You are on page 1of 5

JKK, Tahun 2015, Vol 4(3), halaman 79-83 ISSN 2303-1077

SINTESIS GARAM TIMAH KLORIDA (SnCl2) BERBAHAN DASAR


LIMBAH ELEKTRONIK

Annisa Rizky Brilliantari1*, Adhitiyawarman1, Nelly Wahyuni1


1
Program Studi Kimia, Fakultas MIPA, Universitas Tanjungpura
Jl. Prof. Dr. H. Hadari Nawawi, Pontianak
*email: annisa.brilliantari31@gmail.com

ABSTRAK
Timah (Sn) merupakan mineral logam yang mempunyai nilai ekonomis tinggi yang dapat
dimanfaatkan sebagai bahan baku dalam proses kimia. Limbah elektronik Cathode Ray Tubes
(CRTs) tabung TV berwarna mempunyai kandungan timah (Sn). Timah (Sn) dari limbah
elektronik Cathode Ray Tubes (CRTs) tabung TV berwarna dapat digunakan sebagai bahan
baku dalam proses sintesis garam SnCl2. Cathode Ray Tubes yang telah dipreparasi
selanjutnya didestruksi menggunakan asam nitrat (HNO3) dan dikarakterisasi dengan X-Ray
Fluoresence (XRF). Sintesis SnCl2 dilakukan dengan reaksi redoks dan dilanjutkan dengan
tahap kristalisasi. Garam SnCl2 yang dihasilkan berwarna putih keabu-abuan. Randemen yang
diperoleh 62,89 %. Karakterisasi produk dilakukan dengan menentukan titik leleh produk dan uji
daya reduksi Sn2+. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemurnian garam SnCl2 dari limbah
elektronik tabung TV berwarna masih belum murni berdasarkan dari uji titik lelehnya 227-232o C
sedangkan daerah titik leleh standar SnCl2 231,8o C. Dilihat dari uji daya reduksi Sn2+ yang
dilakukan dengan cara titrasi potensiometri, nilai potensial yang diperoleh yaitu 0,13002, nilai ini
tidak jauh berbeda dengan nilai standar potensial sel Sn2+ yaitu 0,13. Hasil ini menunjukkan
bahwa nilai potensial untuk reduksi Sn2+ yang dihasilkan baik.

Kata kunci: SnCl2, Cathode Ray Tubes (CRTs), timah, potensiometri

PENDAHULUAN Televisi (TV) berwarna yang telah


Sumber daya mineral logam di rusak tergolong sebagai limbah elektronik
Indonesia berpotensi untuk dimanfaatkan yang hingga saat ini pemanfaatannya belum
dalam berbagai bidang industri, salah optimal. Limbah ini diprediksi akan terus
satunya industri elektronika. Perkembangan meningkat seiring dengan perkembangan
industri elektronika mendorong penggunaan teknologi TV yang semakin canggih serta
timah sebagai salah satu material peralatan tingginya daya konsumsi masyarakat
elektronik. Timah tergolong mineral logam Indonesia. Produk TV berwarna adalah
yang dapat dimanfaatkan secara efektif dan suatu produk yang mengandung berbagai
efisien, baik dari sisi pengolahan dasar macam logam. Selain itu, produk ini juga
hingga pengolahan limbahnya (Purnomo, memiliki komponen yang disebut Cathode
2006). Ray Tubes (CRTs). Cathode Ray Tubes
Limbah elektronik (electronic waste) mengandung logam Sn. Adanya kandungan
merupakan peralatan elektronik yang telah logam Sn dalam CRTs ini menjadikannya
rusak atau tidak dapat menjalankan tergolong sebagai limbah dengan
fungsinya lagi. Secara umum, limbah karakteristik toksik atau beracun (Staff,
elektronik mengandung beberapa =1972).
komponen, diantaranya bahan plastik, Berdasarkan hasil penelitian dari
bahan oksida, logam-logam seperti Department of Environmental Engineering
tembaga (Cu), palladium (Pd), besi (Fe), Sciences, University of Florida (1999)
nikel (Ni), emas (Au), alumunium (Al), zink kemampuan pelepasan logam Sn dari
(Zn), perak (Ag), dan timah (Sn). Adanya CRTs adalah 60 kali lebih cepat
komponen logam dalam limbah elektronik dibandingkan dari bahan-bahan elektronik
menunjukkan potensi limbah ini untuk diolah lain. Hal ini dapat menyebabkan
dan dijadikan bahan yang bermanfaat. menurunnya tingkat kesuburan tanah

79
JKK, Tahun 2015, Vol 4(3), halaman 79-83 ISSN 2303-1077

maupun penurunan kualitas lingkungan. Pemisahan Oksida Timah dari


Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk Campurannya
mengatasi pencemaran logam Sn dari Potongan sampel yang dihasilkan
CRTs adalah dengan memanfaatkan limbah kemudian dilakukan proses destruksi.
tersebut sebagai bahan baku pembuatan Sebanyak 10 gram didestruksi dengan 15
garam timah klorida (SnCl2). Garam SnCl2 mL HNO3 pekat selama 30 menit, kemudian
digunakan dalam industri sebagai bahan ditambah 10 mL HNO3 pekat, diuapkan
baku pembuatan senyawa timah lain hingga volume menjadi 5 mL, ditambahkan
maupun sebagai reduktor dalam proses 5 mL HNO3 3 M dan 25 mL akuades
kimia (Liyana, 2010). selanjutnya dipanaskan selama 30 menit.
Dalam penelitian ini dikaji Endapan yang terbentuk dicuci dengan
pemanfaatan limbah Cathode Ray Tubes HNO3 pekat, selanjutnya di oven pada suhu
(CRTs) dari tabung TV sebagai bahan baku 200oC, hasil yang diperoleh digunakan
pembuatan garam SnCl2. Beberapa tahap sebagai sampel berikutnya.
penting dalam penelitian ini antara lain :
preparasi sampel, proses destruksi, sintesis Sintesis Garam SnCl2
timah klorida, dan karakterisasi produk Asam klorida 15 mL dimasukkan
SnCl2 hasil sintesis. kedalam corong pisah, dimasukkan 0,488
gram sampel kedalam erlenmeyer, alirkan
METODE PENELITIAN sedikit demi sedikit HCl ke dalam
erlenmeyer. Dipanaskan larutan di
Alat dan Bahan
penangas air sampai gasnya benar-benar
Alat
habis, kemudian rangkaian dibuka. Larutan
Alat yang digunakan adalah
disaring, diuapkan filtratnya sampai jenuh.
seperangkat alat gelas yang umum
Setelah jenuh, larutan didinginkan hingga
digunakan di laboratorium, bunsen, hot
terbentuk kristal. Kristal dikeringkan pada
plate, kaki tiga, oven, pH meter, pipa U, alat
suhu 90o C selama 10 menit selanjutnya
uji titik leleh, tanur, X-Ray Fluoresence
dikarakterisasi dengan melihat titik leleh dan
(X-RF).
uji daya reduksi SnCl2.
Bahan
Karakterisasi Hasil Produk Sintesis
Bahan yang digunakan adalah
Penentuan titik leleh produk
sampel Cathode Ray Tubes (CRTs) TV
Sampel SnCl2 dimasukkan kedalam
berwarna. Bahan kimia yang digunakan
pipa kapiler, dimasukkan pipa kapiler yang
adalah akuades (H2O), asam klorida (HCl),
telah terisi SnCl2 kedalam alat yaitu melting
asam nitrat (HNO3), besi (III) klorida (FeCl3).
point, kemudian dibaca termometer pada
melting point bila zat dalam kapiler mulai
Prosedur Kerja
meleleh. Diamati kristal SnCl2 ketika
Penelitian ini didasarkan pada
meleleh semua. Dicatat range temperatur
metodologi yang dikembangkan oleh
pelelehan.
Taslimah ( 2003).
Uji daya reduksi produk
Preparasi Sampel
Kristal produk sebanyak 1,125 gram
Sampel berasal dari limbah
dilarutkan dalam 50 mL HCl kemudian
elektronik yang diambil dari tempat
diencerkan menjadi 250 mL. Diambil 10 mL
perbaikan televisi di Jl. Husein Hamzah
larutan tersebut dititrasi dengan larutan
Pontianak. Kemudian diambil Cathode Ray
FeCl3 0,01 m. Titik akhir titrasi ditentukan
Tubes (CRTs) dari limbah televisi tersebut.
dengan membuat kurva potensial sel
Setelah itu Cathode Ray Tubes (CRTs)
terhadap volume titran.
dihancurkan untuk diambil sampel Sn.
Sampel yang sudah dicuci dengan
HASIL DAN PEMBAHASAN
menggunakan air sebanyak 3 kali.
Selanjutnya, sampel dipotong kecil, dan Hasil Preparasi Sampel
dipanaskan dalam tanur pada suhu 500oC Sumber timah yang digunakan pada
selama 2 jam. penelitian ini berasal dari Cathode Ray
Tubes (CRTs) TV berwarna yang telah

80
JKK, Tahun 2015, Vol 4(3), halaman 79-83 ISSN 2303-1077

rusak. Selain timah, CRTs mengandung Hasil analisis dengan menggunakan


beberapa komponen antara lain aluminium, XRF terlihat pada Tabel 1 bahwa Sn yang
besi, dan nikel. Preparasi sampel CRTs terkandung didalam CRTs sebesar 4,880
dilakukan dengan tiga tahap yaitu proses %. Kandungan logam terbesar yaitu Al
pencucian, pemotongan dan pemansan. dengan formula Al2O3 sebesar 52,129 %.
Proses ini dilakukan dengan tujuan untuk
menghilangkan komponen organik pada Tabel 1. Hasil Analisis XRF CRTs
sampel. Komponen logam sampel akan Logam Formula Konsentrasi
teroksidasi menjadi senyawa oksida- Mg MgO 2,617
oksidanya melalui proses pemanasan pada Al Al2O3 52,129
suhu 500o C dengan menggunakan alat Cr Cr 5,699
tanur. Oksida yang terbentuk seperti oksida- Fe Fe2O3 4,606
oksida timah (SnO dan SnO2), oksida Ni Ni 18,047
aluminium (Al2O3) dan oksida besi Sn Sn 4,880
(Fe2O3/Fe3O4) (Taslimah, 2003). Nd Nd 10,660
Pb Pb 1,361
Pemisahan Oksida Timah dari <Cl> Cl 0,000
Campurannya
Destruksi merupakan salah satu
proses pemutusan ikatan organologam Garam SnCl2
menjadi ion anorganik bebas. Proses Sintesis garam SnCl2 dilakukan
destruksi dilakukan menggunakan dengan reaksi redok dan dilanjutkan
erlenmeyer, karena dapat meminimilkan dengan tahap kristalisasi. Kristalisasi adalah
letupan-letupan yang terjadi pada saat pembentukan partikel-partikel zat padat di
proses pemanasan dan menahan dalam suatu fase homogen. Kristalisasi
kehilangan senyawa atau unsur akibat dapat terjadi sebagaimana pembentukan
penguapan. Murtini (2009) menjelaskan partikel padat dalam uap (Brady, 1999).
bahwa unsur-unsur logam dalam sampel Kristalisasi menunjukkan sejumlah
dapat dilepas ikatannya dengan cara fenomena yang berkaitan dengan
destruksi menggunakan asam nitrat. pembentukkan struktur matriks kristal.
Penggunaan HNO3 pada proses Prinsip dari kristalisasi adalah bahwa
destruksi didasarkan oleh kemampuannya senyawa padat akan mudah terlarut dalam
bertindak sebagai oksidator kuat dalam pelarut panas bila dibandingkan pada
keadaan panas dan dapat melarutkan pelarut yang lebih dingin. Jika suatu larutan
hampir semua logam serta dapat mencegah senyawa tersebut dijenuhkan dalam
pengendapan unsur. Endapan yang keadaan panas dan kemudian didinginkan
terbentuk dicuci dengan HNO3 panas. Hal senyawa terlarut akan berkurang
ini dilakukan untuk melarutkan pengotor kelarutannya dan mulai mengendap
yang terdapat di permukaan endapan dan membentuk kristal yang murni dan bebas
memaksimalkan endapan. Endapan yang dari pengotor. Ini disebabkan oleh
terbentuk selanjutnya di oven pada suhu pertumbuhan kristal zat terlarut, sehingga
100oC. Tujuannya untuk menghasilkan zat-zat ini dapat dipisahkan dari
bahan dalam bentuk oksida dan pengotornya (Siswanto, 2014).
menghilangkan zat-zat yang tidak Proses pembuatan SnCl2 dilakukan
dibutuhkan seperti H2O. dengan menggunakan HCl. Penggunaan
HCl ini sebagai sumber ion klorida. Asam
Analisis Komponen Logam Sampel klorida merupakan senyawa kovalen yang
Komponen logam sampel dianalisis dapat terhidrolisa, ion-ion H+ dan Cl- dapat
dengan menggunakan X-RF. Tujuan bergerak bebas dalam larutan (Taslimah,
dilakukan analisis dengan menggunakan 2003). Pada penelitian ini, HCl dialirkan ke
XRF untuk menentukan komposisi unsure erlenmeyer secara perlahan-lahan sampai
dari Cathode Ray Tubes (CRTs). XRF gas H2 habis. Tujuan dari dialirkannya HCl
merupakan metode yang prosesnya cepat adalah untuk melarutkan Sn. Timah dapat
dan tidak merusak sampel. Hasil XRF mudah larut dalam asam kuat dan basa
ditunjukkan dalam tabel 1. kuat. Reaksi yang terjadi adalah sebagai
berikut :

81
JKK, Tahun 2015, Vol 4(3), halaman 79-83 ISSN 2303-1077

Sn + 2 HCl SnCl2 + H2 metode penentuan konsentrasi zat melalui


Menurut reaksi tersebut, terjadi reaksi pengukuran nilai potensial. Nilai potensial
reduksi-oksidasi (redok). Prinsip dari reaksi yang diukur setiap penambahan volume
redoks adalah reaksi yang terjadi apabila titran tertentu akan diplotkan menjadi kurva
terdapat kenaikan atau penurunan bilangan titrasi dan akan didapatkan titik ekuivalen
oksidasi. Selanjutnya dilakukan proses titrasinya. Volume pada titik ekuivalen titrasi
penyaringan, pada proses penyaringan ini tersebut adalah volume titran yang akan
akan terbentuk residu dan filtrat. Ukuran digunakan dalam perhitungan selanjutnya.
kristal yang terbentuk selama pengendapan Dalam potensiometri ini, tidak digunakan
tergantung pada dua faktor penting yaitu indikator karena dengan pengukuran
laju pembentukan inti (nukleasi) dan laju potensial larutan sudah bisa didapatkan titik
pertumbuhan inti. Setelah larutan ekuivalennya dari kurva (Day and
didinginkan, di oven pada suhu 100oC Underwood, 1998). Titik akhir titrasi
selama 10 menit. Tujuannya untuk diharapkan mendekati titik ekivalen
mengurangi kandungan air yang masih sehingga data yang dihasilkan dianggap
terdapat di dalam sampel. memiliki kesalahan yang kecil (Gandjar dan
Berdasarkan hasil pengamatan Rohman, 2007).
kristal SnCl2 yang dihasilkan berwarna putih
keabu-abuan. Massa SnCl2 yang terbentuk 0.6
dari proses kristalisasi ini adalah 0,288
gram. Rendemen yang diperoleh adalah 0.4
sebesar 62,89 %. Penyebab rendemen dari E
SnCl2 yang diperoleh tidak menapai 100 % 0.2
disebabkan karena didalam limbah 0
elektronik CRTs masih terdapat kandungan 0 5 10 15
logam lain, seperti Al dan Ni.
Volume FeCl3 (mL)
Karakterisasi Hasil (a)
Penentuan titik leleh produk
Penentuan titik leleh garam SnCl2
hasil sintesis dilakukan dengan
menggunakan melting point. Suhu untuk 0.15
menentukan titik leleh suatu zat yang akan
0.1
ditentukan adalah suhu yang rendah
E/V

terlebih dahulu. Hal ini dimaksudkan untuk 0.05


memudahkan pengamatan dalam
menentukan suhu titik lelehnya. Oleh 0
karena itu, suhu awal penentuan titik leleh 0 5 10 15
-0.05
haruslah suhu yang rendah, apabila Volume FeCl3 (mL)
menggunakan suhu awal yang terlalu tinggi,
terdapat kemungkinan bahwa suhu yang (b)
terlalu tinggi menyebabkan sampel
0.2
langsung meleleh.
Hasil penelitian didapat titik leleh 0.1
E2/ V2

dari produk SnCl2 yang diperoleh


mempunyai titik leleh 227oC–232oC 0
sedangkan titik leleh SnCl2 menurut teori 0 5 10 15
-0.1
adalah 231,8oC (Vogel, 1990). Hal ini
mengindikasikan bahwa produk yang -0.2 Volume FeCl3
diperoleh kemurniannya tidak tinggi.
(c)
Uji daya reduksi produk
Penentuan aktivitas Sn2+ sebagai Gambar 1 (a) Grafik volume FeCl3 vs E, (b)
reduktor terhadap ion Fe3+ ditentukan Grafik volume larutan FeCl3 vs
dengan cara titrasi potensiometri (Taslimah, E/V dan (c) Grafik Volume
2003). Potensiometri adalah salah satu larutan FeCl3 vs E2 / V2

82
JKK, Tahun 2015, Vol 4(3), halaman 79-83 ISSN 2303-1077

Pada gambar 1 (a), (b), dan (c) DAFTAR PUSTAKA


merupakan kurva titrasi antara Volume
Brady, J.E, 1999, Kimia Universitas Asas
larutan FeCl3 dengan potensial yang
dan Struktur. Alih Bahasa: Sukmariah,
digunakan untuk menentukan titik akhir
Bina Aksara, Jakarta
titrasi dalam titrasi redoks. Lonjakan nilai
Day, R.A and Underwood A.L, 2002,
potensial terjadi ketika volume larutan FeCl3
Analisis Kimia Kuantitatif, Alih Bahasa
8 mL. Lonjakan nilai potensial yang terjadi
: A.H Pudjaatmaka, Erlangga, Jakarta
secara drastis dengan penambahan sedikit
Department of Environmental Engineering
volume titran ini menunjukkan titik akhir
Sciences, 1999. Release Capability
titrasi telah terjadi. Berdasarkan grafik
Tin and Cathode Ray
diatas nilai potensial Sn2+ untuk
Tubes.University of Florida.
menentukan aktivitas produk sebagai
Liyana,D.E, 2010, Optimisasi pH Buffer dan
reduktor terhadap ion Fe3+ yaitu sebesar
Konsentrasi Larutan Pereduksi
0,13002 V pada saat volume FeCl3 8 mL
Natrium Tiosulfat (Na2S2O3) dan
dan nilai potensial standar untuk Sn2+
Timah (II) Klorida (SnCl2) dalam
adalah 0,13 V.
Penentuan Kadar Besi Secara
Reaksi yang terjadi saat Fe3+
Spektrofotometri UV-VIS, Jurusan
tereduksi menjadi Fe2+ setelah direduksi
Kimia FMIPA. Institut Teknologi
oleh SnCl2 adalah sebagai berikut :
Sepuluh November, (Skripsi)
2 Fe3+ + Sn2+ 2Fe2+ + Sn4+
Gandjar, I.G dan A, Rohman, 2007, Kimia
Berdasarkan reaksi diatas menunjukkan
Farmasi Analisis, Pustaka Pelajar,
bahwa Fe3+ dapat tereduksi dengan baik
Yogyakarta.
oleh reduktor SnCl2 (Liyana, 2010).
Martinez, F, 1970, Identification of Several
Potensial elektroda (Eo) Sn adalah +0,14 V
of Tin (II) Chlorida, Microchemical
relatif rendah sehingga dapat mereduksi
Journal, Vol. 16(4)
suatu zat dengan jumlah yang baik
Murtini, Hastuti, R dan Gunawan, 2009,
(Martinez, 1970).
Efek Destruksi Terhadap Penentuan
Kadar Cu (II) dalam Air Sumur, Air
SIMPULAN
Laut dan Air Limbah Pelapisan Krom
Kandungan Sn limbah elektronik Menggunakan AAS, Jurusan Kimia,
Cathode Ray Tubes dari TV berwarna Universitas Diponegoro, (Skripsi)
berdasarkan analisis X-RF yaitu sebesar Purnomo, A, 2006, Limbah Elektronik di
4,880 %. Rendemen hasil yang diperoleh Indonesia, Berita Antara Edisi
dari sintesis garam SnCl2 yaitu 62,89 %. Tanggal 20 Desember 2006
Karakteristik garam SnCl2 dari sintesis Siswanto, 2014, Studi Eksperimental
berwarna putih, karakteristik fisika dapat Pemurnian Garam NaCl dengan Cara
dilihat dari titik leleh, titik leleh SnCl2 hasil Rekristalisasi. Teknik Kimia, Vol.
sintesis yaitu 227oC-232oC. Nilai potensial 11(2)
sel Sn2+ yang diperoleh dari titrasi Staff, 1972, Tin Chemicals for Industry,
potensiometri yaitu 0,13002 V pada saat Internasional Tin Research Institute
volume FeCl3 8 mL. Hasil ini menunjukkan Middleesex. England
bahwa nilai potensial untuk reduksi Sn2+ Taslimah, 2003, Sintesis Garam SnCl2 dari
yang dihasilkan baik. Bahan Kemasan Berlapis Timah, Vol.
6(3)
Vogel, A.L, 1990, Analisis Anorganik
Kualitatif Makro dan SemiMikro, Alih
Bahasa : L, Setiono dan A.H,
Pudjaatmaka, Kalman Media Pustaka,
Jakarta

83

You might also like