Professional Documents
Culture Documents
Jurnal Pendidikan. Bijak
Jurnal Pendidikan. Bijak
Pandemi Covid-19
Dadan Winara1, Revina Mayang Sari2, Suhartiwi3, Ulfah Nurhayati4
1
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan
2
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan
3
Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan
4
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan
1,2,3,4
Universitas Muhammadiyah Cirebon
*
e-mail: dadanwinara@gmail.com1, revinamayang03@gmail.com2, tiwiperbankan@gmail.com³ ulfahnurhayati99@gmail.com4
Abstract
This study aims to describe the effectiveness of online learning using online media during the
Covid-19 pandemic in children who have difficulty learning in using online media.
The research used is qualitative research. This type of approach from qualitative research
used is a descriptive approach. This type of qualitative descriptive research is used in this
study to solve existing problems based on data. This qualitative descriptive study was to
obtain information and results from the implementation of learning during tutoring and
home visits at students' homes and at Dahlia PAUD located in Karyamulya Village RW 10
RT 03 during the Covid-19 pandemic. The subjects of this study were students, parents of
students and PAUD institutions under the auspices of the Ministry of Education and Culture
in Karyamulya Village.
Data collection techniques are to use observation or observation of tutoring activities and
home visits, children and parents during the Covid-19 pandemic. Another data collection
technique is interviewing teachers and parents about children's activities during distance
learning during the Covid-19 pandemic.
Because there are still regulations not to collect a large number of people during Covid-19,
the number of participants who will take part in this activity is limited. The participants are
RW 10 Elementary School students with the provision that the implementation time is
divided into 2 sessions, for session 1 at 07.00 - 09.00, namely home visit activities attended
by 5 elementary school students and for session 2 at 10.00-12.00 namely guidance activities
learn with a maximum capacity of 10 students.
1. PENDAHULUAN
Penyebaran virus Corona yang menyebabkan penyakit Coronavirus Disease (Covid-19)
berdampak pada semua aspek kehidupan, salah satunya di bidang pendidikan. Sejak virus ini
menyebar sampai di Indonesia pada awal Maret, berbagai langkah dilakukan untuk mencegah
penyebarannya. Menyikapi penyebaran virus Corona yang cepat ini, Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim, mengeluarkan Surat Edaran (SE) Mendikbud RI No 3
Tahun 2020 tanggal 9 Maret 2020 tentang 18 instruksi pencegahan korona di satuan pendidikan.
Instruksi ini berisi himbauan untuk melakukan tindakan pencegahan perkembangan dan penyebaran
virus tersebut di lingkungan satuan pendidikan. Selang satu minggu kemudian Mendikbud
mengeluarkan SE yang berisi himbauan kepada Kepala Dinas Propinsi untuk memberlakukan
pembelajaran secara daring dari rumah bagi siswa dan mahasiswa; pegawai, guru, dan dosen
melakukan aktivitas bekerja, mengajar atau memberi kuliah dari rumah.
Bimbingan BDR merupakan sebuah proses pembelajaran yang dilakukan oleh siswa dan guru
di rumah masing-masing. Dengan BDR ini, diharapkan akan memutus rantai penyebaran penyakit
Covid-19. Selama BDR siswa dihimbau untuk tetap melakukan semua aktivitas di rumah dan
menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat. Dengan tetap beraktivitas dari rumah, siswa otomatis
akan menjaga jarak dengan orang lain (physical distancing) dan menghindari kerumunan orang
(social distancing). Pola pembelajaran selama BDR mengalami perubahan. Jika dalam kegiatan
belajar mengajar sebelumnya dilakukan dengan tatap muka, menjadi pembelajaran jarak jauh. Dalam
pembelajaran ini, guru tidak hadir dalam satu ruangan dengan murid tetapi berlangsung di tempat
yang berbeda. Pembelajaran jarak jauh dilakukan dengan bantuan media berupa perangkat elektronik
HP android yang terhubung melalui jaringan internet. Pembelajaran ini dinamakan pembelajaran
online.
Di Kota Cirebon, Jawa Barat, belajar dari rumah (BDR) dengan pembelajaran jarak jauh
(PJJ) tetap dilakukan di tahun ajaran baru. Hal ini disampaikan Kepala Dinas Pendidikan Kota
Cirebon, Irawan Wahyono, Pada tanggal 11 Juli 2020. Dinas Pendidikan Kota Cirebon bekerja sama
dengan RCTV untuk Program Pembelajaran jarak jauh dan belajar dari rumah yang ditayang setiap
hari di layar RCTV, kecuali minggu memberikan solusi yang tepat bagi siswa yang tak memiliki
gawai canggih dan tak mampu membeli kuota agar dapat mengakses pembelajaran jarak jauh ini
dirumah melalui televisi.
Urgensi home visit pada sekolah dasar dapat dilihat betapa rumitnya peran guru dan orang tua
siswa-siswi sekolah dasar. Keberadaan home visit semakin dibutuhkan dalam dunia pendidikan yang
berperan dalam mencari jalan keluar dari pandemi covid-19 yang dihadapi siswa dalam proses
belajar. Adanya home visit akan memberi dampak baik secara langsung maupun tidak langsung yang
akhirnya akan kembali pada keberhasilan pendidikan. Home visit ini dibimbing sesuai dengan
perkembangan sikap dan proses pembelajaran sesuai dengan tingkat dan situasi kehidupan psikologi
siswa, karena anak pada saat menderita kesulitan sangat peka terhadap pengaruh kejiwaan dari
pribadi penolongnya, termasuk dalam hal motivasi.
Keberhasilan dari layanan home visit didukung oleh keterlibatan keluarga dan guru yang
professional, mampu berinteraksi langsung secara efektif dengan keluarga dapat meningkatkan
motivasi belajar siswa, dari waktu ke waktu akan mengalami perubahan pada hasil belajar siswa.
Keterlibatan keluarga melalui layanan kunjungan rumah difokuskan keakraban awal dalam interaksi
hubungan antara anak dan keluarga yang dapat mengintegrasikan keluarga dengan baik dan
membantu anak meningkatkan hasil belajar di sekolah.
Berdasarkan hal tersebut kami selaku Mahasiswa Universitas Muhammadiyah
Cirebon (UMC) yang melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) turun
langsung ke lapangan dan melakukan pengabdian kepada masyarakat dengan
menyelenggarakan kegiatan bimbingan belajar dari rumah dan home visit di Kelurahan
Karyamulya tepatnya di RW 10 karyabakti.
2. METODE
Penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Jenis pendekatan dari penelitian
kualitatif yang digunakan adalah dengan pendekatan deskriptif. Jenis penelitian deskriptif kualitatif
yang digunakan pada penelitian ini untuk pemecahan masalah yang ada dengan berdasarkan data-
data. Penelitian deskriptif kualitatif ini untuk memperoleh informasi dan hasil dari implementasi
pembelajaran selama bimbingan belajar dan home visit di rumah siswa-siswi dan di PAUD Dahlia
bertempat di Kelurahan Karyamulya RW 10 RT 03 di masa pandemi Covid-19. Subyek penelitian ini
adalah siswa-siswi, orang tua siswa-siswi dan lembaga PAUD yang berada dibawah naungan
kemendikbud di Kelurahan Karyamulya.
Teknik pengumpulan data adalah dengan menggunakan menggunakan observasi atau
pengamatan terhadap aktivitas bimbingan belajar dan home visit, anak dan orang tua di masa pandemi
Covid-19. Teknik pengumpulan data lainnya adalah teknik wawancara kepada guru dan juga
orang tua tentang aktivitas anak selama pembelajaran jarak jauh dimasa pandemi Covid-19. Adapun
tahapannya sebagai berikut:
a. Tahap Persiapan
Pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat tentang Bimbingan belajar dan Home
Visit di masa pandemi Covid-19 di Kelurahan Karyamulya Kecamatan Kesambi Kota
Cirebon dilaksanakan dengan beberapa tahapan, yakni:
1) Tahap Pertama
Pada tahap pertama, mahasiswa KKM melakukan komunikasi dengan Bapak Tarmat
Wijaya selaku Lurah Kelurahan Karyamulya, Kecamatan Kesambi terkait rencana
kegiatan bimbingan belajar dan home visit. Setelah mendapatkan persetujuan, mahasiswa
KKM mengirimkan surat secara administratif kepada Bapak Basari selaku ketua RW 10
Kelurahan Karyamulya dan Kepala Sekolah PAUD Dahlia untuk meminta kesediaan dan
konfirmasi terkait tempat dan peserta pelaksanaan kegitan bimbingan belajar dan home
visit.
2) Tahap Kedua
Pada tahap ini mahasiswa KKM mulai melakukan pendataan peserta yang akan mengikuti
kegiatan bimbingan belajar dan home visit dengan mengirimkan surat persetujuan dari
para orang tua siswa-siswi di RW 10 untuk meminta kesediaan dan konfirmasi terkait
pelaksanaan kegiatan bimbingan belajar dan home visit. Karena masih terdapat peraturan
untuk tidak mengumpulkan masa dalam jumlah yang banyak selama Covid-19 maka
peserta yang akan mengikuti kegiatan ini dibatasi jumlahnya. Adapun pesertanya adalah
siswa – siswi Sekolah Dasar RW 10 dengan ketentuan dalam waktu pelaksanaan dibagi
menjadi 2 sesi, untuk sesi 1 pukul 07.00 – 09.00 yaitu kegitan home visit yang diikuti oleh
5 peserta didik Sekolah Dasar dan untuk sesi 2 pukul 10.00 – 12.00 yaitu kegiatan
bimbingan belajar dengan kapasitas maksimal 10 peserta didik.
3) Tahap Ketiga
Pada tahap ini, mahasiswa KKM mempersiapkan kebutuhan penyelenggaraan kegiatan
bimbingan belajar dan home visit. Mahasiswa KKM juga melakukan pembagian kerja saat
di lapangan. Adapun pembagian kerja tim terdiri 4-5 mahasiswa KKM dalam setiap
kegiatan bimbingan belajar dan home visit.
b. Lokasi Pengabdian
Kegiatan Pengabdian kepada masyarakat dilaksanakan di Baperkam RW 10 Karyabakti,
Kelurahan Karyamulya, Kecamatan Kesambi, Kota Cirebon.
c. Sasaran dan Tujuan
Sasaran kegiatan Bimbingan Belajar dan Home Visit ini adalah siswa-siswi Sekolah Dasr di
RW 10 Karyabakti Kelurahan Karyamulya, Kecamatan Kesambi, Kota Cirebon. Pengabdian
ini bertujuan untuk memberikan bimbingan kepada siswa-siswi Sekolah Dasar selama
pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) selama pandemi covid-19, sehingga mereka
mendapatkan bimbingan dan arahan dalam kegiatan belajar selama pembelajaran jarak jauh
selama masa pandemi covid-19 ini.
d. Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan bimbingan belajar dan home visit di RW 10 Karyabakti
Kelurahan Karyamulya dilaksanakan pada hari Rabu, terhitung 4 kali pertemuan
selama kegiatan KKM dengan dibagi 2 sesi. Sesi 1 yaitu kegiatan home visit pada
pukul 07.00 – 09.00 dan sesi 2 yaitu kegitan bimbingan belajar pada pukul 10.00 –
12.00.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Melihat beberapa aspek yang dapat meningkatkan perkembangan afektif siswa
salah satunya adalah adanya hubungan sekolah dan rumah tangga. Hal ini menunjukan
bahwa peran seorang guru dalam meningkatkan pembelajaran juga perlu mendapatkan
dukungan dari orang tua siswa. Oleh karena itu, perlu adanya hubungan dan kerjasama
yang baik antara orangtua dan guru.
Faktor Penghambat dari Implementasi Home visit Dalam proses pembinaan terhadap
siswa ada beberapa faktor pendukung dan penghambat yang sangat berpengaruh baik
itu dari lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:
1. Faktor Pendukung
a. Lingkungan Keluarga
Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa cara orangtua
mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah tangga, dan keadaan ekonomi
keluarga. Mendidik anak dengan cara memanjakan atau terlalu keras sama tidak
baiknya bagi perkembangan anak. Cara yang baik adalah dengan membimbing mereka
dengan penuh perhatian sehingga anak berada dalam kondisi yang nyaman. Demi
keberhasilan belajar anak harus terdapat relasi yang baik antara anggota keluarga.
Selanjutnya agar anak dapat belajar dengan baik perlulah diciptakan suasana rumah
yang tenang dan tentram. Hal tersebut juga ditunjang dengan fasilitas yang memadai
untuk memenuhi kebutuhan belajar anak.
b. Lingkungan Sekolah
Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup beberapa hal yakni metode
mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin
sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode
belajar, dan tugas rumah. Dalam hal ini diperlukan dukungan dari semua pihak
sekolah serta kerjasama yang baik dengan orang tua. Hal ini karena program-program
yang ada di sekolah tidak akan terlaksana dengan baik tanpa adanya peran pihak
sekolah yang didukung oleh peran orangtua di rumah.
c. Lingkungan Masyarakat
Lingkungan masyarakat merupakan lingkungan sekitar tempat tinggal anak yang
memiliki pengaruh cukup besar pada perkembangan pribadi anak. Lingkungan yang
baik akan memberikan dampak yang baik bagi anak, namun lingkungan yang kurang
baik akan memberikan pengaru yang kurang baik pula bagi anak karena mereka
cenderung meniru perilaku orang-orang yang berada di lingkungan sekitarnya.
2. Faktor Penghambat
a. Terbatasnya pengawasan pihak sekolah
Pihak sekolah khususnya guru agama Islam tidak bisa selalu memantau atau
mengawasi perilaku siswa di luar sekolah. Selain itu guru agama Islam di luar tidak
mengetahui baik buruk lingkungan tempat tinggal siswa terutama sekali orang tua atau
keluarga yang sangat memegang peranan penting dalam pembinaan akhlakul karimah
siswa.
Dalam hal ini guru memerlukan kerjasama dengan keluarga siswa serta
mengetahui lingkungan belajar siswa dengan baik sehingga dapat terus memperoleh
informasi terkait dengan perkembangan siswa di rumah. Orangtua siswa juga
diharapkan senantiasa memantau putra putrinya sehingga perilaku mereka tetap
terkontrol dan terhindar dari pengaruh lingkungan yang kurang baik.
b. Kesadaran Para Siswa
Sebagian siswa mungkin belum memahami pentingnya pembelajaran Pendidikan
Agama Islam dalam kehidupan mereka sehari-hari. Hal ini terbukti dari kurangnya
minat mereka mengikuti kegiatan-kegiatan keagamaan di sekolah. Dalam hal ini guru
harus berkomunikasi dengan orangtua mengenai strategi yang mampu membuat anak
lebih tertarik mengikuti kegiatankegiatan keagamaan sehingga dapat membuat melatih
mereka melakukan pembiasaan yang sesuai dengan ajaran Islam.
c. Pengaruh Tayangan Televisi
Tayangan televesi sebagian besar memberikan pengaruh yang kurang baik bagi anak-
anak. Anak-anak cenderung meniru perilaku yang terdapat pada tayangan televisi yang
sebagian besar merupakan perilaku orang dewasa yang belum waktunya mereka
lakukan. Hal ini juga membuat mereka kurang termotivasi untuk belajar karena lebih
tertarik untuk melihat tayangan televisi. Untuk itu orangtua harus lebih selektif
memilihkan tayangan televisi untuk putra-putrinya dengan cara tidak membiasakan
menyalakan televisi di rumah pada jam belajar anak. Untuk mengatasi berbagai
hambatan dalam pembelajaran, ada beberapa upaya yang dapat dilakukan oleh guru
diantaranya adalah:
a) Pengajaran individual (face to face) berupa konsultasi/dialog. Anak dapat bertanya
pada guru secara langsung apabila ada hal-hal dalam pembelajaran yang kurang
dipahami.
b) Komunikasi langsung dengan orangtua agar dapat mengetahui perkembangan anak
secara langsung. Secara garis besar cara mengatasinya dapat berupa kunjungan rumah,
observasi, dan meneliti tugas anak. Kerjasama dengan orangtua dan guru sangat
memungkinkan tercapainya keberhasilan belajar pada anak.
c) Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan Dalam implementasi home visit
di RW 10 Karyabakti Kelurahan Karyamulya juga terdapat beberapa faktor
penghambat yang menyebabkan pelaksanaan home visit ini menemui kendala, di
antaranya adalah:
a. Kurang adanya tindak lanjut dalam kegiatan home visit
Siswa mengalami proses pembelajaran dalam kondisi lingkungan yang berbeda. Peran
lingkungan sekitar juga memegang peranan penting untuk membentuk perilaku dan
kebiasaan anak. Kondisi lingkungan yang kondusif sangat mendukung anak
meningkatkan pembelajarannya di rumah. Namun jika anak berada pada lingkungan
yang kurang kondusif maka akan berdampak kurang baik bagi anak, seperti
lingkungan yang terlalu ramai dan dekat dengan pusat hiburan. Pengaruh pergaulan
dengan teman sebaya yang suka bermain ke luar rumah juga tentu sangat mengganggu
belajar anak. Dalam hal ini orangtua harus mampu membuat anak merasa lebih
nyaman berada di rumah dan melaksanakan kewajibannya. Hal itu dapat dilakukan
dengan memberikan anak sebuah tugas yang harus mereka laksanakan dengan
tanggung jawab serta memberi apresiasi atas hal baik yang mereka lakukan. Adanya
tindak lanjut dalam kegiatan home visit merupakan hal penting agar terjadi perubahan
yang berkala pada diri anak. Menciptakan pola pembiasaan yang baik merupakan cara
untuk memberikan tindak lanjut yang tepat dalam pelaksanaan home visit.
b. Guru tidak berkemauan keras dalam kegiatan home visit
Guru mempunyai serangkaian tugas yang tidak sedikit. Hal tersebut dapat terlihat
mulai dari melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas, mengisi administrasi
kelas, melaksanakan penilaian pada siswa, dan memberikan motivasi sehingga siswa
dapat berprestasi. Kegiatan home visit merupakan salah satu tantangan bagi guru
untuk mengembangkan kemampuan sosialnya. Namun hal ini juga tidak mudah bagi
guru mengingat banyaknya tugas-tugas lain yang harus diselesaikan oleh guru.
Kegiatan home visit ini dapat menjadi hal yang agak berat dilakukan jika seorang guru
tidak memiliki kemauan yang keras untuk mencapai hasil yang memuaskan dalam
kegiatan home visit ini.
c. Kurang adanya dukungan dari orangtua
Adanya motivasi dari orangtua akan memberikan dampak yang positif bagi
perkembangan anak. Beberapa orangtua yang sibuk dalam dunia kerja
mempercayakan tanggung jawab belajar anak pada sekolah karena kurang memiliki
kesempatan untuk mendampingi belajar anak di rumah. Hal ini yang menyebabkan
anak kurang termotivasi belajar di rumah. Saat anak berada di rumah maka orangtua
harus sepenuhnya mengetahui perkembangan anak. Hal ini dapat dilakukan dengan
cara mendampingi anak ketika belajar, menanyakan perkembangan anak di sekolah,
dan mendukung setiap kegiatan positif yang dilakukan oleh anak.
d. Kurang mampu menyesuaikan waktu
Waktu menjadi salah satu kendala pelaksanaan kegiatan home visit. Hal ini terjadi
karena dibutuhkannya penyesuaian antara jadwal guru dengan wali murid yang hendak
dikunjungi. Dalam pelaksanaanya pun terkadang kurang begitu maksimal dikarenakan
kegiatan-kegiatan yang tidak terduga sehingga menyebabkan berkurangnya waktu
kegiatan home visit. Oleh karena itu waktu penyampaian dan perkembangan siswa jadi
terhambat. Dalam melaksanakan kegiatan home visit dibutuhkan kesepakatan antara
guru dan orangtua siswa. Hal tersebut dilakukan untuk menghindari jadwal yang
berbenturan sehingga pelaksanaannya dapat lebih efektif. Jadwal guru dan orangtua
yang cukup padat membuat mereka harus dapat mengatur waktu yang tepat untuk
mengadakan pertemuan di rumah. Mengingat inti dari kegiatan home visit ini adalah
unuk menyampaikan perkembangan siswa dan menemukan solusi permasalahan
belajar siswa di rumah maupun di sekolah maka guru harus bertemu langsung dengan
orangtua dan tidak diwakilkan. Kesibukan dari orangtua siswa dan guru menjadi sala
satu penghambat, karena apabila salah satu pihak berhalangan maka kegiatan home
visit menjadi tertunda. Untuk menghindari kesalahpahaman dalam komunikasi, antara
guru dan orangtua harus membuat kesepakatan, sehingga kegiatan home visit dapat
berjalan dengan lancar. Hal ini dilakukan supaya guru dan orangtua siswa lebih efisien
waktu.
e. Geografis
Keadaan geografis menentukan maksimal tidaknya kegiatan home visit dalam aspek
ketepatan waktu. Peneliti melihat keterkendalaan transportasi bagi siswa yang
bertempat tinggal di daerah pegunungan serta ditambah dengan ketidak akuratan data
alamat siswa yang tersedia. Siswa yang lokasi tempat tinggalnya jauh serta kurang
memungkinkan untuk dikunjungi maka perlu mendapatkan perhatian lebih dari guru.
Hal ini dikarenakan guru belum bisa mengamati secara langsung kondisi belajar siswa.
Komunikasi dengan orangtua dapat dilakukan lebih intensif sehingga siswa yang
bersangkutan tetap termotivasi apabila berada di rumah.
f. Cuaca
Cuaca menjadi salah satu kendala pada kegiatan home visit. Dalam hal ini musim
penghujan menjadi kondisi cuaca yang paling menghambat. Setidaknya faktor ini erat
kaitannya dengan faktor geografis, namun diberbagai lokasi saat ini hujan
menimbulkan ketidak nyamanan dalam kaitannya dengan transportasi guru dalam
melaksanakan kegiatan home visit.
Penutup
Setelah diadakan penelaahan pada pemaparan sebelumnya maka dapat dirumuskan
simpulan. Di antara beberapa simpulan yang menjadi hal penting dan disesuaikan
dengan fokus kajian utama adalah sebagai berikut:
Implementasi home visit di RW 10 Karyabakti Kelurahan Karyamulya merupakan
kegiatan yang efektif dalam membangun komunikasi dengan orangtua siswa. Dengan
adanya kegiatan home visit ini guru dapat mengetahui tentang kondisi lingkungan
belajar anak di rumah melalui tahapan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan,
dan evaluasi sehingga antara guru dan orangtua dapat mencari solusi bersama terkait
kendala-kendala dalam proses pembelajaran yang dihadapi oleh anak.
Implementasi home visit berhasil meningkatkan pembelajaran yang berupa
keilmuan, dalam aspek ibadah, dan akhlak. Hal ini karena adanya peran orangtua
dalam mengontrol aktivitas serta melakukan pengawasan lingkungan pergaulan dan
mendampingi belajar anak dengan baik. Implementasi home visit dalam upaya
meningkatkan pembelajaran melalui media online di RW 10 Karyabakti Kelurahan
Karyamulya juga menemukan kendala di antaranya adalah guru kurang mempunyai
waktu karena banyaknya tugas-tugas guru, tempat tinggal siswa yang jauh dari
sekolah, tidak adanya dukungan dari orangtua siswa, dan tidak adanya tindak lanjut
dari orangtua dan guru. Adanya berbagai hambatan tersebut membutuhkan solusi dari
guru dan orangtua sehingga kegiatan home visit dapat terlaksana dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Susi Prasetyaningtyas. 2020. Pelaksanaan Belajar Dari Rumah (BDR) Secara Online Selama Darurat
Covid-19 Di SMP N 1 Semin. Jurnal Karya Ilmiah Guru. Vol. 5 No. 1 Edisi Khusus KBM
Pandemi COVID-19. (diakses pada tanggal 14 September 2020)
Konita Dian Dwita, Ade Irma Anggraeni Haryadi. 2018. Pengaruh Home Visit Dan Motivasi Belajar
Terhadap Hasil Belajar Siswa Di SDIT Harapan Bunda Purwokerto. Jurnal Ekonomi, Bisnis, dan
Akuntansi (JEBA). Vol. 20 No.1 Home Visit dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar.
(diakses pada tanggal 17 September 2020)
Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No 3 Tahun 2020 tanggal 9 Maret 2020 Tentang
Pencegahan Corona Virus Disease (Covid-19) Pada Satuan Pendidikan.
Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No 4 Tahun 2020 tanggal 24 Maret 2020
tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Dalam masa Darurat Penyebaran Coronavirus
Disease (Covid-19).