You are on page 1of 12

Pengembangan Buku Saku Matematika Berbasis Mind Map

Inggit Ganarsih1, Muhamad ali Misri2 dan Hendri Raharjo3


1
Tadris Matematika, Fakultas Ilmu Tarbiah dan Keguruan,
IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Indonesia
inggitganarsih@syekhnurjati.ac.id
2
Tadris Matematika, Fakultas Ilmu Tarbiah dan Keguruan,
IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Indonesia
alimisri@syekhnurjati.ac.id
3
Tadris Matematika, Fakultas Ilmu Tarbiah dan Keguruan,
IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Indonesia
hendri.iainsnj@gmail.com

Abstract
Research with the title of developing a mathematical pocket book based on mind map that aims to find
out: (1) Develop mind map-based mathematics pocket books that are suitable for use in mathematics learning.
(2) Knowing the effectiveness of mind map-based mathematics pocketbooks used in the mathematics learning
process. This research was conducted on VIII grade students of SMP Negeri 12 Kota Cirebon in March-April
2019. The sample of this study was 23 students of class VIII. This study uses the R & D (Reseach and
Development) method. Data was collected using questionnaire and test. The data obtained were analyzed using
statistical hypothesis testing. The results of the data analysis are as follows: based on the validity of 2 material
experts with an average percentage of 78.81% with appropriate criteria and 2 media experts with an average
percentage of 79.86% with eligible criteria. And the value of tcount is 4.512 and t table is found at the error
level of 0.05 with the number of sample data (n) that is 23 and the degree of freedom (dk) = N - 2 = 21, then t
table is 1.72074. So it can be concluded that t table < thitung is (1,72074 < 4,512), so that the decision can be taken
Ho rejected and Ha accepted, meaning that the development of mind map based pocket book teaching materials
is effectively used in learning.

Keywords: Development, Pocket Book, Mind Map.

PENDAHULUAN

Sumber belajar adalah segala sesuatu atau daya yang dapat dimanfaatkan oleh guru,
baik secara terpisah maupun dalam bentuk gabungan, untuk kepentingan belajar mengajar
dengan tujuan meningkatkan efektivitas dan efisiensi tujuan pembelajaran (AECT, 1997, hal.
32). Sumber belajar juga diartikan sebagai segala tempat atau lingkungan sekitar, benda, dan
orang yang mengandung informasi dapat digunakan sebagai wahana bagi peserta didik untuk
melakukan proses perubahan tingkah laku (Depdiknas, 2008, hal. 5). Sadiman mendefinisikan
sumber belajar sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk belajar, yakni dapat berupa
orang, benda, pesan, bahan, teknik, dan latar (Sumiati, Widyastuti, & Wulan, 2017, hal. 89).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa sumber belajar adalah segala sesuatu yang mengandung
informasi yang dapat dimanfaatkan oleh guru untuk kepentingan belajar mengajar sehingga
mempermudah peserta didik dalam mencapai tujuan belajar.

Bahan ajar merupakan bagian dari sumber belajar, bahan ajar memiliki peranan penting
dalam proses pembelajaran, dengan adanya bahan ajar akan memudahkan guru dalam
menyampaikan materi dan siswa akan lebih mudah memahami apa yang disampaikan oleh guru.
Hal ini diperkuat dengan pengertian bahan ajar dalam Depdiknas (2008, hal. 7) yaitu segala
bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan
belajar mengajar, bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis.
Tugas guru tidak hanya menyampaikan informasi kepada peserta didik, tetapi harus
menjadi fasilitator yang bertugas memberikan kemudahan belajar kepada seluruh peserta didik,
agar mereka dapat belajar dalam suasana yang menyenangkan (Mulyasa, 2008, hal. 54).
Pembelajaran yang menarik, efektif, dan menyenangkan tidak cukup membutuhkan bahan ajar
yang instan atau tinggal pakai. Seorang pendidik dituntut kreativitasnya untuk mampu
menyusun bahan ajar yang inovatif, variatif, menarik, dan sesuai dengan kebutuhan peserta
didik agar proses pembelajaran menjadi menarik, efektif, dan menyenangkan (Prastowo, 2011,
hal. 23).

Kenyataan dilapangan, sebagian besar pendidik masih menggunakan bahan ajar yang
konvensional, yaitu bahan ajar yang tinggal pakai yang sudah disediakan dari sekolah seperti
buku paket dan LKS. Tanpa ada upaya merencanakan, menyiapkan, dan menyusun bahan
ajarnya sendiri.

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan selama kegiatan PPL, terlihat bahwa
sebagian besar siswa belum memanfaatkan buku paket yang telah disediakan sekolah dengan
sebaik mungkin. Hal itu tampak ketika sebagian besar siswa dalam proses pembelajaran tidak
membawa buku paket yang telah disediakan sekolah tersebut. Berdasarkan hasil wawancara
dengan beberapa siswa kelas VIII SMP Negeri 12 Kota Cirebon, beberapa siswa mengatakan
bahwa mereka malas membawa buku paket karena ukurannya yang besar dan tebal sehingga
kurang praktis untuk dibawa kemana saja dan juga buku paket yang dirasa kurang menarik
bagi siswa dikarenakan bahan ajar tersebut mempunyai penampilan yang kurang menarik,
kalimat terlalu panjang sehingga siswa kurang tertarik untuk membaca maupun mempelajari
bahan ajar tersebut. Seharusnya seorang siswa harus membawa buku pelajarannya minimal
saat pelajaran itu berlangsung untuk menunjang proses pembelajaran mereka.

Guru sebagai fasilitator dalam proses belajar mengajar diharapkan mampu


mengembangkan gagasan-gagasan yang baru serta inovasi-inovasi baru dalam proses
pembelajaran salah satunya dengan mengembangkan bahan ajar yang sesuai dengan kebutuhan
dan karakteristik siswa.

Buku saku adalah buku berukuran kecil dan dapat dimasukkan kedalam saku, karena
ukurannya yang kecil buku saku ini menjadi unik dan simpel. Pengertian buku saku sendiri
dalam Depdiknas (2018, hal. 230) adalah buku berukuran kecil yang dapat dimasukkan ke dalam
saku dan mudah dibawa kemana-mana. Setyono, Sukarmin, & Wahyuningsih (2013, hal. 72)
mengungkapkan bahwa buku saku adalah buku berukuran kecil, berisi materi ringkas yang bisa
dibawa kemana-mana dan kapan saja bisa dibaca.

Kelebihan buku saku ini jika dibandingkan dengan buku paket adalah sajian materi yang
ringkas, materi yang disajikan dalam buku saku ini lebih sederhana tetapi tidak meninggalkan
konsep yang harus dipahami. Selain itu buku saku ini dilengkapi contoh soal, latihan soal dan
evaluasi yang dapat dijadikan sebagai pengayaan, rangkuman, serta mind map yang mendukung
materi agar siswa lebih mudah memahami materi yang diajarkan. Materi pembelajaran yang
luas akan lebih dipahami siswa dengan mengkontruksikan materi ke dalam suatu gagasan
dalam bentuk mind map. Mind map adalah cara termudah untuk menempatkan informasi ke
dalam otak dan mengambil informasi ke luar dari otak. Mind map adalah cara mencatat yang
kreatif, efektif, dan secara harfiah akan memetakan pikiran-pikiran kita. Mind map juga sangat
sederhana (Buzan, 2008, hal. 12). Selain kelebihan dari segi materi atau isi, kelebihan lain dari
buku saku ini adalah dari segi tampilan. Buku ini didesain lebih bervariasi baik dari warna
maupun gambar dan juga ukuran bukunya yang kecil membuat buku ini praktis untuk dibawa
kemana saja dan dibaca kapan saja, dengan adanya hal tersebut diharapkan siswa tertarik
untuk membaca dan tidak cepat bosan saat belajar.

2
Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengembangkan bahan ajar yang dapat
mempermudah siswa belajar matematika dan dapat dipelajari kapanpun dan di manapun.
Dengan demikian, peneliti akan mengangkat sebuah penelitian pengembangan dengan judul
Pengembangan Buku Saku Matematika Berbasis Mind Map.

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka pertanyaan yang dapat
dirumuskan sebagai berikut: 1) Apakah pengembangan buku saku matematika berbasis mind
map layak digunakan dalam pembelajaran matematika? 2) Apakah buku saku matematika
berbasis mind map efektif digunakan dalam proses pembelajaran matematika?. Adapun tujuan
yang ingin dicapai dalam penelitian adalah: 1) Mengembangkan buku saku matematika berbasis
mind mapyang layak digunakan dalam pembelajaran matematika. 2) Mengetahui efektifitas
buku saku matematika berbasis mind map yang digunakan dalam proses pembelajaran
matematika.

KAJIAN PUSTAKA

1. Bahan Ajar

Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu
guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar, bahan yang dimaksud bisa
berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis. Bahan ajar merupakan seperangkat materi
yang disusun secara sistematis sehingga tercipta lingkungan/suasana yang memungkinkan siswa
untuk belajar (Depdiknas, 2008, hal. 7). Menurut Prastowo (2014, hal. 138-139) Bahan ajar
merupakan segala bahan (baik itu informasi, alat, maupun teks) yang disusun secara sistematis
yang menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai peserta didik dan digunakan
dalam proses pembelajaran dengan tujuan untuk perencanaan dan penelaahan implementasi
pembelajaran, contohnya: buku pelajaran, modul, handout, LKS, model atau maket, bahan ajar
audio, dan bahan ajar interaktif.

Sebuah bahan ajar paling tidak mencakup antara lain: (a) Petunjuk belajar (Petunjuk
siswa/guru); (b) Kompetensi yang akan dicapai; (c) Content atau isi materi pembelajaran; (d)
Informasi pendukung, (d) Latihan-latihan; (e) Petunjuk kerja, dapat berupa Lembar Kerja (LK);
(f) Evaluasi; (g) Respon atau balikan terhadap hasil evaluasi (Depdiknas, 2008, hal. 8).

Dikmenjur mengemukakan bahwa bahan ajar merupakan seperangkat materi/substansi


pembelajaran (teaching material) yang disusun secara sistematis, menampilkan sosok utuh dari
kompetensi yang akan dikuasai siswa dalam kegiatan pembelajaran. Dengan bahan ajar
memungkinkan siswa dapat mempelajari suatu kompetensi atau KD secara runtut dan
sistematis sehingga secara akumulatif mampu menguasai semua kompetensi secara utuh dan
terpadu (Depdiknas, 2008, hal. 6).

Dari beberapa pengertian yang telah disebutkan dapat disimpulkan bahwa bahan ajar
adalah segala bentuk bahan yang berisikan materi pembelajaran yang disusun secara sistematis
yang menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai peserta didik yang
digunakan untuk membantu guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar.

2. Buku Saku Menggunakan Mind Map

Dalam Depdiknas (2018, hal. 230) buku saku adalah buku berukuran kecil yang dapat
dimasukkan ke dalam saku dan mudah dibawa ke mana-mana. Buku saku merupakan buku
dengan ukuran kecil seukuran saku sehingga efektif untuk di bawa kemana mana dan dapat
dibaca kapan saja pada saat dibutuhkan (Eliana, 2015, hal. 67). Buku saku adalah buku
3
berukuran kecil yang berisi tulisan dan gambar berupa penjelasan yang dapat mengarahkan dan
memberi petunjuk mengenai pengetahuan, dan mudah dibawa kemana-mana (Meikahani &
Kriswanto, 2015, hal. 16). Buku saku atau disebut juga dengan pocket book merupakan buku
berukuran kecil A6 atau seukuran saku yang berisi poin-poin penting terhadap konsep suatu
materi (Kinastiasih, 2013, hal. 14).

Ruang lingkup penggunaan buku saku cukup luas. Buku saku dapat digunakan untuk
sosialisasi atau menyajikan satu topik atau satu materi tertentu yang ditunjukkan untuk
khalayak umum. Buku saku dapat dibuat oleh seorang dokter sebagai media sosialisasi atau
menyajikan materi kesehatan, dibuat oleh perusahaan sebagai media petunjuk penggunaan
produk atau spesifikasi produk, dibuat polisi sebagai media sosialisasi peraturan baru, dibuat
seorang guru untuk memudahkan siswa atau menambah referensi siswa dalam proses
pembelajaran, dan pihak lainnya sebagai kebutuhan (Sari, 2016, hal. 29).

Dari berbagai pengertian mengenai buku saku dapat dipahami bahwa buku saku adalah
buku berukuran kecil berisi informasi berupa poin-poin penting sehingga efektif untuk di bawa
kemana saja dan di baca kapan saja.

Mind map adalah cara termudah untuk menempatkan informasi kedalam otak dan
mengambil informasi keluar dari otak, mind map adalah cara mencataat yang kreatif, efektif dan
secara harfiah akan “memetakan” pikiran-pikirn kita, mind map juga sangat sederhana (Buzan,
2008, hal. 4). Mind map merupakan suatu cara untuk mempermudah manusia dalam memahai
sesuatu. Mind map berbentuk cabang-cabang yang memuat materi dengan lebih ringkas ke
dalam suatu bagan, mind map merupakan salah satu cara kreatif yang dapat digunakan dalam
pembelajaran (Sari, 2016, hal. 34).

Menurut Windura (2013, hal. 12) mendefinisikan mind map sebagai:

 Sistem belajar dan berpikir yang menggunakan kedua belah otak;

 Sistem belajar dan berpikir yang menggunakan otak sesuai dengan cara kerja alaminya;

 Sistem belajar dan berpikir yang mengeluarkan seluruh potensi dan kapasitas otak
penggunanya yang masih tersembunyi;

 Sistem belajar dan berpikir yang mencerminkan apa yang terjadi secara internal didalam
otak kita saat belajar dan berpikir;

 Sistem belajar dan berpikir yang mencerminkan secara visual apa yang terjadi pada otak
anda saat belajar dan berpikir.

Mind map adalah suatu teknis grafis yang memungkinkan kita untuk mengeksplorasi
seluruh kemampuan otak kita untuk keperluan berpikir dan belajar (Windura, 2016, hal. 16).

Berdasarkan uraian yang ada dapat disimpulkan bahwa mind map adalah cara mencatat
yang kreatif dan efektif berbentuk cabang-cabang yang memuat materi dengan lebih ringkas
untuk mempermudah manusia dalam memahai sesuatu.

METODOLOGI

Penelitian yang digunakan adalah metode penelitian dan pengembangan (Research and
Development). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan model ADDIE yang merupakan
singkatan dari Analysis, Design, Development or Production, Implementation or Delivery, and
Evaluation yang dikembangkan oleh Reiser dan Mollenda (1990-an).

4
Prosedur pengembangan yang dilakukan terdiri dari 5 tahap, yaitu:

Melakukan analisis kurikulum


Analysis dan analisis kebutuhan siswa
dengan mencari masalah dan
menentukan solusnya.

Membuat desain bahan ajar


Design
buku saku

 Pembuatan produk
Develompment
 Validasi
 Revisi

Implementation Uji coba

Mengetahui kelayakan dan


Evaluation
efektifitas buku saku yang
dibuat dan dikembangkan.

Gambar 1
Desain Penelitian
Sampel kelas VIII A dupilih secara Cluster random sampling. Teknik pengumpulan data
dalam penelitian ini menggunakan wawancara, lembar validasi ahli, instrumen tes, dan Angket.
Wawancara dalam penelitian ini digunakan untuk mengambil data awal saat analisis
kebutuhan. Wawancara yang dilakukan adalah dengan wawancara tidak terstruktur atau
wawancara terbuka. Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dan peneliti
tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap
untuk pengumpulan datanya (Sugiyono, 2017, hal. 140). Lembar validasi ahli digunakan untuk
memperoleh data tentang kualitas bahan ajar buku saku matematika berbasis mind map. Tes
adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur
keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau
kelompok (Zainal, 2012, hal. 66). Tes ini untuk mengukur efektifitas buku saku matematika
berbasis mind map yang dikembangkan. Angket merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2017, hal. 142). Angket digunakan untuk mengetahui
respon siswa terhadap pengembangan bahan ajar buku saku matematika berbasis mind map
yang disusun peneliti, sedangkan untuk pengisian angkat dilaksanakan setelah berakhirnya
seluruh proses pembelajaran.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi uji normalitasdan uji
homogenitas. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi
normal atau tidak dan uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah data yang didapat
berasal dari populasi yang homogen atau tidak. Setelah data tergolong berdistribusi normal dan
homogen, selanjutnya melakukan analisis regresi linier. Analisis ini bertujuan untuk
memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan
atau penurunan dan untuk mengetahui arah hubungan anatar independen dengan variabel
dependen apakah positif atau negatif.

5
HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada penelitian dilakuakn validasi expert judgement untuk ahli materi dan ahli media.
Berikut adalah hasil lembar validasi dari ahli materi:

Tabel 1
Hasil Lembar Validasi Ahli Materi Bahan Ajar Buku Saku Matematika Berbasis Mind Map

Penilaian
Indikator Kelayakan
Indikator
Kesesuaian materi dengan KI
79,16% Layak
dan KD
Keakuratan materi 72,50% Layak
Kemutakhiran materi 81,25% Sangat layak
Mendorong keingintahuan 100,00% Sangat Layak
Teknik penyajian 75,00% Layak
Pendukung penyajian 77,08% Layak
Penyajian pembelajaran 87,50% Sangat Layak
Koherensi dan keruntutan
75,00% Layak
alur pikir
Lugas 79,16% Layak
Komunikatif 75,00% Layak
Dialogis dan interaktif 75,00% Layak
Kesesuaian dengan
81,25% Sangat Layak
perkembangan peserta didik
Kesesuaian dengan kaidah
81,25% Sangat layak
bahasa
Mind map 77,50% Layak
Rata-rata 78,81% Layak

Berdasarkan Tabel 1, jelas bahwa presentase keseluruhan untuk ahli materi yaitu
78,81% dengan kriteria layak digunakan dalam proses pembelajaran matematika. Berikut
adalah hasil lembar validasi dari ahli media:

Tabel 2
Hasil Lembar Validasi Ahli Media Bahan Ajar Buku Saku Matematika Berbasis Mind Map

Penilaian
Indikator Kelayakan
Indikator
Ukuran buku saku 87,50% Sangat Layak
Desain sampul buku saku
75,00%
(cover)
Desain isi buku saku 76,38% Layak
Lugas 75,00% Layak
Komunikatif 75,00% Layak
Dialogis dan interaktif 75,00% Layak
Kesesuaian dengan
75,00% Layak
perkembangan peserta didik
Kesesuaian dengan kaidah
75,00% Layak
bahasa
Rata-rata 79,86% Layak

6
Berdasarkan Tabel 2, jelas bahwa presentase keseluruhan untuk ahli media yaitu 79,86%
dengan kriteria layak digunakan dalam proses pembelajaran matematika.

Selain lembar validasi peneliti juga menggunakan angket, untuk mengetahui respon
siswa terhadap bahan ajar Buku Saku Matematika Berbasis Mind Map. Tabel interprestasi
kriteria indikator pada angket respon siswa terdapat pada gambar dibawah ini:

Tabel 3
Hasil Angket Respon Siswa terhadap Penggunaan Buku Saku Matematika Berbasis Mind Map

Nomor Butir
No Indikator Persentase Kriteria
Soal
1 Penyajian materi 1, 2, 3, 4 86% Sangat Baik
2 Kejelasan tampilan, warna, dan
6, 7, 8, 9 82% Sangat Baik
gambar
3 Kejelasan simbol dan lambang 10 76% Baik
4 Keterbacaan teks 11 87% Sangat Baik
5 Kejelasan istilah 12 84% Sangat Baik
6 Kemudahan dalam belajar 13, 15 85% Sangat Baik
7 Motivasi siswa dalam belajar 5, 16, 17 80% Sangat Baik
8 Tanggapan siswa 14, 18, 19, 20 83% Sangat Baik
Komulatif 20 82% Sangat Baik

Berdasarkan Tabel 3 jika dikomulatifkan dari tiap indikator maka presentasenya sebesar
82%. Dengan demikian, hasil interpretase angket respon pada peserta didik kelas VIII A
terhadap buku saku matematika berbasis mind map pada pokok bahasan statistika adalah
sangat baik. Peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa buku saku matematika yang peneliti
kembangkan mendapat respon yang sangat baik dari para peserta didik terhadap buku saku
matematika berbasis mind map.

Hasil penelitian diperoleh data tentang hasil belajar matematika siswa melalui tes. Data
tersebut bertujuan untuk mengetahui hasil belajar matematika siswa setelah mendapatkan
pembelajaran dengan menggunakan bahan ajar buku saku matematika berbasis mind map.
Hasil belajar yang dimaksud adalah nilai yang mengacu pada kriteria ketuntasan minimal
(KKM) yaitu sebesar 75. Tes yang diujicobakan adalah butir tes yang sudah valid dan reliabel
untuk dapat digunakan. Diperoleh data yang sudah dikelompokkan sesuai kriteria ketuntasan
minimal (75%) sebagai berikut:

Tabel 4
Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa

Kategori Ketercapaian
Jumlah Siswa yang Tuntas 18 Siswa
Jumlah Siswa yang Belum Tuntas 5 Siswa
Nilai Maksimum 93
Nilai Minimum 66
Rata-rata 81,82
Siswa Belum Tuntas (%) 22%
Ketuntasan Klasikal (%) 78%

7
Berdasarkan Tabel 4 diketahui bahwa jumlah siswa yang tuntas secara individu
sebanyak 18 siswa dari 23 siswa dengan ketuntasan belajar secara klasikal 78%, sehingga hasil
belajar siswa telah memenuhi ketuntasan klasikal yaitu lebih atau sama dengan 75% dengan
rata-rata nilai 81,82. Berdasarkan hasil nilai post-test, dapat disimpulkan bahwa bahan ajar
buku saku matematika berbasis mind map efektif digunakan untuk siswa SMP kelas VIII.

Analisis Data

Uji prasyarat analisis yaitu meliputi uji normalitas dan uji homogenitas. Pengujian ini
dilakukan menggunakan bantuan program SPSS Versi 21.

Tabel 5
Hasil Uji Normalitas

Berdasarkan Tabel 5 dengan menggunakan uji Kolmogorof-Smirnov dapat diketahui


bahwa nilai signifikansi kedua data adalah 0,578 dan 0,372, karena signifikansi data angket
respon siswa 0,578 > 0,05 dan data tes hasil belajar 0,372 > 0,05, dapat disimpulkan bahwa data
tersebut berdistribusi normal.

Tabel 6
Hasil Uji Homogenitas

Berdasarkan Tabel 6 nilai signifikansi yang diperoleh yaitu 0,140. Hal ini menunjukkan
nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data sampel tersebut
mempunyai varian yang sama atau homogen.

Uji linieritas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel mempunyai huubungan
yang linier atau tidak secara signifikan. Uji ini digunakan sebagai prasyarat dalam analisis
regresi linier. Adapun hasil pengujian dapat dilihat pada Tabel 7.

8
Tabel 7
Hasil Uji Linieritas

Berdasarkan Tabel 7 dapat diketahui bahwa nilai signifikansi pada Linierity sebesar
0,02. Karena signifikansi kurang dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa antara variabel
respon penggunaan bahan ajar buku saku matematika berbasis mind map dengan hasil belajar
terdapat hubungan yang linier.

Tabel 8
Hasil Regresi Linier Sederhana

Berdasarkan Tabel 8 diketahui nilai a = 30,466 dan b = 0,744 dengan demikian


persamaan regresi yang digunakan untuk memprediksi hasil belajar siswa dengan pembelajaran
menggunakan bahan ajar buku saku matematika berbasis mind map yaitu = 0,466+ 0,744𝑋.

Berdasarkan persamaan tersebut, jika bahan ajar buku saku matemmatika berbasis
mind map (X) bernilai 0 maka hasil belajar matematika siswa ( ̂ ) bernilai 30,466. Dengan
demikian, jika bahan ajar buku saku matemmatika berbasis mind map (X) mengalami kenaikan
satu kali maka kemampuan kreativitas belajar matematika siswa ( ̂ ) meningkat sebesar 0,796.
Karena koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif anatara bahan ajar buku saku
matemmatika berbasis mind map terhadap hasil belajar matematika siswa. Semakin tinggi
penggunaan bahan ajar buku saku matemmatika berbasis mind map maka semakin meningkat
hasil belajar matematika siswa.

Karena , maka hoipotesis yang telah dirumuskan H a diterima


dan H0 ditolak, artinya penggunaan buku saku matemmatika berbasis mind map berpengaruh
signifikan terhadap hasil belajar matematika. Untuk mengetahui besar pengaruh maka dapat
dilihat dari Tabel 9.

Tabel 9
Hasil Koefisien Determinasi

9
Berdasarkan Tabel 9 diketahui nilai R Square = 0,492. Hal ini berarti pengaruh
penggunaan bahan ajar buku saku matematika berbasis mind map (variabel x) dengan hasil
belajar siswa (variabel y) yaitu sebesar 49,2%.

Pembahasan

Berdasarkan perhitungan dari ahli materi bahwa presentase keseluruhan untuk ahli
materi yaitu 78,81% dengan kriteria layak digunakan dalam proses pembelajaran matematika.
Berdasarkan perhitungan ahli media bahwa presentase keseluruhan untuk ahli media yaitu
79,86% dengan kriteria layak digunakan dalam proses pembelajaran matematika. Selain itu,
berdasarkan perhitungan validitas menggunakan CVR didapat nilai minimum 1 karena jumlah
panelis kurang dari 5. Oleh karena itu, bahan ajar buku saku matematika berbasis mind map
layak digunakan dalam proses uji coba di lapangan tanpa perlu direvisi. Tetapi, komentar dan
saran dari ahli materi dijadikan pertimbangan untuk peneliti dalam menyempurnakan bahan
ajar buku saku matematika berbasis mind map yang peneliti kembangkan.

Respon siswa terhadap buku saku matematika berbasis mind map Jika dikomulatifkan
dari tiap indikator maka presentasenya sebesar 82%. Dengan demikian, hasil interpretase
angket respon pada peserta didik kelas VIII A terhadap buku saku matematika berbasis mind
map pada pokok bahasan statistika adalah sangat baik. Peneliti dapat menarik kesimpulan
bahwa buku saku matematika yang peneliti kembangkan mendapat respon yang sangat baik
dari para peserta didik terhadap buku saku matematika berbasis mind map.

Selain itu, untuk mengukur keefektifan bahan ajar buku saku yang dikembangkan juga
dilihat dari presentase skor hasil belajar siswa serta pengaruh yang ditimbulkan signifikan
setelah melakukan pembelajaran menggunakan bahan ajar buku saku matematika berbasis
mind map. Adapun presentase ketuntasan hasil belajar siswa setelah menggunakan buku saku
matematika berbasis mind map ini dapat dilihat dari persentase skor hasil belajar siswa yaitu
78% siswa berhasil mencapai ketuntasan sedangkan 22% belum tuntas. Kriteria keefektifan
terpenuhi jika peserta didik yang mencapai ketuntasan lebih besar atau sama dengan 75%. Dari
hasil tes yang diberikan setelah pembelajaran menggunakan bahan ajar buku saku matematika
berbasis mind map diperoleh bahwa rata-rata hasil belajar siswa secara keseluruhan, nilainya
berada di atas KKM yaitu 81,82. Hal ini mengindikasikan peserta didik mampu menyerap
pelajaran dengan baik dengan menggunakan bahan ajar buku saku matematika berbasis mind
map yang dikembangkan.

Berdasarkan hasil uji regresi linier sederhana menggunakan software SPSS 21 diperoleh
nilai thitung sebesar 4,512 dan ttabel dicari pada taraf kesalahan 0,05 dengan jumlah data sampel (n)
yaitu 23 dan drajat kebebasan (dk) = N – 2 = 21 maka diperoleh ttabel sebesar 1,72074. Jadi dapat
disimpulkan bahwa ttabel < thitung yaitu (1,72074 < 4,512), sehingga dapat diambil keputusan Ho
ditolak dan Ha diterima (signifikan). Artinya terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan
buku saku matematika berbasis mind map terhadap hasil belajar siswa. Besar pengaruh
penggunaan buku saku matematika berbasis mind map terhadap hasil belajar siswa SMP Negeri
12 Kota Cirebon adalah 49,2%.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pengembangan bahan ajar buku saku matematika
berbasis mind map yang peneliti lakukan pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 12 Kota Cirebon,
peneliti dapat menyimpulkan sebagai berikut: 1) Pengembangan bahan ajar buku saku
matematika berbasis mind map mengacu pada langkah-langkah pengembangan ADDIE, yaitu
analysis, design, development, implementation, evaluation. Penilaian rancangan bahan ajar buku
saku matematika berbasis mind map yang dilakukan dengan validasi oleh ahli materi dan ahli
10
media. Berdasarkan hasil validitas dari 2 ahli materi dengan presentase rata-rata sebesar
78,81% dan 2 ahli media dengan presentase rata-rata sebesar 79,86% kualitas produk yang yang
dikembangkan ini termasuk dalam kategori layak untuk digunakan dalam proses pembelajaran.
2) Setelah penelitian dan pengembangan berlangsung dan hasil data yang diperoleh dianalisis,
maka peneliti mendapatkan hasil yang cukup memuaskan. Pengukuran keefektifan buku saku
matematika berbasis mind map dilakukan dengan menggunakan tes. Hasil evaluasi yang
didapat adalah ketuntasan secara klasikal sebesar 78% dan nilai rata-rata peserta didik sebesar
81,82 > KKM yang berarti efektif, sedangkan respon peserta didik terhadap buku saku
matematika berbasis mind map bernilai sangat baik. Berdasarkan hasil regresi linier sederhana
diperoleh nilai thitung sebesar 4,512 dan ttabel dicari pada taraf kesalahan 0,05 dengan jumlah data
sampel (n) yaitu 23 dan drajat kebebasan (dk) = N – 2 = 21 maka diperoleh ttabel sebesar 1,72074.
Jadi dapat disimpulkan bahwa ttabel < thitung yaitu (1,72074 < 4,512), sehingga dapat diambil
keputusan Ho ditolak dan Ha diterima, artinya bahwa pengembangan bahan ajar buku saku
matematika berbasis mind map efektif digunakan dalam pembelajaran.

SARAN

Berdasarkan pembahasan dan hasil kesimpulan seperti yang disebutkan diatas, peneliti
menyampaikan beberapa saran seperti berikut : 1) Buku saku matematika berbasis mind map
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pencapaian hasil belajar siswa. Oleh karena itu,
penulis menyarankan penggunaan penggunaan Buku saku matematika berbasis mind map ini
dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran matematika di sekolah untuk meningkatkan
prestasi sekolah. 2) Bagi siswa diharapkan lebih banyak berperan aktif, mempunyai tanggung
jawab belajar sebagai siswa dan berusaha menyukai pelajaran matematika, karena dengan kita
suka maka secara perlahan kita mengerti pelajaran matematika, sehingga dapat meningkatkan
prestasi belajar matematika secara tidak langsung. 3) Bagi peneliti selanjutnya, karena segala
keterbatasan dan kekurangan dalam pengembangan ini. Penulis mengharapkan perlu adanya
tindak lanjut dari peneliti lain untuk mendesain dan mengembangkan bahan ajar bukan hanya
pada satu pokok bahasan, melainkan juga dikembangkan untuk pokok bahasan yang lain.
penelitian kedepan, bahan ajar yang dikembangkan diharapkan dapat dilaksanakan pada setiap
jenjang pendidikan, bukan hanya untuk SMP saja melainkan untuk SMP/Mts, MA atau SMK
bahkan untuk perguruan tinggi.

DAFTAR PUSTAKA

AECT. (1997). Definisi Teknologi Pendidikan (satuan tugas definisi & teminologi AECT). Jakarta
: Rajawali.

Buzan, T. (2008). Buku Pintar Mind Map. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Depdiknas. (2008). Panduan Pengembangan bahan Ajar. Jakarta: Depdiknas.

Depdiknas. (2018). Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa.

Eliana, D. (2015). Pengaruh Buku Saku Gizi Terhadap Tingkat Pengetahuan Gizi Pada Anak
Kelas 5 Muhammadiyah Dadapan Desa Wonokerto Kecamatan Turi Kabupaten Sleman
Yogyakarta. Kes Mas, 6.

Kinastiasih, A. R. (2013). Pengembangan Pocket Book Berbasis PMRI (Pendidikan Matematika


Realistik Indonesia) untuk Meningkatkan Kemandirian Belajar Siswa. Yogyakarta: UIN
Sunan Kalijaga.
11
Meikahani, R., & Kriswanto, E. S. (2015). Pengembangan Buku Saku Pengenalan Pertolongan
dan Perawatan Cedera Olahraga untuk Siswa Sekolah Menengah Pertama. Jurnal
Pendidikan Jasmani Indonesia, 11.

Mulyasa, E. (2008). Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan


Menyenangkan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Prastowo, A. (2011). Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan Penelitian.


Yogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Prastowo, A. (2014). Pengembangan Bahan Ajar Tematik. Jakarta: Kencana Prenadamedia


Group.

Sari, M. A. (2016). Pengembangan Media Pembelajaran Buku Saku Berbasis Mind Mapping
Materi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat untuk Meningkatkan Hasil Belajar PKn
Kelas IV SDN Tambakaji 02. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Setyono, Y. A., Sukarmin, & Wahyuningsih, D. (2013). Pengembangan Media Pembelajaran


Fisika Berupa Buletin dalam Bentuk Buku Saku untuk Pembelajaran Fisika Kelas VIII
Materi Gaya Ditinjau dari Minat Baca Siswa. Jurnal Pendidikan Fisika, 118.

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantiatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sumiati, A., Widyastuti, U., & Wulan, T. S. (2017). Workshop Pengembangan Bahan Ajar Modul
Berdasarkan Pendekatan Scientific pada Kurikulum 2013 sebagai Sumber Pembelajaran
Guru SMK Di Kabupaten Bekasi. Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Madani (JPMM),
86-95.

Windura, S. (2013). 1st Mind Map. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Windura, S. (2016). Mind Map Langkah Demi Langkah. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Zainal, A. (2012). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset.

12

You might also like