You are on page 1of 17

SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP)

CARING KEPERAWATAN

RUMAH SAKIT KARTIKA CIBADAK SUKABUMI


Jln.Siliwangi No 139 Cibadak
Telp.(0266)7160071. Fax. (0266) 535586
SATUAN ACARA PENGAJARAN(SAP)

Poko Bahasan : Mengenal Caring

Sasaran : Perawat dan Bidan RSCKV

Tempat : Ruang Diklat

WAKTU : 45 Menit

Hari/Tanggal : Kamis, 2 Agustus 2018

Penyuluh : Br.Nuzula Firdaus, S.Kep.Ch.CCh

A. Tujuan Pembelajaran
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah Mengikuti diklat selama 45 Menit peserta dapat memahami dan mengerti Caring dalam
Keperawatan
2. Tujuan Instruksional Khusus

Setelahmengikuti kegiatan Diklat selama 45 Menit peserta di harapkan dapat memahami tentang
:
a. Pengertian Caring
b. Cala Pelaksanaan Caring
c. Macam2 Caring

B. Poko Bahasan

Konsep Caring dalam Keperawatan

C. Sub Poko Bahasan


1.Pengertian
2.Tujuan
3.Alat dan bahan
4.Prosedur Kerja

D. Metode
Ceramah dan Diskusi

E. Materi
Di Lampirkan

F. Media
1. Infokus
2. Alat Peraga

G. Kegiatan Pembelajaran

No Waktu Kegiatan Role Play Model Kegiatan Pesera Media dan Alat
Pengajaran
Pembukaan - Menjawab salam - Infokus
- Memberikan Salam - Mendengarkan
- Perkenalan - Memperhatikan
- Menjelaskan Tujuan
1 5 Menit
Pembelajaran
- Menyebutkan Materi atau
pokok bahasan yang di
sampaikan
Pelaksanaan Materi - Menyimak - Infokus dan Alat
- Pelaksanaan Materi dan- Memperhatikan peraga
2 25 Menit
Demonstrasi secara
berurutan dan teratur
Evaluasi - Bertannya dan - Infokus dan Alat
- Menyimpulkan isi materi mempraktikan Peraga
dan demonstrasi
- Memberi Kesempatan
kepada audiens untuk
bertannya
3 10 Menit
- Memberi kesempatan
kepada audiens untuk
mempraktikan kembali
yang sedah di
demonstrasikan

5 Menit Penutup - Menjawab salam - Infokus


- Menyimpulkan materi yang
telah disampaikan
4 - Menyampaikan terimakasih
atas waktu yang telah
diberikan oleh peserta
- Mengucapkan Salam
H. Evaluasi
Metode Evaluasi : Diskusi tanya jawab
Jenis Pertannyaan : Lisan
Jumlah Soal : 5 Soal
LAMPIRAN MATERI

A. Konsep Caring

1. Pengertian Caring Secara Umum


Caring secara umum dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk berdedikasi
bagi orang lain, pengawasan dengan waspada, menunjukkan perhatian, perasaan empati pada
orang lain dan perasaan cinta atau menyayangi yang merupakan kehendak keperawatan.
(Potter, P. A. & Perry A. G. (2005). Fundamentals of Nursing : Concepts, Process, and
Practice. 6th Ed. St. Luois, MI : Elsevier Mosby.) Selain itu, caring mempengaruhi cara
berpikir seseorang, perasaan dan perbuatan seseorang. Caring juga mempelajari berbagai
macam philosofi dan etis perspektif.
Caring adalah sentral untuk praktik keperawatan karena caring merupakan suatu cara
pendekatan yang dinamis, dimana perawat bekerja untuk lebih meningkatkan kepeduliannya
kepada klien. Dalam keperawatan, caring merupakan bagian inti yang penting terutama
dalam praktik keperawatan. Saat ini, caring adalah isu besar dalam profesionalisme
keperawatan. Banyak ahli keperawatan yang mengungkapkan mengenai teori caring, antara
lain sebagai berikut:(Sartika,Nanda.(2011) Konsep Caring. Diambil dari
http://www.pedoman.news.com).
1. Watson (1979), yang terkenal dengan Theory of Human Caring, mempertegas
bahwa caring sebagai jenis hubungan dan transaksi yang diperlukan antara pemberi dan
penerima asuhan untuk meningkatkan dan melindungi pasien sebagai manusia, dengan
demikian mempengaruhi kesanggupan pasien untuk sembuh.

2. Marriner dan Tomey (1994), menyatakan bahwa caring merupakan pengetahuan


kemanusiaan, inti dari praktik keperawatan yang bersifat etik dan filosofikal.Caring bukan
semata-mata perilaku. Caring adalah cara yang memiliki makna dan memotivasi tindakan.
Caring juga didefinisikan sebagai tindakan yang bertujuan memberikan asuhan fisik dan
memperhatikan emosi sambil meningkatkan rasa aman dan keselamatan klien (Carruth et all,
1999).
3. Griffin (1983), membagi konsep caring kedalam dua domain utama. Salah satu
konsep caring ini berkenaan dengan sikap dan emosi perawat, sementara konsep caring yang
lain terfokus pada aktivitas yang dilakukan perawat saat melaksanakan fungsi
keperawatannya. Griffin menggambarkan caring dalam keperawatan sebagai sebuah proses
interpersonal esensial yang mengharuskan perawat melakukan aktivitas peran yang spesifik
dalam sebuah cara dengan menyampaikan ekspresi emosi-emosi tertentu kepada resepien.
Aktivitas tersebut menurut Griffin meliputi membantu, menolong, dan melayani orang yang
mempunyai kebutuhan khusus. Proses ini dipengaruhi oleh hubungan antara perawat dengan
pasien.

4. Lydia Hall (1969) , mengemukakan perpaduan tiga aspek dalam teorinya. Sebagai
seorang perawat, kemampuan care, core, dan cure harus dipadukan secara seimbang
sehingga menghasilkan asuhan keperawatan yang optimal untuk klien. Care merupakan
komponen penting yang berasal dari naluri seorang ibu. Core merupakan dasar dari ilmu
sosial yang terdiri dari kemampuan terapeutik, dan kemampuan bekerja sama dengan tenaga
kesehatan lain. Sedangkan cure merupakan dasar dari ilmu patologi dan terapeutik. Dalam
memberikan asuhan keperawatan secara total kepada klien, maka ketiga unsur ini harus
dipadukan (Julia, 1995).

5. Florence Nightingale (1860), caring adalah tindakan yang menunjukkan


pemanfaatan lingkungan pasien dalam membantu penyembuhan, memberikan lingkungan
bersih, verifikasi yang baik dan tenang kepada klien.

6. Leinginger (1981), caring merupakan aktifitas, proses dan pengambilan keputusan


yang bersifat memelihara baik secara langsung maupun tidak langsung untuk meningkatkan
status kesehatan.

7. Barnum (1994), caring memiliki mana yang bersifat aktivitas, sikap (emosional)
dan kehati-hatian. Secara garis besar, dapat dikatakan caring adalah sentral praktik
keperawatan berupa tindakan yang memperhatikan kesehatan klien dengan menunjukkan
perhatian, empati maupun rasa menyayangi yang berupaya untuk meningkatkan kesehatan
klien.

2. Persepsi Klien Tentang Caring


Penilaian terhadap seorang perawat dapat terlihat dari perilaku Caring yang dimiliki
perawat. Teori Caring Swanson menyajikan permulaan yang baik untuk memahami
kebiasaan dan proses karakteristik pelayanan. Teori Caring Swanson (1991) menjelaskan
tentang proses Caring yang terdiri dari bagaimana perawat mengerti kejadian yang berarti di
dalam hidup seseorang, hadir secara emosional, melakukan suatu hal kepada orang lain sama
seperti melakukan terhadap diri sendiri, memberi informasi dan memudahkan jalan seseorang
dalam menjalani transisi kehidupan serta menaruh kepercayaan seseorang dalam menjalani
hidup. (Potter & Perry, 2005 : 110).
Mengenali kebiasaan perawat yang dirasakan klien sebagai Caring menegaskan apa
yang klien harapkan dari pemberi pelayanan. Kemudian, klien menilai efektivitas perawat
dalam menjalankan tugasnya. Klien juga menilai pengaruh dari pelayanan keperawatan.
Sikap pelayanan yang dinilai klien terdiri dari bagaimana perawat menjadikan pertemuan
yang bermakna bagi klien, menjaga kebersamaan, dan bagaimana memberikan perhatian
penuh.
Perbedaan persepsi klien dapat terlihat dari contoh berikut. Contoh pertama, perawat
masuk ke kamar klien dengan memberi salam dan senyuman, lalu melakukan kontak mata,
kemudian duduk, menyentuh klien dan bertanya tentang apa yang ada dipikiran klien lalu
mendengarkannya, kemudian memeriksa cairan intravena, mengkaji, dan memeriksa
rangkuman tanda vital klien sebelum meninggalkan ruangan. Contoh kedua, perawat masuk
ke kamar klien kemudian memeriksa cairan intravena, memeriksa rangkuman tanda vital,
melakukan salam tanpa duduk dan menyentuh klien, perawat bertanya tentang keadaan klien
kemudian pergi.
Pada contoh pertama terlihat kepedulian dan keramahan perawat sehingga klien
merasa nyaman. Contoh kedua mengekspresikan ketidakpedulian terhadap masalah klien
sehingga klien merasa kurang nyaman. Persepsi klien dapat berbeda-beda karena semua klien
memiliki ciri khas. Persepsi klien menjadi hal yang penting bagi perawat dalam
meningkatkan kemampuan
Penelitian terhadap persepi klien penting karena pelayanan merupakan fokus terbesar dari
tingkat kepuasan klien. Tingkat kepuasan klien dapat dinilai dari bagaimana klien
menggunakan sistem pelayanan kesehatan. Apa keuntungan yang klien dapat juga sebagai
indikator tingkat kepuasan klien.
Jika perawat memili sikap sensitif, simpatik, melindungi klien, memberi kenyamanan,
menunjukkan kemampuan, maka klien merasa lebih dekat serta mudah berbagi perasaan yang
dimilikinya. Klien merasa semakin puas saat perawat melakukan tindakan Caring. Pelayanan
keperawatan yang baik terdiri dari perhatian yang penuh, hubungan kerja yang baik, serta
perilaku Caring. Kepuasan klien tidak hanya terlihat dari kepuasan pelayanan kesehatan
tetapi juga kepuasan terhadap tindakan keperawatan yang dilakukan.
Kepuasan klien juga merupakan faktor penting dalam memutuskan kembali untuk
berobat atau menjalani tindakan keperawatan. Tindakan Caring membangun kepercayaan
klien terhadap kemampuan perawat dalam memberikan pelayanan. Kepercayaan pada
tindakan keperawatan juga memunculkan kepercayaan terhadap institusi kesehatan.
Hal yang penting adalah mengetahui bagaimana klien menerima Caring dan
pendekatan apa yang paling baik dalam menyelenggarakan pelayanan. Sikap Caring
merupakan permulaan yang baik. Hal ini juga penting untuk menjelaskan persepsi dan
harapan khusus klien. Membangun suatu hubungan yang baik terhadap klien dapat membantu
perawat mengetahui apa yang penting bagi klien. Sikap ini juga membantu perawat
mengatasi perbedaan antara persepsi perawat dan klien tentang Caring. Perawat harus
mengetahui siapa klien dan mengenali klien agar suatu hubungan yang baik terwujud dan
perawat mampu memilih pendekatan yang sesuai dengan kebutuhan klien.

3. Teori Caring Menurut Watson


Caring merupakan sentral praktik keperawatan, tetapi hal ini lebih penting dalam
kekacauan lingkungan pelayanan kesehatan saat ini. Kebutuhan, tekanan, batas waktu dalam
waktu pelayanan kesehatan saat ini. Kebutuhan, tekanan, batas waktu dalam lingkungan
pelayanan kesehatan berada dalam ruang kecil praktik caring yang membuat perawat dan
profesi kesehatan klien (Watson, 2006 a). (Potter dan Perry edisi 7 : P.140). Watson
menjelaskan bahwa konsep dia didefinisikan untuk membawa arti baru untuk paradigma
keperawatan adalah “berasal dari pengalaman empiris klinis dilantik dikombinasikan dengan
latar belakang filsafat saya, intelektual dan experiental : dengan demikian pekerjaan awal
saya muncul dari nila sendiri-sendiri, keyakinan, dan persepsi tentang kepribadian,
kehidupan, kesehatan, dan persepsi tentang kepribadian, kehidupan, kesehatan, dan
penyembuhan. ( Watson, 1997, P.49). (Tomey, AM, Alligood, MR.2006).
Dalam pandangan keperawatan Jean Watson, manusia diyakini sebagai person as a
whole, as a fully functional integrated self. Jean Watson mendefinisikan sehat sebagai kondisi
yang utuh dan selaras antara badan, pikiran, dan jiwa, ini berkaitan dengan tingkat kesesuaian
antara diri yang dipersepsikan dan diri yang diwujudkan. Dari beberapa konsep sehat sakit di
atas dapat dikemukakan beberapa hal prinsip, antara lain:
1. Sehat menggambarkan suatu keutuhan kondisi seseorang yang sifatnya multidimensional,
yang dapat berfluktuasi tergantung dari interrelasi antara faktor-faktor yang mempengaruhi.
2. Kondisi sehat dapat dicapai, karena adanya kemampuan seseorang untuk beradaptasi
terhadap lingkungan baik internal maupun eksternal.
3. Sehat tidak dapat dinyatakan sebagai suatu kondisi yang terhenti pada titik tertentu, tetapi
berubah-ubah tergantung pada kapasitasnya untuk berfungsi pada lingkungan yang dinamis.
Fokus keperawatan ditujukan pada promosi kesehatan dan penyembuhan penyakit dan
dibangun dari sepuluh faktor carativ, yang meliputi :
a. Pembentukan sistem humanistic dan altruistic
Nilai-niai humanistic dan altruistic dipelajari sejak awal kehidupan tetapi dapat dipengaruhi
dengan sangat oleh para pendidik perawat. Faktor ini dapat didefinisikan sebagai kepuasan
melalui pemberian dan perpanjangan dari kesadaran diri.

b. Penanaman (melalui pendidikan) Faith-Hope


Merupakan hal yang sangat penting dalam caratif dan curatif. Perawat perlu selalu memiliki
positif thingking sehingga dapat menularkan kepada klien yang akan membantu
meningkatkan kesembuhan dan kesejahteraan klien.

c. Pengembangan sensisitifitas atau kepekaan diri kepada orang lain


Karena pikiran dan emosi seseorang adalah jendela jiwa.

d. Pengembangan hubungan yang bersifat membantu dan saling percaya


Sebuah hubungan saling percaya digambarkan sebagai hubungan yang memfasilitasi untuk
penerimaan perasaan positif dan negatif yang termasuk dalam hal ini, kejujuran, empati,
kehangatan dan komunikasi efektif

e. Meningkatkan dan saling menerima pengungkapan ekspresi perasaan baik ekpresi


perasaan positif maupun negatif

f.Menggunakan metode ilmiah dan menyelesaikan masalah dan pengambilan


keputusan

g. Meningkatkan dan memfasilitasi proses belajar mengajar yang bersifat interpersonal

h. Menciptakan lingkungan yang mendukung, melindungi dan meningkatkan atau


memperbaiki keadaan mental, sosial, kultural dan lingkungan spiritual
i. Membantu pemenuhan kebutuhan dasar manusia dengan antusias (kebutuhan-
kebutuhan survival, fungsional, integratif dan grup)

j. Mengembangkan kekuatan faktor excistensial phenomenologic

Dalam praktek keperawatan “caring” ditujukan untuk perawatan kesehatan yang


holistik dalam meningkatkan kontrol, pengetahuan dan promosi kesehatan..

Asumsi dasar teori watson terletak pada 7 asumsi dasar yang menjadi kerangka kerja dalam
pengembangan teori; yaitu:
Caring dapat dilakukan dipraktekkan secara interpersonal.

Caring meliputi faktor-faktor caratif yang dihasilkan dari kepuasan terhadap pemenuhan
kebutuhan dasar manusia.

Caring yang efektif akan menigkatkan status kesehatan dan perkembangan individu dan
keluarga.

Respon caring adalah menerima seseorang tidak hanya sebagai seseorang berdasarkan saat ini
tetapi seperti apa dia mungkin akan menjadi dimasa depannya.

Caring environment, menyediakan perkembangan potensi dan memberikan keluasan memilih


kegiatan yang terbaik bagi diri seseorang dalam waktu yang telah ditentukan.

Caring bersifat healthogenic” daripada sekedar curing. Praktek caring mengitegrasikan


pengetahuan biopisikal dan perilaku manusia untuk meningkatkan kesehatan. Dan untuk
membantu pasien yang sakit, dimana caring melengkapi curing.

Caring merupakan inti dari keperawatan.


(Tomey, AM, Alligood, MR.2006).

Nilai-nilai yang mendasari konsep caring menurut Jean Watson meliputi:


1. Konsep tentang manusia
Manusia merupakan suatu fungsi yang utuh dari diri yang terintegrasi (ingin dirawat,
dihormati, mendapatkan asuhan, dipahami dan dibantu) Manusia pada dasarnya ingin merasa
dimiliki oleh lingkungan sekitarnya merasa dimiliki dan merasa menjadi bagian dari
kelompok atau masyarakat, dan merasa dicintai dan merasa mencintai.
2. Konsep tentang kesehatan
Kesehatan merupakan keutuhan dan keharmonisan pikiran fungsi fisik dan fungsi sosial.
Menekankan pada fungsi pemeliharaan dan adaptasi untuk meningkatkan fungsi dalam
pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Kesehatan merupakan keadaan terbebas dari keadaan
penyakit, dan Jean Watson menekankan pada usaha-usaha yang dilakukan untuk mencapai
hal tersebut.

3. Konsep tentang lingkungan


Berdasarkan teori Jean Watson, caring dan nursing merupakan konstanta dalam setiap
keadaan di masyarakat. Perilaku caring tidak diwariskan dari generasi ke generasi berikutnya,
akan tetapi hal tersebut diwariskan dengan pengaruh budaya sebagai strategi untuk
melakukan mekanisme koping terhadap lingkungan tertentu.
4. Konsep tentang keperawatan
Keperawatan berfokus pada promosi kesehatan, pencegahan penyakit dan caring ditujukan
untuk klien baik dalam keadaan sakit maupun sehat.

4. Perilaku Caring dalam Praktik Keperawatan


Caring secara umum dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk berdedikasi
bagi orang lain, pengawasan dengan waspada, perasaan empati pada orang lain dan perasaan
cinta atau menyayangi. Caring adalah sentral untuk praktik keperawatan karena caring
merupakan suatu cara pendekatan yang dinamis, dimana perawat bekerja untuk lebih
meningkatkan kepeduliannya kepada klien. Dalam keperawatan, caring merupakan bagian
inti yang penting terutama dalam praktik keperawatan (Nanda Sartika, 2010).
Tindakan caring bertujuan untuk memberikan asuhan fisik dan memperhatikan emosi
sambil meningkatkan rasa aman dan keselamatan klien. Kemudian caring juga menekankan
harga diri individu, artinya dalam melakukan praktik keperawatan, perawat senantiasa selalu
menghargai klien dengan menerima kelebihan maupun kekurangan klien sehingga bisa
memberikan pelayanan kesehatan yang tepat.
Mengapa perawat harus care? Pertanyaan ini dapat dijawab dalam beberapa cara, tetapi
terdapat tiga aspek penting yang mendasari keharusan perawat untuk care terhadap orang
lain. Aspek ini adalah aspek kontrak, dan aspek spiritual dalam caring terhadap orang lain
yang sakit (Fry, 1988).
1. Aspek kontrak
Telah diketahui bahwa, sebagai profesional, kita berada di bawah kewajiban kontrak untuk
care. Radsma (1994) mengatakan, “perawat memiliki tugas profesional untuk memberikan
care”. Untuk itu, kita sebagai perawat yang profesional diharuskan untuk bersikap care
sebagai kontrak kerja kita.
2. Aspek etika
Pertanyaan etika adalah pertanyaan tentang apa yang benar atau salah, bagaimana membuat
keputusan yang tepat, bagaimana bertindak dalam situasi tertentu. Jenis pertanyaan ini akan
memengaruhi cara perawat memberikan asuhan. Seorang perawat harus care karena hal itu
merupakan suatu tindakan yang benar dan sesuatu yang penting. Dengan care perawat dapat
memberikan kebahagiaan bagi orang lain.
3. Aspek spiritual
Di semua agama besar di dunia, ide untuk saling caring satu sama lain adalah ide utama.
Oleh karena itu, berarti bahwa perawat yang religious adalah orang yang care, bukan karena
dia seorang perawat tetapi lebih karena dia adalah anggota suatu agama atau kepercayaan,
perawat harus care terhadap klien.

Caring dalam praktik keperawatan dapat dilakukan dengan mengembangkan


hubungan saling percaya antara perawat dan klien. Pengembangan hubungan saling percaya
menerapkan bentuk komunikasi untuk menjalin hubungan dalam keperawatan. Perawat
bertindak dengan cara yang terbuka dan jujur. Empati berarti perawat memahami apa yang
dirasakan klien. Ramah berarti penerimaan positif terhadap orang lain yang sering
diekspresikan melalui bahasa tubuh, ucapan tekanan suara, sikap terbuka, ekspresi wajah, dan
lain-lain (Nurachmah,2001; Dwidiyanti,1998; Barnhart, etal, 1994, dalam Mariner-Tomey,
1994; Kozier & Erb, 1985). Perawat perlu mengenali kebutuhan komprehensif yaitu
kebutuhan biofisik, psikososial, psikofisikal dan interpersonal klien. Pemenuhan kebutuhan
yang paling mendasar perlu dicapai sebelum beralih ke tingkat yang selanjutnya. Perawat
juga harus memberikan informasi kepada klien. Perawat bertanggungjawab akan
kesejahteraan dan kesehatan klien.
Caring mempuyai manfaat yang begitu besar dalam keperawatan dan seharusnya
tercermin dalam setiap interaksi perawat dengan klien, bukan dianggap sebagai sesuatu yang
sulit diwujudkan dengan alasan beban kerja yang tinggi, atau pengaturan manajemen asuhan
keperawatan ruangan yang kurang baik. Pelaksanaan caring akan meningkatkan mutu asuhan
keperawatan, memperbaiki image perawat di masyarakat dan membuat profesi keperawatan
memiliki tempat khusus di mata para pengguna jasa pelayanan kesehatan.

5. Perbedaan Caring dan Curing


Perawat memerlukan kemampuan khusus saat melayani orang atau pasien yang
sedang menderita sakit. Kemampuan khusus tersebut mencakup ketrampilan intelektual,
teknikal, dan interpersonal yang tercermin dalam perilaku caring (Johnson, 1989). Caring
merupakan fenomena universal yang berhubungan dengan bagaimana seseorang berpikir,
berperasaan, dan bersikap terhadap orang lain. Dalam teori caring, human care merupakan
hal yang mendasar.
Human care terdiri dari upaya untuk melindungi, meningkatkan, dan menjaga atau
mengabdikan rasa kemanusiaan dengan membantu orang lain, mencari arti dalam sakit,
penderitaan, dan keberadaannya serta membantu orang lain untuk meningkatkan pengetahuan
dan pengendalian diri (Pasquali dan Arnold, 1989 dan Watson, 1979). Di samping itu,
Watson dalam Theory of Human Care mempertegas bahwa caring sebagai jenis hubungan
dan transaksi yang diperlukan antara pemberi dan penerima asuhan untuk meningkatkan dan
melindungi pasien sebagai manusia, dengan demikian mempengaruhi kesanggupan pasien
untuk sembuh.
Dari sini kita tahu, caring bukan semata-mata perilaku. Sikap caring dalam
memberikan asuhan keperawatan, perawat menggunakan keahlian, kata-kata yang lemah
lembut, sentuhan, memberikan harapan, selalu berada di samping klien, dan bersikap sebagai
media pemberi asuhan (Carruth, Steele, Moffet, Rehmeyer, Cooper & Burroughs, 1999).
Caring dalam asuhan keperawatan merupakan bagian dari bentuk kinerja perawat
dalam merawat pasien. Perilaku caring perawat menjadi jaminan apakah perawat bermutu
atau tidak. Caring sebagai inti profesi keperawatan dan focus sentral dalam praktik
keperawatan, bersifat universal dan terdiri dari perilaku-perilaku khusus yang ditentukan oleh
dan terjadi dalam konteks budaya. Di dalamnya memiliki makna yang bersifat aktifitas, sikap
(emosional) dan kehati-hatian (Barnum, 1994).
Beberapa tokoh keperawatan seperti Watson (1979), Leininger (1984), Benner (1989)
menempatkan caring sebagai dasar dalam praktek keperawatan. Diperkirakan bahwa sekitar
¾ pelayanan kesehatan merupakan caring sedangkan ¼ -nya merupakan curing. Sebagai
seorang perawat, kemampuan care dan cure harus dipadukan secara seimbang sehingga
menghasilkan asuhan keperawatan yang optimal untuk klien. Curing sendiri memiliki
pengertian yaitu upaya kesehatan dari kegiatan dokter dalam prakteknya untuk mengobati
pasien. Selain itu juga dapat difahami bahwa curing merupakan ilmu yang empirik,
mengobati berdasarkan bukti/data dan mengobati dengan patofisiologi yang bisa
dipertanggungjawabkan.
Lydia Hall mengemukakan perpaduan kedua aspek tersebut. Menurutnya, care
merupakan komponen penting yang berasal dari naluri seorang ibu. Sedangkan cure
merupakan dasar dari ilmu patologi dan terapeutik. Dalam memberikan asuhan keperawatan
secara total kepada klien, maka kedua aspek ini harus dipadukan (Julia, 1995). Namun, tetap
ada perbedaan yang jelas diantara keduanya. Dalam UU no. 23 tahun 1992 menyebutkan
bahwa penyembuh penyakit dilaksanakan oleh tenaga dokter dan perawat melalui kegiatan
pengobatan dan/ atau keperawatan berdasarkan ilmu keperawatan. Dari situ terlihat bahwa
antara caring dan curing terdapat perbedaan. Caring merupakan tugas primer perawat dan
curing adalah tugas sekundernya.Begitu pula curing, curing merupakan tugas primer dokter
dan caring sebagai sebagi tugas sekundernya. Curing merupakan komponen dalam caring.
Karena di dalam caring termasuk salah satunya adanya kolaborasi dengan tim kesehatan lain
untuk membantu penyembuhan klien. Jadi, tetap mempunyai hubungan yang saling
melengkapi.
Perbedaan antara caring dan curing dapat lebih jelas jika dilihat dari diagnosis,
intervensi, dan tujuannya. Di dalam caring terdapat diagnosis keperawatan yang merupakan
suatu kegiatan mengidentifikasi masalah dan penyebab berdasarkan kebutuhan dan respon
klien. Sedangkan di dalam curing terdapat diagnosis medis yaitu suatu bentuk kinerja yang
mengungkapkan penyakit yang diderita klien. Dengan kata lain dapat disebut diagnosa
penyakit. Dalam caring lebih dititik-beratkan pada kebutuhan dan respon klien untuk
ditanggapi dengan pemberian perawatan. Berbeda dengan curing lebih memperhatikan
penyakit yang diderita serta penanggulangannya.
Selain itu, dapat juga dilihat dari intervensinya. Intervensi keperawatan (caring) yaitu
membantu klien memenuhi masalah klien baik fisik, psikologis, sosial, dan spiritual dengan
tindakan keperawatan yang meliputi intervensi keperawatan, observasi, pendidikan
kesehatan, dan konseling. Sedangkan intervensi kedokteran (curing) lebih ke melakukan
tindakan pengobatan dengan obat (drug) dan tindakan operatif. Dari sini dapat difahami
bahwa caring memperhatikan klien dari aspek fisik, psikologi, sosial, serta spiritualnya
sedangkan curing menekankan pada aspek kesehatan dan fisik kliennya.
Satu hal lagi yang dapat difahami dari perbedaan caring dan curing yaitu dari aspek
tujuan. Tujuan dari perilaku caring, yaitu:
1. Membantu pelaksanaan rencana pengobatan atau terapi.
2. Membantu pasien/ klien beradaptasi dengan masalah kesehatan, mandiri memenuhi
kebutuhan dasarnya, mencegah penyakit, meningkatkan kesehatan, dan meningkatkan fungsi
dari tubuh pasien. Sedangkan tujuan dari kegiatan curing adalah menentukan dan
menyingkirkan penyebab penyakit atau mengubah problem penyakit dan penanganannya.

Dari berbagai penjelasan tersebut, dapat kita tarik kesimpulan bahwa caring lebih
kompleks daripada curing. Karena caring memberikan pelayanan yang menyangkut seluruh
kebutuhan pasien baik fisik, psikologi, sosial maupun spiritual. Curing hanya bagian dari
caring. Sebagai seorang perawat, kita harus mampu membedakannya dan melakukan caring
dengan sebaik-baiknya. Kesejahteraan klien didapat dari totalitas kita dalam melakukan
caring. Caring tidak akan pernah lepas dari profesi keperawatan. Karena caring merupakan
esensi keperawatan itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA

Afifah, Efy. Konsep Caring. Diambil dari http://staff.ui.ac.id


Buku 1. Terjemahan. Jakarta: Salemba Medika.
Buku I hal.164-165. Terjemahan Penerbit Salemba Medika.
http://andaners.wordpress.com/2011/03/18/teori-filosofi-keperawatan-jean-watson/
Http://trilestari.staff.umm.ac.id/files/2010/01/Konsep-Caring-vs-Curing1.ppt (17 November
2011).
Http://www.fik.ui.ac.id/pkko/files/MEMBANGUN%20PRIBADI%20CARING%20PERAW
AT.doc (17 November 2011).
http://www.pedomannews.com/opini/berita-opini/ekonomi/1920-konsep-caring-menurut-
jean-watson
http://www.rnjournal.com/journalofnursing/caring.html
Kozier, B., Erb, G., Berman, A. J., & Snyder. (2004). Fundamentals of Nursing: Concepts,
Morrison, Paul & Philip Burnard.1997. “Caring and Communicating Hubungan Interpersonal
dalam Keperawatan”. Jakarta : EGC
Potter, P. A & Perry, A. G. (2009). Fundamental Keperawatan. Edisi 7.
Potter, P. A. & Perry A. G. (2005). Fundamentals of Nursing : Concepts, Process, and
Practice. 6th Ed. St. Luois, MI : Elsevier Mosby.
Potter, P.A & Perry, A.G. 2009. Fundamental Keperawatan Edisi 7 Buku I. Terjemahan.
Salemba Medika : Jakarta
Potter, P.A. & Perry, A.G. (2005). Fundamental of Nursing : Concepts,
Potter, P.A. & Perry, A.G. (2009). Fundamental Keperawatan. Edisi 7.
Process, and Practice. 7th Ed. New Jersey: Pearson Education, Inc.
Process, and Practice.6th Ed. St Louis, MI : Elsevier Mosby. Hal 110-111.
R.N, Joyce Smith. Caring in Nursing. Diambil dari legacy.owensboro.kctcs.edu.
Sartika, Nanda. (2011) Konsep Caring. Diambil dari http://www.pedoman.news.com.
Tomer, Marriner and Alligood. (1998). Nursing Theorists and their Work. Philadelphia:
Mosby.
Tomey, AM, Alligood, MR. 2006. Nursing Theorists. Six Edition. Mosby : US Of America
www.repository.usu.ac.id/bitstream/pdf.

You might also like