Professional Documents
Culture Documents
4517 9676 1 PB PDF
4517 9676 1 PB PDF
Corresponding author:
Yunie Armiyati
yunie@unimus.ac.id
Media Keperawatan Indonesia, Vol 2 No 1, February 2019
e-ISSN: 2615-1669
DOI:10.26714/mki.2.1.2019.38-48
Media Keperawatan Indonesia, Vol 2 No 1, February 2019/ page 38-48 39
yang menjalani hemodialisis tahun 2017 hubungan yang signifikan antara masukan
berjumlah 52 pasien cairan dengan interdialytic weight gain
(IDWG) atau peningkatan berat badan
Pasien PGK yang berada pada tahap diantara waktu dialisis (Istanti, 2013).
Penyakit Ginjal Tahap Akhir (PGTA) harus Peningkatan IDWG identik dengan
menjalani terapi pengganti ginjal (Smeltzer, kelebihan cairan tubuh.
Bare, Hinkle, & Cheever, 2013). Saat ini
hemodialisis menjadi terapi pengganti Kelebihan cairan pada pasien perlu
ginjal yang paling banyak dipilih. Fungsi mendapatkan perhatian dan perlu
hemodialisis untuk mengatasi dilakukan pencegahan. Kelebihan cairan
ketidakseimbangan cairan dan membantu akan menurunkan kualitas hidup pasien
mengendalikan penyakit ginjal serta karena timbulnya berbagai komplikasi
meningkatkan kualitas hidup pasien CKD. seperti permasalahan kardiovaskuler.
Hemodialisis idealnya dilakukan 10-12 jam Penelitian di Yogyakarta juga menunjukkan
per minggu agar tercapai adekuasi. Pasien terdapat hubungan antara perubahan berat
hemodialisis di Indonesia tidak menjalani badan interdialisis dengan perubahan
hemodialisis setiap hari. Pasien biasanya tekanan darah post dialisis (Widiyanto,
menjalani hemodialisis 2-3 kali seminggu Hadi, & Wibowo, 2014). Riset lainnya juga
dengan lama durasi tiap hemodialisis 3 menunjukkan kecenderungan pasien
sampai 5 jam, artinya ketika pasien tidak hipervolumia mengalami hipertensi
menjalani hemodialisis pada hari-hari intradialisis (Inrig, 2010). Kelebihan cairan
diantara dua waktu dialisis pasien akan bisa terjadi karena intake cairan yang
mengalami masalah penumpukan cairan berlebihan akibat tidak dapat menahan rasa
dalam tubuh. Agar tidak terjadi overhidrasi, haus. Rasa haus harus dimanajemen atau
pasien tetap harus membatasi asupan dikendalikan agar pasien patuh pada diet
cairan pada hari-hari ketika tidak menjalani pembatasan intake cairan. Berbagai
hemodialisis (interdialisis). Akibat penelitian menujukkan bahwa intervensi
pembatasan asupan cairan pasien akan manajemen rasa haus dapat dilakukan
merasa haus. berbagai cara, yaitu dengan menyikat gigi,
menghisap es batu, berkumur dengan air
Rasa haus adalah keinginan yang disadari biasa, berkumur dengan obat kumur,
terhadap kebutuhan akan cairan tubuh. mengunyah permen karet atau permen
Rasa haus antara lain dipengaruhi oleh mint dan menggunakan fuit frozen atau
mulut kering . Rasa haus dan mulut kering buah yang dibekukan.
pada pasien PGK juga terjadi akibat
pembatasan cairan dan merupakan masalah Riset sebelumnya menunjukkan bahwa ada
yang paling sering dijumpai pada pasien pengaruh pemberian fruit frozen terhadap
yang menjalani hemodialisa dengan penurunan keluhan rasa haus dan mulut
pembatasan asupan cairan. Rasa haus akan kering pasien CHF yang menjalani restriksi
semakin meningkat terutama pada pasien cairan di RS Dr. Kariadi Semarang (Sujudi,
yang tinggal di daerah tropis seperti Zuhri, Kusumantoro, 2014). Riset di SMC
Indonesia atau daerah pesisir seperti di Telogorejo Semarang menunjukkan ada
Semarang. perbedaan efektifitas mengunyah permen
karet rendah gula dan mengulum es batu
Rasa haus dapat mengakibatkan pasien terhadap penurunan rasa haus dimana
tidak mematuhi diet pembatasan asupan mengulum es batu lebih efektif
cairan sehingga pasien mengalami dibandingkan dengan mengunyah permen
kelebihan cairan atau overhidrasi. karet rendah gula dengan p value 0,000
Ketidakpatuhan terhadap pembatasan (Arfany, Armiyati dan Kusumo, 2015) Hasil
cairan akan semakin meningkatkan asupan penelitian lain tentang “Efektivitas
cairan. Penelitian menunjukkan ada mengulum es batu dan berkumur air
Yunie Armiyati / Optimizing of Thirst Management on CKD Patients Undergoing Hemodialysis by Sipping Ice
Cube
Media Keperawatan Indonesia, Vol 2 No 1, February 2019/ page 38-48 40
matang terhadap penurunan rasa haus memberikan informed consent pasien yang
pasien PGK” , di dapatkan hasil bahwa terpilih menjadi menjadi responden dalam
mengulum es batu maupun berkumur air penelitian. Setelah calon responden yang
matang sama efektifnya terhadap terpilih setuju, selanjutnya peneliti
penurunan rasa haus pasien PGK melakukan penelitian diawali dengan
(Makrumah, 2017). menjelaskan prosedur penelitian. Penelitian
dilakukan dirumah masing-masing pasien
Lama waktu pasien dapat menahan rasa diluar jadwal hemodialisis pasien antara
haus setelah menggunakan berbagai pukul 11.00 sampai 14.00 WIB.
metode rasa haus dapat menjadi alternatif
pilihan intervensi yang sesuai untuk pasien. Penelitian di lakukan April-September
Penelitian ini meneliti tentang perbedaan 2017. Instrumen penelitian menggunakan
efektifitas lama menahan rasa haus pada instrument pengukuran Visual Analog Scale
“manajemen rasa haus” mengulum es batu, (VAS) untuk mengukur rasa haus, skala
berkumur air matang dan berkumur dengan pengukuran berada dalam rentang 0-10 cm.
obat kumur. Penelitian ini dapat menjadi Nilai 0 digunakan untuk kategori “tidak
rekomendasi bagi perawat dan pasien haus”, dan nilai 10 digunakan untuk
untuk memilih manajemen rasa haus yang kategori “sangat haus sekali”. Pengukuran
tepat. lama waktu menahan rasa haus
menggunakan stopwatch. Lama menahan
METODE rasa haus di ukur dengan menghitung lama
waktu pasien menahan rasa haus setelah
Penelitian ini adalah penelitian kuasi diberikan intervensi sampai merasa haus
eksperimen dengan rancangan pre-test- kembali.
post-test desain. Sampel penelitian sebagian
pasien PGK yang menjalani hemodialisis di Perlakukan pada kelompok pertama 9
RS Roemani Muhammadiyah Semarang pasien di beri es batu 10 ml dari air yang
sebanyak 27 orang dan tehnik sampling dibekukan untuk di kulum dan air es yang
menggunakan purposive sampling sesuai sudah mencair di telan. Perlakukan pada
kriteria inklusi. Kriteria inklusi penelitian kelompok ke dua responden diberi air
adalah: Pasien PGK yang menjalani matang 25 ml pada suhu ruangan (±25ºC)
hemodialisis di unit HD RS Roemani, diukur dengan thermometer suhu untuk
bersedia menjadi responden, berumur 15- berkumur selama 30 detik yang di ukur
64 tahun, bersedia diberi intervensi dengan dengan stopwatch setelah itu air bekas
mengulum es batu, berkumur air matang kumuran dibuang pada gelas yang sudah di
atau berkumur obat kumur dan tinggal di siapkan untuk memastikan volume air yang
dataran rendah. Kriteria eksklusi ini adalah keluar tidak kurang dari 25 ml. Perlakuan
mengundurkan diri saat proses penelitian, kelompok ke tiga responden diminta
tidak patuh terhadap prosedur penelitian, berkumur dengan obat kumur rasa mint
hipersensitive terhadap es, mengalami sebanyak 10 ml ke dalam mulut 30 detik
masalah pada rongga mulut (stomatitis, yang di ukur dengan stopwatch kemudian
tonsilitis, dll) dan pasien yang baru saja membuangnya. Lama waktu menahan rasa
minum saat akan diberi perlakuan, dengan haur di ukur dengan menanyakan lama
sengaja menelan air saat diberikan pasien menahan rasa haus dari waktu awal
intervensi berkumur air matang. setelah selesai perlakuan sampai mulai
merasa haus kembali.
Penelitian ini di lakukan setelah mendapat
ethical clearance dari Komisi Etik Penelitian Data dianalisis secara univariat, dan
Kesehatan (KPEK) Fakultas Kedokteran bivariat bivariat menggunakan progam
(FK) Unissula. Peneliti memilih responden komputer. Analisis secara univariat dengan
yang sudah ditentukan sesuai kriteria menyajikan data skala numerik dengan
Yunie Armiyati / Optimizing of Thirst Management on CKD Patients Undergoing Hemodialysis by Sipping Ice
Cube
Media Keperawatan Indonesia, Vol 2 No 1, February 2019/ page 38-48 41
Yunie Armiyati / Optimizing of Thirst Management on CKD Patients Undergoing Hemodialysis by Sipping Ice
Cube
Media Keperawatan Indonesia, Vol 2 No 1, February 2019/ page 38-48 42
Tabel 5
Uji beda skor rasa haus sebelum dan setelah
perlakuan pada tiga kelompok
( =9; =9; =9)
Mean ρ-
Variabel N
Rank value
Skala rasa Negative ranks 9a 5 0,07*
haus pre-post Positive ranks 0b
mengulum es Ties 0c
batu
Yunie Armiyati / Optimizing of Thirst Management on CKD Patients Undergoing Hemodialysis by Sipping Ice
Cube
Media Keperawatan Indonesia, Vol 2 No 1, February 2019/ page 38-48 43
PEMBAHASAN
Yunie Armiyati / Optimizing of Thirst Management on CKD Patients Undergoing Hemodialysis by Sipping Ice
Cube
Media Keperawatan Indonesia, Vol 2 No 1, February 2019/ page 38-48 44
penyakitnya yang bersifat kronis dan tubuh manusia untuk memenuhi kebutuhan
progresif, semakin bertambahnya usia cairan tubuh yang hilang
seseorang secara bersamaan akan diikuti
semakin berkurangnya fungsi renal dan Penelitian ini untuk melihat efektifitas
traktus urinarius serta fungsi tubulus intervensi ”manajemen rasa haus” dengan
termasuk kemampuan reabsorbsi. Setelah mengulum es batu, berkumur air matang
umur 40 tahun laju filtrasi glomerulus akan dan berkumur dengan obat kumur terhadap
mengalami penurunan secara progresif kemampuan pengendalian intake cairan
kurang dari 50% dari normalnya hingga tubuh melalui pengendalian rasa haus.
usia 70 tahun ( Arfany, Armiyati, & Kusuma, Penelitian ini memberikan kontribusi
2014). Proses penuaan juga perlu terhadap pilihan intervensi menahan rasa
mendapatkan perhatian pada pasien PGK, haus untuk mencegah ketidakseimbangan
karena penuaan menyebabkan perubahan tubuh karena overhidrasi. Keseimbangan
normal yang meningkatkan risiko dehidrasi, cairan dipertahankan melalui kehausan,
meliputi; respon haus yang kurang variabel umpan balik yang dikendalikan,
dirasakan sering kali terjadi, kadar hormon diatur secara akut oleh pusat dan
antidiuretik yang normal atau meningkat mekanisme periferal (Millard-Stafford,
tetapi pada nefron terjadi penurunan Wendland, O'Dea & Norman, 2012)
kemampuan menyimpan air sebagai respon
terhadap anti diuretik hormon (ADH) dan Temuan penelitian ini menujukkan ada
peningkatan kadar natriuretik atrial perbedaan skor rasa haus sebelum dan
(Kozier, Erb, Berman dan Snyder, 2011). setelah diberikan perlakuan mengulum es
batu, berkumur air matang dan berkumur
Penelitian ini menunjukkan sebagian besar dengan obat kumur. Ketiga intervensi
responden menjalani menjalani ”manajemen rasa haus” tersebut terbukti
hemodialisis kurang dari 2 tahun. Lama efektif menurunkan rasa haus pasien.
menjalani hemodialisis terkait dengan Setelah diberikan intervensi semua
kemampuan pasien dalam beradaptasi. responden mengalami penurunan skor rasa
Semakin lama pasien menjalani haus. Kelompok responden yang diberikan
hemodialisis diharapkan pasien semakin perlakukan mengulum es batu 55,6%
beradaptasi terhadap kondisi penyakitnya mengatakan tidak haus (skor rasa haus 0)
terutama beradaptasi dengan pembatasan setelah mengulum es batu selama 5 menit.
cairan dengan baik.
Salah satu faktor yang menimbulkan rasa
Penelitian ini dilakukan di kota Semarang haus muncul adalah efek langsung
yang suhu lingkungannya cenderung tinggi. kekeringan mulut namun hal ini tidak
Responden dipilih yang tinggal di dataran memicu vasopresin(Arfany et al., 2014).
rendah dengan cuaca dan suhu yang relatif Saat kelenjar ludah gagal memberikan
tinggi. Tantangan besar pasien PGK yang cairan yang cukup untuk melembabkan
tinggal di daerah tropis terkait pembatasan mulut, ketidaknyamanan dan
intake cairan adalah kesulitan ketidaknyamanan lokal yang menghasilkan
mengendalikan rasa haus. Suhu lingkungan rasa haus. Efek pada rasa haus mengubah
yang tinggi akan meningkatkan sensasi oral atau memblokir mereka telah
pengeluaran cairan berlebihan, suhu menunjukkan hasil yang konsisten dengan
lingkungan yang tinggi akan menyebabkan teori mulut kering. Penelitian menunjukkan
kehilangan cairan tubuh melalui keringat ada hubungan antara persepsi rasa haus
karena sebagai upaya tubuh untuk dan mulut kering, tidak ada perbedaan
menghilangkan panas dalam tubuh. Cairan signifikan antara persepsi rasa haus dan
tubuh yang hilang melalui keringat akan mulut kering pada laki-laki dan perempuan
memicu rasa haus muncul sebagai respon (Sherwood, 2011). Kekeringan mulut
merangsang ujung saraf di mulut yang
Yunie Armiyati / Optimizing of Thirst Management on CKD Patients Undergoing Hemodialysis by Sipping Ice
Cube
Media Keperawatan Indonesia, Vol 2 No 1, February 2019/ page 38-48 45
rasa haus setelah mengulum es batu dan Fundamental Keperawatan Konsep, Proses
berkumur air matang, mengulum es batu. dan Praktik. Jakarta: EGC.
Igbokwe, V.U., & Obika, L. F. O. (2008). Thirst Slone, E. (2014). Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula.
perception and dryness of mouth in healthy Jakarta: EGC.
young adults nigerians. African Journal Of
Biomedical Research, vol. 11 (2008); 39-46. Smeltzer, S. C., Bare, B. G., Hinkle, J. L., & Cheever, K.
H. (2013). Brunner & Suddarth's textbook of
Istanti, Y. P. (2013). Hubungan antara masukan medical-surgical nursing (13th ed. Vol. 1):
cairan dengan Interdialytic Weight Gains Lippincott Williams & Wilkins.
(IDWG) pada pasien Chronic Kidney
Diseases di Unit Hemodialisis RS PKU Suyatni, Armiyati, Y., & Mustofa, A. (2016). Efektifitas
Muhammadiyah Yogyakarta. Profesi Berkumur dengan Obat Kumur dan
(Profesional Islam): Media Publikasi Mengulum Es Batu terhadap Penurunan
Penelitian, 10(01).Kozier, B., Glenora, Rasa Haus pada Pasien Penyakit Gunjal
Berman, A., & Snyder, J. S. (2011). Buku Ajar Kronis yang Menjalani Hemodialisa di RS
Yunie Armiyati / Optimizing of Thirst Management on CKD Patients Undergoing Hemodialysis by Sipping Ice
Cube
Media Keperawatan Indonesia, Vol 2 No 1, February 2019/ page 38-48 48
Yunie Armiyati / Optimizing of Thirst Management on CKD Patients Undergoing Hemodialysis by Sipping Ice
Cube