Professional Documents
Culture Documents
Pengaruh Terapi Bermain Dalam Menurunkan Kecemasan Pada Anak Sebagai Dampak Hospitalisasi Di RSUD Ambarawa
Pengaruh Terapi Bermain Dalam Menurunkan Kecemasan Pada Anak Sebagai Dampak Hospitalisasi Di RSUD Ambarawa
Abstrak
Anak terkadang lebih rentan sakit, sehingga tidak jarang harus
dirawat dirumah sakit. Hospitalisasi merupakan suatu keadaan krisis
pada anak, saat anak sakit dan dirawat dirumah sakit. Hospitalisasi
terjadi karena anak berusaha untuk beradaptasi dengan lingkungan
asing dan baru yaitu rumah sakit sehingga kondisi tersebut menjadi
stressor baik terhadap anak maupun keluarga. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh terapi bermain dalam menurunkan
kecemasan sebagai dampak hospitalisasi. Jenis penelitian ini adalah
quasy eksperiment dengan desain one group pre test- dan post test
design. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik non probability
sampling dengan accidental sampling dengan jumlah sampel yang
diambil 30 subjek. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata rata
kecemasan sebelum dilakukan terapi bermain di RSUD Ambarawa
didapatkan bahwa nilai rata rata sebesar 20.77, nilai minimum 5, nilai
maksimum 34 dan standardeviasi 8.310 sedangkan kecemasan setelah
dilakukan terapi bermain di RSUD Ambarawa didapatkan bahwa
nilai rata rata sebesar 14.87, nilai minimum 7, nilai maksimum 24 dan
standardeviasi 5.290. Hasil akhir penelitian ini adalah ada pengaruh
(46.7%) dan anak dengan jenis kelamin Sedangkan umur responden paling banyak
perempuan sebanyak 16 anak (53.3%). berusia antara 0-1 tahun sebanyak 23 anak (%).
Analisis Univariat
Tabel 2. Statistik Deskriptif Kecemasan sebelum diberikan Terapi Bermain
Variabel Mean StandarDeviasi Median Nilai Nilai Maksimum
Minimum
Kecemasan 17.67 8.310 19.00 5 34
Sumber: data primer diolah 2018
Pada anak hospitalisasi yang belum diberikan kondisi tersebut belum pernah dialami
terapi bermain bisa saja anak mengalami sebelumnya dimana hal itu juga akan dapat
kecemasan dan stress dimana hal itu menimbulkan gangguan perkembangan. Selain
diakibatkan karena adanya perpisahan, itu dampak jangka pendek kecemasan yang
kehilangan control, ketakutan mengenai tidak ditangani yaitu anak dapat melakukan
kesakitan pada tubuh, serta nyeri dimana penolakan terhadap tindakan perawatan dan
pengobatan yang diberikan dimana hal itu kemampuan intelektual dan serta fungsi imun.
berpengaruh terhadap lamanya hari rawat Dengan adanya terapi bermain diharapkan
memperberat kondisi anak dan dapat dapat menguragngi kecemasan yang ada
menyebabkan kematian, sedangkan dampak sehingga diharapkan akan menurunkan lama
jangka panjang dari anak sakit dan dirawat hari perawatan dirumah sakit dan tingkat
akan menyebabkan kesulitan dan kemampuan kecemasan anak terhadap tindakan perawatan
membaca yang buruk, memiliki gangguan yang dilakukan akan berkurang.
bahasa, perkembangan kognitif, menurunnya
Dari Hasil penelitian didapatkan bahwa dari perkembangan koginitif bahasa fisik,
responden yang diberikan terapi bermain maupun sosial dan emosional.
didapatkan hasil adanya penurunan kecemasan Pada saat anak dirawat dirumah sakit, anak
pada anak hospitalisasi sebelum dan sesudah. akan mengalami berbagai perasaan yang
Bermain dalam Zellawati (2011) bermain sangat tidak menyenangkan seperti marah,
merupakan salah satu sarana yang digunakan takut, cemas, sedih dan nyeri. Perasaan
dalam mengatasi permasalahan anak yang tersebut merupakan dampak dari hospitalisasi
dimana dapat dilakukan baik di dalam maupun yang dialami anak karena menghadapi
diluar ruangan, akan tetapi untuk di dalam beberapa stressor yang ada di lingkungan
ruangan memerlukan persiapan dengan baik rumah sakit. Dengan melakukan permainan
mengenai alat permaianan yang akan anak akan terlepas dari ketegangan dan stress
digunakan untuk membantu anak yang dialaminya karena dengan melakukan
mengekspresikan perasaaannya baik senang, permainan anak akan dapat mengalihkan rasa
sedih, marah, dendam, tertekan atau emosi sakitnya pada permainan.
yang lain.Halinisejalandengan Wong, et alal Terapi bermain yang dilakukan dalam
(2008) menyebutkan bahwa bermain sangat penelitian ini yaitu untuk anak usia 0-1 tahun
penting bagi mental, emosional dan menggunakan terapi bermain berupa
kesejahteraan social anak. Kebutuhan bermain menyusun donat warna-warni, untuk usia 1-3
tidak berhenti saat anak sakit atau dirumah tahun menggunakan terapi bermain menyusun
sakit, karena bermain dapat meminimalkan puzzle, untuk anak usia 4-6 tahun
masalah perkembangan anak. menggunakan boneka tangan, dan 6-12 bisa
Tujuan dari terapi bermain menurut Saputro dengan menggunakan puzzle dan mewarnai
(2017) adalah agar anak dapat melanjutkan gambar.
fase tumbuh kembang secara optimal,
mengembangkan kreativitas anak sehingga Analisis Bivariat
anak dapat beradaptasi lebih efektif terhadap Analisa bivariat digunakan untuk mengetahui
stress. Terapi bermain dapat membantu anak pengaruh Terapi Bermain terhadap kecemasan
menguasai kecemasan dan konflik dengan sebagai dampak hospitalisasi di RSUD
ketegangan mengendor dalam permainan, anak Ambarawa. Sebelum dilakukan pengujian
dapat menghadapi masalah kehidupan, hipotesis terlebih dahulu dengan Shapiro wilk
memungkinkan anak menyalurkan kelebihan didapatka nnilai sig pre=0.156 dan post
energy fisik dan melepaskan emosi yang =0.002, dapat disimpulkan bahwa data
tertahan. Permainan juga sangat mendukung berdistribusi tidak normal,oleh karena itu
pertumbuhan dan perkembangan anak baik pengujian dilanjutkan dengan uji wilcoxon
dengan α sebesar 0.05
Tabel 4 Pengaruh Terapi Bermain Terhadap Kecemasan sebagai dampak hospitalisasi di RSUD
Ambarawa
Variabel Intervensi N mean + SD Min Max P value
Kecemasan Pre 30 17.67 8.310 5 34 0.03
Post 30 14.87 5.290 7 24
Sumber: data primer diolah 2018
lama dan jumlah masuk rumah sakit, dan jenis
Perbedaan kecemasan pada anak setelah prosedur yang dijalani di rumah sakit.
diberikan terapi bermain di RSUD Ambarawa. Hospitalisasi berulang dan lama rawat lebih
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis terlebih dari 4 minggu dapat berakibat gangguan di
dahulu dilakukan uji normalitas menggunakan masa yang akan datang.
uji Shapiro wilk didapatkan nilai sig pre=0.156 Gangguan perkembangan juga merupakan
dan post= 0.002, dengan demikian dapat dampak negative dari hospitalisasi, penelitian
dikatakan bahwa data berdistribusi tidak yang dilakukan oleh lilis murtutik dan wahyuni
normal, kemudian dilanjutkan dengan dalam Utami, Y (2014) menunjukkan bahwa
menggunakan uji wilcoxon test. semakin sering anak menjalani hospitalisasi
Analisis untuk mengetahui peran terapi berisiko tinggi mengalami gangguan pada
bermain dalam menurunkan kecemasan pada perkembangan motorik kasar.
anak sebagai dampak hospitalisasi Anak yang sakit dimungkinkan di rawat di
menggunakan α=0.05, perhitungan rumah sakit khusus anak atau di rumah sakit
menggunakan aplikasi computer dapat umum yang memiliki fasilitas ruangan khusus
ditunjukkan pada table 5.4 dapat diketahui untuk anak. Perlu mempertimbangkan
terjadi perubahan kecemasan anak yang kebutuhan dan perkembangan anak dengan
mengalami hospitalisasi di RSUD Ambarawa. mempersiapkan sarana di unit perawatan anak
Penurunan nilai rata-rata kecemasan dari 17.67 dengan perabotan yang berwarna cerah dan
menjadi 14.87. Dari hasil analisis diketahui p sesuai dengan usia anak, dekorasi ruangan
value = 0.003.(< 0.05) yang artinya bahwa p yang menarik dan familiar bagi anak, serta
value < 0.05, sehingga hipotesis dalam adanya ruang bermain yang dilengkapi
penelitian ini diterima dimana secara statistic berbagai macam alat bermain.
dapat dikatakan terdapat perbedaan yang Menurt marks (1998) dalam Utami, Y(2014),
signifikan kecemasan anak yang dihospitalisasi tempat bermain sebaiknya memiliki area yang
setelah diberikan terapi bermain di RSUD luasuntuk memfasilitasi mobilitas kursi roda,
Ambarawa. standar infus dan anak yang terpasang traksi.
Hospitalisasi dapat dianggap sebagai sesuatu Keberagaman alat bermain sesuai dengan usia
pengalaman yang mengancam dan dapat dan kebutuhan anak penting dimiliki untuk
dianggap sebagai stressor, serta dapat melengkapi tempat bermain tersebut.
menimbulkan krisis bagi anak dan keluarga. Meskipun tempat bermain penting disediakan
Hal tersebut terjadi dimana kondisi anak tidak di setiap bangsal anak terdapat beberapa
memahami mengapa dirawat, sehingga akan kondisi yang memungkinkan anak tidak dapat
terjadi stress dengan adanya perubahan akan terlibat di dalam tempat bermain. Situasi ini
status kesehatan, lingkungan dan kebiasaan menharuskan perawat lebih kreatif untuk
sehari hari dan keterbatasan mekanisme memberikan kesempatan bermain pada anak
koping. Anak-anak dapat bereaksi terhadap (Utami, Y,2014).
stress hositalisasi sebelum, selama, dan setelah Terapi bermain diharapkan dapat menjadi
pemulangan. Konsep sakit yang dimiliki oleh alternative dalam menangani kecemasan anak.
anak bahkan lebih penting bila dibandingkan Agar anak dapat bermain secara efektif
dengan usia dan kematangan intelektual dalam dirumah sakit. Hal ini didukung oleh berbagai
memperkirakan kecemasan. penelitian yang dilakukan diantaranya oleh
Berkembangnya gangguan emosional jangka Kaluas I, Ismanto dan Kundre (2015)
panjang merupakan dampak dari hospitalisasi. didapatkan hasil bahwa terapi bermain puzzle
Gangguan emosional tersebut terkait dengan dan bercerita juga efektif dalam penurunan
kecemasan anak usia prasekolah selama Astarani, Kili.2017. Hospitalisasi dan terapi
hospitalisasi di ruang anak manado. bermain anak. Jawa Timur: Adjie Media
Perawat dapat menggunakan terapi bermain Nusantara
untuk membantu menurunkan stress dan Campbell, Marilyn. 2009. Innovative ways to
kecemasan pada anak yang berhubungan assist young anxious children. Journal
dengan hospitalisai. Bermain yang of Queensland University of Technology
dimaksudkan adalah permainan therapeutic Candrawati, R.D. 2016. Hospitalisasi pada
(therapeutic play), yaitu, upaya yang dilakukan anak, apaperan nursing pediatric?.
untuk membantu melanjutkan perkembangan Artikelhttp://dinkes.inhukab.go.id/?p=4
normal yang memungkinkan anak berespon 122
lebih efektif terhadap situasi yang sulit seperti Kaluas I, Ismanto dan Kundre. 2015.
pengalaman pengobatan,merupakan permainan Perbedaan terapi bermain puzzle dan
bentuk kecil berfokus pada bermain sebagai bercerita terhadap kecemasan anak usia
mekanisme perkembangan dan peristiwa yang prasekolah (3-5 tahun) selama
kritis seperti hospitalisasi, terdiri dari aktivitas- hospitalisasi di ruang anak RS TK.III R.
aktivitas yang tergantung dengan kebutuhan W. Mongisidi manado.e-jurnal
perkembangan anak maupun lingkungan, dan Keperawatan Universitas Sam
dapat disampaikan dalam berbagai bentuk yang Ratulangi
diantaranya adalah wayang interaktif, seni Lelblanc,M.2010. A meta- analysis of play
ekspresi atau kreatif, permainan boneka dll therapy outcomes. Counseling
(Utami, 2014) Psychology Quarterly. Counseling
Psychology Quarterly, Pages 376-390.
Simpulan dan saran Musfiroh. 2013. Bermain dan permainan anak.
Terdapat penurunan tingkat kecemasan pada Saputro,Heri&Fazrin, Intan. 2017. Anak Sakit
anak akibat hospitalisasi antara sebelum dan Wajib Bermain Di Rumah Sakit.
sesudah dilakukan terapi bermain RSUD Sukorejo: Forikes
Ambarawa yaitu nilai rata rata sebesar 20.77, Utami, Yuli.2014. Dampak Hospitalisasi
nilai minimum 5, nilai maksimum 34 dan Terhadap Perkembangan Anak.Jurnal
standar deviasi 8.310 menjadi nilai rata rata Imiah WIDYA Volume 2 Nomor 2 Mei
sebesar 14.87, nilai minimum 7, nilai –Juli 2014
maksimum 24 dan standar deviasi 5.290. Ada Wong,D,L. 2009.Buku Ajar Keperawatan
pengaruh terapi bermain terhadap penurunan Pediatrik (Vol.Volume 1).Jakarta:EGC
kecemasan anak sebagai dampak hospitalisasi Wowiling, Ismanto, & Babakal. 2014.
di RSUD Ambarawa dengan P-value =0.003< Pengaruh Terapi Bermain Mewarnai
α=0.0. Gambar Terhadap Tingkat Kecemasan
Disarankan pada tempat penelitian terutama Pada Anak Usia Pra Sekolah Akibat
perawat atau bidan agar dapat melakukan Hospitalisasi Di Ruangan Irina E Blu
terapi bermain pada anak satu persatu pada Rsup. Prof. Dr. R. D. Kandou Manado.
tempat mereka dirawat (dengan tujuan untuk Jurnal Keperawatan Fakultas
menghindari infeksi nosocomial) di rumah s kedokteran samratulangi manado
akit di waktu senggang karena dapat diaksesdihttps://media.neliti.com/media
mengurangi kecemasan pada anak sehingga /publications/105672-ID-pengaruh-
anak dapat kooperatif dengan tindakan terapi-bermain-mewarnai-gambar.pdf
pengobatan yang dilakukan. Bagi Keluarga Zellawati, Alice. 2011. Terapi Bermain untuk
Diharapkan dapat meminimalkan dampak mengatasi permasalahan pada anak.
hospitalisasi dengan mempersiapkan anak Majalah informatika vol.2 no.3,
menghadapi pengalaman rumah sakit. September 2011
DAFTAR PUSTAKA
Adriana, Dian.2011. Tumbuh Kembang dan
Terapi Bermain Anak. Jakarta: Salemba
Medika