You are on page 1of 26

MAKALAH

Struktur kayu 1
DOSEN PENGAMPU : SUYITNO,S.ST

Disusun Oleh :
VITA TRIYANA
3202124033
TSI 3 A

POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK PDD KABUPATEN


KAPUAS HULU
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PROGRAM STUDI D3 TEKNIK SIPIL
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang dengan rahmat dan
hidayah-nya kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul struktur kayu.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah memenuhi tugas dari dosen pengampu
bapak SUYITNO, S .ST. Pada bidang mata kuliah STRUKTUR KAYU 1. Selain itu, makalah
ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang STRUKTUK KAYU .

Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurna baik segi
penyusunan bahasa,maupun penulisannya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari semua pembaca guna menjadi acuan agar penulis bisa menjadi lebih
baik lagi di masa mendatang.

Semoga makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa bermanfaat untuk
perkembangan dan pengetahuan ilmu pengetahuan.

Putussibau, 4 Oktober 2022


Penyusun

Vita Triyana

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR.....................................................................................................................iii
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................................1
B. Tujuan....................................................................................................................................1
BAB II.............................................................................................................................................2
PEMBAHASAN..............................................................................................................................2
A. Pengertian Kayu.....................................................................................................................2
B. Bagian-Bagian  Kayu..............................................................................................................3
C. Keuntungan kayu.....................................................................................................................4
D. Kerugian kayu.........................................................................................................................4
E. Sifat-sifat kayu.........................................................................................................................4
F. Sifat Fisik Kayu.......................................................................................................................5
G. Sifat Mekanik Kayu................................................................................................................7
H. Macam Penggunaan Kayu.....................................................................................................10
I. Jenis-jenis kayu.......................................................................................................................13
BAB III..........................................................................................................................................21
PENUTUP.....................................................................................................................................21
A. Kesimpulan...........................................................................................................................21
B. Saran......................................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................22

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1: Bagian-bagian kayu...............................................................................................................3


Gambar 2. 2: KAYU JATI........................................................................................................................14
Gambar 2. 3: KAYU MERBAU................................................................................................................14
Gambar 2. 4: KAYU BINGKIRAI............................................................................................................15
Gambar 2. 5: KAYU KAMPER................................................................................................................16
Gambar 2. 6: KAYU KELAPA.................................................................................................................16
Gambar 2. 7: KAYU KARET...................................................................................................................18
Gambar 2. 8: KAYU GELAM........................................................................................................................18
Gambar 2. 9: KAYU ULIN.......................................................................................................................19
Gambar 2. 10: KAYU AKASIA................................................................................................................20

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kehidupan kita sehari-hari, kayu merupakan bahan yang sangat sering
dipergunakan untuk tujuan penggunaan tertentu.  Terkadang sebagai barang tertentu, kayu
tidak dapat digantikan dengan bahan lain karena sifat khasnya.  Kita sebagai pengguna dari
kayu yang setiap jenisnya mempunyai sifat-sifat yang berbeda, perlu mengenal sifat-sifat
kayu tersebut sehingga dalam pemilihan atau penentuan jenis untuk tujuan penggunaan
tertentu harus betul-betul sesuai dengan yang kita inginkan.
Dewasa ini penggunaan kayu sudah beralih ke bahan kontruksi lain yang lebih mudah
didapatkan. Namun walaupun bahan kayu sudah semakin sulit didapat masih ada beberapa
peminat kayu sesuai keperluannya. Karena itulah makalah ini mengangkat tentang kayu
sebagai bahan referensi untuk pertimbangan mengggunakan kayu dengan jenis dan ukuran
seperti apa.
Tumbuhan berkayu muncul di alam diperkirakan pertama kali pada 395 hingga 400
juta tahun yang lalu. Manusia telah menggunakan kayu untuk berbagai kebutuhan sejak
ribuan tahun, terutama untuk bahan bakar dan bahan kontruksi untuk
membuat rumah dan senjata serta sebagai bahan baku industri (misal pengemasan
dan kertas). Kayu bisa dijadikan referensi sejarah mengenai kondisi iklim dan cuaca di masa
pohon tersebut tumbuh melalui variasi jarak antar cincin pertumbuhan.

B. Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk menambah wawasan pembaca
mengenai kayu, jenis dan ukurannya.  Yang akan berguna saat kita diperhadapkan tentang
konstruksi kayu.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kayu
Kayu adalah bagian batang  atau cabang serta ranting tumbuhan  yang mengeras karena
mengalami lignifikasi (pengayuan). Kayu digunakan untuk berbagai keperluan, mulai dari
memasak, membuat perabot (meja , kursi), bahan bangunan (pintu, jendela, rangka atap ),
bahan kertas, dan banyak lagi. Kayu juga dapat dimanfaatkan sebagai hiasan-hiasan rumah
tangga dan sebagainya.
Penyebab terbentuknya kayu adalah akibat akumulasi selulosa dan lignin pada dinding
sel berbagai jaringan di batang. Ilmu kayu (wood science) mempelajari berbagai aspek mengenai
klasifikasi kayu serta sifat-sifat kimia, fisika, dan mekanika kayu dalam berbagai kondisi
penanganan.Kayu mempunyai 4 unsur esensial bagi manusia antara lain:
1. Selulosa merupakan komponen terbesar pada kayu, meliputi 70 % berat kayu.
2. Lignin merupakan komponen pembentuk kayu yang meliputi 18% - 28% dari berat kayu.
Komponen tersebut berfungsi sebagai pengikat satuan srtukturil kayu dan memberikan
sifat keteguhan kepada kayu.
3. Bahan-bahan ekstrasi komponen ini yang memberikan sifat pada kayu, seperti : bau,
warna, rasa, dan keawetan. Selain itu, karena adanya bahan ekstrasi ini, maka kayu bisa
didapatkan hasil yang lain misalnya: tannin, zat warna, minyak, getah, lemah, malam, dan
lain sebagainya.
4. Mineral pembentuk abu, komponen ini tertinggal setelah lignin dan selulosa terbakar
habis. Banyaknya komponen ini 0.2% - 1% dari berat kayu.

2
B. Bagian-Bagian  Kayu

Gambar 2. 1: Bagian-bagian kayu

1. Kulit luar,
Lapisan yang berada paling luat dalam keadaan kering berfungsi sebagai pelindung bagian-
bagian yang lebih dalam pada kayu.
2. Kulit dalam,
Lapisan yang berada di sebelah dalam kulit luar yang bersifat basah dan lunak, berfungsi
mengangkut bahan makanan dari daun ke bagian lain.
3. Cambium,
Lapisan yang berada di sebelah kulit, jaringan ini ke dalam membentuk kayu baru, sedangkan ke
luar membentuk sel-sel jangat (kulit).
4. Kayu gubal,
Berfungsi sebagai pengangkut air berikut zat bahan makanan ke bagian-bagian pohon yang lain.
5. Kayu teras,
Berasal dari kayu gubal, biasanya bagian-bagian sel yang sudah tua dan kosong ini terisi zat-zat
lain yang berupa zat ekstrasi.

3
6. Galih/hati,
Bagian ini mempunyai umur paling tua, karena galih (hati) ini ada dari sejak permulaan kayu itu
tumbuh.
7. Garis teras,
Jari-jari retakan yang timbul akibat penyusutan pada waktu pengeringan yang tidak teratur.
C. Keuntungan kayu
1. Murah dan mudah dikerjakan
2. Mempunyai kekuatan yang tinggi dan bobotnya rendah
3. Mempunyai daya penahan tinggi terhadap pegaruh listrik (bersifat isolasi), kimia,.
4. Bila ada kerusakan dengan mudah dapat diganti dan bisa diperoleh dalam waktu
singkat.
5. Pembebanan tekan biasanya bersifat elastis.
6. Bila terawat dengan baik akan tahan lama.
D. Kerugian kayu
1. Kurang homogen ketidaksamaan sebagai hasil alam.
2. Cacat-cacat pada kayu.
3. Mudah terbakar.
4. Dapat memuai dan menyusut dengan perubahan-perubahan kelembaban.
5. Terjadinya lendutan yang cukup besar.

E. Sifat-sifat kayu
Kayu merupakan hasil hutan yang mudah diproses untuk dijadikan barang sesuai dengan
kemajuan teknologi.  Kayu memiliki beberapa sifat yang tidak dapat ditiru oleh bahan-bahan
lain.  Pemilihan dan penggunaan kayu untuk suatu tujuan pemakaian, memerlukan pengetahuan
tentang sifat-sifat kayu. Sifat-sifat ini penting sekali dalam industri pengolahan kayu sebab dari
pengetahuan sifat tersebut tidak saja dapat dipilih jenis kayu yang tepat serta macam penggunaan
yang memungkinkan, akan tetapi juga dapat dipilih kemungkinan penggantian oleh jenis kayu
lainnya apabila jenis yang bersangkutan sulit didapat secara kontinyu atau terlalu mahal.

4
Kayu berasal dari berbagai jenis pohon yang memiliki sifat-sifat yang berbeda-
beda.  Bahkan dalam satu pohon, kayu mempunyai sifat yang berbeda-beda.  Dari sekian banyak
sifat-sifat kayu yang berbeda satu sama lain, ada beberapa sifat yang umum terdapat pada semua
jenis kayu yaitu :

 Kayu tersusun dari sel-sel yang memiliki tipe bermacam-macam dan susunan dinding
selnya terdiri dari senyawa kimia berupa selulosa dan hemi selulosa (karbohidrat) serta
lignin (non karbohidrat).
 Semua kayu bersifat anisotropik, yaitu memperlihatkan sifat-sifat yang berlainan jika
diuji menurut tiga arah utamanya (longitudinal, radial dan tangensial).
 Kayu merupakan bahan yang bersifat higroskopis, yaitu dapat menyerap atau
melepaskan kadar air (kelembaban) sebagai akibat perubahan kelembaban dan suhu udara
disekelilingnya.
 Kayu dapat diserang oleh hama dan penyakit dan dapat terbakar terutama dalam keadaan
kering

F. Sifat Fisik Kayu

1. Berat dan Berat Jenis

Berat suatu kayu tergantung dari jumlah zat kayu, rongga sel, kadar air dan zat ekstraktif
didalamnya.  Berat suatu jenis kayu berbanding lurus dengan BJ-nya.  Kayu mempunyai berat
jenis yang berbeda-beda, berkisar antara BJ minimum 0,2 (kayu balsa) sampai BJ 1,28 (kayu
nani).  Umumnya makin tinggi BJ kayu, kayu semakin berat dan semakin kuat pula.

2. Keawetan

Keawetan adalah ketahanan kayu terhadap serangan dari unsur-unsur perusak kayu dari
luar seperti jamur, rayap, bubuk dll. Keawetan kayu tersebut disebabkan adanya zat ekstraktif
didalam kayu yang merupakan unsur racun bagi perusak kayu.  Zat ekstraktif tersebut terbentuk
pada saat kayu gubal berubah menjadi kayu teras sehingga pada umumnya kayu teras lebih awet
dari kayu gubal.

5
3. Warna

Kayu yang beraneka warna macamnya disebabkan oleh zat pengisi warna dalam kayu
yang berbeda-beda.

4. Tekstur

Tekstur adalah ukuran relatif sel-sel kayu.  Berdasarkan teksturnya, kayu digolongkan


kedalam kayu bertekstur halus (contoh: giam, kulim dll), kayu bertekstur sedang (contoh: jati,
sonokeling dll) dan kayu bertekstur kasar (contoh: kempas, meranti dll).

5. Arah Serat

Arah serat adalah arah umum sel-sel kayu terhadap sumbu batang pohon.  Arah serat
dapat dibedakan menjadi serat lurus, serat berpadu, serat berombak, serta terpilin dan serat
diagonal (serat miring).

6. Kesan Raba

Kesan raba adalah kesan yang diperoleh pada saat meraba permukaan kayu (kasar, halus,
licin, dingin, berminyak dll).  Kesan raba tiap jenis kayu berbeda-beda tergantung dari tekstur
kayu, kadar air, kadar zat ekstraktif dalam kayu.

7. Bau dan Rasa

Bau dan rasa kayu mudah hilang bila kayu lama tersimpan di udara terbuka.  Beberapa
jenis kayu mempunyai bau yang merangsang dan untuk menyatakan bau kayu tersebut, sering
digunakan bau sesuatu benda yang umum dikenal misalnya bau bawang (kulim), bau zat
penyamak (jati), bau kamper (kapur) dsb.

8. Nilai Dekoratif

Kayu tergantung dari pola penyebaran warna, arah serat, tekstur, dan pemunculan riap-
riap tumbuh dalam pola-pola tertentu.  Pola gambar ini yang membuat sesuatu jenis kayu
mempunyai nilai dekoratif.

6
9. Higroskopis

Kayu mempunyai sifat dapat menyerap atau melepaskan air.  Makin lembab udara
disekitarnya makin tinggi pula kelembaban kayu sampai tercapai keseimbangan dengan
lingkungannya.  Dalam kondisi kelembaban kayu sama dengan kelembaban udara
disekelilingnya disebut kandungan air keseimbangan (EMC = Equilibrium Moisture Content).

a) Sifat Kayu terhadap Suara, yang terdiri dari :


 Sifat akustik, yaitu kemampuan untuk meneruskan suara berkaitan erat dengan
elastisitas kayu.
 Sifat resonansi, yaitu turut bergetarnya kayu akibat adanya gelombang
suara.  Kualitas nada yang dikeluarkan kayu sangat baik, sehingga kayu banyak
dipakai untuk bahan pembuatan alat musik (kulintang, gitar, biola dll).
10. Daya Hantar Panas

Sifat daya hantar kayu sangat jelek sehingga kayu banyak digunakan untuk membuat
barang-barang yang berhubungan langsung dengan sumber panas.

11. Daya Hantar Listrik

Pada umumnya kayu merupakan bahan hantar yang jelek untuk aliran listrik.  Daya
hantar listrik ini dipengaruhi oleh kadar air kayu.  Pada kadar air 0 %, kayu akan menjadi bahan
sekat listrik yang baik sekali, sebaliknya apabila kayu mengandung air maksimum (kayu basah),
maka daya hantarnya boleh  dikatakan sama dengan daya hantar air.

G. Sifat Mekanik Kayu

1, Keteguhan Tarik
Keteguhan tarik adalah kekuatan kayu untuk menahan gaya-gaya yang berusaha
menarik kayu.  Terdapat 2 (dua) macam keteguhan tarik yaitu :
a) Keteguhan tarik sejajar arah serat dan
b) Keteguhan tarik tegak lurus arah serat.

7
Kekuatan tarik terbesar pada kayu ialah keteguhan tarik sejajar arah serat.  Kekuatan tarik
tegak lurus arah serat lebih kecil daripada kekuatan tarik sejajar arah serat.

a) Keteguhan tekan / Kompresi

Keteguhan tekan/kompresi adalah kekuatan kayu untuk menahan muatan/beban. Terdapat


2 (dua) macam keteguhan tekan yaitu :

a) Keteguhan tekan sejajar arah serat dan


b) Keteguhan tekan tegak lurus arah serat.

Pada semua kayu, keteguhan tegak lurus serat lebih kecil daripada keteguhan kompresi
sejajar arah serat.

A, Keteguhan Geser

Keteguhan geser adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya-gaya yang membuat
suatu bagian kayu tersebut turut bergeser dari bagian lain di dekatnya.  Terdapat 3 (tiga) macam
keteguhan yaitu :

a) Keteguhan geser sejajar arah serat


b) Keteguhan geser tegak lurus arah serat dan
c) Keteguhan geser miring

Keteguhan geser tegak lurus serat jauh lebih besar dari pada keteguhan geser sejajar arah serat.

B. Keteguhan lengkung (lentur)

Keteguhan lengkung/lentur adalah kekuatan untuk menahan gaya-gaya yang berusaha


melengkungkan kayu atau untuk menahan beban mati maupun hidup selain beban
pukulan.  Terdapat 2 (dua) macam keteguhan yaitu :

a) Keteguhan lengkung statik, yaitu kekuatan kayu menahan gaya yang mengenainya secara
perlahan-lahan.
b) Keteguhan lengkung pukul, yaitu kekuatan kayu menahan gaya yang mengenainya secara
mendadak.

8
C. Kekakuan

Kekakuan adalah kemampuan kayu untuk menahan perubahan bentuk atau lengkungan.
Kekakuan tersebut dinyatakan dalam modulus elastisitas.

D. Keuletan

Keuletan adalah kemampuan kayu untuk menyerap sejumlah tenaga yang relatif besar
atau tahan terhadap kejutan-kejutan atau tegangan-tegangan yang berulang-ulang yang
melampaui batas proporsional serta mengakibatkan perubahan bentuk yang permanen dan
kerusakan sebagian.

E. Kekerasan

Kekerasan adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya yang membuat takik atau
lekukan atau kikisan (abrasi). Bersama-sama dengan keuletan, kekerasan merupakan suatu
ukuran tentang ketahanan terhadap pengausan kayu.

F. Keteguhan Belah

Keteguhan belah adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya-gaya yang berusaha
membelah kayu.  Sifat keteguhan belah yang rendah sangat baik dalam pembuatan sirap dan
kayu bakar. Sebaliknya keteguhan belah yang tinggi sangat baik untuk pembuatan ukir-ukiran
(patung). Pada umumnya kayu mudah dibelah sepanjang jari-jari (arah radial) dari pada arah
tangensial.

Ukuran yang dipakai untuk menjabarkan sifat-sifat keku-atan kayu atau sifat mekaniknya
dinyatakan dalam kg/cm2.  Faktor-faktor yang mempengaruhi sifat mekanik kayu secara garis
besar digolongkan menjadi dua kelompok :

a) Faktor luar (eksternal): pengawetan kayu, kelembaban lingkungan, pembebanan dan


cacat yang disebabkan oleh jamur atau serangga perusak kayu.
b) Faktor dalam kayu (internal): BJ, cacat mata kayu, serat miring dsb.

9
H. Macam Penggunaan Kayu
Penggunaan kayu untuk suatu tujuan pemakaian tertentu tergantung dari sifat-sifat kayu
yang bersangkutan dan persyaratan teknis yang diperlukan.  Jenis-jenis kayu yang mempunyai
persyaratan untuk tujuan pemakaian tertentu antara lain dapat dikemukan sebagai berikut :

1. Bangunan (Konstruksi)

Persyaratan teknis : kuat, keras, berukuran besar dan mempunyai keawetan alam yang
tinggi. Jenis kayu : balau, bangkirai, belangeran, cengal, giam, jati, kapur, kempas, keruing, lara,
rasamala.

2. Veneer biasa

Persyaratan teknis : kayu bulat berdiameter besar, bulat, bebas cacat dan beratnya sedang.
Jenis kayu : meranti merah, meranti putih, nyatoh, ramin, agathis, benuang.

3. Veneer mewah
Persyaratan teknis : disamping syarat di atas, kayu harus bernilai dekoratif. Jenis kayu :
jati, eboni, sonokeling, kuku, bongin, dahu, lasi, rengas, sungkai, weru, sonokembang.
4. Perkakas (mebel)
Persyaratan teknis : berat sedang, dimensi stabil, dekoratif, mudah dikerjakan, mudah
dipaku, dibubut, disekrup, dilem dan dikerat. Jenis kayu :Jati, eboni, kuku, mahoni, meranti,
rengas, sonokeling, sonokembang, ramin.
5. Lantai (parket)
Persyaratan teknis : keras, daya abrasi tinggi, tahan asam, mudah dipaku dan cukup kuat.
Jenis kayu :Balau, bangkirai, belangeran, bintangur, bongin, bungur, jati, kuku.
6. Bantalan Kereta Api
Persyaratan teknis : kuat, keras, kaku, awet. Jenis kayu : balau, bangkirai, belangeran,
bedaru, belangeran, bintangur, kempas, ulin.
7. Alat Olah Raga
Persyaratan teknis : kuat, tidak mudah patah, ringan, tekstur halus, serat halus, serat lurus
dan panjang, kaku, cukup awet. Jenis kayu : agathis, bedaru, melur, merawan, nyatoh, salimuli,
sonokeling, teraling.

10
8. Alat Musik
Persyaratan teknis :  tekstur halus, berserat lurus, tidak mudah belah, daya resonansi baik.
Jenis kayu : cempaka, merawan, nyatoh, jati, lasi, eboni.
9. Alat Gambar
Persyaratan teknis : ringan, tekstur halus, warna bersih. Jenis kayu : jelutung, melur,
pulai, pinus.
10. Tong Kayu (Gentong)
Persyaratan teknis : tidak tembus cairan dan tidak mengeluarkan bau. Jenis kayu : balau,
bangkirai, jati, pasang.
11. Tiang Listrik dan Telepon
Persyaratan teknis : kuat menahan angin, ringan, cukup kuat, bentuk lurus. Jenis kayu :
balau, giam jati, kulim, lara, merbau, tembesu, ulin.
12. Patung dan Ukiran Kayu
Persyaratan teknis : serat lurus, keras, tekstur halus, liat, tidak mudah patah dan berwarna
gelap. Jenis kayu : jati, sonokeling, salimuli, melur, cempaka, eboni.
13. Korek Api
Persyaratan teknis : sama dengan persyaratan veneer, cukup kuat (anak korek api), elastis
dan tidak mudah pecah (kotak). Jenis kayu : agathis, benuang, jambu, kemiri, sengon, perupuk,
pulai, terentang, pinus.
14. Pensil
Persyaratan teknis : BJ sedang, mudah dikerat, tidak mudah bengkok, warna agak merah,
berserat lurus. Jenis kayu : agathis, jelutung, melur, pinus.
15. Moulding
Persyaratan teknis : ringan, serat lurus, tekstur halus, mudah dikerjakan, mudah dipaku.
Warna terang, tanpa cacat, dekoratif. Jenis kayu : jelutung, pulai ramin, meranti dll.

11
16. Perkapalan
a) Lunas
Persyaratan teknis : tidak mudah pecah, tahan binatang laut. Jenis kayu : ulin, kapur.
b) Gading
Persyaratan teknis : kuat, liat, tidak mudah pecah, tahan binatang laut. Jenis
kayu : bangkirai, bungur, kapur.
c) Senta
Persyaratan teknis : kuat, liat, tidak mudah pecah, tahan binatang laut. Jenis
kayu : bangkirai, bungur, kapur.
d) Kulit
Persyaratan teknis : tidak mudah pecah, kuat, liat, tahan binatang laut. Jenis
kayu : bangkirai, bungur, meranti merah.
e) Bangunan dan dudukan mesin
Persyaratan teknis : ringan, kuat dan awet, tidak mudah pecah karena getaran mesin. Jenis
kayu : kapur, meranti merah, medang, ulin, bangkirai.
f) Pembungkus as baling-baling
Persyaratan teknis : liat, lunak sehingga tidak merusak logam. Jenis kayu :   nangka,
bungur, sawo.
g) Popor Senjata
Persyaratan teknis :     ringan, liat, kuat, keras, dimensi stabil. Jenis kayu : waru, salimuli,
jati.
h) Arang (bahan bakar)
Persyaratan teknis : BJ tinggi. Jenis kayu : bakau, kesambi, walikukun, cemara, gelam,
gofasa, johar, kayu malas, nyirih, rasamala, puspa, simpur.

12
I. Jenis-jenis kayu
Kayu merupakan salah satu material bahan bangunan yang sering digunakan dalam
konstruksi. Setiap kayu memiliki sifat dan ciri tersendiri baik dalam segi keindahan serat, kadar
air, keawetan, berat jenis, kerapatan, dan kekuatan. Maka dalam memilih kayu yang akan
dipergunakan ada baiknya kita mengenal Jenis dan Ciri Kayu Yang Sering Digunakan Sebagai
Bahan Konstruksi. Selain agar kita dapat mengetahui kayu yang cocok dengan kriteria dan
spesifikasi yang kita inginkan, tentunya juga agar kita tidak tertipu dengan jenis-jenis kayu
lainnya. Berikut beberapa macam kayu yang sering digunakan sebagai bahan konstruksi.

1. KAYU JATI

Kayu jati sering dianggap sebagai kayu dengan serat dan tekstur paling indah.
Karakteristiknya yang stabil, kuat dan tahan lama membuat kayu ini menjadi pilihan utama
sebagai material bahan bangunan. Termasuk kayu dengan Kelas Awet I, II dan Kelas Kuat I, II.
Kayu jati juga terbukti tahan terhadap jamur, rayap dan serangga lainnya karena kandungan
minyak di dalam kayu itu sendiri. Tidak ada kayu lain yang memberikan kualitas dan
penampilan sebanding dengan kayu jati.
Pohon Jati bukanlah jenis pohon yang berada di hutan hujan tropis yang ditandai dengan
curah hujan tinggi sepanjang tahun. Sebaliknya, hutan jati tumbuh dengan baik di daerah kering
dan berkapur di Indonesia, terutama di pulau Jawa. Jawa adalah daerah penghasil pohon Jati
berkualitas terbaik yang sudah mulai ditanam oleh Pemerintah Belanda sejak tahun 1800 an, dan
sekarang berada di bawah pengelolaan PT Perum Perhutani. Semua kayu jati kami disupply
langsung dari Perhutani dari TPK daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Kami tidak memakai
kayu jati selain dari 2 daerah tersebut.
Harga kayu jati banyak dipengaruhi dari asal, ukuran dan kriteria batasan kualitas kayu
yang ditoleransi, seperti: ada mata sehat, ada mata mati, ada doreng, ada putih. Penentuan
kualitas kayu jati yang diinginkan seharusnya mempertimbangkan type aplikasi finishing yang
dipilih. Selain melindungi kayu dari kondisi luar, finishing pada kayu tersebut diharapkan dapat
memberikan nilai estetika pada kayu tersebut dengan menonjolkan kelebihan dan kekurangan
kualitas kayu tersebut.

13
Gambar 2. 2: KAYU JATI

2. KAYU MERBAU
Kayu Merbau termasuk salah satu jenis kayu yang cukup keras dan stabil sebagai
alternatif pembanding dengan kayu jati. Merbau juga terbukti tahan terhadap serangga. Warna
kayu merbau coklat kemerahan dan kadang disertai adanya highlight kuning. Merbau memiliki
tekstur serat garis terputus putus. Pohon merbau termasuk pohon hutan hujan tropis. Termasuk
kayu dengan Kelas Awet I, II dan Kelas Kuat I, II. Merbau juga terbukti tahan terhadap
serangga. Warna kayu merbau coklat kemerahan dan kadang disertai adanya highlight kuning.
Kayu merbau biasanya difinishing dengan melamin warna gelap / tua. Merbau memiliki tekstur
serat garis terputus putus. Pohon merbau termasuk pohon hutan hujan tropis. Pohon Merbau
tumbuh subur di Indonesia, terutama di pulau Irian / Papua. Kayu merbau kami berasal dari
Irian / Papua.

Gambar 2. 3: KAYU MERBAU

3. KAYU BANGKIRAI / YELLOW BALAU


Kayu Bangkirai termasuk jenis kayu yang cukup awet dan kuat. Termasuk kayu dengan
Kelas Awet I, II, III dan Kelas Kuat I, II. Sifat kerasnya juga disertai tingkat kegetasan yang

14
tinggi sehingga mudah muncul retak rambut dipermukaan. Selain itu, pada kayu bangkirai sering
dijumpai adanya pinhole. Umumnya retak rambut dan pin hole ini dapat ditutupi dengan wood
filler. Secara struktural, pin hole ini tidak mengurangi kekuatan kayu bangkirai itu sendiri.
Karena kuatnya, kayu ini sering digunakan untuk material konstruksi berat seperti atap kayu.
Kayu bangkirai termasuk jenis kayu yang tahan terhadap cuaca sehingga sering menjadi pilihan
bahan material untuk di luar bangunan / eksterior seperti lis plank, outdoor flooring / decking,
dll. Pohon Bangkirai banyak ditemukan di hutan hujan tropis di pulau Kalimantan. Kayu
berwarna kuning dan kadang agak kecoklatan, oleh karena itulah disebut yellow balau.
Perbedaan antara kayu gubal dan kayu teras cukup jelas, dengan warna gubal lebih terang. Pada
saat baru saja dibelah/potong, bagian kayu teras kadang terlihat coklat kemerahan.

Gambar 2. 4: KAYU BINGKIRAI

4. KAYU KAMPER
Kayu kamper telah lama menjadi alternatif bahan bangunan yang harganya lebih
terjangkau. Meskipun tidak setahan lama kayu jati dan sekuat bangkirai, kamper memiliki serat
kayu yang halus dan indah sehingga sering menjadi pilihan bahan membuat pintu panil dan
jendela. Karena tidak segetas bangkirai, retak rambut jarang ditemui. Karena tidak sekeras
bangkirai, kecenderungan berubah bentuk juga besar, sehingga, tidak disarankan untuk pintu dan
jendela dengan desain terlalu lebar dan tinggi. Termasuk kayu dengan Kelas Awet II, III dan

15
Kelas Kuat II, I. Pohon kamper banyak ditemui di hutan hujan tropis di kalimantan. Samarinda
adalah daerah yang terkenal menghasilkan kamper dengan serat lebih halus dibandingkan daerah
lain di Kalimantan.

Gambar 2. 5: KAYU KAMPER

5. KAYU KELAPA
Kayu kelapa adalah salah satu sumber kayu alternatif baru yang berasal dari perkebunan
kelapa yang sudah tidak menghasilkan lagi (berumur 60 tahun keatas) sehingga harus ditebang
untuk diganti dengan bibit pohon yang baru. Sebenarnya pohon kelapa termasuk jenis palem.
Semua bagian dari pohon kelapa adalah serat /fiber yaitu berbentuk garis pendek-pendek. Anda
tidak akan menemukan alur serat lurus dan serat mahkota pada kayu kelapa karena semua
bagiannya adalah fiber. Tidak juga ditemukan mata kayu karena pohon kelapa tidak ada ranting/
cabang. Pohon kelapa tumbuh subur di sepanjang pantai Indonesia. Namun, yang paling terkenal
dengan warnanya yang coklat gelap adalah dari Sulawesi. Pohon kelapa di jawa umumnya
berwarna terang.

16
Gambar 2. 6: KAYU KELAPA

6. KAYU MERANTI MERAH


Kayu meranti merah termasuk jenis kayu keras, warnanya merah muda tua hingga merah
muda pucat, namun tidak sepucat meranti putih. selain bertekstur tidak terlalu halus, kayu
meranti juga tidak begitu tahan terhadap cuaca, sehingga tidak dianjurkan untuk dipakai di luar
ruangan. Termasuk kayu dengan Kelas Awet III, IV dan Kelas Kuat II, IV. Pohon meranti
banyak ditemui di hutan di pulau Kalimantan.

7. KAYU KARET
Kayu Karet, dan oleh dunia internasional disebut Rubber wood pada awalnya hanya
tumbuh di daerah Amzon, Brazil. Kemudian pada akhir abad 18 mulai dilakukan penanaman di
daerah India namun tidak berhasil. Lalu dibawa hingga ke Singapura dan negara-negara Asia
Tenggara lainnya termasuk tanah Jawa.
 Warna Kayu
Kayu karet berwarna putih kekuningan, sedikit krem ketika baru saja dibelah atau
dipotong. Ketika sudah mulai mengering akan berubah sedikit kecoklatan.
Tidak terdapat perbedaan warna yang menyolok pada kayu gubal dengan kayu teras. Bisa
dikatakan hampir tidak terdapat kayu teras pada rubberwood. Densitas Kayu karet tergolong
kayu lunak - keras, tapi lumayan berat dengan densitas antara 435-625 kg/m3 dalam level
kekeringan kayu 12%. Kayu Karet termasuk kelas kuat II, dan kelas awet III, sehingga kayu
karet dapat digunakan sebagai substitusi alternatif kayu alam untuk bahan konstruksi.

17
Gambar 2. 7: KAYU KARET

8. KAYU GELAM
Kayu gelam sering digunakan pada bagian perumahan, perahu, Kayu bakar, pagar, atau
tiang tiang sementara. Kayu gelam dengan diameter kecil umumnya dikenal dan dipakai sebagai
steger pada konstruksi beton, sedangkan yang berdiameter besar biasa dipakai untuk cerucuk
pada pekerjaan sungai dan jembatan. Kayu ini juga dapat dibuat arang atau arang aktif untuk
bahan penyerap.

Gambar 2. 8: KAYU GELAM

9. KAYU ULIN
Kayu ini banyak digunakan untuk bahan bangunan rumah, kantor, gedung, serta
bangunan lainnya. Berdasarkan catatan, kayu ulin merupakan salah satu jenis kayu hutan tropika
basah yang tumbuh secara alami di wilayah Sumatera Bagian Selatan dan Kalimantan.

18
Jenis ini dikenal dengan nama daerah ulin, bulian, bulian rambai, onglen, belian, tabulin dan
telian. Pohon ulin termasuk jenis pohon besar yang tingginya dapat mencapai 50 m dengan
diameter samapi 120 cm, tumbuh pada dataran rendah sampai ketinggian 400 m. Kayu Ulin
berwarna gelap dan tahan terhadap air laut.
Kayu ulin banyak digunakan sebagai konstruksi bangunan berupa tiang bangunan, sirap (atap
kayu), papan lantai,kosen, bahan untuk banguan jembatan, bantalan kereta api dan kegunaan lain
yang memerlukan sifat-sifat khusus awet dan kuat. Kayu ulin termasuk kayu kelas kuat I dan
Kelas Awet I.

Gambar 2. 9: KAYU ULIN

10. KAYU AKASIA
Kayu Akasia (acacia mangium), mempunyai berat jenis rata-rata 0,75 berarti pori-pori
dan seratnya cukup rapat sehingga daya serap airnya kecil. Kelas awetnya II, yang berarti
mampu bertahan sampai 20 tahun keatas, bila diolah dengan baik. Kelas kuatnya II-I, yang
berarti mampu menahan lentur diatas 1100 kg/cm2 dan mengantisipasi kuat desak diatas 650
kg/cm2. Berdasarkan sifat kembang susut kayu yang kecil, daya retaknya rendah, kekerasannya
sedang dan bertekstur agak kasar serta berserat lurus berpadu, maka kayu ini mempunyai sifat
pengerjaan mudah, sehingga banyak diminati untuk digunakan sebagai bahan konstruksi maupun
bahan meibel-furnitur.

19
Gambar 2. 10: KAYU AKASIA

20
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kegiatan untuk menentukan suatu jenis kayu, secara teknis menjadi sangat penting dalam
rangka menentukan rencana penggunaannya, serta untuk kepentingan transaksi jual-beli atau
perdagangan kayu.
Secara teoritis, metoda pengenalan/penentuan/identifikasi jenis kayu mudah dipelajari
sebagai suatu pengetahuan. Namun demikian, keterampilan teknis pengenalan / penentuan /
identifikasi jenis kayu  hanya akan diperoleh melalui proses latihan yang rutin, berulang-ulang
dan terus menerus.
Kelengkapan koleksi kayu akan sangat membantu proses pening-katan kemampuan dan
ketrampilan dalam pengenalan jenis kayu.
B. Saran
Pengenalan atas sifat-sifat fisik dan mekanik akan sangat membantu dalam menentukan
jenis-jenis kayu untuk tujuan pengunaan tertentu.  Diharapkan dengan memahami sifat-sifat kayu
dan jenis-jenis kayu untuk penggunaan tertentu akan semakin mengurangi ketergantungan
konsumen akan suatu jenis kayu tertentu saja sehingga pemanfaatan jenis-jenis kayu yang
semula belum dimanfaatkan (jenis-jenis yang belum dikenal umum) akan semakin meningkat.

21
DAFTAR PUSTAKA

Aghayere, A. And Vigil, J. 2005. Structural Wood Design. John Wiley & Sons, Inc.

American Forest and Paper Association (AF&PA). 2012. National Design Specification for
Wood Construction and Supplement. ANSI/AF&PA NDS-2005, AF&PA, Washington DC.

American Institute of Timber Construction. 2005. Timber Construction Manual. 5th ed. John
Wiley & Sons, Inc.

American Society of Civil Engineers. 2010. Minimum Design Loads for Buildings and Other
Structures. ASCE Standard, ASCE/SEI 7-10.

American Society for Testing and Materials. (2010). ASTM D143-09: Standard Methods of
Testing Small Clear Specimens of Timber. Annual Book of ASTM Standards volume 04.10
Baltimore, U.S.A.

Breyer, D.E. et al. 2007. Design of Wood Structures - ASD/LRFD, 6th ed. McGraw-Hill.

Forest Products Laboratory. 2010. Wood Handbook: Wood as an Engineering Material. USDA
Forest Service, Madison, Wisconsin.

Kolb, J. 2008. Systems in Timber Engineering. Birkhauser Verlag AG, Basel, Switzerland.

Lembaga Penyelidikan Masalah Bangunan. 1961. Peraturan Konstruksi kayu Indonesia, NI-5
PKKI 1961. Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik, Direktorat Jendral Ciptakarya.
Lembaga Penyelidikan Masalah Bangunan.

Standar Nasional Indonesia. SNI 7973:2013 Spesifikasi desain untuk konstruksi kayu. Badan
Standarisasi Nasional. Thelandersson, S., and Larsen, H.J. 2003. Timber Engineering, John
Wiley & Sons Inc

22

You might also like