Professional Documents
Culture Documents
Abstract
The purpose of this study was to determine the relationship of pedagogic competencies with
teacher performance in Maja District, Lebak Regency, the relationship of training to teacher
performance in Maja District, Lebak District, and the relationship of pedagogical and training
competencies together with Early Childhood Education teacher performance in Maja District,
Lebak Regency. This type of research uses a quantitative approach through correlation studies.
The population is 81 PAUD teachers with a total sample of 34 teachers with a purposive sampling
technique. The place of research was conducted in Maja District. Data collection techniques
using questionnaires / questionnaires. The results showed: (1) there was a positive relationship
between Pedagogic Competence and Teacher Performance in Early Childhood Education
Teachers in Maja Subdistrict. The effect of the Pedagogic Competence variable (X 1) on the
Teacher Performance variable (Y) is indicated by the regression equation Ŷ = a + b X 1 = 64,719
+ 0,488 X1. The regression coefficient of 0.488 states that each addition of one score or the value
of pedagogic competence will give a score increase of 64.719 to the value of Teacher
Performance. (2) There is a relationship between Training and Early Childhood Education
Teacher Performance in Maja District. The influence of the Training variable (X 2) with the
Teacher Performance variable (Y) is indicated by the regression equation Ŷ = a + b X 2 = 67,886
+ 0,517 X2. Regression coefficient of 0.517 states that each addition of one score or value of
Training will give a score increase of 67.886. (3) positive relationships at a moderate level
between joint training with Early Childhood Education Teacher Performance in Maja Subdistrict.
Shown by the regression equation Ŷ = a + b1 X1 + b2 X2 = 64,445 + 0,488X1 + 0,517X2.
Regression coefficient of 0.488 and 0.517 states that each addition of one score or value of
Teacher Performance will give a score increase of 64.445.
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kompetensi pedagogik dengan kinerja
guru di Kecamatan Maja Kabupaten Lebak, hubungan pelatihan dengan kinerja guru di
Kecamatan Maja Kabupaten Lebak, dan hubungan kompetensi pedagogik dan pelatihan secara
bersama-sama dengan kinerja guru PAUD di Kecamatan Maja Kabupaten Lebak. Jenis Penelitian
ini menggunakan pendekatan kuantitatif melalui studi korelasi. Populasi berjumlah 81 guru
PAUD dengan jumlah sampel adalah 34 orang guru dengan teknik purposive sampling. Tempat
penelitian dilaksanakan di Kecamatan Maja. Teknik pengumpulan data menggunakan
angket/kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan: (1) terdapat hubungan positif Kompetensi
Pedagogik dengan Kinerja Guru pada Guru PAUD di Kecamatan Maja. Pengaruh variabel
Kompetensi Pedagogik (X1) dengn variabel Kinerja Guru (Y) ditunjukkan dengan persamaan
regresi Ŷ = a + b X1 = 64,719 + 0,488 X1. Koefisien regresi sebesar 0,488 menyatakan bahwa
setiap penambahan satu skor atau nilai kompetensi pedagogik akan memberikan peningkatan skor
sebesar 64,719 terhadap nilai Kinerja Guru. (2) Terdapat hubungan antara Pelatihan dengan
Kinerja Guru PAUD di Kecamatan Maja. Pengaruh variabel Pelatihan (X 2) dengan variabel
Kinerja Guru (Y) ditunjukkan dengan persamaan regresi Ŷ = a + b X 2 = 67,886 + 0,517 X2.
Koefisien regresi sebesar 0,517 menyatakan bahwa setiap penambahan satu skor atau nilai
Pelatihan akan memberikan peningkatan skor sebesar 67,886. (3) hubungan positif dalam
tingkatan sedang antara Pelatihan secara bersama-sama dengan Kinerja Guru PAUD di
Kecamatan Maja. Ditunjukkan dengan persamaan regresi Ŷ = a + b 1 X1 + b2 X2 = 64,445 +
0,488X1 + 0,517X2. Koefisien regresi sebesar 0,488 dan 0,517 menyatakan bahwa setiap
penambahan satu skor atau nilai Kinerja Guru akan memberikan peningkatan skor sebesar
64,445.
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah disebut dengan masa emas (Golden
Pendidikan Anak Usia Dini Age), maka keberadaan guru sebagai
selanjutnya disingkat PAUD dijelaskan pendidik di lingkungan sekolah sangat
dalam Undang-undang No.30 tahun diperlukan. Guru yang diharapkan
2003 tentang Sistem Pendidikan adalah guru yang memiliki kemampuan
Nasional, merupakan suatu upaya atau kompetensi di bidangnya bukan
pembinaan yang ditujukan kepada anak guru yang hanya mampu mengisi
sejak lahir sampai dengan usia enam kekosongan kelas, karena guru yang
tahun yang dilakukan melalui pemberian kompeten merupakan salah satu faktor
rangsangan pendidikan untuk membantu yang empengaruhi tercapainya tujuan
pertumbuhan dan perkembangan pembelajaran dan pendidikan di sekolah
jasmani dan rohani agar anak memiliki khususnya pendidikan anak usia dini
kesiapan dalam memasuki pendidikan (PAUD).
lebih lanjut”. Salah satu fungsi PAUD Data guru yang diperoleh dari
adalah menanamkan karakter terhadap Depdiknas yang dikutip dalam media
anak sejak dini, dan salah satu faktor cetak Kompas pada tanggal 24 Oktober
penentu keberhasilan pendidikan 2009 menyatakan bahwa 88% guru di
karakter tersebut adalah guru, dimana Indonesia tidak layak menjadi guru,
guru PAUD harus menjadi model dalam selain itu penguasaan terhadap materi
penanaman karakter tersebut. Berhasil yang disampaikan pada kegiatan
tidaknya tujuan Pendidikan Anak Usia pembelajaran kepada muridnya juga
Dini tentunya sangat dipengaruhi oleh masih lemah. (Kompas, 24 Oktober
kinerja guru PAUD. Melihat fenomena 2009). Persoalan tentang mutu
pentingnya masa usia dini, yang sering pendidikan di Indonesia telah lama
B. KAJIAN TEORITIK
1. Hakikat Kinerja Guru Dalam kajian yang berhubungan
Sebelum membahas lebih jauh dengan profesi guru pengertian kinerja
tentang pengertian kinerja guru, terlebih sebagai seperangkat perilaku nyata yang
dahulu akan dipaparkan pengertian ditunjukkan oleh seorang guru pada
kinerja. Menurut Forter dan Laurer waktu memberikan pelajaran kepada
dalam Sedarmayanti (2011:223) kinerja peserta didik. Kinerja guru dapat dilihat
merupakan fungsi dari keinginan saat dia melaksanakan interaksi belajar
melakukan pekerjaan, keterampilan mengajar di kelas termasuk
yang perlu untuk menyusun tugas, persiapannya baik dalam bentuk
pemahaman yang jelas tentang apa yang program semester maupun persiapan
dikerjakan dan bagaimana mengerjakan. mengajar. Husdarta dalam Supardi
Selanjutnya Mangkunegara (2000:67) (2014:13) mengungkapkan bahwa
mengemukakan pengertian kinerja kinerja guru dalam pembelajaran
adalah hasil kerja secara kualitas dan menjadi bagian terpenting dalam
kuantitas yang dicapai oleh seorang mendukung terciptanya proses
pegawai dalam melaksanakan tugasnya pendidikan secara efektif terutama
sesuai dengan tanggung jawab yang dalam membangun sikap disiplin dan
diberikannya. mutu hasil belajar peserta didik. Berbeda
Jadi dapat disimpulkan dari uraian dengan uraian di atas Surya (2000:4)
teori di atas bahwa kinerja adalah hasil mengungkapkan dalam tingkatan
yang telah dilakukan oleh seseorang oprasional guru merupakan penentu
untuk mencapai tujuan tertentu. kinerja keberhasilan pendidikan melalui
juga dapat juga diartikan sebagai prestasi kinerjanya pada tingkat institusional,
kerja sesuai kriteria yang telah instruksional, dan eksperensial.
ditetapkan. Pengertian guru menurut Menurut Hosnan (2014:174-175)
Poerwadarminta yang dikutip Suparlan kinerja guru adalah hasil penelitian dan
(2005:13) guru adalah orang yang hasil kerja yang dicapai guru dalam
kerjanya mengajar. Berdasarkan definisi melaksanakan tugasnya. Kinerja tenaga
ini, guru disamakan dengan pengajar. pengajar adalah menyangkut seluruh
aktivitas yang ditunjukkan oleh tenaga
C. METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan Pedagogik dan Pelatihan dengan Kinerja
pendekatan kuantitatif korelasional. Guru PAUD di Kecamatan Maja.
Pendekatan kuantitatif merupakan Populasi dari penelitian ini adalah
penelitian yang berlandaskan pada seluruh Guru PAUD Di Kecamatan Maja
filsafat positivisme, digunakan untuk yang terdiri dari 81 guru dari 23
meneliti pada populasi atau sampel lembaga PAUD yang ada di Kecamatan
tertentu, pengumpulan data Maja. Adapun data populasi guru yang
menggunakan instrumen penelitian, bertugas di 23 Lembaga PAUD.
analisis data bersifat kuantitatif atau Berdasarkan hal tersebut di atas
statistik, dengan tujuan untuk menguji bahwa jumlah populasi guru PAUD di
hipotesis yang telah ditetapkan. kecamatan Maja Kabupaten Lebak
Pendekatan kuantitatif cukup banyak yaitu sebanyak 81 orang
korelasional dimaksudkan untuk maka peneliti melakukan penarikan
mengetahui hubungan antara dua sampel. Adapun teknik sampling yang
variabel atau lebih tanpa ada upaya digunakan dalam penelitian ini adalah
untuk mempengaruhi variabel tersebut teknik penarikan sampel secara khusus
sehingga tidak terdapat manipulasi (Purpossive Sampling) yaitu guru yang
variabel. Metode penelitian ini yang sudah mengikuti pelatihan sebanyak 34
bermaksud untuk mengumpulkan orang.
informasi tentang Kompetensi Analisis data yang dilakukan
dalam penelitian ini adalah
Berdasarkan hasil angket dengan skor terendah 56, nilai mean 68,97, nilai
lima alternatif jawaban didapatkan dari standar deviasi 6,829, nilai median 69,50
17 instrument yang disebar, diperoleh dan modus 77,00, kelas interval 4,
informasi sebagai berikut : jumlah banyaknya kelas 6. Deskripsi data
sampel 34 responden, skor tertinggi 80, disajikan pada tabel 4.2 sebagai berikut :
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Data Variabel Y (Kinerja Guru)
Frekuensi Frekuensi Frekuensi
No Skor
Absolut Relatif (%) Kumulatif
1 56-59 6 17,65 6
2 60-63 1 2,94 7
3 64-67 4 11,76 11
4 68-71 11 32,35 22
5 72-75 5 14,71 27
6 76-80 7 20,59 34
JUMLAH 34 100,00
Artinya, jika seluruh guru PAUD di oleh Dyah Putri Syafitri, Jurnal, 2018;
Kecamatan Maja dites tentang persepsi dengan judul Evaluasi Kompetensi
mereka terhadap Kompetensi Pedagogik Pedagogik Guru Pasca Pelatihan Guru
dan Kinerja Gurunya, maka lebih kurang Pembelajar Moda Daring. Hasil
48,8% variasi pasangan skor kedua penelitiannya menyatakan bahwa
variabel tersebut akan berdistribusi dan kompetensi guru Taman Kanak-kanak
mengikuti pola hubungan antara variabel (TK) pasca pelatihan dapat
Kompetensi Pedagogik dengan Kinerja dikelompokkan pada 4 kompetensi
Guru. pedagogik, yaitu, (1) sikap guru terhadap
2. Hubungan Pelatihan (X2) perlunya pemahaman terhadap peserta
terhadap variabel Kinerja Guru didik seluruh responden menyebutkan
(Y) berdasarkan kuisioner 100% sangat baik,
Hasil analisis korelasi sederhana dan berdasarkan observasi 100% sangat
antara Pelatihan dengan Kinerja Guru baik; (2) sikap guru terhadap
diperoleh nilai koefisien korelasi rx1y perencanaan dan pelaksanaan
sebesar 0,517. Nilai ini memberikan pembelajaran hampir seluruh responden
pengertian bahwa hubungan antara berdasarkan kuisioner 95,5% sangat
Pelatihan dengan Kinerja Guru berada baik, dan berdasarkan observasi 93,8%
pada tingkatan tinggi, artinya makin sangat baik; (3) sikap guru terhadap
tinggi Pelatihan diberikan makin tinggi perlunya evaluasi hasil belajar bahwa
pula Kinerja Guru tersebut. Demikian hampir seluruh responden menyebutkan
pula sebaliknya, makin rendah Pelatihan berdasarkan kuisioner dan observasi
yang diberikan, makin rendah pula 95% sangat baik; (4) sikap guru terhadap
Kinerja Guru tersebut. Hal ini berarti perlunya mengembangkan potensi yang
sesuai dengan teori yang dikatakan oleh dimiliki peserta didik bahwa seluruh
Rae dalam Sofyandi (2008:113) responden berdasarkan kuisioner 100%
Pelatihan adalah suatu usaha untuk sangat baik, dan berdasarkan observasi
meningkatkan pengetahuan dan 96,6% sangat baik. Hal ini menyatakan
kemampuan. bahwa hipotesis keempat (H4) yang
Hasil penelitian ini sekaligus menyatakan terdapat hubungan antara
memperjelas penelitian yang dilakukan Pelatihan dengan Kinerja Guru di
DAFTAR PUSTAKA
Abdulhak, Ishak. Deni Darmawan. 2015. Atmodiwiro, Soebagio. 2000.
Teknologi Pendidikan. Bandung: Manajemen Pendidikan. Jakarta:
Remaja Rosda Karya. Ardadizya.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Barmawi & Mohamad Arifin, 2012.
Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Etika dan Profesi Kependidikan,
As’ad, 2013 Kepemimpinan efektif Yogyakarta: ArRuzz.
dalam Perusahaan. Yogyakarta: Dharma, Surya. 2013. Manajemen
Liberty. Kinerja. Yogyakarta: Pustaka
Asmani, Jamal Ma’mur. 2010. Tips Pelajar.
Menjadi Guru Inspiratif, Kreatif Djamarah, Syaiful ahri, 2010. Guru dan
dan Inovatif. Jogjakarta: Diva Anak Didik dalam Interaksi
Press. Edukatif, Jakarta: Rineka Cipta.