You are on page 1of 8

Pengembangan crackers dengan penambahan tepung ikan patin … (Arza PA; dkk)

PENGEMBANGAN CRACKERS DENGAN PENAMBAHAN TEPUNG


IKAN PATIN [Pangasius hypophthalmus] DAN TEPUNG WORTEL [Daucus carota L.]
(DEVELOPMENT OF NUTRITIOUS CRACKERS BY ADDING
STRIPED CATFISH [Pangasius hypophthalmus] AND CARROT [Daucus carota L.] FLOUR)

Putri Aulia Arza dan Melisa Tirtavani

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Perintis Padang. Jl. Adinegoro, KM 17, Simpang Kalumpang Padang,
Sumatera Barat, Indonesia
E-mail: tilla.arza@gmail.com

Diterima: 07-09-2017 Direvisi: 27-12-2017 Disetujui: 31-12-2017

ABSTRACT
Diversification of food needs to be done to improve people's eating habits and overcome the main nutritional
problems in Indonesia. Striped Fish and carrot flour is good foodstuffs to add to the crackers rich in nutrition
especially protein and give a natural compelling color. To know the effect of the addition of striped Fish and
carrot flour to the sensory qualities and protein content in crackers. Four different crackers were prepared using
these formulation: 1) control; 2) the addition 25 g striped catfish and carrot flour; 3) the addition 50 g striped
catfish and carrot flour; and 4) the addition 100 g striped catfish and carrot flour. The preference test was
conducted in this research to assess the organoleptic parameters, and analyse the protein content. The
sensory evaluation revealed that composite crackers made by adding striped Fish and carrot flour 0, 25g, 50g
and 100g had significant differences (p<0.05) in colour, texture, odour and flavor of sensory parameters.
Crackers made with 25g striped catfish and carrot flour is the most accepted by panelis with Score Card
evaluation method 3,56 out of 5. This formulation had 16.19 percent protein content. Striped Fish and carrot
with a correct formulation could improve the sensory quality and protein content of crackers, so that can be
good ingredients to improve food products.

Keywords: carrot flour, crackers, protein content, sensory evaluation, striped catfish fluor

ABSTRAK
Diversifikasi pangan perlu dilakukan untuk memperbaiki kebiasaan makan masyarakat dan mengatasi masalah
gizi utama di Indonesia. Tepung Ikan patin dan tepung wortel yang ditambahkan pada crackers diharapkan
dapat meningkatkan zat gizi terutama protein dan memberikan warna yang menarik; Tujuan penelitian untuk
mengetahui pengaruh penambahan tepung ikan patin dan wortel terhadap kualitas sensorik dan kadar protein
crackers. Empat biskuit berbeda disiapkan menggunakan formulasi berikut: 1) kontrol; 2) penambahan tepung
ikan patin dan tepung wortel masing-masing 25 g; 3) penambahan tepung ikan patin dan tepung wortel masing-
masing 50 g; 4) penambahan tepung ikan patin dan tepung wortel masing-masing 100 g. Uji preferensi
dilakukan dalam penelitian ini untuk menilai parameter organoleptik, dan kandungan protein. Evaluasi sensorik
menunjukkan bahwa crackers dengan penambahan tepung ikan patin dan tepung wortel masing-masing 0,
25g, 50g dan 100g memiliki perbedaan yang signifikan (p <0,05) dalam parameter sensori warna, tekstur,
aroma dan rasa. Crackers dibuat dengan penambahan tepung ikan patin dan tepung wortel masing-masing
25g adalah yang paling banyak disukai oleh panelis menggunakan evaluasi metode Score Card yaitu dengan
nilai 3,56 dari 5. Formulasi ini memiliki kandungan protein sebesar 16,19 persen. Tepung ikan patin dan wortel
dengan formulasi yang tepat dapat meningkatkan kualitas sensorik dan kandungan protein crackers sehingga
bisa menjadi komponen bahan pangan yang baik untuk memperbaiki produk makanan. [Penel Gizi Makan
2017, 40(2):55-62]

Kata kunci: crackers, evaluasi sensorik, kandungan protein, tepung ikan patin, tepung wortel

55
Penelitian Gizi dan Makanan, Desember 2017 Vol. 40 (2): 55-62

PENDAHULUAN pengolahan yang baik karena jika proses

S
pengolahan dilakukan tanpa memperhatikan
alah satu masalah gizi utama di
prosedur pengolahan yang baik maka akan
Indonesia adalah kekurangan energi
menurunkan kandungan gizi terutama senyawa
protein (KEP). KEP merupakan salah
bioaktif yang terdapat dalam wortel tersebut.
satu keadaan gizi kurang, yang dapat
Oleh karena itu dengan memperhatikan cara
didefinisikan sebagai keadaan gizi dimana
pengolahan yang baik diharapkan cara
kekurangan atau ketidakseimbangan energi,
pengolahan ini dapat menghasilkan tepung
protein dan zat gizi lainnya menyebabkan efek
wortel yang berkualitas dan menurunkan bau
merugikan yang terukur pada bentuk jaringan
spesifik atau bau langu wortel tanpa
atau tubuh (bentuk tubuh, ukuran, komposisi)
1 mengurangi kandungan gizinya.
fungsi tubuh dan hasil klinis .
2 Mengingat potensi gizi dan ketersediaan
Hasil riset kesehatan dasar menunjukkan
ikan patin dan wortel di Indonesia yang
40,6 persen penduduk mengonsumsi makanan
berlimpah, maka upaya pemanfaatan ikan patin
dibawah kebutuhan minimal (kurang dari 70%
dan wortel sebagai bahan baku produk pangan
dari Angka Kecukupan Gizi/ AKG) yang
perlu dilakukan perlu dilakukan antara lain
dianjurkan tahun 2004. Berdasarkan kelompok
dengan mengolah ikan patin dan wortel
umur dijumpai 24,4 persen balita, 41,2 persen
menjadi tepung kemudian diolah menjadi
anak usia sekolah, 54,5 persen remaja, 40,2
crackers. Crackers merupakan salah satu kue
persen dewasa, serta 44,2 persen ibu hamil
kering yang sampai saat ini digemari oleh
mengonsumsi makanan dibawah kebutuhan
masyarakat sebagai makanan jajanan atau
minimal.
camilan dari berbagai kelompok ekonomi dan
Untuk mengatasi masalah diatas perlu
umur.
dilakukan perbaikan komposisi konsumsi
Tujuan penelitian ini adalah untuk
pangan masyarakat yaitu dengan diversifikasi
mengetahui pengaruh penambahan tepung
dengan pangan-pangan yang mudah didapat,
ikan patin (Pangasius hypopthalmus) dan
murah dan kaya zat gizi. Diversifikasi pangan
tepung wortel (Daucus carota L) terhadap mutu
adalah suatu proses pemanfaatan dan
organolepti, kadar air dan kadar protein
pengembangan suatu bahan pangan sehingga
3 crackers yang dihasilkan.
penyediaan semakin beragam
Salah satu bahan baku pangan yang
METODE
memiliki kandungan protein tinggi yaitu ikan
patin. Ikan patin merupakan salah satu ikan air Desain penelitian ini adalah kuasi
tawar yang cukup dikenal di Indonesia eksperimen dengan Posttest Only Control
khususnya Sumatera dan mudah di Group Design. Penelitian ini telah dilaksanakan
budidayakan. Berdasarkan hasil penelitian pada bulan Februari - Juni 2016, pembuatan
Guimaraes et al, analisis kandungan kadar air, crackers dilakukan di Laboratorium Makanan
protein dan lipid berturut-turut per 100 g filet Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES)
ikan patin yaitu 83,83-85,59 g; 12,51-14,52 g; Perintis Padang dan untuk pengujian kadar
1,09-1,65 g; dan 0,76-2,23 g. Agar ikan patin protein dilakukan di Laboratorium Balai Riset
dapat dimanfaatkan menjadi berbagai bentuk dan Standarisasi Industri Padang.
produk olahan, maka diperlukan proses Bahan yang digunakan untuk pembuatan
pengolahan menjadi tepung ikan. crackers yaitu tepung ikan patin, tepung wortel,
Untuk meningkatkan daya tarik tepung terigu (protein menengah), garam, gula
masyarakat akan suatu produk pangan selain halus, baking powder, ragi, susu skim,
kaya zat gizi juga perlu diberikan warna yang margarin, air putih. Bahan kimia yang
menarik terutama untuk anak-anak. Wortel digunakan untuk kebutuhan analisis protein
adalah salah satu jenis sayuran penting yang yaitu selenium, H2SO4, aquadest, H2BO3, dan
kaya akan senyawa bioaktif seperti karotenoid NaOH.
dan serat makanan yang memiliki khasiat Rancangan penelitian ini menggunakan
kesehatan diantaranya memiliki aktivitas rancangan acak kelompok dengan dua kali
5
antikanker . Beta carotene yang terkandung pengulangan. Prosedur pembuatan crackers
dalam wortel merupakan sumber pewarna dilakukan melalui beberapa tahapan. Pertama
makanan alami yang bersifat tidak larut air tahap pembuatan tepung ikan patin dan tepung
6
yang baik untuk kesehatan Pengolahan wortel wortel. Pembuatan tepung ikan patin mengacu
7
menjadi tepung wortel bertujuan untuk pada metode Amirullah yang dimodifikasi. Ikan
memperpanjang daya simpan wortel, utuh disiangi dengan membuang kepala, dan
mempermudah transportasi dan pengolahan isi perut. Setelah itu ikan yang telah disiangi
selanjutnya. Akan tetapi dalam pengolahan dicuci dengan tujuan untuk menghilangkan
tepung wortel harus memperhatikan prosedur kotoran yang masih menempel. Kemudian ikan

56
Pengembangan crackers dengan penambahan tepung ikan patin … (Arza PA; dkk)

dikukus selama 10 menit (setelah air mendidih) didiamkan selama 5 menit lalu di panggang
dan dipisahkan daging dari kulit yang masih kemudian menjadi crackers. Formulasi
menempel. Daging ikan kemudian direndam air crackers dengan penambahan tepung ikan
jeruk nipis sebanyak 3 sdm per kg selama 30 patin dan tepung wortel dapat dilihat pada
menit dengan tujuan untuk menghilangkan bau Tabel 1.
amis ikan. Setelah itu daging ikan dipres
menggunakan alat pengepres selama 10-15 Tabel 1
menit dengan tujuan untuk meanghilangkan air Formulasi Penambahan Tepung
dan lemak yang terdapat pada daging. Setelah Ikan Patin (Pangasius hypopthalmus) dan
dilakukan pengepresan, daging ikan di grinder Tepung Wortel ( Daucus carota L.)
untuk mengecilkan ukuran kemudian Jenis Tepung Tepung Tepung
dikeringkan menggunakan oven pada suhu Formula terigu (g) ikan wortel
o
60 C selama kurang lebih 15 jam. Daging ikan patin (g) (g)
yang telah kering dihaluskan menggunakan A (kontrol) 210 0 0
blender, kemudian disaring menggunakan B 210 25 25
ayakan 80 mesh sehingga dihasilkan tepung C 210 50 50
ikan yang halus. Pembuatan tepung wortel D 210 100 100
mengacu pada penelitian yang telah
8
dilakukan oleh Slamet yaitu pengupasan kulit
wortel, pemotongan dengan ukuran 0,3 cm, Tabel 2
10
o
pengeringan pada suhu 50 C selama 12 jam, Komposisi zat gizi
sampai dengan kadar air 12 persen, Bahan pangan Energi Protein Lema
penggilingan dan pengayakan dengan ukuran per 100 g (kkal) (g) k (g)
saringan 60 mesh. Tepung Terigu 365 8,9 1,3
Proses yang kedua adalah pembuatan Ikan Patin 89 14,91 2,96
crackers, dilakukan proses pencampuran
tepung ikan patin dengan bumbu: tepung Wortel 42 1,2 0,3
terigu, gula halus, baking powder, ragi, garam,
susu skim serta tepung wortel sebagai topping Uji sensorik yang dilakukan terhadap
pada lembaran crackers. Adonan dan tepung crackers yang ditambahkan tepung ikan patin
wortel dipisahkan menjadi 4 bagian dalam dan tepung wortel yaitu uji hedonik yang
wadah yang berbeda. Masing-masing wadah: meliputi warna, tekstur, aroma/bau dan rasa.
1) adonan crackers tanpa tepung ikan patin Skala hedonik yang digunakan berkisar antara
dan tepung wortel; 2) adonan crackers dengan 1-5: 1) tidak suka sama sekali; 2) tidak suka; 3)
penambahan tepung ikan patin 25g dan tepung biasa; 4) suka; 5) sangat suka. Dengan adanya
wortel 25 g; 3) adonan crackers dengan skala hedonik ini secara tidak langsung uji
penambahan tepung ikan patin 50g dan tepung dapat digunakan untuk mengetahui adanya
wortel 50 g; 4) adonan crackers dengan perbedaan antar perlakuan. Panelis dalam
penambahan tepung ikan patin 100g dan penelitian ini adalah panelis agak terlatih
tepung wortel 100 g. Kemudian masing-masing dengan jumlah 25 orang. Analisis kandungan
11
adonan diproses menjadi crackers. Pembuatan gizi dilakukan mengacu pada metode AOAC
9
crackers mengacu pada penelitian Ferazuma meliputi kadar air dengan metode gravimetric
yang dimodifikasikan, yaitu semua bahan dan kadar protein dengan metode Kjeldahl.
dicampur menggunakan mixer sambil Analisis data daya terima crackers dengan
ditambahkan margarin. Lalu adonan diuleni penambahan tepung ikan patin dan tepung
dengan tangan sampai kalis. Setelah itu wortel menggunakan analisis sidik ragam
adonan ditutup dengan lap yang telah dibasahi (ANOVA) pada taraf nyata 5%. Jika terdapat
dengan air hangat. Proses fermentasi perbedaan antar perlakuan, dilanjutkan dengan
dilakukan dengan cara mendiamkan adonan uji Duncan New Multiple Range Test (DNMRT)
tersebut selama 1 jam. Setelah proses pada taraf nyata 5%.
fermentasi selesai, adonan dibuat menjadi
lembaran dengan ukuran panjang 5 cm dan HASIL
lebar 5 cm dengan ketebalan 2 mm lalu di
Berdasarkan hasil uji Hedonic Scale Test
olesi dengan margarin dan ditaburi tepung
warna, tekstur, aroma dan rasa crackers
terigu serta garam. Adonan dilipat menjadi dua
dengan atau tanpa penambahan tepung ikan
bagian kemudian giling kembali menjadi
patin dan tepung wortel pada Gambar 1 secara
lembaran. Setelah itu olesi kembali dengan
umum dapat diterima oleh panelis. Taraf
margarin dan penaburan tepung wortel sesuai
perlakuan yang memiliki rerata tertinggi
perlakuan. Kemudian adonan dicetak,
menunjukkan bahwa warna crackers dengan

57
Penelitian Gizi dan Makanan, Desember 2017 Vol. 40 (2): 55-62

penambahan 25 g tepung ikan patin dan ikan patin dan tepung wortel lebih dapat
tepung wortel lebih dapat diterima oleh panelis diterima oleh panelis dengan rerata skor 3,38,
dengan skor 3,96; crackers dengan crackers penambahan 100 g tepung ikan patin
penambahan 100 g tepung ikan patin dan dan tepung wortel kurang diterima oleh panelis
tepung wortel kurang diterima oleh panelis dengan skor 3,12.
dengan rerata skor 2,9. Penampilan warna Nilai rerata kesukaan terhadap warna dan
crackers dapat dilihat pada Gambar 2, tepung aroma crackers berdasarkan analisis deskriptif
ikan patin dan wortel yang ditambahkan uji sensori menunjukkan bahwa formula B
melebihi 25 g maka akan menghasilkan warna paling disukai dibandingkan formula lainnya,
yang kurang menarik yaitu warna coklat jingga sedangkan dari segi rasa dan tekstur formula A
yang terlihat pada perlakuan C, dan D. yang lebih disukai panelis (Tabel 2). Hasil uji
Tekstur crackers tanpa penambahan Anova terhadap rerata nilai kesukaan warna,
tepung ikan patin dan tepung wortel lebih dapat aroma, tekstur dan rasa formula menunjukkan
diterima oleh panelis dengan rerata skor 3,4, perbedaan dengan nilai probabilitas <0,05.
crackers dengan penambahan tepung ikan Setelah dilanjutkan dengan uji Duncan
patin dan tepung wortel sebesar 100 gram menunjukkan formula B mempunyai rerata nilai
kurang diterima oleh panelis dengan skor 2,1. kesukaan warna yang berbeda yang lebih baik
Aroma crackers dengan penambahan 25 g dibandingkan keempat formula lainnya. Secara
tepung ikan patin dan tepung wortel lebih dapat keseluruhan hasil uji organoleptik terhadap
diterima oleh panelis dengan rerata skor 3,88, crackers dengan penambahan tepung ikan
crackers dengan penambahan 100 g tepung patin dan tepung wortel dengan empat
ikan patin dan tepung wortel kurang diterima perlakuan menunjukkan formula B memiliki
oleh panelis dengan skor 2,18. nilai rerata tertinggi yaitu 3,56 dengan kisaran
Rasa crackers tanpa penambahan tepung nilai rerata skor 2,57- 3,56 (Tabel 2).

3,4a
3,8 a 3,96ab 3,06b
3,04c
Skor Tekstur

2,9cd 2,36c
Skor Rasa

2,1cd

A(kontrol) B C D A(kontrol) B C D
Perlakuan Perlakuan

3,38a 3,36ab
3,88ab
3,34a 3,24c
Skor Aroma

Skor Rasa

2,26c 2,18cd 3,12d

A(kontrol) B C D A(kontrol) B C D
Perlakuan Perlakuan

Gambar 1
Rerata Hedonic Scale Test Warna, Aroma, Tekstur dan Rasa

58
Pengembangan crackers dengan penambahan tepung ikan patin … (Arza PA; dkk)

Formula A Formula B

Formula C Formula D

Gambar 2
Crackers dengan penambahan tepung ikan patin
dan tepung wortel

Tabel 2
Rerata Hasil Evaluasi Sensori Crackers dengan Penambahan
Tepung Ikan Patin dan Tepung Wortel
Uji Sensori (rerata ±SD) Rerata
Formula
Warna Tekstur Aroma Rasa Keseluruhan
A 3,8±0,9 3,4±0,7 3,34±0,7 3,38±0,9 3,48
B 3,96±0,9 3,06±0,6 3,88±0,8 3,36±0,8 3,56
C 3,04±0,8 2,36±0,9 2,26±0,7 3,24±0,7 2,72
D 2,9±0,7 2,1±0,6 2,18±0,5 3,12±0,8 2,57

Penambahan Tepung Ikan Patin dan Tepung peningkatan kadar protein crackers yang
Wortel terhadap Kadar Air pada Crackers dihasilkan.
Berdasarkan hasil uji analisis kadar Air
menunjukkan bahwa nilai rerata kadar Air BAHASAN
crackers berkisar antara 3,92 persen (tanpa
Uji sensori
penambahan tepung ikan patin dan tepung
wortel) sampai dengan 4,34 persen Spence menyatakan bahwa warna adalah
(penambahan 25 g tepung ikan patin dan satu-satunya penentu sensorik yang paling
tepung wortel). Dengan meningkatnya proporsi penting saat menentukan harapan orang
penambahan tepung ikan patin dan tepung tentang kemungkinan rasa makanan dan
12
wortel, mempengaruhi peningkatan pada kadar minuman . Wortel merupakan salah satu
air crackers yang dihasilkan produk pangan yang dapat digunakan sebagai
pewarna alami dengan jumlah yang tepat.
Penambahan Tepung Ikan Patin dan Tepung Selain itu, Wortel juga mengandung sekitar
Wortel terhadap Kadar Protein pada Crackers 50persen β-karoten yang dapat digunakan
untuk suplementasi produk seperti kue, roti,
Berdasarkan hasil uji analisis kadar 13
biskuit dan beberapa jenis produk fungsional .
protein menunjukkan bahwa nilai rerata kadar
Karotenoid adalah pigmen alami, beberapa
protein crackers berkisar antara 12,53 persen
prekursor vitamin A, seperti α dan β-karoten,
(tanpa penambahan tepung ikan patin dan
memiliki sifat sebagai antioksidan yang sangat
tepung wortel) sampai dengan 16,19 persen 14
bagus untuk kesehatan .
(penambahan 25 g tepung ikan patin dan
Pada penelitian ini penambahan tepung
tepung wortel “formula terbaik”). Dengan
ikan patin dan wortel masing-masing sebanyak
meningkatnya proporsi penambahan tepung
25 g menghasilkan penilaian sensori terbaik
ikan patin dan tepung wortel, mempengaruhi

59
Penelitian Gizi dan Makanan, Desember 2017 Vol. 40 (2): 55-62

crackers, dimana warna yang diperoleh pada tepung ikan patin dan tepung wortel masing-
crackers yaitu warna kuning jingga seperti masing sebanyak 100 g memiliki tingkat
yang terlihat pada Gambar 2. Jika tepung ikan kesukaan yang rendah. Hal ini disebabkan
patin dan wortel yang ditambahkan melebihi karena aroma khas tepung ikan patin yang
25 g maka akan menghasilkan warna yang amis dan tepung wortel yang terlalu kuat,
kurang menarik yaitu warna coklat jingga sehingga kurang disukai panelis. Hal ini sejalan
18
yang terlihat pada perlakuan C (penambahan dengan penelitian Judith , yang menemukan
tepung ikan patin dan tepung wortel masing- bahwa penambahan daging ikan patin
masing 50 g), dan D (penambahan tepung terhadap rengginang ubi kayu yang terlalu
ikan patin dan tepung wortel masing-masing tinggi menyebabkan penurunan tingkat
50g). Warna coklat yang diperoleh pada kesukaan panelis.
crackers disebabkan oleh tepung ikan patin Rasa merupakan salah satu faktor
yang digunakan. Hasil penelitian yang yang memegang peranan penting dalam
dilakukan oleh Ningrum dkk pada pembuatan menentukan keputusan akhir konsumen untuk
biskuit yang ditambahkan tepung ikan patin menerima atau menolak suatu makanan. Uji
dan ekstrak jahe bahwa warna yang diperoleh rasa crackers ini melibatkan panca indera lidah,
15
yaitu coklat , semakin banyak tepung ikan sehingga dapat diketahui tingkat kesukaan
patin yang ditambahkan maka warna yang konsumen terhadap rasa produk crackers. Dari
dihasilkan akan semakin coklat. Selain hasil penelitian rasa terbaik dari crackers
disebabkan oleh tepung ikan patin, tepung adalah pada perlakuan A yaitu tanpa
wortel juga menyebabkan perubahan warna penambahan tepung ikan patin dan tepung
produk pangan menjadi coklat, berdasarkan wortel yang menghasilkan rasa gurih. Hal ini
19
hasil penelitian Rosida dan Purwanti mengenai sesuai dengan pernyataan dari Winarno ,
substitusi tepung wortel terhadap karakteristik bahwa tekstur dan konsistensi bahan akan
keripik wortel, bahwa semakin tinggi substitusi mempengaruhi citarasa yang ditimbulkan oleh
tepung wortel menyebabkan tingkat kesukaan bahan tersebut. Berdasarkan hasil penelitian
warna kerupuk menjadi rendah karena keripik ini, panelis lebih menyukai tekstur crackers
16
berwarna kecoklatan akibat reaksi maillard . tanpa penambahan tepung ikan patin dan
Tekstur terbaik crackers tepung ikan tepung wortel sehingga berdampak terhadap
patin dan tepung wortel adalah formula A yaitu penilaian rasa dari crackers.
tanpa penambahan tepung ikan patin dan
tepung wortel. Dimana tekstur crackersnya Uji Kadar Air
lebih halus dan renyah, sedangkan crackers Kadar air maksimal yang ditetapkan
dengan penambahan tepung ikan patin dan dalam produk biskuit menurut SNI 01-2973-
tepung wortel teksturnya lebih kasar dan tidak 20
1992 adalah 5%. Nilai rata-rata kadar air
terlalu renyah/keras. Semakin banyak crackers dengan penambahan tepung ikan
penambahan tepung ikan patin mengakibatkan patin dan tepung wortel sebanyak masing-
tekstur crackers menjadi semakin keras. Hal ini masing 25 gram adalah 4,34%, angka ini lebih
diduga karena tepung ikan patin mengandung tinggi dari kadar air crackers tanpa
protein tinggi sehingga berpengaruh terhadap penambahan tepung ikan patin dan tepung
peningkatan tekstur crackers. Syahrul dkk wortel sebesar 3,92%. Hasil uji beda ke-
menyatakan faktor kerenyahan (tekstur) sangat duanya tidak berbeda secara nyata (p>0,05).
menentukan suatu produk kering disukai atau Jika dibandingkan dengan SNI, crackers
tidak. Tekstur produk makanan sangat memenuhi persyaratan kadar air untuk
tergantung dari bahan-bahan yang digunakan, crackers. Kadar air cenderung meningkat
terutama kandungan proteinnya, kandungan dengan meningkatnya penggunaan tepung
protein yang tinggi menyebabkan kemampuan ikan patin dan tepung wortel. Hal ini
mengikat air semakin kecil sehingga akan disebabkan karena kadar air tepung ikan patin
mengurangi pengembangan adonan dalam 21
cukup tinggi yaitu 10,40% . Hasil penelitian ini
17
produk . sejalan dengan penelitian Dewita yang
Aroma merupakan salah satu faktor menyatakan bahwa Kadar air yang terkandung
yang dipertimbangkan panelis dalam memilih pada biskuit dengan penambahan konsentrat
suatu produk. Aroma terbaik crackers protein ikan patin disebabkan oleh proses
penambahan tepung ikan patin dan tepung pemanggangan didalam oven sehingga
wortel adalah perlakuan B yaitu dengan menyebabkan kadar air berkurang. Kadar air
penambahan tepung ikan patin dan tepung yang rendah akan lebih tahan terhadap
wortel masing-masing sebanyak 25 g, 22
kerusakan mikrobiologis .
sedangkan perlakuan D dengan penambahan

60
Pengembangan crackers dengan penambahan tepung ikan patin … (Arza PA; dkk)

Uji Protein usia 4-6 tahun maka 20 persen dari 35 gram


Berdasarkan hasil laboratorium protein adalah 7 gram protein yang harus
kandungan protein dalam crackers dengan dipenuhi dari sajian. Crackers dengan
penambahan tepung ikan patin dan tepung penambahan 25 g tepung ikan patin dan
wortel (0 g : 0 g), (25 g : 25 g), meningkat yaitu tepung wortel mempunyai kadar protein
sebesar 12,53 gram dan 16,19 gram per 100 sebesar 16,19 gram per 100 gram sajian.
gram crackers. Kadar protein cenderung Untuk memenuhi kriteria berprotein tinggi,
meningkat seiring dengan semakin jumlah biskuit yang dikonsumsi adalah 43,2
meningkatnya penggunaan tepung ikan patin gram per hari untuk anak usia 4-6 tahun.
menggantikan tepung terigu. Hal tersebut Dengan dikonsumsi 10 (sepuluh) keping,
disebabkan karena tepung ikan patin diharapkan dapat memenuhi kebutuhan protein
mengandung protein sebesar 67,76persen ,
21 sehari.
sedangkan tepung terigu mengandung kadar
20
protein sebesar 8 persen . Kadar protein KESIMPULAN
tertinggi terdapat dalam crackers perlakuan B Evaluasi sensorik menunjukkan bahwa
dengan penambahan tepung ikan patin dan crackers dengan penambahan tepung ikan
tepung wortel (25 g : 25 g) yaitu formulasi patin dan tepung wortel masing-masing 0, 25g,
terbaik yang disukai panelis. Hal ini sejalan 50g dan 100g memiliki perbedaan yang
dengan penelitian yang dilakukan penambahan signifikan (p <0,05) dalam parameter sensori
tepung ikan patin terhadap kualitas biskuit, warna, tekstur, aroma dan rasa. Crackers
hasil yang didapat yaitu kadar protein dalam dibuat dengan penambahan tepung ikan patin
biskuit meningkat seiring dengan penambahan dan tepung wortel masing-masing 25 g adalah
22
tepung ikan patin . yang paling banyak disukai oleh panelis
Jika dibandingkan, kadar protein crackers menggunakan evaluasi metode Score Card
yang dtambah tepung ikan patin dengan kadar yaitu dengan nilai 3,56 dari 5. Kadar Protein
protein tepung ikan patin murni sebelum diolah crackers menunjukkan bahwa nilai rerata
menjadi makanan mengalami penurunan, hal kadar protein crackers berkisar antara 12,53
ini disebabkan terjadinya kerusakan protein persen (tanpa penambahan tepung ikan patin
ketika proses pengolahan crackers dan tepung wortel) sampai dengan 16,19
menggunakan panas. Kehilangan protein persen (penambahan 25 g tepung ikan patin
karena proses pemanasan dikenal dengan dan tepung wortel “formula terbaik”).
nama reaksi Maillard. Reaksi Maillard
merupakan reaksi antara gula pereduksi SARAN
o
dengan protein pada suhu 150-260 C yang
menyebabkan warna cokelat pada makanan. Perlu dilakukan pengolahan tepung ikan
Pada reaksi ini, asam-asam amino terutama patin dengan tepat untuk menghilangkan rasa
lisin berikatan dengan glukosa dan fruktosa amis dan perlu adanya perlakuan lebih lanjut
membentuk produk akhir melanoidin, protein tentang pembuatan crackers dengan substitusi
termodifikasi dan senyawa aromatik seperti tepung ikan patin dan tepung wortel dengan
trimetil pirazin, tetrametil pirazin, benzaldehida, tepung terigu untuk membandingkan tekstur
fenil asetaldehida dan senyawa lainnya yang yang dihasilkan.
merupakan sumber aroma yang khas pada
produk reaksi Maillard dan bersifat volatil UCAPAN TERIMAKASIH
sehingga dapat menguap dan menyebabkan Peneliti mengucapkan terima kasih
23
penurunan kadar protein pada makanan . kepada para panelis atas partisipasinya dalam
20
Berdasarkan SNI persyaratan standar penelitian ini, Penanggung jawab Balai
mutu biskuit termasuk crackers secara umum Laboratorium Riset dan Standarisasi Industri
nilai kadar protein minimal 5 persen dan nilai Padang, Ketua Yayasan Perintis dan Ketua
kadar protein pada crackers dengan STIKES Perintis Padang.
penambahan tepung ikan patin dan tepung
wortel sebesar 16,19 persen sehingga crackers RUJUKAN
dengan penambahan tepung ikan patin dan
tepung wortel telah memenuhi syarat SNI. 1. Poggiano MR, Ciarla S, Gnerre P, Roberts
Badan Pengawasan Obat dan Makanan A, Magni L, Morbidoni L, et al. The
24 management of the patient with
(BPOM) menyatakan makanan dapat
dikatakan sebagai sumber protein yang sangat malnutrition: from evidence to clinical
baik bila mengandung sedikitnya 20 persen practice. Italian Journal of Medicine.
dari Angka Kecukupan Gizi (AKG) per saji. 2017;11(2):134-150.
Apabila dibandingkan dengan AKG untuk anak

61
Penelitian Gizi dan Makanan, Desember 2017 Vol. 40 (2): 55-62

2. Indonesia, Badan Penelitian dan 49(1):22-32. doi: 10.1007/s13197-011-


Pengembangan Kesehatan, Kementerian 0310-7.
Kesehatan RI. Riset kesehatan dasar 14. Alvis AI. Carotenoids as bioactive
tahun 2010. Jakarta: Badan Penelitian dan compounds. New York: Nova Science
Pengembangan Kesehatan Kementerian Publisher, 2013
Kesehatan RI, 2010. 15. Ningrum AD, Suhartatik N, dan Kurniawati
3. Astawan M. Sehat dengan tempe: panduan L. Karakteristik biskuit dengan substitusi
lengkap menjaga kesehatan dengan tepung ikan patin (Pangasius sp) dan
tempe. Bogor: Dian Rakyat, 2008. penambahan ekstrak jahe gajah (Zingiber
4. Guimarães CFM, Mársico ET, Monteiro officinale var. Roscoe). JITIPARI.
MLG, Lemos M, Mano SB, and Conte 2017;3(2):53-60. [sitasi: 25 November
Junior CA. The chemical quality of frozen 2017]. Dalam: http://ejurnal.unisri.ac.id/
Vietnamese Pangasius hypophthalmus index.php/jtpr/article/view/1536.
fillets. Food science & nutrition. 16. Rosida dan Purwanti I. Pengaruh substitusi
2016;4(3):398-408. tepung wortel dan lama penggorengan
5. Reddy MK, Alexander-Lindo RL and Nair vakum terhadap karakteristik keripik wortel
MG. Relative inhibition of lipid peroxidation, simulasi. Jurnal Teknologi
cyclooxygenase enzymes, and human Pertanian.2008;9(1):19-24.
tumor cell proliferation by natural food 17. Syahrul, Dewita, Mus S. Kajian tingkat
colors. Journal of agricultural and food penerimaan konsumen terhadap produk
chemistry.2005;53(23):9268-9273. sasate ikan patin (Pangasius hypo-
6. Aberoumand A. A review article on edible phthalamus). Terubuk, 2010;38(2):1-10.
pigments properties and sources as natural 18. Judith. Pengaruh penambahan daging ikan
biocolorants in foodstuff and food patin (Pangasius hypopthalmus) pada
industry. World J Dairy Food pengolahan rengginang ubi kayu (Manihot
Sci.2011;6(1):71-78. esculenta C) terhadap penilaian
7. Amirullah TC. Fortifikasi tepung ikan organoleptik. Skripsi . Riau: Fakultas
tenggiri (Scomberomorus sp.) dan tepung Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas
ikan swangi (Priacanthus tayenus) dalam Riau, 2012.
pembuatan bubur bayi instan. Skripsi. 19. Winarno FG dan Rahman A. Pengantar
Bogor: Fakultas Perikanan dan Ilmu teknologi Pangan. Jakarta: PT. Gramedia
Kelautan, Institut Pertanian Bogor, 2008. Pustaka Utama, 2008.
8. Slamet A. Fortifikasi tepung wortel dalam 20. Indonesia, Badan Standarisasi Nasional.
pembuatan bubur instan untuk peningkatan SNI 2973-2011: syarat mutu dan cara uji
provitamin A. Agrointek. 2016;5(1):1-8. biskuit. Jakarta: Badan Standarisasi
9. Ferazuma H, Marliyati SA, and Amalia L. Nasional, 2011.
Substitusi tepung kepala ikan lele dumbo 21. Mervina. Formulasi biskuit dengan
(Clarias gariepinus sp) untuk meningkatkan substitusi ikan lele dumbo (Clarias
kandungan kalsium crackers. Jurnal Gizi gariepinus) dan isolasi protein kedelai
dan Pangan. 2012;6(1):18-27. (Glycine max) sebagai makanan potensial
10. Indonesia, Kementerian Kesehatan untuk anak balita kurang gizi. Skripsi.
RI. Daftar komposisi bahan makanan. Bogor: Fakultas Ekologi Manusia, Institut
Jakarta: Departemen Kesehatan RI, 2005. Pertanian Bogor, 2009.
11. The Association of Analytical Communities 22. Dewita, Syahrul, dan Isnaini. Pemanfaatan
th
[AOAC]. Official methods of analysis, 18 . konsentrat protein ikan patin. (Pangasius
Gaithersburg, Maryland: Association of hypopthalmus) untuk pembuatan biskuit
Analytical Communities International, 2005. dan snack. Jurnal Pengolahan Hasil
12. Spence C. On the psychological impact of Perikanan Indonesia. 2011;XIV(1):30-34.
food colour. Flavour: 2015;4(21) [sitasi 21 23. Muchtadi D. Teknik evaluasi nilai gizi
November 2017]. Dalam: https:// protein. Bandung: Alfabeta, 2010.
flavourjournal.biomedcentral.com/articles/1 24. Indonesia, Badan Pengawas Obat dan
0.1186/s13411-015-0031-3. Makanan. Pedoman umum pelabelan
13. Sharma KD, Karki S, Thakur NS, Attri S. produk pangan. Jakarta: Direktorat
Chemical composition, functional Standarisasi Produk Pangan, Badan
properties and processing of carrot: a Pengawas Obat dan Makanan, 2004.
review. J Food Sci Technol. 2012;

62

You might also like