Professional Documents
Culture Documents
Email: yunyskh@gmail.com
2
Stikes Aisyiyah Surakarta
Email: eswns0205@gmail.com
3
Stikes Aisyiyah Surakarta
Email: mouse_02april@yahoo.com
Abstract
Posyandu seniors are the center of community activities in the efforts of health
services in the elderly. Posyandu as a place of activities that nuances community
empowerment. The main problems faced by posyandu include facilities that are not
yet adequate, lack of active cadres, lack of knowledge of cadres about health, not yet
able to use appropriate technology, namely blood pressure checks, vital signs which
include pulse counting, body temperature measurement and blood sugar examination,
the examination of gout. The activity aims to help posyandu health cadres by
disseminating information about hypertension knowledge and training on the use of
appropriate technology by checking blood pressure, blood sugar testing, gout testing,
cholesterol testing, marking measurements vital signs through training. Method; the
methods implemented in this activity are training, mentoring after training activities
and competitions to find out the improvement of both knowledge and skill results;
Cadre’s knowledge of hypertension increases, cadre skills in terms of blood pressure
measurement and measurement of vital signs are increasingly skilled. The resulting
output of hypertension care pocketbooks with ISBNs, intellectual property rights,
scientific articles published in community service journals with ISSN, posters for
elderly, feedback sheets, publications in online media, advertisements in print media
the conclusions of cadre knowledge about hypertension are increasing. The skill of
measuring blood pressure increases.
pada kader posyandu lansia, tentang materi sedangkan yang kurang terampil sebelum
hipertensi sedangkan pelatihan ketrampilan dilakukan pelatihan ada 28 orang (93.33%)
meliputi pengukuran tekanan darah dan setelah dilakukan pelatihan masih ada 3
penghitungan nadi. orang (6.66%) yang belum terampil.
dilakukan pelatihan ada 28 orang (93.33%) orang (6.66%) yang belum terampil hasil
setelah dilakukan pelatihan masih ada 1 penelitian ini diperkuat oleh penelitian yang
orang (3.3 %) yang belum terampil dialukanoleh Armiyati dan Soesanto (2014)
Berdasarkan tabel 1 di atas menunjukkan tentang pemberdayaan kader posyandu
sebagian besar responden sebelum dilakukan lansia sebagai upaya peningkatan kualitas
sosialisasi yang berpengetahuan tinggi hanya hidup lansia di desa hasil peneliatiannya
2 orang (6.6%) setelah dilakukan sosialisasi menyebutkan bahwa meningkatnya jumlah
terjadi peningkatan menjadi 14 orang kader posbindu lansia yang aktif, tersedianya
(46.67%) sedangkan yang berpengetahuan lembar balik sebagai media promosi
rendah sebelum dilakukan sosialisasi ada 18 kesehatan bagi lansia berupa leaflet dan
orang (60%) setelah dilakukan sosialisasi lembar balik, peningkatan pengetahuan
menjadi 2 orang (6.66%) .hal ini sejalan posyandu lansia tentang pencegahan dan
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh penanganan masalah kesehatan ada lansia
(Firiani, 2011 yang menyatakan bahwa h dengan hipertensi, DM, hiperuresimiadan
Penyuluhan kesehatan atau sosialisasi adalah anemiayang ditandai dengan peningkatan
kegiatan pendidikan kesehatan yang dilakukan nilai post test dibandingkan dengan nilai
dengan menyebarkan pesan, menanamkan pre-test, meningkatnya ketrampilan
keyakinan, sehingga mansyarakat tidak saja kader posyandu lansia dalam melakukan
sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau deteksi dini melalui pemeriksaan fisik
dan bisah melakukan suatu anjuran yang ada dan pemeriksaan laboratorium sederhana,
hubungannya dengan kesehatan tersedianya peralatan yang dapat mendukung
Menurut Notoatmodjo (2010) pengolahan tanaman obat keluarga (herbal)
menyatakan bahwa pengetahuan merupakan dalam rangka meningkatkan kualitas hidup
dari hasil tahu dan hal itu terjadi pada saat lansia, kader mampu memproduksi bahan
kelompok eksperimen menerima pendidikan herbal berupa sirup, serbuk, ekstrak,dan
kesehatan. minyak astiri.
(Notoatmodjo, 2012). Pendidikan Berdasarkan tabel 3 menunjukkan
kesehatan merupakan suatu upaya atau sebagian besar responden sebelum dilakukan
kegiatan untuk menciptakan perilaku pelatihan tentang ketrampilan mengukur
masyarakat yang kondusif untuk kesehatan. suhu tubuh, yang terampil belum ada 0
Artinya, masyarakat menyadari atau orang (0%) setelah dilakukan pelatihan
mengetahui bagaimana cara memelihara terjadi peningkatan menjadi 27 orang (90%)
kesehatan dan menghindari atau mencegah sedangkan yang kurang terampil sebelum
hal-hal yang merugikan kesehatan dilakukan pelatihan ada 30 orang (100%)
Sedangkan menurut Berdasarkan penelitian setelah dilakukan pelatihan masih ada 3
yang dilakukan oleh Wahdini (2013) Ada orang (10 %) yang belum terampil .menurut
perbedaan yang bermakna pengetahuan Notoatmodjo (2010), ketrampilan merupakan
tentang hipertensi masyarakat usia 45-60 suatu kemampuan seseorang untuk bertindak
tahun sebelum dan sesudah penyuluhan . setelah menerima pengalaman belajar
tertentu dengan menggunakan anggota badan
Berdasarkan tabel 2 menunjukkan dan peralatan yang tersedia atau kemampuan
sebagian besar responden sebelum dilakukan seseorang dalam menerpkan pengetahuan
pelatihan tentang ketrampilan mengukur kedalam bentuk tindakan
tekanan darah, yang terampil hanya 2
orang (6.6%) setelah dilakukan pelatihan Berdasarkan tabel 4 menunjukkan
terjadi peningkatan menjadi 27 orang (90%) sebagian besar responden sebelum dilakukan
sedangkan yang kurang terampil sebelum pelatihan tentang ketrampilan penghitungan
dilakukan pelatihan ada 28 orang (93.33%) nadi yang terampil belum ada 2 orang
setelah dilakukan pelatihan masih ada 3 (6.66 %) setelah dilakukan pelatihan terjadi
peningkatan menjadi 29 orang (96.67%)
sedangkan yang kurang terampil sebelum sebelum maupun sesudah dilakukan pelatihan
dilakukan pelatihan ada 28 orang (93.33%) diperlukan adanya evaluasi.
setelah dilakukan pelatihan masih ada 1
orang (3.3 %) yang belum terampil. Hasil KESIMPULAN
penelitian ini sesuai hasil penelitian khayati
(2015) menjelaskan bahwa pemberdayaan Setelah dilakukan sosialisasi dan
masyarakat melalui petugas kesehatan pelatihan Kader posyandu lansia meningkat
diharapkan dapat membantu mengurangi pengetahuannya tentang materi hipertensi
terjadinya penyakit. Para pekerja kesehatan dan Kader posyandu lansia meningkat
perlu diberikan pelatihan untuk meningkatkan ketrampilannya dalam pengukuran tekanan
pengetahuan, sikap dan ketrampilan. Hal dan penghitungan nadi. Pentingnya dukungan
ini sejalan dengan penelitian sianturi semua pihak sehingga kegiatan posyandu
(2013) satu cara untuk meningkatkan berjalan lancar dan rutin dilaksanakan
pengetahuan, keterampilan serta sikap pada
kader. pelatihan merupakan suatu proses ACKNOWLEDGMENT
belajar mengajar terhadap pengetahuan dan Ucapan terima kasih disampaiakn
keterampilan tertentu serta sikap agar peserta kepada Kemenristek Dikti dan P3M Stikes
semakin terampil dan mampu melaksanakan Aisyiyah Surakarta yang telah mendanai
tanggung jawabnya dengan semakin baik, kegiatan kegiatan masyarakat serta pembina
sesuai dengan standar. Adanya Peningkatan dan segenap kader posyandu yang telah
pengetahuan dan keterampilan akan di berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan
nilai dari hasil sesudah pelatihan, sehingga pelatihan di Kalurahan Sidorejo
REFERENSI