You are on page 1of 5

ISSN 2302-1616

Vol 3, No. 1, Juni 2015, hal 28-32

Jamur Kontaminan Pada Umbi Kentang

SRI RAHAYU1, FITRI NADIFAH1, YULIANA PRASETYANINGSIH1


1
Program Studi D3 Analis Kesehatan STIKES Guna Bangsa Yogyakarta
Jl. Ring Road Utara, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55283
email: fitri.nadifah@gmail.com

ABSTRACT
Potato (Solanum tuberosum L.) is one of the five basic sources of carbohydrates. It consumed by
many people world spreads. One of the constraints in potato production is the presence of fungal
diseases. Fungi that cause diseases in potato crops include Phytophthora infestans which causes late
blight, Fusarium oxysporum which cause fusarium wilt, Alternaria solani Sor. which cause brown
spot disease, and Aspergillus niger which infect bulbs and produce aflatoxin. Identification of
potatoes-contaminating fungi can lead the farmers to get a better potatoes production. This research
goal is to identify potatoes-contaminating fungi in traditional market of Condong Catur, District of
Sleman, Yogyakarta. This research was using descriptive method with laboratory examination. We
took 30 defected potatoes suspected of being infected by fungi. Samples were taken from each potato
aseptically and then cultured in Saboraud’s Dextrose Agar (SDA) media. Observation was held for
the fungi growth after 24 hours incubation. From the laboratory examination, there were fungal
infections in all of potatoes and identified as Phytopthora infestans (26.67%), Fusarium oxysporum
(86.67%), Alternaria solani Sor. (6.67%), and Aspergillus niger (13.33%). Phytophthora infestans,
Fusarium oxysporum, Alternaria solani Sor., and Aspergillus niger identified as potatoes-
contaminating fungi in Traditional Market of Condong Catur, District of Sleman, Yogyakarta.

Keywords: contaminant, fungi, potatoes

PENDAHULUAN Tanaman kentang dapat tumbuh di tempat


Solanum tuberosum L. atau yang dikenal yang berhawa dingin dengan kelembaban 70%
dengan kentang merupakan satu dari lima sehingga memungkinkan adanya jamur yang
makanan pokok dunia sebagai sumber menginfeksi. Kentang juga terkenal akan
karbohidrat. Kelima makanan pokok tersebut karbohidratnya yang banyak mengandung gula
adalah beras, gandum, kentang, sorgum, dan sakarida sehingga dapat diragikan atau
jagung. Kentang merupakan bahan komoditas difermentasikan oleh jamur (Struk, 2008).
pangan yang penting di Indonesia dan Penyakit yang sering menyerang tanaman
dibutuhkan sepanjang tahun. Secara statistik, kentang adalah penyakit busuk daun /hawar
potensi pasar kentang dapat dilihat dari analisis daun yang disebabkan oleh jamur
bank dunia tahun 1998-2010 yang Phytophthora infestans, layu fusarium yang
memproyeksikan permintaan sayuran yang disebabkan oleh Fusarium oxysporum dan
meningkat rata-rata 3,6-4% pertahun penyakit bercak coklat yang disebabkan oleh
(Soegihartono, 2008). Alternaria solani Sor. Selain itu, terdapat pula
Salah satu kendala dalam usaha produksi jamur Aspergillus sp yang menginfeksi umbi
kentang adalah adanya penyakit-penyakit yang dan menghasilkan racun berupa Aflatoksin,
disebabkan oleh jamur, bakteri, dan virus. Okratoksin A (OA) dan Patulin (Rahayu,
Jamur atau cendawan merupakan organisme 2006).
tidak berklorofil yang hidupnya tergantung
pada organisme lain, baik organisme hidup METODE
ataupun mati. Jenis jamur parasit yang sering Sampel dalam penelitian ini adalah tiga
menginfeksi tanaman kentang yaitu: puluh umbi kentang cacat yang dijual di pasar
Phytophtora infestans, Alternaria solani, dan Condong Catur Yogyakarta. Kentang cacat
Fusarium sp. (Purwantisari dkk, 2008). yaitu kentang yang berpenyakit, berhama,
SRI RAHAYU dkk Biogenesis 29

bertunas, pecah, berubah warna, bermata terkait dengan adanya infeksi jamur karena
dalam atau karena kerusakan lainnya. Kulit dari hasil identifikasi, dapat diketahui bahwa
umbi melekuk dan agak berair dan bila seluruh sampel kentang yang diperiksa
dibelah, daging buah berwarna coklat. terinfeksi oleh jamur. Dari satu sampel, dapat
Identifikasi jamur dilakukan dengan ditemukan lebih dari satu spesies jamur yang
menanam biakan jamur pada media menginfeksi. Jamur yang ditemukan
Saboraud’s Dextrose Agar (SDA). Permukaan menginfeksi paling banyak pada sampel
luar umbi kentang, yaitu bagian stolon atau kentang adalah Fusarium oxysporum yang
mata tunas yang melekuk kedalam, ditanam ditemukan pada 26 dari 30 sampel. Sedangkan
pada objek glass yang sudah diberi 2 ose media jamur lain yang ditemukan adalah Phytopthora
SDA. Gelas benda ditutup dengan gelas infestans, Alternaria solani dan Aspergillus
penutup dan dimasukan ke dalam cawan petri niger (Tabel 1).
yang di dalamnya terdapat kertas saring yang Spesies Fusarium oxysporum memiliki
sudah dibasahi dengan akuades. Masing- karakter hifa bersekat, konidiofor pendek,
masing cawan petri dilabeli nomor sampel dan bentuk konidia bulat atau bulat telur, dan
tanggal pengujian lalu dibungkus dengan konidia tidak berwarna (Enya dkk, 2008).
plastik. Media berisi biakan diinkubasi selama Jamur ini ditemukan paling banyak pada
2 hari pada suhu 20-30℃. Setelah itu dilakukan sampel kentang yang diperiksa.
identifikasi terhadap morfologi jamur yang Berdasarkan Struk (2008), Phytophthora
tumbuh pada media. infestans merupakan jamur dari kelas
Oomycetes, tidak bersepta, reproduksi seksual
HASIL dengan zoosporabiflagela, organ seksualnya
Sampel yang digunakan dalam penelitian antheridia dan oogonia. Sporangiofor biasanya
adalah umbi kentang dengan kriteria kentang tidak dibedakan dengan miselium. Sporangia
cacat atau berbentuk agak lonjong, dengan berbentuk ovoid, seperti lemon, memiliki
tekstur agak lembut berair, bermata dalam, papila. Adanya papilla menjadi ciri khas
bertunas, kulit mengelupas, dan keadaan utuh. Phytopthtora infestans. Koloni jamur ini
Kondisi sampel kentang ini kemungkinan berwarna ungu-pink dan berserabut.

Tabel 1. Hasil identifikasi jamur pada media SDA


Jamur
Hasil Phytopthora Fusarium Alternaria Aspergillus
infestans oxysporum solani niger
Jumlah sampel yang
8 (26,7%) 26 (86,7%) 2 (6,7%) 4 (13,3%)
terinfeksi
Morfologi koloni
Warna Hijau Coklat
Putih Ungu pink
kecoklatan kehitaman
Permukaan koloni Seperti beludru Berserabut Halus Berserabut
Morfologi jamur
Hifa Tidak bersekat Bersekat Bersekat Bersekat
Konidiofor Tidak bercabang Pendek Tegak Bercabang
Firiformis, ujung Bulat atau bulat
Bentuk konidia Gada terbalik Bulat
berpapila telur
Warna konidia Tidak berwarna Tidak berwarna Coklat Coklat Hitam
Vesikel Tidak ada Tidak ada Tidak ada Ada

Jamur lain yang teridentifikasi adalah dengan konidiofor tegak, bersekat, mempunyai
dengan ciri-ciri miselium berwarna coklat sekat melintang 5-10 buah dan satu atau lebih
muda, konidium berbentuk seperti gada sekat membujur. Konidium mempunyai paruh
Vol 3, Juni 2015 Biogenesis 30

(beak) pada ujungnya dan paruh bersekat. Spesies terakhir yang teridentifikasi
Menurut Idawati (2012), ciri-ciri tersebut adalah Aspergillus niger dengan karakteristik
mengarah pada spesies Alternaria solani. hifa bersekat, konidiofor bercabang, bentuk
Jamur ini paling sedikit ditemukan, yaitu konidia bulat dan berwarna hitam serta
hanya pada 2 sampel. terdapat vesikel (Gambar 2).

(1)

(2) (3)

(4) (5)

Gambar 2. (1) Koloni jamur a. Phytopthora infestans, b. Alternaria solani, c. Fusarium oxysporum, d.
Aspergillus niger; (2) Jamur Phytopthora infestans: a. Hifa, b. Konidia; (3) Jamur Fusarium
oxysporum a. Makrokonidia, b. Mikrokonidia, c. Hifa; (4) Jamur Alternaria solani: a.
Mikrokonidia, b. Makrokonidia; (5) Jamur Aspergillus niger: a. hifa, b. konidium
SRI RAHAYU dkk Biogenesis 31

PEMBAHASAN Selain P. infestans, F. oxysporum dan A.


Faktor yang mempengaruhi tumbuhnya solani, ditemukan jamur Aspergillus niger
jamur pada umbi kentang diantaranya adalah pada sampel kentang. Aspergillus niger dapat
suhu. Suhu optimum untuk pertumbuhan mengkontaminasi biji, umbi dan meracuni
jamur berkisar antara 20-280C. Phytopthora makanan, karena jamur ini menghasilkan
infestans mempunyai suhu tumbuh 10-25°C mikotoksin yaitu Aflatoksin, Okratoksin A
dan suhu optimum 18-20°C. Jamur Fusarium (AO) dan Patulin. Racun alfatoxin yang
oxysporum mempunyai suhu tumbuh 21-33°C dihasilkan oleh Aspergillus niger ini bersifat
dengan suhu optimum 28°C. Jamur karsinogenik, mutagenik, teratogenik dan
Aspergillus niger tumbuh pada suhu optimum imunosupresif pada manusia. Pengaruh
35-37°C, minimum 6-8°C dan maksimum 45- aflatoksikosis tergantung dari banyak
57°C. Jamur Alternaria solani Sor. sedikitnya aflatoksin yang masuk ke dalam
mempunyai suhu tumbuh optimum 26,1°C tubuh bersama makanan yang mengandung
dengan suhu maksimum 34,5°C. Kelembaban aflatoksin. Aflatoksin bersifat nanpolar, tidak
adalah faktor lain yang mempengaruhi larut dalam air, stabil terhadap panas, tahan
pertumbuhan jamur karena jamur hanya dapat terhadap perlakuan fisik dan kimiawi sehingga
membentuk sporangium apabila kelembaban tidak hilang dalam proses pengolahan.
udara lebih dari 91%, dan paling baik bila Pengaruh aflasitoksis pada manusia dapat
kelembaban udara 100 %. Jamur dapat tumbuh bersifat akut, subakut dan kronis. Pengaruh
pada kisaran pH 2-8,5, tetapi jamur akan akut maupun kronis terjadi di hati sebab organ
tumbuh apabila pada kondisi asam atau pH sasaran utama toksisitas adalah hati (Villaeli,
rendah (Nelson, 2008) 2010).
Pasar Condong Catur adalah pasar seperti Selain racun yang dihasilkan oleh jamur,
umumnya pasar tradisional di Indonesia, yaitu terdapat senyawa bersifat racun yang
berupa bangunan atau tempat yang agak terkandung dalam kentang yaitu solanin.
tertutup sehingga cenderung lembap dengan Senyawa ini dapat tumbuh secara alami pada
intensitas cahaya yang kurang dan kebersihan bagian tumbuhan manapun termasuk daun,
yang kurang terjaga. Kondisi-kondisi inilah buah dan umbi. Kentang yang mengandung zat
yang memungkinkan jamur dapat berkembang ini diindikasikan berwarna hijau. Gejala
biak dan menginfeksi kentang disamping keracunan biasanya muncul 8 –12 jam setelah
terdapat kemungkinan bahwa jamur tersebut menyantap kentang yang bernoda hijau,
telah terinfeksi sejak awal, yaitu saat sebelum berupa rasa terbakar di mulut, sakit perut,
dipanen oleh petani. Menurut Ahmad (2009), mual, muntah, diare, sulit bernafas, gangguan
jamur Alternaria dan Fusarium menyerang detak jantung dan sakit kepala. Cara terbaik
tanaman saat masih tumbuh sampai panen. adalah menghindari memilih kentang yang
Selain itu jamur yang menginfeksi kentang bernoda hijau, banyak matanya dan bertunas.
dapat berasal dari tempat Jika terlanjur membeli kentang bernoda hijau,
penyimpanan/gudang. Tempat penyimpanan buang noda hijau, lalu rendam kentang dalam
menjadi salah satu faktor kontaminasi jamur larutan air yang telah dicampur garam sebelum
sebagai tempat yang lembab. diolah ataupun dengan cara menyimpan
Menurut Zhou and Qiang (2008), kentang di tempat yang sejuk, kering dan
Alternaria solani yang menyebabkan bercak gelap. Hindari menyimpan kentang di tempat
coklat pada umbi kentang menghasilkan toksin yang terpapar sinar matahari atau cahaya
yang juga membahayakan untuk manusia. karena dapat menyebabkan terbentuknya
Jamur ini menghasilkan toksin seperti asam solanin (Soegihartono, 2008).
tenuazonik, alternariol, dan alternariol metal Kentang segar yang baik untuk
ester. Asam tenuazonik merupakan penyebab dikonsumsi adalah kentang dalam keadaan
penyakit Onyalai, sehingga menimbulkan utuh, bersih dan segar yang didukung dengan
pengaruh yang kronis dan akut (Lawley, keseragaman warna kulit, bentuk, ukuran.
2006). Sedangkan ciri kentang yang terinfeksi
Vol 3, Juni 2015 Biogenesis 32

penyakit biasanya memiliki banyak bercak Idawati N. 2012. Pedoman Lengkap Bertanam
berwarna, bertunas, berubah warna, kulit Kentang. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
mengelupas, bermata dalam atau karena hal 83-97.
kerusakan lainnya. Selain itu, kulit umbi Lawley R. 2006. Altenaria Toxins. www.
kentang melekuk, agak berair dan bila dibelah, mycotoxins.com. Diakses pada Januari
daging umbi berwarna coklat. 2015
Nelson SC. 2008. Late Blight of Tomato
KESIMPULAN (Phytophthora infestans). Plant Diseases.
Jamur kontaminan yang ditemukan paling vol 45:2
banyak adalah Fusarium oxysporum yang Purwantisari S, Ferniah RS dan Raharjo B.
teridentifikasi pada 26 dari 30 sampel. Jamur 2008. Pengendalian Hayati Penyakit
lainnya yang teridentifikasi meliputi pasar Lodoh (Busuk Umbi Kentang) Dengan
yang meliputi suhu, kelembapan dan intensitas Agens Hayati Jamur-Jamur Antagonis
cahaya. Untuk menghindari efek dari Isolat Lokal. BIOMA. vol 10 (2): 13-19.
kontaminasi jamur pada sampel, penjual Rahayu WP. 2006. Mikotoksin dan
disarankan untuk menyimpan kentang pada Mikotoksis: Mikrobiologi keamanan
lingkungan yang dapat mencegah tumbuhnya pangan Departemen Ilmu dan Teknologi
jamur, sedangkan pembeli disarankan untuk Pangan. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
dapat memilih kentang yang baik dan tidak hal 256-257.
menunjukkan ciri-ciri cacat Phytophtora
Soegihartono C. 2008. Kajian Kepuasan Petani
infestans, Alternaria solani dan Aspergillus
Dalam Penggunaan Benih Kentang Tidak
niger. Faktor yang memungkinkan tumbuhnya
Bersertifikat di Kota Batu Propinsi Jawa
jamur adalah infeksi saat masa tanam hingga
Timur. http://www.dikti.org. Diakses
panen dan kondisi lingkungan.
pada Januari 2015.
DAFTAR PUSTAKA Struk PC. 2008. Preface to a Spesial Issue on
Ahmad RZ. 2009. Cemaran Kapang Pada Late Blight and Genetic Modification.
Pakan dan Pengendaliannya. Jurnal Potato Res. vol 51:1-3. DOI
Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 10.1007/s111540-008-9096-z.
vol 28 (1): 15-22. Villaeli A. 2010. Ragam Aflatoksin sebagai
Enya J, Togawa M, Takeuchi T, Yoshida S, Salah Satu Cemaran Alamiah Bahan
Tsushima S, Arie T, and Sakai T. 2008. Pangan. Departement of Chemistry.
Biological and Phylogenetic Yogyakarta: University Negeri
Characterization of Fusarium oxysporum Yogyakarta.
Complex, Which Causes Yellows on Zhou B and Qiang S. 2008. Environmental,
Brassica spp., and Proposal of F. Genetic and Cellular Toxicity of
oxysporum f. sp. rapae, a Novel Forma Tenuazonic Acid Isolated from Alternata.
Specialis Pathogenic on B. rapa in Japan. African Journal, Biotechnol. vol 7(8):
Phytopathology. vol 98 (4): 475-83. 1151- 1156.

You might also like