You are on page 1of 13

LAPORAN PRAKTIKUM

APLIKASI BIOKIMIA DAN FISIOLOGI PASCA PANEN

EKSTRAKSI PROTEIN

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 9

SITI SYALSA SUHASNAENI G031191012


RIFQI FAYYADH ANSAR G031191015
SUHARDA OKTAVIANSYAH G031191032
RIYAN HIDAYAT G031191053
SELMA PUTRI SERUNI G031191055
SARMILA G031191089
SRI RASYIDA NUR ARIFIN G031191064
SRI WAFIQ AZISAH G031191088

PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN


DEPARTEMEN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2021
EKSTRAKSI PROTEIN

SS. Suhasnaeni1), RF. Ansar1), S. Oktaviansyah1), R. Hidayat1), SP. Seruni1),


Sarmila1), SRN. Arifin1), SW. Azisah1)
1)
Mahasiswa Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Universitas Hasanuddin

ABSTRAK

Macromolecular proteins are made up of amino acids, which are composed of nitrogen,
carbon, and oxygen atoms. Protein functions as an important building block in the human
life cycle, namely as a building block for the body to replace and increase damaged body
cells, digest food and the continuity of normal processes in the body. Sources of protein
are nuts and their processed products, eggs, anchovies, fresh fish, meat, shrimp, milk and
so on. The formulation of the problem from this practicum is the procedure for extracting
protein from food, and how to find out the protein content in some foodstuffs. In casein
protein extraction was carried out by adding 2 mL of 10% HCL to cow's milk and allowed
to stand for 30 minutes to form a precipitate, then the precipitate used acetone and filtered,
then the filtrate was weighed. Meanwhile, albumin protein extraction was carried out with
white eggs given 1 mL of 6% CH3COOH and filtered. Then saturated (NH4) 2SO4 is
added and allowed to stand to form a precipitate, then the precipitate is filtered, dried,
and weighed. The yield percentage is 31.86% in cow's milk; 1.93% in chicken eggs; and
100.81% in duck eggs.
Keywords : cow milk, chicken egg, duck egg, albumin, and casein.

I. PENDAHULUAN telur, teri, ikan segar, daging, udang, susu


a. Latar Belakang dan sebagainya.
Protein merupakan makromolekul Protein dapat bersumber dari
yang terbentuk dari asam amino, tersusun hewan (hewani) dan hasil tanaman
dari atom nitrogen, karbon, dan oksigen. (nabati). Telur merupakan sumber protein
Protein berfungsi sebagai zat pembangun hewani, yang mempunyai gizi tinggi. Dari
yang penting dalam siklus kehidupan sebutir telur didapatkan gizi yang cukup
manusia, yaitu sebagai zat pembangun sempurna karena mengandung zat-zat gizi
tubuh untuk mengganti dan memelihara sel yang lengkap dan mudah dicerna, termasuk
tubuh yang rusak, reproduksi, mencerna diantaranya telur ayam dan telur itik. Hal
makanan dan kelangsungan proses normal ini sesuai dengan pernyataan et al (2001)
dalam tubuh. Sumber protein adalah bahwa satu butir telur seberat 53 gr
kacang-kacangan dan hasil olahannya, mengandung putih telur 65,64%, kuning
telur 23,61% dan cangkang telur 10,75%.
Hal ini sesuai dengan pernyataan cara menggunakan berbagai pelarut,
Woodward (1990) bahwa protein putih elektrolit atau keduanya, untuk
telur terususun dari ovalabumin sebanyak mengeluarkan fraksi protein yang berbeda
54%. Albumin yang sering disebut putih menurut karakteristiknya. Pemisahan
telur, mengandung sebagian besar cairan di protein dari berbagai campuran yang terdiri
telur yaitu sekitar 67%. Albumin dari berbagai macam sifat asam-basa,
mengandung lebih dari 50% protein telur, ukuran dan bentuk protein dapat dilakukan
serta mengandung niacin, riboflavin, dengan cara elektrofesa, kromatografi,
klorin, magnesium, kalium, sodium dan pengendapan, dan perbedaan kelarutan.
sulpur. Albumin terdiri dari empat lapisan Hal ini melatarbelakangi dilakukannya
berbeda yaitu lapisan dengan konsistensi praktikum tentang cara mengektraksi
yang tebal dan lapisan tipis. Dalam 100 gr protein serta untuk mengetahui kandungan
telur ayam, terdapat kandungan protein protein yang ada pada telur ayam, telur itik,
12.8 gr dan lemak 11.5 gr. Hal ini sesuai dan susu.
dengan pernyataan Harianto (2016) bahwa b. Rumusan Masalah
telur itik memiliki kadar protein yang lebih Rumusan masalah dari praktikum ini
tinggi serta kandungan lemak yang tinggi, yaitu :
yaitu protein 13.1 gr dan lemak 14,3 gr. 1. Bagaimana prosedur ekstraksi protein
Selain telur, protein hewani juga dari bahan pangan ?
dapat berasal dari susu. Susu adalah cairan 2. Bagaimana cara mengetahui kandungan
biologis yang dihasilkan mamalia, untuk protein pada beberapa bahan pangan ?
memenuhi semua kebutuhan gizi. Hal ini
c. Tujuan Praktikum
sesuai dengan pernyataan et al (2011)
Tujuan dilakukannya praktikum ini
bahwa susu mengandung karbohidrat
yaitu:
(laktosa), protein, lemak, vitamin, dan
1. Untuk mengetahui dan memahami
mineral yang dibutuhkan tubuh. Protein
prosedur ekstraksi protein beberapa
utama adalah kasein dan protein whey.
bahan pangan
Kasein dalam susu mencapai 80% dari total
2. Untuk mengetahui kandungan protein
protein.
pada beberapa bahan pangan.
Telur ayam, telur itik, dan susu
mengandung protein. maka dilakukanlah II. METODOLOGI PRAKTIKUM
pengujian agar diketahui kandungan
a. Alat dan bahan
protein yang terdapat pada bahan tersebut,
Pemisahan protein dapat dilakukan dengan
Alat yang digunakan pada praktikum 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
𝑅𝑒𝑛𝑑𝑒𝑚𝑒𝑛 ∶ 𝑥 100%
ekstraksi protein adalah pipet volume 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙
Ekstraksi Albumin
(iwaki), bulb (eyela), erlenmeyer (iwaki),
Pertama-tama siapkan alat dan bahan,
gelas piala (pyrex), blender, mortar, sendok
kemudian dipisahkan antara putih telur dan
tanduk, batang pengaduk, gelas ukur
kuning telur. Putih telur diambil dan diaduk
(iwaki), cawan schott (iwaki), oven, alat
kemudian ditambahkan CH3COOH 6% 1
vakum (pfeiffer), sentryfuge, dan
mL. Setelah itu disaring dan ditambahkan
timbangan analitik (sartorius).
(NH4)2SO4 jenuh lalu didiamkan hingga
Bahan yang dibutuhkan pada
terbentuk endapan. Kemudian disaring dan
praktikum ekstraksi protein adalah
filtratnya dikeringkan untuk selanjutnya
aluminium foil, tisu kering, aquades, susu
akan ditimbang dan dihitung rendemennya
UHT, telur ayam, telur itik, (NH4)2SO4,
menggunakan rumus dibawah ini :
aseton, CH3COOH 6% dan HCl 10%.
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
𝑅𝑒𝑛𝑑𝑒𝑚𝑒𝑛 ∶ 𝑥 100%
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙
b. Prosedur Kerja
Ekstraksi Kasein Susu Sapi
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pertama-tama siapkan alat dan bahan,
a. Hasil
kemudian susu sapi ditimbang 20 g.
Hasil tabel praktikum ekstraksi protein
Setelah itu dihomogenkan dengan
sebagai berikut :
magnetic stirrer lalu ditambahkan HCl
Tabel 13. Hasil Perhitungan Rendemen
10% 2 mL. Kemudian dihomogenkan
pada Sampel
selama 5-6 menit. Setelah homogen,
No. Rendemen
selanjutnya diukur pHnya (4,6-4,7). Bahan
(%)
Apabila tidak sesuai maka harus
1. Susu Sapi 31,86
dipanaskan. Larutan ditambahkan aquades
2. Telur
200 mL dan HCl 2 mL. Kemudian 1,93
Ayam
didiamkan selama 30 menit hingga
3. Telur Itik 100,81
terbentuk endapan. Setelah terbentuk
Sumber : Data Sekunder Praktikum Aplikasi
endapan maka ditambahkan aseton lalu Biokimia dan Fisiologi Pasca Panen, 2018.
disaring. Filtrat yang dihasilkan
selanjutnya dikeringkan untuk kemudian b. Pembahasan
ditimbang dan dihitung rendemennya Telur merupakan salah satu bahan
menggunakan rumus dibawah ini : pangan sumber protein hewani yang
memiliki kandungangizi tinggi sehingga
banyak di gemari masyarakat. Kandungan sangat lengkap, telur merupakan sumber
gizi terutama protein telur mempunyai protein yang baik. Sehingga dari tiap butir
mutu yang tinggi, karena memiliki susunan telur akan diperoleh sekitar 8 gram protein.
asam amino esensial yang lengkap. Di Telur merupakan bahan makanan yang
lihat dari nilai gizinya, sumber protein telur hampir dikatakan mendekati sempurna,
juga mudah diserap tubuh. Hal ini sesuai selain rasanya enak,sangat mudah dicerna
dengan pernyataan Wati (2012) bahwa dan mudah pengolahannyaserta relatif
selain protein, beragam vitamin, lemak, murah dibanding sumber protein hewani
mineral esensial, asam amino yang lengkap lainnya. Komposisi putih telur terdiri dari
dan seimbang serta mempunyai daya cerna 80% air, 0.03% lemak, 10% protein dan
yang tinggi. Pada telur, baik telur ayam 0.82% karbohidrat (KH), total kepadatan
dan itik bagian terbesarnya yaitu putih putih telur adalah13.13%.Satu butir telur
telurnya. Putih telur dengan kata lain ayam mengandung gizi yaitu energi 81
disebut albumin, dimana albumin kkal, protein 6,4 gram, karbohidrat 0,35
mengandung lebih dari 50 % protein telur. gram, kalsium 180 mg, dan vitamin A 309
Putih telur terususun dari ovalabumin SI. Hal ini sesuai dengan Li- Chan et al
sebanyak 54% Hal ini sesuai dengan (2014) bahwa putih telur merupakan
pernyataan Woodward (1990) dalam bagian dari telur yang mengandung 9,7-
Ramadani et al (2018) bahwa Albumin 10,6% protein, 80% air, 0,4-0,9%
yang sering disebut putih telur, karbohidrat, 0,03% lemak dan 0,5%
mengandung sebagian besar cairan di telur mineral. Protein putih telur tersusun atas
yaitu sekitar 67%. Albumin mengandung beberapa macam protein, antara lain
lebih dari 50% protein telur, serta adalah ovalbumin (54%), ovotransferin
mengandung niacin, riboflavin, klorin, (12%), ovomucoid (11%), ovomucin
magnesium, kalium, sodium dan sulpur. (3,5%) dan lisozim (3,4%).
Albumin terdiri dari empat lapisan berbeda Telur itik merupakan salah satu sumber
yaitu lapisan dengan konsistensi yang tebal gizi yang baik. Walaupun kandungan
dan lapisan tipis. lemak dan kolestrolnya lebih tinggi
Pada telur ayam, bagian terbesar daripada telur ayam,mengonsumsi telur
darinya adalah putih telur, yaitu 56-61% itik dalam jumlah normal, akan
dari keseluruhan telur. Putih telur terdiri memberikan sumbangan gizi yang sangat
atas empat lapisan, yaitu lapisan encer luar, berarti bagi kesehatan tubuh . Kadar air
lapisan kental luar, lapisan encer dalam, pada telur itik lebih rendah dari telur ayam.
dan lapisan khalazaferous. Nilai gizi telur Di dalam sebutir telur itik tersusun atas
beberapa komponen, antara lain air 66% whey. Ciri dari protein adalah terdapatnya
dan bahan kering 34% yang tersusun atas unsur N pada rantainya, tidak seperti lemak
protein 12%, lemak 10%, karbohidrat 1% dan karbohidrat yang hanya terdiri dari
dan abu 11%. Kuning telur mengandung unsur C, H, dan O. Protein dalam susu
air sekitar 48% dan lemak 33%. Kuning mencapai 3,25%. Protein susu terbagi
telur juga mengandung vitamin, mineral, menjadi dua kelompok yaitu kasein yang
pigmen dan kolesterol. Hal ini sesuai merupakan protein utama susu, jumlahnya
dengan pernyatan Pramono (2010) bahwa mencapai 80% dari total protein, sisanya
putih telur terdiri atas protein terutama berupa protein whey. Kasein termasuk
lisosim yang memiliki kemampuan anti jenis phospoprotein, terdiri dari beberapa
bakteri. Dalam penelitian yang dilakukan unit asam amino yang terikat dengan ikatan
oleh et al (2016) bahwa didapatkan hasil peptida. kasein di dalam susu merupakan
bahwa kadar protein pada telur itik sedikit partikel yang besar. Di dalamnya tidak
lebih tinggi dibanding dengan telur ayam hanya terdiri dari zat-zat organik,
yaitu masing-masing 12,81 % dan 12,14 %. melainkan mengandung juga zat-zat
Protein telur itik selain terdiri atas protein anorganik seperti kalsium, phosphor, dan
terutama lisosim juga terdiri atas magnesium. Kasein yang merupakan
ovalbumin (putih telur) dan ovavitelin partikel yang besar dan senyawa yang
(kuning telur). Kandungan protein pada kompleks tersebut dinamakan juga kasein
putih telur itik yaitu 11g dan pada kuning misel (casein micell). Kasein misel tersebut
telur itik sebanyak 17g. Protein pada telur besarnya tidak seragam, berkisar antara 30
itik sama dengan telur ayam, keduanya – 300 mµ. Kasein juga mengandung sulfur
mengandung asam amino esensial yang (S) yang terdapat pada metionin (0,69%)
sangat diperlukan tubuh. dan sistin (0,09%). Hal ini sesuai dengan
Susu sapi terdiri dari tiga komponen Malaka (2010), bahwa kasein yang
utama: air, lemak, dan protein. Protein dikandung susu sapi adalah 55% alpha-
merupakan bahan makanan yang sangat kasein, 30% betha-kasein dan 15% kappa-
penting dalam menyusun komponen- kasein.
komponen sel, terutama dalam proses Albumin merupakan fraksi protein
pertumbuhan dan perkembangan mahluk yang terdapat pada putih tekur dalam
hidup. Kadar protein yang terdapat dalam jumlah yang tinggi. Albumin mengandung
susu berkisar antara 2,8 persen sampai 4,0 2% gula dan 1,2% asetil heksoamino.
persen. Protein yang terdapat dalam susu Pemisahan albumin bisa dilakukan dengan
terdiri dari dua jenis, yakni kasein dan penambahan asam sulfat, pemanasan
ataupun dengan cara pengendapan. susu, sekitar 80% dari proteinnya adalah
Albumin mengendap pada pH 4,5. kasein yang biasanya berupa garam dari
Albumin atau putih telur mengandung kalsium. Kasein tidak dapat dikoagulasi
lebih dari 50% protein telur. Putih telur oleh panas. Kasein akan diendapkan oleh
mengandung protein yang lebih tinggi, asam dan enzim rennet. Kasein tidak
sedangkan kuning telur kaya akan vitamin mempunyai jembatan disulfida. Sebagian
dibandingkan putih telur terutama vitamin kecil memiliki struktur sekunder dan
A. Vitamin di dalam kuning telur sisanya merupakan struktur tersier. Karena
umumnya bersifat larut dalam lemak. Salah strukturnya itu, kasein tidak terdenaturasi
satu keunggulan protein telur dibandingkan seperti protein lain pada umumnya. Kasein
dengan protein hewani lainnya adalah daya dapat bereaksi dengan asam dan basa. Hal
cernanya yang sangat tinggi. Artinya, ini sesuai dengan pernyataan Santoso dan
setiap gram protein yang masuk akan Estiasih (2014) bahwa kasein merupakan
dicerna di dalam tubuh secara sempurna. senyawa amfoter yang dapat bereaksi
Albumin atau putih telur mengandung dengan asam maupun basa. Hal ini
protein paling tinggi. Di dalam albumin disebabkan karena molekulnya
atau putih telur mengandung lebih banyak mempunyai muatan positif dan negatif.
nilai gizi. Hal ini sesuai dengan pernyataan Pada saat titik isoelektrik dicapai, muatan
et al (2017) bahwa nilai gizi telur sangat positif dan negatifnya adalah sama. Bila pH
lengkap, isi telur terdiri dari 35% kuning di atas titik isoelektrik, protein akan
telur dan 65% putih telur. bermuatan negatif. Sebaliknya apabila pH
Kasein merupakan salah satu berada di bawah titik isoelektrik, protein
komponen organik yang berlimpah dalam akan bermuatan positif. Kasein dapat
susu bersama dengan lemak dan laktosa. secara mudah mengendap pada titik
Kasein penting dikonsumsi karena isoelektriknya karena kasein mengalami
mengandung komposisi asam amino yang dehidrasi. Protein-protein lainnya tidak
dibutuhkan tubuh. Kasein juga merupakan mengendap pada titik isoelektriknya,
protein hidrofobik yaitu asam amino yang karena protein lainnya tidak mengalami
mengandung rantai samping non-polar . dehidrasi seperti pada kasein.
Kasein yang dikenal sebagai protein padat Aquades merupakan air hasil
dalam susu berasal dari bahasa Latin penyulingan yang bebas dari zat-zat
caseus yang berarti keju. Kasein pengotor sehingga bersifat murni dalam
merupakan fosfoprotein paling dominan laboratorium. Akqades berwarna bening,
yang terdapat pada susu dan keju. Dalam tidak berbau, dan tidak memiliki rasa.
Aquades biasa digunakan untuk merupakan reagen pengasam yang sangat
membersihkan alat-alat laboratorium dari baik. Lebih dari 90% HCl dibuat sebagai
zat pengotor . Senyawa yang segera produk samping klorinasi senyawaan
melarut di dalam aquades mencakup organik.
berbagai senyawa organik netral yang Aseton merupakan suatu keton
mempunyai gugus fungsional polar seperti yang dapat dibuat dari bahan dasar
gula, alkohol, aldehida, dan keton. Pada isopropil alkohol dengan cara oksidasi.
ekstraksi kasein susu sapi digunakan Aseton adalah zat tidak berwarna dengan
aquades sebagai pelarut karena memiliki berat jenis 0,812 gram/mold an mempunyai
kelarutan yang baik. Hal ini sesuai dengan bau yang sengit yang menjadi tandanya.
pernyataan Adani dan Pujiastuti (2018) Aseton dapat bercampur dengan air dan
bahwa aquades merupakan pelarut yang dalam semua perbandingan adalah suatu
jauh lebih baik dibandingkan hampir zat pelarut yang baik bagi banyak zat-zat
semua cairan yang umum dijumpai. organic, aseton diapaki dalam pembuatan
Kelarutannya disebabkan oleh senyawa penting diantaranya kloroform
kecenderungan molekul akuades untuk dan iodoform. Pada ekstraksi kasein susu
membentuk ikatan hidrogen dengan gugus sapi digunakan aseton sebagai pencuci
hidroksil gula dan alkohol atau gugus endapan. Hal ini sesuai dengan pernyataan
karbonil aldehida dan keton. Mechin, et al (2007) dalam Lolan (2017)
Asam klorida adalah larutan bahwa dalam ekstraksi protein aseton
akuatik dari gas hidrogen klorida (HCl). berfungsi sebagai pencuci untuk endapan
Asam klorida adalah asam kuat, dan agar endapan terhindar dari senyawa-
merupakan komponen utama dalam asam senyawa lain dan aseton memiliki
lambung. Senyawa ini juga digunakan kemampuan untuk mengendapkan protein
secara luas dalam industri. Asam klorida yang terdapat pada filtrat sehingga
merupakan asam kuat yang paling tidak diperoleh isolat protein yang murni.
berbahaya untuk ditangani dibandingkan Asam asetat CH3COOH adalah
dengan asam kuat lainnya. Asam klorida senyawa kimia asam organik yang dikenal
dalam konsentrasi menengah cukup stabil sebagai pemberi rasa asam dan aroma
untuk disimpan dan terus mempertahankan dalam makanan. Asam asetat merupakan
konsentrasinya. Pada ekstraksi kasein susu salah satu asam karboksilat paling
sapi digunakan asam klorida sebagai sederhana, setelah asam format. Larutan
reagen. Hal ini sesuai dengan pernyataan asam asetat dalam air merupakan sebuah
Saputra (2015) bahwa asam klorida asam lemah, artinya hanya terdisosiasi
sebagian menjadi ion H+ dan CH3COO-. mempertahankan kestabilan protein dan
Asam asetat merupakan pereaksi kimia dan mengendapkan protein.
bahan baku industri yang penting. Pada Protein susu atau kasein merupakan
ekstraksi albumin telur ayam dan telur itik komponen terbesar dalam susu dan
digunakan asam asetat sebagai peningkat lebihnya merupakan whey protein. Kadar
kelarutan. Hal ini sesuai dengan pernyataan kasein pada protein susu mencapai 80%.
Triyono (2010) bahwa kelarutan protein Poedjiadi (1994) mengatakan bila ditinjau
akan meningkat jika diberi perlakuan asam dari komposisi gizi, air susu merupakan
yang berlebih, hal ini terjadi karena ion minuman bergizi tinggi khususnya karena
positif pada asam yang menyebabkan mengandung protein yang bernilai tinggi
protein yang semula bemuatan netral atau serta mempunyai aroma spesifik khas susu.
nol menjadi bermuatan positif yang Komposisi susu terdiri dari air sebesar
menyebabkan kelarutannya bertambah. 87,75%, lemak 3,6%, protein 3,4%,
Semakin jauh derajat keasaman larutan karbohidrat 4,5%, dan mineral 0,75%.
protein dari titik isoelektrisnya, maka Berdasarkan praktikum yang telah
kelarutannya akan semakin bertambah. dilakukan, diperoleh hasil perhitungan
Ammonium sulfat (NH4)2SO4 rendamen pada sampel susu sapi sebesar
adalah senyawa kimia yang berwujud 31, 86%. Hal ini tidak sesuai dengan
padat, berwarna putih , berbentuk Kristal pernyataan Pratama (2019), yang
(pada T>513°C), larut dalam air, tidak larut mengatakan bahwa kandungan kasein
dalam alkohol dan memiliki titik leleh 235- secara teoritis sebesar 80% dari total
280°C pada tekanan 1 atm. Ammonium kandungan protein pada susu sapi dan 2,8%
sulfat banyak dimanfaatkan sebagai pupuk dari kandungan 100 mL susu sapi. Ada
nitrogen dan biasa disebut pupuk ZA beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
(Zwuafel Ammonium). Pada ektraksi hasil rendamen diantaranya jenis sapi
albumin telur ayam dan telur itik penghasil susu, waktu pemerahan dan jenis
digunakan ammonium sulfat sebagai pakan yang diberikan pada sapi. Analogi
pengendap. Hal ini sesuai dengan ini yang dapat menjelaskan mengapa
pernyataan Wingfield (2016) dalam rendemen kasein yang diperoleh dari
Suharno, et al (2010) bahwa larutan penelitian ini lebih tinggi daripada
Amonium sulfat ditambahkan sebagai rendemen secara teoritis.
garam untuk mengendapkan protein, Telur ayam memiliki
karena mempunyai keunggulan dalam beberapa kandungan gizi yang perlu kamu
fraksinasi protein yaitu mampu tahu. Dalam 80-100 gram telur ini
mengandung 162 kal energi; 12.80 gram dimana hal ini tidak sesuai dengan jurnal
protein; 11.50 gram lemak; 0.70 gram yang ada. Berdasarkan jurnal, kandungan
karbohidrat; 54.00 mg kalsium; 180 mg albumin (protein) pada telur itik cukup
fosfor; 3.00 mg zat besi; 900 IU vitamin A; tinggi dibandingkan dengan albumin telur
dan 0.10 mg vitamin B. Albumin yang ayam yaitu 12,81 g / 100 g telur itik.
sering disebut putih telur, mengandung Berdasarkan praktikum diperoleh hasil
sebagian besar cairan di telur yaitu sekitar berat awal 20 gram dan berat akhir 20,1625
67%. Albumin mengandung lebih dari gram yang menunjukkan adanya kesalahan
50% protein telur, serta mengandung perhitungan. Kesalahan tersebut dapat
niacin, riboflavin, klorin, magnesium, terjadi karena kurang telitinya praktikan
kalium, sodium dan sulpur. Nilai rendemen saat mengamati. Hal ini tidak sesuai dengan
putih telur pada jurnal adalah sebesar pernyataan Syach (2018) yang menyatakan
1,31% dimana hal ini tidak sesuai dengan bahwa protein mengendap akibat
literatur yang didapatkan. Menurut penambahan garam amonium sulfat dengan
literatur, nilai rendemen yang dihasilkan cara amonium sulfat menarik air sehingga
tepung putih telur pada penelitiannya kelarutan dan endapan pada protein akan
berkisar antara 11,75%-13,00%. Perbedaan menurun.
nilai rendemen ini dipengaruhi oleh protein IV. PENUTUP
yang dapat mengikat air. Air yang semakin
a. Kesimpulan
banyak ditahan oleh protein, maka air yang
Kesimpulan dari praktikum Ekstraksi
keluar akan semakin sedikit sehingga nilai
Protein, yaitu :
rendemen yang dihasilkan semakin
1. Pada ekstraksi protein kasein
bertambah.
dilakukan dengan penambahan
Kandungan gizi telur itik sangatlah
HCL 10% sebanyak 2 mL pada
tinggi sebab tinggi akan protein, lemak dan
susu sapi dan didiamkan selama 30
karbohidrat. Selain itu, telur itik juga
menit hingga membentuk endapan,
mengandung energi yang merupakan
kemudian endapannya dicuci
sumber nutrisi penting untuk tubuh. Telur
menggunakan aseton dan disaring,
itik juga mengandung beberapa jenis
lalu filtratnya ditimbang.
mineral dan vitamin seperti manfaat
Sedangkan untuk ekstraksi protein
vitamin A, vitamin B, vitamin B12, tiamin,
albumin dilakukan dengan putih
folat, riboflavin, zat besi, kalium fosfor,
telur diberikan CH3COOH 6% 1
seng dan juga natrium. Rendemen telur itik
mL dan disaring. Kemudian
berdasarkan data sekunder, adalah 100,81%
ditambahkan (NH4)2SO4 jenuh dan Egg Science and Technology. 105-
175.
didiamkan hingga membentuk
Lolan, A. B. W. P. 2017. Analisis Profil
endapan, lalu endapannya disaring, Protein Daun Yakon (Smallanthus
Sonchifolius) Yang Terlibat Dalam
dikeringkan, dan ditimbang.
Pengaturan Kadar Gula Darah
2. Persen rendemen pada sebesar Menggunakan Sds-Page Dan
Bioinformatika. Doctoral
31,86% pada susu sapi; 1,93%
dissertation. Universitas Katolik
pada telur ayam; dan 100,81% pada Soegijapranata Semarang.
Malaka, R. 2010. Pengantar Teknologi
telur itik.
Susu. Makassar; Masagena Press.
b. Saran Meyer, R and L. F. Hood. 1973. The effect
of pH heat on the ultrastructure of
Saran untuk praktikum berikutnya chick aand thin hen`s egg albumen.
J. Poultry Science. 52: 1814-1817.
adalah bahan praktikum sebaiknya lebih Poedjiadi, A. 1994. Dasar-dasar Biokimia.
diperbanyak untuk membandingkan bahan Jakarta: UI-Press.
Pratama, Y., dkk. 2019. Isolasi dan
satu dengan bahan lainnya. Karakterisasi Kasein dari Susu
Sapi Segar dengan Metode
Pengendapan pada pI dan
DAFTAR PUSTAKA Pemanfaatannya sebagai Substrat
Enzim Protease. Seminar Nasional
Adani, S. I., & Pujiastuti, Y. A. 2018. Kimia dan Pembelajarannya
Pengaruh Suhu dan Waktu Operasi (SNKP), Jurusan Kimia,
pada Proses Destilasi untuk Universitas Negeri Malang:
Pengolahan Aquades di Fakultas Malang.
Teknik Universitas Pujimulyani, Dwiyati. 2010. Pengaruh
Mulawarman. Jurnal Chemurgy. Waktu Fermentasi Terhadap Sifat
Vol. 1(1): 31-35. Fungsional dan Warna Tepung
Bakhtra, D. D. A., Rusdi, R., & Mardiah, Albumin Telur Itik.
A. 2017. Penetapan Kadar Protein Fakultas Teknologi Pertanian.
Dalam Telur Unggas Melalui Universitas Wangsa Manggala,
Analisis Nitrogen Menggunakan Yogyakarta. .[ SKRIPSI].
Metode Kjeldahl. Jurnal Farmasi Pujimulyani, Dwiyati. 2010. Pengaruh
Higea. Vol. 8(2);143-150. Waktu Fermentasi Terhadap Sifat
Grobas, S., J. Mendez, R. Lazaro, C. D. Fungsional dan Warna Tepung
Blas and G. G. Mateos, 2001. Albumin Telur Itik. Skripsi.
Influence of source and percentage Fakultas Teknologi Pertanian.
of fat added to diet on performance Universitas Wangsa Manggala,
and fatty acids composition of egg Yogyakarta.
yolks of two strains of laying hens. Puspitasari, R. 2006. Sifat Fisik dan
Poult. Sci., 80: 1171–1179. Fungsional Tepung Putih Telur
Harianto. 2016. Proses Pembuatan Telur Ayam Ras dengan Waktu
Asin. Jakarta: PT. Media Pustaka. Desugarisasi yang Berbeda.
Li-Chan ECY, Powrie WD, Nakai S. Skripsi. Program Studi Teknologi
2014. The chemistry of eggs and Hasil Ternak Fakultas Peternakan
egg products. In: Stadelmann WJ Institut Pertanian Bogor.
and Cotterill OJ 4th edition (Ed).
Ramadhani N, Herlina, Pratiwi A. 2018 Terhadap Rendemen Isolat Protein
.Perbandingan kadar protein pada Defatted Dedak Padi Pada
telur ayam dengan metode Ekstraksi Menggunakan
spektrofotometri sinar tampak. Air. Prosiding Semnastek. Hal. 1-5.
Jurnal Ilmiah Farmasi, 6(2), 53-56. Syach, A., M. 2018. Reaksi Uji Protein dan
Safitri MF & Swarastuti A. 2011. Kualitas Penentuan Kadar Protein. Program
kefir berdasarkan konsentrasi kefir Studi Rekayasa Hayati, Sekolah
grain. Jurnal Aplikasi Teknologi Ilmu dan Teknologi Hayati, Institut
Pangan 2(2):87-92 Teknologi Bandung: Bandung.
Santoso, W. E. A., & Estiasih, T. 2014. Triyono, A. 2010. Mempelajari Pengaruh
Jurnal Review: Kopigmentasi Ubi Penambahan Beberapa Asam Pada
Jalar Ungu (Ipomoea Batatas var. Proses Isolasi Protein Terhadap
Ayamurasaki) Dengan Kopigmen Tepung Protein Isolat Kacang
Na-Kaseinat Dan Protein Whey Hijau (Phaseolus radiatus L.).
Serta Stabilitasnya Terhadap Wati,D. 2012. Pengaruh Waktu Fermentasi
Pemanasan [In Press Oktober Terhadap Sifat Fungsional dan
2014]. Jurnal Pangan dan Warna Tepung Albumin Telur Itik.
Agroindustri, Vol. 2(4): 121-126. Fakultas Keguruan Dan Ilmu
Saputra, D. P. 2015. Hidrolisis Kulit Pendidikan Universitas
Pisang Kepok (Musa Paradisiaca Muhammadiyah Surakarta.[
L.) Menjadi Sirup Glukosa Dengan SKRIPSI].
Katalis Asam Klorida. Doctoral Woodward. 1990, Egg Protein Gel, in R
dissertation. Politeknik Negeri Harris, (ed), Food Gels, Elsevier
Sriwijaya. Applied Science, London,p 177-
Suharno, S. H. P., Wasyilah, T. W., & 199
Nugrahani, R. A. 2019. Pengaruh
Konsentrasi Amonium Sulfat
LAMPIRAN

Pembagian Tugas Kelompok

- Abstrak + penutup + penyusun laporan : Sri wafiq azisah

- Pendahuluan : Siti syalsa suhasnaeni dan Suharda Oktaviansyah

- Pembahasan susu sapi, telur itik, dan telur ayam : Sarmila dan Rifqi fayyadh anshar

- Pembahasan kasein dan albumin serta fungsi penambahan : Riyan hidayat

- Pembahasan rendemen susu sapi, telur itik, dan telur ayam : Sri rasyida Nur Arifin dan

Selma putri seruni

- Penyusunan laporan : Suharda oktaviansyah

You might also like