You are on page 1of 240

I

Bahasa Arab “sebarkan” 2


===============================================================================

   


II
Ilmu Nahwu – Fokus I’rab
===============================================================================
III
Bahasa Arab “sebarkan” 2
===============================================================================

BAHASA ARAB

NAHWU – I’RAB
SERIAL II ILMU BAHASA

METODE SEBARKAN

BUAH PENA

DAUD ABDU ROBBIL HAQ

PENERBIT

PUSTAKA SAIN

‘sebarkan’ apa yang shahih menurut al-Qur’an dan as-Sunnah


dalam buku ini dan cantumkan sumbernya
IV
Ilmu Nahwu – Fokus I’rab
===============================================================================
V
Bahasa Arab “sebarkan” 2
===============================================================================

Seri II – Panduan Ilmu Bahasa Arab

NAHWU – I’RAB
METODE SEBARKAN
SEmangat BelajAR & menyenangKAN
(Tata Bahasa Arab yang Fokus Kepada Disiplin Ilmu I’rab)

Penyusun
Abu Umar Daud Abdu Robbil Haq bin Suharyono bin Satimin al-Jawawy

Muraja’ah Isi
Habli Anwar

Cover
@Faruq Muhammad Afif

Setting & Layout


Abu Umar Daud al-Jawawy

Cetakan Kedua (revisi)


Ramadhan 1438 H – Juni 2017 M

Penerbit
Pustaka SAIN – Sekolah Islam Online
Perum Ungaran Baru, Ungaran Timur, Kab. Semarang
Phone : 085785497780 (Wa)
Email : sain.indonesia15@gmail.com
Fanspage : fb.com/sekolahislamonline

“tertulis di dalam buku ini sebagian dari al-Quran dan hadits-hadits Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam, karena itu harap diperhatikan penempatannya”
VI
Ilmu Nahwu – Fokus I’rab
===============================================================================

DUSTUR

"       "


“Sungguh Kami telah menurunkan kitab tersebut

berupa kumpulan bacaan yang berbahasa Arab,

agar kalian dapat memahaminya”

(Quran Surat Yusuf : 2)

‫ْل‬ ‫َت َت َّل ُم ْل َت َت َّل َت َت َّل َت ِب ْل ِب ُم‬


" ‫ي ِب‬ ‫و وا ِب ِب‬ "
“Pelajarilah oleh kalian bahasa Arab

karena dia merupakan bagian agama kalian (Islam)”

(Umar Bin Khattab)


VII
Bahasa Arab “sebarkan” 2
===============================================================================

KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah yang dengan ni’matNya sempurnalah segala kebaikan,
dan semoga shalawat serta salam senantiasa tercurah atas Nabi Muhammad shallallahu
‘alaihi wa sallam.

Alhamdulillah, buku ‘‘nahwu – i’rab’’ telah hadir di hadapan para pembaca yang
budiman. Buku yang merupakan bagian dari serial panduan ilmu bahasa Arab ini semoga
dapat menjadi sarana untuk kemudahan belajar dan memenuhi hasrat kaum muslimin
Indonesia khususnya dimanapun mereka berada dalam mengkaji disiplin ilmu-ilmu Islam.

Seputar Buku

Pembaca yang semoga senantiasa dirahmati oleh Allah ‘azza wa jalla,

Buku dengan judul yang cukup panjang ini, dan penyusun lebih senang menyebutnya
‘’buku nahwu – i’rab’’ merupakan bentuk penyusunan ulang serta revisi besar-besaran
terhadap buku sebelumnya yang berjudul ‘’bahasa arab ‘sebarkan’ seri ke-2’’. Hal ini
penyusun lakukan sebagai wujud amanah ilmiyyah atas banyaknya referensi dari karya
ulama ahli nahwu rahimahumullah yang menjadi acuan dalam penulisan buku ini.

Sehingga apabila pembaca membandingkan antara buku asli sebelumnya dengan


buku yang sekarang di hadapan pembaca, maka di sana akan banyak ditemukan
perbedaan baik dari segi alur pembelajaran maupun yang lainnya. Sebagaimana seluk
beluk tentang metode buku ini dapat pembaca simak pada halaman ‘metode sebarkan’.

Secercah Harapan

Penyusun mengharap kepada Allah ‘azza wa jalla semata, semoga buku yang fokus
pada disiplin ilmu nahwu – i’rab ini tetap dapat dikaji oleh kaum muslimin dalam kelas
pembelajaran yang beragam, aamiin. Baik dari kelas tatap muka, les privat, kelas formal,
non formal, homeschooling, bahkan online jarak jauh sekalipun, aamiin. Dimana
pembelajarnya juga tidak dibatasi usia dari mulai usia SMP, SMA, pekuliahan, dewasa
dengan segala kesibukan dan aktivitas hariannya, lansia, berumur, seluruhnya, semoga
mereka semua memiliki kapasitas dan kemampuan untuk dapat melakoni belajar ilmu
nahwu, aamiin.
VIII
Ilmu Nahwu – Fokus I’rab
===============================================================================

Rasa Syukur dan Hadiah

Penyusun ucapkan syukur Alhamdulillah berkat taufiq dan hidayahNya, selesailah


penyusunan buku ini.

Kemudian terima kasih kepada kedua orang tua penyusun, Abu Daud dan Ummu
Abdillah di kota kelahiran penyusun nun jauh di sana atas doa dan motivasinya agar
penyusun terus semangat dalam belajar, semoga Allah menjaga mereka berdua. Begitu
pun penyusun ucapkan terima kasih kepada istri tersayang, Ummu Umar yang telah
memotivasi penyusun dalam upaya selesainya buku ini, juga waktunya yang direlakan
untuk buku ini. Kemudian kepada akhil karim Habli Anwar, dimana beliau telah berjasa
besar dalam mengoreksi serta memuraja’ah apa yang tertulis dalam buku ini berupa
materi pembelajaran, semoga Allah menjaga beliau.

Dan juga rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dalam hal ini,
terkhusus para peserta kursus ilmu bahasa SAIN – sekolah islam online, yang mana
semangat mereka belajar menjadikan penyusun terinspirasi dan termotivasi untuk terus
melakukan yang terbaik dalam penyusunan buku ini. Dan tidak lupa, kepada putra-putri
penyusun, abang Umar al-Faruq dan dedek Asma’ Afifah, - semoga Allah senantiasa
menjaga mereka berdua -, buku sederhana ini kuhadiahkan kepada mereka.

Kemudian yang terpenting dari itu semua, semoga amaliyah ini diterima oleh Allah
‘azza wa jalla, dan menjadi pemberat timbangan kebaikan penyusun di akherat kelak.
Aamiin.

Akhirul kalam, penyusun sadari buku ini akan tetap sangat jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak selalu
penyusun nantikan secara terbuka di alamat : sain.indonesia15@gmail.com atau ke nomor
085785497780 (wa).

Semoga Allah merahmati mereka yang mau menegur penyusun terkait kesalahan-
kesalahan dalam buku ini. Wa shallallahu ‘ala Muhammad …..

Ungaran Timur, Ramadhan 1438 H

Penyusun
IX
Bahasa Arab “sebarkan” 2
===============================================================================

METODE SEBARKAN
Berbicara mengenai metode ‘’sebarkan’’ tak ubahnya berbicara tentang banyak
metode yang telah digunakan oleh para penulis buku dibidang ilmu nahwu umumnya.
Hanya saja penyusun dalam buku ini lebih sedikit menekankan kepada beberapa aspek
pembelajaran seperti yang akan dikemukakan nanti insyaAllah.

Penamaan Metode ‘’Sebarkan’’

Penamaan dengan istilah ‘’sebarkan’’ untuk metode belajar dalam buku ini adalah
menyingkat sebuah ungkapan ‘’semangat belajar dan menyenangkan’’, yang harapan
penyusun adalah semoga semangat dalam pembelajaran yang dilakoni oleh para pengkaji
buku ini dikemas dengan cara yang menyenangkan akan senantiasa ada dalam jiwa-jiwa
mereka, aamiin.

Alur Pembelajaran Metode ‘’Sebarkan’’

Seperti tertuang pada halaman ‘’isi buku’’, tampak disana bahwa tema atau materi
telah disusun secara sistematis sebagai alur pembelajaran metode ini. Kemudian pada
setiap tema dari kumpulan materi yang ada, penyusun menjadikan beberapa poin berikut
sebagai bahasan pokoknya :

 Pengenalan atau Definisi


Dengan tujuan mengenalkan tema bahasan secara sederhana menggunakan
pengertian dan contoh singkat.

 Contoh Aplikasi
Dengan tujuan mengenalkan tema bahasan dalam bentuk praktiknya
menggunakan aplikasi yang disebutkan dalam al-Qur’an, as-Sunnah, kata-kata
mutiara, dan kalimat-kalimat biasa.

 Kaidah dan Aturan


Dengan tujuan menyelami tema bahasan pada apa yang berkaitan dengan
kaidah serta aturan yang semestinya berlaku dilengkapi aplikasi ringan dan rumus
sederhana.
X
Ilmu Nahwu – Fokus I’rab
===============================================================================

 Judul-Judul Kecil Lainnya yang Beragam


Sama dengan sebelumnya, bertujuan menyelami tema bahasan pada apa yang
berkaitan dengan kaidah serta aturan yang semestinya berlaku dilengkapi aplikasi
ringan dan rumus sederhana.

 Praktik I’rab
Dengan tujuan memahamkan tema bahasan melalui praktik merinci status kata
per kata yang berada dalam sebuah atau kumpulan kalimat menggunakan redaksi
full bahasa Arab namun berharakat. Dan penyusun sengaja menuangkan dengan
teks arab agar pelajar terbiasa dalam mengucapkan kosakata berbahasa arab,
sehingga lidah lentur dan tidak kaku di kemudian hari, aamiin.

 Latihan atau Tadribat


Dengan kedua macam bentuk latihan, yaitu teori dan praktik yang beragam
sesuai isi dari tema bahasan yang sedang dikaji, bertujuan melatih dan
memantapkan isi materi untuk mengantarkan kepada pemahaman yang benar.

 Latihan Umum Bab


Dengan tujuan memuraja’ah kembali materi yang sudah dikaji dalam satu bab
terkait sehingga ma’lumat dan pemahaman dapat terangkum dan terekam dengan
baik.

Kesimpulan Ulasan

Demikian sedikit gambaran tentang metode pembelajaran dalam buku sederhana ini.
Semoga dapat membantu serta mengantarkan para pengkaji buku ini kepada ‘’siap untuk
praktik baca kitab kuning’’ di kemudian hari, aamiin.
XI
Bahasa Arab “sebarkan” 2
===============================================================================

ISI BUKU

HALAMAN JUDUL ............................................................................................................... III

DUSTUR .............................................................................................................................. VI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. VII

METODE SEBARKAN ........................................................................................................... IX

ISI BUKU ............................................................................................................................. XI

BAB 1 : MENGENAL KALIMAH ............................................................................................ 1

 Susunan Dasar Kata ................................................................................................ 3


 Mengenal Ism ......................................................................................................... 5
 Mengenal Fi’l .......................................................................................................... 15
 Mengenal Harf ....................................................................................................... 21
 Mengenal Kalam .................................................................................................... 23

BAB 2 : MABNI DAN MU’RAB ............................................................................................. 27

 Tentang Mabni dan Mu’rab ................................................................................... 29


 Mengenal Macam Bina’ ......................................................................................... 31
 Mengenal al-Mabniyyat ......................................................................................... 36
 Tentang I’rab .......................................................................................................... 43
 Tanda-Tanda I’rab .................................................................................................. 46
 Urgensi Durus Nahwu ............................................................................................ 56

BAB 3 : AL-MAJRURAT ........................................................................................................ 59

 Majrur Bil Harf ........................................................................................................ 62


 Majrur Bil Idhafah .................................................................................................. 67

BAB 4 : AL-MARFU’AT ........................................................................................................ 75

 Fa’il ......................................................................................................................... 78
 Naib Fa’il ................................................................................................................. 84
XII
Ilmu Nahwu – Fokus I’rab
===============================================================================

 Mubtada’ dan Khabar ............................................................................................ 90


 Ism Kaana ............................................................................................................... 99
 Khabar Inna ............................................................................................................ 106

BAB 5 : AL-MANSHUBAT .................................................................................................... 113

 Maf’ul Bih ............................................................................................................... 116


 Maf’ul Muthlaq ...................................................................................................... 122
 Maf’ul Fih ............................................................................................................... 129
 Maf’ul Lahu ............................................................................................................ 135
 Maf’ul Ma’ah .......................................................................................................... 139
 Mustatsana Bi Illa ................................................................................................... 143
 Haal ........................................................................................................................ 148
 Khabar Kaana ......................................................................................................... 153
 Ism Inna .................................................................................................................. 158
 Tamyiz .................................................................................................................... 162
 Munada .................................................................................................................. 167

BAB 6 : I’RAB FI’L MUDHARI’ .............................................................................................. 175

 Fi’l Mudhari’ Manshub ........................................................................................... 178


 Fi’l Mudhari’ Majzum ............................................................................................. 181
 Fi’l Mudhari’ Marfu’ ............................................................................................... 185

BAB 7 : AT-TAWABI’ ........................................................................................................... 189

 Na’t ......................................................................................................................... 192


 Ma’thuf ................................................................................................................... 197
 Taukid ..................................................................................................................... 202
 Badal ....................................................................................................................... 206

BAB 8 : I’RAB MAHALLIY ..................................................................................................... 211

 I’rab Kalimah Mabni ............................................................................................... 214


 I’rab Jumlah ............................................................................................................ 216

KALIMAT PENUTUP ............................................................................................................ 223

DAFTAR REFERENSI ............................................................................................................ 224


1
Bahasa Arab “sebarkan” 2
===============================================================================

BAB 1

________________________________

MENGENAL KALIMAH

________________________________

CAKUPAN MATERI :

 SUSUNAN DASAR KATA


 MENGENAL ISM
 MENGENAL FI’L
 MENGENAL HARF
 MENGENAL KALAM
2
Ilmu Nahwu – Fokus I’rab
===============================================================================
3
Bahasa Arab “sebarkan” 2
===============================================================================

KATA I
_____________________________________________

‫الدرس‬

 Pengenalan
Kalimah dapat diterjemahkan dengan arti ‘kata’. Dan layaknya dalam bahasa kita,
dimana sebuah kata tersusun dari huruf abjad maka suatu kalimah dalam bahasa arab
pun tersusun dari huruf-huruf hijaiyyah.

Sekolah Di dalam

Mendekat Sungai

Minta ampun Hotel

 Huruf Hijaiyyah
Dan huruf hijaiyyah arab berjumlah sekitar 29 huruf :

 Kalimah Terbagi kepada 3 Jenis Saja


Dalam bahasa Arab, hanya ada 3 jenis kalimah dari begitu banyak kosakata yang
dimilikinya. Artinya, tidak ada jenis keempat selain mereka.

Jenis

Kemudian Membaca Meja


4
Ilmu Nahwu – Fokus I’rab
===============================================================================

‫التدريبات‬

 Teori
1. Apa yang kamu ketahui tentang kalimah bahasa arab ?!
2. Sebutkan huruf-huruf hijaiyyah dengan membaca satu persatu !
3. Hanya ada 3 jenis kalimah, apa sajakah itu ?!

 Praktik
1. Tulislah 10 contoh kalimah yang kamu suka beserta artinya dalam tabel berikut !
(pakai bantuan kamus)

Anggur

2. Masukkan setiap huruf hijaiyyah ke dalam kotak berikut ! (lihat halaman


sebelumnya)
5
Bahasa Arab “sebarkan” 2
===============================================================================

ISM I
_____________________________________________

‫الدرس‬

 Pengenalan
Ism merupakan kata yang menunjukkan atas ma’na sesuatu dan tidak dikaitkan
dengan waktu tertentu. Atau dalam bahasa kita, lebih dikenal dengan istilah kata
benda, kata sifat atau yang lainnya.

Lapangan Kecil

Air Muslim

 Ciri-ciri Ism
Ism memiliki beberapa ciri yang membedakannya dari kata jenis lainnya. Dan
diantara ciri yang dapat dikenal dengan mudah adalah berikut ini :
a. Dapat diimbuhkan hamzah lam ( ) di awal kata.
b. Dapat berharakat tanwin pada huruf terakhirnya.
c. Dapat berharakat kasrah secara asli dengan sebab tertentu.

 Contoh aplikasi

“Apabila pertolongan Allah dan kemenangan


    
telah datang”
(an-Nashr : 1)
“puasa itu sebagai perisai”
(al-Hadits)
“Yang Menguasai hari pembalasan”
  
(al-Fatihah : 4)
6
Ilmu Nahwu – Fokus I’rab
===============================================================================

 Pembagian Ism
A. Mudzakkar dan Muannats
 Pengenalan
Dari segi jenis, ism terbagi kepada :
1. Ism muannats, ia memiliki beberapa ciri tertentu yang membedakannya
dari mudzakkar, diantaranya (1) :
a. Berakhiran ta’ ta’nits berharakat ( )
b. Sebagai nama untuk perempuan

Aisyah Jendela

Zaenab Pohon

2. Ism mudzakkar, ia adalah lawan dari muannats. Dimana ia tidak memiliki


ciri-ciri yang dimiliki oleh muannats.

Zaid Gunung

Singa Kelas

 Contoh aplikasi

“apa itu al-qari’ah?” (al-Qari’ah : 2)


 
“dan ingatlah kisah Maryam di dalam
   
alkitab” (Maryam : 16)
“dan demi bulan bila menyusulnya”
  
(asy-Syams : 2)
“maka sembahlah Pemilik rumah ini”
   
(Quraisy : 3)

__________________________________________

1. Banyak hal yang merupakan ciri ism muannats, namun penyusun mencukupkan 2 poin saja
mengingat kebutuhan pemula.
7
Bahasa Arab “sebarkan” 2
===============================================================================

B. Mufrad, Mutsanna, dan Jam’


 Pengenalan
Dari segi kuantitas, ism terbagi kepada :
1. Ism mufrad, menunjukkan kepada sesuatu yang tunggal.

Sebuah Pohon Sebuah pena

Seorang guru Seekor sapi

2. Ism mutsanna, menunjukkan kepada sesuatu berjumlah dua.


Dengan rumus pembentukannya adalah :

2 buah Pohon 2 buah pena

2 orang guru 2 ekor sapi

3. Jama’, yang ia menunjuk kepada sesuatu yang berjumlah banyak. Dan


rumus pembentukannya beragam.

Pepohonan Pena-pena

Para guru Sapi-sapi

 Contoh aplikasi

“katakan : apakah (siksa) itu lebih baik


     
ataukah surga yang kekal”
(al-Furqan : 15)
“dan bagi siapa yang takut akan saat
    
menghadap Rabbnya ada dua surga”
(ar-Rahman : 46)
“namun orang2 yang bertaqwa kepada
    
Rabbnya bagi mereka surga-surga”
(Ali Imran : 198)

8
Ilmu Nahwu – Fokus I’rab
===============================================================================

C. Macam-Macam Jama’
 Pengenalan
Ada 2 bentuk jama’ ditinjau dari susunan huruf pada ism mufradnya :
1. Jama’ taksir, yang mana ia berasal dari ism mufrad disertai perubahan
pada susunan huruf dan harakat. Sehingga tidak ada rumus baku untuk
perubahan ism mufrad ke jam’ taksir.

Bintang-bintang

Pena-pena

2. Jama’ tashhih, yang mana ia berasal dari ism mufrad tanpa ada perubahan
susunan huruf namun disertai penambahan huruf tertentu pada akhirnya.
Jama’ ini terbagi kepada :
a. Jama’ mudzakkar salim, yang mana ia menunjuk kepada sesuatu
plural dari jenis mudzakkar.
Dan rumus pembentukannya adalah :

Orang-orang islam

Orang-orang munafik

b. Jama’ muannats salim, yang mana ia menunjuk kepada sesuatu plural


dari jenis muannats.
Dan rumus pembentukannya adalah :

Para wanita beriman

Latihan-latihan
9
Bahasa Arab “sebarkan” 2
===============================================================================

 Contoh aplikasi

“mereka di atas dipan-dipan bertahtakan emas


  
permata” (al-Waqi’ah : 15)
“sungguh beruntung orang-orang beriman”
  
(al-Mu’minun : 1)
“demi para (malaikat) yang mencabut nyawa
 
dengan keras” (an-Nazi’at : 1)

D. Nakirah dan Ma’rifah


 Pengenalan
Dari segi keumuman, ism terbagi kepada (1) :
1. Ism nakirah, dinamakan demikian karena sesuatu yang disebut tidak
ditentukan obyeknya atau masih bersifat umum.

Sandal Rumah

Bocah Sepeda

2. Ism ma’rifah, dinamakan demikian karena sesuatu yang disebut sudah


ditentukan obyeknya dan diketahui atau bersifat khusus.

Sandal (ini) Rumah (itu)

Bocah (ini) Sepeda (itu)

 Contoh aplikasi

“ .. kecuali sesaat dari suatu siang hari .. “


   
(al-Ahqaf : 35)
“dan demi siang bila menampakkanya”
  
(asy-Syams : 3)

__________________________________________

1. Cara termudah untuk membedakannya adalah dengan melihat kepada ada atau tidak adanya
hamzah lam ( ) di awal ism, yang ia berpengaruh kepada bertanwin atau tidak bertanwinnya
ism tersebut.
10
Ilmu Nahwu – Fokus I’rab
===============================================================================

(1)
E. Munawwan dan Ghairu Munawwan
 Pengenalan
Dari segi bertanwin di akhir, ism terbagi kepada :
1. Ism munawwan, yaitu ism yang menerima tanwin pada huruf akhir bila
tanpa hamzah lam ( ) .

Onta Bola

Sapi Zaid

2. Ism ghairu munawwan, yaitu ism yang tidak boleh bertanwin pada huruf
akhirnya walau tanpa hamzah lam ( ) .

Zaenab Yusuf

Ahmad Makkah

 Contoh aplikasi

“maka ketika Zaid telah mengakhiri


    
keperluan terhadap istrinya”
(al-Ahzab : 37)
“dan ingatlah ketika Ibrahim meninggikan
   
pondasi”
(al-Baqarah : 127)

__________________________________________

1. Nama lain keduanya : munsharif (bertanwin) dan ghairu munsharif (tidak boleh bertanwin).
11
Bahasa Arab “sebarkan” 2
===============================================================================

F. Macam Lain untuk Ism Ma’rifah


 Pengenalan
Ada beberapa macam ism yang tergolong kepada ism ma’rifah walau tanpa
diawali oleh hamzah lam ( ). Diantaranya :
1. Dhamir, atau dikenal dengan istilah ‘kata ganti’ orang/sesuatu. Dan ia
bermacam-macam bentuknya, diantaranya seperti :

Subjek
Objek
2. Ism isyarah, atau yang kita kenal dengan istilah ‘kata tunjuk’. (1)

Itu Ini

Itu (dua) Ini (dua)

Mereka Mereka

3. Ism maushul, apa yang kita kenal dengan istilah ‘kata sambung’.

Yang (1 pr) Yang (1 lk)

Yang (2 pr) Yang (2 lk)

Yang (banyak) Yang (banyak)

__________________________________________

1. Biasa diawali ha’ tanbih ( ), atau diakhiri kaful khithab ( ), atau diakhiri lam
bu’d plus kaful khithab ( ), sesuai kebutuhan dan fungsi penggunaan yang
diinginkan.
12
Ilmu Nahwu – Fokus I’rab
===============================================================================

4. Ism ‘alam, yaitu nama yang secara mutlaq menunjukkan kepada sesuatu
yang memiliki nama. Meliputi nama orang, tempat, kota, daerah, nama
makanan, dan lainnya daripada segala yang memiliki nama.

Pasar minggu Maryam

Bubur ayam Bogor

Mesir Asia

 Contoh aplikasi

“itulah kitab yang tidak ada keraguan


      
di dalamnya” (al-Baqarah : 2)
“karena kalian paling tinggi derajatnya
    
jika memang beriman” (Ali Imran : 139)
“orang-orang yang beriman dan tidak
    
mencampuradukkan iman mereka
dengan kesyirikan” (al-An’am : 82)

“Muhammad itu (adalah benar) utusan
   
Allah” (al-Fath : 29)

***

‫التدريبات‬

 Teori
1. Sebutkan tanda-tanda ism yang kamu ketahui !

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................
13
Bahasa Arab “sebarkan” 2
===============================================================================

2. Benar (B) atau salah (S) pernyataan berikut ini ?


o Seluruh ism muannats pasti bertanda ( ) di akhirnya ( … )
o Menurut bilangan, ism terbagi kepada mufrad, mutsanna dan jam’ ( … )
o Jam’ muannats salim merupakan bagian dari jam’ salamah ( … )
3. Lengkapilah pernyataan berikut ini !
o Lawan dari ism nakirah adalah ism ………
o Nama lain untuk ism munawwan adalah ………..
o Salah satu macam ism ma’rifah sebagai kata ganti orang disebut ………..

***

 Praktik
1. Bacalah ayat-ayat berikut, lalu carilah 6 buah ism dengan melihat kepada tanda
termudah dan tuliskanlah dalam kotak yang tersedia !

   

             

           

 

Kasrah

14
Ilmu Nahwu – Fokus I’rab
===============================================================================

2. Ubahlah ke bentuk lain seperti contoh menurut rumus (gunakan kamus) !

3. Bacalah ayat-ayat berikut, lalu carilah 1 buah saja untuk setiap macam ism
ma’rifah yang tertera dalam tabel dari ayat-ayat, dan tuliskanlah dalam kotak !

   

         

          

Musim dingin

15
Bahasa Arab “sebarkan” 2
===============================================================================

FI’L I
_________________________________

‫الدرس‬

 Pengenalan
Fi’l merupakan kata untuk menunjukkan ma’na kejadian dan dikaitkan dengan waktu
tertentu. Atau dalam bahasa kita lebih dikenal dengan istilah ‘kata kerja’.

Mencuci Tertawa

Membaca Bicara

 Ciri-ciri Fi’l
Fi’l memiliki beberapa ciri yang membedakannya dari kata jenis lain. Diantara ciri
tersebut seperti :
a. Dapat bersambung dengan ta’ fa’il
b. Dapat bersambung dengan ta’ ta’nits berharakat sukun
c. Dapat bersambung dengan nun taukid

 Contoh Aplikasi

“sungguh jika engkau berbuat syirik


   
niscaya hapus amalmu”
(az-Zumar : 65)
“apabila matahari digulung”
  
(at-Takwir : 1)
“dan pasti mereka akan benar-benar
  
ditanya pada hari kiamat”
(al-Ankabut : 13)
16
Ilmu Nahwu – Fokus I’rab
===============================================================================

 Pembagian Fi’l
A. Madhi, Mudhari’, Fi’lul Amr
 Pengenalan
Dari segi waktu dan bentuk, fi’l terbagi kepada :
1. Fi’l madhi, digunakan untuk menyebut kejadian di waktu lalu atau telah
terjadi.

Telah menyembelih Telah membaca

Telah berpuasa Telah berwudhu’

2. Fi’l mudhari’, untuk menyebut kejadian pada saat ini atau nanti.

Sedang menyembelih Sedang membaca

Sedang berpuasa Sedang berwudhu’

3. Fi’lul amr, digunakan sebagai kata kerja perintah.

Sembelihlah ! Bacalah !

Berpuasalah ! Berwudhu’lah !

 Contoh aplikasi

“dan sungguh kalian telah mengetahui


    
orang-orang yang melakukan
pelanggaran diantara kalian”
(al-Baqarah : 65)
“dan Allah senantiasa mengetahui, dan
    
kalian tidaklah mengetahui”
(al-Baqarah : 216)
“ketahuilah bahwasannya kehidupan
    
dunia ini hanyalah permainan”
(al-Hadid : 20)
17
Bahasa Arab “sebarkan” 2
===============================================================================

B. Ma’lum dan Majhul


 Pengenalan
Dari segi peran subjeknya, fi’l terbagi kepada :
1. Fi’l ma’lum atau kata kerja aktif, yaitu kata kerja yang subjeknya berperan
sebagai pelaku.

Membuka Memulyakan

Mencegah Membunuh

2. Fi’l majhul atau kata kerja pasif, yaitu kata kerja yang subjeknya berperan
sebagai penderita atau dikenai suatu perbuatan.

Dibuka Dimulyakan

Dicegah Dibunuh

Dan perubahan fi’l dari ma’lum (aktif) ke majhul (pasif) adalah dengan rumus
berikut :
Fi’l madhi : dhammahkan huruf pertama dan kasrahkan huruf sebelum huruf
terakhir.
Fi’l mudhari’ : dhammahkan huruf pertama dan fathahkan huruf sebelum
huruf terakhir.

 Contoh aplikasi

“dan siapa saja yang membunuh seorang


    
mu’min secara tidak sengaja .. “
(an-Nisa : 92)
“dan jangan kalian mengira bahwa orang-
    
orang yang dibunuh di jalan Allah, mereka
itu mati”
   
(Ali Imran : 169)
18
Ilmu Nahwu – Fokus I’rab
===============================================================================

C. Lazim dan Muta’addy


 Pengenalan
Dari segi kebutuhan objeknya, fi’l terbagi kepada :
1. Fi’l lazim atau kata kerja intransitife, yaitu kata kerja yang tidak
memerlukan objek.

Duduk Menangis

Senyum Diam

2. Fi’l muta’addy atau kata kerja transitife, yaitu kata kerja yang memerlukan
satu objek atau lebih.

Memetik Menjual

Menyembelih Mengumpulkan

 Contoh aplikasi

“binasalah kedua tangan abu lahab dan


    
benar-benar telah binasa dia”
(al-Lahab : 1)
“dan Dia mengirimkan atas mereka
   
burung-burung dengan berbondong-
bondong”
(al-Fil : 3)

D. Shahihul Akhir dan Mu’tallul Akhir


 Pengenalan
Ditinjau dari jenis huruf akhirnya, fi’l terbagi kepada :
1. Shahihul akhir, fi’l yang huruf terakhirnya berupa huruf shahih atau selain
huruf ‘illah.

Beranak Bercakap

Tersenyum Berpuasa
19
Bahasa Arab “sebarkan” 2
===============================================================================

2. Mu’tallul akhir, fi’l yang huruf terakhirnya berupa huruf ‘illah (1).

Takut Berlari

Menyeru Berusaha

 Contoh aplikasi

“Yang Menciptakan lalu Menyempurnakan”


  
(al-A’la : 2)
“Sesungguhnya yang takut kepada Allah di
    
antara hamba-hamba-Nya, hanyalah
ulama” (Fathir : 28)


***

‫التدريبات‬

 Teori
Berilah tanda silang ( x ) pada jawaban yang benar !
1. Diantara tanda khusus fi’l adalah ….
a. Boleh bertanwin di akhirnya
b. Boleh bersambung nun taukid
2. Kata kerja perintah disebut dengan ….
a. Fi’lul Amr b. Fi’l madhi
3. Ditinjau dari segi keberadaan objek, fi’l terbagi kepada ….
a. Lazim dan muta’addy
b. Aktif dan pasif

__________________________________________

1. Yang tergolong huruf ‘illah adalah alif ( ‫ ى‬/ ‫) ا‬, wawu ( ‫) و‬, dan ya’ ( ‫) ي‬.
20
Ilmu Nahwu – Fokus I’rab
===============================================================================

 Praktik
1. Bacalah ayat-ayat berikut, lalu carilah 5 buah fi’l dengan melihat kepada tanda
termudah dan tuliskanlah dalam kotak yang tersedia !

   

           

       

2. Ubahlah ke bentuk lain seperti contoh sesuai rumus !

5
21
Bahasa Arab “sebarkan” 2
===============================================================================

HARF I
________________________________________

‫الدرس‬

 Pengenalan
Harf lebih dikenal dengan istilah ‘kata bantu’. Dan ia tidak dapat difahami ma’na
seharusnya kecuali bila ia terangkai bersama kalimah lain.

Di dalam / … Kemudian

Adapun / … Tidak akan

 Harf Tidak Bertanda Khusus dan Jumlahnya Minim


Berbeda dengan ism dan fi’l, dimana harf tidak memiliki tanda atau ciri khusus untuk
mengidentifikasinya. Namun secara umum harf tidak sulit untuk ditemukan karena
susunannya begitu mudah untuk dikenal. Dan total kalimah jenis ini tidak sebanyak ism
dan fi’l.

 Pembagian Harf
Ada banyak segi klasifikasi untuk harf. (1) Dan disini hanya diulas tentang macam harf
dari sisi jumlah huruf hijaiyyah yang menyusunnya.
1. Uhadiyyah, yaitu harf dengan unsur 1 buah huruf hijaiyyah.
2. Tsunaiyyah, yaitu harf dengan unsur 2 buah huruf hijaiyyah.
3. Tsulatsiyyah, yaitu harf dengan unsur 3 buah huruf hijaiyyah.
4. Ruba’iyyah, yaitu harf dengan unsur 4 buah huruf hijaiyyah.
5. Khumasiyyah, yaitu harf dengan unsur 5 buah huruf hijaiyyah.

__________________________________________

1. Maksud penyusun adalah huruf al-ma’ani, yaitu huruf yang memiliki arti. Bukan huruf hijaiyyah
biasa atau huruf al-mabani.
22
Ilmu Nahwu – Fokus I’rab
===============================================================================

 Contoh Aplikasi

“demi bukit thur”



(ath-Thur : 1)
“tentang berita yang besar”
  
(an-Naba’ : 2)
“jangan kalian mencela para sahabatku”
(al-Hadits)

‫التدريبات‬

 Praktik
1. Bacalah ayat-ayat berikut, lalu carilah 7 buah harf dan tuliskanlah dalam kotak
yang tersedia ! (gunakan mushaf terjemah bila perlu)

   

          

             

         
23
Bahasa Arab “sebarkan” 2
===============================================================================

KALAM I
_______________________________________

‫الدرس‬

 Pengenalan
Diketahui bahwa kalimah bahasa Arab yang amat banyak, terklasifikasi hanya kepada
3 jenis saja. Dan dari merekalah terangkai apa yang disebut dengan jumlah mufidah
atau boleh dikenal dengan istilah kalam. Dan mustahil suatu kalam dapat dimengerti
faedah yang dimaksudkan bila hanya terdiri dari 1 buah ism saja, terlebih 1 buah harf
saja.

Telah pergi Zaid Zaid sedang tidur

Telah tiba Ali Ilmu (itu) cahaya

 Pembagian Jumlah Mufidah


Jumlah mufidah terbagi kepada :
1. Jumlah ismiyyah, yaitu bila si ism yang mengawali jumlah tersebut.

Bulan (itu) Pimpinan (itu)


bersinar datang
Tukang kayu (itu) Siswa (itu) sedang
wafat duduk

2. Jumlah fi’liyyah, yaitu bila si fi’l yang mengawali jumlah tersebut.

Telah sadar lelaki Telah hadir Zaenab


(itu)
Tulislah ! Sedang duduk si
bapak (itu)

 Klasifikasi Unsur Penyusun Jumlah Mufidah


Diketahui bahwa jumlah mufidah berunsurkan kalimah-kalimah. Dan banyak
diantara unsur-unsur tersebut mengambil posisi atau menjabat untuk kedudukan
tertentu. Dan berikut adalah pengelompokan status-status kalimah dalam jumlah.
24
Ilmu Nahwu – Fokus I’rab
===============================================================================

A. Jabatan Pokok
 Mubtada’ + Khabar ( )
 Fi’l Ma’lum + Fa’il ( )
 Fi’l Majhul + Naib Fa’il ( )
 Ism Kana + Khabar Kana ( )
 Ism Inna + Khabar Inna ( )
B. Jabatan Pelengkap
1. Keterangan Mafa’il
 Maf’ul Bih ( )
 Maf’ul Muthlaq ( )
 Maf’ul Fih ( )
 Maf’ul Lahu ( )
 Maf’ul Ma’ah ( )
2. Keterangan Tambahan
 Mustatsna ( )
 Haal ( )
 Tamyiz ( )
3. Keterangan Lainnya
 Munada ( )
 Jar + Majrur ( )
 Mudhaf Ilaih ( )
4. Jabatan Pengikut
 Na’t ( )
 ‘Athf ( )
 Taukid ( )
 Badal ( )
25
Bahasa Arab “sebarkan” 2
===============================================================================

Nah, mereka inilah yang menjadi bahasan utama ilmu nahwu atau i’rab (1).

 Antara Teks dengan Jumlah Mufidah


Suatu jumlah telah layak dan cukup dikatakan jumlah mufidah manakala
memberikan faedah yang dimaksud. Dan dari jumlah mufidah yang banyak
terangkailah suatu paragraf. Dan dari paragraf yang banyak terangkailah suatu teks
naskah atau ucapan. Oleh karenanya, apa yang didapati dalam suatu teks naskah atau
ucapan adalah apa yang terdiri dari banyak jumlah mufidah. Maka fahamilah dengan
baik karena ia begitu jelas.

 Contoh Aplikasi

                     

                

                

  


“Allah, Yang Tidak ada Ilah yang berhak disembah kecuali Dia yang Maha Hidup
lagi Maha Terus Mengurus (makhluqNya), Tidak mengantuk dan Tidak tidur,
kepunyaanNya apa yang berada di langit dan bumi, tidak ada yang dapat
memberi syafa’at di sisiNya kecuali dengan izinNya, Dia mengetahui apa yang di
hadapan dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui sesuatupun
akan ilmuNya melainkan apa yang Dia Kehendaki, kursiNya meliputi langit-langit
dan bumi, dan Dia tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Dia Maha
Tinggi lagi Maha Besar” (al-Baqarah : 255)

__________________________________________

1. Sampai pada halaman ini, penyebutan istilah-istilah di atas hanya sebatas ‘pengenalan nama’
terlebih dahulu. Dan in sya Allah mereka akan kita kaji secara mendasar dimulai pada bab 3 dari
buku ini.
26
Ilmu Nahwu – Fokus I’rab
===============================================================================

‫التدريبات‬

 Teori
Benar (B) atau salah (S) pernyataan berikut ?!
1. Jumlah mufidah merupakan rangkaian kalimah-kalimah dan memberikan
faedah yang dimaksud ( … )
2. Jumlah yang diawali oleh ism disebut jumlah fi’liyyah ( … )

 Praktik
Disebut jumlah apakah untuk contoh-contoh berikut ?

***
27
Bahasa Arab “sebarkan” 2
===============================================================================

BAB 2

________________________________

MABNI DAN MU’RAB

________________________________

CAKUPAN MATERI :

 TENTANG MABNI DAN MU’RAB


 MENGENAL MACAM BINA’
 MENGENAL AL MABNIYYAT
 TENTANG I’RAB
 TANDA-TANDA I’RAB
 URGENSI DURUS NAHWU
28
Ilmu Nahwu – Fokus I’rab
===============================================================================
29
Bahasa Arab “sebarkan” 2
===============================================================================

MABNI DAN MU’RAB I


__________________________________________________________

‫الدرس‬

 Apa Itu Mabni dan Mu’rab ?


Keadaan kalimah bahasa arab dalam suatu jumlah mufidah atau kalam terbagi
kepada 2 hukum utama :
1. Bina’, yaitu keadaan dimana suatu kalimah tidak dapat mengalami perubahan
harakat akhir. Dan kalimah yang demikian disebut mabni, sehingga apapun
kondisi dan jabatannya (1) dalam suatu jumlah maka harakat akhirnya tidak
berubah.

Mana pena?

Dari mana kamu datang?

Maka dimana kalian akan duduk?

2. I’rab, yaitu keadaan dimana suatu kalimah dapat mengalami perubahan harakat
akhir. Dan kalimah yang demikian disebut mu’rab, sehingga kondisi dan
jabatannya dalam suatu jumlah sangat berpengaruh terhadap harakat akhirnya.

Ini rumah

Aku melihat sebuah rumah

Aku memandang ke sebuah rumah

__________________________________________

1. Seperti sudah dikenalkan pada poin ‘unsur penyusun jumlah’ dalam bab 1 buku ini mengenai
istilah-istilah atau nama-nama jabatan kalimah bahasa arab.
30
Ilmu Nahwu – Fokus I’rab
===============================================================================

 Contoh Aplikasi

1. Contoh kalimah mabni dalam ayat :

“dan Dia menjadikan aku orang yang


    
diberkahi dimana saja aku berada”
(Maryam : 31)
“pada hari itu manusia berkata : kemana
    
tempat berlari”
(al-Qiyamah : 10)
“maka kemanakah kalian akan pergi”
 
(at-Takwir : 26)

2. Contoh kalimah mu’rab dalam ayat :

“apakah kalian memerintahkan manusia


    
dengan kebaikan sementara kalian
melupakan diri kalian sendiri”

(al-Baqarah : 44)
“manusia itu (dahulunya) adalah satu
    
ummat, lalu Allah mengutus para nabi
sebagai pemberi kabar gembira dan
   
pembawa peringatan”
(al-Baqarah : 213)
“wahai Rabb kami, sungguh Engkaulah Yang
     
Mengumpulkan manusia pada hari yang
tidak ada keraguan padanya”
  
(Ali Imran : 9)
31
Bahasa Arab “sebarkan” 2
===============================================================================

MACAM BINA' I
________________________________________________

‫الدرس‬

 Pembagian Hukum Bina’


Hukum bina’ terbagi kepada 6 macam. Dan bila suatu kalimah berhukum mabni
dengan satu macam bina’ tertentu, ia tidak akan mabni dengan macam lainnya.
1. Mabni ‘ala as-sukun, yaitu kalimah yang senantiasa berharakat sukun pada huruf
terakhirnya.

Bahkan Belajarlah

Kalian Sedang masuk

2. Mabni ‘ala al-fathi, yaitu kalimah yang senantiasa berharakat fathah pada huruf
terakhirnya.

Marah Kemudian

Mereka Sedang makan

3. Mabni ‘ala adh-dhammi, yaitu kalimah yang senantiasa berharakat dhammah


pada huruf terakhirnya.

Kami Dimana

Bermusyawarah Sejak

4. Mabni ‘ala al-kasri, yaitu kalimah yang senantiasa berharakat kasrah pada huruf
terakhirnya.

Ini Milik

Mereka Kamu (pr)


32
Ilmu Nahwu – Fokus I’rab
===============================================================================

5. Mabni ‘ala hadzfin nuun, yaitu kalimah yang senantiasa dalam keadaan
hilangnya huruf nun di akhirnya. (1)

Menetaplah Tinggallah

Menetaplah Tinggallah

6. Mabni ‘ala hadzfil harfil ‘illah, yaitu kalimah yang senantiasa dalam keadaan
hilangnya huruf ‘illah di akhirnya. (2)

Menangislah Lemparlah

Bacalah Usahalah

 Contoh Aplikasi

1. Mabni ‘ala as-sukun

“salah seorang dari mereka berkata : berapa


      
lama kamu disini?”
(al-Kahfi : 19)
“betapa banyak mereka tinggalkan berupa
    
taman2 dan mata air”
(ad-Dukhan : 25)

__________________________________________

1. Kalimah misalnya, ia adalah fi’lul amr yang berasal dari fi’l mudhari’ ( lihat lagi
diktat ilmu sharaf tentang ‘cara membuat fi’lul amr’ ). Sehingga ia dikatakan mabni ‘ala hadzfin
nun lantaran sebelumnya terdapat huruf nun yang kemudian dibuang dari kalimah tersebut.
2. Kalimah misalnya, ia adalah fi’lul amr yang berasal dari fi’l mudhari’ yang memiliki
huruf ‘illah di akhirnya. Sehingga ia dikatakan mabni ‘ala hadzfil harfil ‘illah lantaran
sebelumnya terdapat huruf ‘illah yang kemudian dibuang dari kalimah tersebut.
33
Bahasa Arab “sebarkan” 2
===============================================================================

2. Mabni ‘ala al-fathi

“dan sungguh usahanya kelak akan


   
diperlihatkan” (an-Najm : 40)
“sungguh orang2 yang kafir terhadap ayat2 Kami
   
kelak akan Kami masukkan ke dalam neraka”
(an-Nisa’ : 56)
  

3. Mabni ‘ala adh-dhammi

“dan tidak ada suatu negri pun (yang durhaka)


    
melainkan Kami Yang Membinasakannya”
(al-Isra’ : 58)

“kamu tidak mengetahui tentang mereka
     
sedang Kami Mengetahui keadaan mereka
(yang sebenarnya)”
(at-Taubah : 101)

4. Mabni ‘ala al-kasri

“sungguh engkau termasuk orang2 yang


   
berbuat kesalahan” (Yusuf : 29)
“lalu tempuhlah jalan2 Rabbmu yang
    
dimudahkan bagimu” (an-Nahl : 69)

5. Mabni ‘ala hadzfin nuun

“berangkatlah kalian kepada fir’aun karena dia


    
telah melampaui batas” (Thaha : 43)
“Lalu Kami katakan : ‘berangkatlah kalian
   
kepada kaum … ‘” (al-Furqan : 36)
34
Ilmu Nahwu – Fokus I’rab
===============================================================================

6. Mabni ‘ala hadzfil harfil ‘illah

“serulah kepada jalan Rabbmu secara hikmah”


    
(an-Nahl : 125)
“mereka berkata : ‘mohonkan untuk kami
     
kepada Rabbmu agar Dia menjelaskan tentang
sapi itu’” (al-Baqarah : 70)
 

‫التدريبات‬

 Praktik
1. Bacalah ayat-ayat berikut lalu tentukanlah hukum kalimah dalam tabel antara
mabni atau mu’rab saja dengan melihat kepada pengulangan dalam penyebutan
yang ada pada surat !

   

               

              

   

   

            

              

            

 
35
Bahasa Arab “sebarkan” 2
===============================================================================

 

 

2. Berilah keterangan sederhana untuk tanda mabni sesuai macamnya seperti


contoh yang ada pada kalimah2 berikut !
36
Ilmu Nahwu – Fokus I’rab
===============================================================================

AL-MABNIYYAT I
_____________________________________________

‫الدرس‬

 Grup Kalimah Mabni


Diantara kosakata bahasa arab yang amat banyak, hanya terdapat sedikit kalimah
berhukum mabni bila berbanding dengan kalimah berhukum mu’rab. Dan mereka
dapat diklasifikasikan seperti keterangan berikut :

A. Kalimah Jenis Harf


Seluruh kalimah jenis harf berhukum mabni tanpa terkecuali.

B. Kalimah Jenis Fi’l


Tinjauan mabni untuk fi’l adalah dari segi pola kalimah :
1. Fi’l Madhi, seluruh fi’l madhi berhukum mabni tanpa terkecuali.

Tidur Melihat

Menangis Diketahui

2. Fi’lul Amr, seluruh fi’lul amr berhukum mabni tanpa terkecuali.

Usahalah Serulah

Puasalah Diamlah
37
Bahasa Arab “sebarkan” 2
===============================================================================

3. Fi’l Mudhari’, hanya fi’l mudhari’ yang bersambung dengan nun niswah atau
nun taukid yang berhukum mabni. Adapun selain mereka maka masuk dalam
grup kalimah mu’rab.

Benar2 diam Mengetahui

Benar2 usaha Menangis

C. Kalimah Jenis Ism


Adapun grup kalimah mabni dari jenis ism diantaranya (1) :
1. Ismu al-Isyarah, seluruhnya berhukum mabni kecuali beberapa.

2. Al-Ismul Maushul, seluruhnya berhukum mabni kecuali beberapa.

3. Ismu asy-Syarth (2), seluruhnya berhukum mabni kecuali beberapa.

Dimanapun Barang siapa

Walaupun Kapan saja

Siapapun

__________________________________________

1. Beberapa tidak saya ketengahkan disini mengingat kebutuhan.


2. Ism syarth merupakan diantara kelompok adawat syarth yang mereka berfungsi merangkai
suatu ungkapan berupa sebab akibat.
38
Ilmu Nahwu – Fokus I’rab
===============================================================================

4. Ismu al-Istifham (1), seluruhnya berhukum mabni kecuali beberapa.

Siapa Mana

Kapan Bagaimana

Berapa Apa

Apa

5. Dhamir, seluruhnya berhukum mabni tanpa terkecuali.

 Contoh Aplikasi
1. Harf mabni

“dan sabarlah menunggu ketetapan Rabbmu


   
karena sungguh kamu ada pada pengawasan
Kami, dan bertasbihlah dengan memuji Rabbmu
    
ketika bangun. Dan pada sebagian malam
bertasbihlah kepadaNya dan juga pada saat
terbenamnya bintang2”     
(ath-Thur : 48-49)
   

2. Fi’l yang mabni

“Yang Mengajari (manusia) dengan pena. Dia


    
Mengajari manusia apa yang tidak
diketahuinya”
    
(al-‘Alaq : 4-5)

__________________________________________

1. Ismul istifham adalah ‘kata tanya’.


39
Bahasa Arab “sebarkan” 2
===============================================================================

“akan dikatakan : ‘pergilah kalian kepada


    
apa yang kalian dustakan’. ‘pergilah kalian
kepada naungan (asap api neraka) yang
    
memiliki tiga cabang’”
(al-Mursalat : 29-30)
   
“niscaya kamu akan benar2 melihat neraka
   
jahim. Lalu kamu benar2 akan melihatnya
dengan mata yang yakin”
   
(at-Takatsur : 6-7)

3. Ism yang mabni

“mereka dalam keraguan antara itu (iman


    
atau kafir), tidak termasuk golongan mereka
(mukminin) dan juga tidak masuk golongan
    
lain (kafirin)”
(an-Nisa’ : 143)
“Yang menciptakan lalu menyempurnakan.
   
Dan Yang menentukan lalu memberi petunjuk”
(al-A’la : 2-3)
   
“maka siapa saja yang beramal seberat biji
    
zarrah berupa kebaikan dia akan melihatnya.
Dan siapa saja yang beramal seberat biji
    
zarrah berupa keburukan dia akan melihatnya”
(al-Zalzalah : 7-8)
   

“apa itu alqari’ah? Dan tahukah kamu apa itu


    
alqari’ah?”
(al-Qari’ah : 2-3)
  
“hanya kepadaMu kami beribadah dan hanya
  
kepadaMu kami memohon pertolongan”
(al-Fatihah : 5)
 
40
Ilmu Nahwu – Fokus I’rab
===============================================================================

 Praktik I’rab (1)


Mari belajar i’rab sederhana untuk al-mabniyyat

Umar tidur dalam kamar

Milik siapa ini pena ?

Usamah bersafar sejak 2 hari lalu

Hai para siswa, masuklah !

Aku akan benar-benar membaca ini buku

Telah dimakan apa yang di atas meja

Barangsiapa yang menanam dia akan menuai

Bertaqwalah kepada Allah !

Siapa namamu ?

__________________________________________

1. Istilah i’rab digunakan untuk 2 ma’na berbeda : Pertama adalah apa yang merupakan lawan dari
bina’. Dan kedua adalah apa yang dipraktikkan seperti dalam tabel di atas berupa menjabarkan
dan merinci tentang kalimah bahasa arab yang berada dalam jumlah satu per satu.
41
Bahasa Arab “sebarkan” 2
===============================================================================

‫التدريبات‬

 Teori
Benar (B) atau salah (S) pernyataan berikut ini ?
1. Seluruh kalimah jenis fi’l berhukum mabni tanpa terkecuali ( … )
2. Fi’l mudhari’ yang bersambung dengan nun taukid termasuk kalimah yang
berhukum mu’rab ( … )
3. Tidak ada kalimah mu’rab dari jenis harf ( … )
4. Grup kalimah mabni dari jenis ism hanyalah dhamir saja ( … )
5. Ism maushul dan ism istifham sebagian besar bahkan mayoritas adalah
berhukum mabni ( … )
6. Hukum Mabni terbagi kepada 6 macam ( … )
7. Bila suatu kalimah mabni dengan harakat tertentu maka sangat boleh untuk
mabni dengan harakat lain menyesuaikan jabatannya dalam suatu jumlah ( … )

 Praktik
1. Bacalah ayat-ayat dalam mushaf alquran juz ke-30, lalu carilah 1 buah kalimah
untuk setiap jenis kalimah mabni yang tertera pada tabel, dan lakukanlah
seperti contoh !

6
42
Ilmu Nahwu – Fokus I’rab
===============================================================================

2. Lakukan seperti contoh pada halaman sebelumnya untuk praktik i’rab berikut !

Daud berdiri di atas mimbar

Milik siapa tas ini ?

Hujan turun sejak 2 hari lalu

Hai para murid, belajarlah !

Aku akan benar2 masuk rumah itu

Muslim yang duduk itu …..

Apa itu safarjal ?

Walaupun banyak hartanya …..

Menangislah dan jangan tertawa !


43
Bahasa Arab “sebarkan” 2
===============================================================================

MACAM I’RAB I
_____________________________________________

‫الدرس‬

 Pembagian Hukum I’rab


Hukum i’rab terbagi kepada 4 macam. Dan suatu kalimah mu’rab dapat berubah
i’rabnya (sehingga berubah pula tanda bacanya) sesuai jabatannya dalam jumlah.
1. Marfu’, yaitu keadaan suatu kalimah mu’rab dengan harakat akhir dhammah.
2. Manshub, yaitu keadaan suatu kalimah mu’rab dengan harakat akhir fathah.
3. Majrur, yaitu keadaan suatu kalimah mu’rab dengan harakat akhir kasrah.
4. Majzum, yaitu keadaan suatu kalimah mu’rab dengan harakat akhir sukun.

Zaid

Membuka

Kemudian dari poin dan contoh tabel di atas, perlu diketahui bahwa :

a. Setiap definisi untuk keempat macam i’rab di atas adalah berdasarkan tanda
baca (harakat akhir) asli / asalnya untuk memudahkan pengenalan.
b. Kalimah mu’rab hanyalah dari jenis ism dan fi’l mudhari’ secara umum.
c. I’rab ism ada 3 macam tanpa majzum, dan fi’l juga ada 3 macam tanpa majrur.

 Contoh Aplikasi
1. Ism mu’rab

“Dialah Ar-Rahman, yang bersemayam di atas


   
‘arsy” (Thaha : 5)
“Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang”
 
(al-Fatihah : 3)
“yaitu orang yang takut kepada Ar-Rahman
   
sekalipun tidak kelihatan oleh dia, dan dia
datang dengan hati yang bertaubat”
  
(Qaf : 33)
44
Ilmu Nahwu – Fokus I’rab
===============================================================================

2. Fi’l mu’rab

“dan Allah mengetahui sedangkan kalian tidak


    
mengetahui” (al-Baqarah : 216)
“Yusuf berkata : yang demikian itu agar dia
    
(alaziz) mengetahui bahwa aku tidak
mengkhianatinya ketika dia tidak ada”

(Yusuf : 52)
“Dia mengajari manusia apa yang manusia
    
tidak mengetahuinya” (al-‘Alaq : 5)

 Praktik I’rab
Mari belajar i’rab sederhana untuk almu’rabat.

Zaid telah makan ikan

Umar berbicara kepada Zaid

Aku melihat kepada Zaid

Bapak sedang membuka pintu

Aku ingin agar dia membuka pintu

Zaid tidak membuka pintu

***
45
Bahasa Arab “sebarkan” 2
===============================================================================

‫التدريبات‬

 Teori
Berilah tanda ( x ) untuk pilihan jawaban yang tepat !
1. I’rab yang tidak berlaku untuk fi’l adalah ………
a. Manshub b. Majzum c. Majrur
2. I’rab marfu’ bertanda baca asal dengan harakat ……
a. Fathah b. Dhammah c. Kasrah
3. Harakat kasrah merupakan tanda asal untuk i’rab …….
a. Majrur b. Marfu’ c. Manshub
4. Yang tidak termasuk al-mu’rabat adalah kalimah berjenis …… secara
keseluruhan.
a. Ism b. Harf c. Fi’l

 Praktik
Lakukan seperti contoh pada halaman sebelumnya untuk praktik i’rab berikut !

Khalid berangkat menuju Syam

Umar mencopot Khalid (dari jabatan)

Umar mendoakan rahmat untuk Khalid

Pasukan memasuki benteng

Pimpinan itu ingin masuk benteng

Umar tidak masuk benteng


46
Ilmu Nahwu – Fokus I’rab
===============================================================================

TANDA-TANDA I’RAB I
_______________________________________________________

‫الدرس‬

 Mengenal Ragam Tanda I’rab


Disamping tanda baca asli, keempat macam i’rab memiliki tanda baca far’i
(pengganti/cabang). Dimana tanda2 tersebut digunakan sesuai jenis kalimah mu’rab
disamping menurut statusnya dalam jumlah mufidah. Maka pelajar perlu mengenal
dan menghafal ragam istilah (1) untuk kalimah mu’rab sehingga tampak baginya aplikasi
keseluruhan tanda i’rab baik asli maupun far’i pada setiap macam i’rabnya.

A. Istilah-Istilah Ism Mu’rab


1. Al-ismu al-mufrad, marfu’ dengan dhammah, manshub dengan fathah,
majrur dengan kasrah.

Buku

2. Al-ismu al-mutsanna, marfu’ dengan alif, manshub dengan ya’, majrur


dengan ya’.

2 pena

3. Jam’ at-taksir, marfu’ dengan dhammah, manshub dengan fathah, majrur


dengan kasrah.

Para murid
__________________________________________

1. Beberapa istilah sudah dapat difahami melalui penjelasan dalam bab 1 buku ini, Alhamdulillah.
47
Bahasa Arab “sebarkan” 2
===============================================================================

4. Jam’ al-mudzakkar as-salim, marfu’ dengan wawu, manshub dengan ya’,


majrur dengan ya’.

Para guru

5. Jam’ al-muannats as-salim, marfu’ dengan dhammah, manshub dengan


kasrah, majrur dengan kasrah.

Para perawat

6. Ism ghairu munsharif, marfu’ dengan dhammah, manshub dengan fathah,


majrur dengan fathah.

Yusuf

7. Al-asma’ al-khamsah (1), marfu’ dengan wawu, manshub dengan alif, majrur
dengan ya’.

Saudara ….

__________________________________________

1. Ini adalah kelompok ism-ism yang dikhususkan. Mereka adalah 5 buah ism berikut : , ,

, , dan .
48
Ilmu Nahwu – Fokus I’rab
===============================================================================

8. Ism manqush (1), marfu’ dengan dhammah muqaddarah, manshub dengan


fathah, majrur dengan kasrah muqaddarah (2).

Pengacara

9. Ism maqshur (3), marfu’ dengan dhammah muqaddarah, manshub dengan


fathah muqaddarah, majrur dengan kasrah muqaddarah.

Petunjuk

***

B. Istilah-Istilah Fi’l Mu’rab


1. Shahihul akhir, marfu’ dengan dhammah, manshub dengan fathah, majzum
dengan sukun.

Memukul

__________________________________________

1. Manqush adalah ism mu’rab dengan akhiran ya’ lazimah ( ) yang terletak setelah huruf
berharakat kasrah.
2. Harakat muqaddarah adalah harakat yang diperkirakan ada pada akhir kalimah.
3. Maqshur adalah ism mu’rab dengan akhiran alif lazimah ( ).
49
Bahasa Arab “sebarkan” 2
===============================================================================

2. Mu’tal akhir bil alif (1), marfu’ dengan dhammah muqaddarah, manshub
dengan fathah muqaddarah, majzum dengan buang huruf ‘illah.

Ridha

3. Mu’tal akhir bil waw, marfu’ dengan dhammah muqaddarah, manshub


dengan fathah, majzum dengan buang huruf ‘illah.

Menyeru

4. Mu’tal akhir bil ya’, marfu’ dengan dhammah muqaddarah, manshub dengan
fathah, majzum dengan buang huruf ‘illah.

Berjalan

__________________________________________

1. Mu’tal akhir bil alif, bil waw, dan bil ya’ adalah 3 macam fi’l mu’tallul akhir berdasarkan huruf
‘illah yang tiga.
50
Ilmu Nahwu – Fokus I’rab
===============================================================================

5. Al-amtsilah al-khamsah (1), marfu’ dengan tsubut an-nun (2), manshub


dengan hadzf an-nun (3), majzum dengan hadzf an-nun.

Duduk
(2orang)

***

__________________________________________

1. Atau al-af’al al-khamsah adalah fi’l mudhari’ dengan lima bentuk berikut : , ,

, , dan berdasarkan wazan masing-masing. Mereka dapat diketahui dalam


tashrif lughawy fi’l-fi’l mudhari’.
2. Tsubutun nun adalah tetap disebutkannya huruf nun yang menyertai fi’l.
3. Hadzfun nun adalah dibuangnya huruf nun yang sebelumnya menyertai fi’l.
51
Bahasa Arab “sebarkan” 2
===============================================================================

 Praktik I’rab
Mari belajar i’rab sederhana untuk almu’rabat dari ism dengan ragam jenis dan
tanda i’rabnya.

Zaid telah memotong dahan (itu)

Buku-buku (itu) telah dihafal

Sungguh kedua pohon (itu) berdaun

Aku ucapkan salam kepada para hadirin

Umar telah menyaksikan banyak penaklukan

Aku berjalan melewati Ahmad

Telah tiba bapakmu

Mufti itu sedang berusaha

Hidupnya pemuda adalah dengan ilmu dan taqwa


52
Ilmu Nahwu – Fokus I’rab
===============================================================================

Mari belajar i’rab sederhana untuk almu’rabat dari fi’l dengan ragam jenis dan tanda
i’rabnya.

Bakr sedang tidur

Allah tidak ridha kekufuran dari hamba-hambaNya

Kami menyeru kalian kepada islam

Aku ingin engkau melempar jumrah-jumrah

Dua siswa itu tidak duduk

****

‫التدريبات‬

 Teori
Benar (B) atau salah (S) pernyataan berikut ini ?
1. Apabila al-ismu al-mutsanna manshub, maka ia bertanda baca fathah ( … )
2. Tanda baca ya’ ( ‫ ) ي‬diantaranya terdapat pada i’rab majrur untuk ism jenis jam’
al-mudzakkar as-salim ( … )
3. Ism ghairu munsharif bertanda baca fathah baik tatkala majrur ataupun marfu’
(…)
4. Al-asma al-khamsah bertanda baca far’i pada seluruh macam i’rabnya ( … )
5. Tanda baca far’i bisa disimpulkan sebagai tanda baca yang menggantikan tanda
baca asli untuk masing-masing macam i’rab ( … )
53
Bahasa Arab “sebarkan” 2
===============================================================================

6. Hadzfun nun adalah tanda baca suatu i’rab dengan keadaan ditetapkannya
huruf nun dan tidak dibuang ( … )

 Praktik
1. Lengkapilah perubahan setiap jenis kalimah mu’rab yang ada untuk setiap
macam i’rabnya dengan tanda baca masing-masing seperti pada contoh ( lihat
juga contoh pada halaman-halaman sebelumnya ) !

10

11

12

13

14
54
Ilmu Nahwu – Fokus I’rab
===============================================================================

2. Lakukanlah seperti pada halaman sebelumnya untuk menjelaskan (meng-i’rab)


kalimah-kalimah mu’rab berikut !

Usamah telah memarkir mobil

Bapak memberi Zaid banyak uang

Dulu dua wanita itu adalah wanita yang cantik

Wahai amirul mukminin !

Aku mengendarai kuda beserta pepohonan

Ini celana panjang milik Ismail

Bapak mereka telah tiba dengan berjalan kaki

Ini buku-buku milik sang qadhi itu

Ini cara bagi warisan untuk al-gharqa


55
Bahasa Arab “sebarkan” 2
===============================================================================

Dan berikut pula dari jenis-jenis fi’l mu’rab, silahkan dipraktikkan !

_____ agar ruthab berjatuhan

Aku ingin agar engkau takut kepada Allah semata

Islam itu unggul (tinggi) dan tidak diungguli

Kamu belum niat secara benar

Mereka tidak menulis dan tidak akan menulis

Mereka itu sedang menulis

__ agar engkau perhatian terhadap bahasa fusha


56
Ilmu Nahwu – Fokus I’rab
===============================================================================

URGENSI DURUS NAHWU I


_______________________________________________________________

‫الدرس‬

 Haruskah Sesuai Kaedah ?

Apabila engkau mendengar atau membaca suatu kalimah seperti misalnya,


terkadang ia datang secara marfu’, namun bisa pula manshub, atau bahkan majrur.

Unta betina itu bunting

Aku memerah susu unta betina itu

Aku mendaki punuk unta betina itu

Pertanyaanya : Apakah marfu’nya kalimah tersebut pada jumlah pertama,


manshubnya pada jumlah kedua, serta majrurnya pada jumlah ketiga adalah merupakan
suatu perkara yang sudah ditentukan ?

Jawabannya : Tentu saja, sehingga siapa yang mengucapkannya berdasarkan kaedah


maka ucapannya dianggap benar. Sebaliknya, siapa yang menyelisihi kaedah dalam
ucapannya, maka ucapannya dianggap salah karena telah menyelisihi bahasa al-Quran,
bahasa as-Sunnah, dan kitab-kitab yang shahih, serta kalam orang-orang yang fasih.

 Apa Langkah Selanjutnya ?

Agar kalam seseorang dengan redaksi bahasa Arab sesuai kaedah bahasa al-Quran
dan selamat dari kesalahan, maka dia perlu mengenal tentang beberapa kaedah dan
landasan dasar dalam ilmu Nahwu.
57
Bahasa Arab “sebarkan” 2
===============================================================================

Karena umumnya kalimah bahasa arab memiliki tempat-tempat dan jabatan-jabatan


tertentu dalam jumlah yang menjadikannya harus terbaca dan dibaca secara marfu’,
manshub, atau majzum serta majrur.

Oleh karenanya, sebagaimana diketahui bahwa ism mu’rab dapat berpotensi marfu’,
manshub, dan majrur, demikian pula fi’l mu’rab dapat berpotensi marfu’, manshub, dan
majzum, maka selanjutnya kita wajib mengenal :

1. Pada jabatan dan kondisi apa saja suatu ism mu’rab dibaca marfu’, manshub atau
majrur ?
Yang dalam buku ini – insyaAllah – akan dibahas pada bab-bab berikut :
a. Bab 3 : Al-Majrurat (Jabatan-jabatan Ism Majrur)
b. Bab 4 : Al-Marfu’at (Jabatan-jabatan Ism Marfu’)
c. Bab 5 : Al-Manshubat (Jabatan-jabatan Ism Manshub)
2. Pada jabatan dan kondisi apa saja suatu fi’l mu’rab dibaca marfu’, manshub atau
majzum ?
Yang dalam buku ini – insyaAllah – akan dibahas pada bab :
a. Bab 6 : I’rab-I’rab Fi’l Mudhari’
3. Melengkapi pembahasan almu’rabat, buku ini diakhiri dengan 2 bab penting :
a. Bab 7 : At-Tawabi’ (Jabatan-jabatan kalimah pembonceng)
b. Bab 8 : I’rab Mahally (I’rab secara kedudukan tanpa lafazh)

Sehingga kita dapat mencapai tujuan yang diinginkan – insyaAllah – yaitu


“selamatnya kalam dari kesalahan”.
58
Ilmu Nahwu – Fokus I’rab
===============================================================================
59
Bahasa Arab “sebarkan” 2
===============================================================================

BAB 3

________________________________

AL MAJRURAT

________________________________

CAKUPAN MATERI :

 MAJRUR BIL HARF


 MAJRUR BIL IDHAFAH
60
Ilmu Nahwu – Fokus I’rab
===============================================================================
61
Bahasa Arab “sebarkan” 2
===============================================================================

MUQADDIMAH
Dalam membahas bab al-majrurat, setidaknya terdapat beberapa poin pembahasan
yang perlu untuk diingat kembali.

 Definisi Jar
Jar merupakan salah satu diantara 3 macam i’rab untuk ism. Dimana kalimah yang
berhukum jar disebut majrur. Dan inisial majrur adalah dengan harakat kasrah
sebagai tanda baca aslinya. (1)

 Kapan Ism Berhukum Majrur ?


Ism wajib berhukum majrur dalam suatu jumlah mufidah tatkala menjabat untuk
dua kedudukan berikut :
Majrur Bil Harfi
Mudhaf Ilaih
Dan sebagaimana diketahui bahwa kedua jabatan tersebut adalah termasuk
diantara kelompok “kalimat keterangan tambahan” yang mereka merupakan unsur
pelengkap untuk suatu jumlah mufidah. (2)

 Tanda Baca Turunan untuk Majrur


Selain harakat kasrah sebagai tanda baca aslinya, al-majrurat memiliki beberapa
tanda baca turunan, mereka adalah :
1. Huruf Ya’
2. Harakat Fathah
3. Kasrah Muqaddarah
Yang kesemuanya difungsikan menurut jenis atau bentuk ism majrur nya. (3)

__________________________________________

1. Lihat lagi poin bahasan ‘pembagian hukum i’rab’ pada bab 2 buku ini.
2. Lihat lagi poin bahasan ‘unsur penyusun jumlah’ pada bab 1 buku ini.
3. Lihat lagi sub bab bahasan ‘tanda-tanda i’rab’ pada bab 2 buku ini.
62
Ilmu Nahwu – Fokus I’rab
===============================================================================

MAJRUR BIL HARF I


_____________________________________________

‫الدرس‬

 Pengenalan
Majrur bil harfi atau biasa diistilahkan dengan sebutan ism majrur adalah kondisi
suatu ism yang telah didahului oleh salah satu dari huruf-huruf jar, sehingga ism
tersebut majrur dalam i’rabnya.

Zaid sudah sampai Kairo

Pak guru (itu) ada di kantor

 Grup Huruf Jarr


Adapun huruf-huruf jar tersebut adalah seperti keterangan berikut :

Demi (sumpah) Di dalam Dari

Demi (sumpah) Milik Sampai

Seperti Dengan Tentang

Hingga Di atas

 Contoh Aplikasi

“Dari golongan jin dan manusia”


  
(an-Nas : 6)
“hanya kepada Allah, kalian semua
   
dikembalikan”
(al-Maidah : 105)
“tentang berita yang amat besar”
  
(an-Naba’ : 2)
“dan shalat itu sungguh berat kecuali bagi
    
orang-orang yang khusyu’”
(al-Baqarah : 45)
63
Bahasa Arab “sebarkan” 2
===============================================================================

“dan di langit ada rizki kalian dan apa yang


    
dijanjikan untuk kalian” (adz-Dzariyat : 22)
“segala puji hanya milik Allah Rabb
   
semesta alam” (al-Fatihah : 2)
“dan telah Kami wajibkan atas mereka
     
bahwa nyawa (dibalas) dengan nyawa”
(al-Maidah : 45)
“kesejahteraan (pada malam itu) hingga
    
terbit fajar” (al-Qadr : 5)
“Qaaf, demi al-Quran yang mulia”
   
(Qaaf : 1)
“dia berkata : demi Allah, engkau hampir
    
saja mencelakanku” (ash-Shaffat : 56)
“seperti cairan tembaga, yang mendidih
   
dalam perut” (ad-Dukhan : 45)

 Praktik I’rab
Mari belajar i’rab sederhana untuk ism majrur bil harfi dengan ragam jenis dan tanda
i’rabnya.

Telah datang surat dari para mujahid

Umar telah sampai Makkah

Zaid sudah faham tentang isi materi

Aku ucapkan salam kepada qadhi (itu)


64
Ilmu Nahwu – Fokus I’rab
===============================================================================

Aku mendapati hadits ini dalam shahihain

Ma’had itu milik para siswa (itu)

Makan itu dengan tangan kanan

Demi Allah, 1 kesusahan tidak akan


mengalahkan 2 kemudahan

Demi Allah, kebenaran tidak akan sirna

Ilmu itu seperti cahaya, dan kebodohan


seperti kegelapan

Zaid makan ikan hingga kepalanya


65
Bahasa Arab “sebarkan” 2
===============================================================================

‫التدريبات‬

 Praktik
1. Bacalah ayat-ayat berikut dan carilah 4 buah ism majrur bil harfi (plus huruf jar
nya) lalu tuliskanlah ke dalam kotak yang tersedia seperti contoh !

   

              

            

2. Isilah titik-titik berikut dengan huruf jar yang tepat !

Bakr datang dari Jepang

Aku bertanya tentang sebuah kantong

Kucing (itu) di atas meja makan

Air (itu) di dalam bejana

Ahmad berjalan menuju laut

Zaid seperti singa

3. Lakukanlah seperti pada halaman sebelumnya untuk menjelaskan (meng-i’rab)


ism-ism majrur berikut setelah anda melengkapi harakat seluruh kalimah !

Aku menanyakan tentang si Sulaiman


66
Ilmu Nahwu – Fokus I’rab
===============================================================================

Aku hibahkan kepada saudaramu harta

Tak ada permusuhan kecuali terhadap


orang-orang yang berlaku dzalim

Ada seorang wanita yang masuk neraka


sebab kucing yang ditahannya

Aku mengiris dengan 2 buah pisau (itu)

Demi Allah, kebatilan tidak akan terangkat

Korban reruntuhan seperti korban


tenggelam dalam urusan waris

Hati para ulama merupakan bejana untuk


(menampung) ilmu
67
Bahasa Arab “sebarkan” 2
===============================================================================

MUDHAF ILAIH I
_____________________________________________

‫الدرس‬

 Pengenalan
Apabila suatu ism dinisbatkan kepada ism berikutnya maka itulah hukum idhafah.
Dan dari proses tersebut terbentuklah sebuah kata majemuk. Dimana ism pertama
disebut mudhaf, sedangkan ism kedua disebut mudhaf ilaih. Diantara keduanya, si
mudhaf ilaih lah yang wajib majrur dalam i’rab. Adapun mudhaf maka i’rabnya
kondisional menyesuaikan jabatan yang dimilikinya dalam jumlah terkait.

Ini rumah seorang lelaki

Aku pernah masuk rumah al-Amir (itu)

 Apa Yang Hilang dari Mudhaf ketika Idhafah ?


(1)
Bahasan ini melihat kepada ragam bentuk ism yang posisinya sebagai mudhaf .
Dimana apabila mudhaf berupa :
1. Ism mufrad, hilanglah ‘al’ atau tanwinnya.

Pena milik siswa (itu)

2. Jam’ut taksir, hilang pula ‘al’ atau tanwinnya.

Buku-buku milik pak guru


(itu)

__________________________________________

1. Fokuslah kepada ‘mudhaf’ dahulu pada poin ini, adapun mudhaf ilaih telah jelas urusannya.
68
Ilmu Nahwu – Fokus I’rab
===============================================================================

3. Jam’ al-muannats as-salim, hilang juga ‘al’ atau tanwinnya.

Buku-buku tulis milik


rektor (itu)

4. Al-ismu al-mutsanna, maka hilanglah ‘al’ dan nun miliknya.

2 buah lokal kelas milik


ma’had (itu)

5. Jam’ al-mudzakkar as-salim, hilanglah ‘al’ dan nun miliknya.

Para pendatang di kota


madinah

 Ma’na Idhafah
Ada 3 ma’na idhafah yang berbeda satu sama lain menurut hubungan mudhaf dan
mudhaf ilaih, yaitu :
1. Ma’na huruf jar , artinya ‘ .. berasal dari jenis .. ‘

2. Ma’na huruf jar , artinya ‘ .. pada saat / di dalam .. ‘

3. Ma’na huruf jar , artinya ‘ .. milik .. ‘

Baju sutra (baju dari sutra)

Shalat malam (shalat di waktu malam)

Kapal Nuh (kapal milik Nuh)

 Faedah Idhafah
Ada 2 buah faedah idhafah yang berbeda menurut jenis ism yang berposisi sebagai
mudhaf ilaih. Dimana apabila mudhaf ilaih berupa :
69
Bahasa Arab “sebarkan” 2
===============================================================================

1. Ism ma’rifah, kata majemuk yang dihasilkan bersifat ma’rifah (khusus).

Buku-buku milik pak guru (itu)

2. Ism nakirah, kata majemuk yang dihasilkan bersifat nakirah (umum), namun
terbatas untuk mudhaf ilaih saja.

Buku-buku milik pak guru

 Contoh Aplikasi

“sudah sampaikah berita kepadamu


   
tentang hari kiamat”
(al-Ghasyiyah : 1)
“sungguh hari keputusan adalah
    
sesuatu yang sudah ditentukan”
(an-Naba’ : 17)
“Yang Menguasai hari pembalasan”
  
(al-Fatihah : 4)
“yaitu lembaran-lembaran milik
  
Ibrahim dan Musa” (al-A’la : 19)
“tidakkah kau perhatikan bagaimana
      
Rabbmu menindak pasukan bergajah”
(al-Fil : 1)
“Hai dua penghuni penjara,”
 
(Yusuf : 39)

 Praktik I’rab
Mari belajar i’rab sederhana untuk ism majrur bil idhafah dengan ragam jenis dan
tanda i’rabnya.

Ini sinar mentari

Aku melihat benturan 2 buah mobil


70
Ilmu Nahwu – Fokus I’rab
===============================================================================

Aku suka bahasa percontohan

Aku memandang ke jejak para musafir

Aku mewejangi para pelamar pemudi2 itu

Aku menyembelih onta-onta Yusuf

Serigala memakan biri-biri bapakmu

Shalat merupakan tiang agama

Ketegasan termasuk wibawa seorang qadhi

Aku benci mengekor hawa nafsu

***

‫التدريبات‬

 Teori
Berilah tanda ( x ) untuk pilihan jawaban yang tepat !
1. Dalam rangkaian idhafah, i’rab mudhaf ilaih senantiasa …..
a. Kondisional b. majrur c. manshub
2. Dalam rangkaian idhafah, yang berhukum kondisional dalam i’rab adalah ….
a. Mudhaf b. mudhaf ilaih c. keduanya
71
Bahasa Arab “sebarkan” 2
===============================================================================

3. Apabila mudhaf dari suatu kata majemuk berjenis jam’ al-mudzakkar as-salim
maka hilanglah ….
a. Huruf nun b. huruf wawu c. tanwin
4. Yang bukan termasuk diantara ma’na idhafah ….
a. Ma’na b. ma’na c. ma’na
5. Apabila mudhaf ilaih berupa jam’ al-mudzakkar as-salim maka tanda bacanya ....
a. Kasrah b. ya’ c. fathah

 Praktik
1. Bacalah ayat-ayat berikut dan carilah 3 mudhaf ilaih (plus mudhaf-nya) lalu
tuliskanlah ke dalam kotak yang tersedia seperti contoh !

   

                 

         

   

2. Lakukanlah seperti pada halaman sebelumnya untuk menjelaskan (meng-i’rab)


mudhaf ilaih berikut setelah anda melengkapi harakat seluruh kalimah !

Aku masuk rumah kedua bersaudara (itu)

Zaid membuka gembok banyak pintu-pintu (itu)


72
Ilmu Nahwu – Fokus I’rab
===============================================================================

Aku melewati suami para muslimah (itu)

Aku menyembelih bebeknya Ahmad

Ini sepeda iparmu

Aku sudah sampai rumah pengacara

Bahasa arab adalah bahasa kaum muslimin

Aku menemui para pengrajin emas

Kemuliaan itu murah melakukan kebajigan

3. Hubungkan antara setiap dua buah ism berikut menjadi kata majemuk (idhafah) !

Sepeda milik seorang murid

Sepeda milik murid (itu)


73
Bahasa Arab “sebarkan” 2
===============================================================================

LATIHAN UMUM BAB AL-MAJRURAT

 Sempurnakan harakat untuk teks berikut, lalu garis atasi untuk majrur bil harfi dan
garis bawahi untuk majrur bil idhafah !

Mengharap Tauhid

Pahala Paling urgen

Mengharamkan Keselamatan

Lalai Neraka

Diadzab Datang

Dosa-dosa Memurnikan

Mengekalkan Merealisasikan
74
Ilmu Nahwu – Fokus I’rab
===============================================================================

 Lengkapilah harakat yang belum sempurna untuk kalimat-kalimat yang ada dan
i’rablah kalimah yang diinginkan !

‫ﷺ‬

Niat itu ada pada seluruh amalan

Niat itu tempatnya di hati

Niat itu asas diterimanya amalan2

Orang dibalas atas amalan2


mereka menurut niat masing2
75
Bahasa Arab “sebarkan” 2
===============================================================================

BAB 4

________________________________

AL MARFU’AT

________________________________

CAKUPAN MATERI :

 FA’IL
 NAIB FA’IL
 MUBTADA DAN KHABAR
 ISM KANA
 KHABAR INNA
76
Ilmu Nahwu – Fokus I’rab
===============================================================================
77
Bahasa Arab “sebarkan” 2
===============================================================================

MUQADDIMAH
Dalam membahas bab al-marfu’at, setidaknya terdapat beberapa poin pembahasan
yang perlu untuk diingat kembali.

 Definisi Raf’
Raf’ merupakan salah satu diantara 3 macam i’rab untuk ism. Dimana kalimah
yang berhukum raf’ disebut marfu’. Dan inisial marfu’ adalah dengan harakat
dhammah sebagai tanda baca aslinya. (1)

 Kapan Ism Berhukum Marfu’ ?


Ism wajib berhukum marfu’ dalam suatu jumlah mufidah tatkala menjabat untuk
enam kedudukan berikut :
Fa’il ( fi’l ma’lum + fail )
Naib Fa’il ( fi’l majhul + naib fail )
Mubtada’ dan Khabar ( mubtada’ + khabar )
Ismu kaana ( ismu kaana + khabar kaana )
Khabar inna ( ismu inna + khabar inna )
Dan sebagaimana diketahui bahwa keenam jabatan tersebut adalah termasuk
diantara kelompok “kalimat pokok dan inti” yang mereka merupakan unsur utama
dalam jumlah mufidah. (2)

 Tanda Baca Turunan untuk Marfu’


Selain harakat dhammah sebagai tanda baca aslinya, al-marfu’at pada ism
memiliki beberapa tanda baca turunan, mereka adalah :
1. Huruf Wawu
2. Huruf Alif
3. Dhammah Muqaddarah
Yang kesemuanya difungsikan menurut jenis atau bentuk ism marfu’ nya. (3)

__________________________________________

1. Lihat lagi poin bahasan ‘pembagian hukum i’rab’ pada bab 2 buku ini.
2. Lihat lagi poin bahasan ‘unsur penyusun jumlah’ pada bab 1 buku ini.
3. Lihat lagi sub bab bahasan ‘tanda-tanda i’rab’ pada bab 2 buku ini.
78
Ilmu Nahwu – Fokus I’rab
===============================================================================

FA’IL I
_____________________________________________

‫الدرس‬

 Pengenalan
Suatu ism, apabila didahului oleh fi’l ma’lum (kata kerja aktif) dan berperan sebagai
pelakunya, itulah yang disebut fa’il. Dan hukum fa’il dalam i’rab adalah marfu’.

Hujan turun dari langit

Fathimah duduk di atas kursi

 Kaidah dan Aturan Fa’il


Fa’il memiliki beberapa kaidah dan aturan yang berlaku, diantaranya :
1. Fa’il berhukum marfu’ dalam i’rabnya.

Insinyur (itu) sudah hadir

2. Fa’il senantiasa didahului oleh fi’lnya, dan fi’l tersebut berpola ma’lum (kata
kerja aktif).

Bakr sudah hafal al-Quran

3. Bila fa’il muannats maka fi’l muannats. Bila fa’il mudzakkar maka fi’l pun
mudzakkar.

Matahari telah terbit

Telah terbit bulan purnama


79
Bahasa Arab “sebarkan” 2
===============================================================================

4. Fi’l tetap mufrad walaupun fa’il berbentuk mutsanna atau jam’.

Telah datang seorang lelaki

Telah datang dua lelaki

Telah datang banyak lelaki

5. Setiap ada fi’l ma’lum, maka harus terdapat fa’il setelahnya. Sekalipun fi’l
tersebut dinafikan (negative), fi’l berada dalam jumlah ismiyyah, atau fa’ilnya
datang belakangan. Sehingga mustahil sebuah fi’l ma’lum kosong dari fa’il. (1)

Sa’id tidak sedang berdiri

Sa’id sedang berdiri

Sekarang Sa’id sedang berdiri

6. Diantara bentuk jumlah fi’liyyah adalah berunsurkan fi’l ma’lum dan fa’ilnya.

Para mujahid telah sukses

 Contoh Aplikasi

“dan Allah telah berfirman secara langsung


   
kepada Musa” (an-Nisa’ : 164)
“dan semua suara tunduk merendah kepada
  
Arrahman” (Thaha : 108)
“berkatalah dua lelaki dari mereka yang
    
bertaqwa” (al-Maidah : 23)
“telah beruntung orang-orang beriman”
  
(al-Mu’minun : 1)
“Allah tidak suka perbuatan terang2an
    
berupa perkataan buruk” (an-Nisa’ : 148)
__________________________________________

1. Poin ini akan jelas insyaAllah pada pembahasan-pembahasan berikutnya buku ini.
80
Ilmu Nahwu – Fokus I’rab
===============================================================================

 Praktik I’rab
Mari belajar i’rab sederhana untuk fa’il dengan ragam jenis dan tanda i’rabnya.

Zainab telah melahirkan seorang bayi

Bakr berdiri di depan jama’ah

Berlinang air kedua mata itu

Kaum muslimin (itu) sedang shalat

Para perawat (itu) masuk ruang kesehatan

Para Nabi telah membimbing manusia

Bapaknya Hindun sedang tiba

Telah kabur narapidana itu


81
Bahasa Arab “sebarkan” 2
===============================================================================

Waktu dhuha telah tiba

‫التدريبات‬

 Teori
Benar (B) atau salah (S) pernyataan berikut ini ?
1. Fa’il merupakan diantara jabatan pokok dan beri’rab marfu’ ( … )
2. Fa’il boleh didahului oleh fi’lnya dan tidak wajib ( … )
3. Fi’l yang mendahului fa’il adalah fi’l ma’lum ( … )
4. Fi’l dan fa’il harus sama jenis (mudzakkar/muannats nya) ( … )
5. Fi’l dan fa’il harus sama bilangan (mufrad/mutsanna/jam’ nya) ( … )
6. Setiap ada fi’l ma’lum, maka harus ada fa’il apapun keadaan jumlahnya ( … )

 Praktik
1. Bacalah ayat-ayat berikut dan carilah 3 fa’il (plus fi’l nya) lalu tuliskanlah ke
dalam kotak yang tersedia!

   

         

           

         

           
82
Ilmu Nahwu – Fokus I’rab
===============================================================================

2. Perbaikilah kesalahan yang ada menurut kaidah dan aturan fail serta fi’lnya,
kemudian terjemahkan ke dalam bahasa ibu kita seperti contoh !

Aisyah telah tidur

3. Lakukanlah seperti pada halaman sebelumnya untuk menjelaskan (meng-i’rab)


fa’il-fa’il berikut setelah anda melengkapi harakat seluruh kalimah, dan
perhatikan tanda baca turunan yang dimilikinya!

Mentari terbit dari timur

Telah saling temu dua dokter itu


83
Bahasa Arab “sebarkan” 2
===============================================================================

Para pasukan sudah hadir

Telah beruntung orang-orang beriman

Kapal-kapal telah berlayar

Kaum muslimat (itu) sedang berpuasa

Ibrahim telah mengangkat pondasi

Abu Hanifah berpendapat

Tongkat itu patah

Sang mufti telah menghadap


84
Ilmu Nahwu – Fokus I’rab
===============================================================================

NAIB FA’IL I
_____________________________________________

‫الدرس‬

 Pengenalan
Suatu ism, apabila didahului oleh fi’l majhul (kata kerja pasif) dan berperan sebagai
penderitanya, itulah yang disebut naib fa’il. Dan hukum naib fa’il dalam i’rab adalah
marfu’.

Madu (itu) telah diminum

Kaca (itu) telah dipecahkan

 Kaidah dan Aturan Naib Fa’il


Naib Fa’il memiliki beberapa kaidah dan aturan yang berlaku, diantaranya :
1. Naib Fa’il berhukum marfu’ dalam i’rabnya.

Jam (itu) telah dicuri

2. Naib Fa’il senantiasa didahului oleh fi’lnya, dan fi’l tersebut berpola majhul
(kata kerja pasif).

Al-Quran telah dihafal

3. Bila naib fa’il muannats maka fi’l muannats. Bila naib fa’il mudzakkar maka fi’l
pun mudzakkar.

Bu guru itu dikenal

Pak guru itu dikenal


85
Bahasa Arab “sebarkan” 2
===============================================================================

4. Fi’l tetap mufrad walaupun naib fa’il berbentuk mutsanna atau jam’.

Telah dimuliakan seorang lelaki

Telah dimuliakan dua lelaki

Telah dimuliakan banyak lelaki

5. Setiap ada fi’l majhul, maka harus terdapat naib fa’il setelahnya. Sekalipun fi’l
majhul tersebut dinafikan (negative), atau fi’l berada dalam jumlah ismiyyah,
atau naib fa’ilnya datang belakangan. Sehingga mustahil sebuah fi’l majhul
kosong dari naib fa’il.

Napi itu tidak sedang dipenjara

Napi itu sedang dipenjara

Hari ini Napi itu sedang dipenjara

6. Bentuk jumlah fi’liyyah yang lain adalah berunsurkan fi’l majhul dan naib
fa’ilnya.

Para mujahid (itu) telah ditolong

 Contoh Aplikasi

“apabila bumi diguncang dengan


   
seguncang2nya” (az-Zalzalah : 1)
Manusia dan jin diciptakan
untuk tujuan tauhid
“para pelaku dosa itu diketahui ..”
 
(Ar-Rahman : 41)
“apakah orang2 kafir itu diberi balasan
     
atas apa yang mereka perbuat ?”
(al-Muthaffifin : 36)
86
Ilmu Nahwu – Fokus I’rab
===============================================================================

 Praktik I’rab
Mari belajar i’rab sederhana untuk naib fa’il dengan ragam jenis dan tanda i’rabnya.

Bawang ditanam pada musim panas

Dua adzan terdengar pada hari Jum’at

Bebek itu telah disembelih

Orang-orang sholeh itu dimuliakan

Para ibu itu dihormati

Zainab dipukul dengan pakaian

Bapaknya fulan telah dibunuh


87
Bahasa Arab “sebarkan” 2
===============================================================================

Kesuksesan dicari dengan kesungguhan

Pengacara itu dikeluarkan dari aula

‫التدريبات‬

 Teori
Berilah tanda (x) untuk pilihan jawaban yang tepat !
1. Fi’l yang mendahului naib fa’il adalah fi’l ……
a. Majhul b. Ma’lum c. Mudhari’
2. Fi’l dan naib fa’il harus sama dalam ….. nya.
a. Jenis (tadzkir – ta’nits) b. Bilangan (tatsniyah, jam’) c.
Kedua2nya
3. Dapat disimpulkan bahwa kaidah dan aturan antara ……….... dan naib fail
terdapat disana banyak kemiripan.
a. Fail b. ism majrur c. mudhaf ilaih

 Praktik
1. Bacalah ayat-ayat berikut dan carilah 2 naib fa’il (plus fi’l majhul nya) lalu
tuliskanlah ke dalam kotak yang tersedia!

           

         

     


88
Ilmu Nahwu – Fokus I’rab
===============================================================================

2. Perbaikilah kesalahan yang ada menurut kaidah dan aturan naib fail serta fi’l
majhulnya, kemudian terjemahkan ke dalam bahasa ibu kita seperti contoh !

Soal itu telah dimengerti

Khutbah telah di ….…..

Gandum sedang di ……..

Pohon itu telah di ……….

Dua masjid sudah di ……..

Harta rampasan perang


sedang di …………..

3. Lakukanlah seperti pada halaman sebelumnya untuk menjelaskan (meng-i’rab)


naib fa’il berikut setelah anda melengkapi harakat seluruh kalimah, dan
perhatikan tanda baca turunan yang dimilikinya!

Negri Syam telah ditaklukkan

Orang-orang murtad telah dibunuh pada


masa Abu Bakar
89
Bahasa Arab “sebarkan” 2
===============================================================================

Kisra telah dikalahkan pada masa


Utsman

Umar diwafatkan dalam kesyahidan

Para syuhada Uhud dikubur dua kali

Dihalalkan dua jenis bangkai untuk kita

Bapak para jin telah dilaknat hingga hari


kiamat

Qadhi itu dipecat

Kebaikan-kebaikan terus dilakukan

Onta jantan itu dinahr dengan tombak


90
Ilmu Nahwu – Fokus I’rab
===============================================================================

MUBTADA’ & KHABAR I


_____________________________________________

‫الدرس‬

 Pengenalan
Mubtada’ adalah ism yang mengawali suatu jumlah ismiyyah. Sedangkan khabar
adalah apa yang menerangkan mubtada’ tersebut sehingga ma’na jumlah menjadi
sempurna. Dalam bahasa kita, lebih dikenal dengan istilah kalimat berpola “D+M”
(diterangkan menerangkan) untuk kata-kata penyusunnya.

Bulan (itu) bercahaya

Langit (itu) cerah

 Kaidah dan Aturan Mubtada’ Khabar


1. Setiap ada mubtada’, maka harus ada pula khabarnya.

Siswa (itu) rajin

2. Secara umum, mubtada adalah berupa ism ma’rifah.

Zaid (itu) orang yang mujtahid

Kereta (itu) cepat

Pintu-pintu surga (itu) ada delapan 1

__________________________________________

1. Idhafah kepada ma’rifah adalah termasuk diantara kelompok ism ma’rifah, selain yang
disebutkan pada bab 1 buku ini poin ‘pembagian ism’.
91
Bahasa Arab “sebarkan” 2
===============================================================================

3. Mubtada’ dan khabar merupakan dua jabatan yang marfu’ dalam i’rab.

Agama (itu) mudah

4. Mubtada’ khabar memiliki kesamaan dalam bilangan (mufrad, mutsanna, jam’).

Orang alim (itu) dimuliakan

Dua orang alim (itu) dimuliakan

Para ulama’ (itu) dimuliakan

5. Secara umum, mubtada’ dan khabar memiliki kesamaan dalam jenis


(mudzakkar dan muannatsnya).

Kebun (itu) berbuah

Taman (itu) berbunga

6. Diantara pola susunan jumlah ismiyyah adalah bila berunsurkan mubtada’ serta
khabarnya, selama tidak ada kalimah lain yang mempengaruhi keduanya.

Buku (itu) berfaedah

 Praktik I’rab
Mari belajar i’rab sederhana untuk mubtada dan khabar berikut dengan ragam jenis
dan tanda i’rabnya.

Kebodohan (itu) berbahaya


92
Ilmu Nahwu – Fokus I’rab
===============================================================================

Manusia dan jin (itu) diberi beban (syariat)

Para tamu (itu) dimuliakan

Kaum muslimin (itu) sukses

Kaum muslimat (itu) (rajin) berpuasa

Yusuf (itu) lelaki sholih

Abu Hanifah (itu) imam para fuqaha’

Ketinggian (itu) dicari

Pengacara (itu) dipenjara


93
Bahasa Arab “sebarkan” 2
===============================================================================

Mencela seorang muslim (itu) kefasikan

Bahasa Arab (itu) bahasa kaum muslimin

***

‫التدريبات‬

 Teori
Benar (B) atau salah (S) pernyataan berikut ini ?
1. Dimana ada mubtada’, disitu ada khabar ( … )
2. Bila mubtada’ marfu’, maka khabarnya boleh manshub dan majrur ( … )
3. Bila mubtada’ mufrad, maka khabar pun mufrad ( .. )
4. Dasarnya, khabar akan menyesuaikan terhadap mubtada’nya dalam jenis dan
bilangan ( … )
5. Jumlah fi’liyyah diantaranya apa yang berunsurkan mubtada’ dan khabar ( … )
94
Ilmu Nahwu – Fokus I’rab
===============================================================================

 Praktik
1. Perbaikilah kesalahan yang ada menurut kaidah dan aturan mubtada’ khabar,
kemudian terjemahkan ke dalam bahasa ibu kita seperti contoh !

Lelaki (itu) gemuk

2. Lakukanlah seperti pada halaman sebelumnya untuk menjelaskan (meng-i’rab)


mubtada’ dan khabar berikut setelah anda melengkapi harakat seluruh kalimah,
dan perhatikan tanda baca turunan yang dimilikinya!

Wanita (itu) cantik (alami)

Dua kota (itu) besar


95
Bahasa Arab “sebarkan” 2
===============================================================================

Bintang-bintang (itu) tertutup di siang hari

Orang-orang kafir (itu) pelaku kezhaliman

Kaum mukminah (itu) penyabar

Yusuf (itu) saudara kalian

Para ulama (itu) pewaris para Nabi

Pintu-pintu Neraka (itu) ada tujuh

***
96
Ilmu Nahwu – Fokus I’rab
===============================================================================

‫التتمة‬
(1)
 Macam-Macam Khabar
A. Shifah dan Ghairu Shifah
Dari segi fungsi, khabar terbagi kepada :
1. Khabar Shifah, yaitu khabar yang menerangkan mubtada’ sekaligus
mensifati. Khabar ini berlaku padanya kaidah “sama jenis” bersama
mubtada’nya.

Bulan (itu) bercahaya

Mentari (itu) bersinar

Onta jantan (itu) besar

Onta betina (itu) besar

2. Khabar Ghairu Shifah, yaitu khabar yang menerangkan mubtada’ tanpa


mensifati. Khabar ini boleh lepas dari kaidah “sama jenis” terhadap
mubtada’nya.

Shalat (itu) cahaya

Puasa (itu) perisai

Perang (itu) tipuan

Haji (itu) (puncaknya) Arafah

Surga (itu) ada, dan Neraka (itu) ada

Safar (itu) sepotong dari adzab

__________________________________________

1. Mengingat banyaknya aplikasi dalam al-Quran maupun as-Sunnah daripada bentuk khabar yang
beragam, poin ini sengaja kami ketengahkan dalam diktat agar menjadi faedah bagi pembaca.
97
Bahasa Arab “sebarkan” 2
===============================================================================

B. Mufrad, Jumlah, Syibh Jumlah


Dari segi bentuk dan susunan, khabar terbagi kepada : (1)
1. Khabar Mufrad, khabar berupa kalimah tunggal / kata majemuk (idhafah).

Ilmu (itu) bermanfaat

Al-Quran (itu) firman Allah

Seorang muslim (itu) saudara muslim lainnya

2. Khabar Jumlah, yaitu khabar berupa jumlah ismiyyah atau jumlah fi’liyyah.
Khabar seperti ini memiliki dhamir yang mengikat kepada mubtada’ utama.

Sabar (itu) ujungnya manis

Marah (itu) ujungnya pahit

Maksiat (itu) menyesal pelakunya

Ahmad sedang tidur

Murid-murid (itu) sedang duduk

3. Khabar Syibh Jumlah, yaitu khabar berupa jar majrur atau zharaf (2).

Zaid di dalam kantor

Adu domba termasuk hal tercela

Rasa malu termasuk keimanan

Umar di depan kantor

Witir (itu) setelah ‘isya

__________________________________________

1. I’rab khabar mufrad telah jelas pada awal bahasan mubtada khabar ini. Sedangkan i’rab khabar
jumlah serta syibh jumlah akan jelas insyaAllah pada bab ke-8 buku ini tentang i’rab mahally.
2. Zharaf adalah keterangan tempat atau waktu.
98
Ilmu Nahwu – Fokus I’rab
===============================================================================

‫التدريبات الثانية‬

 Praktik
Tentukan khabar dalam jumlah berikut dengan menggaris bawahi dan sebutkan
macam khabarnya menurut bentuk dan susunan isinya, kemudian terjemahkan ke
dalam bahasa ibu kita, seperti contoh yang ada !

Benteng (itu) pintunya besar

Para guru (itu) menaiki kuda

Siswa (itu) cerdas

Susu (itu) sedang diminum

Ilmu (itu) di dalam dada

Tawaf (itu) di sekitar Ka’bah

Para siswi (itu) telah ……….

Bus (itu) jendela2nya …………..

Ikan-ikan di dalam …………..

Dua lelaki (itu) pemilik …………

Adzan (itu) sebelum …………

……….. (itu) membuat tertawa


99
Bahasa Arab “sebarkan” 2
===============================================================================

ISM KAANA ‘DSS’ I


______________________________________________________

‫الدرس‬

 Pengenalan
Ism kaana ‘dss’ (1) adalah kondisi suatu ism yang telah didahului oleh salah satu dari
fi’l-fi’l nasikh naqish ( yaitu dan saudara-saudaranya ), dan ism kaana ‘dss’
berhukum marfu’ dalam i’rab.

Bulan (itu) menjadi bercahaya

Langit (itu) cerah sesiangan

 Grup Fi’l-Fi’l Nasikh Naqish


Adapun fi’l-fi’l nasikh naqish tersebut adalah seperti keterangan berikut :

Sedari Dulu, Dulunya, (Menjadi), (Adalah)

Selama Siang (Menjadi) Berubah (Menjadi)

Saat Sore (Menjadi) Saat Pagi (Menjadi)

Semalaman (Menjadi) Saat Dhuha (Menjadi)

Senantiasa (ada) Senantiasa (ada)

Senantiasa (ada) Senantiasa (ada)

Bukan Selama …

__________________________________________

1. Dss = dan saudara-saudaranya, maksutnya kolega


100
Ilmu Nahwu – Fokus I’rab
===============================================================================

 Contoh Aplikasi

Hujan (itu) menjadi deras

Taman (itu) menjadi berbunga

Di pagi, siswa (itu) menjadi rajin

Di dhuha, budak (itu) menjadi tuan

Sesiangan angin (itu) berhembus

Di sore, para pekerja (itu) istirahat

Pendengki (itu) bermalam dengan galau

Kebenaran akan terus tertolong

Kebatilan akan terus terkalahkan

Para ibu akan senantiasa dihormati

Akan terus ada kelompok yang beriltizam


dengan sunnah
Suatu kaum tidak akan beruntung selama
pimpinannya seorang wanita
Zaid (itu) bukan seorang insinyur

 Kaidah dan Aturan Ism Kaana ‘Dss’


1. Jabatan ism kaana ‘dss’ asalnya adalah mubtada. Namun fi’l-fi’l nasikh
berpengaruh dalam merubah jabatan mubtada menjadi ism kaana ‘dss’,
walaupun dalam i’rab ism kaana ‘dss’ tetap saja marfu’.

Siswa (itu) rajin

Siswa (itu) dulunya rajin


101
Bahasa Arab “sebarkan” 2
===============================================================================

2. Kaana ‘dss’ juga sebagai fi’l naqish. Artinya sempurnanya ma’na suatu jumlah
yang mereka awali, apabila terdapat ism kaana ‘dss’ dengan diikuti khabar
kaana ‘dss’. Sehingga dimana ada ism kaana ‘dss’, disitu ada pula khabar kaana
‘dss’. (1)

Orang alim (itu) menjadi mujtahid

3. Selain dalam hal i’rab, ism kaana ‘dss’ juga menyerupai mubtada dalam
beberapa hal, diantaranya :
a. Secara mayoritas, ism kaana ‘dss’ adalah ma’rifah.

Zaid di pagi hari menjadi guru

b. Diikuti oleh khabar kaana ‘dss’ dalam jenisnya.

Di sore hari kebun (itu) menjadi berbuah

Di sore hari taman (itu) menjadi berbunga

c. Diikuti oleh khabar kaana ‘dss’ dalam bilangannya.

Alim (itu) senantiasa dimulyakan

Dua alim (itu) senantiasa dimulyakan

Para ulama (itu) senantiasa dimulyakan

__________________________________________

1. Dan seperti pada contoh jumlah dalam tabel di atas, tampak bahwa khabar kaana ‘dss’ adalah
manshub dalam i’rab. Maka bahasan ini akan terulang lagi insyaAllah pada bab ke-5 buku ini
tentang al-manshubat.
102
Ilmu Nahwu – Fokus I’rab
===============================================================================

4. Oleh karena kaana ‘dss’ adalah kalimah berjenis fi’l, maka jumlah yang diawali
oleh mereka tergolong kepada jumlah fi’liyyah.

Buku (itu) sedari dulu berfaedah

5. Sehingga kaana ‘dss’ akan menyesuaikan terhadap ism-ism nya dalam hal jenis
tanpa bilangan, layaknya fi’l terhadap fa’ilnya.

Guru (itu) adalah seorang penyabar

Dua guru (itu) adalah penyabar

Bu guru (itu) adalah seorang penyabar

Para guru (itu) adalah orang2 yang sabar

***

 Praktik I’rab
Mari belajar i’rab sederhana untuk ism kaana berikut serta fi’l-fi’l nasikh nya dengan
ragam jenis dan tanda i’rabnya.

Unta (itu) menjadi berpelana

Dua pohon (itu) menjadi berdaun

Para pekerja (itu) berpagi dengan segera


103
Bahasa Arab “sebarkan” 2
===============================================================================

Ahmad berdhuha menjadi pedagang

Para guru (itu) bersore dengan lelah

Anak2 perempuan bermalam dengan dipingit

Kebenaran masih terus tertolong

Hijrah (itu) masih terus ada (berlaku)

Si alim (itu) bukan orang jahil

***
104
Ilmu Nahwu – Fokus I’rab
===============================================================================

‫التدريبات‬

 Teori
Benar (B) atau salah (S) pernyataan berikut ?
1. Kaana ‘dss’ adalah kelompok fi’l-fi’l naqish bukan nasikh ( … )
2. Mubtada ber-awalan kaana ‘dss’ berubah jabatan menjadi ism kaana ‘dss’ ( … )
3. Dimana ada ism kaana ‘dss’, disitu ada khabar mubtada ( … )
4. Setiap jumlah yang diawali oleh kaana ‘dss’ tergolong jumlah ismiyyah ( … )
5. Fi’l-fi’l naqish nasikh berlaku ‘sama jenis’ terhadap ism-ism nya ( … )

 Praktik
1. Isilah titik-titik dengan fi’l-fi’l naqish nasikh sesuai ma’na terjemahnya !

Air (itu) berubah menjadi es

Di pagi hari, Zaid adalah seorang penjual

Pengkhianat (itu) bermalam menjadi pengecut

Ilmu masih akan terus dicari

Serigala bukan hewan tunggangan

2. Perbaikilah kesalahan yang ada menurut kaidah dan aturan fi’l nasikh terhadap
ism-ism nya, kemudian terjemahkan ke dalam bahasa ibu kita seperti contoh !

Kebun (itu) menjadi berbuah

……………………………. orang
sibuk
……………………………………
bekerja
……………………………………….
Guru
…………………………………… orang
taat
……………………………………….
kaya
105
Bahasa Arab “sebarkan” 2
===============================================================================

3. Lakukanlah seperti pada halaman sebelumnya untuk menjelaskan (meng-i’rab)


ism kaana ‘dss’ berikut serta fi’l-fi’l nya setelah anda melengkapi harakat seluruh
kalimah, dan perhatikan tanda baca turunan yang dimilikinya!

Taman (itu) menjadi berbunga

Dua siswa (itu) berpagi dengan rajin

Sesiangan angin menjadi bergerak

Di sore, para guru (itu) menjadi lelah

Wanita-wanita yang berpuasa (itu) bermalam


dengan bersyukur

Bapakmu masih hidup

Napi (itu) bukan seorang pendusta


106
Ilmu Nahwu – Fokus I’rab
===============================================================================

KHABAR INNA ‘DSS’ I


______________________________________________________

‫الدرس‬

 Pengenalan
Khabar inna ‘dss’ adalah kondisi khabar dalam suatu jumlah ismiyyah yang telah
didahului oleh harf-harf nasikh (yaitu dan saudara-saudaranya) dan khabar inna ‘dss’
berhukum marfu’ dalam i’rab.

Sungguh bulan (itu) bercahaya

Semoga langit (itu) cerah

 Grup Harf-Harf Nasikh


Adapun harf-harf nasikh tersebut adalah sebagaimana berikut :

Akan tetapi, namun Sungguh, bahwa

Semoga (dekat) Sungguh, bahwa

Semoga (andai) Seakan-akan,


sepertinya

 Contoh Aplikasi

Sungguh hujan (itu) deras

Aku tahu bahwa taman (itu) berbunga

Seakan Zaid seekor singa

Zaid (itu) gemuk, tetapi anaknya kurus

Semoga matahari terlihat

Andai kota Madinah (itu) dekat


107
Bahasa Arab “sebarkan” 2
===============================================================================

 Kaidah dan Aturan Khabar Inna ‘dss’


1. Inna ‘dss’ memiliki pengaruh terhadap mubtada khabar dalam hal merubah
jabatan dan i’rab layaknya kaana ‘dss’. Namun pengaruh mereka saling
‘berlawanan’ seperti tampak pada penjelasan berikut ini.

Siswa (itu) rajin

Siswa (itu) dulunya rajin

Sungguh siswa (itu) rajin


1

2. Inna ‘dss’ adalah kalimah berjenis harf. Dan jumlah yang mereka awali tetap
tergolong sebagai jumlah ismiyyah.

Sungguh buku (itu) berfaidah

***

__________________________________________

1. Tampak bahwa ism inna ‘dss’ adalah manshub dalam i’rab. Maka bahasan ini juga akan terulang
insyaAllah pada bab ke-5 buku ini tentang al-manshubat
108
Ilmu Nahwu – Fokus I’rab
===============================================================================

 Praktik I’rab
Mari belajar i’rab sederhana untuk khabar inna berikut serta harf-harf nasikh nya.

Sungguh mudir (itu) hadir

Aku tahu bahwa para guru laki-laki (itu) hadir

Tetapi para guru wanita (itu) tidak tampak

Sepertinya Khadijah sakit

Semoga Zainab sehat

Andai masa kanak-kanak kembali

Sungguh dua kapal (itu) berlayar


109
Bahasa Arab “sebarkan” 2
===============================================================================

‫التدريبات‬

 Teori
Berilah tanda (x) untuk pilihan jawaban yang tepat !
1. Yang bukan termasuk grup harf-harf nasikh adalah ……
a. dan b. dan c. dan
2. Khabar suatu mubtada’ yang telah diawali oleh inna ‘dss’ berubah jabatan
menjadi ….
a. Khabar kaana ‘dss’ b. khabar inna ‘dss’ c. khabar untuk mubtada
3. Jumlah yang diawali oleh inna ‘dss’ adalah tergolong jumlah ….
a. Harfiyyah b. ismiyyah c. fi’liyyah

 Praktik
1. Isilah titik-titik dengan harf-harf nasikh sesuai ma’na terjemahnya !

Akan tetapi kolam (itu) penuh

Sungguh agama (ini) mudah

Semoga kemenangan (itu) dekat

Andai manusia bersepakat

Seakan-akan sanad (itu) nasab

2. Lakukanlah seperti pada halaman sebelumnya untuk menjelaskan (meng-i’rab)


khabar inna ‘dss’ berikut serta harf-harf nya setelah anda melengkapi harakat
seluruh kalimah, dan perhatikan tanda baca turunan yang dimilikinya!

Sungguh kebatilan (itu) musnah


110
Ilmu Nahwu – Fokus I’rab
===============================================================================

Aku tahu bahwa para siswa (itu) bersafar

Seakan dua punuk onta (itu) dua buah


gunung

Semut (itu) kecil, tetapi badannya kuat

Semoga para istri (itu) wanita2 shalihah

Andai negri Hijaz dekat

***
111
Bahasa Arab “sebarkan” 2
===============================================================================

LATIHAN UMUM BAB AL-MARFU’AT

 Carilah dan kelompokkan al-marfu’at yang terdapat dalam kumpulan jumlah berikut
ke dalam tabel setelah menyempurnakan syakal !

***
112
Ilmu Nahwu – Fokus I’rab
===============================================================================
113
Bahasa Arab “sebarkan” 2
===============================================================================

BAB 5

________________________________

AL MANSHUBAT

________________________________

CAKUPAN MATERI :

 MAF’UL BIH
 MAF’UL MUTHLAQ
 MAF’UL FIH
 MAF’UL LI AJLIH
 MAF’UL MA’AH
 MUSTATSNA BI ILLA
 HAAL
 KHABAR KANA
 ISM INNA
 TAMYIZ
 MUNADA
114
Ilmu Nahwu – Fokus I’rab
===============================================================================
115
Bahasa Arab “sebarkan” 2
===============================================================================

MUQADDIMAH
Dalam membahas bab al-manshubat, setidaknya terdapat beberapa poin pembahasan
yang perlu untuk diingat kembali.

 Definisi Nashb
Nashb merupakan salah satu diantara 3 macam i’rab untuk ism. Dimana kalimah
yang berhukum nashb disebut manshub. Dan inisial manshub adalah dengan
harakat fathah sebagai tanda baca aslinya. (1)

 Kapan Ism Berhukum Manshub ?


Ism wajib berhukum manshub dalam suatu jumlah mufidah tatkala menjabat
untuk sebelas kedudukan berikut :
Maf’ul bih - Maf’ul muthlaq - Maf’ul fih - Maf’ul lahu - Maf’ul ma’ah
Khabar kaana ( ismu kaana + khabar kaana )
Ism inna ( ismu inna + khabar inna )
Mustatsna bi illa – Haal – Tamyiz - Munada
Dan sebagaimana diketahui bahwa jabatan-jabatan di atas adalah termasuk
diantara kelompok “kalimat-kalimat keterangan” yang mereka merupakan unsur
pelengkap untuk suatu jumlah mufidah, kecuali khabar kaana dan ism inna karena
keduanya tergolong “kalimat inti” yang merupakan unsur pokok jumlah mufidah. (2)

 Tanda Baca Turunan untuk Manshub


Selain harakat fathah sebagai tanda baca aslinya, al-manshubat pada ism memiliki
beberapa tanda baca turunan, mereka adalah :
1. Huruf Ya’
2. Huruf Alif
3. Harakat Kasrah
4. Fathah Muqaddarah
Yang kesemuanya difungsikan menurut jenis atau bentuk ism manshub nya. (3)

__________________________________________

1. Lihat lagi poin bahasan ‘pembagian hukum i’rab’ pada bab 2 buku ini.
2. Lihat lagi poin bahasan ‘unsur penyusun jumlah’ pada bab 1 buku ini.
3. Lihat lagi sub bab bahasan ‘tanda-tanda i’rab’ pada bab 2 buku ini.
116
Ilmu Nahwu – Fokus I’rab
===============================================================================

MAF’UL BIH I
_____________________________________________

‫الدرس‬

 Pengenalan
Maf’ul bih adalah ism yang berperan sebagai objek dari suatu perbuatan oleh
fa’ilnya. Dan hukum maf’ul bih adalah manshub dalam i’rab.

Zaid telah hafal pelajaran (itu)

Aisyah telah hafal al-Quran

 Kaidah dan Aturan Maf’ul Bih


Maf’ul bih memiliki beberapa kaidah dan aturan yang berlaku, diantaranya :
1. Maf’ul bih berhukum manshub dalam i’rab.

Zaid telah membeli sebuah rumah

2. Fi’l yang butuh kepada maf’ul bih adalah termasuk kelompok fi’l muta’addy
yang mereka berfungsi tanpa menggunakan kata bantu, tidak seperti fi’l lazim.

Zaid telah memetik bunga mawar

Zaid telah duduk di atas mimbar

3. Boleh jadi maf’ul bih disebutkan walaupun fi’lnya dinafikan (kalimat negative).

Zaid tidak memukul Ali


117
Bahasa Arab “sebarkan” 2
===============================================================================

4. Maf’ul bih dan naib fail adalah sama-sama sebagai penderita perbuatan. Tetapi
keduanya berbeda dari sisi i’rab serta keberadaan fa’il.

Zaid telah makan ikan (itu)

Ikan (itu) telah dimakan

5. Maf’ul bih dapat berjumlah lebih dari satu dalam suatu jumlah, hal ini melihat
kepada kebutuhan fi’l muta’addy terhadap objeknya.

Zaid telah memberi si fakir sekeping dinar

6. Maf’ul bih boleh saja mendahului fa’il. Bahkan terkadang mendahului fa’il
sekaligus fi’lnya.

Telah menulis pelajaran si Zaid

Pelajaran sudah kutulis

 Contoh Aplikasi

“dan Dawud telah membunuh Jalut”


  
(al-Baqarah : 251)
“dan mereka mendatangi ayah mereka”
 
(Yusuf : 16)
“sungguh Allah tidak menyukai orang-orang
    
yang congkak” (al-Qashash : 76)
“dan Allah telah menjadikan Ibrahim
   
sebagai kekasih” (an-Nisa’ : 125)
118
Ilmu Nahwu – Fokus I’rab
===============================================================================

 Praktik I’rab
Mari belajar i’rab sederhana untuk maf’ul bih dengan ragam tanda i’rabnya.

Siswa (itu) menuntut ilmu

Allah telah menciptakan manusia dan jin

Allah tidak mencintai orang-orang yang


berbuat dzalim

Manusia tidak senang terhadap


pengkhianat

Amir memberi kaum mukminat banyak


hadiah

Zaid telah hafal banyak matan

Aku memulyakan bapaknya Zaid

Zaid telah memukul pemuda (itu)


119
Bahasa Arab “sebarkan” 2
===============================================================================

Polisi memasukkan napi ke dalam penjara

***

‫التدريبات‬

 Teori
Benar (B) atau salah (S) pernyataan berikut ?
1. Maf’ul bih termasuk jabatan ism yang manshub dalam i’rab ( … )
2. Maf’ul bih disebutkan untuk fi’l-fi’l muta’addy ( … )
3. Maf’ul bih memiliki kesamaan terhadap naib fail dalam banyak kaidah dan
ketentuan ( … )
4. Apabila fi’l dinafikan, maka tidak berlaku adanya maf’ul bih ( … )

 Praktik
1. Isilah titik-titik berikut dengan maf’ul bih yang sesuai dengan kebutuhan ma’na
fi’l yang dilakukan oleh fa’il dengan memilih dari dalam kotak ! (gunakan bantuan
kamus)
120
Ilmu Nahwu – Fokus I’rab
===============================================================================

2. Ubahlah jumlah berikut kepada tarkib yang berbeda seperti contoh menurut
rumusan tarkib yang tertera di baris pertama tabel dengan tetap memperhatikan
kaidah, kemudian terjemahkanlah ke dalam bahasa ibu kita !

Kelinci telah dimakan Musang telah makan kelinci

Zaid telah memulyakan para


tamu
2

Orang kepercayaan (itu) disukai

Ali telah menulis surat

Orang-orang musyrik (itu) telah


dibunuh
5

Aisyah telah hafal al-Quran

Madu (itu) tidak diminum

3. I’rablah maf’ul bih berikut setelah anda melengkapi harakat seluruh kalimah, dan
perhatikan tanda baca turunan yang dimilikinya!

Siswa (itu) meninggalkan kejahilan


121
Bahasa Arab “sebarkan” 2
===============================================================================

Mahmud telah menulis dua buah hadits

Allah tidak suka kepada orang-orang sombong

Manusia benci kepada tukang adu domba

Syaikh (itu) memulyakan para wanita yang


berpuasa

Umar telah hafal banyak pelajaran

Said berbicara kepada Abu Zainab

Bapakmu membeli sebuah tongkat

Qadhi (itu) memukul pengacara


122
Ilmu Nahwu – Fokus I’rab
===============================================================================

MAF’UL MUTHLAQ I
_____________________________________________

‫الدرس‬

 Pengenalan
Maf’ul muthlaq adalah mashdar yang disebutkan setelah fi’lnya untuk tujuan
tertentu. Dan hukum mashdar tersebut adalah manshub dalam i’rab.

Zaid benar-benar telah membunuh singa (itu)

Singa (itu) benar-benar telah dibunuh

 Fungsi Maf’ul Muthlaq


Ada 3 fungsi yang berbeda dari setiap penyebutan maf’ul muthlaq :
1. Mempertegas terjadinya perbuatan
2. Menjelaskan sifat atau jenis perbuatan
3. Menjelaskan bilangan perbuatan

Zaid telah benar-benar hafal kitab (itu)

Zaid melompat dengan lompatan Macan

Zaid menulis surat (itu) dengan sekali penulisan

 Contoh Aplikasi

“dan Allah benar-benar telah berfirman (secara


   
langsung) kepada Musa” (an-Nisa’ : 164)
Zaid benar-benar telah melihat hilal (itu)

“maka bersabarlah dengan kesabaran yang


  
indah” (al-Ma’arij : 5)
Zaid membaca kitab (itu)
dengan bacaan yang baik
“lalu keduanya dibenturkan dengan sekali
  
benturan” (al-Haqqah : 14)
123
Bahasa Arab “sebarkan” 2
===============================================================================

 Kaidah dan Aturan Maf’ul Muthlaq


Secara umum maf’ul muthlaq datang berupa mashdar untuk fi’lnya. Dan diantara
kaidah yang berlaku untuk maf’ul muthlaq adalah :
1. Mashdar adalah kalimah berjenis ism (1), yang ism tersebut manshub dalam i’rab.

Matahari benar-benar telah tampak

2. Dan mashdar tersebut bisa digunakan pada semua jenis dan pola fi’l yang
disebutkan.

Zaid benar-benar telah berdiri

Zaid benar-benar telah mengetuk pintu

Pintu benar-benar telah diketuk

3. Namun tidak setiap mashdar menjabat sebagai maf’ul muthlaq.

Ini sebuah pemukulan

Pembunuhan diharamkan kecuali (yang


dilakukan) secara haq

__________________________________________

1. Dan mashdar merupakan ism jamid atau ism yang statis dan baku.
124
Ilmu Nahwu – Fokus I’rab
===============================================================================

4. Secara asal, apabila maf’ul muthlaq berupa mashdar, maka haruslah mashdar
untuk fi’lnya dan bukan ism mashdarnya. (1)

Zaid benar-benar telah mandi

Zaid telah mandi ……

5. Terkadang mashdar digantikan oleh kalimah bentuk lain dalam posisi maf’ul
muthlaq. Seperti oleh sinonim mashdar, sifat untuk mashdar, atau yang lainnya.

Zaid benar-benar telah duduk

Zaid telah bersabar dengan baik

 Praktik I’rab
Mari belajar i’rab sederhana untuk maf’ul muthlaq.

Zaid benar-benar telah menebang pohon (itu)

__________________________________________

1. Mashdar maupun ism mashdar sama-sama berma’na kejadian yang tidak dikaitkan dengan
waktu tertentu. Namun pola mashdar berunsurkan dari seluruh huruf yang menyusun fi’lnya,
sedangkan ism mashdar hanya berunsurkan sebagian dari huruf-huruf fi’lnya.
125
Bahasa Arab “sebarkan” 2
===============================================================================

Ali berdiri dengan berdirinya polisi

Zaid mabuk sebanyak 3 kali

Orang berakal berkata dengan perkataan lurus

Para ulama telah benar-benar membimbing


manusia

Surat itu telah ditulis sebanyak dua kali

***

‫التدريبات‬

 Teori
Berilah tanda (x) untuk pilihan jawaban yang tepat !
1. Yang bukan termasuk fungsi maf’ul muthlaq adalah ….
a. Mempertegas terjadinya perbuatan
b. Menafikan terjadinya perbuatan
c. Menjelaskan bilangan perbuatan
2. Mashdar tidak selalu sebagai maf’ul muthlaq. Namun maf’ul muthlaq seringkali
berupa ……
a. Ism mashdar b. Mashdar c. Keduanya
126
Ilmu Nahwu – Fokus I’rab
===============================================================================

 Praktik

1. Isilah titik-titik dengan mashdar yang tepat untuk fi’l-fi’l yang ada dalam setiap
jumlah berikut sebagai maf’ul muthlaq kemudian terjemahkanlah seperti contoh
( gunakan bantuan kamus ) !

Zaid benar-benar telah memulyakan


para tamu (itu)
1

2. Garis bawahilah maf’ul muthlaq dan sebutkan fungsi penyebutannya dalam


setiap jumlah berikut seperti contoh kemudian terjemahkanlah !

Purnama benar-benar telah


muncul
Zaid tidur dengan tidur pulas

Zaid pernah berhaji sekali


127
Bahasa Arab “sebarkan” 2
===============================================================================

…………………………………………
………………………………..
sebanyak dua kali
…………………………………………
…………………………………………
…………………………………………
…………………………………………
…………………………………………
………………………………………..
…………………………………………
……………………………………...
dengan hafalan mutqin
…………………………………………
………………………………………..
berkali2 makan (sering)
…………………………………………
……….……………………………..
perjalanan yang panjang

***

3. I’rablah maf’ul muthlaq berikut dan yang lainnya setelah anda melengkapi
harakat seluruh kalimah !

Zaid benar-benar telah melihat hilal


128
Ilmu Nahwu – Fokus I’rab
===============================================================================

Zaid membaca kitab (itu) dengan bacaan


yang baik

Zaid pernah haji sebanyak tiga kali

***
129
Bahasa Arab “sebarkan” 2
===============================================================================

MAF’UL FIH I
_____________________________________________

‫الدرس‬

 Pengenalan
Maf’ul fih (zharf) adalah ism yang disebutkan dalam jumlah sebagai keterangan
waktu atau tempat terjadinya perbuatan. Dan hukum maf’ul fih manshub dalam i’rab.

Aisyah membaca buku di sore hari

Zaid duduk di bawah pohon

 Contoh Ism Zaman dan Makan


Diantara contoh ism-ism zaman dan makan (1) yang berpotensi menjabat sebagai
zharf atau maf’ul fih adalah sebagaimana keterangan berikut :
A. Ism Zaman

Siang Setelah

Pagi Sebelum

Sore Pekan

Ketika Bulan

Sepanjang Tahun

Hari Abad

Malam Menit

Sekejap Saat

__________________________________________

1. Ism zaman = nama waktu, adapun ism makan = nama tempat.


130
Ilmu Nahwu – Fokus I’rab
===============================================================================

B. Ism Makan

Barat Atas

Timur Bawah

Selatan Depan

Utara Belakang

Tengah Kanan

Sekitaran Kiri

Mil Sisi

 Contoh Aplikasi
1. Zharf Zaman

“dihalalkan bagi kalian pada malam puasa …. “


   
(al-Baqarah : 187)
“maka hendaknya berpuasa selama dua bulan
  
berturut-turut”
(al-Mujadilah : 4)
Zaid menetap di bandara sesaat

Jangan berbicara ketika khuthbah (berlangsung) !

2. Zharf Makan

“dan Dia telah meninggikan sebagian kalian


   
di atas sebagian lainnya”
(al-An’am : 165)
“kemudian pasti Kami akan datangkan
    
mereka ke sekeliling jahannam dengan
berlutut”
(Maryam : 68)
Jakarta terletak di utaranya bogor

Zaid telah berjalan sejauh satu mil


131
Bahasa Arab “sebarkan” 2
===============================================================================

 Kaidah dan Aturan Maf’ul Fih


1. Ism zaman atau makan dapat diakui menjabat sebagai maf’ul fih (zharf) apabila
terkandung di dalamnya ma’na huruf dengan tanpa lafazhnya.

Aku tidur di siang hari

Aku tidur di siang hari

Zaid takut siang hari ujian

2. Oleh karenanya, tidak setiap ism yang terkategorikan sebagai ism zaman atau
makan harus selalu menjabat sebagai maf’ul fih (zharf) (1). Bahkan jabatannya
sesuai kondisi dalam jumlah, sekalipun i’rabnya manshub.

Hari ‘ied itu hari berbuka

Aku menuang air dari atas kepala

Sungguh bulan Ramadhan bulan berkah

__________________________________________

1. Sekalipun dari contoh ism zaman dan makan yang tertuang pada tabel lalu, tetap ada sebagian
kecil mereka yang hanya berfungsi untuk menjabat sebagai maf’ul fih saja.
132
Ilmu Nahwu – Fokus I’rab
===============================================================================

 Praktik I’rab
Mari belajar i’rab sederhana untuk maf’ul fih.

Zaid melakukan perjalanan pada hari libur


menuju kota

Zaid membiasakan berenang di pagi hari

Amir (itu) berpidato di depan para pasukan

Zaid membiasakan berenang di tengah


sungai

Zaid dipukul di belakang tiang


133
Bahasa Arab “sebarkan” 2
===============================================================================

‫التدريبات‬

 Praktik

1. Isilah titik-titik dengan ism zaman atau makan yang tepat sesuai terjemah
sebagai zharfnya sesuai ma’na jumlah kemudian sempurnakanlah
baris/syakalnya !

Zaid berpuasa selama sebulan

Al-Quran diturunkan pada malam Qadr

Zaid tinggal di belakang benteng

Amir berkeliling sekitar pasar

Anak kecil (itu) menangis semenit

2. I’rablah maf’ul fih berikut dan yang lainnya setelah anda melengkapi harakat
seluruh kalimah !

Zaid menetap di bandara selama dua menit

Zaid duduk di bawah atap


134
Ilmu Nahwu – Fokus I’rab
===============================================================================

Zaid membaca al-Quran pada sore hari di


depan pak guru

Narapidana (itu) dipenjara selama seminggu

***
135
Bahasa Arab “sebarkan” 2
===============================================================================

MAF’UL LAHU I
_____________________________________________

‫الدرس‬

 Pengenalan
Maf’ul lahu adalah ism yang disebutkan dalam suatu jumlah sebagai keterangan
alasan dilakukannya perbuatan. Dan hukum maf’ul lahu adalah manshub dalam i’rab.

Aku memukul Zaid (untuk) mendidik

Zaid datang (karena) cinta ilmu

 Contoh Aplikasi

“bekerjalah wahai keluarga Dawud


    
(untuk) bersyukur (kepada Allah)”
(Saba’ : 13)
“dan Kami telah menurunkan
     
kepadamu al-Kitab (untuk) penjelasan
segala sesuatu” (an-Nahl : 89)
“dan janganlah kalian membunuh
     
anak-anak kalian (karena) takut
miskin” (al-Isra’ : 31)

 Kaidah dan Aturan Maf’ul Lahu


1. Sebuah ism diakui menjabat maf’ul lahu dalam jumlah apabila terpenuhi syarat-
syarat berikut : (1)
a. Berupa mashdar
b. Berma’na perbuatan batin
c. Sama terhadap fi’lnya (yang sebagai inti jumlah) dalam hal waktu terjadi
d. Sama terhadap fi’lnya (yang sebagai inti jumlah) dalam hal pelaku

__________________________________________

1. Yang bilamana salah satu syarat tidak terpenuhi, maka tidak berlaku pada ism tersebut jabatan
maf’ul lahu.
136
Ilmu Nahwu – Fokus I’rab
===============================================================================

Aku hiasi kamar (karena) menghormati tamu

2. Nama lain untuk maf’ul lahu yaitu maf’ul li ajlihi dan maf’ul min ajlihi. Seluruhnya
menunjuk kepada “apa yang karenanya suatu perbuatan dilakukan”.

 Praktik I’rab

Mari belajar i’rab sederhana untuk maf’ul lahu.

Zaid merasa cukup (karena) zuhud

Zaid berkelana (untuk) mencari ilmu

Zaid bersedekah (karena) mencari ridha Allah


137
Bahasa Arab “sebarkan” 2
===============================================================================

‫التدريبات‬

 Teori
Benar (B) atau salah (S) pernyataan berikut ?
1. Ism yang menjabat sebagai maf’ul lahu adalah sembarang ism tanpa bersyarat
sebagaimana penjelasan para ahli nahwu ( … )
2. Maf’ul lahu menjelaskan kepada apa yang karenanya suatu perbuatan
dilakukan dan terjadi ( … )
3. Kesamaan maf’ul lahu terhadap fi’l utama dalam jumlah adalah pada hal waktu
dan pelaku kejadian ( … )
4. Nama lain untuk maf’ul lahu adalah maf’ul bihi ( … )

 Praktik
1. Isilah titik-titik dengan mashdar qalbi ( pilihan kotak ) yang tepat sebagai maf’ul
lahu nya sesuai ma’na jumlah kemudian sempurnakanlah baris/syakalnya !

Pelanggar (itu) mencuri harta (karena)


cinta harta
Umar membaguskan amalan-amalan
(karena) syukur kepada Allah
Seseorang duduk dari berperang (karena)
pengecut
Said memukul anaknya (untuk)
mendidiknya
Siswa (itu) berdiri (karena) menghormati
guru
138
Ilmu Nahwu – Fokus I’rab
===============================================================================

2. I’rablah maf’ul lahu berikut dan yang lainnya setelah anda melengkapi harakat
seluruh kalimah !

Bakr berpuasa (karena) iman kepada Allah

Abu Ahmad datang (karena) cinta ilmu

Amir (itu) menghias benteng (karena)


memulyakan pendatang

***
139
Bahasa Arab “sebarkan” 2
===============================================================================

MAF’UL MA’AH I
_____________________________________________

‫الدرس‬

 Pengenalan
Maf’ul ma’ah adalah ism yang ditambahkan dalam jumlah mufidah karena keber-
ada-annya menyertai terjadinya perbuatan. Hukum maf’ul ma’ah adalah manshub.

Zaid begadang bersama purnama

Bakr datang bersama turunnya hujan

 Kaidah dan Aturan Maf’ul Ma’ah


Diantara kaidah yang mendasar untuk maf’ul ma’ah adalah :
1. Maf’ul ma’ah berhukum manshub. Dan penyebutannya harus didahului secara
langsung oleh harf yang berma’na “bersama”.

Said tidur bersama sebuah lampu

2. Dan perbuatan yang terjadi adalah oleh pihak subjek saja tanpa bersekutu
dengan maf’ul ma’ah. (1)

Ali berjalan bersama sebuah sungai

Bakr dan Amr saling bersengketa

__________________________________________

1. Poin ini membedakan antara wawu ma’iyyah dengan wawu ‘athf sebagaimana akan lebih jelas
keterangan tentang wawu ‘athf pada bab ke-7 insyaAllah.
140
Ilmu Nahwu – Fokus I’rab
===============================================================================

3. Ada atau tidak adanya maf’ul ma’ah tidaklah mempengaruhi kesempurnaan


struktur suatu jumlah mufidah.

Aku masuk pasar bersama terbitnya


mentari
Aku masuk pasar

 Praktik I’rab
Mari belajar i’rab sederhana untuk maf’ul ma’ah.

Umar tiba bersama tenggelamnya mentari

Zaid berjalan bersama bulan sabit

Onta (itu) disembelih bersama turunnya salju


141
Bahasa Arab “sebarkan” 2
===============================================================================

‫التدريبات‬

 Praktik
1. Isilah titik-titik dengan ism ( pilihan kotak ) yang tepat sebagai maf’ul ma’ah nya
sesuai ma’na jumlah kemudian sempurnakanlah baris/syakalnya !

Kuda-kuda (itu) berlari bersama hutan

Ahmad berjalan bersama sebuah gunung

Zaid dibunuh bersama turunnya hujan

Usamah mandi bersama mendung

Aku mengulang pelajaran bersama malam

2. I’rablah maf’ul ma’ah berikut dan yang lainnya setelah anda melengkapi harakat
seluruh kalimah !

Said datang bersama turunnya hujan


142
Ilmu Nahwu – Fokus I’rab
===============================================================================

Yusuf begadang bersama purnama

Pelanggar (itu) dipenjara bersama datangnya


Amir

Aisyah menghafal al-Quran bersama sebuah


lampu

***
143
Bahasa Arab “sebarkan” 2
===============================================================================

MUSTATSNA BI ILLA I
__________________________________________________________

‫الدرس‬

 Pengenalan
Mustatsna bi illa adalah ism yang terletak setelah kata dimana ia berbeda

keadaan dari jumlah yang sebelum kata .

Para guru hadir kecuali Khalid

Aku hafal kitab (itu) kecuali semuka

 Kaidah dan Aturan Mustatsna Bi Illa ( Istitsna’ )


1. Ada 3 rukun dalam hukum istitsna :
a. Mustatsna minhu, yaitu kalimah yang darinya diambil pengecualian
b. Adat istitsna, yaitu alat pengecualian (1)
c. Mustatsna, kalimah yang dikecualikan.

Para siswi datang kecuali Aisyah

2. Istitsna tidak peduli unsur jumlah mufidah. Maka mustatsna minhu beragam
sesuai jabatan aslinya. Dan mustatsna merupakan jabatan resmi al-manshubat.

Para karyawan dikeluarkan kecuali Mahmud

Aku pernah masuk banyak kota kecuali Baghdad

__________________________________________

1. Dalam buku ini fokus kepada istitsna dengan kata bantu terlebih dahulu.
144
Ilmu Nahwu – Fokus I’rab
===============================================================================

 Ragam Bentuk Istitsna


Ada 3 bentuk istitsna yang masing-masing berbeda hukum satu sama lain.
1. Istitsna tamm mujab, yaitu istitsna lengkap dengan 3 rukunnya dalam jumlah
yang positif. Hukum i’rab mustatsna disini adalah wajib manshub.

Onta-onta (itu) mati kecuali seekor onta betina

2. Istitsna tamm manfi, yaitu istitsna lengkap dengan 3 rukunnya dalam jumlah
yang negatif. Hukum i’rab mustatsna disini adalah boleh manshub atau boleh
‘mengikuti’ i’rab mustatsna minhu-nya.

Para pekerja tidak hadir kecuali Said

Aku tidak menukar dirham dengan


apapun kecuali dirham

3. Istitsna mufarragh, yaitu istitsna dengan tanpa penyebutan mustatsna minhu.


Hukum i’rab mustatsna disini adalah menurut jabatan yang dimilikinya.

Aku tidak membaca kecuali semuka

Tidak ada yang hadir kecuali Zaid

Kami tidak sibuk kecuali dengan hal bermanfaat


145
Bahasa Arab “sebarkan” 2
===============================================================================

 Praktik I’rab
Mari belajar i’rab sederhana untuk mustatsna bi illa.

Para guru hadir kecuali Khalid

Para karyawan dikeluarkan kecuali Mahmud

Ali pernah masuk banyak kota kecuali Riyadh

***
146
Ilmu Nahwu – Fokus I’rab
===============================================================================

‫التدريبات‬

 Teori
Berilah tanda ( x ) pada jawaban yang tepat !
1. Istitsna memiliki 3 rukun, mustatsna, adat istitsna, dan …….
a. Fail b. maf’ul bih c. mustatsna minhu
2. I’rab mustatsna dalam istitsna tamm mujab adalah ……
a. Wajib manshub b. boleh manshub c. sesuai jabatan
3. I’rab mustatsna akan sesuai jabatan ketika dalam istitsna ……
a. Tamm mujab b. tamm manfi c. mufarragh

 Praktik

1. Tentukan kalimah yang menjadi mustatsna minhu ( plus jabatan aslinya ) dan
mustatsna bi illa setelah menyempurnakan syakal lalu lengkapilah terjemahnya !

Onta-onta (itu) telah disembelih kecuali seekor jantan


1

Aku telah makan (roti) khubz kecuali ……………………………..…


2

Aku telah melihat isi kitab kecuali ……………………….…….


3

Para insinyur bersafar kecuali …………………….……

***
147
Bahasa Arab “sebarkan” 2
===============================================================================

2. Tulis kembali mustatsna dalam istitsna tamm manfi berikut dengan i’rab yang
berbeda, yakni dengan mengikutkan kepada i’rab mustatsna minhu-nya setelah
menyempurnakan harakat !

Aku tidak memetik bunga kecuali


mawar (ini)
Para bu guru tidak hadir kecuali 1
Zainab
Aku tidak membaca buku (itu) 2
kecuali selembar
Aku tidak melewati seorang pun 3
kecuali tukang kayu

3. I’rablah mustatsna bi illa berikut dan yang lainnya setelah melengkapi harakat !

Para pekerja berangkat ke masjid kecuali Bakr

Zaid telah membaca buku (itu) kecuali semuka


148
Ilmu Nahwu – Fokus I’rab
===============================================================================

HAAL I
_____________________________________________

‫الدرس‬

 Pengenalan
Haal adalah ism yang ditambahkan setelah jumlah mufidah sebagai keterangan
kondisi untuk subjek atau objek saat perbuatan berlangsung. Dan hukum haal adalah
manshub dalam i’rab.

Ahmad minum air (dalam kondisi) berdiri

Ahmad minum air (dalam kondisi) dingin

 Kaidah dan Aturan Haal


Diantara kaidah yang berlaku untuk haal adalah :
1. Dimana ada haal, berarti ada shahibul haal. Dan shahibul haal bisa berupa fail,
naib fail, atau maf’ul bih.

Zaid hadir (dalam kondisi) tertawa

Aku menaiki kuda (dalam kondisi) berpelana

Bakr dibunuh (dalam kondisi) terikat

2. Haal berupa ism nakirah, sedangkan shahibul haal berupa ism ma’rifah.

Said makan anggur (dalam kondisi) duduk


149
Bahasa Arab “sebarkan” 2
===============================================================================

3. Haal menyesuaikan terhadap shahibul haal dalam jenis dan bilangan.

Siswa itu datang (dalam kondisi) senyum

Dua siswa itu datang (dalam kondisi) senyum

Para siswa itu datang (dalam kondisi) senyum

Siswi itu datang (dalam kondisi) senyum

Para siswi itu datang (dalam kondisi) senyum

4. Secara umum haal berupa ism-ism musytaq (1). Seperti ism fail atau ism maf’ul (2).

Yusuf masuk penjara (dalam kondisi) terdzalimi

Aku menemui Hindun (dalam kondisi) menangis

 Praktik I’rab
Mari belajar i’rab sederhana untuk haal.

Susu (itu) diminum (dalam kondisi) termasak

__________________________________________

1. Ism musytaq adalah ism non statis, ism yang dibentuk dari kata lain sebagai dasarnya.
2. Ini tanpa melihat kepada jabatan yang ada pada shahibul haal, seperti tampak pada tabel di
atas dimana bisa jadi shahibul haal menjabat sebagai fail dan haal nya datang dengan shighah
ism maf’ul dan begitu seterusnya.
150
Ilmu Nahwu – Fokus I’rab
===============================================================================

Aisyah membaca al-Quran (dalam kondisi) bersandar

Bocah (itu) makan nasi (dalam kondisi) panas

***

‫التدريبات‬

 Teori
Benar (B) atau salah (S) pernyataan berikut ?
1. Haal hanya bisa menjelaskan kondisi fail atau naib fail saja ( … )
2. Haal berupa ism nakirah sebagaimana shahibul haal pun nakirah ( … )
3. Haal menyesuaikan shahibul haal dalam hal jenis tanpa bilangan ( … )
4. Haal sering kali berupa ism musytaq tanpa peduli jabatan asli shahibul haal ( … )
151
Bahasa Arab “sebarkan” 2
===============================================================================

 Praktik
1. Tentukan kalimah yang menjadi shahibul haal ( plus jabatan aslinya ) dan haal-
nya setelah menyempurnakan syakal !

Bocah (itu) datang (dalam kondisi) menangis


1

Zaid memerah susu onta betina (dalam kondisi) berdiri


2

Tamr (itu) dijual (dalam kondisi) ditakar


3

Khalid berangkat (dalam kondisi) berkendaraan

2. Perbaikilah kesalahan yang ada menurut kaidah dan aturan haal terhadap
shahibul haal, kemudian terjemahkan ke dalam bahasa ibu kita seperti contoh !

Pak guru hadir (dalam


kondisi) gembira
152
Ilmu Nahwu – Fokus I’rab
===============================================================================

3. I’rablah haal berikut dan yang lainnya setelah melengkapi harakat !

Amir (itu) tiba (dalam kondisi) berjalan kaki

Majikan (itu) memukul pembantu (dalam


kondisi) terdzalimi

Kuda (itu) disembelih (dalam kondisi) terikat

***
153
Bahasa Arab “sebarkan” 2
===============================================================================

KHABAR KAANA ‘DSS’ I


_________________________________________________________

‫الدرس‬

 Pengenalan
Khabar kaana ‘dss’ adalah apa yang menerangkan ism kaana ‘dss’ sehingga ma’na
jumlah menjadi sempurna.

Bulan (itu) menjadi bercahaya

Langit (itu) cerah sesiangan

 Praktik I’rab
Mari belajar i’rab sederhana untuk khabar kaana ‘dss’ berikut dengan ragam jenis
dan tanda i’rabnya.

Unta (itu) menjadi berpelana

Dua pohon (itu) menjadi berdaun

Para pekerja (itu) berpagi dengan segera

Ahmad berdhuha menjadi pedagang

Para guru (itu) bersore dengan lelah

Anak-anak perempuan bermalam dengan dipingit


154
Ilmu Nahwu – Fokus I’rab
===============================================================================

Kebenaran masih terus tertolong

Hijrah (itu) masih terus ada (berlaku)

Si alim (itu) bukan orang jahil

 Macam-Macam Khabar Kaana ‘Dss’


Ragam khabar kaana ‘dss’ adalah sebagaimana ragamnya khabar mubtada’.
1. Khabar Kaana ‘dss’ Mufrad, yaitu berupa kalimah tunggal / kata majemuk.

Kebun (itu) menjadi berbuah

Khalid menjadi kepala para pasukan

2. Khabar Kaana ‘dss’ Jumlah, yaitu berupa jumlah ismiyyah atau jumlah fi’liyyah.

Bukanlah ketergesaan (itu) yang


pelakunya sukses
Di pagi, pedagang (itu) usahanya berkah

Aisyah bermalam dengan dia


mengerjakan shalat
Di dhuha, siswa (itu) melaksanakan ujian

3. Khabar Kaana ‘dss’ Syibh Jumlah, yaitu berupa jar majrur atau zharaf.

Sesiangan Zaid di dalam kantor

Di sore, merpati (itu) di atas atap

Akan terus ada kelompok yang di


belakang imam
Witir (itu) adalah setelah ‘isya
155
Bahasa Arab “sebarkan” 2
===============================================================================

 Tashrif Kaana ‘Dss’


Fi’l-fi’l nasikhah naqishah terbagi kepada 3 kelompok ditinjau dari tashrifnya. Namun
demikian mereka semua tetap berfungsi ketika masuk kepada mubtada’ khabar.
1. Fi’l dengan tashrif kamil

2. Fi’l dengan tashrif naqish

3. Fi’l dengan tanpa tashrif

 Contoh Aplikasi

“ada seorang yang pagi dia mukmin, namun


sore dia kafir” (al-Hadits)
“senantiasa manusia akan berselisih”

“jadilah seorang yang mujtahid !”

“bermalamlah dengan bersyukur !”

“berpagilah menjadi orang yang rajin !”

“Zaid akan menjadi amir”


156
Ilmu Nahwu – Fokus I’rab
===============================================================================

‫التدريبات‬

 Praktik
1. Masukkan kaana atau salah satu saudaranya ke dalam mubtada’ khabar berikut
sehingga berubahlah jabatan dan i’rabnya lalu terjemahkanlah seperti contoh !

Lelaki (itu) berubah


menjadi gemuk

2. Lakukanlah seperti pada halaman sebelumnya untuk menjelaskan (meng-i’rab)


khabar kaana ‘dss’ berikut setelah anda melengkapi harakat seluruh kalimah, dan
perhatikan tanda baca turunan yang dimilikinya!

Taman (itu) menjadi berbunga

Dua siswa (itu) berpagi dengan rajin


157
Bahasa Arab “sebarkan” 2
===============================================================================

Sesiangan angin menjadi bergerak

Di sore, para guru (itu) menjadi lelah

Para Wanita yang berpuasa (itu) bermalam


dengan bersyukur

Bapakmu masih hidup

Napi (itu) bukan seorang pendusta

***
158
Ilmu Nahwu – Fokus I’rab
===============================================================================

ISM INNA ‘DSS’ I


______________________________________________________

‫الدرس‬

 Pengenalan
Ism inna ‘dss’ adalah kondisi suatu ism yang telah didahului oleh salah satu dari harf-
harf nasikhah, kemudian diterangkan oleh khabar inna ‘dss’ sehingga sempurna ma’na
jumlahnya. Hukum ism inna ‘dss’ adalah manshub, sedangkan khabar inna ‘dss’ adalah
marfu’ (1).

Sungguh bulan (itu) bercahaya

Semoga langit (itu) cerah

 Praktik I’rab
Mari belajar i’rab sederhana untuk ism inna berikut.

Sungguh mudir (itu) hadir

Aku tahu bahwa para guru laki (itu) hadir

Tetapi para guru wanita (itu) tidak tampak

Sepertinya Khadijah sakit

Semoga Zainab sehat

__________________________________________

1. Lihat lagi ulasan tentang kaidah khabar inna ‘dss’ pada bab 4.
159
Bahasa Arab “sebarkan” 2
===============================================================================

Andai masa kanak-kanak kembali

Sungguh dua kapal (itu) berlayar

 Macam-Macam Khabar Inna untuk Ism Inna


Ragam khabar inna ‘dss’ pun sebagaimana ragamnya khabar mubtada’.
1. Khabar Inna ‘dss’ Mufrad, yaitu berupa kalimah tunggal / kata majemuk.

Sungguh kebun (itu) berbuah

Sungguh Khalid kepala para pasukan

2. Khabar Inna ‘dss’ Jumlah, yaitu berupa jumlah ismiyyah atau jumlah fi’liyyah.

Andai ketergesaan (itu) pelakunya sukses

Semoga pedagang (itu) usahanya berkah

Sepertinya Aisyah sedang shalat

Tetapi siswa (itu) sedang ujian

3. Khabar Inna ‘dss’ Syibh Jumlah, yaitu berupa jar majrur atau zharaf.

Aku tahu bahwa Zaid di dalam kantor

Aku tahu bahwa merpati (itu) di atas


atap
Semoga kelompok (itu) di belakang
imam
Sungguh witir (itu) setelah ‘isya
160
Ilmu Nahwu – Fokus I’rab
===============================================================================

‫التدريبات‬

 Praktik
1. Masukkan inna atau salah satu saudaranya yang kamu suka ke dalam mubtada’
khabar berikut sehingga berubahlah jabatan dan i’rabnya lalu terjemahkanlah
seperti contoh !

Sungguh lelaki (itu)


gemuk

2. Lakukanlah seperti pada halaman sebelumnya untuk menjelaskan (meng-i’rab)


ism inna ‘dss’ setelah anda melengkapi harakat seluruh kalimah, dan perhatikan
tanda baca turunan yang dimilikinya!

Sungguh kebatilan (itu) musnah


161
Bahasa Arab “sebarkan” 2
===============================================================================

Aku tahu bahwa para siswa (itu) bersafar

Seakan dua punuk onta (itu) dua buah gunung

Semut (itu) kecil, tetapi badannya kuat

Semoga para istri (itu) wanita-wanita shalihah

Andai negri Hijaz dekat

***
162
Ilmu Nahwu – Fokus I’rab
===============================================================================

TAMYIZ I
___________________________________

‫الدرس‬

 Pengenalan
Tamyiz adalah ism yang disebutkan untuk mentafsir kesamaran yang ada pada
jumlah mufidah. Dan hukum tamyiz adalah manshub dalam i’rab.

Umar baik akhlaqnya

Aku punya 50 buah kitab

 Kaidah dan Aturan Tamyiz


Diantara kaidah yang berlaku bagi tamyiz adalah :
1. Tamyiz selalu berupa ism jamid dengan bentuk nakirah.

Aku membeli 1 sha’ kurma kering

2. Dimana ada tamyiz (yang mentafsir), berarti ada mumayyaz (yang ditafsir). Dan
mumayyaz bisa berupa fail, naib fail, mubtada, maf’ul bih dan yang lainnya sesuai
kedudukannya dalam jumlah mufidah.

Telah terjual 1 hasta kain sutra

Aku punya 30 ekor onta

Aku mengambil 1 ton beras


163
Bahasa Arab “sebarkan” 2
===============================================================================

 Pembagian Mumayyaz
Mumayyaz terbagi kepada 2 macam :
A. Mumayyaz malhuzh, yaitu berupa sesuatu yang terkandung dalam jumlah
mufidah tanpa terucap langsung.

Utsman banyak hartanya

B. Mumayyaz malfuzh, yaitu berupa sesuatu yang terucap dalam jumlah mufidah.
Dan termasuk kelompok mumayyaz malfuzh adalah :
1. Asmaul kail, yaitu istilah-istilah takaran
2. Asmaul wazn, yaitu istilah-istilah timbangan
3. Asmaul misahah, yaitu istilah-istilah area, ukuran, jarak
4. Asmaul ‘adad, yaitu istilah-istilah bilangan (1)

Aku memberi Zaid 1 mud


jerawut
Aku membeli 1 sha’ tamr

Aku punya 1 pon perak

Aku mengambil 1 ton gandum

Buku (itu) terjual dengan


1 jengkal tanah
Telah terjual 1 hasta kain sutra

Telah datang 80 orang lelaki

Aku punya 50 buah kitab

__________________________________________

1. Ulasan mendetail tentang tamyiz adad belum penyusun ketengahkan dalam buku ini mengingat
kebutuhan pemula.
164
Ilmu Nahwu – Fokus I’rab
===============================================================================

 Praktik I’rab
Mari belajar i’rab sederhana untuk tamyiz.

Umar baik akhlaqnya

Telah terjual 1 hasta kain sutra

Zaid mengambil 1 ton gandum

Telah datang 80 orang lelaki

***
165
Bahasa Arab “sebarkan” 2
===============================================================================

‫التدريبات‬

 Teori
Benar (B) atau salah (S) pernyataan berikut ?
1. Tamyiz senantiasa berupa ism nakirah ( … )
2. Tamyiz adalah yang ditafsir, sedang mumayyaz apa yang mentafsir ( … )
3. Jabatan mumayyaz adalah senantiasa manshub ( … )
4. Apa yang ditafsir berupa sesuatu yang tersirat dalam jumlah disebut mumayyaz
malhuzh ( … )
5. Cakupan mumayyaz malfuzh adalah pada istilah bilangan saja ( … )

 Praktik
1. Tentukan kalimah yang menjadi mumayyaz ( plus jabatan asli dan jenis
malfuzhnya ) dan tamyiz-nya setelah menyempurnakan syakal !

Aku punya 60 keping dinar


1

Aku membeli 1 hektar tanah


2

Aku mengambil 1 wasaq kismis


3

Aku menukar buku (ini) dengan 1 gram emas


4

Telah dipenjara 20 orang pidana


166
Ilmu Nahwu – Fokus I’rab
===============================================================================

2. I’rablah tamyiz berikut dan yang lainnya setelah melengkapi harakat !

Khalid baik jiwanya

Telah dicuri 1 mud kismis

Mahmud menjual 30 ekor kuda

Bakr membeli 1 meter kain wol

***
167
Bahasa Arab “sebarkan” 2
===============================================================================

MUNADA I
____________________________________

‫الدرس‬

 Pengenalan
Munada adalah ism yang disebutkan setelah huruf nida’ sebagai keterangan
panggilan. Dan hukum munada adalah manshub dalam i’rab.

Wahai Amirul mukminin

Wahai Abdul Jabbar

 Macam Munada, Aturan, dan Hukumnya


Secara garis besar munada terbagi kepada 2 kelompok :
A. Munada Manshub Lafzhan wa Mahallan, yaitu munada berhukum manshub
secara lafazh dan kedudukan. Munada yang demikian adalah apabila berupa :
1. Mudhaf kepada ism setelahnya.

Wahai ahlul kitab, masuk islamlah kalian !

2. Nakirah ghairu maqshudah, yaitu panggilan secara umum tanpa menjurus


kepada orang tertentu.

Wahai yang lalai, perhatikan !

B. Munada Manshub Mahallan, yaitu munada yang berhukum manshub secara


kedudukan tanpa lafazh. Munada seperti ini berhukum mabni dengan tanda-
tanda marfu’nya. Dan munada yang demikian adalah apabila berupa :
168
Ilmu Nahwu – Fokus I’rab
===============================================================================

1. ‘Alam mufrad, yaitu ism ‘alam dengan bentuk kalimah tunggal tanpa idhafah.

Wahai Muhammad, bacalah !

2. Nakirah maqshudah, yaitu panggilan secara umum dan menjurus kepada


orang tertentu (1).

Wahai dua lelaki, berdamailah !

3. Kalimah / dan ismul isyarah, yaitu apabila panggilan diperuntukkan


kepada ism-ism dengan imbuhan ‘al’.

Wahai kaum muslimin, bersedekahlah !

4. Lafzhul jalalah ( ) , dan lebih sering dengan membuang huruf nida’ lalu
diganti dengan mim bertasydid.

Yaa Allah, ampunilah kami

Yaa Allah, limpahkan shalawat untuk Muhammad

__________________________________________

1. Perhatikanlah contoh-contoh dalam tabel di setiap bentuk munada di atas, dan lihatlah kembali
bab 2 buku ini tentang beberapa istilah ism mu’rab tatkala marfu’, lalu cocokkanlah mereka
sebagai tanda mabni untuk munada-munada di atas.
169
Bahasa Arab “sebarkan” 2
===============================================================================

 Contoh Aplikasi
1. Munada manshub lafzhan

Hai pemilik harta, berinfaqlah !

Hai Abu Hurairah, bicaralah !

Hai yang tergesa, santailah !

Hai yang berijtihad, berilah kabar gembira !

2. Munada manshub mahallan

Hai Zaid-Zaid, kemarilah !

Hai Aisyah, duduklah !

Hai para pemudi, belajarlah !

Ya Ustadz, ajarkan aku !

“wahai jiwa yang tenang” (al-Fajr : 27)


  
Hai anak ini, bekerjalah !

 Praktik I’rab
Mari belajar i’rab sederhana untuk munada.

Wahai ahlul kitab, masuk islamlah kalian !


170
Ilmu Nahwu – Fokus I’rab
===============================================================================

Wahai yang lalai, perhatikan !

‫التدريبات‬

 Teori
Jawablah pertanyaan berikut ini !
1. Mengapa disebut munada manshub lafzhan ?
2. Mengapa disebut munada manshub mahallan ?

 Praktik
1. Awali setiap ism berikut dengan huruf nida lalu terjemahkanlah !

Wahai Rasulullah

Hai Ali

__________________________________________

*. Cara i’rab untuk munada manshub mahallan akan diulas secara ringkas pada bab ke-8 insyaAllah.
171
Bahasa Arab “sebarkan” 2
===============================================================================

2. Ubahlah lafazh munada berikut menyesuaikan jenis ism yang berimbuhan ‘al’
(mudzakkar dan muannatsnya), kemudian terjemahkan ke dalam bahasa ibu
kita seperti contoh !

Wahai lelaki ini

Wahai kaum muslimat

3. I’rablah munada berikut dan huruf nida’nya setelah melengkapi harakat !

Hai pemilik rumah, silahkan !

Hai yang perhatian, fahamilah !

***
172
Ilmu Nahwu – Fokus I’rab
===============================================================================

LATIHAN UMUM BAB AL-MANSHUBAT

 Carilah dan kelompokkan al-manshubat yang terdapat dalam kumpulan jumlah


berikut ke dalam tabel setelah menyempurnakan syakal !
173
Bahasa Arab “sebarkan” 2
===============================================================================

***
174
Ilmu Nahwu – Fokus I’rab
===============================================================================
175
Bahasa Arab “sebarkan” 2
===============================================================================

BAB 6

________________________________

I’RAB FI’L MUDHARI’

________________________________

CAKUPAN MATERI :

 FI’L MUDHARI’ MANSHUB


 FI’L MUDHARI’ MAJZUM
 FI’L MUDHARI’ MARFU’
176
Ilmu Nahwu – Fokus I’rab
===============================================================================
177
Bahasa Arab “sebarkan” 2
===============================================================================

MUQADDIMAH
Dalam membahas bab i’rab fi’l mudhari’, setidaknya terdapat beberapa poin
pembahasan yang perlu untuk diketahui dan diingat kembali sebagai pembekalan.

 Tiga Macam I’rab untuk Fi’l Mudhari’


Seperti diketahui bahwa fi’l mudhari’ berpotensi untuk tiga macam i’rab berikut :
1. Nashb, sehingga fi’l mudhari’ berhukum manshub. Dan inisial manshub adalah
dengan harakat fathah sebagai tanda baca aslinya.
2. Jazm, sehingga fi’l mudhari’ berhukum majzum. Dan inisial majzum adalah
dengan harakat sukun sebagai tanda baca aslinya.
3. Raf’, sehingga fi’l mudhari’ berhukum marfu’. Dan inisial marfu’ adalah
dengan harakat dhammah sebagai tanda baca aslinya. (1)

 Tanda Baca Turunan untuk Fi’l Mudhari’ dengan Tiga Macam I’rabnya
1. Fi’l mudhari’ manshub
Selain harakat fathah sebagai tanda aslinya, fi’l mudhari’ manshub memiliki
tanda baca turunan. Yaitu fathah muqaddarah dan hadzfun nun.
2. Fi’l mudhari’ majzum
Selain sukun sebagai tanda aslinya, fi’l mudhari’ majzum memiliki tanda baca
turunan. Yaitu hadzful harfil ‘illah dan hadzfun nun.
3. Fi’l mudhari’ marfu’
Selain harakat dhammah sebagai tanda aslinya, fi’l mudhari’ marfu’ memiliki
tanda baca turunan. Yaitu dhammah muqaddarah dan tsubutun nun.

Yang kesemuanya difungsikan menurut jenis atau bentuk fi’l mudhari’-nya. (2)

__________________________________________

1. Lihat lagi poin bahasan ‘pembagian hukum i’rab’ pada bab 2 buku ini.
2. Lihat lagi sub bab bahasan ‘tanda-tanda i’rab’ pada bab 2 buku ini.
178
Ilmu Nahwu – Fokus I’rab
===============================================================================

FI’L MUDHARI’ MANSHUB I


____________________________________________________________________

‫الدرس‬

 Pengenalan
Fi’l mudhari’ berhukum manshub dalam i’rab apabila didahului oleh salah satu dari
harf-harf nashibah.

Aku datang karena aku ingin belajar

 Grup Ahruf Nashibah


Adapun harf-harf nashibah adalah sebagaimana berikut :

Berarti Untuk (to),


(kalau begitu) akan, agar

Agar, supaya Tidak akan

 Contoh Aplikasi

“dan agar aku membacakan al-Quran


   
(kepada manusia)”
(an-Naml : 92)
“dan kalian tidak akan dapat berlaku adil
     
diantara istri-istri”
(an-Nisa’ : 129)
“berarti kamu akan sampai
harapan (itu)”
“maka Kami kembalikan engkau (Musa)
     
kepada ibumu agar sejuk mata beliau”
(Thaha : 40)
179
Bahasa Arab “sebarkan” 2
===============================================================================

 Praktik I’rab
Mari belajar i’rab sederhana untuk fi’l mudhari’ manshub.

Aku ingin agar anak-anak berpuasa


selama sebulan (ini)

Bakr tidak akan masuk kelas

Jika begitu, kalian akan muliakan para


tamu (itu)

Umar kembali ke negrinya supaya Ummu


Umar rela
180
Ilmu Nahwu – Fokus I’rab
===============================================================================

‫التدريبات‬

 Praktik
Lengkapilah syakalnya, lalu terjemahkan ke bahasa ibu kita, kemudian i’rablah
kalimah yang diminta !
181
Bahasa Arab “sebarkan” 2
===============================================================================

FI’L MUDHARI’ MAJZUM I


____________________________________________________________________

‫الدرس‬

 Pengenalan
Fi’l mudhari’ berhukum majzum dalam i’rab apabila didahului oleh salah satu dari
adawat jazimah.

Bakr tidak datang

 Grup Adawat Jazimah


Secara garis besar adawat jazimah terbagi kepada 2 kelompok :
A. Adawat jazimah yang menjazm satu buah fi’l.

Hendaklah Tidak

Janganlah Belum

B. Adawat jazimah yang menjazm dua buah fi’l sekaligus.


Mereka biasa diistilahkan dengan adawat syarth. Mereka ada yang berjenis ism,
ada pula yang berjenis harf. Beberapa diantara mereka yaitu (1) :

Jikalau Barangsiapa

__________________________________________

1. Penyusun menyebutkan 2 buah saja untuk adawat syarth sebagai pengenalan terlebih dahulu
bagi pemula. Adapun total adawat syarth berjumlah lebih dari 16 kalimah.
182
Ilmu Nahwu – Fokus I’rab
===============================================================================

 Contoh Aplikasi
1. Jazimah fi’l

“Dia (Allah) tidak beranak dan tidak


   
diperanakkan” (al-Ikhlash : 3)
“tetapi mereka belum merasakan
   
adzabKu” (Shaad : 8)
“hendaklah orang yang punya keluasan
    
menafkahi menurut keluasannya”
(ath-Thalaq : 7)
“janganlah suatu kaum mengolok-olok
    
kaum lain” (al-Hujurat : 11)

2. Jazimah fi’lain / adat syarth

“dan barangsiapa melakukan kejahatan


     
seberat dzarrah, niscaya dia akan
melihatnya” (az-Zalzalah : 8)
“jikalau kamu marah, niscaya kamu akan
menyesal”

 Praktik I’rab
Mari belajar i’rab sederhana untuk fi’l mudhari’ majzum.

Zaid tidak menyelisihi janji-janji

Kebun milik desa (itu) belum berbuah


183
Bahasa Arab “sebarkan” 2
===============================================================================

Hendaklah setiap orang berusaha dalam


banyak kebaikan

Janganlah kalian menulis sesuatupun !

Jikalau kamu belajar maka kamu lulus

Barangsiapa yang menanam maka dia akan


menuai
184
Ilmu Nahwu – Fokus I’rab
===============================================================================

‫التدريبات‬

 Praktik
Berilah syakal, lalu terjemahlah, kemudian i’rablah kalimah yang diminta !
185
Bahasa Arab “sebarkan” 2
===============================================================================

FI’L MUDHARI’ MARFU’ I


____________________________________________________________________

‫الدرس‬

 Pengenalan
Fi’l mudhari’ berhukum marfu’ apabila tidak didahului oleh salah satu pun dari harf-
harf nashibah ataupun adawat jazimah.

Zaid sedang makan daging

 Contoh Aplikasi

“hanya kepadaMu kami menyembah dan


   
hanya kepadaMu kami memohon
pertolongan” (al-Fatihah : 5)
“tentang apa mereka saling bertanya-
 
tanya” (an-Naba’ : 1)
“Allah memilih para utusanNya dari
    
golongan malaikat dan juga manusia”
(al-Hajj : 75)
  

 Praktik I’rab
Mari belajar i’rab sederhana untuk fi’l mudhari’ marfu’.

Aku suka bahasa percontohan

Para mujahid (itu) sedang ditolong


186
Ilmu Nahwu – Fokus I’rab
===============================================================================

Para ulama (itu) menyeru kepada mentauhidkan Allah

Amir (itu) sedang berkhutbah di depan para pasukan

‫التدريبات‬

 Praktik
Berilah syakal, lalu terjemahkan, kemudian i’rablah kalimah yang diminta !

***
187
Bahasa Arab “sebarkan” 2
===============================================================================

LATIHAN UMUM BAB FI’L MUDHARI’

 Harakatilah jumlah berikut dengan sempurna, lalu tentukan fi’l mudhari’ berikut i’rab
dan tanda i’rabnya (baik raf’, nashb, ataupun jazm) ! (seperti contoh)

10

11

12

13

14

15

16

***
188
Ilmu Nahwu – Fokus I’rab
===============================================================================
189
Bahasa Arab “sebarkan” 2
===============================================================================

BAB 7

________________________________

AT TAWABI’

________________________________

CAKUPAN MATERI :

 MENGENAL NA’T
 MENGENAL ‘ATHF
 MENGENAL TAUKID
 MENGENAL BADAL
190
Ilmu Nahwu – Fokus I’rab
===============================================================================
191
Bahasa Arab “sebarkan” 2
===============================================================================

MUQADDIMAH
Dalam membahas bab at-tawabi’, setidaknya terdapat beberapa poin pembahasan
yang perlu untuk diketahui sebagai pembekalan.

 Definisi Tawabi’ (Tabi’)


Tabi’ adalah istilah umum untuk jabatan pembonceng. Hukum i’rabnya
menyesuaikan i’rab kalimah yang diboncenginya (matbu’). Andaikata matbu’
marfu’ maka tabi’ ikut marfu’, dan bila manshub maka tabi’ manshub, demikian
pula bila majrur serta majzum. (1)

 Jabatan Apa Saja yang Tergolong Tawabi’ ?


Suatu kalimah berhukum sebagai tabi’ dalam jumlah mufidah tatkala menjabat
untuk empat kedudukan berikut :
Na’t
‘Athf
Taukid
Badal
Dan sebagaimana diketahui bahwa keempat jabatan tersebut termasuk diantara
kelompok “jabatan pengikut atau ekor kalimah” yang mereka merupakan unsur
pelengkap suatu jumlah mufidah. (2)

__________________________________________

1. Sampai bahasan ini diharapkan pembaca sudah mutqin tentang materi yang ada pada bab 1
sampai bab 6 terutama mengenai kapan dan dimana berlakunya jabatan-jabatan ism mu’rab
serta fi’l mu’rab.
2. Lihat lagi poin bahasan ‘unsur penyusun jumlah’ pada bab 1 buku ini.
192
Ilmu Nahwu – Fokus I’rab
===============================================================================

NA’T I
_____________________________________________

‫الدرس‬

 Pengenalan
Na’t adalah tabi’ yang disebutkan untuk mensifati kalimah yang diboncenginya.
Hukum i’rabnya menyesuaikan i’rab yang disifati.

Telah tiba guru yang shalih (itu)

Aku menemui guru yang shalih (itu)

Aku melewati guru yang shalih (itu)

 Kaidah dan Aturan Na’t


Diantara kaidah yang berlaku untuk na’t adalah :
1. Dimana ada na’t (yang mensifati), berarti ada man’ut (yang disifati). Dan jabatan
man’ut tentu bisa berupa apa saja menurut kedudukan aslinya dalam jumlah
mufidah.

Telah datang karyawan yang rajin (itu)

Aku melewati karyawan yang rajin (itu)

2. Na’t mengikuti man’ut dalam 4 hal berikut :


a. I’rabnya (marfu’, manshub, atau majrur)

Aku memasuki masjid yang besar (itu)


193
Bahasa Arab “sebarkan” 2
===============================================================================

b. Jenisnya (mudzakkar atau muannats)

Aku melewati seorang siswa yang mujtahid

Aku melewati seorang siswi yang mujtahidah

c. Bilangannya (mufrad, mutsanna, atau jam’)

Aku menemui seorang fakir yang qana’ah

Aku menemui dua fakir yang qana’ah

Aku menemui banyak fakir yang qana’ah

d. Ta’yinnya (ma’rifah atau nakirah)

Telah duduk amir yang adil (itu)

Telah duduk seorang amir yang adil

 Contoh Aplikasi

“mereka diberi minum dari khamr murni yang


   
masih disegel”
(al-Muthaffifin : 25)
“disana ada mata air yang mengalir”
  
(al-Ghasyiyah : 12)
“berilah kami hidayah kepada jalan yang
  
lurus”
(al-Fatihah : 6)
194
Ilmu Nahwu – Fokus I’rab
===============================================================================

 Praktik I’rab
Mari belajar i’rab sederhana untuk na’t.

Zaid melewati Umar yang fadhil

Telah duduk amir yang adil (itu)

Bakr telah memberi dua fakir yang qana’ah


banyak pakaian

***
195
Bahasa Arab “sebarkan” 2
===============================================================================

‫التدريبات‬

 Praktik
1. Tentukan kalimah yang menjadi man’ut ( plus jabatan aslinya ) dan na’t-nya
setelah menyempurnakan syakal lalu terjemahkan !

2. Perbaikilah kesalahan yang ada menurut kaidah dan aturan na’t terhadap
man’utnya, kemudian terjemahkan ke dalam bahasa ibu kita seperti contoh !

Aku membeli sebuah


sepeda baru
196
Ilmu Nahwu – Fokus I’rab
===============================================================================

3. I’rablah na’t berikut dan yang lainnya setelah melengkapi harakat !

Telah datang orang alim yang mengamalkan


(ilmunya) (itu)

Umar berbicara kepada orang alim yang


mengamalkan (ilmunya) (itu)

Said melihat ke orang alim yang mengamalkan


(ilmunya) (itu)

***
197
Bahasa Arab “sebarkan” 2
===============================================================================

‘ATHF I
_____________________________________________

‫الدرس‬

 Pengenalan
‘Athf adalah kondisi suatu tabi’ yang dihubungkan kepada kalimah sebelumnya
dengan menggunakan salah satu dari harf-harf ‘athf. Hukum i’rabnya menyesuaikan
i’rab kalimah sebelumnya.

Telah hadir dokter dan pasien (itu)

Aku melewati dokter dan pasien (itu)

Aku menemui dokter dan pasien (itu)

 Grup Huruf ‘Athf


Adapun harf-harf ‘athf tersebut adalah seperti keterangan berikut :

Ataukah Dan

Tetapi Kemudian, maka

Bahkan Kemudian, lalu

Bukan, tidak Atau

 Contoh Aplikasi

Aku melewati Zaid dan Ali

Telah masuk di sisi mudir, pak ustadz lalu


para murid
Aku makan semangka kemudian jeruk

Bacalah buku (itu) dengan duduk atau berdiri

Apa kamu telah melihat kepada Aisyah


ataukah Hindun ?
198
Ilmu Nahwu – Fokus I’rab
===============================================================================

Jangan bicara kepada Mahmud tetapi Said

Amr tidak bersafar bahkan Muhammad


(yang bersafar)
Pena (itu) telah dicuri bukan kitab

 Kaidah dan Aturan ‘Athf


Diantara kaidah dan aturan yang berlaku untuk ‘athf adalah :
1. Hukum ‘athf memiliki unsur berikut :
a. Ma’thuf, yaitu kalimah yang mengikuti (tabi’)
b. Harf ‘athf, yaitu alat penghubung
c. Ma’thuf ‘alaih, yaitu kalimah yang diikuti (matbu’)

Seseorang wafat meninggalkan putri dan paman

2. Ma’thuf mengikuti ma’thuf ‘alaih dalam i’rabnya

Para guru hadir kecuali Zaid dan Ali

3. Hukum ‘athf berlaku pula untuk fi’l bahkan jumlah.

Jikalau kamu makan dan minum


maka kamu kenyang

Sang Amir datang


maka bangkitlah para pasukan
199
Bahasa Arab “sebarkan” 2
===============================================================================

 Praktik I’rab
Mari belajar i’rab sederhana untuk ‘athf.

Amr tidak bersafar bahkan Muhammad

Bacalah buku (itu) dengan duduk atau berdiri

Aku melewati Zaid dan Ali

***
200
Ilmu Nahwu – Fokus I’rab
===============================================================================

‫التدريبات‬

 Praktik
1. Tentukan kalimah yang menjadi ma’thuf ‘alaih ( plus jabatan aslinya ) dan
ma’thuf-nya setelah menyempurnakan syakal lalu terjemahkan !

8
201
Bahasa Arab “sebarkan” 2
===============================================================================

2. I’rablah ma’thuf berikut dan yang lainnya setelah melengkapi harakat !

Para karyawan telah hadir


kecuali Said dan Zaid

Telah roboh hotel (itu) bukan menara (itu)

Ali menulis surat (itu) dengan pena


kemudian pensil

***
202
Ilmu Nahwu – Fokus I’rab
===============================================================================

TAUKID I
_____________________________________________

‫الدرس‬

 Pengenalan
Taukid adalah tabi’ yang disebutkan untuk menguatkan kalimah sebelumnya serta
menghilangkan kemungkinan paham lain yang tidak diinginkan dari jumlah. Hukum
i’rabnya menyesuaikan i’rab kalimah sebelumnya.

Mudir (itu) telah hadir dirinya

Aku melihat mudir (itu) dirinya

Aku melewati mudir (itu) dirinya

 Pembagian Taukid
Taukid terbagi kepada dua macam :
A. Taukid lafzhi, yaitu berupa pengulangan lafazh yang sama, baik berupa ism, harf,
fi’l, ataupun jumlah.

Silahkan, silahkan !

Telah wafat mudir (itu), mudir (itu)

B. Taukid ma’nawy, yaitu taukid dengan lafazh-lafazh tertentu.

Penguasa (itu) telah datang


orangnya
Aku berbicara kepada Zainab
dirinya
Aku beriman kepada al-Quran
seluruhnya
Para tentara (itu) telah hadir
semuanya
203
Bahasa Arab “sebarkan” 2
===============================================================================

Aku telah hafal kitab (itu)


umumnya
Aku melewati dua masjid (itu)
keduanya
Dua siswi (itu) lulus keduanya

 Kaidah dan Aturan Taukid


Diantara kaidah yang berlaku untuk taukid ma’nawy adalah :
1. Taukid mengikuti muakkad dalam hal i’rab. Dan muakkad berupa ism ma’rifah.

Hotel (itu) terbakar seluruhnya

2. Taukid ma’nawy bersambung dengan dhamir yang sesuai terhadap muakkad.

Dua guru (itu) telah hadir keduanya

3. Lafazh yang digunakan sebagai taukid ma’nawy bukan berarti selamanya taukid.

Jiwa (itu) ada tiga macam

 Praktik I’rab
Mari belajar i’rab sederhana untuk taukid.

Aku bicara kepada sang amir (itu) dirinya


204
Ilmu Nahwu – Fokus I’rab
===============================================================================

Aku beriman kepada al-Quran seluruhnya

Dua siswi (itu) lulus keduanya

‫التدريبات‬

 Praktik
1. Tentukan kalimah yang menjadi muakkad ( plus jabatan aslinya ) dan taukid-nya
setelah menyempurnakan syakal lalu terjemahkan !

3
205
Bahasa Arab “sebarkan” 2
===============================================================================

2. I’rablah taukid berikut dan yang lainnya setelah melengkapi harakat !

Ustadz (itu) telah hadir orangnya

Ali melewati para tentara (itu) seluruhnya

Bakr telah hafal kitab (itu) umumnya


206
Ilmu Nahwu – Fokus I’rab
===============================================================================

BADAL I
_____________________________________________

‫الدرس‬

 Pengenalan
Badal adalah tabi’ yang disebutkan untuk menggantikan ma’na kalimah sebelumnya
serta memperkuat pengaruh yang diinginkan dari jumlah. I’rabnya menyesuaikan i’rab
kalimah yang digantikan (mubdal minhu).

Amir Khalid telah hadir

Aku melihat amir Khalid

Aku melewati amir Khalid

 Macam-Macam Badal
Ada 4 macam badal yang dikenal :
1. Badal muthabiq, badal yang sesuai dengan mubdal minhu secara menyeluruh.

Al-Khalil Ibrahim telah meninggikan pondasi

2. Badal ba’dh min kull, yaitu badal yang merupakan bagian dari keseluruhan
mubdal minhu.

Mentari (itu) telah terbit setengahnya

3. Badal isytimal, yaitu badal yang memiliki keterkaitan terhadap mubdal minhu.

Kami kagum kepada Zaid ilmunya


207
Bahasa Arab “sebarkan” 2
===============================================================================

4. Badal mubayin, yaitu badal yang disebutkan lantaran mubdal minhu terlanjur
disebut (yakni salah penyebutan).

Ambillah pena, eh … buku tulis !

 Kaidah dan Aturan Badal


Diantara kaidah yang berlaku untuk badal adalah :
1. Badal mengikuti mubdal minhu dalam hal i’rab

Bershalawatlah untuk Nabi Muhammad

2. Untuk badal ba’dh dan badal isytimal, secara umum mereka bersambung dengan
dhamir yang sesuai terhadap mubdal minhu.

Zaid hafal al-Quran seperempatnya

Kami kagum kepada Khalid keberaniannya

 Praktik I’rab
Mari belajar i’rab sederhana untuk badal.

Alkhalil Ibrahim telah meninggikan pondasi


208
Ilmu Nahwu – Fokus I’rab
===============================================================================

Mentari (itu) telah terbit setengahnya

Kami kagum kepada Khalid keberaniannya

Ambillah pena, eh … buku tulis !

‫التدريبات‬

 Praktik
1. Tentukan kalimah yang menjadi mubdal minhu ( plus jabatan aslinya ) dan badal-
nya setelah menyempurnakan syakal lalu terjemahkan !

1
209
Bahasa Arab “sebarkan” 2
===============================================================================

2. I’rablah badal berikut dan yang lainnya setelah melengkapi harakat !

Amir Khalid telah hadir

Zaid melihat amir Khalid


210
Ilmu Nahwu – Fokus I’rab
===============================================================================

LATIHAN UMUM BAB AT-TAWABI’

 Carilah dan kelompokkan at-tawabi’ yang terdapat dalam kumpulan jumlah berikut
ke dalam tabel setelah menyempurnakan syakal !

***
211
Bahasa Arab “sebarkan” 2
===============================================================================

BAB 8

________________________________

I’RAB MAHALLIY

________________________________

CAKUPAN MATERI :

 I’RAB KALIMAH MABNI


 I’RAB JUMLAH
212
Ilmu Nahwu – Fokus I’rab
===============================================================================
213
Bahasa Arab “sebarkan” 2
===============================================================================

MUQADDIMAH
Dalam beberapa penjelasan pada bab-bab sebelumnya disebutkan contoh berikut :

Ini sinar mentari

Sabar (itu) akhirnya manis

Ini seekor buaya

Dan banyak contoh lain yang memuat aplikasi jumlah dengan unsur kalimah mabni atau
jumlah lain dalam jumlah.

Pertanyaannya : “apakah jabatan untuk kalimah mabni dalam jumlah tersebut dan
bagaimana hukum i’rabnya ?”

Inilah yang menjadi inti pembahasan pada bab ke-8 ini insyaAllah. (1)

__________________________________________

1. Dalam membahas bab ini pembaca sangat diharapkan telah mutqin untuk materi pada bab 1 –
bab 7 agar terbantu dan mudah dalam mengkaji .. insyaAllah.
214
Ilmu Nahwu – Fokus I’rab
===============================================================================

I’RAB MAHALLIY I
_____________________________________________

‫الدرس‬

 Pengenalan
Apabila kalimah mabni menduduki salah satu daripada jabatan al-mu’rabat, maka
hukum i’rab berlaku untuk kalimah mabni tersebut. Dan hukum i’rab mereka berlaku
secara jabatan dan kedudukan, namun tidak secara lafazh lantaran mereka mabni.
Itulah sekilas tentang i’rab mahalliy.

Dia (itu) seorang guru

Telah dipukul orang yang tidur (itu)

Kemudian perlu diketahui bahwa i’rab jenis ini hanya berlaku untuk beberapa lafazh
saja dari kalimah mabni serta beberapa daripada jumlah dengan ragam bentuknya.

 I’rab Mahalliy pada Al-Mabniyyat


 Kalimah Mabni yang Berpotensi Mu’rab
Diantara kalimah mabni yang berpotensi mu’rab secara mahallan adalah beberapa
dari al-mabniyyat berjenis ism. Mereka adalah ismul isyarah, al-ismul maushul,
ismu asy-syarth, ismul istifham, dan dhamir (1).

Ini sebuah buku tulis

Telah dibunuh orang yang di benteng (itu)

__________________________________________

1. Seperti halnya dhamir, mereka seringkali disebutkan secara tampak baik tersambung dengan
kalimah lain atau terpisah, juga secara tersembunyi sebagaimana hal ini masyhur ditemukan.
215
Bahasa Arab “sebarkan” 2
===============================================================================

Barangsiapa menanam maka dia menuai

Kapan ujian ?

Kalian adalah para mujtahid

 Contoh Aplikasi dan Praktik I’rab


1. Al-mabniyyat dengan i’rab majrur mahallan

Zaid telah melihat ke itu masjid

Zaid telah membaca bukunya

2. Al-mabniyyat dengan i’rab marfu’ mahallan

Aku telah membaca al-Quran pada hari ini

Telah wafat orang yang bicara di atas mimbar

Ini Khalid

Ini dia bu guru

Mereka dulunya adalah orang-orang qana’ah


216
Ilmu Nahwu – Fokus I’rab
===============================================================================

Semoga pemenang (itu) adalah kamu

3. Al-mabniyyat dengan i’rab manshub mahallan

Allah telah memberimu harta

Para peserta telah hadir kecuali orang ini

Kamu dulu yang makannya banyak

Sungguh mereka pasti akan mati

Hai Zaid, bacalah ! 1

 I’rab Mahalliy pada Jumlah


 Jumlah yang Berpotensi Mu’rab
Adapun jumlah yang berpotensi mu’rab secara mahallan, diantaranya adalah
apabila berupa seperti berikut :
1. Jumlah khabariyyah, mereka adalah jumlah yang berposisi sebagai khabar
mubtada’, khabar kaana ‘dss’, atau khabar inna ‘dss’. Baik berupa jumlah
ismiyyah, fi’liyyah, atau syibhul jumlah.

Marah (itu) ujungnya penyesalan

__________________________________________

1. Kalimah sejatinya mu’rab, namun disini ia mabni lantaran sebagai munada berbentuk ‘alam
mufrad.
217
Bahasa Arab “sebarkan” 2
===============================================================================

Aisyah bermalam dengan melaksanakan shalat

Sungguh shalat witir (itu) setelah isya’

2. Mashdar muawwal, yaitu rangkaian harf plus fi’lnya, atau plus ism dan
khabarnya yang kemudian dita’wil (dirubah) ke bentuk mashdar.

Menyenangkan aku kamu lulus (itu)

Aku tahu bahwa kamu lulus

3. Jumlah yang berposisi sebagai fi’l syarth atau jawab syarth untuk adawat
syarth jazimah.

Barangsiapa bersabar maka dia beruntung

 Contoh Aplikasi dan Praktik I’rab

Ahmad sedang tidur


218
Ilmu Nahwu – Fokus I’rab
===============================================================================

Siswa (itu) berpagi di dalam kelas

Aku ingin kalian berpuasa

Siapa menanam dia menuai

***
219
Bahasa Arab “sebarkan” 2
===============================================================================

‫التدريبات‬

 Praktik

1. Harakatilah secara sempurna, kemudian tentukan jabatan yang beri’rab secara


mahallan daripada al-mabniyyat yang ada, lalu terjemahkanlah !

Ini sebuah pena


1

7
220
Ilmu Nahwu – Fokus I’rab
===============================================================================

10

11

12

13

2. Lengkapilah syakalnya, lalu terjemahkan ke bahasa ibu kita, kemudian i’rablah


kalimah yang diminta !
221
Bahasa Arab “sebarkan” 2
===============================================================================

***
222
Ilmu Nahwu – Fokus I’rab
===============================================================================
223
Bahasa Arab “sebarkan” 2
===============================================================================

KALIMAT PENUTUP

Segala puji bagi Allah, dengan segala limpahan karunia Nya … kebaikan apapun dapat
terlaksana dengan sempurna ….

Para pembaca - yang semoga Allah mulyakan -,

Dengan selesainya pembahasan yang ada pada buku panduan bahasa arab seri kedua
ini, penyusun ingin kembali mengajak dan memotivasi khususnya kepada diri penyusun
sendiri dan umumnya seluruh pembaca dimanapun berada – terutama yang masih
menapaki langkah awal belajar bahasa Arab -, bahwa apa yang telah kita peroleh berupa
ilmu dari tulisan sederhana ini hanya sebagai langkah awal untuk mempelajari bahasa Arab
pada jenjang-jenjang lanjutan di atasnya.

Ibarat orang ingin membangun rumah atau sebuah bangunan, maka dia memulainya
dengan menata pondasi yang benar-benar kuat dan kokoh. Oleh karenanya, sudah
selayaknya bagi pemula belajar apa pun, untuk memperkuat dasar dan alat-alat utama
menuju kemudahan pada tingkat berikut dan berikutnya. Termasuk salah satunya adalah
belajar bahasa Arab.

Dan hal lain yang ingin penyusun himbau kepada pembaca sekalian agar tidak
meninggalkan daripada mengulang – ulang pelajaran yang sudah dilewati. Karena dengan
semakin sering mengulang, ilmu ini akan terjaga di dalam hati-hati kita. Dan lakukanlah
muroja’ah ini secara rutin tanpa mengesampingkan pelajaran-pelajaran penting lainnya di
jenjang selanjutnya.

Akhir kata pada penutupan ini, jangan lupa untuk selalu memohon kepada Allah Yang
telah Menciptakan kita, dari kita tidak mengetahui apa-apa, kemudian mengajarkan
kepada kita bagaimana membaca dan berucap, agar kita dimudahkan dalam belajar dan
menghafal. Juga mengamalkan dan mengajarkan apa yang bermanfaat. Karena manusia
tidak bisa terlepas dari kehendak Allah, dan semua yang terjadi tidak lain kecuali
berdasarkan keinginanNya. Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan ….
224
Ilmu Nahwu – Fokus I’rab
===============================================================================

DAFTAR REFERENSI

 Al-Quran al-Karim

 Iddah as-Salik ilaa Tahqiq Audhah al-Masalik, Muhammad Muhyiddin Abdul


Hamid, Kairo : Dar ath-Thalaa-i’, 2009 M.

 Audhah al-Masalik ila Alfiyyah Ibni Malik, Ibnu Hisyam al-Anshari al-Mishri, Beirut :
Dar Ibnu Hazm, cet. I, 1429 H – 2008 M.

 Silsilah Ta’lim al-Lughah al-Arabiyyah Edisi Nahwu Mustawa 3 (diktat Jami’ah


Muhammad Bin Su’ud al-Islamiyah), tim ahli di bawah bimbingan Dr. Abdullah al-
Hamid, KSA : Pustaka Jami’ah, t.th.

 Silsilah Ta’lim al-Lughah al-Arabiyyah Edisi Nahwu Mustawa 4 (diktat Jami’ah


Muhammad Bin Su’ud al-Islamiyah), tim ahli di bawah bimbingan Dr. Abdullah al-
Hamid, Jakarta : Lembaga Da’wah dan Ta’lim, t.th.

 Jami’ ad-Durus al-Arabiyyah, Syaikh Mushthofa Ghulayini, Beirut : Maktabah al-


Ashriyyah, cet. XXI, 1408 H – 1987 M.

 Ad-Durus an-Nahwiyyah, al-‘Allamah Hifni Nashif Dkk, ta’liq oleh Abu Anas Asyraf
Bin Yusuf Bin Hasan, Iskandariyah : Dar al-Aqidah, cet. I, 1428 H – 2007 M.

 At-tuhfah as-Saniyyah bi Syarh al-Muqaddimah al-Ajurumiyyah, Muhammad


Muhyiddin Abdul Hamid, Dimasyq : Maktabah Dar al-Fiha’ & Riyadh : Maktabah Dar
as-Salam, cet. I, 1414 H – 1994 M.

 An-Nahwu al-Wadhih fi Qawa’id al-Lughah al-Arabiyyah Juz 1, Ali Jarim dan


Musthafa Amin, Mesir : Dar al-Ma’arif, t.th.

 An-Nahwu al-Wadhih fi Qawa’id al-Lughah al-Arabiyyah Juz 2, Ali Jarim dan


Musthafa Amin, Surabaya : Pustaka al-Hidayah, t.th.

 Al-Ikhtishor wa at-Takmil li Syarh Ibni ‘Aqil ‘Ala Alfiyyah Ibni Malik Juz 3 & 4, Dr.
Mu’min Bin Shabri Ghonam, Riyadh : Maktabah ar-Rusyd, cet. I, 1425 H – 2004 M.

 Jadwal ash-Sharf, Hasyim Isma’i, Surabaya : Syirkah Bonggol Indah, 1996 M.

 Kamus Arab – Indonesia, Prof. Dr. H. Mahmud Yunus, Jakarta : PT. Hidakarya
Agung, cet. VIII, 1411 H – 1990 M.
225
Bahasa Arab “sebarkan” 2
===============================================================================

 Al-Mu’jam al-Wasith, Jumhuriyyah Mishr al-Arabiyyah Majma’ Lughoh al-


Arabiyyah, Mesir : Maktabah asy-Syuruq ad-Dauliyyah, cet. V, januari 2011 M.

 Mutun Thalib al-Ilmi Mustawa 1 & 2, penyusun dan tahqiq Dr. Abdul Muhsin Bin
Muhammad al-Qasim, Riyadh : Fahrasah Maktabah Malik Fahd al-Wathaniyyah,
cet. II, 1433 H – 2012 M.

 At-Tauhid al-Ladzi Huwa Haqqullahi ‘ala al-‘Abid – untuk kelas 1 Mutawassith


(diktat Wizarah Ma’arif KSA Edisi Tashwir), Riyadh : Wizarah Ma’arif, cet. I, 1419 H.

 Tajwid al-Quran Riwayat Hafsh dari ’Ashim, Hartanto Saryono, Lc., Depok : Yayasan
Rumah Tajwid Indonesia, cet. I, 1435 H – 2014 M.

 Daftar al-Mutaba’ah fi Hifzh al-Quran, Abu Yahya Sumantoro dan Abdullah Bin
Pahanan al-Qari’, Yogyakarta : Markaz asy-Syaikh Ibnu Baaz, t.th.

 4 Langkah Tepat Membaca Kitab Arab Metode Lisani, M. Afdlol, Lc., Indonesia :
Granada Investa Islami dan Lisani Publishing, cet. II, 1437 H – 2016 M.

 Empat Langkah Membaca & Menerjemah Kitab Gundul Metode as-Sasakiy, Abu
Hilya Salsabila, Bekasi : Penerbit Ukhuwatuna, cet. VIII, 1437 H – 2015 M.

 Bahasa Arab Sebarkan Seri 1 (Sharaf), Daud Abdu Robbil Haq, Depok : Pustaka
SAIN, cet. II, 1437 H – 2016 M.

 Bahasa Arab Sebarkan Seri 3 (Baca Kitab Kuning), Daud Abdu Robbil Haq, Depok :
Pustaka SAIN, cet. I, 1437 H – 2016 M.

 Perjalanan Hidup Empat Khalifah Rasul Yang Agung, al-Hafizh Ibnu Katsir, i’dad Dr.
Muhammad Bin Shamil as-Sulami, Jakarta : Darul Haq, cet. XII, 1437 H.

 Mushaf al-Burhan Edisi Ummahatul Mukminin Terjemah Per-Kata Tajwid, H.


Nandang Burhanudin, Lc., M.Si., Bandung : Cv. Media Fitrah Rabbani, t.th.

 Kamus al-Ma’any, Kamus Online, www.almaany.com

 Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Kamus Online, www.kbbi.web.id

 Referensi-referensi lain daripada bangku kuliah, internet, TIM SAIN, dan lainnya.
226
Ilmu Nahwu – Fokus I’rab
===============================================================================

CATATAN
…………………………………………………………………………………………………………………………………………….

…………………………………………………………………………………………………………………………………………….

…………………………………………………………………………………………………………………………………………….

…………………………………………………………………………………………………………………………………………….

…………………………………………………………………………………………………………………………………………….

…………………………………………………………………………………………………………………………………………….

…………………………………………………………………………………………………………………………………………….

…………………………………………………………………………………………………………………………………………….

…………………………………………………………………………………………………………………………………………….

…………………………………………………………………………………………………………………………………………….

…………………………………………………………………………………………………………………………………………….

…………………………………………………………………………………………………………………………………………….

…………………………………………………………………………………………………………………………………………….

…………………………………………………………………………………………………………………………………………….

…………………………………………………………………………………………………………………………………………….

…………………………………………………………………………………………………………………………………………….

…………………………………………………………………………………………………………………………………………….

…………………………………………………………………………………………………………………………………………….

…………………………………………………………………………………………………………………………………………….

…………………………………………………………………………………………………………………………………………….

…………………………………………………………………………………………………………………………………………….

You might also like