You are on page 1of 10

MANAJEMEN PENIDIDIKAN

“PENGAWASAN / CONTROLLING”

Group 6 :

1. Adibu Dzakwan Putra Kerlis


2. Rekha Dwi Nurul Khotimah
3. Wendy

Lecturer :

DR. H. Ali Akbarjono S.

STUDY PROGRAM OF ENGLISH EDUCATION

FACULTY OF TARBIYAH AND TADRIS

ISLAMIC INSTITUTE OF BENGKULU

2020/2021
PREFACE

Allhamdulillah, Praise and thanksgiving we pray to God Almighty because for the
blessings of His grace and guidance, we were able to complete the paper. This paper is a about
"Controlling" in Manajemen Pendidikan subject.
We are also very grateful to Mr. DR. H. Ali Akbarjono S. as a lecturer who guides and
teaches about management in this course. For the last hopefully through the explanation in this
paper, readers can gain insight. We also hope that this paper is able to explain to readers about
supervision in education management in a precisely and clearly. If there are mistakes and
shortcomings, we are ready to receive input from readers.

Bengkulu, 2021

Writer
TABLE OF CONTENT

COVER

PREFACE

CHAPTER I : INTRODUCTION

CHAPTER II : DISCUSSION

CHAPTER III : CLOSING


CHAPTER I
INTRODUCTION
A. Definition
In a formal education institution, it is necessary to carry out a good system construction
and managerial process. These activities are activities of educational management. Activities in
management itself include the process of planning, organizing, mobilizing, and controlling. In
education management, there are many substantive aspects such as curriculum, students, human
resources, infrastructure, finance and public relations. It is not easy to do it as a whole, especially
when the management process has been running. Therefore, it is very important that the
controlling process is carried out so that the synergy of all aspects runs.
At this stage of supervision, it can actually affect the management planning process in the
future, because with supervision means an evaluation is carried out to find out weaknesses and
errors that occur so that they can be corrected in the management process going forward.
Therefore, supervision must be carried out as well as possible so that the goals achieved can be
realized.
"Supervision is a systematic effort to set implementation standards with planning
objectives, designing feedback information systems, comparing real activities with standards,
determining and measuring deviations and taking corrective actions that ensure that all available
resources have been used effectively and efficiently." (Robert J. Mockler).

The functions of managerial oversight of an educational institution are:

“pengawasan yaitu usaha sistematik menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan


perencanaan, merancang sistem informasi umpan balik, membandingkan kegiatan nyata dengan
standar, menentukan dan mengukur deviasi-deviasai dan mengambil tindakan koreksi yang
menjamin bahwa semua sumber daya yang dimiliki telah dipergunakan dengan efektif dan
efisien.” (Robert J. Mockler).

Adapun fungsi dari pengawasan pada manajerial sebuah instansi pendidikan adalah:
1.      Menghindari terjadinya penyimpangan program
Dengan dilakukan pengawasan, maka program pendidikan yang ditetapkan pada awal
manajemen dapat berjalan berdasarkan perencanaan yang over all.
2.      Meningkatkan kualitas kerja
Dengan menerapkan kontrol manajemen, berarti juga menerapkan fungsi pengawasan kerja,
yang berdampak pada peningkatan kualitas kerja
3.      Memperoleh umpan balik (feed back)
Lewat kontrol manajemen yang dilakukan, maka administrator pendidikan yang melaksanakan
kontrol akan memperoleh pengalaman dan penemuan-penemuan kasus yang dapat dipergunakan
sebagai bahan evaluasi yang nantinya dilakukan penyempurnaan kegiatan kontrol.
4.      Mengajak secara mendidik
Pengawasan manajemen juga dapat berfungsi sebagai terapan. Dengan control, adminstrator
pendidikan dapat menerapkan secara langsung dan tidak langsung, secara efektif dan efisien,
secara persuasif yang bersifat mendidik kepada para personil program untuk memahami untuk
maksud dan tujuan kegiatan yang dilakukan.
5.      Mengukur seberapa jauh pencapaian program pendidikan
Dengan mengetahui seberapa jauh tingkat ukur kemampuan dari manajemen yang diterapkan
maka akan dapat dilakukan proses peningkatan pada tindak lanjut program manajemen
selanjutnya
Fungsi kontrol (pengawasan pendidikan) sangat penting, karena erat kaitannya dengan
pelaksanaan dan hasil yang diharapkan oleh sistem pendidikan. Fungsi kontrol pendidikan tetap
mengacu dalam tiga hal, yakni berfungsi sebagai sensor, komparator, dan activator.
 Pada fungsi sensor, kontrol pendidikan itu mendayagunakan rencana pendidikan sebagai
ukuran yang dimaksudkan untuk mengukur pelaksanaan dan keberhasilan suatu rencana
pendidikan. Pada fungsi komparator bermaksud membandingkan antara hasil pengukuran dan
perencanaan pendidikan yang telah dikembangkan sebelumnya. Fungsi activator dimaksudkan
untuk mengarahkan tindakan manajerial bilamana terjadi suatu perubahan dalam pelaksanaan
sistem pendidikan. Dengan demikian fungsi-fungsi tersebut erat kaitannya dengan kelancaran
jalannya roda organisasi pendidikan, dan ketercapaian hasil pelaksanaan sistem pendidikan
sesuai dengan jenjangnya.

B.     Jenis-jenis Pengawasan
Adapun jenis-jenis pengawasan adalah sebagai berikut:
1.      Pengawasan Intern dan Ekstern,
a.       Pengawasan Intern, pengawasan yang dilakukan oleh orang dari badan atau unit ataupun
instansi di dalam lingkungan unit tersebut. Dilakukan dengan cara pengawasan atasan langsung
atau pengawasan melekat (built in control).
b.      Pengawasan Ekstern, pengawasan yang dilakukan di luar dari badan/unit/instansi tersebut.
UUD 1945 pasal 23E: “Untuk memeriksa pegnelolaan dan tanggung jawab tentang keuangan
negara diadakan suatu Badan Pemeriksa Keuangan yg bebas dan mandiri
2.      Pengawasan Preventif (sebelum kegiatan dilaksanakan) dan Represif (setelah kegiatan
dilaksanakan)
3.      Pengawasan Aktif (dekat) dan Pasif
a.       Pengawasan aktif merupakan jenis pengawasan yang dilaksanakan di tempat kegiatan yg
bersangkutan,
b.      Pengawasan pasif Melakukan penelitian dan pengujian terhadap surat-surat
pertanggungjawaban yang disertai dengan bukti-bukti penerimaan dan pengeluaran.
4.      Pengawasan kebenaran formil menurut hak (rechtmatigheid) dan kebenaran materiil
mengenai maksud & tujuan pengeluaran (doelmatigheid).

C.     Langkah dan Jenis Pengendalian


Mochler dalam Stoner James, A. F. (1988) menetapkan empat langkah dalam proses
pengendalian, yaitu sebagai berikut:
1.      Menentukan standar dan  metode yang digunakan untuk mengukur prestasi.
2.      Mengukur prestasi kerja.
3.      Menganalisis apakah prestasi kerja memenuhi syarat.
4.      Mengambil tindakan pemantik / koreksi
Stoner James, A. F. dan Wankel, Charles (1988) juga mengelompokkan jenis-jenis metode
pengendalian dalam empat jenis, yaitu:
1.      Pengendalian Pra-Tindakan (pre-action control)
Menurut konsep pengendalian, suatu tindakan bias diambil bila sumberdaya manusia, bahan dan
keuangan diseleksi dan tersedia dalam jenis, jumlah dan mutu yang tepat.
2.      Pengendalian Kemudi (Steering Control) atau Pengawasan Umpan Maju (Freeforward
Control)
Metode ini dibentuk untuk mendeteksi penyimpangan dari beberapa standar atau tujuan tertentu
dan memungkinkan pengambilan tindakan koreksi di depan. Bila pemimpin melihat adanya
penyimpangan dia dimungkinkan untuk melakukan koreksi, sekalipun kegiatan belum selesai
dilakukan. Pengendalian ini efektif bila pemimpin pada waktu yang tepat dapat memperoleh
informasi yang akurat.
3.       Pengendalian Secara Skrining atau Pengendalian Ya/Tidak (Screening or Yes/No Control)
Metode ini sangat luas digunakan karena mampu melakukan penelitian ganda, ketika pengmanan
terhadap resiko tindakan manajer sangat diperhatikan. Metode ini fungsional bila prosedur dan
syarat-syarat tertentu disepakati sebelum melakukan kegiatan.

4.      Pengendalian Purna-Karya (Post-Action Control)


Metode pengendalian digunakan untuk melihat adanya penyimpangan arah dan tujuan
perusahaan setelah kegiatan selesai. Pengendalian ini hamper mirip dengan evaluasi yang waktu
pelaks

D.    Fitur Fungsi Pengendalian


Berikut ini adalah karakteristik dari fungsi kontroling:
1.      Kontroling adalah akhir fungsi, fungsi tersebut dilakukan sekali yang
dibuat dalam konformitas dengan rencana.
2.      Kontroling adalah fungsi yang meluas, berarti itu dilakukan oleh manajer pada semua
tingkatan dan dalam semua jenis masalah.
3.      Kontroling adalah melihat ke depan, karena kontrol yang efektif tidak mungkin tanpa masa
lalu dikontrol. Mengontrol selalu melihat ke masa depan sehingga tindak lanjut
dapat dibuat bila diperlukan.
4.      Kontroling  adalah proses dinamis, karena mengendalikan memerlukan mengambil metode
reviewal, perubahan harus dibuat sedapat mungkin.
5.      Kontroling terkait dengan perencanaan, Perencanaan dan Pengendalian adalah dua fungsi
inseperabel manajemen. Tanpa perencanaan, pengendalian adalah latihan berarti dan tanpa
mengontrol, perencanaan tidak berguna. Perencanaan mengandaikan mengendalikan dan
mengontrol perencanaan berhasil.

Menurut Winardi (1990; 380) dalam bukunya Azas-azas Manajemen, dikatakan bahwa prinsip
pengawasan efektif membantu usaha-usaha kita untuk mengatur pekerjaan yang direncanakan
untuk memastikan bahwa pelaksanaan pekerjaan tersebut berlangsung sesuai dengan
rencana. Sementara itu Harold Koontz dan Cyril O’Donnell (1988; 558)mengemukakan Azas-
azas/Prinsip-prinsip Pengendalian /pengawasan sebagai berikut :

a.Prinsip tercapainya tujuan (principle of assurance of objective),

Pengendalian harus ditujukan ke arah tercapainya tujuan, yaitu dengan mengadakan perbaikan
(koreksi) untuk menghindarkan penyimpangan/deviasi dari perencanaan.

b.Prinsip efisiensi pengendalian (principle of efesience of control)

Pengendalian efisiensi ini bertujuan untuk menghindarkan deviasi-deviasi dari perencanaan


sehingga tidak menimbulkan ha-hal lain yang diluar dugaan.

c.Prinsip tanggung jawab pengendalian (Principle of control responbility)

Pengendalian hanya dapat dilaksanakan apabila managr dapat bertanggung jawab terhadap
pelaksanaan rencana.

d.Prinsip pengendalian terhadap masa depan (principle of future control)


Pengendalian yang efektif harus ditujukan ke arah pencegahan, penyimpangan, perencanaan
yang akan terjadi, baik sekarang maupun pada masa yang akan datang.

e.Prinsip pengendalian langsung (principle of direct control)

Tehnik control yang paling efektif adalah mengusahakan adanya bawahan yang berkualitas
baik.

f.Prinsip refleksi perencanaan (principle of reflection of plan)

Perencanaan harus disusun dengan baik, sehingga dapat mencerminkan karakter dan susunan
perencanaan.

g.Prinsip penyesuaian dengan organisasi (principle of organizational)

Pengendalian harus dilaksanakan sesuai dengan struktur organisasi. Manager dan


bawahannya merupakan sasaran untuk melaksanakan rencana.

h.Prinsip pengendalian individual (principle of individually of control)

Pengendalian dan tehnik pengendalian harus sesuai dengan kebutuhan manajer.

i.Prinsip standar (principle of standar)

Control yang efektif dan efesien memerlukan standar yang tepat sebagai tolak ukur
pelaksanaan dan tujuan yang akan dicapai.

j.Prinsip pengawasan terhadap strategis (principle of strategic point control)

Pengendalian yang efektif dan efesien memerlukan perhatian yang ditentukan factor-faktor yng
strategis.

k.Prinsip perkecualian (the exception principle)

Perkecualian ini dapat terjadi keadaan tertentu ketika situasi berubah.

l.Prinsip pengendalian fleksibel (principle of flexibility of control)


Pengendalian harus luwes untuk menghindarkan kegagalan pelaksanaan rencana.

m.Prinsip peninjauan kembali (principle of riview)

System control harus ditinjau berkali-kali agar system yang digunakan berguna untuk mencapai
tujuan.

n.Prinsip tindakan (principle of action)

Pengendalian dapat dilakukan apabila ada ukuran-ukuran rencana orgnisasi, staffing, dan
directing.

Pengendalian dapat dilakukan melalui tahap-tahap yang telah ditentukan berdasarkan


perencanaan yang telah disusun sebelumnya. Pendapat tentang pengendalian banyak
dilakukan oleh para ahli, antara lain menurut pendapat Hasibuan (1990; 225), proses
pengendalian atau control dapat dilakukan melalui tahap-tahap sebagai berikut :

a.Menentukan standar-standar atau dasar untuk melakukan control;

b.Mengukur pelaksanaan kerja;

c.Membandingkan pelaksanaan dengan standar dan menentukan deviasi

d.Melakukan tindakan-tindakan perbaikan jika terdapat penyimpangan (deviasi) agar


pelaksanaan dan tujuan sesuai dengan rencana

Kesimpulan
Fungsi Pengawasan sangatlah penting dalam pelaksanaan manajemen sebuah
organisasi. Terlebih pada instansi pendidikan, pengawasan sangat diperlukan untuk menjamin
bahwa fungsi-fungsi pada manajemen yang telah dikonsepkan berjalan pada jaulur semestinya.
fungsi Pengawasan merupakan proses pengamatan pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi
untuk menjamin agar semua pekerjaan yang sedang dilaksanakan berjalan sesuai dengan
rencana yang telah ditentukan. Pengawasan adalah tanggung jawab pimpinan, tapi karena
tidak mungkin pimpinan melakukan semuanya maka pengawasan dilimpahkan kepada unit
pengawasan.

You might also like