You are on page 1of 2

11.

Jelaskan pemeriksaan apa yang harus dilakukan setelah penumpatan pada 36 dan 47
untuk mengembalikan oklusi yang baik!
Jawab :
Hal yang harus diperhatikan pada saat melakukan restorasi gigi posterior yaitu
periksa dulu hubungan statis gigi dalam posisi antar cusp bertemu dengan posisi yang
paling rapat. Tujuannya untuk menemukan ada tidaknya premature kontak pada gigi
pasien. Premature kontak adalah kondisi dimana gigi terlalu cepat berkontak sehingga
mengganggu mandibula dan TMJ. Hal ini sesuai dengan prinsip EDEC, yaitu:
 E – Examine the pre-operative occlusion
Memeriksa oklusi statis dan dinamis sebelum melakukan restorasi. Pemeriksaan
oklusi yang sudah ada dilakukan dengan cara oklusi statis dan oklusi dinamis. Hal
yang terpenting adalah mendapatkan informasi tentang hubungan oklusi rahang
atas dan rahang bawah dengan memakai catatan gigit.
 D – Design Restoration
Visualisasikan design preparasi kavitas setelah dilakukan pemeriksaan. Tandai
design yang akan di preparasi dan yang tidak boleh di preparasi.
 E – Execute that design
Melakukan restorasi sesuai dengan design yang telah dibuat. Tahap pada ‘examine’
dan ‘design’ akan memungkinkan operator untuk melakukan tindakan restorasi
yang tepat dengan mudah dalam waktu yang lebih singkat.

Pemeriksaan yang harus dilakukan setelah penumpatan pada gigi 36 dan 47 untuk
mengembalikan oklusi yang baik yaitu pemeriksaan oklusi dengan menggunakan
shim stock bersamaan dengan articulating paper (kertas berwarna untuk memeriksa
oklusi) atau dengan cara yang paling sederhana yaitu dengan menggunakan dental
floss.
 C – Check
Periksa oklusi (sentrik dan eksentrik) terkait dengan seluruh gigi bukan hanya gigi
yang di restorasi. Kembalikan tanda seperti sebelum restorasi. Gunakan tanda yang
ada sebelum restorasi sebagai panduan.1
1. Articulating paper dan shim stock
Pemeriksaan skema oklusi dengan menggunakan articulating paper dan shim stock.
Terlebih dahulu beri tanda di labial gigi insisivus, kemudian gerakkan mandibula ke
lateral 2-3 mm kemudian dengan posisi tersebut instruksikan untuk menggigit
articulating paper. Pada daerah yang memiliki tanda lakukan pemeriksaan ulang
dengan shim stock. Daerah yang menahan shim stock menandakan bahwa pada
daerah tersebut terjadi kontak. Bila yang berkontak hanya kaninus maka disebut
canine guidance. Bila kontak terjadi pada gigi posterior maka disebut group function,
bila skema oklusi saat pergerakan lateral kanan dan kiri berbeda disebut skema oklusi
kombinasi. 2
2. Dental floss
Merupakan cara paling sederhana untuk memeriksa skema oklusi. Masukkan
dental floss melintasi distal gigi paling posterior kiri dan kanan. Kedua ujung dental
floss tetap berada diluar mulut. Kemudian instruksikan pasien mengoklusikan giginya
dan melakukan gerakan protrusif dan lateral. Gerakan berhenti ketika gigi posterior
berkontak pada posisi tonjol ketemu tonjol selama gerakan lateral dan gigi anterior
berkontak tepi ketemu tepi pada saat gerakan protrusif. Dental floss dilewatkan
diantara kontak gigi geligi untuk mengetahui bagian gigi-gigi mana yang berkontak.
Sumber:
1. Ariningrum R. Pertimbangan-Pertimbangan yang Mendasari Segi Estetik Pada
Tumpatan Komposit Gigi Anterior. Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Indonesia.
2001;8 (3): 33.
2. Dallmer A, Sembiring MG. Hubungan Jenis Kelamin, Usia dan Skema Oklusi dengan
Gangguan Sendi Temporomandibular pada Mahasiswa FKG USU. Jurnal Ilmiah
PANNMED 2012;12 (2):172-174.

You might also like