Professional Documents
Culture Documents
Wiwie S.Iryanti
di bawah bimbingan : 1. Dra. M. S. Pangkey, M.Si
2. Dr. Verry Y. Londa, S.sos, M.Si
ABSTRACT The point of the special autonomy for Papua region which are intended to
improve the standard of living in terms of improving the welfare and progress of the people of
Papua, the freedom to empower wealth, accelerating economic development and respect for the
rights - basic rights of the people of Papua, but in reality the impact of the implementation of the
policy for ± 13 years has not been fully felt by the indigenous people of Papua.
This study used quantitative methods with sampling done by 5 (five) village 1 (one) villages in the
region of East Mimika district of Papua Mimika Provini. The study sample of 100 respondents
assign less capable of being taken at random, from 5 villages and 1 sub-district with a number of
different respondents Wania village where the village as much as 9 respondents, 15 respondents
mware village, village Tipuka were 21, 16 Kaugapu village people, village Hiripau 6 and
hometown Pomako 33 people. Making the sample size is determined by the number of residents
in each village / urban village. Collecting data on the use of simple linear regression statistical
analysis and product moment correlation.
Based on the analysis of the data showed: (1) the regression coefficient of the special autonomy
impact on the welfare of indigenous Papuans is 0.689 scale. (2) the correlation coefficient of the
special autonomy for the welfare of the indigenous people of Papua is 0.345 and the coefficient
of determination is 0.119 or 11.9%.
Based on these results it can be deduced that the impact of the special autonomy policy on the
welfare of indigenous Papuans enough impact on the indigenous Papuans. Based on the
conclusions suggest that the performance of the special autonomy be improved in order to give
effect to the indigenous people of Papua is not a good standard of living.
107
Jurnal Administrasi Publik
mendasar seperti pelanggaran hak - hak asasi pihak sangat jelas bahwa keinginan banyak
manusia dan pengingkaran terhadap orang Papua adalah kemerdekaan penuh dari
kesejahteraan masyarakat. Papua masih RI, sebagaimana di sampaikan dalam
belum dapat di selesaikan secara adil dan kongres Papua II di jayapura (29 mei sampai
bermartabat. Pasal 1 angka 1 UU No. 21 30 juni 2000). Kita menyadari, bahwa kedua
tahun 2001 tentang otonomi khusus bagi belah pihak dengan alasannya masing -
Provinsi Papua menyatakan bahwa otonomi masing jika terus berpegang teguh dengan
khusus adalah kewenangan khusus yang di pendirian, sikap, dan prinsip termasuk
akui dan di berikan kepada Provinsi Papua dengan menggunakan kekerasan untuk
untuk mengatur dan mengurus kepentingan mencapai tujuannya, maka situasi konflik
masyarakat setempat. akan sulit untuk di hindari dan konflik
Mengapa kepada provinsi Papua, tersebut akan berkembang menjadi sangat
harus di berikan status otonomi khusus, luas dan lebih dalam dengan segala
berdasarkan undang – undang No. 21 Tahun implikasinya. Dalam setiap konflik, korban
2001. Undang – undang ini tidak lahir begitu yang akan berjatuhan dari kedua belah
saja dalam kevakuman. Ia lahir sebagai suatu pihak. Undang – undang tentang otonomi
produk sejarah melewati suatu proses sejarah khusus juga sekaligus membuka ruang bagi
yang panjang dalam konteks dinamika sosial perbaikan untuk masa depan yang lebih baik,
– politik dan keamanan dari negara serta membuka ruang untuk perbaikan dalam
kebangsaan (Nation state) Indonesia. Ia lahir rangka memperjuangkan perbaikan
dalam konteks penegakan hukum, HAM dan kesejahteraan, keadilan, perdamaian,
demokrasi. Undang – undang ini lahir persamaan hak, dan untuk membuka
sebagai upaya penyelesaian konflik. Sebagai mengembangkan jati diri, harga diri, serta
jalan keluar untuk menciptakan win – win harkat dan martabat sebagai manusia.
situation antara rakyat Papua yang ingin Undang – undang ini juga membuka
merdeka dan melepaskan diri dari Negara ruang untuk membangun kembali
Kesatuan RI (NKRI) dan pemerintah RI kepercayaan rakyat papua yang sangat
yang tetap kokoh teguh mempertahankan merosot, di akibatkan oleh kekecewaan
integritas dan kedaulatan atas NKRI, di satu rakyat papua yang sangat merosot, di
108
Jurnal Administrasi Publik
akibatkan oleh kekecewaan mereka sangat kesenjangan antara daerah Papua dengan
dalam kepada pemerintah RI, dan sebaliknya daerah lain di Indonesia. Selain itu undang-
membangun kembali kepercayaan undang otonomi khusus merupakan bentuk
pemerintah RI kepada rakyat Papua. UU ini kepedulian dan simpati pemerintah
membuka kesempatan dan sekaligus sebagai Indonesia kepada masyarakat Papua
tantangan untuk pengembangan kapasistas khususnya penduduk asli Papua ras
dan kapabilitas kepemimpinan dan malanesia. Dengan prinsip itu UU otonomi
manajemen daerah/local dalam rangka khusus memperluas ruang gerak partisipasi
mengembangkan good governance, masyarakat asli Papua dalam segala bidang
demokrasi dan civil society di Provinsi pembangunan.
Papua (suebu, Gubernur Papua). Mengenai pernyataan di atas tentang
Secara umum sistem pemerintahan tujuan dari pada kebijakan otonomi khusus
orde baru yang di sebut dengan otonomi untuk mengatasi kesenjangan sosial,
daerah di percaya akan membawa rakyat meningkatkan taraf hidup, mengelola
pada kehidupan yang lebih baik, kekayaan alam di Provinsi Papua, khususnya
bermartabat, di mana ruang gerak untuk Kabupaten Mimika dalam penelitian ini
bekerja dan menikmati hasil sendiri lebih maka penulis mengambil suatu daerah yang
luas tanpa harus tereksploitasi oleh pusat. dijadikan sebagai tempat penelitian
Rakyat sepertinya bemafas lega bersama berjalannya kebijakan otonomi Khusus,
memahami bahwa otonomi daerah itu lebih daerah ini ialah sebuah kecamatan tetapi saat
baik dari sistem pemerintahan yang lama, ini di sebut Distrik Mimika Timur (Mapuru
yang lebih. Sedangkan yang dapat mengerti jaya) yang berada di wilayah pesisir
dengan baik dari substansi otonomi daerah Kabupaten Mimika sebagai jalur utama pintu
adalah mereka kelas menengah keatas masuk pintu masuk perdagangan barang dan
meskipun juga setengah - setengah minimal jasa dengan menggunakan transportasi laut,
kita semua pemah berpikir tentang maksud karena pelabuhan samudera yang cukup
dari otonomi sesungguhnya. strategis. Dengan demikian, maka
Otonomi khusus Papua sejatinya di pertumbuhan penduduk pun terus meningkat
tunjukan untuk mengatasi masalah- masalah
109
Jurnal Administrasi Publik
mengikuti perkembangan arus barang dan masyarakat asli Papua akan tetapi dampak
jasa yang masuk ke wilayah Timika. yang di hasilkan belum terjadi sebagaimana
Adapun kondisi riil Distrik Mimika yang di harapkan oleh semua
Timur (Mapuru Jaya) dengan Luas wilayah komponen karena nya di perlukan suatu
adalah 1.789 Km2 dengan presentase 9.13% kajian ilmiah yang dapat mengungkapkan
dari luas keseluruhan Wilayah Kabupaten. dan menjawab permasalahan ini maka untuk
Wilayah Distrik Mimika Timur terbagi terarahnya penelitian ini peneliti membatasi
dalam 6 wilayah yaitu kelurahan Wania, kajian penelitian ini dengan judul "Dampak
Kampung Kaugapu, kampung Mware, Kebijakan Otonomi Khusus Terhadap
kampung Tipuka, kampung Hiripau dan Masyarakat Asli Papua "
kampung Pomako. Dengan jarak dari Ibu
METODOLOGI PENELITIAN
Kota Kabupaten yaitu sejauh 20 km. Jumlah
A. Jenis penelitian
penduduk di Distrik Mimika Timur secara Penelitian ini dirancang sebagai
keseluruhan jumlah penduduk berdasarkan suatu penelitian survei. Sesuai dengan tujuan
hasil pendataan sebanyak 12.122 jiwa. penelitian yaitu untuk mengetahui pengaruh
Menurut sumber data pelaksanaan
kebijakan otonomi khusus terhadap
bidang kemasyarakatan di wilayah distrik masyarakat asli Papua di sebuah Distrik
Mimika Timur dalam salah satu kegiatannya Mimika Timur (Mapuru Jaya), maka metode
yaitu kegitan Raskin maka berdasarkan data yang digunakan adalah metode penelitian
tersebut terdapat jumlah masyarakat Papua kuantitatif.
Miskin di berbagai kampung yaitu
B. Populasi & Sampel
Kelurahan wania 112 warga, Kampung Penelitian ini akan di laksanakan di
Mware 180 warga, Kampung Tipuka 125 Distrik (kecamatan) Mimika Timur-
warga, Kampung Kaugapu 196 warga, kabupaten Mimika Provinsi Papua, di mana
kampung Hiripau 250 warga, Kampung kawasan distrik ini berada pada Wilayah
Pomako 450 warga. pesisir Kabupaten Mimika sebagai jalur
Mencermati fenomena di atas terlihat utama pintu masuk pintu masuk
bahwa kebijakan otonomi khusus perdagangan barang dan jasa dengan
memberikan dampak pada kesejahteraan
110
Jurnal Administrasi Publik
Distrik Mimika Timur sebagai variabel analisis data pendekatan kuantitatif dengan
diberikan pusat kepada daerah untuk digunakan ialah analisis tabel frekuensi
111
Jurnal Administrasi Publik
112
Jurnal Administrasi Publik
serta dalam mendftarkan diri untuk di data cukup sejahtera sedangkan yang
oleh pemerintah desa, juga jarang mengikuti rendah/kurang 10% orang dapat di katakan
kegiatan sosialisasi dari pemerintah atau kurang sejahtera.
karena kelalaian pemerintah distrik yang Hasil penelitian tersebut dapat di
tidak peka melihat pertumbuhan penduduk simpulkan bahwa tingkat kesejahteraan
yang tahun per tahunnya semakin masyarakat Asli Papua di lihat dari 10
meningkat. Atas dasar inilah maka dapat di indikator dari segi materi, fisik, mental dan
simpulkan bahwa sebagian besar masyarakat spiritual. Menunjukan bahwa masyarakat
Asli Papua cukup merasakan dampak dari asli Papua ialah dapat di katakan cukup
pada kebijakan otonomi khusus ini. sejahtera.
113
Jurnal Administrasi Publik
kebijakan otonomi khusus terhadap variable tunjukan oleh nilai koefisien determinasi (r²)
kesejahteraan masyarakat Asli Papua. sebesar 0,1190 Angka ini punya pengaruh
Berdasarkan analisis regresi linier maka di tertentu sebesar 11,9 % terhadap
peroleh hubungan fungsional variable kesejahteraan masyarakat asli papua melalui
dampak kebijakan otonomi khusus (X) persamaan regresi Ŷ = 30,35 + 0,689 X
terhadap kesejahteraan masyarakat Asli sisanya di tentukan oleh variable lain
Papua (Y), yaitu sebagai berikut: Ŷ = 30,35 sebanyak 88,1%
+ 0,689 X Berdasarkan perhitungan uji
Pada persamaan regresi linier ini data signifikasi di mana 𝛼 = 0,05, n = 100 uji
di ketahui bahwa koefisien arah regresi (b) satu pihak;dk = 100 – 2 = 98 sehingga di
adalah 0,689 dan koefisien konstanta (a) peroleh hasil t ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔= 3,640 dan t table =
adalah 30,35 Jelas bahwa nilai koefisien arah 0,1996 , dengan demikian t ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≥
regresi (b) 0,689 bertanda positif ini t table maka Ho di tolak, hal ini berarti ada
memiliki pengertian bahwa variable dampak hubungan walaupun hubungan tersebut
kebijakan otonomi khusus mempunyai rendah yaitu sebanyak 0,345.
hubungan terhadap kesejahteraan C. Pembahasan
masyarakat asli Papua. Sebagaimana yang telah di
Hasil analisis data menunjukan kemukakan di atas bahwa arah kebijakan
bahwa nilai koefisien korelasi (r) sebesar otonomi khusus untuk wilayah Papua yang
0,345 dengan interprestasi koefisien korelasi di maksudkan untuk memperbaiki taraf
ini menunjukan bahwa hubungan antara hidup dalam hal peningkatan kesejahteraan
kebijakan otonomi khusus dan kesejahteraan dan kemajuan masyarakat Papua, kebebasan
masyarakat hampir sempurna sehingga dapat untuk memberdayakan kekayaan, percepatan
di maknai bahwa variable kebijakan otonomi pembangunan ekonomi dan penghormatan
khusus memiliki hubungan dampak terhadap hak – hak dasar masyarakat papua
terhadap kesejahteraan masyarakat asli melalui hasil penelitian yang di lakukan
Papua. terhadap 100 responden ternyata kebijakan
Besar pengaruh atau daya penentu otonomi khusus cukup memberi dampak
variable kebijakan otonomi khusus di
114
Jurnal Administrasi Publik
terhadap kesejahteraan masyarakat asli kewenangan yang lebih luas bagi pemerintah
papua. provinsi/kabupaten/kota dan rakyat papua
Pembahasan mengenai hasil analis untuk mengatur dan mengurus sendiri secara
korelasi r- pearson dan regresi linier kreatif dalam kerangka NKRI. Kewenangan
sederhana berkaitan dengan hasil tersebut yang lebih luas tersebut berarti pula
dapat di gambarkan bahwa hubungan antara mencakup kewenangan untuk mengatur
variable X dan variable Y rendah namun pemanfaatan kekayaan alam di wilayah
dalam sebuah realita setelah melakukan provinsi papua sebesar – besarnya bagi
penelitian peneliti menurut tanggapan dari kemakmuran rakyat papua, memberdayakan
100 responden mengenai kebijakan otonomi potensi perekonomian , social dan budaya
khusus ini sebagian besar responden tidak yang di miliki, termasuk di dalamnya
terlalu memahami tentang adanya kebijakan memberikan peranan yang signifikan bagi
ini, setelah di jelaskan oleh peneliti orang asli papua melalui wakil- wakilnya
mengenai tujuan pemberian hak khusus ini untuk terlibat dalam proses perumusan
maka jawaban responden mengenai kebijakan daerah, menentukan strategi
pemberian hak khusus ini baik bahkan pembangunan dengan tetap menghargai
sangat baik bagi mereka, namun realitanya Peningkatan kebutuhan anggaran
realisasi daripada kebijakan ini belum pemerintah daerah di provinsi papua harus
sepenuhnya di rasakan oleh masyarakat, juga di siasati agar memperlancar
pemerintah dalam hal ini sudah memberi penyelenggaraan tugas dan fungsi
bantuan dengan membangun tempat tinggal pelayanan, pemberdayaan dan
layak untuk masyarakat asli yang ada di pembangunan. Dalam kaitan ini, penataan
Distrik Mimika Timur dan beberapa keuangan daerah menjadi penting. Langkah
masyarakat yang tidak mendapati tempat awal yang harus di lakukan dan sekaligus
tinggal ialah mereka yang tidak terdaftar merupakan prasyarat dalam penataan
dalam mendapatkan subsidi dari pemerintah pengelolaan keuangan daerah adalah
(dana Otsus). melakukan klarifikasi terhadap kewenangan
Otonomi khusus bagi provinsi papua pengelolaan keuangan daerah.
pada dasarnya adalah pemberian
115
Jurnal Administrasi Publik
116
Jurnal Administrasi Publik
117
Jurnal Administrasi Publik
responden yang tinggi ialah kategori maka akan lebih meningkatkan lagi
baik/cukup namun realita yang di amati kesejahteraan masyarakat asli papua,
peneliti dapat di katakan masyarakat terjadi peningkatan taraf hidup kea rah
yang tinggal di wilayah ini masih belum yang lebih baik.
sejahtera.
D. SARAN
2. Walaupun melihat kinerja otonomi Berdasarkan kesimpulan dari hasil –
khusus ±13 tahun sudah cukup di hasil dalam penelitian ini maka dapat di
rasakan masyarakat namu realitanya kemukakan beberapa saran kepada pihak –
sebagian masyarakat masih merasa pihak terkait (implementor) daripada
kekurangan, walaupun ada bantuan kebijakan otonomi khusus, yaitu sebagai
pemerintah yaitu penyediaan tempat berikut:
tinggal namun taraf kehidupan belum 1. Responsive dari pada pemerintah
baik seperti pangan, sandang, fasilitas setempat sangat di butuhkan dalam
pendidikan, fasilitas kesehatan. dsb. penyelenggaraan kinerja otonomi
3. Berdasarkan analisis regresi linier dan khusus yang menjadikan masyarakat
korelasi product moment menunjukan yang mandiri dan sejahtera.
bahwa kebijakan otonomi khusus cukup 2. Dengan adaya perhatian khusus
berdampak positif dalam artian bahwa daripada pemerintah pusat terhadap
±8% masyarakat dapat di katakan masyarakat asli papua maka pemerintah
sejahtera, 82% cukup sejahtera, di ukur setempat lebih meningkatkan kordinasi
berdasarkan indikator kesejahteraan dengan instansi BPS Kota mimika,
yaitu memiliki rumah, sandang dan dinas kesehatan, dinas pendidikan, dan
papan tercukupi, bahkan secara fisik instansi terkait lainya.
(kesehatan, lingkungan), mental 3. Pengelolaan pendapatan daerah
(pendidikan, budaya) serta spiritual hendaknya di kelola dengan baik, jujur
(moral, etika). Dengan demikian Jika dan transparan agar dampaknya di
pelaksanaannya kebijakan otonomi rasakan langsung oleh masyarakat asli
khusus lebih baik atau kinerjanya Papua.
maksimal (efektif dan efisien, responsif)
118
Jurnal Administrasi Publik
119