You are on page 1of 8

PENGEMBANGAN MODUL FISIKA BERBASIS POTENSI LOKAL

“BATIK LUMBUNG DAN TAHU TAMANAN” UNTUK SISWA


SMA DI KECAMATAN TAMANAN BONDOWOSO
(MATERI SUHU DAN KALOR)
1)
Putri Utami Wulandari Agustin, 1)Sri Wahyuni, 1)Rayendra Wahyu Bachtiar
1)
Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember
Email: putriutamiwulandariagustin@gmail.com

Abstract

The purpose of this research was to develop and described the validity of
Physics Module Based on Local Potential “Batik Lumbung and Tahu Tamanan” for
High School Students Tamanan Bondowoso Subdistrict (Material of Temperature and
Heat) and described students response toward the module. The design of this research
was 4D development. The descriptive percentage was used to analyze the module
validity. The average of the module from the expert based on didactic, construction
and technical aspect was 94.34%. It was categorized as Very Valid or usable without
Revision. The average of the module from the user based on format and language
aspect was 93.75%. It was categorized as Very Valid or usable without Revision. The
validity of the audience for cognitive aspect was 74.5% and 73.61% for psychomotor
aspect. The module was Quite Valid or Usable but Needs to be Revised Small. Based
on the affective aspect, it was categorized as Very Valid or usable without Revision
with the average score 89.65%. The utilization of the Physics module in learning got
the positive response from the students with 91.05% in percentage. Physics module
based on local potential was good and appropriate as the alternative for learning
material.

Keyword: local potential, module, response, validity

PENDAHULUAN Potensi lokal adalah potensi sumber


daya spesifik yang dimiliki suatu daerah
Kurikulum yang akan diterapkan di meliputi potensi sumber daya alam, potensi
sekolah harus mengacu pada Undang- sumber daya manusia, teknologi, geografis,
Undang Nomor 20 Tahun 2003 pada BAB budaya, dan historis (Mumpuni, 2013;
X tentang kurikulum, salah satunya pasal Sarah dan Maryono, 2014). Standar isi yang
36 ayat 3 butir d, bahwa “Kurikulum dikembangkan oleh Badan Standar
disusun sesuai dengan jenjang pendidikan Nasional Pendidikan (BSNP) (dalam
dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Merintandika et al. 2016) menguraikan
Indonesia dengan memperhatikan mengenai prinsip-prinsip pengembangan
keragaman potensi daerah dan lingkungan”. dan pelaksanaan kurikulum yang berkaitan
Undang-Undang ini menjelaskan bahwa dengan potensi daerah. Prinsip-prinsip
mengharuskan setiap sekolah untuk tersebut diantaranya, berpusat pada potensi,
menerapkan model pendidikan berbasis perkembangan, kebutuhan, dan
keunggulan/potensi lokal yang terdapat kepentingan peserta didik dan
pada masing-masing daerah sebagai sarana lingkungannya, dan memanfaatkan
untuk lebih mengenalkan siswa pada lingkungan sekitar sebagai sumber belajar.
lingkungannya, sehingga memiliki Namun pada penerapannya, masih jarang
keterampilan yang sesuai dengan potensi kurikulum di sekolah yang
lokal yang dimiliki daerahnya (Putri et al. mengintegrasikan antara materi
2014). pembelajaran dengan potensi lokal.

62
Agustin, Pengembangan Modul Fisika... 63

Fisika merupakan ilmu pengetahuan bahan ajar yang disusun sendiri oleh
yang mempelajari gejala-gejala dan pendidik/guru, maka apabila pembelajaran
kejadian alam (Wahyuningsih et al. 2016). Fisika menggunakan modul, proses
Artinya mata pelajaran Fisika sebagai salah pengintegrasian antara materi Fisika
satu bagian dari pendidikan memiliki dengan potensi lokal yang terdapat di
potensi yang sangat besar untuk dapat sekitar lingkungan sekolah berpeluang
diintegrasikan dengan potensi lokal yang besar dapat terlaksana.
terdapat di sekitar lingkungan sekolah. Hasil wawancara di SMA Negeri
Kurikulum yang saat ini Tamanan Bondowoso menunjukkan bahwa
diimplementasikan oleh pemerintah adalah sekolah belum menggunakan modul,
kurikulum 2013. Karakteristik utama namun menggunakan buku paket yang
kurikulum 2013 menurut Permendikbud sudah ada dipasaran. Sedangkan materi
Nomor 69 Tahun 2013 adalah pertama, Fisika dalam buku paket yang digunakan
sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 tidak memungkinkan untuk membahas
Tahun 2003 pada BAB X pasal 36 ayat 3 kaitannya dengan potensi lokal yang
butir d tentang memanfaatkan lingkungan terdapat di sekitar lingkungan sekolah,
sebagai sumber belajar. Kedua, sehingga kurang familiar bagi siswa. Hal ini
menjelaskan bahwa pola pembelajaran menjadi salah satu faktor mata pelajaran
berpusat pada peserta didik (menjadikan Fisika belum dapat dipahami dengan baik
siswa sebagai pusat dalam proses oleh siswa dan berakibat terhadap hasil
pembelajaran). Oleh karena itu, untuk belajarnya yang belum sesuai dengan
mengimplementasikan kedua karakteristik harapan. Hasil observasi, 70 % siswa
tersebut, dibutuhkan sarana yang tepat, menyatakan masih kesulitan memahami
salah satunya dengan menyediakan bahan materi Fisika dan mengangganya pelajaran
ajar yang mengintegrasikan antara materi yang membosankan.
pembelajaran Fisika dengan potensi lokal Menindaklanjuti permasalahan
yang terdapat di sekitar lingkungan sekolah tersebut, maka perlu dikembangkan bahan
sekaligus mampu menjalankan prinsip ajar berupa modul Fisika berbasis potensi
“student centered” (berpusat pada peserta lokal. Kecamatan Tamanan, Kabupaten
didik/siswa) yaitu bahan ajar cetak berupa Bondowoso ini terkenal dengan sentra
modul. Batik Lumbung dan Tahu Tamanan. Batik
Bahan ajar dapat didefinisikan Lumbung adalah salah satu produksi batik
sebagai uraian dari seperangkat materi yang khas Bondowoso yang berdiri sejak tahun
disusun secara sistematik baik tertulis 2012 (Bifadlika dan Russanti, 2016). Tahu
maupun tidak tertulis sehingga tercipta Tamanan adalah makanan khas Tamanan
lingkungan atau suasana yang yang terbuat dari biji kedelai. Penelitian
memungkinkan siswa untuk belajar Hasanah et al. (2016), menunjukkan bahwa
(Wahyuni, 2015). Modul merupakan bahan hasil belajar siswa menggunakan modul
ajar yang disusun secara sistematis dan mitigasi bencana berbasis potensi lokal
menarik yang mencakup isi materi, metode, yang terintegrasi dalam pelajaran IPA di
dan evaluasi yang dapat digunakan secara SMP termasuk dalam kategori tinggi.
mandiri. Dengan menggunakan modul, Penelitian Novana et al. (2014),
siswa dapat belajar secara mandiri tanpa menunjukkan bahwa hasil belajar
atau dengan bimbingan guru, adanya menggunakan modul inkuiri terbimbing
kontrol terhadap hasil belajar melalui berbasis potensi lokal pada materi
penggunaan standar kompetensi dalam Tumbuhan Lumut dan Tumbuhan Paku
setiap modul yang harus dicapai oleh siswa, lebih baik dibandingkan dengan hasil
dan mereka menjadi lebih bertanggung belajar dari pembelajaran konvensional.
jawab atas segala tindakannya (Setyowati et Berdasarkan uraian tentang
al. 2013). Selain itu, modul merupakan permasalahan di SMA Negeri Tamanan
64 Jurnal Pembelajaran Fisika, Vol. 7 No. 1, Maret 2018, hal 62-69

Bondowoso, maka penelitian ini satu guru bidang studi Fisika SMA Negeri
mengembangkan Modul Fisika Berbasis Tamanan Bondowoso. Validasi audience
Potensi Lokal “Batik Lumbung dan Tahu meliputi aspek kognitf yang diukur setelah
Tamanan” untuk Siswa SMA di Kecamatan pembelajaran menggunakan modul, aspek
Tamanan Bondowoso (Materi Suhu dan afektif dan psikomotorik diukur selama
Kalor). Modul Fisika yang disusun dengan pembelajaran.
mengintegrasikan antara materi “Suhu dan Teknik analisis data untuk validitas
Kalor” dengan potensi lokal “Batik ahli, pengguna, dan audience dihitung
Lumbung dan Tahu Tamanan”. Modul menggunakan persamaan berikut:
Fisika ini juga mampu membantu 𝑇𝑠𝑒
𝑉= 𝑥100% … (1)
membangun pengetahuan siswa serta 𝑇𝑠ℎ
mudah dibawa kemana-mana. Oleh karena Tse = total skor empiris yang diperoleh
itu, penelitian ini bertujuan untuk Tsh = total skor maksimal
mengembangkan dan mendeskripsikan (Akbar, 2013: 83).
validitas modul serta mendeskripsikan
respon siswa terhadap modul yang Tabel 1. Kriteria Validitas
dikembangkan. Kriteria Validitas Tingkat Validitas
Sangat valid, atau
METODE 85,01% - 100,00% dapat digunakan tanpa
revisi
Penelitian ini adalah penelitian dan Cukup valid, atau
dapat digunakan
pengembangan (R&D) menggunakan 70,01% - 85,00%
namun perlu direvisi
desain pengembangan 4-D oleh kecil
Thiagarajan et al. (1974). Penelitian ini Kurang valid,
dilaksanakan pada bulan Maret-April 2017 disarankan tidak
di SMA Negeri Tamanan Bondowoso. 50,01% - 70,00%
dipergunakan karena
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X- perlu revisi besar
IPA 1 berjumlah 27 orang yang diambil 01,00% - 50,00%
Tidak valid, atau tidak
satu kelas secara acak. Data yang diperoleh boleh dipergunakan
dianalisis dengan deskriptif persentase. (Akbar, 2013: 41).
Tahap Pendefinisian (Define) yaitu
meliputi analisis ujung depan, analisis Respon siswa dilakukan dengan
siswa, analisis tugas, analisis konsep, dan membagikan angket pada siswa setelah
perumusan tujuan pembelajaran yang dapat pembelajaran menggunakan modul. Teknik
dijadikan dasar pembuatan modul Fisika analisis data untuk respon siswa dihitung
berbasis potensi lokal. menggunakan persamaan berikut:
Tahap Perancangan (Design) yaitu 𝐴
𝑁𝑃𝑅 = 𝑥100% … (2)
meliputi penyusunan tes hasil belajar siswa 𝐵
aspek kognitif berupa posttest yang NPR = nilai persentase respon siswa
terintegrasi dengan potensi lokal di sekitar A = jumlah siswa yang memilih
lingkungan SMA Negeri Tamanan B = jumlah siswa
Bondowoso, pemilihan media, pemilihan (Purwanto, 2012: 102).
format, dan rancangan awal.
Tahap Pengembangan (Develop) Tabel 2. Kriteria Respon Siswa
yaitu meliputi validasi oleh ahli dan Kriteria Interval
pengguna, serta uji pengembangan (validasi Sangat Positif 81 – 100%
audience/siswa dan respon siswa). Validasi Positif 61 – 80%
ahli dilakukan oleh tiga dosen Program Cukup Positif 41 – 60%
Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Kurang Positif 21 – 40%
Jember. Validasi pengguna dilakukan oleh Tidak Positif < 21%
(Arikunto, 2010: 35).
Agustin, Pengembangan Modul Fisika... 65

Tahap Penyebaran (Disseminate) 2013 dan mengandung unsur untuk


yaitu oleh peneliti hanya dilakukan dengan mendorong rasa ingin tahu siswa. Aisyi et
sosialisasi keberadaan Modul Fisika al. (2013) menyatakan bahwa dalam
Berbasis Potensi Lokal “Batik Lumbung menyusun sumber belajar perlu
dan Tahu Tamanan” untuk Siswa SMA di memperhatikan kurikulum, sesuai dengan
Kecamatan Tamanan Bondowoso (Materi persyaratan untuk penyusunan sumber
Suhu dan Kalor) di kelas lain (sesuai belajar yang baik. Masita et al. (2013)
Isworini et al. 2015) yaitu kelas X-IPA 2 menyatakan bahwa pada syarat didaktik,
dan X-IPA 3. Hal ini dikarenakan biaya dan sarana yang dikembangkan lebih
waktu yang digunakan dalam penelitian menekankan pada proses untuk
masih terbatas. menemukan konsep-konsep sebagai
penunjuk jalan bagi siswa untuk mencari
HASIL DAN PEMBAHASAN tahu.
Kedua, artinya isi modul bersifat
Modul Fisika Berbasis Potensi Lokal komunikatif. Darmiyati Zuchdi (dalam
“Batik Lumbung dan Tahu Tamanan” Akbar, 2013: 35) menjelaskan komunikatif
untuk Siswa SMA di Kecamatan Tamanan artinya isi buku mudah dicerna pembaca,
Bondowoso (Materi Suhu dan Kalor) ini sistematis, jelas, dan tidak mengandung
terdiri dari sampul; kata pengantar; kesalahan bahasa. Bahan ajar disusun untuk
penggunaan modul; abstrak; peta wilayah memudahkan pencapaian tujuan
potensi lokal; daftar isi; peta konsep; info pembelajaran, maka bahan ajar harus
potensi lokal; standar isi dan lembar disusun secara sistematis agar lebih mudah
keterangan kegiatan belajar; materi; untuk digunakan oleh siswa dan guru dalam
analisis pertanyaan; contoh soal dan proses pembelajaran (Hardini et al. 2013;
pembahasan; kegiatan eksperimen; latihan Leksono et al. 2015). Ketiga, artinya
soal; rangkuman; tes formatif dan kunci penyajian, gambar, tulisan, dan penampilan
jawaban; tes kompetensi; daftar pustaka; modul dikategorikan sangat baik dan
dan tentang penulis. menarik. Majid (2011: 176) menyatakan
Validitas ahli dan pengguna terhadap bahwa buku yang baik adalah buku yang
modul yang dikembangkan berupa data disajikan secara menarik dilengkapi
kuantitatif dan data kualitatif. gambar dan keterangan-keterangannya.
Depdiknas (2008) menjelaskan bahwa
Tabel 3. Data Kuantitatif Validitas Ahli dan penyusunan bahan ajar cetak perlu
Pengguna memperhatikan susunan tampilan (urutan
Aspek Validitas Tingkat Validitas yang mudah dan judul yang singkat),
kemudian kemudahan dibaca yang artinya
Ahli
menyangkut keramahan terhadap mata
Didaktik Sangat Valid, atau
Konstruksi 94,34% dapat digunakan (huruf yang digunakan tidak terlalu kecil
Teknis tanpa revisi dan enak dibaca).
Pengguna Data kualitatif validitas ahli dan
Sangat Valid, atau pengguna berupa komentar dan saran
Format terhadap modul Fisika berbasis potensi
93,75% dapat digunakan
Bahasa
tanpa revisi lokal yang dikembangkan menunjukkan
bahwa beberapa hal perlu direvisi, yaitu tata
Tabel 3 validitas ahli menjelaskan tulis, penampilan, bahasa, kedalaman
bahwa modul Fisika berbasis potensi lokal materi, dan kebenaran konsep.
yang dikembangkan sudah memenuhi Tabel 3 validitas pengguna
kelayakan teoritis (aspek didaktik, menjelaskan bahwa modul Fisika berbasis
konstruksi, dan teknis). Pertama, artinya isi potensi lokal yang dikembangkan sudah
modul sudah mengacu pada kurikulum dapat digunakan di kelas. Artinya, format
66 Jurnal Pembelajaran Fisika, Vol. 7 No. 1, Maret 2018, hal 62-69

dan bahasa pada modul tersebut sudah terbimbing berbasis potensi lokal sebesar
memenuhi kondisi sekolah dan 77%. Diantara 27 siswa kelas X-IPA 1, ada
karakteristik siswa. Depdiknas (2008) 5 siswa yang belum mencapai KKM = 73.
menjelaskan bahwa bahan ajar yang Hal ini menjelaskan bahwa proses-proses
dikembangkan, harus disesuaikan dengan kognitif pada kelima siswa masih belum
karakteristik sasaran. seluruhnya tercapai. Darmawan dan Sujoko
Modul Fisika berbasis potensi lokal (2013) menjelaskan bahwa proses-proses
yang dikembangkan sudah dinyatakan kognitif meliputi kategori mengetahui;
layak, selanjutnya dapat dilakukan tahap uji memahami; menerapkan; menganalisis;
pengembangan. Melalui tahap ini, peneliti mengevaluasi; dan menciptakan.
dapat memperoleh masukan langsung Validitas audience (afektif) pada
meliputi validitas audience (hasil belajar Tabel 4 menjelaskan bahwa minat belajar
siswa) dan hasil respon siswa. Menurut siswa menggunakan modul Fisika berbasis
Tyas et al. (2015), hasil belajar siswa potensi lokal yang dikembangkan sangat
adalah hasil yang didapatkan siswa setelah tinggi. Ambarini et al. (2013) menjelaskan
melakukan kegiatan pembelajaran yang bahwa minat belajar adalah kecenderungan
mencakup akumulasi ranah kognitif, hati yang ditandai dengan adanya perhatian,
afektif, dan psikomotorik. keingintahuan, dan kebutuhan siswa dalam
pembelajaran. Yusuf dan Hamzah (2016),
Tabel 4. Data Validitas Audience menjelaskan bahwa minat harus dipandang
Tingkat sebagai sesuatu yang sadar. Pencapaian
Aspek Validitas
Validitas validitas audience (afektif) tertinggi yaitu
Cukup valid, aspek tanggung jawab siswa dalam
atau dapat pembelajaran menggunakan modul Fisika
Kognitif 74,5% digunakan
berbasis potensi lokal yang dikembangkan.
namun perlu
direvisi kecil Sejalan dengan penelitian Sarah dan
Maryono (2014), bahwa pembelajaran
Afektif menggunakan perangkat pembelajaran
Keingintahuan berbasis potensi lokal ternyata efektif
Sangat valid,
Tanggung meningkatkan aspek tanggung jawab siswa
atau dapat
Jawab 89,65%
digunakan
dalam belajar.
Keberanian Validitas audience (psikomotorik)
tanpa revisi
Berpendapat pada Tabel 4 menjelaskan bahwa
Psikomotorik keterampilan siswa dalam kerja ilmiah
berdasarkan panduan modul Fisika berbasis
Melakukan
Cukup valid, potensi lokal yang dikembangkan berada
pengamatan
atau dapat pada kategori cukup baik. Sugiyanto et al.
Menganalisis
73,61% digunakan (2015) menjelaskan bahwa ranah
pertanyaan
namun perlu keterampilan yang diukur meliputi kegiatan
Menyimpulkan
direvisi kecil
percobaan praktikum. Namun, keseluruhan siswa
belum mencapai skor maksimum = 4 dalam
Validitas audience (kognitif) pada dua kali pertemuan menggunakan modul
Tabel 4 menjelaskan bahwa kemampuan tersebut. Sejalan dengan penelitian Putri et
mayoritas siswa dalam kategori cukup baik, al. (2014), bahwa pembelajaran
sehingga masih dapat dikatakan memenuhi menggunakan model PBL berbasis potensi
tingkat keefektifan penguasaan isi modul, lokal menunjukkan aspek tertinggi adalah
serta sejalan dengan penelitian sebelumnya menggunakan bukti ilmiah (eksperimen,
yang juga menghasilkan hasil positif yaitu menganalisis pertanyaan, dan membuat
menurut Novana et al. (2014), bahwa hasil kesimpulan), serta aspek terendah adalah
belajar siswa menggunakan modul inkuiri mengidentifikasi isu ilmiah (hipotesis).
Agustin, Pengembangan Modul Fisika... 67

Tabel 5. Data Respon Siswa Kendala pada penelitian


Indikator NPR Kriteria Respon pengembangan ini adalah masih terdapat
beberapa siswa yang bercanda selama
Senang 98,15% Sangat Positif
melakukan pengamatan (saat praktikum).
Paham 98,15% Sangat Positif
Solusinya adalah memperingati sekaligus
Mudah 50% Cukup Positif melakukan tanya jawab untuk menguji
Bagus 100% Sangat Positif kefokusannya.
Menarik 100% Sangat Positif
Berminat 100% Sangat Positif SIMPULAN DAN SARAN
Rata-
91,05% Sangat Positif
rata Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan pengembangan Modul Fisika
Tabel 5 menjelaskan bahwa siswa Berbasis Potensi Lokal “Batik Lumbung
merespon sangat positif terhadap modul dan Tahu Tamanan” untuk Siswa SMA di
Fisika berbasis potensi lokal yang Kecamatan Tamanan Bondowoso (Materi
dikembangkan yaitu pada aspek dengan Suhu dan Kalor), maka dapat disimpulkan
indikator senang, paham, bagus, menarik, bahwa validitas ahli dan pengguna sudah
serta minat. Sejalan dengan validitas ahli memenuhi kelayakan teoritis dan dapat
dan pengguna serta sejalan dengan validitas digunakan di kelas. Validitas audience
audience (afektif). Selain itu, pencapaian terhadap modul tersebut juga sudah
ini juga sejalan dengan penelitian menurut memenuhi tingkat keefektifan mencapai
Noviar dan Sulistiyawati (2014), bahwa tujuan pembelajaran, menghasilkan minat
respon siswa pada aspek minat dan belajar siswa yang sangat tinggi, dan
penyajian dalam belajar menggunakan keterampilan siswa dalam kerja ilmiah
ensiklopedia IPA berbasis potensi lokal berada pada kategori cukup baik. Respon
menghasilkan persentase tinggi. siswa rata-rata menunjukkan respon
Aspek dengan indikator mudah “Sangat Positif”.
hanya mencapai 50%. Hal ini karena Berdasarkan penelitian dan
sebanyak 21 siswa berpendapat bahwa pengembangan yang dilakukan, saran yang
materi yang disajikan mudah untuk dapat diberikan adalah penyajian materi
dipahami dan sulit mengerjakan latihan soal yang familiar bagi siswa sangat diperlukan
serta Tes Formatif. Artinya, kemampuan untuk menghindari kesulitan siswa,
siswa dalam mengaitkan antara konsep terutama dalam mengaitkan antara konsep
Fisika dengan persamaan matematis masih Fisika dengan persamaan matematis.
belum terlatih dengan cukup baik, Bimbingan selama kegiatan praktikum
dikarenakan sebelumnya siswa terbiasa dengan modul sangat diperlukan untuk
dengan penyajian materi Fisika yang menghindari ketidakfokusan siswa. Modul
kurang familiar, sehingga soal Fisika Fisika berbasis potensi lokal ini perlu lebih
cenderung dianggap “Sulit” (sesuai hasil banyak diuji cobakan pada kelas dan
observasi di SMA Negeri Tamanan sekolah lain untuk mendeskripsikan
Bondowoso). Namun, validitas audience validitas modul pada tempat yang berbeda.
(kognitif) sudah mencapai validitas “Cukup
Valid”, sehingga kemampuan siswa dalam DAFTAR PUSTAKA
mengaitkan antara konsep Fisika dengan
persamaan matematis sudah terlatih dengan Aisyi, F. K., S. Elvyanti, T. Gunawan, dan
cukup baik setelah terbiasa mengerjakan E. Mulyana. 2013. Pengembangan
latihan soal dan Tes Formatif berbasis Bahan Ajar TIK SMP Mengacu pada
potensi lokal yang terdapat di sekitar Pembelajaran Berbasis Proyek.
lingkungan sekolah. Invotec. IX(2): 117-128.
68 Jurnal Pembelajaran Fisika, Vol. 7 No. 1, Maret 2018, hal 62-69

Akbar, S. 2013. Instrumen Perangkat Berbasis Model Inkuiri Terbimbing


Pembelajaran. Bandung: PT Remaja (Guidedinquiry) untuk Siswa
Rosdakarya. Madrasah Aliyah Kelas XI. Jurnal
Inkuiri. 4(3): 9-20.
Ambarini, N., A. Rosyidi, dan J. Ariyanto.
2013. Penerapan Pembelajaran Aktif Leksono, S. M., A. Syachruroji, dan P.
Card Sort Disertai Mind Mapping Marianingsih. 2015. Pengembangan
untuk Meningkatkan Minat Belajar Bahan Ajar Biologi Konservasi
Siswa dalam Pembelajaran Biologi Berbasis Etnopedagogi. Jurnal
Siswa Kelas VII-E SMP Negeri 5 Kependidikan. 45(2): 168-183.
Surakarta. Bio-Pedagogi. 2(1): 77-
87. Majid, A. 2011. Perencanaan
Pembelajaran: Mengembangkan
Arikunto, S. 2010. Evaluasi Program Standar Kompetensi Guru. Bandung:
Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. PT Remaja Rosdakarya.

Bifadlika, G. dan I. Russanti. 2016. Merintandika, B. A., Yuliani, dan A. N. M.


Pengembangan Motif Batik Fauziah. 2016. Kelayakan Teoritis
Bondowoso di Pengrajin “Batik LKS Berbasis Inkuiri Terbimbing
Lumbung”. Jurnal Tata Busana. Terintegrasi Potensi Lokal Tambak
5(1): 10-18. Garam pada Materi Pemisahan
Campuran untuk Melatihkan
Darmawan, I. P. A. dan E. Sujoko. 2013. Keterampilan Proses Sains. Jurnal
Revisi Taksonomi Pembelajaran Pendidikan Sains. 4(2): 1-6.
Benyamin S. Bloom. Satya Widya.
29(1): 30-39. Masita, N. P., E. Susantini, dan M. Thamrin
H. 2013. Kelayakan Teoritis Lembar
Depdiknas. 2008. Panduan Pengembangan Penilaian Pemahaman Diri Berbasis
Bahan Ajar. Jakarta: Direktorat Metakognitif pada Materi Genetika.
Jenderal Manajemen Pendidikan BioEdu. 2(3): 286-289.
Dasar dan Menengah.
Mumpuni, K. E. 2013. Potensi Pendidikan
Hardini, R. R., Pujayanto, dan E. Y. Keunggulan Lokal Berbasis Karakter
Ekawati. 2013. Pengembangan dalam Pembelajaran Biologi di
Bahan Ajar IPA Terpadu Berbasis Indonesia. Prosiding Seminar
SalingTemas untuk SMP Kelas VII Nasional X Pendidikan Biologi FKIP
dengan Tema Ekosistem Air Tawar. UNS. 10(2). Universitas Negeri
Jurnal Materi dan Pembelajaran Sebelas Maret: 1-7.
Fisika. 3(1): 9-13.
Novana, T., Sajidan, dan Maridi. 2014.
Hasanah, I., S. Wahyuni, dan R. W. Pengembangan Modul Inkuiri
Bachtiar. 2016. Pengembangan Terbimbing Berbasis Potensi Lokal
Modul Mitigasi Bencana Berbasis pada Materi Tumbuhan Lumut
Potensi Lokal yang Terintegrasi (Bryophyta) dan Tumbuhan Paku
dalam Pelajaran IPA di SMP. Jurnal (Pteridophyta). Jurnal Inkuiri. 3(2):
Pembelajaran Fisika. 5(3): 226-234. 108-122.

Isworini, W. Sunarmo, dan S. Saputro. Noviar, D. dan Sulistiyawati. 2014.


2015. Pengembangan Modul Pengembangan Ensiklopedi IPA
Pembelajaran Hidrolisis Garam Terpadu Berbasis Potensi Lokal
Agustin, Pengembangan Modul Fisika... 69

sebagai Bahan Ajar Mandiri bagi Thiagarajan, S., D. S. Semmel, dan M. I.


Siswa SD/MI. Prosiding Seminar Semmel. 1974. Instructional
Nasional X Pendidikan Biologi FKIP Development for Training Teacher of
UNS. 11(1). Universitas Negeri Exceptional Children A Sourcebook.
Sebelas Maret: 1060-1068. Bloomington: Indiana University.

Permendikbud Nomor 69 Tahun 2013. Tyas, M. W., S. Wahyuni, dan Yushardi.


Kerangka Dasar dan Struktur 2015. Pengembangan Bahan Ajar
Kurikulum Sekolah Menengah IPA Berupa Komik Edukasi pada
Atas/Madrasah Aliyah. Jakarta. Pokok Bahasan Objek IPA dan
Pengamatannya di SMP. Jurnal
Purwanto, N. M. 2012. Psikologi Pembelajaran Fisika. 4(1): 32-37.
Pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003.
Sistem Pendidikan Nasional. 8 Juli
Putri, A., Suciati, dan M. Ramli. 2014. 2003. Lembaran Negara Republik
Pengaruh Model Problem Based Indonesia Tahun 2003 Nomor 4301.
Learning Berbasis Potensi Lokal Jakarta.
pada Pembelajaran Biologi terhadap
Kemampuan Literasi Sains Siswa Wahyuni, S. 2015. Pengembangan Bahan
Kelas X SMA Negeri 1 Cepogo. Bio- Ajar IPA untuk Meningkatkan
Pedagogi. 3(2): 81-94. Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
SMP. Prosiding Seminar Nasional
Sarah, S. dan Maryono. 2014. Keefektivan Fisika dan Pendidikan Fisika. 6(1).
Pembelajaran Berbasis Potensi Lokal Universitas Jember: 300-305.
dalam Pembelajaran Fisika SMA
dalam Meningkatkan Living Values Wahyuningsih, R., S. Wahyuni, dan A. D.
Siswa. Jurnal Pendidikan Sains Lesmono. 2016. Pengembangan
Universitas Muhammadiyah Instrumen Self Assessment Berbasis
Semarang. 2(1): 36-42. Web untuk Menilai Sikap Ilmiah
pada Pembelajaran Fisika di SMA.
Setyowati, R., Parmin, dan A. Jurnal Pembelajaran Fisika. 4(4):
Widiyatmoko. 2013. Pengembangan 338-343.
Modul IPA Berkarakter Peduli
Lingkungan Tema Polusi sebagai Yusuf, A. A. dan A. Hamzah. 2016.
Bahan Ajar Siswa SMK N 11 Pengaruh Kepercayaan Diri dan
Semarang. Unnes Science Education Semangat Kewirausahaan terhadap
Journal. 2(2): 245-253. Minat menjadi Wirausaha. Al-
Amwal. 8(2): 481-490.
Sugiyanto, F. N., S. Ridlo, dan Sumadi.
2015. Penggunaan Penilaian
Autentik dalam Pembelajaran
Biologi dengan Inkuiri Terbimbing
dan Pengaruhnya terhadap Hasil
Belajar Peserta Didik. Unnes Journal
of Biology Education. 4(3): 304-310.

You might also like