wobbler, (e) sirip rod yang
bisa diatur. Pada saat tuas tertekan oleh gerakan mekanis, maka kontak akan berubah
posisinya. Contoh aplikasi saklar ini adalah pada PMS (Disconecting Switch) untuk
menghentikan putaran motor lengan PMS.
f. Temperature Switch

Saklar temperatur disebut thermostat, bekerja berdasarkan perubahan temperatur.


Perubahan kontak elektrik di-trigger (dipicu) oleh pemuaian cairan yang ada pada
chamber yang tertutup (sealed chamber) chamber ini terdiri dari tabung kapiler dan
silinder yang terbuat dari stainless steel. Cairan di dalam chamber mempunyai
koefisiensi temperatur yang tinggi, sehingga jika silinder memanas, cairan akan
memuai, dan menimbulkan tekanan pada seluruh lapisan penutup chamber. Tekanan
ini menyebabkan kontak berubah status.Secara fisik saklar ini terdiri dari dua
komponen, yaitu bagian yang bergerak/bergeser (digerakkan oleh tekanan) dan
bagian kontak. Bagian yang bergerak dapat berupa diafragma atau piston. Kontak
elektrik biasanya terhubung pada bagian yang bergerak, sehingga jika terjadi
pergeseran akan menyebabkan perubahan kondisi (On ke Off atau sebaliknya)

g. Flow Switch (FL)

Saklar ini digunakan untuk mendeteksi perubahan aliran cairan atau gas di dalam pipa,
tersedia untuk berbagai viskositas. Pada saat cairan dalam pipa tidak ada aliran, maka
kontak tuas/piston tidak bergerak karena tekanan disebelah kanan dan kiri tuas sama.
Namun pada saat ada aliran, maka tuas/piston akan bergerak dan kontak akan
berubah sehingga dapat menyambung atau memutusklan rangkaian.

h. Float Switch (FS)

Saklar level atau float switch, merupakan saklar diskret yang digunakan untuk
mengontrol level permukaaJenis-jenis sakelar pada dasarnya dibedakan menjadi:

1. Saklar manual

2. Saklar magnetik (MC)

3. Saklar otomatis

Saklar manual menurut penggunaannya untuk:

1. Instalasi penerangan.

2. Instalasi tenaga.
Macam-macam saklar manual yang digunakan untuk instalasi penerangan menurut
hubungannya antara lain:

1. Saklar tunggal 6. Saklar kutub dua

2. Saklar seri 7. Saklar kutub tiga

3. Saklar silang 8. Saklar tarik

4. Saklar tukar 9. Saklar tombol tekan

5. Saklar kelompok

Saklar Tekanan atau Pressure Switch

Pressure switch merupakan saklar yang kerjanya tergantung dari tekanan pada perangkat
saklar. Tekanan tersebut berasal dari air, udara atau cairan lainnya, misalnya oli. Terdapat
dua macam Pressure Switch: absolut (trigger (pemicu) terjadi pada tekanan tertentu) dan
konfigurasi diferensial (trigger terjadi karena perbedaan tekanan).
OP-AMP

Pengertian Op-Amp (Operational Amplifier) – Operational Amplifier atau lebih


dikenal dengan istilah Op-Amp adalah salah satu dari bentuk IC Linear yang
berfungsi sebagai Penguat Sinyal listrik. Sebuah Op-Amp terdiri dari beberapa
Transistor, Dioda, Resistor dan Kapasitor yang terinterkoneksi dan terintegrasi
sehingga memungkinkannya untuk menghasilkan Gain (penguatan) yang tinggi
pada rentang frekuensi yang luas. Dalam bahasa Indonesia, Op-Amp atau
Operational Amplifier sering disebut juga dengan Penguat Operasional.

Op-Amp umumnya dikemas dalam bentuk IC, sebuah IC Op-Amp dapat terdiri dari
hanya 1 (satu) rangkaian Op-Amp atau bisa juga terdiri dari beberapa rangkaian
Op-Amp. Jumlah rangkaian Op-Amp dalam satu kemasan IC dapat dibedakan
menjadi Single Op-Amp, dual Op-Amp dan Quad Op-Amp. Ada juga IC yang
didalamnya terdapat rangkaian Op-Amp disamping rangkaian utama lainnya.

Sebuah rangkaian Op-Amp memiliki dua input (masukan) yaitu satu Input
Inverting dan satu Input Non-inverting serta memiliki satu Output (keluaran).
Sebuah Op-Amp juga memiliki dua koneksi catu daya yaitu satu untuk catu daya
positif dan satu lagi untuk catu daya negatif. Bentuk Simbol Op-Amp adalah
Segitiga dengan garis-garis Input, Output dan Catu dayanya seperti pada gambar
dibawah ini. Salah satu tipe IC Op-Amp yang populer adalah IC741.

Terminal yang terdapat pada Simbol Op-Amp (Operational Amplifier/penguat


operasional) diantaranya adalah :

a) Masukan non-pembalik (Non-Inverting) +


b) Masukan pembalik (Inverting) –
c) Keluaran Vout
d) Catu daya positif +V
e) Catu daya negatif –V
SCR

SCR adalah singkatan dari Silicon Controlled Rectifier yang merupakan salah satu jenis
dioda yang memiliki fungsi sebagai pengendali. Berbeda dari dioda pada umumnya yang
hanya memiliki dua kaki, yakni kaki anoda dan katoda, SCR ini memiliki tiga kaki.
Disamping anoda dan katoda, SCR memiliki sebuah kaki yang disebut terminal gate atau
gerbang.

Terminal tersebut berfungsi sebagai pengontrol. Perlu diketahui bahwa komponen SCR ini
masih masuk ke dalam keluarga komponen thyristor yang pertama kali diperkenalkan
pada tahun 1956. SCR memiliki kemampuan dapat mengendalikan daya maupun
tegangan yang cukup tinggi. Oleh sebab itu komponen ini biasa difungsikan sebagai
sebuah switch tegangan atau arus menengah ke atas.

Beberapa jenis rangkaian yang sering menggunakan komponen SCR diantaranya adalah
rangkaian logika, lampu dimmer, osilator, chopper, pengendali kecepatan motor,
inverter, timer, dan masih banyak lagi yang lainnya. SCR memiliki 4 lapis semikonduktor,
yakni Positif-Negatif-Positif-Negatif (PNPN). Cara kerja SCR tak berbeda dari dua buah
bipolar transistor yang disambung.

Fungsi SCR

Seperti yang telah dijelaskan tadi, bahwa komponen SCR memiliki fungsi sebagai
pengendali atau sebagai saklar (switch). Dalam sebuah rangkaian elektronika, komponen
elektronika dalam memutus dan menyambung arus serta tegangan listrik kelas menengah
ke atas. Berikut adalah lambang atau simbol dari komponen SCR.

Prinsip Kerja SCR

Perlu dipahami bahwa prinsip kerja dari komponen SCR sebenarnya tak berbeda dari
komponen dioda pada umumnya. Akan tetapi karena SCR memiliki 3 kaki, maka
perlakuannya juga sedikit berbeda. Agar dapat berkerja sebagaimana mestinya, kaki
ketiga (gate) dari komponen SCR ini memerlukan tegangan positif sebagai trigger atau
pemicu.
Saat SCR dalam keadaan ON, maka seterusnya akan dalam keadaan ON walaupun
tegangan pemicu dilepas. Dan untuk mengembalikannya ke posisi OFF, arus maju
pada anoda dan katoda harus diturunkan sampai berada di posisi Ih (Holding
Current) SCR. Perlu diketahui bahwa masing-masing SCR memilik arus holding
yang berbeda-beda.

You might also like