You are on page 1of 5

Media Gizi Pangan, Vol.

XXIV, Edisi 2, 2017 Tepung Ikan Gabus, Bangke Sagu

PENGARUH SUBTITUSI TEPUNG IKAN GABUS TERHADAP


DAYA TERIMA BANGKE SAGU

Nadimin1
1
Jurusan Gizi, Politeknik Kesehatan Kemenkes, Makassar

Abstract

Background: Cork fish has high nutritional potential especially protein and albumin
which can be utilized to enrich local nutrition of snack. One of the famous local snacks in
South Sulawesi is Bangke Sagu, but has a less balanced nutrient content.

Objectives: This research was conducted to know the effect of substitution of cork fish
flour on the received power of Bangke Sagu.

Methods: This research was started with the manufacture of Coke Fish Flour (TIG) as
material for substitution in making Bangke Sagu. Bangke Sagu is made in four types ie
with the addition of TIG each 0%, 5%, 10% and 15%. Furthermore, receive power test
using organoleptic test method using hedonic scale to color, texture, aroma and taste
aspects. Organoleptic test panel is a student majoring in nutrition.

Results: Bangke Sago most preferred from the aspect of color is TIG enriched 10% and
15%. Based on the most preferred texture aspect is the TIG plus 5% and 15%. The most
preferred addition of TIG in Sago Bangke Cake from aspect of aroma is 0% and 5%
concentration. In terms of taste, the most preferred addition of TIG is the concentration of
5% and 0%. The result of statistical analysis with Kruskal-Wallis test showed that there
was no difference of acceptability score on Bangke Sagu color (p = 0,233) and Bangke
Sago texture (p = 0,204) between TIG concentration. However, on the flavor and taste
aspect there was a significant difference in the acceptability score of Bangke Sago
between TIG concentrations (p <0.05).

Conclusions: The addition of TIG does not affect the acceptability of Bangke Sagu color
and texture. The addition of TIG to a concentration of 5% does not affect the sensory
quality of taste and taste of Bangke Sagu. However, if the TIG concentration is too high it
will decrease the acceptability on the aroma and taste aspects of the product.

Keywords: fish cork, power receipt, bangke sago

PENDAHULUAN berbagai kalangan usia, maka jajanan lokal


Sulawesi Selatan terkenal memiliki pun telah banyak dimodifikasi.
makanan local yang begitu melimpah dan Bangke sagu merupakan salah satu kue
bervariasi jenisnya, baik berupa jajanan lokal kering tradisional Sulawesi Selatan yang
maupun hidangan lainnya. Jajanan lokal terbuat dari tepung sagu dan biasanya
adalah makanan dan minuman yang biasa disajikan pada hari raya, namun sekarang
dikonsumsi oleh masyarakat tertentu dengan sudah jadikan sebagai jajanan yang dijual
cita rasa khas mulai dari makanan lengkap, bebas. Bahan dasar dalam pembuatan kue
selingan dan minuman yang cukup kandungan bangke yaitu tepung sagu, gula pasir dan
gizi serta biasa dikonsumsi oleh masyarakat santan dengan cita rasa gurih manis.
daerah tersebut. Kandungan zat gizi yang terdapat pada kue
Jajanan lokal juga merupakan warisan bangke sagu sangat kurang kandungan zat
dari nenek moyang yang harus dilestarikan, gizi khususnya protein dan mineral.
namun seiring perkembangan zaman jajanan Ikan gabus (Ophiocephalus striatus /
lokal pun mulai terlupakan. Oleh sebab itu Channa striata ) merupakan salah satu jenis
untuk meningkatkan minat masyarakat dari ikan air tawar yang secara alami terdapat di
sungai-sungai dan bendungan serta masih

16
Media Gizi Pangan, Vol. XXIV, Edisi 2, 2017 Tepung Ikan Gabus, Bangke Sagu

kurang turunannya (Anwar, 2011 ). Ikan gabus METODE PENELITIAN


selain merupakan ikan konsumsi, ikan gabus Penelitian ini merupakan penelitian
juga telah dimanfaatkan untuk penyembuhan eksperimental yang menggunakan rancangan
luka karena mengandung protein dan albumin post test group desaign untuk mengetahui
yang tinggi. Kandungan protein ikan gabus pengaruh subtitusi Tepung Ikan Gabus (TIG)
lebih tinggi dari pada bahan pangan lain yang terhadap daya terima Bangke Sagu.
dikenal sebagai sumber protein seperti telur, Perlakuannya adalah penambahan Tepung
daging ayam maupun daging sapi. Kadar Ikan Gabus (TIG) dengan empat konsentrasi:
protein per 100 g ikan gabus adalah 20,0 g 0%, 5%, 10% dan 15%.
dan lebih tinggi dibandingkan telur sebesar Daya terima diukur menggunakan uji
12,8 g, daging ayam sebesar 18,2 g serta organoleptik dengan menggunakan panelis
daging sapi sebesar 18,8 g. Selain itu nilai mahasiswa diploma empat gizi Jurusan Gizi
cerna ikan sangat baik, yaitu mencapai lebih yang telah mengikuti mata kuliah ilmu pangan.
dari 90% (Astawan, 2009), sedangkan Panelis berujumlah 55 orang, yaitu 40 orang
menurut (Dirjen perikanan, 1996). Ikan gabus dari Poltekkes Makassar dan sebanyak 15
mengandung 70% protein dan 21 % albumin orang dari Politeknik Kesehatan Kemenkes
dan juga mengandung asam animo yang Palu. Uji organoleptik menggunakan skala
lengkap serta mikronutrein seng, selenium dan hedonic yang terdiri dari empat skala, yaitu
iron. sangat suka = skor 4, suka = skor 3, kurang
Ikan gabus memiliki potensi zat gizi suka = skor 2 dan tidak suka skor = 1. Aspek
yang cukup tinggi yang dapat dimanfaatkan yang dinilai meliputi warna, tekstur, aroma dan
untuk meningkatkan kualitas gizi rasa.
makanan/jajanan lokal untuk anak. Menurut Data hasil uji organoleptik diolah dan
Fuadli (2010) Ikan gabus juga memiliki dianalisis menggunakan aplikasi program
keunggulan yaitu 70% protein, 21% albumin, SPSS. Analisis data dilakukan menggunakan
asam amino yang lengkap, mikronutrien zink, Uji Kruskal-Wallis, yang dilanjutkan dengan Uji
selenium dan iron. Suprayitno (2006) Tukey.
menyatakan protein ikan gabus segar
mencapai 25,1%, sedangkan 6,224% dari HASIL PENELITIAN
protein tersebut berupa albumin. Ikan gabus Tabel 1 menjelaskan bahwa Kue
kering mengandung protein sebesar 58% Bangke Sagu yang paling disukai dari aspek
(Sediaotama, 2000). warna adalah yang diperkaya TIG 10% dan
Pengembangan jajanan lokal dengan 15%. Berdasarkan aspek tekstur yang paling
penambahan bahan pangan tepung ikan disukai adalah yang ditambah TIG 5% dan
gabus akan melengkapi dan memperkaya 15%. Penambahan TIG dalam Kue Bangke
komposisi dan kandungan gizi jajanan Sagu yang paling disukai dari aspek aroma
tersebut, terutama protein. Ikan gabus memiliki adalah 0% dan 5%. Dilihat dari aspek rasa,
kandungan gizi khususnya protein dan albumin penambahan TIG yang paling disukai adalah
yang tinggi, baik bagi kesehatan untuk 5% dan 0%.
pembentukan jaringan sel yang baru dan
mempercepat proses penyembuhan jaringan
serta masih kurangnya olahan produk ikan
gabus, oleh karena itu ikan gabus akan diolah
menjadi sebuah produk, salah satunya kue
kering bangke sagu.
Berdasarkan masalah di atas maka
telah dilakukan pengembangan makanan
jajanan lokal Bangke Sagu melalui subtitusi
tepung ikan gabus sebagai alternatif untuk
pencegahan masalah gizi kurang. Jajanan
lokal tersebut diharapkan mengandung
protein dan zat gizi yang cukup untuk
pertumbuhan sehingga dapat dimanfaatkan
untuk peningkatan status gizi dan
pertumbuhan anak balita dan khususnya di
Sulawesi Selatan

17
Media Gizi Pangan, Vol. XXIV, Edisi 2, 2017 Tepung Ikan Gabus, Bangke Sagu

Tabel 1. Namun, pada aspek aroma dan rasa


Tingkat KesukaanTerhadap Kue Bangke Sagu menunjukkan ada perbedaan yang signifikan
Diperkaya TIG pada skor daya terima Bangke Sagu antar
konsentrasi TIG (p<0,05). Berdasarkan skor
Tingkat total, menunjukkan bahwa ada pengaruh
Aspek kesukaan (%) penambahan TIG terhadap daya terima pada
Konsentrasi
sensorik Kurang Bangke Sagu.
suka Suka Berdasarkan hasil analisis Tukey
menunjukkan bahwa konsentrasi penambahan
Warna 0% 24,5 75,5
TIG yang berpengaruh terhadap aroma
5% 26,5 73,5 Bangke Sagu adalah konsentrasi 10%
10% 12,2 87,8 (p=0,000) dan konsentrasi 15% (p=0,000).
15% 18,3 81,7 Demikian juga dilihat dari aspek rasa,
konsentrasi penambahan TIG yang
Tekstur 0% 20,4 79,6 mempengaruhi rasa Bangke Sagu adalah
5% 10,2 89,8 adalah 10% (p=0,000) dan 15% (p=0,000).
10% 16,3 83,7 Artinya, penambahan TIG yang tidak
mempengaruhi aroma dan rasa Bangke Sagu
15% 12,2 87,8 adalah konsentrasi 5%. Penambahan TIG
Aroma 0% 18,3 81,7 melebihi dari konsentrasi tersebut akan
5% 16,3 83,7 menurunkan daya terima, khususnya dari
aspek aroma dan rasa.
10% 61,2 38,8
15% 55,1 44,9 PEMBAHASAN
Rasa 0% 12,2 87,8 Penggunaan TIG dalam jumlah
terbatas tidak berpengaruh terhadap daya
5% 10,2 89,8
terima konsumen pada jajanan lokal Bangke
10% 42,9 57,1 Sagu, terutama terhadap aspek warna dan
15% 46,9 53,1 tekstur. Hasil uji organoleptik terhadap aspek
warna dan rasa menunjukkan bahwa tingkat
Tabel 2 menunjukkan bahwa skor kesukaan panelis terhadap warna dan tekstur
kesukaan pada warna Bangke Sagu yang Bangke Sagu yang disubtitusi TIG lebih tinggi
paling tinggi adalah pada penambahan TIG dibandingkan standar, yaitu Bangke Sagu
15%. Namun, dilihat dari aspek tekstur, aroma tanpa TIG. Hal ini diperkuat oleh hasil analisis
dan rasa, konsentrasi penambahan TIG yang statistic yang menunjukkan bahwa tidak ada
paling tinggi skor penerimaannya adalah pada pengaruh penambahan TIG terhadap kualitas
konsentrasi 5%. Demikian juga jika dilihat dari warna dan tekstur Bangke Sagu. Artinya,
skor total (perpaduan skor warna, tekstur, penambahan TIG dalam produk jajanan lokal
aroma dan rasa), konsentrasi TIG yang paling Bangke Sagu tidak mengurangi kualitas
tinggi adalah 5%. sensorik terhadap warna dan tekstur produk
tersebut.
Tabel 2. Aspek sensorik yang sedikit mengalami
Rerata Skor Kesukaan terhadap Kue Bangke perubahan akibat subtitusi TIG adalah aroma
Sagu Diperkaya TIG dan rasa. Penggunaan TIG dalam jumlah yang
banyak (lebih 5%) cenderung menurunkan
Aspek Konsentrasi Nilai daya terima konsumen terhadap Bangke
Sensorik 0% 5% 10% 15% p Sagu. Semakin tinggi konsentrasi
Warna 3,08 2,88 3,08 3,12 0,233 penambahan TIG maka semakin menurun
Tekstur 3,02 3,16 2,94 2,92 0,204 kualitas sensorik terhadap aspek aroma dan
Aroma 3,14 3,00 2,22 2,35 0,000 rasa produk jajanan local tersebut. Hal ini
Rasa 3,29 3,35 2,59 2,57 0,000 dipertegas oleh hasil uji statistic yang
Total 3,29 3,35 2,59 2,57 0,000 menunjukkan ada pengaruh penambahan TIG
terhadap daya terima konsumen pada Bangke
Hasil analisis statistic dengan Uji Sagu, khususnya pada aspek aroma (p=0,000)
Kruskal-Wallis menunjukkan bahwa tidak ada dan raya (p=0,000). Hal ini sesuai dengan
perbedaan yang signifikan pada skor daya yang dilaporkan Liya (2016) pada
terima terhadap warna Bangke Sagu (p=0,233) penelitiannya yang menggunakan perlakuan
maupun tekstur Bangke Sagu (p=0,204). substitusi tepung ikan tongkol, dimana

18
Media Gizi Pangan, Vol. XXIV, Edisi 2, 2017 Tepung Ikan Gabus, Bangke Sagu

penambaha tepung ikan dalam jumlah terbatas 2017), Bangke sagu (Purnamasari M., 2017)
tidak memberikan pengaruh yang nyata, dan Bagea (Hana T., 2017).
namun apabila jumlah substitusi tepung ikan Bangke Sagu memiliki kandungan gizi
tongkol terlalu banyak menyebabkan semakin yang cukup tinggi terutama kalsium, pospor,
rendah daya terima terhadap aroma, karena besi dan seng (Nadimin, 2017(a). Pemberian
menimbulkan aroma khas ikan yang amis. jajanan lokal yang diperkaya zat gizi dengan
Demikian juga pada hasil penelitian ini, menggunakan bahan-bahan hayati dari laut
penambahan TIG sampai konsentrasi 5% tidak dapat meningkatkan status gizi anak balita
mempengaruhi aroma dan rasa Bangke Sagu. (Nadimin, 2017 (b). Mengingat potensi zat gizi
Ikan memiliki bau yang khas dan mikro yang esensial tersebut, maka
berbeda antara jenis ikan. Bau ikan diharapkan produk jajanan local ini dapat
menimbulkan aroma yang khas yang tajam dijadikan sebagai makanan tambahan untuk
sulit untuk dinetralkan. Aroma khas ikan yang peningkatan status gizi dan pertumbuhan anak
tajam tersebut jika ditambahkan ke dalam balita.
jajanan akan mempengaruhi aroma dan
kesukaan pada jajanan tersebut. Penambahan KESIMPULAN
tepung ikan tongkol pada pembuatan biscuit 1. Penggunaan TIG dalam pembuatan
mempengaruhi kesukaan terhadap aroma jajanan lokal Bangke Sagu tidak
biscuit (Imandira, 2013). Diperlukan mempengaruhi daya terima terhadap
perlakukan khusus untuk mengurangi aroma warna dan tekstur produk tersebut.
ikan, diantaranya dengan merendam dengan 2. Penambahan TIG sampai konsentrasi 5%
air peras jeruk, pemasakan dengan bumbu- tidak memprngaruhi kualitas sensorik
bumbu seperti lengkuas. aroma dan rasa Bangke Sagu. Namun,
Rasa adalah karakteristik dari suatu zat jika konsentrasi TIG terlalu tinggi akan
yang disebabkan oleh adanya bagian zat menurunkan daya terima pada aspek
tersebut yang larut dalam air atau minyak atau aroma dan rasa produk.
lemak dan bersentuhan atau kontak dengan
indra pencicipan (lidah dan rongga mulut), DAFTAR PUSTAKA
sehingga memberikan kesan tertentu Aini (2014). Formulasi Biskuit Blondo dan
(Wagiyono, 2003). Rasa tepung ikan gabus Tepung Ikan Gabus (channa striata)
yang memiliki rasa yang khas, berbeda yang Berpotensi Mengatasi Gizi Bruk
dengan jajanan lokal kue bangke sagu dengan pada Balita. Skripsi. Fakultas Ekologi
konsentrasi tepung ikan gabus 0% memiliki Manusia, IPB. Bogor
rasa yang sudah biasa dikalangan masyarakat Anwar. (2011). Perikanan Indonesia.
yaitu rasa manis sehingga jika ditambahkan http://www.repository.ipb.ac.id
tepung ikan gabus dengan konsentrasi yang ( diakses 29 Nopember 2017).
terlalu tinggi membuat kue Bangke Sagu Astawan. (2009). Nilai Cerna Ikan Gabus.
terasa amis dan khas rasa ikan. Gantohe http://cybermed.cbn.net.id (
(2012) melaporkan bahwa formulasi cookies diakses 29 Nopember 2017).
fungsional berbasis tepung ikan gabus yang Dirjen Perikanan. (1996). Statistik Perikanan
dapat diterima adalah hanya sampai Indonesia ( Produksi Perikanan Laut)
kosentrasi 15%. Departemen Kelautan dan
Sebagaimana ikan pada umumnya ikan Perikanan. Jakarta.
gabus memilki rasa yang khas meskipun tidak Fuadli M., Santoso H., Syauqi A. 2017. Uji
terlalu tajam seperti ikan tongkol dan ikan teri. Kandungan Albumin Ikan Gabus
Pemberian TIG yang terlalu banyak dapat (Channa striata) Dalam Perbedaan
menurunkan daya terima terhadap rasa Lingkungan Air. Biosaintropis
jajanan. Penelitian sebelumnya pada biscuit (Bioscience-Tropic), 2017 vol 3(1).
menunjukkan bahwa semakin banyak Gantohe TM. (2012). Formulasi Cookies
konsentrasi TIG yang ditambahkan pada Fungsional Berbasis Tepung Ikan
biscuit semakin menurunkan kesukaan Gabus (Channa Striata) dengan
terhadap rasa produk tersebut (Sari, 2014). Fortifikasi Mikrokapsul Fe dan Zn.
Demikin juga pada hasil penelitian pada Insitut Pertanian Bogor.
beberapa produk jajanan lokal Sulawesi Hana T. 2017. Daya Terima dan Peningkatan
Selatan menunjukkan bahwa semakin tinggi Nilai Gizi Kalsium Jajanan Lokal
konsentrasi TIG yang ditambahkan dalam Bagea yang Diperkaya Tepung Ikan
bahan menyebabkan menurunkan kesukaan Gabus untuk Balita Stunting. Skripsi.
terhadap rasa Bangke Sagu (Tahir S.H.,

19
Media Gizi Pangan, Vol. XXIV, Edisi 2, 2017 Tepung Ikan Gabus, Bangke Sagu

Program Studi Diploma IV Gizi


Politeknik Kesehatan Makassar.
Imandira P.A.N., Ayustaningwarno F. 2013.
Pengaruh Subtitusi Tepung Ikan Lele
Dumbo (Clarias gariepinus) dan
Tepung Ubi Jalar (Ipomoea batatas
L.) Terhadap Kandungan Zat Gizi
dan Penerimaan Biskuit Balita Tinggi
Protein dan B-Karoten. Jurnal of
Nutrition College, Volume 2, nomor 1
tahun 2013.
Liya L ( 2016 ). Pengaruh Subtitusi Tepung
Ikan Tongkol Terhadap Kadar
Protein, Kekerasan dan Daya Terima
Biskuit. Universitas Muhammadiyah
Surakarta
Nadimin (a), Nurjaya, Lestari R.S. 2017.
Pengembangan Jajanan Lokal yang
Diperkaya Tepung Ikan Gabus Untuk
Meningkatkan Status Gizi Anak.
Makassar, Politeknik Kesehatan
Kemenkes.
Nadimin (b), Nurjaya, Rowa S.S. 2017. The
Effect of Local Snacks Enriched with
Shell Flour on The Nutritional Status
of Stunting Children. Dama
International Journal of Researchers
(DIJR). Vol 2, Issue 7, 2017.
Purnamasari M. 2017. Pengembangan
Jajanan Lokal (Kue Bangke Sagu)
yang Diperkaya dengan Tepung Ikan
Gabus untuk Makanan Tambahan
Ibu Hamil KEK. Skripsi. Program
Studi Diploma IV Gizi Politeknik
Kesehatan Makassar.
Sari D.K., Marliyati S.A., Kustiyah L., Khomsan
A., Gantohe T.M. 2014. Uji
Organoleptik Formula Biskuit
Fungsional Berbasis Tepung Ikan
Gabus (Ophiocephalus striatus).
Agritech, Vol. 34, No. 2, Mei 2014.
Sediaoetama. (2000). Ilmu Gizi Mahasiswa
dan Profesi di Indonesia. Jakarta ;
Dian Rakyat.
Wagiyono, 2003. Menguji Kesukaan Secara
Organoleptik
http://psbtik.smkn1cms.net/pertanian/
agroindustri/agroindustri_non_panga
n/mengujikesukaan_secara_organol
eptik.pdf (Diakses pada, 9
November 2017)

20

You might also like