Professional Documents
Culture Documents
Abstract
The purpose of this research was to develop and described the validity of
Physics Module Based on Local Potential “Batik Lumbung and Tahu Tamanan” for
High School Students Tamanan Bondowoso Subdistrict (Material of Temperature and
Heat) and described students response toward the module. The design of this research
was 4D development. The descriptive percentage was used to analyze the module
validity. The average of the module from the expert based on didactic, construction
and technical aspect was 94.34%. It was categorized as Very Valid or usable without
Revision. The average of the module from the user based on format and language
aspect was 93.75%. It was categorized as Very Valid or usable without Revision. The
validity of the audience for cognitive aspect was 74.5% and 73.61% for psychomotor
aspect. The module was Quite Valid or Usable but Needs to be Revised Small. Based
on the affective aspect, it was categorized as Very Valid or usable without Revision
with the average score 89.65%. The utilization of the Physics module in learning got
the positive response from the students with 91.05% in percentage. Physics module
based on local potential was good and appropriate as the alternative for learning
material.
62
Agustin, Pengembangan Modul Fisika... 63
Fisika merupakan ilmu pengetahuan bahan ajar yang disusun sendiri oleh
yang mempelajari gejala-gejala dan pendidik/guru, maka apabila pembelajaran
kejadian alam (Wahyuningsih et al. 2016). Fisika menggunakan modul, proses
Artinya mata pelajaran Fisika sebagai salah pengintegrasian antara materi Fisika
satu bagian dari pendidikan memiliki dengan potensi lokal yang terdapat di
potensi yang sangat besar untuk dapat sekitar lingkungan sekolah berpeluang
diintegrasikan dengan potensi lokal yang besar dapat terlaksana.
terdapat di sekitar lingkungan sekolah. Hasil wawancara di SMA Negeri
Kurikulum yang saat ini Tamanan Bondowoso menunjukkan bahwa
diimplementasikan oleh pemerintah adalah sekolah belum menggunakan modul,
kurikulum 2013. Karakteristik utama namun menggunakan buku paket yang
kurikulum 2013 menurut Permendikbud sudah ada dipasaran. Sedangkan materi
Nomor 69 Tahun 2013 adalah pertama, Fisika dalam buku paket yang digunakan
sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 tidak memungkinkan untuk membahas
Tahun 2003 pada BAB X pasal 36 ayat 3 kaitannya dengan potensi lokal yang
butir d tentang memanfaatkan lingkungan terdapat di sekitar lingkungan sekolah,
sebagai sumber belajar. Kedua, sehingga kurang familiar bagi siswa. Hal ini
menjelaskan bahwa pola pembelajaran menjadi salah satu faktor mata pelajaran
berpusat pada peserta didik (menjadikan Fisika belum dapat dipahami dengan baik
siswa sebagai pusat dalam proses oleh siswa dan berakibat terhadap hasil
pembelajaran). Oleh karena itu, untuk belajarnya yang belum sesuai dengan
mengimplementasikan kedua karakteristik harapan. Hasil observasi, 70 % siswa
tersebut, dibutuhkan sarana yang tepat, menyatakan masih kesulitan memahami
salah satunya dengan menyediakan bahan materi Fisika dan mengangganya pelajaran
ajar yang mengintegrasikan antara materi yang membosankan.
pembelajaran Fisika dengan potensi lokal Menindaklanjuti permasalahan
yang terdapat di sekitar lingkungan sekolah tersebut, maka perlu dikembangkan bahan
sekaligus mampu menjalankan prinsip ajar berupa modul Fisika berbasis potensi
“student centered” (berpusat pada peserta lokal. Kecamatan Tamanan, Kabupaten
didik/siswa) yaitu bahan ajar cetak berupa Bondowoso ini terkenal dengan sentra
modul. Batik Lumbung dan Tahu Tamanan. Batik
Bahan ajar dapat didefinisikan Lumbung adalah salah satu produksi batik
sebagai uraian dari seperangkat materi yang khas Bondowoso yang berdiri sejak tahun
disusun secara sistematik baik tertulis 2012 (Bifadlika dan Russanti, 2016). Tahu
maupun tidak tertulis sehingga tercipta Tamanan adalah makanan khas Tamanan
lingkungan atau suasana yang yang terbuat dari biji kedelai. Penelitian
memungkinkan siswa untuk belajar Hasanah et al. (2016), menunjukkan bahwa
(Wahyuni, 2015). Modul merupakan bahan hasil belajar siswa menggunakan modul
ajar yang disusun secara sistematis dan mitigasi bencana berbasis potensi lokal
menarik yang mencakup isi materi, metode, yang terintegrasi dalam pelajaran IPA di
dan evaluasi yang dapat digunakan secara SMP termasuk dalam kategori tinggi.
mandiri. Dengan menggunakan modul, Penelitian Novana et al. (2014),
siswa dapat belajar secara mandiri tanpa menunjukkan bahwa hasil belajar
atau dengan bimbingan guru, adanya menggunakan modul inkuiri terbimbing
kontrol terhadap hasil belajar melalui berbasis potensi lokal pada materi
penggunaan standar kompetensi dalam Tumbuhan Lumut dan Tumbuhan Paku
setiap modul yang harus dicapai oleh siswa, lebih baik dibandingkan dengan hasil
dan mereka menjadi lebih bertanggung belajar dari pembelajaran konvensional.
jawab atas segala tindakannya (Setyowati et Berdasarkan uraian tentang
al. 2013). Selain itu, modul merupakan permasalahan di SMA Negeri Tamanan
64 Jurnal Pembelajaran Fisika, Vol. 7 No. 1, Maret 2018, hal 62-69
Bondowoso, maka penelitian ini satu guru bidang studi Fisika SMA Negeri
mengembangkan Modul Fisika Berbasis Tamanan Bondowoso. Validasi audience
Potensi Lokal “Batik Lumbung dan Tahu meliputi aspek kognitf yang diukur setelah
Tamanan” untuk Siswa SMA di Kecamatan pembelajaran menggunakan modul, aspek
Tamanan Bondowoso (Materi Suhu dan afektif dan psikomotorik diukur selama
Kalor). Modul Fisika yang disusun dengan pembelajaran.
mengintegrasikan antara materi “Suhu dan Teknik analisis data untuk validitas
Kalor” dengan potensi lokal “Batik ahli, pengguna, dan audience dihitung
Lumbung dan Tahu Tamanan”. Modul menggunakan persamaan berikut:
Fisika ini juga mampu membantu 𝑇𝑠𝑒
𝑉= 𝑥100% … (1)
membangun pengetahuan siswa serta 𝑇𝑠ℎ
mudah dibawa kemana-mana. Oleh karena Tse = total skor empiris yang diperoleh
itu, penelitian ini bertujuan untuk Tsh = total skor maksimal
mengembangkan dan mendeskripsikan (Akbar, 2013: 83).
validitas modul serta mendeskripsikan
respon siswa terhadap modul yang Tabel 1. Kriteria Validitas
dikembangkan. Kriteria Validitas Tingkat Validitas
Sangat valid, atau
METODE 85,01% - 100,00% dapat digunakan tanpa
revisi
Penelitian ini adalah penelitian dan Cukup valid, atau
dapat digunakan
pengembangan (R&D) menggunakan 70,01% - 85,00%
namun perlu direvisi
desain pengembangan 4-D oleh kecil
Thiagarajan et al. (1974). Penelitian ini Kurang valid,
dilaksanakan pada bulan Maret-April 2017 disarankan tidak
di SMA Negeri Tamanan Bondowoso. 50,01% - 70,00%
dipergunakan karena
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X- perlu revisi besar
IPA 1 berjumlah 27 orang yang diambil 01,00% - 50,00%
Tidak valid, atau tidak
satu kelas secara acak. Data yang diperoleh boleh dipergunakan
dianalisis dengan deskriptif persentase. (Akbar, 2013: 41).
Tahap Pendefinisian (Define) yaitu
meliputi analisis ujung depan, analisis Respon siswa dilakukan dengan
siswa, analisis tugas, analisis konsep, dan membagikan angket pada siswa setelah
perumusan tujuan pembelajaran yang dapat pembelajaran menggunakan modul. Teknik
dijadikan dasar pembuatan modul Fisika analisis data untuk respon siswa dihitung
berbasis potensi lokal. menggunakan persamaan berikut:
Tahap Perancangan (Design) yaitu 𝐴
𝑁𝑃𝑅 = 𝑥100% … (2)
meliputi penyusunan tes hasil belajar siswa 𝐵
aspek kognitif berupa posttest yang NPR = nilai persentase respon siswa
terintegrasi dengan potensi lokal di sekitar A = jumlah siswa yang memilih
lingkungan SMA Negeri Tamanan B = jumlah siswa
Bondowoso, pemilihan media, pemilihan (Purwanto, 2012: 102).
format, dan rancangan awal.
Tahap Pengembangan (Develop) Tabel 2. Kriteria Respon Siswa
yaitu meliputi validasi oleh ahli dan Kriteria Interval
pengguna, serta uji pengembangan (validasi Sangat Positif 81 – 100%
audience/siswa dan respon siswa). Validasi Positif 61 – 80%
ahli dilakukan oleh tiga dosen Program Cukup Positif 41 – 60%
Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Kurang Positif 21 – 40%
Jember. Validasi pengguna dilakukan oleh Tidak Positif < 21%
(Arikunto, 2010: 35).
Agustin, Pengembangan Modul Fisika... 65
dan bahasa pada modul tersebut sudah terbimbing berbasis potensi lokal sebesar
memenuhi kondisi sekolah dan 77%. Diantara 27 siswa kelas X-IPA 1, ada
karakteristik siswa. Depdiknas (2008) 5 siswa yang belum mencapai KKM = 73.
menjelaskan bahwa bahan ajar yang Hal ini menjelaskan bahwa proses-proses
dikembangkan, harus disesuaikan dengan kognitif pada kelima siswa masih belum
karakteristik sasaran. seluruhnya tercapai. Darmawan dan Sujoko
Modul Fisika berbasis potensi lokal (2013) menjelaskan bahwa proses-proses
yang dikembangkan sudah dinyatakan kognitif meliputi kategori mengetahui;
layak, selanjutnya dapat dilakukan tahap uji memahami; menerapkan; menganalisis;
pengembangan. Melalui tahap ini, peneliti mengevaluasi; dan menciptakan.
dapat memperoleh masukan langsung Validitas audience (afektif) pada
meliputi validitas audience (hasil belajar Tabel 4 menjelaskan bahwa minat belajar
siswa) dan hasil respon siswa. Menurut siswa menggunakan modul Fisika berbasis
Tyas et al. (2015), hasil belajar siswa potensi lokal yang dikembangkan sangat
adalah hasil yang didapatkan siswa setelah tinggi. Ambarini et al. (2013) menjelaskan
melakukan kegiatan pembelajaran yang bahwa minat belajar adalah kecenderungan
mencakup akumulasi ranah kognitif, hati yang ditandai dengan adanya perhatian,
afektif, dan psikomotorik. keingintahuan, dan kebutuhan siswa dalam
pembelajaran. Yusuf dan Hamzah (2016),
Tabel 4. Data Validitas Audience menjelaskan bahwa minat harus dipandang
Tingkat sebagai sesuatu yang sadar. Pencapaian
Aspek Validitas
Validitas validitas audience (afektif) tertinggi yaitu
Cukup valid, aspek tanggung jawab siswa dalam
atau dapat pembelajaran menggunakan modul Fisika
Kognitif 74,5% digunakan
berbasis potensi lokal yang dikembangkan.
namun perlu
direvisi kecil Sejalan dengan penelitian Sarah dan
Maryono (2014), bahwa pembelajaran
Afektif menggunakan perangkat pembelajaran
Keingintahuan berbasis potensi lokal ternyata efektif
Sangat valid,
Tanggung meningkatkan aspek tanggung jawab siswa
atau dapat
Jawab 89,65%
digunakan
dalam belajar.
Keberanian Validitas audience (psikomotorik)
tanpa revisi
Berpendapat pada Tabel 4 menjelaskan bahwa
Psikomotorik keterampilan siswa dalam kerja ilmiah
berdasarkan panduan modul Fisika berbasis
Melakukan
Cukup valid, potensi lokal yang dikembangkan berada
pengamatan
atau dapat pada kategori cukup baik. Sugiyanto et al.
Menganalisis
73,61% digunakan (2015) menjelaskan bahwa ranah
pertanyaan
namun perlu keterampilan yang diukur meliputi kegiatan
Menyimpulkan
direvisi kecil
percobaan praktikum. Namun, keseluruhan siswa
belum mencapai skor maksimum = 4 dalam
Validitas audience (kognitif) pada dua kali pertemuan menggunakan modul
Tabel 4 menjelaskan bahwa kemampuan tersebut. Sejalan dengan penelitian Putri et
mayoritas siswa dalam kategori cukup baik, al. (2014), bahwa pembelajaran
sehingga masih dapat dikatakan memenuhi menggunakan model PBL berbasis potensi
tingkat keefektifan penguasaan isi modul, lokal menunjukkan aspek tertinggi adalah
serta sejalan dengan penelitian sebelumnya menggunakan bukti ilmiah (eksperimen,
yang juga menghasilkan hasil positif yaitu menganalisis pertanyaan, dan membuat
menurut Novana et al. (2014), bahwa hasil kesimpulan), serta aspek terendah adalah
belajar siswa menggunakan modul inkuiri mengidentifikasi isu ilmiah (hipotesis).
Agustin, Pengembangan Modul Fisika... 67