You are on page 1of 7

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA DALAM

MENGATASI KESULITAN BELAJAR DAN MENINGKATKAN HASIL


BELAJAR EKONOMI

Retno Wilis
Universitas Negeri Yogyakarta
retnowilis13@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengatasi kesulitan belajar dan meningkatkan


hasil belajar ekonomi kelas X IPS 2 di SMA N 1 Ngemplak melalui penerapan model
pembelajaran tutor sebaya. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan
model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart. Penelitian yang dilakukan
terdiri dari dua siklus dengan tiga kali pertemuan setiap siklusnya . Teknik
pengumpulan data menggunakan observasi, tes, dan dokumentasi. Teknik analisis data
menggunakan deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan
model pembelajaran Tutor Sebaya dapat mengatasi kesulitan belajar dan meningkatkan
hasil belajar siswa. Persentase kesulitan belajar siswa pada siklus I sebesar 32,87%
mengalami penurunan pada siklus II menjadi 19,03%. Hasil belajar siswa mengalami
peningkatan yang ditandai dengan meningkatnya persentase belajar pada aspek kognitif
siklus I sebesar 52,94% dan siklus II sebesar 76,47%. Persentase ketuntasan hasil
belajar siklus I maupun siklus II sebesar 100% pada aspek psikomotorik.

Kata kunci : PTK, Tutor Sebaya, Kesulitan Belajar, Hasil Belajar, Mata Pelajaran
Ekonomi

THE IMPLEMENTATION OF PEER TEACHING METHODS IN SOLVING


LEARNING DIFFICULTIES AND IMPROVING ECONOMICS LEARNING
RESULTS

ABSTRACT

This research was aimed to solve learning difficulties and improve economic
learning results of class X Social 2 in SMA N 1 Ngemplak through implementing the
peer teaching method. This study was an classroom action research which followed
Kemmis and Mc Taggart model. This research was conducted in two cycles with three
meetings in each cycle. The data collection techniques used were observation, tests and
documentation. While the data analysis techniques used was descriptive- quantitative.
The result of research showed that the implementation of Peer Teaching method could
solve learning difficulties and improve learning results student. The percentage of
stundents learning difficulties was 32.87% in the cycle I and it decreased to 19.03% in
the cycle to II. Moreover, the student learning results increased in the cycle I, the
stundent’ cognitive learning was 52.94% and it incerased to 76.47% in cycle II.
Furthermore, the completeness percentage of student’ of was 100% in both cycles
psychomotor learning.

Keywords: Classroom Action Research, Peer Teaching, Learning Difficulties, Learning


Results, Economics Subject

1
PENDAHULUAN telah terakreditasi A dan juga sudah
menerapkan kurikulum 2013. Proses
pembelajaran yang menerapkan kurikulum
Pembelajaran secara harfiah berarti 2013 berorientasi pada siswa, siswa dituntut
proses belajar, pembelajaran dapat dimaknai untuk aktif di dalam kelas. Namun pada
dengan suatu proses penambahan pengetahuan kenyataannya kegiatan pembelajaran yang
dan wawasan melalui aktivitas yang dilakukan dilaksanakan khususnya pada mata pelajaran
secara sadar oleh seseorang sehingga ekonomi, kegiatan pembelajaran masih
mengakibatkan perubahan di dalam dirinya, berorientasi pada guru.
perubahan ini bersifat positif, mendapat
Berdasarkan pengamatan yang
keterampilan, kecakapan dan pengetahuan
dilakukan terhadap proses pembelajaran pada
baru (Saefuddin dan Ika, 2015: 8).
saat Pengenalan Lapangan Persekolahan
Pengertian tersebut dapat disimpulkan
(PLP) di SMA N 1 Ngemplak, Sleman Tahun
bahwa pembelajaran merupakan suatu
Ajaran 2019/2010, ditemukan masalah pada
kegiatan yang dilakukan oleh guru dan siswa
kelas X IPS 2 yaitu siswa kurang
sebagai usaha mengembangkan sumber daya
memperhatikan selama pembelajaran, siswa
manusia yang awalnya belum tahu menjadi
masih belum kondusif ketika kegiatan
tahu sehingga mengakibatkan perubahan di
pembelajaran berlangsung. Perhatian siswa
dalam diri individu ke arah yang positif.
masih terbagi-bagi. Banyak siswa yang
Pembelajaran yang ideal adalah pembelajaran
melakukan aktivitas yang tidak berkaitan
yang banyak melibatkan aktivitas peserta
dengan materi yang guru sampaikan, siswa
didik, mendorong guru dan peserta didik
bercakap-cakap dengan teman yang lain diluar
untuk menginovasi pembelajaran yang
materi yang sedang guru ajarkan, bahkan ada
terselenggara untuk mengembangkan
yang bermain handphone selama proses
keterampilan dan kecerdasan peserta didik,
pembelajaran berlangsung. Pada saat siswa
memunculkan kreativitas peserta didik selama
diberi pertanyaan oleh guru, mereka juga
kegiatan pembelajaran berlangsung dan
enggan untuk menjawab. Siswa mau
mencapai tujuan pembelajaran yang telah
menjawab pertanyaan yang diberikan oleh
direncanakan. Pembelajaran yang ideal dapat
guru ketika guru menunjuk siswa tersebut
melahirkan siswa yang cerdas, kreatif,
secara langsung. Siswa juga tidak ada yang
inovatif, serta memiliki kemampuan maupun
berani bertanya ketika mereka belum paham
bakat yang dapat dikembangkan dalam segala
dengan materi yang sedang dipelajari.
bidang (Saefuddin dan Ika, 2015). Dalam
mewujudkan pembelajaran ideal, peranan Pembelajaran ekonomi di kelas X IPS 2
guru sangat penting. dapat dikatakan belum berhasil jika
dibandingkan kelas X IPS 1, karena dilihat
Pembelajaran ideal akan berhasil jika
dari nilai rata-rata pada saat diadakan evaluasi
didukung dengan guru yang ideal. Itu
pembelajaran, untuk rata-rata nilai kuis
sebabnya guru harus selalu meningkatkan
ekonomi kelas X IPS 1 sebesar 78,8 dengan
kemampuannya yang kemudian diajarkan
nilai tertinggi yaitu 92 dan nilai terendah 40.
kepada peserta didik di sekolah yang
Kemudian untuk rata-rata nilai ulangan harian
tujuannya guru tidak hanya mengajarkan
pertama tentang ilmu ekonomi dan masalah
materi saja, namun juga keterampilan,
pokok ekonomi, nilai rata-rata kelas X IPS 1
menginovasi pembelajaran agar menciptakan
adalah 76,4 dengan nilai tertinggi sebesar 100
siswa yang aktif, mandiri dan berprestasi.
dan nilai terendah sebesar 38. Sedangkan
Keberhasilan guru dalam mengajar juga
kelas X IPS 2 nilai rata-rata kuis ekonomi
dipengaruhi oleh teknik mengajar yang guru
sebesar 66,2 dengan nilai tertinggi yaitu 84
gunakan di dalam kelas. Proses pembelajaran
dan nilai terendah sebesar 48. Kemudian
yang kreatif akan membuat kegiatan belajar
untuk rata-rata nilai ulangan harian pertama
mengajar di dalam kelas menjadi aktif, tidak
tentang ilmu ekonomi dan masalah pokok
membosankan, memunculkan kreativitas
ekonomi, nilai rata-rata kelas X IPS 2 adalah
peserta didik selama kegiatan pembelajaran
68,79, dengan nilai tertinggi sebesar 90 dan
berlangsung.
nilai terendah sebesar 40. Nilai rata-rata kelas
SMA Negeri 1 Ngemplak merupakan X IPS 2 masih di bawah KKM (Kriteria
salah satu SMA di Kabupaten Sleman yang Ketuntasan Minimal). Mata pelajaran
2
ekonomi adalah mata pelajaran yang penting, lain, karena sumber belajar tidak hanya
karena mata pelajaran ekonomi termasuk berasal dari guru namun bisa juga teman satu
salah satu mata pelajaran yang terdapat pada kelas yang memiliki daya serap tinggi.
Ujian Nasional untuk jenjang SMA dan Kemudian siswa yang memiliki daya serap
termasuk mata pelajaran yang diujikan pada tinggi mengajarkan materi atau membimbing
saat mengikuti Seleksi Bersama Masuk dalam menyelesaikan soal-soal latihan kepada
Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) untuk siswa lain yang belum paham. Teman sebaya
melanjutkan jenjang pendidikan yang lebih ini dipilih oleh guru berdasarkan prestasi
tinggi. Selain itu, ilmu ekonomi penting akademik yang baik dan hubungan sosial yang
karena dengan mempelajari ilmu ekonomi memadai. Siswa yang ditunjuk sebagai tutor
siswa dapat membedakan kebutuhan dengan ditugaskan membantu siswa lain yang
keinginan, siswa dapat menganalisa perilaku mengalami kesulitan belajar berdasarkan
konsumen dan masyarakat, dapat petunjuk-petunjuk yang diberikan oleh guru.
memprediksi pengaruh kebijakan pemerintah Pada kenyataannya, siswa yang belajar dari
terhadap konsumsi serta menabung pada siswa-siswa lain yang mempunyai umur dan
konsumen dan masyarakat. Kegiatan statusnya sama akan lebih terbuka untuk
pembelajaran ekonomi di dalam kelas masih saling memberikan pendapat dan bertanya
menggunakan metode ceramah. Metode jawab, sedangkan siswa yang menjadi tutor
ceramah hanya menuntut siswa untuk akan semakin paham dengan materi tersebut.
mendengarkan apa yang guru katakan tidak Siswa yang mengalami kesulitan belajar
melibatkan siswa untuk aktif dalam ekonomi juga dapat terbantu dengan adanya
pembelajaran. Ketika guru menggunakan penerapan model pembelajaran tutor sebaya.
metode ceramah tetapi tidak memilih bahasa Berdasarkan uraian yang telah di atas,
yang mudah dipahami oleh siswa, maka maka diharapkan dengan penerapan Model
siswa akan mengalami kesulitan dalam Pembelajaran Tutor Sebaya dapat mengatasi
menangkap materi yang guru sampaikan. kesulitan belajar dan meningkatkan hasil
Faktor-faktor lain penyebab kesulitan belajar belajar ekonomi siswa selas X IPS 2 SMA
selain ketidaksesuaian cara siswa dalam Negeri 1 Ngemplak, Sleman tahun ajaran
belajar adalah siswa tidak mempelajari bahan 2019/2020”.
materi sebelum pelajaran, minat siswa yang
rendah sehingga tidak memperhatikan guru
pada saat menerangkan, hubungan antara METODE PENELITIAN
siswa dan guru yang kurang karena guru
hanya menyampaikan materi saja tidak ada Penelitian ini merupakan Penelitian
timbal balik dari siswa, media pembelajaran Tindakan Kelas, karena penelitian dilakukan
yang belum dimanfaatkan oleh guru seperti untuk memecahkan masalah pembelajaran
LCD proyektor, serta media massa yang yang ada di kelas. Penelitian ini mencakup
menganggu proses pembelajaran seperti empat tahapan, yaitu tahap planning
handphone. Kesulitan belajar mengakibatkan (perencanaan) meliputi kegiatan penyusunan
peserta didik tidak dapat mengikuti materi perangkat pembelajaran, tahap acting
yang guru ajarkan dengan baik dan hal (tindakan) meliputi kegiatan belajar siswa dan
tersebut berakibat pada prestasi yang dicapai evaluasi belajar siswa, tahap observing
oleh siswa menjadi rendah. Sehingga tujuan (observasi) meliputi kegiatan pengamatan
dari pembelajaran tidak tercapai. kegiatan pembelajaran, tahap reflecting
(refleksi) merupakan tahap menganalisis
Melihat situasi yang terjadi, maka
respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran.
diperlukan teknik pembelajaran yang dapat
menarik perhatian siswa, agar siswa menjadi Penelitian ini dilakukan dengan 2 siklus
aktif dan antusias dalam belajar ekonomi, pembelajaran. Jika siklus I belum mencapai
salah satunya guru dapat menerapkan teknik target yang telah ditentukan, maka peneliti
pembelajaran tutor sebaya. Menurut Rosanti melanjutkan ke siklus II sampai mencapai
(2018: 1-11), teknik pembelajaran tutor target yang telah ditentukan oleh peneliti.
sebaya dilakukan dengan memanfaatkan
kemampuan siswa yang memiliki daya serap Subjek penelitian adalah kelas X IPS 2
tinggi dibandingkan dengan siswa-siswa yang SMA Negeri 1 Ngemplak Sleman Tahun
3
Ajaran 2019/2020 yang terdiri dari 34 siswa dan klarifikasi.
dengan komposisi perempuan 22 siswa dan
laki-laki 12 siswa. Sedangkan, yang menjadi Penerapan model pembelajaran tutor
objek pada penelitian ini adalah kesulitan sebaya pada materi lembaga keuangan dalam
belajar siswa dan hasil belajar siswa. perekonomian dilaksanakan dalam 2 siklus.
Setiap siklus dilaksanakan dalam 3
Teknik pengumpulan data yang pertemuan. Pada setiap siklus dilaksanakan
digunakan dalam penelitian ini meliputi observasi terhadap kesulitan belajar dan unjuk
observasi, tes, dokumentasi. Data yang kerja siswa, tes kognitif untuk menilai hasil
dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi belajar siswa.
data informasi keadaan siswa dilihat dari
aspek kualitatif dan kuantitatif. Aspek Pada siklus I hal-hal yang dilakukan
kualitatif berupa data hasil observasi kesulitan pada perencanaan (planning) meliputi
belajar siswa dan hasil unjuk kerja siswa menyiapkan perangkat pembelajaran RPP,
selama diterapkan model pembelajaran tutor menyiapkan media pembelajaran (handout,
sebaya. Aspek kuantitatif berupa data jobsheet), menyiapkan instrumen lembar
penilaian prestasi belajar siswa pada materi observasi kesulitan belajar, menyiapkan alat
lembaga keuangan dalam perekonomian yang evaluasi pembelajaran melipui post test untuk
meliputi aspek kognitif, psikomotorik pada menilai aspek kognitif siswa dan lembar tes
siklus I maupun siklus II. Teknik analisis data unjuk kerja siswa untuk menilai aspek
menggunakan analisis deskriptif kuantitatif. psikomotorik siswa. Pada tahap tindakan
(action) kegiatan yang dilakukan adalah
HASIL PENELITIAN DAN pelaksanaan dari rencana pembelajaran yang
PEMBAHASAN telah disusun. Pada tahap observasi
(observation) langkah-langkah yang dilakukan
Penelitian ini merupakan penelitian yaitu pengamatan terhadap proses belajar
tindakan kelas dengan menerapkan model belajar mengajar, pencatatan hasil
pembelajaran tutor sebaya untuk mengatasi pengamatan ke dalam lembar observasi .
kesulitan belajar dan meningkatkan hasil Pada tahap refleksi (reflection) dilakukan
belajar siswa kelas X IPS 2 SMA Negeri 1 tindakan berupa analisis terhadap perubahan
Ngemplak tahun pelajaran 2019/2020 pada yang terjadi pada siswa setelah diterapkan
materi lembaga keuangan dalam model pembelajaran tutor sebaya.
perekonomian. Penelitian ini menggunakan
metode tutor sebaya, karena pada peneltian Berdasarkan hasil dari siklus I, pada
sebelumnya sudah terbukti bahwa dengan aspek kognitif belum mencapai hasil yang
diterapkannya model pembelajaran tutor diharapkan yang ditunjukkan dengan
sebaya dapat meningkatkan hasil belajar persentase ketuntasan siswa sebesar 52,94%.
siswa. Oleh karena itu, penelitian dilanjutkan ke
siklus II. Tahap-tahap yang dilakukan pada
Model pembelajaran tutor sebaya siklus II hampir sama dengan siklus I, namun
adalah model pembelajaran yang pada tahap perencanaan (planning) yitu
mendayagunakan siswa yang mempunyai memperbaiki kekurangan-kekurangan yang
kemampuan tinggi untuk membantu atau terdapat pada siklus I, hasil reflksi yang
membimbing siswa yang memiliki terdapat pada siklus I sebagai acua untuk
kemampuan rendah untuk membantu dalam melakukan perbaikan pada siklus II.
memahami materi atau membantu
menyelesaikan soal-soal latihan dari guru. Pada penelitian ini, kesulitan belajar
Penerapan model pembelajaran tutor sebaya siswa diukur dengan lembar observasi
dilaksanakan dalam beberapa tahapan, yaitu kesulitan belajar. Hasil observasi kesulitan
pembentukan kelompok, penyampaian materi belajar siswa siklus I dan siklus II disajikan
oleh tutor, diskusi kelompok, presentasi kelas, dalam gambar 1.

4
50 penentu keberhasilan dalam meningkatkan
40

Persentase (%)
30 hasil belajar kognitif maupun psikomotorik,
20 yang diperoleh dari nilai post test yang
10 dilakukan
Siklus I pada setiap akhir siklus dan tes
0 unjuk kerja siswa selama penerapan model
Siklus II
pembelajaran tutor sebaya. Hasil tes kognitif
siswa pada siklus I dan siklus II dapat dilihat
Indikator yang Diamati pada gambar 2.

Gambar 1. Histogram Hasil Observasi Aspek Kognitif


Kesulitan Belajar Siswa Siklus I dan Siklus

Persentase (%)
100
II
50 Aspek Kognitif
Dari histogram pada Gambar 1.
menunjukkan bahwa kesulitan belajar yang 0
Siklus 1 Siklus 2
dialami siswa berkurang. Keseluruhan
Aspek Kognitif Siswa
jumlah kesulitan belajar siswa pada siklus I
sebesar 32,87%. Kesulitan belajar siswa
berkurang sebesar 13,84% menjadi 19,03%
Gambar 2. Histogram Hasil Penilaian
pada siklus II. Keseluruhan indikator Kognitif Siswa Siklus I dan Siklus II
kesulitan belajar siswa mengalami penurunan.
Siswa sudah tidak mengamalami kesulitan Hasil belajar kognitif I menunjukkan
belajar pada indikator tidak bisa menjawab bahwa dari keseluruhan siswa kelas X IPS
pertanyaan dari teman, tidak cekatan dalam SMA Negeri 1 Ngemplak yang berjumlah
mengerjakan tugas sehingga tertinggal dari 34 siswa, ada 18 siswa yang telah mencapai
siswa lain, terlambat dalam mengumpulkan KKM atau persentase ketuntasan pada siklus
tugas dari waktu yang telah disediakan, I sebesar 52,94%. Persentase ini belum
membolos pada saat pembelajaran, tidak mencapai target yang telah ditentukan yaitu
mengerjakan tugas yang diberikan, mudah 75%, maka dari itu penelitian perlu dilanjut
tersinggung atau mudah marah dalam ke siklus II.
diskusi kelompok, merasa murung dalam
mengikuti pelajaran. Kesulitan belajar yang Hasil penilaian kognitif siklus II
perlu diatasi lagi adalah pada indikator diketahui bahwa ada 26 siswa yang telah
prestasi belajar rendah, di bawah nilai rata- mencapai KKM atau persentase ketuntasan
rata kelompok, tidak bisa menjawab pada siklus II sebesar 76,47%. Dari data
pertanyaan dari guru, bersikap acuh dalam tersebut dapat diketahui bahwa terjadi
mengikuti pembelajaran, tidak konsentrasi peningkatan hasil belajar kognitif siswa dari
pada saat guru memberikan penjelasan siklus I menuju siklus II.
materi, tidak konsentrasi pada saat tutor
memberikan penjelasan materi, tidak dapat Selain hasil belajar kognitif,
bekerja sama dengan teman satu kelompok penelitian ini juga mengukur hasil belajar
seperti tidak berani mengemukakan pada aspek psikomotorik. Instrumen
pendapat, tidak bersemangat saat penilaian aspek psikomotorik yang
pembelajaran yaitu enggan membuat catatan digunakan pada penelitian ini adalah
materi, tidak menunjukkan perasaan instrumen lembar unjuk kerja siswa pada
menyesal atau sedih ketika nilainya rendah. saat penerapan model pembelajaran tutor
Hasil pengamatan penelitian tindakan kelas sebaya pada setiap siklus. Hasil penilaian
yang telah dilakukan, menunjukkan adanya psikomotorik siswa pada siklus I dan siklus
penurunan terhadap kesulitan belajar siswa II pada Gambar 3.
kelas X IPS 2 SMA N 1 Ngemplak Sleman
pada mata pelajaran Ekonomi dengan
menerapkan model pembelajaran Tutor
Sebaya.

Ketuntasan belajar merupakan


5
penerapan model pembelajaran tutor sebaya
Hasil Belajar Psikomotorik dapat meningkatkan hasil belajar ekonomi,
120 dilihat dari perolehan persentase ketuntasan
100 hasil belajar kognitif maupun psikomotorik.
Persentase (%)

80 Aspek Kognitif pada siklus I sebesar


60 Hasil Belajar 52,94%, kemudian mengalami peningkatan
40 Psikomotorik
20 pada siklus II yang ditunjukkan dengan
0 perolehan persentase ketuntasan hasil belajar
Siklus 1 Siklus 2 sebesar 76,47%. Aspek Psikomotorik,
Aspek Psikomotorik Siswa perolehan persentase ketuntasan hasil belajar
psikomotorik pada siklus I dan siklus II
sudah mencapai 100%.
Gambar 3. Histogram Hasil Penilaian
Saran untuk peneliti lain yang akan
Psikomotorik Siswa Siklus I dan Siklus II
melakukan penelitian sejenis, sebaiknya
Berdasarkan data yang disajikan diadakan post test ketika siswa sudah benar-
dalam gambar 3., dapat dilihat bahwa pada benar siap atau sudah menguasai materi,
siklus I maupun siklus II siswa sudah mengingatkan serta mengawasi siswa agar
mencapai KKM atau persentase ketuntasan siswa tetap fokus dalam mengikuti
pada siklus I maupun siklus II adalah 100%. pembelajaran. Selain itu, pemilihan tutor
tidak hanya dilihat dari kemampuan kognitif
Berdasarkan hasil penelitian yang saja melainkan juga dilihat dari kemampuan
telah dipaparkan, maka penerapan model psikomotorik dan afektif siswa, sebaiknya
pembelajaran tutor sebaya dapat guru dalam memilih tutor tidak hanya dilihat
meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil dari prestasi yang dimiliki siswa, melainkan
belajar siswa pada siklus I dan siklus II juga tutor dapat diterima oleh siswa lain
semakin baik. sehingga siswa berani bertanya dengan tutor,
dapat menjelaskan kembali materi dengan
Adanya peningkatan hasil belajar jelas dan kreatif dalam menjelaskan kepada
disebabkan oleh beberapa faktor, salah siswa-siswa lain, tutor tidak bersikap
satunya karena siswa sudah mulai sombong maupun keras hati sehingga dapat
beradaptasi dengan penerapan model sabar menghadapi siswa-siswa lain yang
pembelajaran tutor sebaya. Pada siklus I kesulitan dalam memahami materi
siswa belum terbiasa dengan model pembelajaran.
pembelajaran tutor sebaya karena pertama
kali diterapkan, namun pada siklus II siswa DAFTAR PUSTAKA
sudah dapat beradaptasi dengan
diterapkannya model pembelajaran tutor
sebaya sehingga siswa lebih fokus dengan Arikunto, S, dkk. (2007). Penelitian
materi yang dijelaskan. Himbauan guru Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi
kepada siswa, agar siswa lebih aktif ketika Aksara
berdiskusi dan memperhatikan ketika tutor Indrianie, N.S. (2015). Penerapan Model
menjelaskan materi, karena sebagian besar Tutor Sebaya pada Mata Pelajaran
materi dijelaskan oleh tutor. Bahasa Inggris Reported Speech
KESIMPULAN DAN SARAN terhadap Hasil Belajar Peserta
didik MAN Kota Probolinggo. Jurnal
Berdasarkan hasil penelitian yang Kebijakan dan Pengembangan
telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa Pendidikan, 1, 126-132.
penerapan model pembelajaran tutor sebaya
dapat mengatasi kesulitan belajar ekonomi, Kunandar. (2012). Langkah Mudah
dilihat dari perolehan persentase kesulitan Penelitian Tindakan Kelas Sebagai
belajar siswa pada siklus I sebesar 32,87%, Pengembangan Profesi Guru. Jakarta:
kemudian mengalami penurunan pada siklus PT Raja Grafindo Persada
II yang ditunjukkan dengan persentase Makarao, N.R. (2009). Metode Mengajar
kesulitan belajar sebesar 19,03%. Serta
6
dalam Bidang Kesehatan. Bandung:
Alfabeta.

Rosanti, D. (2018). Penerapan Metode


Pembelajaran Tutor Sebaya untuk
Meningkatkan Aktivitas dan Hasil
Belajar Siswa di SMA Negeri 9
Pontianak. Jurnal Pendidikan
Matematika dan IPA, 9, 2, 1-11.

Saefuddin & Ika. (2015). Pembelajaran


Ideal. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.

Sanubari, F. (2014). Penerapan Metode


Pembelajaran Tutor Teman Sebaya
Dilengkapi dengan Media Interaktif
Flash untuk Meningkatkan Minat dan
Prestasi Belajar Siswa Kelas XI IPA
1 SMA Negeri 1 Sukoharjo Tahun
Pelajaran 2013/2014 pada Materi
Larutan Penyangga. Jurnal
Pendidikan Kimia, 3, 4, 145-154.

Somadayo, S. (2013). Penelitian Tindakan


Kelas. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sugiyono. (2012). Statistika untuk


Penelitian. Bandung: ALFABETA

You might also like