Professional Documents
Culture Documents
B. Arab Kep.3
B. Arab Kep.3
STIKESMADANI YOGYAKARTA
Jl. Wonosari Km.10, Sitimulyo, Karanggayam, Piyungan, Bantul
2. Perbedaan jamak
isim rasional dan
isim irasional.
3. Beberapa pola
bentuk jamak
2 Mahasiswa mampu
2 menyebutkan dan الدرس
Ahad memahami tentang : الثامن
// عشر
2020 الدرس
Isim Mutsanna (Dual). التاسع
13.00 1. Isim Istifham َْكم عشر
- الدرس العشرون
14.40 2. Mengenal
Angka 3-10
untuk bentuk
Mudzakkar.
، ثَ ََلثة، اِ ْثنَا ِن، َوا ِح ٌد
ٌ َ
، ٌ ِستَّة، ٌ َخ ْم َسة، ٌأَرْ بَ َعة
، ٌ ِت ْس َعة، ٌ ثَ َما ِن َية، ٌَس ْب َعة
ٌَع َش َرة
3. Mengenal
Angka 3-10
untuk bentuk
Muannats.
ٌ
، ثَ ََلث، ان ِ َ اِ ْثنَت، ٌَوا ِح َدة
َس ْب ٌع، ِست، ٌ َخ ْمس، أَرْ بَ ٌع
َع ْش ٌر، ِت ْس ٌع، ي ِ ثَ َم،
ٌ ِِ ان
3 Mahasiswa mampu
Ahad menyebutkan dan الدرس
// memahami tentang : الواحد و
2020 Pelj.21 العشرون
1) Ini adalah الدرس
13.00 bagian الثاني و
- ujian,tidak ada العشرون
14.40 pelajaran baru. الدرس
الثالث و
2) Isim ghoiru العشرون
munshorif atau
ِ ْال َم ْم ُن ْو ُعٌم َِنٌالصَّر
ٌف
4 mahasiswa mampu 1. عند الطبيب Ust. Hamdan Mahasiswa Resume Tugas 7% 50’
Ahad menyebutkan dan 2. في السوق (Ceramah) memahami individu/
// memahami tentang : materi kelompok
2020 1. ، الحرف: تعريفات perkuliahan
. الجملة،الكلمة dengan baik, PBL
13.00 2. ، االسم: أقسام الكلمة serta mampu
- الحرف،الفعل untuk
14.40 menyebutkan
1. : تعريفات
،الحرف
، الجملة،الكلمة
2. : أقسام الكلمة
، الفعل،االسم
الحرف
dengan benar
1) Pengertian huruf
Salah satu bagian dari kalam, yang ketiga adalah huruf, huruf dalam ilmu nahwu mempunyai arti tersendiri yaitu :
ِال َحرْ فُ هُ َو َكل ِ َم ٌة َد َّل ْت َع َلى َم ْع َنى فِي َغيْرِه
"Huruf adalah kata yang menunjukan arti jika disandingkan dengan kata lainnya'.
dari pengertian di atas pastinya sudah sangat jelas bahwa huruf dalam ilmu nahwu yaitu kata yang tak dapat diketahui artinya jika tidak
disandingkan dengan kata lainnya.
Contoh : إ ِ َلى, kata tersebut adalah termasuk huruf, dan karena ia sendirian tanpa disandingkan dengan kata lainnya (isim/fi'il) maka ia tidak
dapat dipahami arti sesungguhnya. tapi jika di tambah dengan kata lain, contoh : ' َأ ْذهَبُ إ ِ َلى ال َم ْس ِج ِدsaya pergi ke masjid', nah kata yang ditandai
itu sekarang mempunyai arti yang jelas yaitu 'ke'.
Contoh lain : ف ِ ْي, kata tersebut juga tidak dapat diketahui makna sesungguhnya karena belum disandingkan dengan kata lain. jika ditambah
kata lain contoh ' '' َأ ْدرُسُ فِي ال َفصْ ِلsaya belajar di kelas' , kata yang saya tandai mempunyai arti 'di'.
ال َحرْ فُ هُ َو َما َال يَصْ ُل ُح َم َعهُ َدل ِ ْي ُل ا ِإل ْس ِم َو َال َدل ِ ْي ُل الف ِ ْع ِل
"Huruf adalah kata yang tidak layak disertai tanda isim dan tanda fi'il'.
Dari arti di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa huruf itu tidak menerima tanda isim dan fi'il. jadi untuk mengenalinya ya dengan melihat
apa kata tersebut mempunyai tanda isim atau fi'il, jika tidak ada tanda isim dan fi'il maka otomatis kata tersebut adalah termasuk huruf.
Apakah kata ' 'ع َْنkemasukan huruf jer? 'tidak, malah ia adalah huruf jer yang dimaksud'
dilihat dari tanda-tanda isim ternyata kata ' 'ع َْنbukaan termasuk isim.
Apakah kata ' 'ع َْنlayak dimasuki kata َ' ? سَوْ فTidak'
Apakah kata ' 'ع َْنlayak dimasuki kata ِ' ? تَا ُء التَأنِ ْيثTidak'
semua tanda-tanda fi'il juga tidak ada yang sesuai dengan kata ' 'ع َْنkarena tanda-tanda fi'il juga termasuk huruf jadi tidak mungkin jika huruf
' 'ع َْنdisandingkan lagi dengan huruf yang lain.
2) Pembagian huruf
Harfun
Harfun atau huruf, merupakan komponen penyusun kata. Huruf dapat dibagi ke dalam dua jenis, yaitu huruf mabani/hija'i dan huruf ma'ani.
Huruf mabani/hija'i adalah huruf-huruf hijaiyah yang sudah kita kenal, mulai dari alif sampai ya'. Huruf-huruf ini tidak memiliki makna.
Baru bisa kita pahami maknanya jika sudah dirangkai dengan huruf lainnya. Huruf Mabani dapat dibagi lagi menjadi dua jenis.
Sedangkan huruf ma'ani, ialah huruf-huruf yang memiliki makna. Dalam bahasa indonesia, huruf ma'ani dikategorikan sebagai kata, tidak
lagi dinamakan dengan "huruf".
Contoh: ( َوdan), (ث َّمkemudian), ( ِم ْنdari).
Dalam bahasa Arab dikenal beberapa kategori huruf, yang secara garis besarnya dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua) macam:
Huruf Mabani ( حرُوْ فُ ال َمبَانِي
ُ ), yaitu huruf-huruf yang merangkai sebuah kata. Huruf-huruf seperti ini juga biasa disebut dengan huruf
hijaiyyah atau huruf ejaan. Huruf-huruf seperti ini tidak termasuk kategori kata, sehingga tidak termasuk dalam kategori pembagian
kata dalam bahasa Arab. Contoh:
خ …… الخ- أ – ب – ت – ث – ج – ح
Huruf Ma’ani ( ) ُحرُوْ فُ ال َم َعانِي, yaitu huruf yang pada prinsipnya membawa makna yang melekat pada dirinya, meskipun makna
tersebut belum bisa dipahami sebelum dirangkaikan dengan kata yang lain. Jenis huruf inilah yang menjadi salah satu kategori kata
dalam pembagian kata dalam bahasa Arab.
Isim adalah setiap kata yang merujuk ke orang/manusia, hewan, tumbuhan, benda mati, tempat, waktu, sifat, atau makna lainnya yang tidak
terkait dengan waktu. Ringkasnya, semua kata yang tidak termasuk dalam kata kerja dan "huruf" maka ia adalah isim.
Contoh: (أ َس ٌدsinga), (شهرbulan) dan (اِستِقَلَلkemerdekaan)
Ciri-ciri isim
1. Tanwin, artinya setiap kata yang memiliki atau memungkinkan untuk di-tanwin (harakat akhirnya) maka ia adalah isim. Contoh:
(رج ٌلrajulun = seorang laki-laki).
2. Adanya alif-lam, contoh: (الكتابal-kitabu = buku).
3. Terletak setelah huruf nida' (untuk memanggil). Contoh: (يا محمدwahai/ya Muhammad). Setiap kata yang terletak setelah يا
(wahai) maka ia adalah isim. Dalam Bahasa Indonesia pun demikian, setiap kata yang muncul setelah 'wahai' biasanya adalah kata
benda (nama orang misalnya). Dan kata benda termasuk bagian dari isim.
4. Majrur, yang di antara tandanya adalah harakat kasrah. Majrur merupakan salah satu kekhususan yang dimiliki oleh isim. Majrur-nya
isim bisa karena didahului oleh huruf jar, atau karena merupakan bentuk idhafah.
Contoh: ر ِة
َ ( َعل َى الش َجdi atas pohon) merupakan bentuk jar-majrur, لى
َ َعadalah huruf jar, sedangkan الشج َر ِة
َ (asy-syajarati)
adalah isim yang karena didahului oleh huruf jar sehingga dibaca majrur dengan kasrah.
Fi'il adalah sebuah kata yang berfungsi untuk menunjukkan atas terjadinya suatu peristiwa pada waktu tertentu (kata kerja).
Fi'il dapat diidentifikasi dengan melihat salah satu di antara ciri-ciri berikut.
1. Ta' Fa'il, yaitu huruf تyang berkedudukan sebagai "pelaku" pekerjaan. Contoh:
ُ (katabtu = aku telah menulis), huruf ta' di sini maknanya kembali ke dhamir (kata ganti) أناsebagai fa'il (pelaku).
كتبت
َ (katabta = kamu telah menulis), huruf ta' maknanya kembali ke dhamir انت
كتبت َ sebagai pelaku.
2. Ta' Ta'nits, yaitu huruf تyang menunjukkan jenis muannats/perempuan. Contoh:
ْ (katabat = dia perempuan telah menulis). Huruf ta' sukun di akhir, maknanya kembali ke dhamir (هيdia perempuan).
كتبت
(تَكتبtaktubu = dia perempuan sedang/akan menulis). Huruf ta' di awal, maknanya kembali ke dhamir (هيdia perempuan).
3. Ya' Mukhathabah, yaitu huruf يyang menunjukkan kata ganti orang kedua atau "kamu" atau pihak yang diajak bicara. Contoh:
C. Huruf
Huruf yang termasuk kategori "kalimah" adalah huruf ma'ani. Huruf ma'ani dikategorikan sebagai "kalimah" karena huruf tersebut sudah
memiliki arti/makna sebagaimana dikemukakan pada contoh di awal. Hanya saja, maksud/maknanya belum dapat kita pahami secara utuh
kecuali jika sudah digandengkan dengan kata lainnya. Dalam bahasa Indonesia, huruf identik dengan kata sambung atau yang sejenisnya.
Masing-masing contoh di atas menunjukkan pada suatu makna yang berdiri sendiri, akan tetapi makna dari tiap contoh di atas itu tidak
terkait dengan waktu atau zaman, maka kata-kata seperti itu disebut Isim.
-----> Isim Mudzakkar [menunjukkan makna laki-laki] adalah Isim yang menunjukkan kepada makna laki-laki, baik manusia, binatang atau
kata lain yang masuk ke dalam kategori makna laki-laki. Contoh : Muhammad ( = )مح ّمدMuhammad, Kitaabun ( = )كتابSebuah Buku,
Jamalun ( = )جملSeekor Unta dan seterusnya.
Pertama, Isim Mudzakkar Hakiki (Isim yang berasal dari kelompok makhluk hidup yang berjenis kelamin laki-laki).
Contoh : Thobiibun ( = )طبيبSeorang Dokter, Qithun ( = )قطSeekor Kucing Jantan dan seterusnya.
Kedua, Isim Mudzakkar Majazi (Ism yang berasal dari kelompok benda mati yang dianggap berjenis kelamin laki-laki).
Contoh : Maktabun ( = )مكتبSebuah Meja, Baytun ( = )بيتSebuah Rumah dan seterusnya.
-----> Isim Muannats [menunjukkan makna perempuan] adalah Isim yang menunjukkan kepada makna perempuan, baik manusia, binatang
atau kata lain yang masuk ke dalam kategori makna perempuan.
Contoh : 'Aaisyah (' = )عائشةAisyah, Dajaajatun ( = )دجاجةSeekor Ayam Betina dan seterusnya.
Pertama, Isim Muannats Hakiki (Isim yang berasal dari kelompok makhluk hidup yang berjenis kelamin perempuan).
Contoh : Mudarrisatun ( = )مد ّرسةSeorang Guru Perempuan, Hirrotun ( = )ه ّرةSeekor Kucing Betina dan seterusnya.
Kedua, Isim Muannats Majazi (Ism yang berasal dari kelompok benda mati yang dianggap berjenis kelamin perempuan).
Contoh : Syamsyun ( = )شمشMatahari, Daarun ( = )دارSebuah Perkampungan dan seterusnya.
1=> Diakhiri dengan huruf ta marbuthoh ()ة. Contoh : Mudarrisatun ( = )مد ّرسةSeorang Guru Perempuan.
2=> Nama orang perempuan. Contoh : 'Aaisyah ()عائشة, Maryam ()مريم.
3=> Isim yang khusus untuk perempuan. Contoh : Ummun ( = )أ ّمSeorang Ibu.
4=> Nama negara / kota. Contoh : Indramayu ( = )اندرامايوKota Indramayu.
5=> Nama yang memiliki makna berpasang-pasangan (artinya, isim itu memiliki pasangan). Contoh : 'Aynun ( = )عينMata, Yadun (= )يد
Tangan.
6=> Isim Jamak Taksir. Contoh : Kutubun ( = )كتبBanyak Buku.
7=> Diakhiri dengan alif maqshuroh ()ى. Contoh : Fatwaa ( = )فتوىKeputusan.
8=> Diakhiri dengan alif mamdudah ( ء, )أ. Contoh : Asmaa ( = )اسمأAsma, Hamroou ( = )حمراءWarna Merah.
Catatan : Untuk nama laki-laki, meskipun berakhiran dengan ta marbuthoh tetap saja dihukumi sebagai mudzakkar. Misalkan :
=> Nama laki-laki yang berakhiran dengan huruf ta marbuthoh ()ة. Contoh : Mu'awiyah ()معاوية. Allaahu A'lam.
Isim mutsanna
Isim mutsanna adalah isim yang menunjukkan dua (ganda), baik untuk mudzakkar maupun muannats, yang berakal maupun tidak berakal.
Adapun ciri isim mutsanna, adalah adanya tambahan alif dan nun ( ا+ ) نatau ya’ dan nun ( ي+ ) نpada isim mufrad-nya.
Penjelasan:
isim mufrad mudzakkar ْت ٌ بَي, apabila ditambah alif dan nun ( ا+ ) نmenjadi بَ ْيتَا ِن, dan apabila ditambah ya’ dan nun ( ي+) ن, menjadi
بَ ْيتَيْ ِنdengan harakat fathah pada huruf sebelum ya’ seperti pada contoh di atas.
isim mufrad muannats ٌ َّارة َ َسيapabila ditambah alif dan nun ( ا+ ) نmenjadi َسيَّا َرتَا ِن, dan apabila ditambah ya’ dan nun ( ي+) ن
menjadi َّارتَ ْي ِن
َ َسيdengan harakat fathah pada huruf sebelum ya’ seperti pada contoh diatas.
Isim Jamak
Isim jamak adalah isim yang menunjukkan lebih dari dua (banyak), baik untuk mudzakkar maupun muannats, yang berakal maupun tidak
berakal. Isim jamak terbagi lagi menjadi tiga macam, yaitu:
Jamak Mudzakkar Salim (ر السَّا ِل ُم ِ ) َج ْم ُع ا ْل ُم َذ َّك
Jamak mudzakkar salim adalah jamak yang beraturan bentuknya dan menunjukkan jenis laki-laki (mudzakkar). Cirinya adalah dengan
adanya tambahan wawu dan nun (و+ )نatau ya’ dan nun (ي+ )نpada bentuk isim mufradnya.
Contoh:
Penjelasan:
Isim mufrad ح َّم ٌد َ ُمapabila ditambah wawu dan nun (و+)ن, berubah menjadi َ ُم َح َّم ُدوْ نdan apabila ditambah ya’ dan nun (ي+ )نmenjadi
َ ُم َح َّم ِد ْينdengan harakat kasrah pada huruf sebelum ya’ seperti pada contoh di atas. Harakat kasrah sebelum ya’ inilah yang
membedakannya dengan isim mutsanna seperti pada contoh sebelumnya. Perhatikanlah perbedaannya!
Jamak mudzakkar salim dikatakan sebagai jamak yang beraturan bentuknya, karena cukup dengan ditambah wawu dan nun pada
akhir isim mufrad-nya, dan apabila wawu dan nun tersebut dihilangkan, isim mufrad-nya selamat (tidak berubah). Berbeda halnya
dengan jamak taksir yang akan datang penjelasannya insya Allah.
Jamak Muannats Salim (ث السَّا ِل ُم ِ َّ) َج ْم ُع ا ْل ُم َؤن
Jamak muannats salim adalah apa-apa yang dijamak dengan dengan alif dan ta’ ( ا+ )تtambahan (bukan asli) pada isim mufrad-nya. Secara
umum, jamak ini menunjukkan jenis kata perempuan dan bentuknya beraturan, seperti halnya jamak mudzakkar salim.
Contoh:
Keterangan:
Secara umum, jamak jenis ini teratur bentuknya dan menunjukkan jenis kata perempuan (muannats) seperti pada contoh di atas.
Terkadang digolongkan kepada jamak jenis ini, jenis kata laki-laki (mudzakkar) seperti ح َّما ٌم ٌ ( َح َّما َمkamar mandi), atau
َ menjadi ات
nama-nama orang laki-laki, seperti ُ طَ ْل َحةmenjadi ات
ٌ طَ ْل َحdan ُ َح ْم َزةmenjadi ات
ٌ َح ْم َز
alif dan ta’ pada jamak ini adalah tambahan. Berbeda halnya dengan beberapa kata pada jamak taksir yang bentuknya serupa dengan
jamak muannats salim, akan tetapi alif atau ta’ tersebut bukan tambahan, melainkan huruf asli dari isim mufrad
Seperti:
ٌ ( أَ ْم َوbanyak mayat) – ta’ pada kata tersebut adalah huruf asli.
ٌ َميmenjadi ات
ْت
ٍ َ قmenjadi ٌضاة
اضى َ ُ( قbanyak hakim) – alif pada kata tersebut adalah huruf asli.
MATERI KE-2 :
Dilihat dari segi kekhususan maknanya, isim dibagi menjadi isim nakiroh/indefinitif dan isim ma’rifah/definitif.
Untuk rinciannya silahkan lanjutkan membacanya!
A. Nakiroh ()نكرة
ص ْغَرى
ُ Kecil طَالِبُ ْو َن Siswa-siswa
ِ مس
اج ُد َم ْد َر َسة
ََ Mesjid-mesjid Sekolah
B. Ma’rifat ()معرفة
ُلص ْوَرة
ُّ َص ْوَرة ← ا ِ ِ
ُ – اب
ُ َكتَاب ← اَلْكت
Apabila huruf pertama merupakan huruf qomariyyah, maka lamnya disukunkan. Huruf qomariyyah adalah ( أبجح
)خ ع غ ف ك ق م و ه ي. Contoh:
ِ اَلْمس
اَلْيَ ْوُم- اَِْْلنْ َسا ُن – اَلْ َق ْوُم- اج ُد ََ
Apabila huruf pertama merupakan huruf syamsiyyah, maka lamnya diidghomkan. Huruf syamsiyah adalah ( تثدذ
)ر ز س ش ص ض ط ظ ل ن. Contoh:
ُلص ْوَرة
ُّ َ ا- َي ِ
ُ ْ ِّس – اَلت
ُ ّم
ْ اَلّرحْي ُم – اَلش
2. 2. Diidhofatkan/dibuat frase
MATERI KE-2 :
A. Isim Mu’rab
Isim mu’rab adalah isim yang berubah keadaan akhirnya sesuai dengan keadaan i’rabnya.
ات إِ ْخ َوة ِ ِ
ُ َاَلْ ُم ْؤمنُ ْو َن َوالْ ُم ْؤمن
ات إِ ْخ َوة ِ َإنَ الْمؤِمنَِي والْمؤِمن
ُْ َ َْ ُْ
ِ َاَللّه ّم ا ْغ ِفر لِْلمؤِمنَِي والْمؤِمن
ات ُْ َ َْ ُْ ْ ُ
d. Fi’il Mudhari Shahih Akhir
Fi’il mudhari shahih akhir adalah fi’il mudhari yang huruf terakhirnya tidak terdiri dari huruf ilat yaitu alif, wawu, dan ya’. Fi’il
mudhari shahih akhir ditandai oleh dhammah pada rafa’, fathah pada nashab, dan sukun pada jazm. Contoh:
تَ ْد ُخ ُل – لَ ْن تَ ْد ُخ َل – ََل تَ ْد ُخ ْل
e. Isim Ghair Munsharif
Isim ghair munsharif adalah isim yang tidak menerima tanwin. Isim ghair munsharif ditandai oleh dhammah pada rafa’ dan oleh
kasrah pada nashab dan khafadh. Contoh:
َْحَ ُد
ْ َجاءَ أ
َْحَ َد
ْتأ ُ َْرأَي
ْ اب ِِل
َْحَ َد ِ
ُ ََه َذا الْكت
f. Fi’il Mudhari’ Mu’tal Akhir
Adapun fi’il mudhari’ yang huruf akhirnya terdapat huruf ilat yaitu alif, wawu, atau ya’ ketika jazm ditandai dengan membuang
huruf ilat.
ش
َ ََْيْ َشى – لَ ْن ََيْ َشى – ََل ََي
2. Huruf
a. Isim Tatsniyah
Isim tatsniyah adalah isim yang menunjukkan makna dua. Isim tatsniyah ditandai oleh alif pada rafa’ dan oleh ya’ pada nashab
dan khafadh. Contoh:
ات إِ ْخ َوة ِ ِ
ُ َاَلْ ُم ْؤمنُ ْو َن َوالْ ُم ْؤمن
ات إِ ْخ َوة ِ َإنَ الْمؤِمنَِي والْمؤِمن
ُْ َ َْ ُْ
ِ َاَللّه ّم ا ْغ ِفر لِلْمؤِمنَِي والْمؤِمن
ات ُْ َ َْ ُْ ْ ُ
c. Isim Lima
Isim lima adalah
ُ أَبُ ْو َك – أ
َخ ْو َك – َْحُْو َك – فُ ْو َك – ذُ ْو
Isim lima ditandai oleh wawu pada rafa’, alif pada nashab, dan ya’ pada khafadh. Contoh:
أَبُ ْو َك َم ِريْض
اك َم ِريْضَ َإِ ّن أَب
َ اب ِِلَبِْي
ك ِ
ُ ََه َذا الْكت
d. Fi’il Lima
Fi’il lima adalah lima bentuk wazan fi’il mudhari yang diakhiri oleh alif tatsniyah, wawu jama’ atau ya’ muanatsah dan juga nun.
ن+و يَ ْذ َهبُ ْو َن ََْيلِ ُس ْو َن ُه ْم
ن+و تَ ْذ َهبُ ْو َن ََْتلِ ُس ْو َن أَنْتُ ْم
ن+ا ِ ي ْذهب
ان ِ ََيلِس
ان ُُهَا
ََ َ َ ْ
ن+ا ِ تَ ْذهب
ان ِ أَنْتُما ََْتلِس،ُُها
ان
ََ َ َ َ
ِِ ِ ْأَن
ن+ي َ ْ ِتَ ْذ َهب
َي َي
َ ْ ََْتلس ت
Fi’il lima ketika rafa’ ditandai oleh adanya nun dan ketika nashab dan jazm nunnya dibuang. Contoh:
تَ ْد ُخلُ ْو َن – لَ ْن تَ ْد ُخ ْلوا – ََل تَ ْد ُخلُ ْوا
Agar lebih mudah dalam memahaminya. Silahkan perhatikan tabel berikut!
I’rab
No Nama
Rafa’ Nashab Khafadl Jazm
1 Isim Tatsniyah Alif Ya’ Ya’ -
2 Jama’ Mudzakar Salim Wawu Ya’ Ya’ -
3 Isim Lima Wawu Alif Ya’ -
4 Fiil Lima Nun Buang Nun - Buang Nun
B. Isim Mabni
Isim mabni adalah isim yang tidak berubah harakat akhirnya pada semua keadaan i’rab. Isim mabni ada 8 macam, yaitu:
1. Isim Dhamir
Isim dhamir adalah isim yang digunakan untuk mewakili mutakallim, mukhathab, dan ghaib atau disebut kata ganti. Isim dhamir
ada 14, yaitu:
No Dhomir Arti No Dhomir Arti
1 أَنَا Saya 8 ََْن ُن Kami
7 ت
ّ ُ ْأَن Kalian (pr) 14 ُه ّن Mereka (pr)
Isim dhamir tidak memiliki bentuk yang tetap ketika berdiri sendiri dan ketika diidhafatkan. Contoh mabninya isim dhamir:
تَ ََْل إِلَهَ إَِّل أَن
َي ِ َ ّاك نَعب ُد وإِي ِ
ُ ْ اك نَ ْستَع َ ُ ْ َ ّإي
ك الّ ِذ ْي َخلَ َق ِ
ْ ِاقْ َرأْ ب
َ ِّاس ِم َرب
Kata (ت َ ّ )إِيmenempati i’rab nashab, dan kata (ك
َ ْ )أَنmenempati i’rab rafa’, kata (اك َ ِّ ) َربakhirnya ada dhamir yang menempati i’rab
jar.
2. Isim Isyarah
Isim isyarah adalah isim yang digunakan untuk menunjuk atau disebut kata tunjuk. semua isim isyarah hukumnya mabni kecuali
ِ َ )هتyang hukumnya seperti isim mutsana. Diantara isim yang termasuk isim isyarah adalah ()ه َذا, (ِ)ه ِذه, (ك
ِ )ه َذdan (ان
(ان ِ
َ )تِْل,
َ َ َ َ َ ) َذل, (ك
(اك
َ َ) ُهن, dll. Contoh:
َه ِذهِ َم ْد َر َسة
إِ ّن َه ِذهِ الْ َم ْد َر َسةَ َو ِسْي َعة
أَتَ َعلّ ُم ِِف َه ِذهِ الْ َم ْد َر َس ِة
Pada contoh pertama kata (ِ ) َه ِذهberkedudukan sebagai mubtada’ dan berada pada marfu. Pada contoh kedua ( ِ) َه ِذه
berkedudukan sebagai isim inna dan berada pada tempat manshub. Sedangkan pada contoh ketiga ( ِ ) َه ِذهberkedudukan sebagai
majrur. Apabila kita perhatikan ketiga contoh di atas maka akan didapati kata ( ِ ) َه ِذهtidak berubah harakat akhirnya meskipun
berada pada kedudukan i’rab yang berbeda.
3. Isim Maushul
Isim maushul adalah isim yang digunakan untuk menghubungkan dua kalimat. Diantara yang termasuk isim maushul adalah
ِ
ْ )الّذ, ()الِِّت, dll. Contoh:
() َم ْن, () َما, (ي
ْ
سَ َقَ َام َم ْن َجل
ِ ِ ِ
ََُس َع اهللُ ل َم ْن َْح َده
Meskipun dalam keadaan i’rab rafa’ maunpun khafadh kata ( ) َم ْنtetap harakatnya yakni mabni sukun.
4. Isim Syarat
Isim syarat adalah merupakan isim yang memerlukan “jawab”. Gunanya menggabungkan 2 kalimat dimana kalimat yang
pertama menjadi syarat dan yang kedua adalah jawab. Diantara yang termasuk isim syarat adalah ( ) َم ْن, () َما, () َم َت, ()أَيّا َن, ()أَيْ َن, ()أَيْنَ َما,
Ngaji Babar Wismantoro, S.T. Ns. Tri Hardi Miftahul Ulum, S.Kep, MM
NIK : 04.290484.10.0005 NIK : 01.191085.10.0006