You are on page 1of 10

MANAJEMEN LOGISTIK PADA GUDANG FARMASI RUMAH SAKIT

UMUM DAERAH KABELOTA KABUPATEN DONGGALA


Pebrianti
vheby@rocketmail.com
(Mahasiswa Program Studi Magister Administrasi Publik Universitas Tadulako)

Abstract
This study at determining the implementation of logistics Management in Hospital
Pharmacheutical Warehouse of Regional General Hospital Kabelota of District Donggala. Type of
the research used is qualitative descriptive. Type of data used are primary data and secondary
data. Data collection technique. Data analysis used are Miles and Huberman models, namely data
reduction, data presentation and conclusion. Theory used is the theory of Donald J Bowersox,
consisting of five component, namely : structure of facilities, transportation, provision of supplies,
communication and handling and storage. Based on the research result, the implementation of
Management in Hospital Pharmacheutical Warehouse of Regional General Hospital Kabelota of
District Donggala has not been effective yet, first; inadequate facilities structure, inconsistent
transportation in delivering pharmaceuticals, and the other three components such as: provision of
supplies, communication and handling and storage are already fulfilled, although there are still
things that need to be dealt with, so it is expected that the five components all together can be
implemented optimally and effectively. Thus, the researcher concludes that the implementation of
Management in Hospital Pharmacheutical Warehouse of Regional General Hospital Kabelota of
District Donggala is not maximized, because all the components of logistics management is not
maximized.
Keywords :Logistics management, structure of facilities, transportation, provision of
supplies,communication and handling and storage.

Pembangunan dunia Kesehatan bahwa: Setiap orang berhak hidup sejahtera


merupakan hak asasi manusia yang harus lahir dan batin, bertempat tinggal, dan
dilindungi dan diperhatikan oleh Pemerintah. mendapat lingkungan hidup yang baik dan
Di samping itu kesehatan juga merupakan sehat serta berhak memperoleh pelayanan
salah satu indikator kesejahteraan masyarakat kesehatan. Hak setiap rakyat tersebut tentunya
Negara di samping ekonomi dan sosial. Salah harus dibarengi dengan pelaksanaan dari
satu upaya pemerintah dalam peningkatan Pemerintah agar hak tersebut dapat diperoleh
kesehatan masyarakat adalah dengan oleh setiap orang. Mengenai tanggung jawab
mendirikan Rumah Sakit di setiap daerah. negara tersebut tercantum dalam Pasal 34 ayat
Rumah Sakit merupakan sebuah institusi (3) UUD Negara Republik Indonesia Tahun
pelayanan kesehatan yang berfungsi untuk 1945 yang menyatakan bahwa “Negara
menyediakan dan menyelenggarakan upaya bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas
kesehatan yang bersifat penyembuhan dan pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan
pemulihan pasien. Pelayanan kesehatan yang umum yang layak”.
diberikan oleh pihak rumah sakit kepada Salah satu upaya dalam mewujudkan
pasien juga dapat dipandang sebagai Indonesia sehat adalah meningkatkan kualitas
pelayanan yang diberikan antara pelaku usaha pelayanan oleh pelaksana pelayanan
(Rumah Sakit) dengan pasien (konsumen). kesehatan seperti Puskesmas dan Rumah
Pasal 28 ayat (1) UUD Negara Republik Sakit. Rumah Sakit sebagai penyedia jasa
Indonesia Tahun 1945 juga menegaskan pelayanan kesehatan, hendaknya dikelola

127
128 e-Jurnal Katalogis, Volume 3 Nomor 7, Juli 2015 hlm 127-136 ISSN: 2302-2019

dengan baik untuk meningkatkan kualitas dan gas medik), dan 50% dari seluruh
pelayanan kesehatan. Rumah Sakit memiliki pemasukan Rumah Sakit berasal dari
peranan yang sangat strategis dalam upaya pengelolaan perbekalan farmasi. Dengan
peningkatan derajat kesehatan masyarakat. meningkatnya pengetahuan dan ekonomi
Paradigma baru pelayanan kesehatan masyarakat menyebabkan makin meningkat
mensyaratkan Rumah Sakit memberikan pula kebutuhan masyarakat terhadap
pelayanan berkualitas sesuai kebutuhan dan pelayanan kefarmasian. Aspek terpenting dari
keinginan pasien dengan tetap mengacu pada pelayanan farmasi adalah mengoptimalkan
kode etik profesi dan medis. Dalam penggunaan obat, ini harus termasuk
perkembangan teknologi yang pesat dan perencanaan untuk menjamin ketersediaan,
persaingan yang semakin ketat, maka Rumah keamanan dan keefektifan penggunaan obat.
Sakit dituntut untuk melakukan peningkatan Mengingat besarnya kontribusi
kualitas pelayanannya. instalasi farmasi dalam kelancaran pelayanan,
Undang-Undang Republik Indonesia maka perbekalan barang farmasi memerlukan
Nomor 7 Tahun 1963 Tentang Kefarmasian, suatu pengelolaan secara cermat dan penuh
Pasal 1 Menyatakan: Bahwa maksud dan tanggung jawab terhadap kegiatan yang
tujuan Undang-Undang ini adalah bersifat manajerial, sehingga fungsi
menetapkan ketentuan-ketentuan dasar administrasi sangat berperan dalam
dibidang farmasi dalam rangka pelaksanaan pengelolaan manajemen instalasi farmasi itu
Undang-Undang tentang pokok kesehatan. sendiri.
Secara konkrit dan umum dapat dikatakan Hal utama yang harus diperhatikan
bahwa tujuan Undang-Undang ini ialah dalam pelayanan farmasi adalah membenahi
mengusahakan terpenuhinya keperluan rakyat masalah-masalah yang berhubungan dengan
dengan sebaik-baiknya akan obat-obatan. komponen yang membentuk sistem logistik
Peraturan Menteri Kesehatan Republik seperti : struktur fasilitas, transportasi,
Indonesia Nomor 35 Tahun 2014 Tentang persediaan, komunikasi dan penanganan dan
Standar Pelayanan Kefarmasian Pasal 3 ayat penyimpanannya. dan masalah-masalah
(2) menyebutkan bahwa Pengelolaan sediaan lainnya, agar dapat menunjang kelancaran
farmasi, alat kesehatan dan bahan medis ketersediaan sediaan farmasi.
habis pakai sebagaimana dimaksud meliputi : Pada gudang farmasi Rumah Sakit
perencanaan, pengadaan, penerimaan, Umum Daerah Kabupaten Donggala yang
penyimpanan, pemusnahan, pengendalian, memiliki sediaan farmasi kurang lebih 468
pencatatan dan pelaporan. item, yang terdiri dari 254 item obat-obatan
Pelayanan Farmasi Rumah Sakit adalah dan 214 item barang habis pakai (BHP). Pada
bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pengelolaan gudang farmasi seharusnya
pelayanan kesehatan Rumah Sakit yang diterapkan fungsi-fungsi manajemen secara
berorientasi kepada pelayanan pasien, baik, agar dapat memenuhi kebutuhan sediaan
penyediaan obat yang bermutu, termasuk farmasi yang akan digunakan, dimana sediaan
pelayanan farmasi klinik yang terjangkau bagi farmasi seperti obat-obatan dan barang habis
semua lapisan masyarakat. Pelayanan farmasi pakai (BHP) dapat diperoleh pada waktu yang
merupakan pelayanan penunjang dan tepat secara efektif dan efisien.
sekaligus merupakan revenue center utama. Namun pada gudang farmasi Rumah
Hal tersebut mengingat bahwa lebih dari 90% Sakit Umum Daerah Kabelota Donggala,
pelayanan kesehatan di Rumah Sakit pencatatan dalam gudang farmasi yang tidak
menggunakan perbekalan farmasi (obat- efisien karena pengantaran obat-obatan dan
obatan, bahan kimia, bahan radiologi, bahan barang habis pakai (BHP) dari Perusahaan
alat kesehatan habis pakai, alat kedokteran, Besar Farmasi (PBF) kadang tidak sesuia
Pebrianti, Manajemen Logistik pada Gudang Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Kabelota ……………………129

jumlah pesanan dan pengantarannya melewati METODE


tahun penganggaran, sering pula dijumpai
obat-obatan dan barang habis pakai (BHP) Jenis penelitian didesain secara
yang diletakkan dilantai karena fasilitas kualitatif, Menurut Sugiyono (2010:221)
didalamnya tidak memadai seperti tidak Penentuan sampel atau informan adalah
adanya rak-rak atau lemari penyimpanan, AC PPTK sediaan farmasi, kepala instalasi
yang tidak memadai sehingga tidak bisa farmasi, kepala penanggung jawab gudang
dilakukan pengaturan suhu, dan kapasitas farmasi dan petugas gudang farmasi sebanyak
ruangan yang sempit dan ada pula beberapa 1 orang yang ditentukan secara purposive
item obat atau BHP yang dibutuhkan tetapi dengan metode pengumpulan data yang terdiri
stoknya tidak ada atau habis sedangkan disisi dari wawancara, observasi dan dokumentasi.
lain ada sebagian obat obatan yang kadaluarsa Sedangkan teknik analisa data meliputi
karena terlalu banyak persediaan dan tidak reduksi data,penyajian data dan penarikan
digunakan. kesimpulan sebagaimana Miles dan
Agar kebutuhan sediaan farmasi berupa Huberman dalam Sugiono (2010:246)
obat-obatan dan BHP digudang farmasi dapat
tersedia secara efektif dan efisien maka salah HASIL DAN PEMBAHASAN
satu aktifitas yang harus diperhatikan adalah
logistical management berarti cara Logistik identik dengan pergudangan
mengelolah ketersediaan barang-barang dari dan transportasi yakni gudang tempat
bahan baku sampai produk jadi pada waktu menyimpan bahan baku, barang setengah jadi
dan tempat yang tepat. maupun barang jadi. Sedangkan transportasi
Pada Gudang Farmasi RSUD Kabelota tidak lebih dari proses pemindahan barang-
Kabupaten Donggala, logistical management barang atau produk dari gudang ke proses
berarti cara mengelolah 254 item obat-obatan pengolahan ataupun ke pemakai/konsumen.
dan 214 item BHP yang akan di distribusikan Manajemen logistik menurut Donald J.
ke Apotek dan 19 Poli Perawatan yang Bowersox, (2006:13) adalah: Proses
terdapat di Rumah Sakit Kabelota Kabupaten pengelolaan yang strategis terhadap
Donggala. pemindahan dan penyimpanan barang,
Pengelolaan sediaan farmasi diatas sukucadang dan barang jadi dari para
tidaklah mudah, sehingga hal demikian akan supplier, diantara fasilitas-fasilitas perusahaan
menimbulkan infektivitas dan inefisiensi yang dan kepada para langganan”
berdampak buruk pada pelayanan, dengan Berdasarkan uraian tentang manajemen
adanya pengelolaan sediaan farmasi dengan logistik maka penulis melakukan penelitian
baik maka pelayanan akan berlangsung secara dengan mengadopsi teori Donald J Bowersox
efektif dan efisien. yang dijadikan sebagai pisau analisis, dengan
Berdasarkan uraian diatas, penulis melihat komponen-komponen yang
tertarik untuk mengangkat permasalahan yang membentuk sistem manajemen logistik yaitu:
terjadi pada Gudang Farmasi Rumah Sakit struktur fasilitas, transportasi, pengadaan
Umum Daerah Kabelota Donggala sebagai persediaan, komunikasi dan Penanganan dan
acuan yang nyata untuk melakukan penelitian penyimpanan.
karena ada fenomena yang terjadi selama ini, Kelima komponen-komponen tersebut
dengan mengevaluasi kegiatan di atas maka akan dikaitkan dengan penelitian penulis
penulis mengambil judul “Manajemen dengan judul Manajemen Logistik Pada
Logistik Pada Gudang Farmasi Rumah Sakit Gudang Farmasi Rumah Sakit Umum
Umum Daerah Kabelota Kabupaten Kabelota Kabupaten Donggala, yang akan
Donggala”. diuraikan sebagai berikut:
130 e-Jurnal Katalogis, Volume 3 Nomor 7, Juli 2015 hlm 127-136 ISSN: 2302-2019

Struktur Fasilitas Pada Peraturan Pemerintahan Republik


Jaringan fasilitas yang dipilih oleh suatu Indonesia Nomor 51 Tahun 2009 Tentang
perusahaan adalah fundamental bagi hasil- Pekerjaan Kefarmasian Pasal 14 ayat 1 :
hasil akhir logistiknya. Jumlah, besar, dan ”Setiap fasilitas distribusi atau penyaluran
pengaturan geografis dari fasilitas-fasilitas sediaan farmasi berupa obat harus memiliki
yang dioperasikan atau digunakan itu seorang apoteker sebagai penanggung jawab”.
mempunyai hubungan langsung dengan Penyelanggaraan pelayanan
kemampuan pelayanan terhadap nasabah kefarmasian dilaksanakan oleh tenaga farmasi
perusahaan dan terhadap biaya logistiknya. professional yang berwenang berdasarkan
Dari hasil penelitian yang telah undang-undang, memenuhi persyaratan baik
dilakukan diperoleh gambaran secara umum dari segi aspek hukum, strata pendidikan,
gudang farmasi RSUD Kabelota Donggala kualitas maupun kuantitas dengan jaminan
dengan luas 20 x 10 meter, dengan memiliki 6 kepastian adanya peningkatan pengetahuan,
ruangan di dalamnya yang masing-masing keterampilan dan sikap keprofesian terus
ruangan berfungsi sebagai berikut : ruangan menerus dalam rangka menjaga mutu profesi
untuk penyimpanan obat jamkesmas, ruangan dan kepuasan pelanggan.
untuk penyimpanan BHP Jamkesmas, Jenis ketenagaan yang dibutuhkan di
Ruangan untuk penyimpanan obat DAU dan IFRS yaitu: Untuk pekerjaan kefarmasian,
ruangan untuk penyimpanan BHP DAU, tenaga yang dibutuhkan adalah apoteker,
ruangan penerimaan barang/obat dan ruangan sarjana farmasi, dan asisten apoteker. Untuk
untuk pegawai gudang farmasi. Gudang pekerjaan administrasi di IFRS, tenaga yang
farmasi di lengkapi dengan 1 unit AC, 1 buah dibutuhkan adalah operator komputer / teknisi
lemari pendingin, 2 lemari/rak obat, dan 2 yang memahami kefarmasian dan tenaga
meja dan 4 kursi. Jumlah pegawai gudang administrasi, dan pembantu pelaksana
farmasi berjumlah 6 Orang dengan kualifikasi Peranan pemilihan jaringan fasilitas
pendidikan 2 Apoteker, 1 Sarjana Farmasi dan yang sebaik mungkin itu tidaklah berlebih-
3 D-3 Farmasi. lebihan. Walaupun pemindahan (relocation)
Jaringan fasilitas dari suatu perusahaan semua fasilitas pada satu waktu tidaklah
merupakan serangkaian lokasi kemana dan masuk akal untuk suatu perusahaan, namun
melalui mana material atau produk-produk tetap terdapat ruang gerak yang luas bagi
diangkut. Untuk tujuan perencanaan fasilitas- perusahaan dalam memilih lokasi dan disain
fasilitas yang dimaksud meliputi pabrik, fasilitas selama jangka waktu tertentu.
gudang-gudang, toko-toko pengecer. Jika Seleksi serangkaian lokasi yang unggul
digunakan jasa-jasa khusus dari perusahaan (superior) dapat memberikan banyak
pengangkutan atau gudang-gudang publik, keuntungan yang kompetitif. Tingkat efisiensi
maka fasilitas-fasilitas dari para spesialis ini logistik yang dapat dicapai itu berhubungan
dianggap merupakan bagian penting dari langsung dengan dan dibatasi oleh jaringan
jaringan kerja tersebut. fasilitas.
Barang atau obat-obatan dan BHP Salah satu aspek penting lain yang
diangkut dari perusahaan besar farmasi seperti harus diperhatikan dalam kegiatan pengadaan
yang diangkut ke Gudang farmasi RSUD obat adalah kapasitas gudang. Fasilitas
Kabelota Donggala. Jarak tempuh dari PBF pendukung kegiatan yang memadai
ke gudang farmasi RSUD Kabelota Donggala merupakan salah satu upaya meningkatkan
sekitar 35 KM, dengan waktu tempuh sekitar motivasi kerja pegawai dalam menyelesaikan
30 menit, dengan menggunakan alat angkutan pekerjaan tepat waktu. Namun, tidak
milik Perusahaan besar farmasi. selamanya fasilitas tersebut ada di instalasi
farmasi.
Pebrianti, Manajemen Logistik pada Gudang Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Kabelota ……………………131

Penyimpanan adalah suatu kegiatan dalam perjalanan. Sedangkan konsistensi


menyimpan dan memelihara dengan cara pelayanan transport menunjukkan prestasi
menempatkan obat-obatan yang diterima pada waktu yang teratur dari sejumlah
tempat yang dinilai aman dari pencurian serta pengangkutan diantara dua lokasi.
gamgguan fisik yang dapat merusak mutu Dalam banyak hal, konsistensi
obat. Dalam pengaturan gudang yang pelayanan merupakan ciri-ciri transportasi
digunakan untuk penyimpanan haruslah dapat yang paling penting, jika suatu pengangkutan
menjaga agar obat tidak rusak secara fisik dan tertentu memakan waktu 2 hari pada suatu
kimia. Oleh karena itu harus diperhatikan kali dan 6 hari pada kali berikutnya, maka
ruangannya tetap kering, adanya ventilasi dapat terjadi kemacetan yang serius dalam
untuk aliran udara agar tidak panas, cahaya arus barang-barang yang merusakkan
yang cukup, gudang harus ditata agar pengawasan terhadap persediaan .
memudahkan dalam bergerak , dan Kecepatan Siklus pesanan merupakan
penempatan rak yang tepat serta penggunaan waktu yang berlalu diantara penempatan
pallet akan dapat meningkatkan sirkulasi pesanan pelanggan dan masa produk diterima.
udara dan gerakan stok obat. Kemampuan untuk secara konsisten mencapai
masa siklus pesanan yang ditargetkan
Transportasi mempengaruhi jumlah persediaan yang
Dalam suatu jaringan fasilitas, disimpan didalam gudang. Konsekuensinya,
transportasi merupakan suatu mata rantai kecepatan pesanan merupakan faktor-faktor
penghubung. Manajemen transport & lalu- utama. Kebanyakan pelanggan lebih
lintas (traffic) mendapat banyak perhatian menyukai pelayanan yang konsisten
dalam tahun-tahun ini. Hampir setiap dibandingkan pelayanan yang cepat,
perusahaan dari ukuran apa saja mempunyai pelayanan konsisten membantu mereka
manajer lalu-lintas yang bertanggung jawab merencanakan tingkat persediaan yang lebih
terhadap pengelolaan program banyak dibandingkan cepat tetapi dengan
transportasinya. siklus yang sering berubah-ubah.
Dilihat dari sudut pandangan system Jika kemampuan transportasi tidak
logistic, terdapat 3 faktor yang memegang konsisten seperti ini, maka haruslah diadakan
peranan utama dalam menentukan penjagaan terhadap jumlah persediaan yang
kemampuan pelayanan transportasi yaitu : aman dalam sistem itu untuk perlindungan
biaya, kecepatan dan konsistensi. terhadap kemacetan pelayanan. Karena
Sistem logistik hendaklah dirancang konsistensi transportasi itu mempengaruhi
untuk meminimumkan biaya transportasi baik komitmen persediaan penjual dan
dalam hubungannya dengan seluruh biaya pembeli maupun juga risiko yang dipikulnya.
sistem. Akan tetapi tidak berarti bahwa Dalam sistem logistik, hendaklah
metode transport yang paling murah itu selalu dimantapkan suatu keseimbangan yang teliti
yang dikehendaki. antara biaya transportasi dengan mutu
Kecepatan transport adalah waktu yang pelayanannya. Mendapatkan keseimbangan
dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu transportasi yang tepat merupakan salah satu
pengangkutan diantara 2 lokasi. Kecepatan tujuan utama dari analisa sistem logistik.
dan biaya itu berkaitan dalam 2 hal yaitu : Ada tiga aspek transportasi yang perlu
Spesialis transport yang mampu memberikan diperhatikan karena berhubungan dengan
pelayanan yang lebih cepat akan sistem logistik, pertama seleksi fasilitas
membebankan tarif yang lebih tinggi dan menetapkan suatu struktur atau jaringan yang
yang kedua lebih cepat pelayanan, makin membatasi ruang lingkup alternatif-alternatif
pendek waktu material dan produk itu berada transport dan menentukan sifat dari usaha
132 e-Jurnal Katalogis, Volume 3 Nomor 7, Juli 2015 hlm 127-136 ISSN: 2302-2019

pengangkutan yang hendak diselesaikan. Hubungan-hubungan dalam sistem


Yang kedua, biaya dari pengangkutan fisik itu logistik itu dapat diklasifikasikan sebagai
menyangkut daripada ongkos pengangkutan hubungan ruang dan hubungan waktu.
saja diantara dua lokasi. Yang ketiga, seluruh Struktur ruang menunjukkan kombinasi
usaha untuk mengintegrasikan kemampuan antara fasilitas-fasilitas dan hubungan-
transportasi kedalam suatu jaringan sistem hubungannya. Struktur waktu dari jaringan
yang terpadu mungkin akan sia-sia saja jika logistik menunjukkan level persediaan dan
pelayanan tidak teratur (sporadic) dan tidak tingkat arusnya. Perlu disadari bahwa sistem
konsisten. logistik itu dapat didisain berdasarkan
ekonomi ruang dan ekonomi waktu. Dalam
Pengadaan Persediaan kenyataannya keputusan – keputusan
Tujuan dari integrasi persediaan ke mengenai lokasi biasanya dipecahkan tanpa
dalam sistem logistik adalah untuk pertimbangan mengenai level persediaan dan
mempertahankan jumlah item yang serendah tingkat arusnya. Tujuannya dalam hal yang
mungkin yang sesuai dengan sasaran demikian adalah seleksi jaringan fasilitas
pelayanan untuk nasabah. Pengadaan yang memberikan biaya transportasi yang
persediaan yang berlebih-lebihan memang minimum.
dapat mengimbangi kesalahan-kesalahan Secara teoritis, suatu perusahaan dapat
dalam disain sistem dasar dan bahkan saja mengadakan persediaan setiap barang
mungkin dapat membantu mengatasi yang ada dalam persediaannya pada setiap
administrasi kegiatan logistik yang jelek. fasilitas dalam jumlah yang sama. Akan
Akan tetapi, persediaan yang digunakan tetapi, jarang perusahaan yang akan
sebagai penopang itu pada akhirnya akan melaksanakan program persediaan yang
menyebabkan meningkatnya total biaya. semewah itu, karena total biayanya akan
Program logistik hendaklah diadakan sangat tinggi sekali.
dengan tujuan mengingatkan (committing) Khusus untuk pembelian, pada Rumah
sesedikit mungkin aktiva pada pengadaan Sakit Pemerintah berlaku peraturan
persediaan. Jawaban untuk program berdasarkan Keputusan Presiden No. 18
persediaan yang sehat dapat dijumpai dalam Tahun 2000, yaitu tentang Pedoman
penyebaran (deployment) yang selektif yang Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan
berkisar disekitar 4 faktor yaitu : mutu Belanja Negara. Dalam Kepprers ini diatur
nasabah, mutu produk, integrasi transport dan pengadaan barang melalui prosedur
kegiatan saingan. pengadaan langsung, pemilihan langsung,
Ada dua cara yang digunakan dalam maupun dengan pelelangan, yang pada
menetapkan kebutuhan yaitu : pertama, Data pelaksanaan dilapangan kadang-kadang
statistik kebutuhan dan penggunaan obat, dari menimbulkan ketidak efesiensi, karena
data statistik berbagai kasus penderita dengan sesuatu jenis barang harganya dapat berbeda
dasar formularium Rumah Sakit, kebutuhan tergantung cara pengadaannya. Akibatnya
disusun menurut data tersebut. Dan kedua akan menyulitkan dalam menyajikan dalam
data kebutuhan obat disusun berdasarkan data data akuntansi dan komputerisasi (sistim
pengelolaan sistem administrasi atau informasi akuntansi dan manajemen)
akuntansi Instalasi Farmasi Rumah Sakit. Penentuan kapan harus mengadakan,
Data kebutuhan tersebut kemudian dalam jumlah berapa, dengan metode/cara apa
dituangkan dalam rencana operasional yang barang diadakan sangat menetukan
digunakan dalam anggaran setelah berpengaruh dalam mewujudkan pengelolaan.
berkonsultasi dengan panitia farmasi dan Output dari perencanaan obat ini adalah
terapi. tersedianya obat dengan jenis dan jumlah
Pebrianti, Manajemen Logistik pada Gudang Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Kabelota ……………………133

yang tepat sesuai kebutuhan dengan mutu yang telah dipesan dan melakukan transaksi
yang terjamin dan tersebar secara merata dan pembelian, kemudian barang yang telah
teratur, sehingga mudah diperoleh pada dipesan di kirim ke bagian gudang.
tempat dan waktu yang tepat. Adapun tanda- Makin efisien disain sistem logistik
tanda ketidaktepatan perhitungan kebutuhan suatu perusahaan , maka semakin peka ia
obat antara lain : kekurangan obat-obat yang terhadap gangguan – gangguan dalam arus
sering dipakai, kelebihan obat-obat tertentu, informasi. Sistem yang sangat berimbang
bentuk dan dosis yang tersedia tidak disukai tidak memegang persediaan yang berlebihan.
oleh dokter atau pasien, efektifitas Dalam situasi yang demikian, persediaan
penggunaan dana yang tidak memadai karena pengamanan (safety stocks) dipertahankan
kecenderungan mengadakan/menggunakan pada tingkat yang minimum berdasarkan
obat-obatan yang lebih mahal dari pada obat- kemampuan transportasi. informasi yang tidak
obatan yang lebih murah dengan efektifitas betul dapat menimbulkan gangguan terhadap
yang sama, penyesuaian yang tidak rasional prestasi sistem, dan keterlambatan dalam arus
terhadap kendala anggaran, dan preskripsi komunikasi dapat memperbesar keslahan itu
yang tidak rasional dan tidak efektif. sehingga menyebabkan serangkaian
kegoncangan dalam sistem tersebut karena
Komunikasi koreksi yang berlebihan dan koreksi yang
Ada dua tugas manajerial yang kurang. Komunikasi membuat dinamisnya
berhubungan langsung dengan komunikasi suatu sistem logistik. Mutu dan informasi
logistik, yaitu : Pertama, pengolahan pesanan yang tepat waktu merupakan faktor penentu
nasabah. Pesanan atau order adalah suatu yang utama dari kestabilan sistem.
arus komunikasi yang kritis yang merupakan Informasi adalah penggerak utama dari
masukan utama (prime out) bagi sistim komponen manajemen logistik sebab hal
logistik. Dan yang kedua pengawasan tersebut secara langsung berpengaruh pada
pesananan (order control) yaitu pengelolaan penggerak komponen lainnya. Ketersediaan
suatu pesanan sampai pesanan itu diterima Informasi terhadap manajemen logistik akan
dengan betul oleh nasabah dalam keadaan memberikan kesempatan untuk menjadikan
utuh. Pengiriman pesanan seseorang nasabah persediaan logistik lebih responsif dan lebih
pada waktunya belumlah merupakan prestasi efesien. Sebagai contoh, dengan informasi
logistik yang cukup. Pesanan itu haruslah dalam rumusan mengenai permintaan
dapat diterima (acceptable) baik mutunya pelayanan kebutuhan obat-obatan, Gudang
maupun kwantitasnya sebagaimana yang Farmasi dapat menyediakan persediaan obat
dijanjikan. untuk mengantisipasi permintaan, yang
Dari hasil wawancara di atas dijelaskan membuat pelayanan dalam manajemen
bahwa fungsi gudang mengadakan logistik menjadi sangat responsif karena
permintaan pembelian ke fungsi pembelian, dengan adanya permintaan obat-obatan dan
kemudian fungsi pembelian memilih pemasok BHP dari poli pelayanan dan apotik dapat
yang sesuai kriteria untuk mengajukan menemukan obat yang di butuhkan pada saat
pesanan pembelian dan penawaran harga. yang tepat. Informasi permintaan ini
Setelah itu pemasok mengirimkan barang menjadikan persediaan menjadi lebih efisien
pesanan tersebut ke alamat pemesan. Fungsi karena Gudang Farmasi tersebut dapat dengan
penerimaan bertugas untuk mengecek barang lebih baik meramalkan mengenai permintaan
dan mencocokkan barang yang telah dipesan, obat sehingga pelayanan permintaan obat
dan yang terakhir fungsi akuntansi meminta pada jumlah yang dibutuhkan saja.
faktur dari bagian penerimaan untuk
menghitung dan mencatat pemesanan barang
134 e-Jurnal Katalogis, Volume 3 Nomor 7, Juli 2015 hlm 127-136 ISSN: 2302-2019

Penanganan dan Penyimpanan pemindahan barang dari satu tempat ke


Penanganan dan penyimpanan material tempat lainnya. Ketelitian dan disiplin yang
tidak dapat persis diklasifikasikan kedalam ketat dalam menangani masalah penyaluran
skema transportasi dan skema persediaan merupakan unsur yang sangat penting untuk
karena ia menyangkut seluruh aspek dalam mencapai tujuan yang diharapkan. Penangan
komponen logistik. Contoh penanganan pendistribusian obat merupakan penyaluran
material (material handling) menyangkut obat dari Perusahaan Besar Farmasi (PBF)
persediaan sementara ia mengalir melalui dan ataupun dari Gudang farmasi ke unit-unit
gudang-gudang dan sementara ia diangkut. pelayanan kesehatan sehingga setiap saat
Penanganan material ini dimulai sebagai tersedia dalam jumlah, jenis, mutu yang
tanggapan terhadap suatu pesanan (order) dibutuhkan secara ekonomis dan efektif.
dalam distribusi fisik, manajemen material Sistem distribusi obat di rumah sakit
atau sistem transfer persediaan. digolongkan berdasarkan ada tidaknya satelit
Pada Gudang Farmasi Rumah Sakit atau depo farmasi dan pemberian obat ke
Umum Daerah Kabelota Donggala jika dilihat pasien rawat inap. Berdasarkan ada atau
dari penanganan dan penyimpanannya dimana tidaknya satelit farmasi, sistem distribusi obat
penyimpanan adalah suatu kegiatan dibagi menjadi dua sistem yaitu : sistem
menyimpan dan memelihara dengan cara pelayanan terpusat(sentralisasi) dan sistem
menempatkan obat-obatan yang diterima pada pelayanan terbagi (desentralisasi).
tempat yang aman dari pencurian serta Sistem pelayanan terpusat atau yang di
gangguan fisik yang dapat merusak mutu sebut dengan Sentralisasi adalah sistem
obat. pendistribusian perbekalan farmasi yang
Secara umum sekalipun instalasi dipusatkan pada satu tempat yaitu instalasi
farmasi merupakan revenue center utama farmasi. Pada sentralisasi, seluruh kebutuhan
Rumah Sakit namun sering fasilitas perbekalan farmasi setiap unit pemakai baik
pelayanannya minim dan memprihatinkan, untuk kebutuhan individu maupun kebutuhan
misalnya gudang yang tidak memenuhi syarat barang dasar ruangan disuplai langsung dari
penyimpanan. Akibatnya,instalasi farmasi pusat pelayanan farmasi tersebut.
bekerja lambat mengantisipasi keperluan yang
urgent dan sulit berkembang. Hal tersebut KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
dikarenakan kapasitas gudang terkait erat
dengan kegiatan penyimpanan, maka seluruh Kesimpulan
kegiatan pengelolaan obat menjadi sia-sia bila Manajemen Logistik pada gudang
proses penyimpanan obat tidak terlaksana farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Kabelota
dengan baik. Untuk itu maka proses Donggala belum terlaksana secara baik dan
pengadaan sebaiknya mempertimbangkan maksimal dengan ditandai masih lemahnya
kapasitas gudang yang dimiliki Rumah Sakit, pelaksanaan dari komponen struktur fasilitas
sehingga perubahan mutu obat tidak terjadi, dan transportasi. Ketiga komponen lainnya
dan tidak tepatnya proses penyimpanan dapat yaitu: pengadaan persediaan, komunikasi dan
dihindari. Kondisi gudang farmasi yang penanganan dan penyimpanan dapat
sedang dalam masa transisi, juga menjadi dikatakan sudah terpenuhi, walaupun masih
pertimbangan dalam proses penyimpanan ada hal-hal yang harus dibenahi, sehingga
obat, karena masih ada obat yang tidak diharapkan kelima komponen tersebut secara
disimpan pada tempat yang seharusnya, keseluruhan dapat terlaksana secara efektif.
dikarenakan tempat penyimpananya terbatas.
Penyaluran atau distribusi merupakan
kegiatan atau usaha untuk mengelola
Pebrianti, Manajemen Logistik pada Gudang Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Kabelota ……………………135

Rekomendasi Dalmi Iskandar. 1998. Rumah Sakit, Tenaga


Berdasarkan hasil pembahasan dan Kesehatan dan Pasien. Sinar Grafika.
kesimpulan, maka peneliti merekomendasikan Departemen Kesehatan RI, 2002, Pedoman
beberapa saran yang terkait dengan Teknis Pengadaan Obat Publik dan
pelaksanaan manajemen logistik pada gudang Perbekalan Kesehatan Untuk
farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Kabelota Pelayanan Kesehatan Dasar (PKD),
Donggala, yaitu sebagai berikut: Direktorat Jenderal Pelayanan
1. Dalam melaksanakan manajemen logistik Kefarmasian dan Alat Kesehatan,
pada gudang farmasi dari komponen Jakarta
struktur fasilitas hendaknya melengkapi Departemen Kesehatan RI. 2001. Pengolahan
fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan, seperti : Obat Kabupaten/ Kota. Jakarta: Badan
Lemari penyimpanan, lemari pendingin Pengawasan Obat dan Makanan.
(kulkas), AC dan pallet. Dan dari Keputusan Menteri Dalam Negeri
2. Perencanaan perbekalan farmasi hendaknya Nomor 49 Tahun. 2001. Tentang Sistem
dilakukan berdasarkan metode pengadaan Manajemen Barang Daerah
obat yang sesuai. Departemen Kesehatan RI,1996. Pedoman
3. Diharapkan kerjasama yang baik antara Pengelolaan Obat Daerah Tingkat II.
gudang farmasi RSUD Kabelota Donggala Direktorat Jenderal Pengawasan Obat
dengan Perusahaan Besar Farmasi(PBF) dan Makanan Jakarta.
dalam membangun komunikasi yang baik Donald J. Bowersox. 2006. Manajemen
agar biaya, kecepatan dan konsistensi Logistik 1 Integrasi Sistem-Sistem
kebutuhan barang dan obat dapat Manajemen Distribusi Fisik dan
terlaksana secara efektif dan efisien. Manajemen Material. Jakarta: PT.
Bumi Aksara.
UCAPAN TERIMA KASIH
---------2006. Manajemen Logistik 2 Integrasi
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Sistem-Sistem Manajemen Distribusi
Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan Fisik dan Manajemen Material. Jakarta:
karunia-Nya, sehingga penulis dapat PT. Bumi Aksara
menyelesaikan artikel ini dengan judul George R Terry. 2008. Prinsip-Prinsip
“Manajemen Logistik Pada Gudang Farmasi Manajemen. Terj. J. Smith D.F.M
Rumah Sakit Umum Daerah Kabelota Jakarta: PT. Bumi Aksara
Kabupaten Donggala. Ucapan terima kasih George R Terry. Leslie W. Rue. 2009. Dasar-
penulis kepada berbagi pihak yang telah Dasar Manajemen. Terj. G.A Ticoalu.
mendorong dalam menyelesaikan artikel ini, Jakarta: PT. Bumi Aksara
terutama kepada Pembimbing I Dr. H. Sastrio Hasibuan. 2009. Manajemen: Dasar,
Mansyur M.Si dan Pembimbing II Dr. Penegertian dan Masalah. Jakarta:
Nurhannis, M.Si yang dengan penuh PT.Bumi Aksara
ketelitian memberikan bimbingan dan arahan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur
dalam penyempurnaan artikel ini. Negara Nomor 63 Tahun 2003 tentang
DAFTAR RUJUKAN Pedoman Umum Penyelenggaraan
Pelayanan Publik.
Azwar, A. 1996. Pengantar Administrasi Moloeng Lexi. 2002. Metodologi Penelitian
Kesehatan. Jakarta : Edisi Ketiga Kualitatif. Bandung: Renanga
Binarupa AksaraAndri Lukaman. 2006. Rosdakarya
Manajemen dan Logistik Bantuan Moleong L.J. 2004 Metodelogi Penelitian
Kemanusiaan dalam Kesehatan. Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Jakarta: EGC Rosdakarya.
136 e-Jurnal Katalogis, Volume 3 Nomor 7, Juli 2015 hlm 127-136 ISSN: 2302-2019

Muninjaya A.A. 2004. Manajemen Siregar Charles, J.P. Lia Amalia, Teori &
Kesehatan. Penerbit: Buku Kedokteran Penerapan Farmasi Rumah Sakit,
EGC, Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran. EGC.
Muhardi. 2011. Manajemen Operasi: Suatu Sulastomo. 2003 Manajemen Kesehatan.
Pendekatan Kuantitatif Untuk Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama
Pengambilan Keputusan. Bandung: PT. Soedarsono.2009. Sistem Manajemen
Refika Aditama. Komunikasi: Teori, Model dan
Miranda, Amin Widjaja Tunggal. 2003. Aplikasi. Bandung: Simbiosa Rekatama
Manajemen Logistik dan Supply Chain Media.
Management. Harvarindo Winardi. 2000. Asas- Asas Manajemen.
Nawawi Hadari. 2001. Metode Penelitian Bandung: Mandar Maju
Bidang Sosial. Yokyakarta: Gajah Mada ---------- 2010. Asas – Asas Manajemen .
University Press Bandung: CV. Mandar Maju
----------2015. Penelitian Terapan. ---------- 1991. Manajemen Perkantoran
Yokyakarta: UGM Press. Modern. Jakarta: Bina Rupa Aksara
Rusdiana H. A dkk. 2014. Asas – Asas Undang–Undang Republik Indonesia No. 25
Manajemen Berwawasan Global. Tahun 2000 tentang Program
Bandung: CV. Pustaka Setia Pembangunan Nasional Tahun 2000-
Subagya MS. 1994. Manajemen Logistik. 2004.
Cetakan Keempat. Jakarta: PT. Gunung Undang–Undang Republik Indonesia N0. 23
Agung Tahun 1992 tentang Pokok-pokok
----------1996. Manajemen Logistik, Jakarta: Kesehatan
PT. Toko Gunung Agung Undang – Undang Republik Indonesia No. 7
Siagian, Sondang P. 2006. Teori dan Praktek Tahun 1963 tentang Kefarmasian
Kepemimpinan. Jakarta: PT. Rineka Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.
cipta. 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan
Sugiono, 2000. Metode Penelitian Kefarmasian
Administrasi. Bandung: CV Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Alfabeta.Sugiyono. 2010. Metode Indonesia No. 35 Tahun 2014 tentang
Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan Standar Pelayanan Kefarmasian di
R&D. Bandung: Penerbit CV Alfabeta Apotik.Petunjuk Operasional Sistem
----------2008. Metode Penelitian Kuantitatif - Informasi Barang Daerah (2003).
Kualitatif & R&D. Bandung: Afabeta. Bandung. CV. Nusantara Citra

You might also like