Professional Documents
Culture Documents
Geologi Regional
Nama Cekungan : Paleogene Oceanic Fracture - Neogene Back Arc
Basin.
Cekungan Buli Bay merupakan salah satu cekungan dikawasan timur Indonesia,
terletak di sekitar Pulau Halmahera, pada koordinat 128.5°-130.4° BT dan 0°-1° LU
Selama terjadinya proses tumbukan antara Lempeng Australia bagian utara dengan
Lempeng Laut Filipina, fragmen-fragmen dari lempeng benua terbagi-bagi dan
bergerak sepanjang Sesar Sorong di bagian barat. Batugampingautochtonous Miosen
dari Lempeng Australia, kemungkinan diendapkan di lingkungan pemekaran
cekungan, yang terbawa dan terbentuk pada pembentukan Cekungan Weda dan
Cekungan Tomuri di bagian barat. Posisi tektonik dari cekungan selama proses
tersebut adalah pada busur belakang dengan lokasi busur magmatik berada pada
lengan bagian barat.
Lebih lanjut deformasi sesar mendatar berhubungan dengan zona active Sesar Sorong
dan ini berhubungan dengansplay yang merupakan suatu sesar berpasangan. Kondisi
tersebut mungkin menyebabkan pembukaan dari busur belakang seperti sebuah pull
apart basin. Sejarah stratigrafi Halmahera merupakan hasil dari patahan dan
pengangkatan sedimen-sedimen hasil fluktuasi genang laut. Sedimen-sedimen
tersebut berpotensi sebagai batuan induk, reservoir, dan batuan penutup, yang penting
dalam pembentukan dan penjebakan hidrokarbon.
Sistem Petroleum
Sejarah tektonik dan sedimentasi cekungan sangat penting diketahui untuk menentukan
hidrokarbon potensial di suatu cekungan. Evolusi cekungan merefleksikan pergerakan dan
interaksi dari lempeng. Analisis cekungan merupakan suatu proses dengan tujuan mengetahui
karakteristik dari suatu cekungan sebagai tempat endapan sedimen yang mungkin terdapat
unsur-unsur penting untuk terakumulasinya hidrokarbon. Unsur-unsur penting tersebut
seperti keberadaan batuan induk, reservoir, batuan penutup, pola struktur untuk
migrasi hidrokarbonnya, dan jebakan
Batuan Induk
Batuan induk yang potensial di daerah Kepala Burung diharapkan terbentuk di cekungan
Halmahera Selatan. Dua interval batuan induk yang menghasilkan minyak di daerah Kepala
Burung Papua berupa serpih pada Formasi Ainim yang memiliki kecenderungan untuk
menghasilkan gas dan sedikit minyak. Batuan berumur Jura Awal-Tengah dari Formasi
Yefbie yang ekivalen dengan Formasi Kopai dari Kelompok Lower Kembelangan yang
mengindikasikan kecenderungan yang lebih banyak menghasilkan minyak dibanding dengan
batuan induk Permian; serpihnya memiliki TOC 6,2 % berasal dari material sapropel yang
dapat menghasilkan minyak dan gas. Batuan induk Tersier yang ada pada cekungan-
cekungan di daerah Kepala Burung melibatkan Grup Upper Kembelangan (Paleosen-Eosen)
yang mengandung TOC sekitar 0,6-1,2% yang berasal dari material sapropel dan cenderung
menghasilkan minyak.
RESERVOIR
Karbonat berumur Miosen (Formasi Subaim) yang ada pada Teluk Weda memiliki
ketebalan hingga 700 kaki berdasarkan refleksi dari karakter seismik. Batuan karbonat
ini diharapkan diendapkan pada lingkungan dangkalan dengan energi tinggi dan dapat
berupa gundukan rendah karena batuan dengan tipikal sama yang ditemukan di
Cekungan Salawati memiliki properti reservoir yang baik. Potensi reservoir yang lain
dimiliki oleh batupasir yang berada di bagian paling atas Grup Weda (Formasi Soolat)
yang pada umumnya tipis dan mengandung fragmen litik.