You are on page 1of 20

EFEKTIVITAS PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

(CSR) PT. PERTAMINA DI TAMBAKREJO, KECAMATAN SEMARANG


UTARA, KOTA SEMARANG
Muhammad Ibnu Ristiawan, Dra. Hesti Lestari, MS

Departemen Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik


Universitas Diponegoro
Jl. Prof. H. Soedarto, SH Tembalang Semarang Kotak Pos 1269
Telepon (024) 7465407 Fax (024) 7465405
Laman : http://www.fisip.undip.ac.id email : fisip@undip.ac.id
Email: ibnurestiawan@gmail.com

ABSTRACT
Corporate Social Responsibility is an obligation carried out by the company and
regulated in article 74 paragraphs (1) of Law Number 40 of 2007 concerning
Limited Liability Companies, but in its implementation, the program is not
perceived in creating community independence. The purpose of this study is to
determine the effectiveness of PT Pertamina's CSR program carried out in
Tambakrejo, North Semarang, Semarang City. This research is qualitative
descriptive research. This research uses the theory of effectiveness from Sutrisno.
The results show that there are five areas of Pertamina's CSR program in
Tambakrejo, namely CSR in the fields of environment, education, economics,
infrastructure, and health. The effectiveness of PT Pertamina's CSR program in
Tambakrejo can be concluded that the result is not optimal yet since Tambakrejo
people do not fully understand every Pertamina's CSR program, the target of CSR
programs that have not touched all communities, and lack of timeliness in the
implementation of activities. Some programs such as economic CSR programs
and health CSR programs, have not been able to achieve the goals set by the
company and have less impact on beneficiaries. The determining factors in this
program are company resources, namely the lack of CDO officers, community
conditions that affect the acceptance of CSR programs, and budget constraints so
that Pertamina has limitations in choosing targets and programs. The
environmental conditions that hinder the implementation and development of
programs and the individual’s capacity that has the motivation to develop, the
training and mentoring carried out by various stakeholders, and the group
capacity built by individual capacity, leadership, and support.

Keywords: Effectiveness, Corporate Social Responsibility, Programe


1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Peran Tanggung Jawab Sosial


(Corporate Social Responsibility)
Pembangunan merupakan suatu
sangat diperlukan sebagai bentuk
proses perubahan yang dilakukan
kesadaran dan sebuah tanggung
secara sadar, terencana, dan
jawab perusahaan atas tindakan
berkelanjutan. Pembangunan suatu
operasionalnya terhadap masyarakat
negara hakekatnya merupakan
dan lingkungan.
sebuah upaya yang dilakukan secara
PT. Pertamina (Persero)
bersama-sama oleh semua
merupakan salah satu perusahaan
stakeholder.
BUMN besar di Indonesia yang
Selain oleh pemerintah, menerapkan program CSR sejak
dalam pemenuhan kebutuhan tahun 1993. Dibentuknya seksi CSR
masyarakat sebagian besar dilakukan pada bagian Hubungan Masyarakat
oleh dunia usaha. Pendirian (Humas) secara terstruktur
perusahaan di tengah-tengah menunjukkan keseriusan PT.
masyarakat, memberikan dampak Pertamina dalam menjalankan
positif maupun negatif. Dampak program CSR.
positifnya adalah dunia usaha Salah satu program CSR PT.
memiliki peran terbesar dalam Pertamina dalam pemberdayaan
pembangunan berkelanjutan). masyarakat, yaitu pada desa binaan
Dampak negatifnya dapat dirasakan di Kampung Tambakrejo, Kelurahan
ketika perusahaan bukan hanya Tanjung Mas, Kecamatan Semarang
semakin kaya tetapi juga semakin Utara. Dibentuknya program Desa
berkuasa, sementara jumlah Binaan tersebut karena melihat
penduduk miskin dan lemah secara kebutuhan masyarakat dan
sosial, ekonomi, kesehatan, permasalahan Tambakrejo yang kian
pendidikan, dan lingkungan semakin kompleks.
banyak. Tambakrejo khususnya RW
XVI merupakan kawasan yang
termasuk kawasan Tambaklorok. Tambakrejo tersebut yaitu
Menurut data BPS tahun 2015 merupakan daerah pesisir yang
kawasan ini memiliki tingkat rawan terjadi rob dan abrasi. Tujuan
kemiskinan yang tinggi, dengan rata- adanya program CSR PT. Pertamina
rata pendapatan Rp. 200.000/kapita. ini, diharapkan masyarakat
Daerah ini juga termasuk kedalam Tambakrejo dapat diberdayakan
kelompok kawasan kumuh yang guna meningkatkan kualitas
memiliki kepadatan penduduk lebih hidupnya.
dari 750 jiwa/hektar. Kualitas dari Di dalam pelaksanaannya,
SDM warga Tambaklorok juga program Corporate Social
termasuk masih rendah, hal tersebut Responsibility (CSR) PT Pertamina
dibuktikan dengan rata-rata tersebut belum berjalan secara
pendidikan masyarakat Tambaklorok maksimal. Hal ini diakibatkan oleh
hanya tamatan SMP dengan beberapa hal:
presentase 68%, mayoritas
Pertama, program CSR PT
masyarakat Tambaklorok tidak
Pertamina belum dapat dirasakan
memiliki pekerjaan tetap / serabutan
oleh seluruh masyarakat Tambakrejo.
sebesar 243 jiwa.
Beberapa program hanya ditujukan
Bedasarkan permasalahan oleh sekelompok masyarakat saja
tersebut PT. Pertamina melalui seperti: program kesehatan dan
TBBM Semarang Group pemberdayaan ekonomi yang hanya
melaksanakan tanggung jawab ditujukan kepada pengrajin terasi dan
sosialnya dengan melaksanakan CSR peternak bebek saja, padahal jumlah
di wilayah Tambakrejo. Program peternak bebek hanya berjumlah tiga
CSR PT. Pertamina memiliki empat orang dan peternak terasi hanya dua
pilar yaitu lingkungan, pendidikan, orang di wilayah tersebut. Bahkan
kesehatan, pemberdayaan banyak masyarakat yang tidak
masyarakat dan ditambah satu mengetahui adanya program CSR di
program yang bersifat karikatif yaitu wilayah mereka.
infrastruktur. Pokok permasalahan di
Kedua,program-program CSR Bedasarkan tabel tersebut
belum tersosialisasi secara merata. dapat dilihat bahwa lebih dari lima
Masayrakat menganggap beberapa puluh persen masyarakat Tambakrejo
bantuan atau program-program tidak pernah mengikuti kegiatan dari
tersebut berasal dari pemerintah program-program CSR PT.
daerah. Hal ini disebabkan oleh Pertamina di wilayahnya.
beberapa hal, diantaranya: Pihak
Kelima, kurangnya arahan
Pertamina yang jarang melakukan
atau bimbingan dari pihak PT.
kunjungan kepada masyarakat, di sisi
Pertamina dalam pelaksanaan
lain, pihak masyarakat juga
program. Hal tersebut seperti dapat
cenderung pasif.
dilihat dalam program pemberdayaan
Ketiga, kurangnya partisipasi masyarakat berupa pelatihan
masyarakat dalam program-program produksi terasi yang hiegenis dan
CSR PT. Pertamina. Kurangnya peternakan bebek. Di dalam program
partisipasi masyarakat Tambakrejo tersebut masyarakat hanya diajarkan
dapat dilihat dari presentase untuk memproduksi terasi dan
keaktifan masyarakat Tambakrejo beternak yang di dampingi pihak
sebagai berikut: Pertamina sebanyak dua kali. Setelah
itu, pihak Pertamina hanya
Tabel 1.2 Tingkat Partisipasi
Masyarakat Tambakrejo dalam melakukan evaluasi atau penilaian
program CSR Pertamina terhadap produk pengrajin terasi.
Tingkat Jumlah Present
Partisipasi (Orang) ase Berdasarkan uraian diatas,
Tidak Pernah 140 57,14% penulis berkeinginan dan tertarik
Jarang Sekali 25 10,2%
Jarang 8 3,27% mengadakan pembahasan dalam
Sering 44 17,96% penelitian yang berjudul “Efektivitas
Sering Sekali 28 11,43%
Program CSR PT. Pertamina di
Total 245 100%
Sumber: Laporan pelaksanaan CSR Tambakrejo Kecamatan Semarang
PT. Pertamina di Tambakrejo dari
Utara, Kota Semarang”
Unnes
1.2 Rumusan Masalah A. Efektivitas Program
1. Bagaimana efektivitas program Menurut Arikunto (2004:2) program
CSR PT. Pertamina di adalah suatu unit atau kesatuan
Tambakrejo,Kecamatan Semarang kegiatan yang merupakan realisasi
Utara, Kota Semarang? atau implementasi dari suatu

2. Apa faktor penentu keefektifan kebijakan, berlangsung dalam proses

program CSR PT. Pertamina di yang berkesinambungan, dan terjadi

Tambakrejo, Kecamatan dalam suatu organisasi yang

Semarang Utara, Kota Semarang? melibatkan sekelompok orang.

1.3 Tujuan Penelitian Program merupakan salah

1. Mengetahui efektivitas program satu bentuk dari kebijakan publik.


Hal ini dapat dilihat dari klasifikasi
CSR PT. Pertamina di
Tambakrejo, Kecamatan bentuk kebijakan publik. Di dalam

Semarang Utara, Kota Semarang. telaah kebijakan publik, program


menjadi salah satu kegiatan yang
2. Mengetahui faktor penentu dapat dievaluasi. Evaluasi terhadap
keefektifan program CSR PT. suatu program dimaksudkan untuk
Pertamina di Tambakrejo, meningkatkan efektivitas kegiatan.
Kecamatan Semarang Utara, Kota Hal tersebut sesuai dengan
Semarang. pernyataan dari Moekijat (2010:15)

1.4 Kajian Teori bahwa evaluasi merupakan suatu


penilaian guna menentukan nilai

Administra Paradigma Manajeme


suatu program. Suatu program akan
si Publik Adm. n Publik berjalan baik apabila direncanakan
Publik
dengan baik.

Corporate Efektifitas
Social Faktor Menurut Rubin dan Babbie
Penentu Program
Responsibili dalam Cahyanto (2015:5)
Efektifitas
ty
Program
menyatakan bahwa:

Pemberdayaa
n Masyarakat
“program evaluation Pengukuran efektivitas suatu
primarily in connection to program dimaksudkan untuk menilai
assessing the effectiveness of keseluruhan pelaksanaan program,
programs in attaining their kinerja, capaian dan hasil program,
formal goals. Asking whether sehingga dapat dibuat keputusan
a program is achieving a mengenai kelanjutan suatu program.
successful outcome is perhaps
B. Faktor Penentu Efektivitas
the most significant
Program
evaluative question we might
ask and probably the question Pelaksanaan sebuah program di
that immadiately comes to dalam sebuah organisasi mempunyai
mind when we think about faktor-faktor yang akan
program evaluation”. mempengaruhi keberhasilannya
dalam mencapai sebuah tujuan
Jadi, evaluasi program yang
program tersebut. Cheema dan
utamanya berkaitan untuk menilai
Rondinelli menyatakan dalam Dyah
efektivitas program dalam mencapai
dan Arif (2014:98) empat faktor
tujuan. Menanyakan sebuah program
yang mempengaruhi efektivitas dan
sukses dalam mencapai hasil yang
dampak dari suatu program yaitu:
mungkin merupakan pertanyaan
1. Kondisi lingkungan
evaluatif paling signifikan yang
Berasal dari budaya, kondisi
dapat kita ajukan dan mungkin
ekonomi, kondisi sosial,
pertanyaan yang segera terlintas
hukum dan dari kondisi alam
dalam pikiran ketika kita berpikir
(geografis).
mengenai evaluasi sebuah program.
2. Hubungan antar organisasi
Pengukuran efektivitas suatu
Di dalam melaksanakan suatu
program dimaksudkan untuk menilai
program, tentu terdapat
keseluruhan pelaksanaan program,
hubungan berbagai pihak
kinerja, capaian dan hasil program,
yang terlibat atau
sehingga dapat dibuat keputusan
mengenai kelanjutan suatu program.
stakeholders yang berkaitan 2. Kapasitas Entitas
dengan pelaksanaan program. (Kelembagaan)

3. Sumber daya organisasi Berbeda dengan


untuk implementasi program pengembangan kapasitas

Pihak-pihak yang individu (pribadi) yang lebih

menjalankan program yang menekankan pada kualitas

berguna bagi masyarakat. individu untuk dirinya sendiri,


pengembangan kapasitas
4. Karakteristik dan kemampuan
entitas/organisasi lebih
agen pelaksana
ditekankan kepada
Sumber daya yang terlibat dalam pengembangan mutu
proses pelaksanaan program entitas/organisasi.
menjadi penentu tercapainya
3. Kapasitas Sistem
tujuan program. Para pelaksana
program ini harus memiliki Perkembangan peradaban telah
kemampuan dan kompetensi di menunjukan pentingnya
bidang yang sesuai dengan jejaring antar pemangku
program. kepentingan. Bahkan jejaring
Mardikanto (2012: 70) telah berkembang menjadi
mengungkapkan bahwa dalam proses sumberdaya yang harus terus
pemberdayaan masyarakat menerus dikembangkan demi
diperngaruhi oleh penguatan terwujudnya tujuan/efektivitas
kapasitas yang terdiri dari: organisasi/individu.

1. Kapasitas Individu C. Corporate Social Responsibility

Pengembangan kapasitas Menurut Untung (2009:1) Corporate


pribadi, meliputi Sosial Responsibility (CSR) adalah
pengembangan kapasitas komitmen perusahaan atau dunia
kepribadian dan bisnis untuk berkontribusi dalam
pengembangan keprofesionalan pengembangan ekonomi yang
berkelanjutan dengan memperhatikan
tanggung jawab sosial perusahaan untuk memperkuat dan atau
dan menitikberatkan pada mengoptimalkan keberdayaan (dalam
keseimbangan antara perhatian arti kemampuan dan atau keunggulan
terhadap aspek ekonomis, sosial dan bersaing) kelompok lemah dalam
lingkungan. masyarakat, termasuk individu-
individu yang megalami masalah
Adapun definisi CSR
kemiskinan.
Menurut Kotler dan Nancy dalam
Gassing (2016:163) mengemukakan 2. METODE PENELITIAN
bahwa Corporate Social
Penelitian ini merupakan penelitian
Responsibility (CSR) didefinisikan
yang bersifat deskriptif, dengan
sebagai komitmen perusahaan untuk
metode pendekatan kualitatif. Di
meningkatkan kesejahteraan
dalam penelitian ini penentuan
komunitas melalui praktik bisnis
informan dilakuka secara purposive,
yang baik dan mengkontribusikan
dengan kriteria pihak-pihak yang
sebagian sumber daya perusahaan.
mengetahui dan terlibat langsung
D. Pemberdayaan Masyarakat dalam pelaksanaan program CSR PT.
Pertamina di Tambakrejo yaitu
Peran Corporate Social
masyarakat Tambakrejo penerima
Responsibility perusahaan yaitu
bantuan CSR sebanyak lima orang
pembangunan berkelanjutan dapat
dan petugas Community
dilakukan melalui upaya
Development Officer TBBM
pemberdayaan masyarakat. Menurut
Semarang Group sejumlah satu
Anwas (2013:3) pemberdayaan
orang.
masyarakat merupakan upaya
menjadikan masyarakat berdaya dan Jenis data yang digunakan
mandiri, mampu berdiri diatas adalah data kualitatif yang berupa
kakinya sendiri. kata-kata, skema, maupun gambar
yang diperoleh dari wawancara dan
Menurut Mardikanto dan
observasi.
Soebiato (2013:16) pemberdayaan
merupakan serangkaian kegiatan
Teknik pengumpulan data 3.1 Pemahaman Program
dilakukan melalui wawancara
Dapat dikatakan bahwa sebagian
mendalam dengan informan
besar pengetahuan dan pemahaman
didukung dengan observasi dan studi
informan tentang program CSR PT.
dokumentasi. Untuk menganalisis
Pertamina di Tambakrejo sudah
data digunakan teknik dengan
cukup baik. Pengetahuan dan
melakukan reduksi data, penyajian
pemahaman informan mengenai
data, verifikasi / penarikan
program CSR PT. Pertamina ini
kesimpulan, triangulasi sumber.
didapat dari mulut ke mulut dari
3. HASIL DAN PEMBAHASAN tokoh masyarakat seperti Ketua RT
dan Ketua RW yang mengikuti
Guna mengetahui efektivitas
musyawarah rembug kelurahan
program CSR PT. Pertamina di
ketika CSR PT. Pertamina ini akan
Tambakrejo, penulis menggunakan
diadakan. Selain itu, pengetahuan
teori dari Sutrisno dalam Indrayani
dan pemahaman program CSR PT.
dan Niswah (2017:3) dengan
Pertamina ini juga didapat dari
indikator pemahaman program,
cerita-cerita masyarakat yang telah
ketepatan sasaran, ketepatan waktu,
mengikuti atau menjadi penerima
tercapainya tujuan, dan perubahan
manfaat dari salah satu program
nyata. Sesuai dengan teori tersebut,
CSR. Sehingga banyak masyarakat
program CSR PT. Pertamina di
yang tahu tentang program-program
Tambakrejo dapat dikatakan efektif
CSR apa saja yang dilakukan oleh
apabila kelima indikator tersebut
PT. Pertamina di Tambakrejo.
tercapai. Dari hasil penelitian
diketahui bahwa efektivitas program Pengetahuan dan pemahaman
CSR PT. Pertamina di Tambakrejo beberapa informan tentang program
belum efektif dilihat dari masing- CSR PT. Pertamina di Tambakrejo
masing indikator yang belum tidak secara keseluruhan. Beberapa
tercapai. Untuk lebih jelasnya dapat tidak mengetahui beberapa program
dijelaskan pada masing-masing poin- yang dilaksanakan di Tambakrejo.
poin berikut: Hal tersebut dikarenakan kurangnya
sosialisasi langsung yang dilakukan Selain itu, faktor penentu yang lain
oleh pihak perusahaan (PT. yaitu kondisi masyarakat
Pertemina). Informasi mengenai Tambakrejo ini mempengaruhi
program CSR biasanya didapat dari penerimaan sikap mereka terhadap
pihak kelurahan setempat, kemudian keberadaan CSR Pertamina yang
disampaikan kepada ketua RT di dilaksanakan di lingkungannya.
lingkungan Tambakrejo untuk Beberapa konflik antar kelompok
disampaikan kepada masyarakat. seperti kecemburuan penerima
Selain itu, ada kecenderungan sifat bantuan CSR terutama dalam bidang
apatis dalam masyarakat di ekonomi dan kesehatan.
lingkungan Tambakrejo, sehingga
3.2 Tepat Sasaran
tidak ada keinginan dari masyarakat
untuk mencari tahu (kurang peduli) Dapat dikatakan bahwa program
akan program-program yang CSR Pertamina di Tambakrejo telah
dilaksanakan di lingkungannya. tepat sasaran. Program CSR bidang
lingkungan telah sesuai dengan
Faktor penentu dalam
kondisi lingkungan wilayah
indikator ini adalah Faktor
Tambakrejo yang terkena kerusakan
terbatasnya sumberdaya manusia
lingkungan. Di bidang pendidikan,
dalam pelaksanaan program CSR
dengan diadakannya PAUD yang
Pertamina di Tambakrejo
dibutuhkan anak usia dini di
dikarenakan petugas Community
Tambakrejo dan kegiatan pendidikan
Development Program (CDO) hanya
wirausaha pengelolaan bebek yang
berjumlah satu orang. Kurang
dapat menjadi tambahan penghasilan
optimalnya peran CDO disini dapat
bagi ibu-ibu di Tambakrejo. Di
dilihat dari jawaban informan
bidang infrastruktur pembuatan
mengenai peran langsung petugas
gedung PAUD dan peninggian jalan
Pertamina dalam pelaksanaan CSR.
sangat dibutuhkan sebagai akses
Kurangnya jumlah CDO ini juga
utama di wilayah Tambakrejo.
menghambat efektivitas pelaksanaan
CSR Pertamina di Tambakrejo.
Di dalam bidang kesehatan Beberapa program CSR seperti di
penerima bantuan masih terbatas bidang lingkungan dan kesehatan
kepada perajin terasi dan peternak dilaksanakan sesuai dengan rencana
bebek saja, namun, penyuluhan yang telah ditetapkan. Sedangkan
tentang cara-cara hidup sehat kepada dalam bidang pendidikan, kesehatan,
masyarakat Tambakrejo secara dan ekonomi berjalan kurang sesuai
umum tidak ada. Sedangkan, dalam dengan waktu yang telah ditetapkan.
bidang ekonomi, manfaat dari Ketidaktepatan waktu pelaksanaan
program CSR Pertamina kurang kegiatan dikarenakan kesibukan
dirasakan. pihak pendamping dari UNNES yang
kadang memiliki kesibukan di luar
Faktor penentu dalam
kegiatan. Selain itu, semakin
indikator ini adalah Faktor anggaran
menurunnya semangat para peserta
yang terbatas juga mempengaruhi
penerima program seperti kurangnya
efektivitas pelaksanaan program
dukungan keluarga, ketidak-sabaran
CSR Pertamina di Tambakrjeo.
mereka dalam memperoleh hasil
Anggaran yang digelontorkan
secara finansial, dan kurangnya
pertamina dalam pelaksanaan CSR
fasilitas yang memadai.
Pertamina MOR IV Jateng dan DIY
di Tambakrejo ditentukan oleh 3.4 Tercapainya tujuan
Pertamina pusat. Pihak Pertamina
Di bidang pendidikan masyarakat
MOR IV telah membuat rincian
Tamabkrejo telah sangat terbantu
anggaran sebelum kegiatan ataupun
dengan keberdaan PAUD yang
program CSR dilaksanakan, akan
memberikan akses pendidikan
tetapi anggaran tidak selalu sesuai
kepada anak usia dini di Tambakrejo.
dengan rincian anggaran yang telah
Sedangkan untuk kegiatan
diajukan.
pendidikan wirausaha pengelolaan
3.3 Tepat Waktu bebek tidak dapat mencetak
wirausaha baru dan hanya
Program CSR PT. Pertamina di
berlangsung sesaat
Tambakrejo sudah tepat waktu.
Di bidang kesehatan yang terhadap pertambahan pegawai,
bertujuan agar peternak bebek dan peningkatan pendapatan, dan
perajin terasi memproduksi terasi dan produktivitasnya.
telur bebek sesuai dengan standart
Di bidang lingkungan tujuan
kesehatan tidak tercapai. Hal ini
untuk menjadikan Tambakrejo
dikarenakan perajin terasi dan
menjadi kawasan yang hijau telah
peternak bebek menginginkan cara
tercapai dengan penanaman lebih
yang praktis dan tidak ribet dalam
dari 23.000 bibit mangrove selama
proses produksi dan beternak
tahun 2018 yang dapat menahan
mereka.
abrasi, mengurangi dampak rob dan
Di bidang ekonomi program- land subsidance serta menjadi tempat
program yang dilaksanakan berhenti bertelurnya ikan.
begitu saja. Selain itu, bedasarkan
Di bidang infrastruktur
hasil penelitian menunjukan bahwa
peninggian jalan telah berhasil
program CSR di bidang ekonomi
menyediakan sarana dan prasarana
yang telah dilaksanakan tidak
transportasi yang lancar sebagai
mampu meningkatkan kreativitas
penghubung antar pemukiman.
masyrakat. Hal ini dikarenakan
Sedangkan dalam kegiatan
masyarakat takut untuk mencoba hal
pembuatan PAUD telah
baru dalam berkreasi, sehingga
meningkatkan kualitas pendidikan
masyarakat tidak dapat
anak usia dini di Tambakrejo.
mengembangkan program-program
yang diikuti. Akibatnya, program Faktor penentu dalam
pengelolaan pasca panen telur indikator ini adalah Kapasitas
melalui pelatihan pembuatan telur individu dalam KPL CAMAR yang
asin berhenti begitu saja. Sedangkan mempunyai motivasi untuk
dalam kegiatan peningkatan melestarikan lingkungan dan
produtivitas dan kualitas pada pengetahuan mendalam tentang
industri kecil terasi tidak mangrove dan di Di bidang
memberikan dampak yang signifikan pendidikan motivasi Ibu Rosmiati
untuk menggerakan kembali kegiatan CAMAR dalam berkomunikasi,
belajar mengajar PAUD Asyifa memberikan inovasi dan solusi atas
dengan kemampuannya merupakan masalah serta memotivasi anggota
faktor pendorong dalam efektivitas sudah sangat baik. Selain itu, aspek
program CSR PT. Pertamina di dukungan Pertamina juga
Tambakrejo. mempengaruhi kapasitas kelompok,
yang dapat dilihat dari bantuan-
Selain mendapat
bantuan yang diberikan.
pendampingan dan pelatihan dari
program CSR PT. Pertamina Selain itu, faktor penentu lain yaitu
bekerjasama dengan Unnes. faktor alam juga ikut mempengaruhi
Pendampingan dari dinas-dinas yang efektivitas program CSR Pertamina
terait dari instansi Pemerintah Kota di Tambakrejo. Wilayah Tambakrejo
Semarang yaitu Dinas Kelautan dan yang sering terkena rob dan abrasi
Perikanan dalam hal konservasi, akibat reklamasi pantai dirasa sangat
Dinas Kehutanan dan Pertanian mengganggu aktivitas warga. Faktor
dalam hal pembibitan, dan Badan alam ini sangat berdampak pada
Lingkungan Hidup. Dari pihak pelaksanaan program CSR Pertamina
akademisi (UNNES, UNDIP, dan terutama dalam bidang lingkungan
beberapa kampus di Kota Semarang) yaitu penanaman mangrove.
juga menjadi pendorong tercapainya Keberhasilan pohon mangrove
efektivitas program. tumbuh besar sangat ditentukan
dengan besarnya ombak dan faktor
Kapasitas kelompok dapat
cuaca. Selain bidang lingkungan,
dilihat beberapa aspek salah satunya
faktor alam ini juga sangat
kapasitas individu. Pendampingan
berdampak pada bidang infrastruktur
dan pelatihan yang telah diberikan
dimana dengan terjadinya rob akan
kepada anggota KPL CAMAR
merusak jalan yang telah dibangun.
membuat ketrampilan anggota KPL
Selain itu, rob tentu saja juga
CAMAR menjadi lebih terasah.
menghambat pelaksanaan program
Dalam aspek leadership, kemampuan
yang telah ditentukan sebelumnya
bapak Jureimi selaku Ketua KPL
Faktor lain yaitu faktor Pertamina yaitu perbaikan higienitas
anggaran. Anggaran yang dan sanitasi untuk kandang peternak
digelontorkan pertamina dalam dan tempat perajin terasi, pemberian
pelaksanaan CSR Pertamina MOR APD, dan pengawasan higinitas dan
IV Jateng dan DIY di Tambakrejo sanitasi tidak ada perubahan dalam
ditentukan oleh Pertamina pusat. proses pembuatan terasi. Beberapa
Pihak Pertamina MOR IV telah kebiasaan seperti tidak memakai
membuat rincian anggaran sebelum APD bagi pekerja, tidak melakukan
kegiatan ataupun program CSR cuci tangan sebelum dan sesudah
dilaksanakan, akan tetapi anggaran aktifitas, menjemur terasi di pinggir
tidak selalu sesuai dengan rincian jalan, sisa limbah terasi menumpuk
anggaran yang telah diajukan. masih di jumpai di lapangan.
Seharusnya sebuah perusahaan dapat Sedangkan, dalam kegiatan
membangun konsep penganggaran pemeriksaan kesehatan bagi
yang efektif efisien serta menjaga peternak, perajin terasi dan
kesinambungan fiskal melalui upaya keluarganya yang telah dilakukan
peningkatan kualitas belanja atau dengan jumlah pasien sebanyak 176
quality spending, yang dimulai dari orang, telah sedikit membantu
pelaksanaan program/kegiatan oleh menangani kesehatan peternak,
fungsi organisasi yang tepat. perajin terasi dan keluarganya pada
saat kegiatan masih dilaksanakan.
3.5 Perubahan Nyata
Namun sayangnya, kegiatan tersebut
Kondisi masyarakat sebelum tidak diimbangi dengan pencegahan
adanya CSR Pertamina di bidang preventif (penyuluhan). Sehingga
kesehatan tidak jauh berbeda dengan ketika kegiatan tersebut dihentikan,
kondisi masyarakat setelah adanya masyarakat tidak melakukan
CSR Pertamina. Hal ini dapat dilihat pengecekan kesehatan lagi.
dari beberapa permasalahan yang Perubahan nyata dalam bidang
tidak terselesaikan dan tidak kesehatan terlihat dalam kegiatan
memberikan perubahan. Setelah pengolahan limbah produksi dimana
dilakukannya kegiatan CSR peternak dan pengrajin terasi telah
mengetahui pengolahan limbah dari produksi, jumlah pegawai, dan
produksi mereka. pendapatan keuntungan yang didapat
oleh para perajin terasi dan peternak
Kondisi lingkungan
bebek yang tidak mengalami banyak
Tambakrejo sebelum adanya
peningkatan
program CSR yaitu sering terkena
rob, adanya penurunan tanah, kdan Kondisi jalan utama di
abrasi. Keberadaan KPL CAMAR Tambakrejo sebelum adanya
tidak hanya berdampak pada program CSR sangat rusak dan
lingkungan Tambakrejo menjadi becek. Setelah adanya program CSR
hijau, tetapi juga memberikan Pertamina di bidang infrastruktur
dampak pada bidang ekonomi dirasa sangat membantu mereka
dengan terjualnya bibit mangrove dalam meningkatkan kelancaran arus
senilai Rp. 92.400.000,00 pada tahun lalu lintas masuk dan keluar
2016-2018. Pada bidang sosial dan Tambakrejo, hal tersebut tentu saja
pengembangan sumberdaya manusia mendorong produktivitas
KPL CAMAR telah memberdayakan perekonomian. Sedangkan
20 orang anggota ditambah 14 ibu- pembangunan gedung untuk PAUD
ibu anggota kelompok MERAH dan rumah pintar dapat dirasakan
DELIMA serta 1 kelompok nelayan, perubahannya dengan kehadiran
oleh sebab itu dengan adanya KPL gedung tersebut di wilayah
CAMAR telah membentuk 34 orang Tambakrejo. Masyarakat yang
masyarakat sadar lingkungan. mempunyai anak-anak usia dini dan
ingin membaca di rumah pintar dapat
Kondisi ekonomi masyarakat
mengunjungi gedung tersebut yang
Tambakrejo sebelum adanya
sebelumnya anak-anak usia dini
program CSR Pertamina dapat
harus bersekolah di desa lain.
dikategorikan rendah. Program
ekonomi yang berfokus pada perejin Perubahan nyata dengan
terasi dan peternak bebek dirasa adanya pelaksanaan PAUD di
tidak memberikan perubahn. Hal Tambakrejo dapat dilihat dari
tersebut dapat dilihat dari kenaikan keaktifan anak-anak usia dini di
Tambakrejo. Menurut penuturan program CSR Pertamina di
Bapak Yazid (48 Tahun) selaku lingkungannya tidak secara
anggota KPL CAMAR dengan keseluruhan. Hal tersebut
adanya PAUD Asyifa tersebut dikarenakan kurangnya informasi
terdapat perubahan dalam perilaku dan sosialisasi. Sumber informasi di
anak-anak di Tambakrejo, seperti dapatkan dari tokoh masyarakat dan
bertambahnya sopan santun dan cerita dari masyarakat yang telah
kreativitas anak-anak Tambakrejo. mengikuti atau menjadi penerima
Sedangkan dalam kegiatan manfaat dari salah satu program
pendidikan wirausaha hasil CSR.
peternakan bebek, perubahan yang
b. Ketepatan Sasaran,
dirasakan yaitu pengetahuan dalam
ketepatan sasaran program belum
membuat olahan-olahan hasil ternak
maksimal. hal tersebut dikarenakan
bebek seperti telur asin pada ibu-ibu
penerima bantuan masih terbatas
PKK
kepada perajin terasi dan peternak
4. PENUTUP bebek saja, Sedangkan, dalam
bidang ekonomi, manfaat dari
4.1 Kesimpulan
program CSR Pertamina kurang
Bedasarkan hasil penelitian yang dirasakan.
telah dilakukan maka dapat diambil
c. Ketepatan Waktu, beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
program CSR seperti di bidang
1. Efektivitas program CSR PT. lingkungan dan kesehatan
Pertamina di Tambakrejo belum dilaksanakan sesuai dengan rencana
efektif, dilihat dari 5 indikator yang yang telah ditetapkan. Sedangkan
dikemukakan oleh Sutrisno dalam dalam bidang pendidikan, kesehatan,
Indrayani dan Niswah (2017:3. dan ekonomi berjalan kurang sesuai
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dengan waktu yang telah ditetapkan.
poin-poin berikut:
d. Beberapa program CSR
a. Pemahaman program, Pertamina di Tambakrejo telah
Pengetahuan masyarakat terhadap
mampu mencapai tujuan yang Anggaran yang digelontorkan
ditetapkan perusahaan, seperti: di pertamina dalam pelaksanaan CSR
bidang pendidikan, lingkunga, dan Pertamina MOR IV Jateng dan DIY
infrastruktur. Sedangkan program di Tambakrejo ditentukan oleh
kesehatan dan ekonomi tidak dapat Pertamina pusat. Pihak Pertamina
mencapai tujuan yang telah MOR IV telah membuat rincian
ditetapkan perusahaan. anggaran sebelum kegiatan ataupun
program CSR dilaksanakan, akan
e. Perubahan nyata,
tetapi anggaran tidak selalu sesuai
perubahan nyata dapat dikatakan
dengan rincian anggaran yang telah
belum maksimal. beberapa program
diajukan.
yang telah memberikan dampak yaitu
program pendidikan, lingkungan, dan b. Faktor Lingkungan, faktor
infrastruktur. Sedangkan program lingkungan terdiri dari lingkungan
ekonomi belum dapat memberikan dan karakteristik masyarakat.Kondisi
dampak peningkatan pendapatan masyarakat Tambakrejo yang
masyarakat dan program kesehatan memiliki pendapatan dan pendidikan
yang tidak dapat memberikan rendah mempengaruhi penerimaan
dampak pola hidup sehat kepada sikap mereka terhadap keberadaan
masyarakat. CSR Pertamina yang dilaksanakan di
lingkungannya. sedangkan faktor
2. Faktor penentu efektivitas
lingkungan Tambakrejo yang sering
program CSR PT. Pertamina di
terkena rob dan abrasi menghambat
Tambakrejo dilihat dari:
pelaksanaan dan pengembangan
a. Faktor Sumberdaya, faktor program.
terbatasnya sumberdaya manusia
c. Penguatan Kapasitas, dilihat dari
dalam pelaksanaan program CSR
kapasitas individu yang memiliki
Pertamina di Tambakrejo
motivasi untuk berkembang,
dikarenakan petugas Community
Pelatihan dan pendampingan yang
Development Program (CDO) hanya
dilakukan berbagai stakeholder, dan
berjumlah satu orang. Selain itu,
kapasitas kelompok yang dibangun
oleh kapasitas individu dalam melakukan pencocokan jadwal
kelompok, leadership, dan dukungan. kegiatan dengan jadwal
fasilitator dan juga warga
4.2 Saran
penerima pelatihan.
Beberapa saran yang dapat
d. Untuk memaksimalkan
disampaikan adalah sebagai berikut:
ketercapaian tujuan dari
1. Untuk meningkatkan efektivitas masing-masing program, maka
program CSR PT. Pertamina di perlu untuk menambah jumlah
Tambakrejo maka saran dari sarana dan prasaran di dalam
penulis adalah: bidang pendidikan, untuk
program pemberdayaan
a. Untuk memaksimalkan
ekonomi dan kesehatan, maka
pemahaman warga tambakrejo
perlu untuk menyesuaikan
mengenai program CSR PT.
program dengan kebutuhan
Pertamina, maka perlu
warga.
melakukan peningkatan
sosialisasi program kepada e. Untuk memaksimalkan
warga dan menambah peran perubahan nyata dari masing-
pihak PT. Pertamina dalam masing program, maka perlu
pendampingan program CSR di untuk melakukan kegiatan
Tambakrejo. preventif di dalam program
kesehatan, dan di dalam
b. Untuk memaksimalkan
program pemberdayaan
ketepatan sasaran, maka perlu
ekonomi, maka perlu untuk
melakukan penyesuaian
pendampingan pemasaran
program CSR dengan
produk guna meningkatkan
kebutuhan dan harapan warga
pendapatan masyarakat.
melalui rembug warga dalam
proses perencanaan program. 2. Untuk mengatasi faktor-faktor
yang menghambat dalam pencapaian
c. Untuk memaksimalkan
efektivitas program CSR PT.
ketepatan waktu, maka perlu
Pertamina, berkaitan dengan membuat program bedasarkan
sumberdaya manusia, maka perlu potensi sumberdaya alam yang
penambahan sumberdaya manusia dimiliki.
pada divisi HSE yang bertanggung
Daftar Pustaka
jawab dalam pelaksanaan praktik
CSR PT. Pertamina. Penambahan Anwas, Oos M. 2013. Pemberdayaan
Sumberdaya manusia tersebut, Masyarakat di Era Global.
Bandung; Alfabeta
diharapkan dapat meringankan
kinerja staff saat ini yang hanya Arikunto, Suharsini. 2004. Dasar-
dasar suatu evaluasi
berjumlah satu orang, selain itu, pendidikan. Jakarta: Bumi
penambahan SDM juga akan Asksara
menambah kinerja serta
Indrayani, Eni Zahrotin, dan Niswah,
produktivitas divisi HSE dalam Fitrotun. 2017. Efektivitas
Program Pengolahan
melaksanakan praktik CSR PT. Administrasi Desa Secara
Pertamina, sumberdaya keuangan Elektronik (PADE) di Desa
Mantup Kecamatan Mantup
maka perlu menambah jumlah
Kabupaten Lamongan.
anggaran untuk pelaksanaan CSR Surabaya : Ilmu Administrasi
Negara : FISH UNESA.
PT. Pertamina di Tambakrejo agar
pelaksanaan program CSR dan Mardikanto, Totok dan Poerwoko
Soebiato. 2013.
manfaat yang diterima oleh
Pemberdayaan Masyarakat
masyarakat dapat maksimal, dalam Perspektif Kebijakan
karakteristik masyarakat, maka perlu Publik. Bandung : Penerbit
Alfabeta
melakukan pertemuan rutin dengan
tokoh masyarakat Tambakrejo oleh Moekijat. 2010. Sumberdaya
Manusia. Bandung: CV
pihak PT. Pertamina untuk
Pusaka Satia
mengetahui situasi dan kondisi
Mutiarin, Dyah, Arif, Zaenudin.
terkini dari masyarakat Tambakrejo
2014. Manajemen Birokrasi
dan mencegah terjadinya dan Kebijakan Penelusuran
Konsep dan Teori.
kesalahpahaman dengan masyarakat
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Tambakrejo, karakteristik
Untung, Hendrik Budi, 2009.
lingkungan, maka perlu untuk Corporate Social
Responsibility. Jakarta: Sinar
Grafika.

Mardikanto, Totok dan Poerwoko


Soebiato. 2013.
Pemberdayaan Masyarakat
dalam Perspektif Kebijakan
Publik. Bandung : Penerbit
Alfabeta

Jurnal

Cahyanto, Rahayu. 2015. Evaluasi


Program Penguatan
Perempuan Usaha Kecil
(PUK) (Evaluasi Sumatif
Terhadap Program
Penguatan PUK yang
dilakukan asosiasi
pendamping perempuan
usaha kecil di Solo). Vol 16
No 1.

You might also like