Professional Documents
Culture Documents
RESISITOR
RESISITOR
Resistor merupakan komponen elektronik yang memiliki dua pin dan didesain untuk
mengatur tegangan listrik dan arus listrik, dengan resistansi tertentu (tahanan) dapat
memproduksi tegangan listrik di antara kedua pin, nilai tegangan terhadap resistansi
berbanding lurus dengan arus yang mengalir, berdasarkan hukum Ohm:
Resistor digunakan sebagai bagian dari rangkaian elektronik dan sirkuit elektronik, dan
merupakan salah satu komponen yang paling sering digunakan. Resistor dapat dibuat dari
bermacam-macam komponen dan film, bahkan kawat resistansi (kawat yang dibuat dari
paduan resistivitas tinggi seperti nikel-kromium).
Karakteristik utama dari resistor adalah resistansinya dan daya listrik yang dapat
dihantarkan. Karakteristik lain termasuk koefisien suhu, derau listrik (noise), dan
induktansi.
Resistor dapat diintegrasikan kedalam sirkuit hibrida dan papan sirkuit cetak, bahkan
sirkuit terpadu. Ukuran dan letak kaki bergantung pada desain sirkuit, kebutuhan daya
resistor harus cukup dan disesuaikan dengan kebutuhan arus rangkaian agar tidak
terbakar.
A. Fixed Resistor
Fixed Resistor adalah jenis Resistor yang memiliki nilai resistansinya tetap. Nilai Resistansi
atau Hambatan Resistor ini biasanya ditandai dengan kode warna ataupun kode Angka.
Anda dapat membaca artikel : Cara Menghitung Nilai Resistor berdasarkan Kode Angka
dan Kode Warna.
Yang tergolong dalam Kategori Fixed Resistor berdasarkan Komposisi bahan pembuatnya
diantaranya adalah :
Carbon Composition Resistor (Resistor Komposisi Karbon)
Resistor jenis Carbon Composistion ini terbuat dari komposisi karbon halus yang
dicampur dengan bahan isolasi bubuk sebagai pengikatnya (binder) agar
mendapatkan nilai resistansi yang diinginkan. Semakin banyak bahan karbonnya
semakin rendah pula nilai resistansi atau nilai hambatannya.
Nilai Resistansi yang sering ditemukan di pasaran untuk Resistor jenis Carbon
Composistion Resistor ini biasanya berkisar dari 1Ω sampai 200MΩ dengan daya
1/10W sampai 2W.
Resistor Jenis Carbon Film ini terdiri dari filem tipis karbon yang diendapkan
Subtrat isolator yang dipotong berbentuk spiral. Nilai resistansinya tergantung
pada proporsi karbon dan isolator. Semakin banyak bahan karbonnya semakin
rendah pula nilai resistansinya. Keuntungan Carbon Film Resistor ini adalah dapat
menghasilkan resistor dengan toleransi yang lebih rendah dan juga rendahnya
kepekaan terhadap suhu jika dibandingkan dnegan Carbon Composition Resistor.
Nilai Resistansi Carbon Film Resistor yang tersedia di pasaran biasanya berkisar
diantara 1Ω sampai 10MΩ dengan daya 1/6W hingga 5W. Karena rendahnya
kepekaan terhadap suhu, Carbon Film Resistor dapat bekerja di suhu yang
berkisar dari -55°C hingga 155°C.
Metal Film Resistor adalah jenis Resistor yang dilapisi dengan Film logam yang
tipis ke Subtrat Keramik dan dipotong berbentuk spiral. Nilai Resistansinya
dipengaruhi oleh panjang, lebar dan ketebalan spiral logam.
Secara keseluruhan, Resistor jenis Metal Film ini merupakan yang terbaik diantara
jenis-jenis Resistor yang ada (Carbon Composition Resistor dan Carbon Film
Resistor).
B. Variable Resistor
Variable Resistor adalah jenis Resistor yang nilai resistansinya dapat berubah dan
diatur sesuai dengan keinginan. Pada umumnya Variable Resistor terbagi menjadi
Potensiometer, Rheostat dan Trimpot.
Bentuk dan Simbol Variable Resistor :
Potensiometer
Rheostat
Thermistor adalah Jenis Resistor yang nilai resistansinya dapat dipengaruhi oleh
suhu (Temperature). Thermistor merupakan Singkatan dari “Thermal Resistor”.
Terdapat dua jenis Thermistor yaitu Thermistor NTC (Negative Temperature
Coefficient) dan Thermistor PTC (Positive Temperature Coefficient).
Bentuk dan Simbol Thermistor :
LDR atau Light Dependent Resistor adalah jenis Resistor yang nilai
Resistansinya dipengaruhi oleh intensitas Cahaya yang diterimanya.
Untuk lebih jelas mengenai LDR, Silakan baca : Pengertian LDR dan Cara
Mengukurnya.
Fungsi-fungsi Resistor
Kondensator atau sering disebut sebagai kapasitor adalah suatu alat yang dapat
menyimpan energi di dalam medan listrik, dengan cara mengumpulkan
ketidakseimbangan internal dari muatan listrik. Kondensator memiliki satuan yang
disebut Farad dari nama Michael Faraday. Kondensator juga dikenal sebagai "kapasitor",
namun kata "kondensator" masih dipakai hingga saat ini. Pertama disebut oleh
Alessandro Volta seorang ilmuwan Italia pada tahun 1782 (dari bahasa Itali
condensatore), berkenaan dengan kemampuan alat untuk menyimpan suatu muatan
listrik yang tinggi dibanding komponen lainnya. Kebanyakan bahasa dan negara yang tidak
menggunakan bahasa Inggris masih mengacu pada perkataan bahasa Italia
"condensatore", bahasa Perancis condensateur, Indonesia dan Jerman Kondensator atau
Spanyol Condensador.
Kondensator diidentikkan mempunyai dua kaki dan dua kutub yaitu positif dan negatif
serta memiliki cairan elektrolit dan biasanya berbentuk tabung.
Sedangkan jenis yang satunya lagi kebanyakan nilai kapasitasnya lebih rendah, tidak
mempunyai kutub positif atau negatif pada kakinya, kebanyakan berbentuk bulat pipih
berwarna coklat, merah, hijau dan lainnya seperti tablet atau kancing baju.
Namun kebiasaan dan kondisi serta artikulasi bahasa setiap negara tergantung pada
masyarakat yang lebih sering menyebutkannya. Kini kebiasaan orang tersebut hanya
menyebutkan salah satu nama yang paling dominan digunakan atau lebih sering didengar.
Pada masa kini, kondensator sering disebut kapasitor (capacitor) ataupun sebaliknya yang
pada ilmu elektronika disingkat dengan huruf (C).
Jenis-Jenis Kapasitor
Berdasarkan bahan Isolator dan nilainya, Kapasitor dapat dibagi menjadi 2 Jenis yaitu
Kapasitor Nilai Tetap dan Kapasitor Variabel. Berikut ini adalah penjelasan singkatnya
untuk masing-masing jenis Kapasitor :
Kapasitor Nilai Tetap atau Fixed Capacitor adalah Kapasitor yang nilainya konstan atau
tidak berubah-ubah. Berikut ini adalah Jenis-jenis Kapasitor yang nilainya Tetap :
1. Kapasitor Keramik (Ceramic Capasitor)
Kapasitor Keramik adalah Kapasitor yang Isolatornya terbuat dari Keramik dan
berbentuk bulat tipis ataupun persegi empat. Kapasitor Keramik tidak memiliki
arah atau polaritas, jadi dapat dipasang bolak-balik dalam rangkaian Elektronika.
Pada umumnya, Nilai Kapasitor Keramik berkisar antara 1pf sampai 0.01µF.
Kapasitor yang berbentuk Chip (Chip Capasitor) umumnya terbuat dari bahan
Keramik yang dikemas sangat kecil untuk memenuhi kebutuhan peralatan
Elektronik yang dirancang makin kecil dan dapat dipasang oleh Mesin Produksi
SMT (Surface Mount Technology) yang berkecepatan tinggi.
Kapasitor Kertas adalah kapasitor yang isolatornya terbuat dari Kertas dan pada umumnya
nilai kapasitor kertas berkisar diantara 300pf sampai 4µF. Kapasitor Kertas tidak memiliki
polaritas arah atau dapat dipasang bolak balik dalam Rangkaian Elektronika.
Kapasitor Mika adalah kapasitor yang bahan Isolatornya terbuat dari bahan Mika. Nilai
Kapasitor Mika pada umumnya berkisar antara 50pF sampai 0.02µF. Kapasitor Mika juga
dapat dipasang bolak balik karena tidak memiliki polaritas arah.
Kapasitor Elektrolit adalah kapasitor yang bahan Isolatornya terbuat dari Elektrolit
(Electrolyte) dan berbentuk Tabung / Silinder. Kapasitor Elektrolit atau disingkat dengan
ELCO ini sering dipakai pada Rangkaian Elektronika yang memerlukan Kapasintasi
(Capacitance) yang tinggi. Kapasitor Elektrolit yang memiliki Polaritas arah Positif (-) dan
Negatif (-) ini menggunakan bahan Aluminium sebagai pembungkus dan sekaligus sebagai
terminal Negatif-nya. Pada umumnya nilai Kapasitor Elektrolit berkisar dari 0.47µF hingga
ribuan microfarad (µF). Biasanya di badan Kapasitor Elektrolit (ELCO) akan tertera Nilai
Kapasitansi, Tegangan (Voltage), dan Terminal Negatif-nya. Hal yang perlu diperhatikan,
Kapasitor Elektrolit dapat meledak jika polaritas (arah) pemasangannya terbalik dan
melampui batas kamampuan tegangannya.
6. Kapasitor Tantalum
Kapasitor Tantalum juga memiliki Polaritas arah Positif (+) dan Negatif (-) seperti halnya
Kapasitor Elektrolit dan bahan Isolatornya juga berasal dari Elektrolit. Disebut dengan
Kapasitor Tantalum karena Kapasitor jenis ini memakai bahan Logam Tantalum sebagai
Terminal Anodanya (+). Kapasitor Tantalum dapat beroperasi pada suhu yang lebih tinggi
dibanding dengan tipe Kapasitor Elektrolit lainnya dan juga memiliki kapasintansi yang
besar tetapi dapat dikemas dalam ukuran yang lebih kecil dan mungil. Oleh karena itu,
Kapasitor Tantalum merupakan jenis Kapasitor yang berharga mahal. Pada umumnya
dipakai pada peralatan Elektronika yang berukuran kecil seperti di Handphone dan
Laptop.
B. KAPASITOR VARIABEL (VARIABLE CAPACITOR)
Kapasitor Variabel adalah Kapasitor yang nilai Kapasitansinya dapat diatur atau
berubah-ubah. Secara fisik, Kapasitor Variabel ini terdiri dari 2 jenis yaitu :
VARCO (Variable Condensator) yang terbuat dari Logam dengan ukuran yang
lebih besar dan pada umumnya digunakan untuk memilih Gelombang Frekuensi
pada Rangkaian Radio (digabungkan dengan Spul Antena dan Spul Osilator). Nilai
Kapasitansi VARCO berkisar antara 100pF sampai 500pF
2. Trimmer
Trimmer adalah jenis Kapasitor Variabel yang memiliki bentuk lebih kecil sehingga
memerlukan alat seperti Obeng untuk dapat memutar Poros pengaturnya.
Trimmer terdiri dari 2 pelat logam yang dipisahkan oleh selembar Mika dan juga
terdapat sebuah Screw yang mengatur jarak kedua pelat logam tersebut sehingga
nilai kapasitansinya menjadi berubah. Trimmer dalam Rangkaian Elektronika
berfungsi untuk menepatkan pemilihan gelombang Frekuensi (Fine Tune). Nilai
Kapasitansi Trimmer hanya maksimal sampai 100pF.
Fungsi Kapasitor dalam Rangkaian Elektronika
Ada berbagai jenis dioda yang dibuat sesuai dengan fungsinya tanpa
meninggalkan karakteristik serta spesifikasinya, seperti dioda penyearah
(rectifier), dioda Emisi Cahaya (LED), dioda Zenner, dioda photo (Photo-Dioda)
dan Dioda Varactor.
Dioda penyearah adalah jenis dioda yang terbuat dari bahan Silikon yang
berfungsi sebagai penyearah tegangan / arus dari arus bolak-balik (ac) ke arus
searah (dc) atau mengubah arus ac menjadi dc. Secara umum dioda ini
disimbolnya.
2. DIODA ZENER
Dioda Zener merupakan dioda junction P dan N yang terbuat dari bahan dasar silikon.
Dioda ini dikenal juga sebagai Voltage Regulation Diode yang bekerja pada daerah reverse
(kuadran III). Potensial dioda zener berkisar mulai 2,4 sampai 200 volt dengan disipasi
daya dari ¼ hingga 50 watt.
Perhatikan rangkaian berikut, input tegangan akan yang masuk ke rangkaian lain dan
beban akan dibatasi oleh dioda zener. Jika input tegangan dibawah 5.6V, dioda tidak
menghantarkan arus sehingga arus akan mengalir ke rangkaian lain dan beban. Jika input
tegangan mencapai 5,6 V atau lebih maka dioda zener akan terjadi brekadown dan arus
akan mengalir melalui dioda, bukan ke rangkaian atau beban.
3. DIODA EMISI CAHAYA ( LIGHT EMITTING DIODE )
Dioda emisi cahaya atau dikenal dengan singkatan LED merupakan Solid State Lamp
yang merupakan piranti elektronik gabungan antara elektronik dengan optik,
sehingga dikategorikan pada keluarga “Optoelectronic”. Sedangkan elektroda-
elektrodanya sama seperti dioda lainnya, yaitu anoda (+) dan Katoda (-). Ada tiga
kategori umum penggunaan LED, yaitu :
Bahan dasar yang digunakan dalam pembuatan LED adalah bahan Galium Arsenida
(GaAs) atau Galium Arsenida Phospida (GaAsP) atau juga Galium Phospida (GaP),
bahan-bahan ini memancarkan cahaya dengan warna yang berbeda-beda. Bahan
GaAs memancarkan cahaya infra-merah, Bahan GaAsP memancarkan cahaya merah
atau kuning, sedangkan bahan GaP memancarkan cahaya merah atau hijau.
Seperti halnya piranti elektronik lainnya , LED mempunyai nilai besaran terbatas
dimana tegangan majunya dibedakan atas jenis warna
Dioda LED
Sedangkan besar arus maju suatu LED standard adalah sekitar 20 mA. Karena
dapat mengeluarkan cahaya, maka pengujian LED ini mudah, cukup dengan
menggabungkan dengan sumber tegangan dc kecil saja atau dengan ohmmeter
dengan polaritas yang sesuai dengan elektrodanya.
* Gallium Nitride (GaN) – hijau, hijau murni (atau hijau emerald), dan biru
LED biru pertama kali dan bisa dikomersialkan menggunakan substrat galium
nitrida. LED ini ditemukan oleh Shuji Nakamura tahun 1993 sewaktu berkarir di Nichia
Corporation di Jepang.
LED ini kemudian populer di penghujung tahun 90-an. LED biru ini dapat dikombinasikan
ke LED merah dan hijau yang telah ada sebelumnya untuk menciptakan cahaya putih.
Dioda cahaya ini bekerja pada daerah reverse, jadi hanya arus bocor saja yang
melewatinya. Dalam keadaan gelap, arus yang mengalir sekitar 10 A untuk dioda cahaya
dengan bahan dasar germanium dan 1A untuk bahan silikon. Kuat cahaya dan
temperature keliling dapat menaikkan arus bocor tersebut karena dapat mengubah nilai
resistansinya dimana semakin kuat cahaya yang menyinari semakin kecil nilai resistansi
dioda cahaya tersebut. Penggunaan dioda cahaya diantaranya adalah sebagai sensor
dalam pembacaan pita data berlubang (Punch Tape), dimana pita berlubang tersebut
terletak diantara sumber cahaya dan dioda cahaya. Jika setiap lubang pita itu melewati
antara tadi, maka cahaya yang memasuki lubang tersebut akan diterima oleh dioda
cahaya dan diubah dalam bentuk signal listrik.
Sedangkan penggunaan lainnya adalah dalam alat pengukur kuat cahaya (Lux-
Meter), dimana dalam keadaan gelap resistansi dioda cahaya ini tinggi sedangkan
jika disinari cahaya akan berubah rendah. Selain itu banyak juga dioda cahaya ini
digunakan sebagai sensor sistem pengaman (security) misal dalam penggunaan
alarm.
Dioda photo
5. DIODA VARACTOR
Dioda Varactor disebut juga sebagai dioda kapasitas yang sifatnya mempunyai
kapasitas yang berubah-ubah jika diberikan tegangan. Dioda ini bekerja didaerah
reverse mirip dioda Zener. Bahan dasar pembuatan dioda varactor ini adalah
silikon dimana dioda ini sifat kapasitansinya tergantung pada tegangan yang
diberikan padanya. Jika tegangan tegangannya semakin naik, kapasitasnya akan
turun. Dioda varikap banyak digunakan pada pesawat penerima radio dan televisi
di bagian pengaturan suara (Audio).
6. DIODA SCHOTTKY (SCR)
DIODA SCR singkatan dari Silicon Control Rectifier. Adalah Dioda yang mempunyai fungsi
sebagai pengendali. SCR atau Tyristor masih termasuk keluarga semikonduktor dengan
karateristik yang serupa dengan tabung thiratron. Sebagai pengendalinya adalah
gate(G).SCR sering disebut Therystor. SCR sebetulnya dari bahan campuran P dan N. Isi
SCR terdiri dari PNPN (Positif Negatif Positif Negatif) dan biasanya disebut PNPN Trioda.
TRANSISTOR
Pada umumnya, transistor memiliki 3 terminal, yaitu Basis (B), Emitor (E) dan
Kolektor (C). Tegangan yang di satu terminalnya misalnya Emitor dapat dipakai
untuk mengatur arus dan tegangan yang lebih besar daripada arus input Basis,
yaitu pada keluaran tegangan dan arus output Kolektor.
Aplikasi: Amplifier, Saklar, General Purpose, Audio, Tegangan Tinggi, dan lain-lain
BJT
BJT (Bipolar Junction Transistor) adalah salah satu dari dua jenis transistor. Cara
kerja BJT dapat dibayangkan sebagai dua diode yang terminal positif atau
negatifnya berdempet, sehingga ada tiga terminal. Ketiga terminal tersebut
adalah emiter (E), kolektor (C), dan basis (B).
Perubahan arus listrik dalam jumlah kecil pada terminal basis dapat menghasilkan
perubahan arus listrik dalam jumlah besar pada terminal kolektor. Prinsip inilah yang
mendasari penggunaan transistor sebagai penguat elektronik. Rasio antara arus pada
koletor dengan arus pada basis biasanya dilambangkan dengan β atau h F E {\displaystyle
h_{FE}} {\displaystyle h_{FE}}. β biasanya berkisar sekitar 100 untuk transistor-transisor
BJT.
FET
FET dibagi menjadi dua keluarga: Junction FET (JFET) dan Insulated Gate FET (IGFET) atau
juga dikenal sebagai Metal Oxide Silicon (atau Semiconductor) FET (MOSFET). Berbeda
dengan IGFET, terminal gate dalam JFET membentuk sebuah diode dengan kanal (materi
semikonduktor antara Source dan Drain). Secara fungsinya, ini membuat N-channel JFET
menjadi sebuah versi solid-state dari tabung vakum, yang juga membentuk sebuah diode
antara grid dan katode. Dan juga, keduanya (JFET dan tabung vakum) bekerja di
"depletion mode", keduanya memiliki impedansi input tinggi, dan keduanya
menghantarkan arus listrik di bawah kontrol tegangan input.
FET lebih jauh lagi dibagi menjadi tipe enhancement mode dan depletion mode. Mode
menandakan polaritas dari tegangan gate dibandingkan dengan source saat FET
menghantarkan listrik. Jika kita ambil N-channel FET sebagai contoh: dalam depletion
mode, gate adalah negatif dibandingkan dengan source, sedangkan dalam enhancement
mode, gate adalah positif. Untuk kedua mode, jika tegangan gate dibuat lebih positif,
aliran arus di antara source dan drain akan meningkat. Untuk P-channel FET, polaritas-
polaritas semua dibalik. Sebagian besar IGFET adalah tipe enhancement mode, dan
hampir semua JFET adalah tipe depletion mode.
MOSFET
JENIS-JENIS MOSFET
Dual-gerbang MOSFET
FinFET
NMOS logika
n-channel MOSFET lebih kecil dari p-channel MOSFET dan memproduksi hanya
satu jenis MOSFET pada substrat silikon lebih murah dan secara teknis sederhana.
Ini adalah prinsip-prinsip mengemudi dalam desain logika NMOSyang
menggunakan saluran-n MOSFETs eksklusif. Namun, tidak seperti logika CMOS,
logika NMOS mengkonsumsi daya meskipun tidak ada perpindahan berlangsung.
Dengan kemajuan teknologi, CMOS logika logika NMOS pengungsi pada
pertengahan 1980 menjadi proses yang lebih disukai untuk chip digital.
Power MOSFET
MOSFET daya memiliki struktur yang berbeda dari satu yang disajikan di atas.Seperti
kebanyakan perangkat kekuasaan, struktur yang vertikal dan tidak planar. Menggunakan
struktur vertikal, sangat mungkin untuk transistor untuk mempertahankan kedua
memblokir tegangan tinggi dan arus tinggi. Rating tegangan dari transistor adalah fungsi
doping dan ketebalan dari N- epitaxial lapisan (lihat lintas bagian), sedangkan nilai
sekarang adalah fungsi dari lebar saluran (lebih lebar saluran, semakin tinggi saat ini).
Dalam struktur planar, rating arus dan tegangan breakdown keduanya fungsi dari dimensi
saluran (masing-masing lebar dan panjang saluran), sehingga tidak efisien dalam
menggunakan "silicon estate". Dengan struktur vertikal, area komponen secara kasar
sebanding dengan saat ini dapat mempertahankan, dan ketebalan komponen
(sebenarnya ketebalan lapisan N-epitaxial) sebanding dengan tegangan tembus.
Daya MOSFET dengan struktur lateral terutama digunakan dalam high-end audio amplifier
dan tinggi daya sistem PA. Keuntungan mereka adalah perilaku yang lebih baik di wilayah
jenuh (sesuai dengan daerah linier dari transistor bipolar) dari MOSFET vertikal. MOSFET
vertikal didesain untuk aplikasi switching.
DMOS
RHBD MOSFET
Teknologi yang lebih baru muncul untuk perangkat yang lebih kecil untuk menghemat
biaya, daya rendah dan kecepatan operasi meningkat. MOSFET standar pun menjadi
sangat sensitif terhadap radiasi untuk teknologi baru. Karya penelitian Banyak yang lebih
harus diselesaikan sebelum elektronik ruang aman dapat menggunakan sirkuit MOSFET
RHBD nanoteknologi.
Ketika radiasi menyerang dekat wilayah oksida silikon (IMS) dari MOSFET, inversi
saluran terjadi di sudut-sudut MOSFET standar karena akumulasi biaya radiasi
terjebak diinduksi. Jika biaya cukup besar, biaya akumulasi mempengaruhi tepi
permukaan IMS sepanjang saluran dekat antarmuka saluran (gerbang) dari
MOSFET standar. Jadi inversi saluran perangkat terjadi sepanjang tepi saluran dan
perangkat ini akan membuat off-negara jalur kebocoran, menyebabkan
perangkat menyala. Sehingga keandalan sirkuit degradasi parah. ELT menawarkan
banyak keuntungan. Keuntungan ini termasuk peningkatan keandalan dengan
mengurangi inversi permukaan yang tidak diinginkan di tepi gerbang yang terjadi
pada MOSFET standar.
Sejak tepi gerbang diapit oleh ELT, tidak ada tepi gerbang oksida (IMS di pintu
gerbang antarmuka), dan dengan demikian transistor off-negara kebocoran
berkurang sangat banyak.
Pada dasarnya sebuah osilator adalah penguat (amplifier) dengan umpan balik positif
(positive feedback) yang kuat. Umpan balik positif inilah yang menyebabkan adanya
kontinuitas getaran listrik yang dihasilkan oleh osilator.
a) Penguat
b) Penentu frekwensi
c) Sirkit umpan balik.
Penguat (amplifier), dalah transistor atau tabung vakum yang dirangkai sebagai sebuah
penguat sinyal (signal-amplifier).
Penentu frekwensi, adalah L (lilitan atau kumparan) dan C (kondensator) yang dirangkai
secara berjajar (paralel) ataupun berderet (seri) di dalam osilator yang menghasilkan
resonansi pada frekwensi tertentu. Tentang sirkit L dan C dengan frekwensi resonansinya
bisa diikuti dalam :
Ada kalanya penentu frekwensi adalah berupa rangkaian R (resistor) dan C (kondensator),
seperti di dalam osilator geseran fasa.
Sirkit umpan balik, adalah rangkaian yang mengumpan balikkan sinyal keluaran (dari
kolektor) ke jalan masukan (basis atau emitor). Akan tetapi syarat pengumpan balikkan
ini adalah fasa sinyalnya harus sama. Karena antara sinyal pada basis atau emitor dengan
sinyal yang muncul di kolektor berlawanan fasa 180º, maka dilakukanlah pembalikkan
fasa terlebih dahulu.
Dalam osilator yang menerapkan sirkit L-C pembalikkan fasa sinyal dilakukan oleh
gulungan pada L yang dibuat berbeda arah gulungannya antara gulungan primer dari
kolektor dengan gulungan sekunder untuk umpan balik ke basis atau emitor.
Jenis-jenis osilator
Ada beberapa jenis osilator yang bisa dikenali dari pola pengumpan-balikannya
dan pola sirkit tala-nya, di antaranya adalah :
a. Osilator Armstrong
b. Osilator Colpitts
Frekwensi osilator ditentukan oleh sirkit tala L1, C3 dan C4. Untuk mendapatkan
frekwensi yang bisa diubah-ubah maka C4 bisa dibuat variabel, atau C3 yang
dibuat variabel, atau keduanya dibuat variabel.
Pada gambar (d) di atas memperlihatkan bentuk lain osilator Colpitts. Umpan
balik dilakukan dari kolektor ke emitor melalui pembagi tegangan secara
kapasitansi C3 dan C4. Jalan masukan basis diground-kan bagi sinyal ac. Sirkit
tala L1, C3 dan C4 menentukan frekwensi osilator.
C . Osilator Hartley
Adalah osilator yang menerapkan pengumpan balikkan sinyal keluaran kepada jalan
masukan melalui pembagi tegangan secara induktansi.
Pada gambar (e) tampak rangkaian osilator Hartley dengan transistor. Sinyal keluaran
yang diumpan balikkan ke basis adalah sinyal dengan level yang berada pada gulungan
antara c dan b (bukan yang terdapat pada L1 secara keseluruhan). Perbandingan
gulungan dari a ke b dengan gulungan dari b ke c menentukan faktor pengumpan-
balikkan.
Frekwensi osilator ditentukan oleh sirkit tala L1 dan C4. Untuk mendapatkan frekwensi
yang bisa diubah-ubah maka C4 bisa dibuat variabel.
Pada gambar (f) tampak bentuk lain konfigurasi osilator Hartley. Sinyal yang diumpan
balikkan adalah sinyal yang terdapat pada gulungan antara a dan b. L1 dan C4 merupakan
sirkit tala yang menentukan frekwensi osilator. Sinyal keluaran diambil langsung dari
kolektor dengan penyadapan C2.
Osilator Armstrong, osilator Colpitts dan osilator Hartley adalah tiga jenis utama osilator
sinus yang menerapkan L dan C sebagai resonatornya. Di samping ketiga jenis osilator itu
masih ada beberapa jenis osilator sinus yang lainnya, di antaranya adalah :
D . Osilator Pierce
Osilator ini sebenarnya ekivalen dengan osilator Colpitts, hanya saja ia tidak menerapkan
sirkit tala L dan C, akan tetapi menerapkan kristal kwarsa sebagai resonatornya (penentu
frekwensinya).
Pada osilator yang menerapkan kristal kwarsa, frekwensi osilator adalah tetap (tidak bisa
diubah-ubah). Kalaupun C5 (misalnya) dibuat variabel, perubahan frekwensi yang terjadi
sangatlah kecil sehingga seringkali diabaikan.
E . Osilator Clapp
Osilator ini adalah bentuk pengembangan dari osilator Colpitts, hanya saja sirkit tala yang
menentukan frekwensi kerjanya menerapkan L dan C secara berderet (seri).
Pada osilator Clapp ada tambahan C3 yang berderet (seri) dengan L1. L1 bersama dengan
C3 menjadi sirkit tala yang menentukan frekwensi osilator. Apabila frekwensi hendak
dibuat variabel, maka C3 dibuat variabel dalam bentuk varco.
Dalam rangkaian seperti ini C1 dan C2 secara praktis tidak ikut menentukan frekwensi
osilator karena pengaruhnya hanya kecil saja terhadap L1.
Jadi, C1 dan C2 lebih berperan sebagai pembagi tegangan saja.
Osilator geseran fasa (Phase Shift Oscillator) sering diistilahkan dengan osilator R-
C. Dikatakan sebagai osilator R-C karena dibangun dengan komponen-komponen
R (resistor) dan C (kondensator) dan tidak menerapkan sirkit tala L dan C.
Frekwensi osilator ditentukan oleh besaran-besaran R dan C di dalam sirkit umpan
baliknya.
Sakelar adalah sebuah perangkat yang digunakan untuk memutuskan jaringan listrik, atau
untuk menghubungkannya. Jadi saklar pada dasarnya adalah alat penyambung atau
pemutus aliran listrik. Selain untuk jaringan listrik arus kuat, saklar berbentuk kecil juga
dipakai untuk alat komponen elektronika arus lemah.
Macam-Macam Saklar :
Saklar push button adalah tipe saklar yang menghubungkan aliran listrik sesaat saja saat
ditekan dan setelah dilepas maka kembali lagi pada posisi off. Saklar tipe ini banyak
digunakan pada rangkaian elektronika yang di kombinasikan dengan rangkaian pengunci.
b. Saklar Toggle
Saklar Toggle ini menghubungkan atau memutuskan arus dengan cara menggerakkan
toggle/tuas yang ada secara mekanis. Ukurannya relatif kecil, pada umumnya digunakan
pada rangkaian elektronika
Saklar pemilih ini menyediakan beberapa posisi kondisi on dan kondisi off, ada dua, tiga,
empat bahkan lebih pilihan posisi, dengan berbagai tipe geser maupun putar. Saklar
pemilih biasanya dipasang pada panel kontrol untuk memilih jenis operasi yang berbeda,
dengan rangkaian yang berbeda pula. Saklar pemilih memiliki beberapa kontak dan setiap
kontak dihubungkan oleh kabel menuju rangkaian yang berbeda, misal untuk rangkaian
putaran motor cepat dan untuk rangkaian putaran motor lambat. Atau pada rangkaian
audio misalnya memilih posisi radio, tape dan lainnya
d. Saklar Mekanik
Saklar mekanik umumnya digunakan untuk automatisasi dan juga proteksi rangkaian.
Saklar mekanik akan on atau off secara otomatis oleh sebuah proses perubahan
parameter, misalnya posisi, tekanan, atau temperatur. Saklar akan On atau Off jika set
titik proses yang ditentukan telah tercapai. Terdapat beberapa tipe saklar mekanik, antara
lain: Limit Switch, Flow Switch, Level Switch, Pressure Switch dan Temperature Switch.
Contoh pengunaannya seperti pada magic com adalah saklar Temperature Switch
Limit switch termasuk saklar yang banyak digunakan di industri. Pada dasarnya limit
switch bekerja berdasarkan sirip saklar yang memutar tuas karena mendapat tekanan
plunger atau tripping sirip wobbler. Konfigurasi yang ada dipasaran adalah: (a).Sirip roller
yang bisa diatur, (b) plunger, (c) Sirip roller standar, (d) sirip wobbler, (e) sirip rod yang
bisa diatur. Pada saat tuas tertekan oleh gerakan mekanis, maka kontak akan berubah
posisinya. Contoh aplikasi saklar ini adalah pada PMS (Disconecting Switch) untuk
menghentikan putaran motor lengan PMS.
f. Temperature Switch
Saklar ini digunakan untuk mendeteksi perubahan aliran cairan atau gas di dalam pipa,
tersedia untuk berbagai viskositas. Pada saat cairan dalam pipa tidak ada aliran, maka
kontak tuas/piston tidak bergerak karena tekanan disebelah kanan dan kiri tuas sama.
Namun pada saat ada aliran, maka tuas/piston akan bergerak dan kontak akan
berubah sehingga dapat menyambung atau memutusklan rangkaian.
Saklar level atau float switch, merupakan saklar diskret yang digunakan untuk
mengontrol level permukaaJenis-jenis sakelar pada dasarnya dibedakan menjadi:
1. Saklar manual
3. Saklar otomatis
1. Instalasi penerangan.
2. Instalasi tenaga.
Macam-macam saklar manual yang digunakan untuk instalasi penerangan menurut
hubungannya antara lain:
5. Saklar kelompok
Pressure switch merupakan saklar yang kerjanya tergantung dari tekanan pada perangkat
saklar. Tekanan tersebut berasal dari air, udara atau cairan lainnya, misalnya oli. Terdapat
dua macam Pressure Switch: absolut (trigger (pemicu) terjadi pada tekanan tertentu) dan
konfigurasi diferensial (trigger terjadi karena perbedaan tekanan).
OP-AMP
Op-Amp umumnya dikemas dalam bentuk IC, sebuah IC Op-Amp dapat terdiri dari
hanya 1 (satu) rangkaian Op-Amp atau bisa juga terdiri dari beberapa rangkaian
Op-Amp. Jumlah rangkaian Op-Amp dalam satu kemasan IC dapat dibedakan
menjadi Single Op-Amp, dual Op-Amp dan Quad Op-Amp. Ada juga IC yang
didalamnya terdapat rangkaian Op-Amp disamping rangkaian utama lainnya.
Sebuah rangkaian Op-Amp memiliki dua input (masukan) yaitu satu Input
Inverting dan satu Input Non-inverting serta memiliki satu Output (keluaran).
Sebuah Op-Amp juga memiliki dua koneksi catu daya yaitu satu untuk catu daya
positif dan satu lagi untuk catu daya negatif. Bentuk Simbol Op-Amp adalah
Segitiga dengan garis-garis Input, Output dan Catu dayanya seperti pada gambar
dibawah ini. Salah satu tipe IC Op-Amp yang populer adalah IC741.
SCR adalah singkatan dari Silicon Controlled Rectifier yang merupakan salah satu jenis
dioda yang memiliki fungsi sebagai pengendali. Berbeda dari dioda pada umumnya yang
hanya memiliki dua kaki, yakni kaki anoda dan katoda, SCR ini memiliki tiga kaki.
Disamping anoda dan katoda, SCR memiliki sebuah kaki yang disebut terminal gate atau
gerbang.
Terminal tersebut berfungsi sebagai pengontrol. Perlu diketahui bahwa komponen SCR ini
masih masuk ke dalam keluarga komponen thyristor yang pertama kali diperkenalkan
pada tahun 1956. SCR memiliki kemampuan dapat mengendalikan daya maupun
tegangan yang cukup tinggi. Oleh sebab itu komponen ini biasa difungsikan sebagai
sebuah switch tegangan atau arus menengah ke atas.
Beberapa jenis rangkaian yang sering menggunakan komponen SCR diantaranya adalah
rangkaian logika, lampu dimmer, osilator, chopper, pengendali kecepatan motor,
inverter, timer, dan masih banyak lagi yang lainnya. SCR memiliki 4 lapis semikonduktor,
yakni Positif-Negatif-Positif-Negatif (PNPN). Cara kerja SCR tak berbeda dari dua buah
bipolar transistor yang disambung.
Fungsi SCR
Seperti yang telah dijelaskan tadi, bahwa komponen SCR memiliki fungsi sebagai
pengendali atau sebagai saklar (switch). Dalam sebuah rangkaian elektronika, komponen
elektronika dalam memutus dan menyambung arus serta tegangan listrik kelas menengah
ke atas. Berikut adalah lambang atau simbol dari komponen SCR.
Perlu dipahami bahwa prinsip kerja dari komponen SCR sebenarnya tak berbeda dari
komponen dioda pada umumnya. Akan tetapi karena SCR memiliki 3 kaki, maka
perlakuannya juga sedikit berbeda. Agar dapat berkerja sebagaimana mestinya, kaki
ketiga (gate) dari komponen SCR ini memerlukan tegangan positif sebagai trigger atau
pemicu.
Saat SCR dalam keadaan ON, maka seterusnya akan dalam keadaan ON walaupun
tegangan pemicu dilepas. Dan untuk mengembalikannya ke posisi OFF, arus maju
pada anoda dan katoda harus diturunkan sampai berada di posisi Ih (Holding
Current) SCR. Perlu diketahui bahwa masing-masing SCR memilik arus holding
yang berbeda-beda.