You are on page 1of 25

17

Tahun 8, Nomor 1 Juli 2021

HUBUNGAN KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN PELATIHAN


DENGAN KINERJA GURU PAUD DI KECAMATAN MAJA

Cucu Atikah, Nenih Husnaeni


Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
cucuatikah@untirta.ac.id

Abstract
The purpose of this study was to determine the relationship of pedagogic competencies with
teacher performance in Maja District, Lebak Regency, the relationship of training to teacher
performance in Maja District, Lebak District, and the relationship of pedagogical and training
competencies together with Early Childhood Education teacher performance in Maja District,
Lebak Regency. This type of research uses a quantitative approach through correlation studies.
The population is 81 PAUD teachers with a total sample of 34 teachers with a purposive sampling
technique. The place of research was conducted in Maja District. Data collection techniques
using questionnaires / questionnaires. The results showed: (1) there was a positive relationship
between Pedagogic Competence and Teacher Performance in Early Childhood Education
Teachers in Maja Subdistrict. The effect of the Pedagogic Competence variable (X 1) on the
Teacher Performance variable (Y) is indicated by the regression equation Ŷ = a + b X 1 = 64,719
+ 0,488 X1. The regression coefficient of 0.488 states that each addition of one score or the value
of pedagogic competence will give a score increase of 64.719 to the value of Teacher
Performance. (2) There is a relationship between Training and Early Childhood Education
Teacher Performance in Maja District. The influence of the Training variable (X 2) with the
Teacher Performance variable (Y) is indicated by the regression equation Ŷ = a + b X 2 = 67,886
+ 0,517 X2. Regression coefficient of 0.517 states that each addition of one score or value of
Training will give a score increase of 67.886. (3) positive relationships at a moderate level
between joint training with Early Childhood Education Teacher Performance in Maja Subdistrict.
Shown by the regression equation Ŷ = a + b1 X1 + b2 X2 = 64,445 + 0,488X1 + 0,517X2.
Regression coefficient of 0.488 and 0.517 states that each addition of one score or value of
Teacher Performance will give a score increase of 64.445.

Keywords: pedagogic competence, training and teacher performance

Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kompetensi pedagogik dengan kinerja
guru di Kecamatan Maja Kabupaten Lebak, hubungan pelatihan dengan kinerja guru di
Kecamatan Maja Kabupaten Lebak, dan hubungan kompetensi pedagogik dan pelatihan secara
bersama-sama dengan kinerja guru PAUD di Kecamatan Maja Kabupaten Lebak. Jenis Penelitian
ini menggunakan pendekatan kuantitatif melalui studi korelasi. Populasi berjumlah 81 guru
PAUD dengan jumlah sampel adalah 34 orang guru dengan teknik purposive sampling. Tempat
penelitian dilaksanakan di Kecamatan Maja. Teknik pengumpulan data menggunakan
angket/kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan: (1) terdapat hubungan positif Kompetensi
Pedagogik dengan Kinerja Guru pada Guru PAUD di Kecamatan Maja. Pengaruh variabel
Kompetensi Pedagogik (X1) dengn variabel Kinerja Guru (Y) ditunjukkan dengan persamaan
regresi Ŷ = a + b X1 = 64,719 + 0,488 X1. Koefisien regresi sebesar 0,488 menyatakan bahwa
setiap penambahan satu skor atau nilai kompetensi pedagogik akan memberikan peningkatan skor
sebesar 64,719 terhadap nilai Kinerja Guru. (2) Terdapat hubungan antara Pelatihan dengan
Kinerja Guru PAUD di Kecamatan Maja. Pengaruh variabel Pelatihan (X 2) dengan variabel
Kinerja Guru (Y) ditunjukkan dengan persamaan regresi Ŷ = a + b X 2 = 67,886 + 0,517 X2.

Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran


18
Tahun 8, Nomor 1 Juli 2021

Koefisien regresi sebesar 0,517 menyatakan bahwa setiap penambahan satu skor atau nilai
Pelatihan akan memberikan peningkatan skor sebesar 67,886. (3) hubungan positif dalam
tingkatan sedang antara Pelatihan secara bersama-sama dengan Kinerja Guru PAUD di
Kecamatan Maja. Ditunjukkan dengan persamaan regresi Ŷ = a + b 1 X1 + b2 X2 = 64,445 +
0,488X1 + 0,517X2. Koefisien regresi sebesar 0,488 dan 0,517 menyatakan bahwa setiap
penambahan satu skor atau nilai Kinerja Guru akan memberikan peningkatan skor sebesar
64,445.

Kata kunci : kompetensi pedagogik, pelatihan dan kinerja guru

A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah disebut dengan masa emas (Golden
Pendidikan Anak Usia Dini Age), maka keberadaan guru sebagai
selanjutnya disingkat PAUD dijelaskan pendidik di lingkungan sekolah sangat
dalam Undang-undang No.30 tahun diperlukan. Guru yang diharapkan
2003 tentang Sistem Pendidikan adalah guru yang memiliki kemampuan
Nasional, merupakan suatu upaya atau kompetensi di bidangnya bukan
pembinaan yang ditujukan kepada anak guru yang hanya mampu mengisi
sejak lahir sampai dengan usia enam kekosongan kelas, karena guru yang
tahun yang dilakukan melalui pemberian kompeten merupakan salah satu faktor
rangsangan pendidikan untuk membantu yang empengaruhi tercapainya tujuan
pertumbuhan dan perkembangan pembelajaran dan pendidikan di sekolah
jasmani dan rohani agar anak memiliki khususnya pendidikan anak usia dini
kesiapan dalam memasuki pendidikan (PAUD).
lebih lanjut”. Salah satu fungsi PAUD Data guru yang diperoleh dari
adalah menanamkan karakter terhadap Depdiknas yang dikutip dalam media
anak sejak dini, dan salah satu faktor cetak Kompas pada tanggal 24 Oktober
penentu keberhasilan pendidikan 2009 menyatakan bahwa 88% guru di
karakter tersebut adalah guru, dimana Indonesia tidak layak menjadi guru,
guru PAUD harus menjadi model dalam selain itu penguasaan terhadap materi
penanaman karakter tersebut. Berhasil yang disampaikan pada kegiatan
tidaknya tujuan Pendidikan Anak Usia pembelajaran kepada muridnya juga
Dini tentunya sangat dipengaruhi oleh masih lemah. (Kompas, 24 Oktober
kinerja guru PAUD. Melihat fenomena 2009). Persoalan tentang mutu
pentingnya masa usia dini, yang sering pendidikan di Indonesia telah lama

Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran


19
Tahun 8, Nomor 1 Juli 2021

menjadi sorotan dan mulai berupaya kualifikasi pendidikan S1, artinya


ditangani dengan serius dimulai pada kurang lebih masih ada 58% guru PAUD
jenjang PAUD. Akhir-akhir ini perhatian di Kecamatan Maja masih belum
pemerintah terhadap PAUD mengalami memenuhi persyaratan kualifikasi
peningkatan yang cukup signifikan, pendidikan. Guru PNS 5 orang dan yang
meskipun dalam implementasinya bersertifikat pendidik baru 6 orang,
belum optimal. Peningkatan perhatian berarti kualifikasi pendidikan Guru
tersebut mendorong pemerintah untuk PAUD di Kecamatan Maja masih
melaksanakan pembangunan PAUD rendah. Rendahnya kualifikasi
yang tidak terbatas pada tatanan formal pendidikan Guru PAUD sedikit banyak
tetapi juga mencakup bidang nonformal akan mempengaruhi kinerja Guru
dan informal (PAUDNI). PAUD. Sedangkan berdasarkan
Sugiyono dalam Suwarno Permendikbud No. 137 Tahun 2014
(2002:16) menyatakan bahwa tentang Standar PAUD pasal 25 (1)
kemampuan guru dipengaruhi beberapa (Permendikbud No.137 Tahun 2014.
faktor, seperti potensi dasar, kualifikasi Pada kenyataanya dalam kasus
pendidik, pendidikan/pelatihan, dan dunia pendidikan, seringkali standar
pengalaman mengajar. Berdasarkan bagi guru masih belum dapat dipenuhi
penjelasan tersebut, maka pemerintah dengan masih adanya guru yang belum
mewajibkan menyediakan anggaran memiliki kualifikasi pendidikan minimal
untuk peningkatan kualifikasi akademik S1 atau D4. Seperti halnya di kecamatan
guru, dengan anggaran yang disediakan Maja, masih banyak guru PAUD yang
pemerintah, guru yang tidak layak belum berkualifikasi pendidikan S1
melaksanakan pembelajaran dapat yaitu sekitar 58%. Walaupun setelah
meningkatkan kualifikasi akademiknya mereka aktif sebagai guru kemudian ada
sehingga memenuhi syarat. langkah-langkah untuk memenuhi
Berdasarkan data guru PAUD di standar tersebut. Misalnya para guru
Kecamatan Maja yang diperoleh dari tersebut melakukan upaya secara
UPTD Pendidikan dan Kebudayaan sungguh-sungguh untuk meningkatkan
Kecamatan Maja, dari 81 orang guru kualitas diri, baik dengan cara
PAUD baru 27 orang yang memiliki

Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran


20
Tahun 8, Nomor 1 Juli 2021

melanjutkan studi maupun kegiatan berdasarkan hasil seleksi di kecamatan,


pelatihan. dengan harapan peserta yang telah
Pelatihan sangat diperlukan bagi mengikuti pelatihan dapat berbagi
guru baru maupun bagi guru yang telah dengan guru-guru PAUD lain yang
lama bekerja. Guru baru membutuhkan belum memiliki kesempatan mengikuti
pelatihan-pelatihan sebelum mereka pelatihan, namun pada kenyataannya
dapat menjalankan tugas yang menjadi masih banyak guru PAUD yang telah
kewajibannya, sedangkan bagi guru mengikuti pelatihan, tetapi masih belum
lama pelatihan-pelatihan dibutuhkan mampu mengaplikasikan materi yang
karena adanya tuntutan-tuntutan dari diperoleh ketika pelatihan, dan proses
tugas-tugasnya yang sekarang, walaupun pembelajaran kembali lagi seperti
masih sering dijumpai banyak guru yang semula saat belum mengikuti pelatihan.
mengikuti pelatihan tetapi setelah guru Berdasarkan hasil wawancara dan
tersebut sampai di sekolah, kembali lagi observasi yang dilakukan peneliti pada
pada kebiasaan lama pada saat sebelum bulan Agustus 2018, masih dijumpai
pelatihan. Selain itu guru PAUD di kurang disiplinnya guru, terutama
Kecamatan Maja masih banyak yang masalah disiplin guru masuk dan ke luar
belum mengikuti pelatihan karena kelas pada saat kegiatan pembelajaran,
keterbatasan kesempatan pelatihan guru selain itu kedisiplinan guru dalam
PAUD yang diselenggarakan oleh Dinas menyelesaikan administrasi kelas juga
Pendidikan atau Organisasi mitra. masih rendah, bahkan masih banyak
Berdasarkan sumber informasi guru yang datang ke sekolah hanya
dari ketua Pengurus Cabang Himpaudi memenuhi kewajiban mengajar saja,
Kecamatan Maja, dari 81 orang guru tanpa dilengkapi dengan administrasi
PAUD di Kecamatan Maja baru 34 yang dibutuhkan. Beberapa guru
orang yang mendapat kesempatan membuat perencanaan pembelajaran,
mengikuti pelatihan baik yang tetapi masih banyak pula guru yang tidak
diselenggarakan oleh dinas pendidikan menyusun rencana pembelajaran, dan
maupun oleh organisasi mitra walaupun tujuan pembelajaran, bahkan ada yang
terkadang yang mengikuti pelatihan tidak pernah sama sekali menyusun
tersebut adalah orang yang sama rencana pembelajaran karena kurangnya

Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran


21
Tahun 8, Nomor 1 Juli 2021

pengetahuan mereka bagaimana bersifat skolastik dimana anak


menyusun rencana pembelajaran. Beban dihadapkan pada suasana sekolah yang
jam mengajar guru perminggu juga penuh ketegangan. Posisi duduk peserta
masih belum terpenuhi, rata-rata guru didik seperti di kelas Sekolah Dasar
PAUD pulang tanpa menyiapkan dimana semua peserta didik menghadap
perangkat perencanaan pembelajaran ke guru (Teacher Oriented). Selain itu
untuk hari berikutnya karena guru juga guru juga kurang kreatif dalam membuat
mengikuti jam pulang peserta didik. alat peraga sehingga kegiatan anak
Kompetensi Pedagogik sehari-hari yang biasa dilakukan adalah
merupakan salah satu kompetensi yang mengerjakan lembar kerja berupa
harus dikuasai oleh guru PAUD majalah dan buku paket yang diulang-
khususnya. Guru harus memahami ulang sehingga membosankan. Kegiatan
karakteristik peserta didik, dan pembelajaran tidak dikemas dalam
kebutuhan anak serta bakat dan keadaan menarik, anak harus duduk
minatnya. Memahami karakteristik anak dengan tenang mengikuti instruksi yang
sangat penting bagi guru karena hal ini diberikan guru, pembelajaran cenderung
akan mempengaruhi cara guru dalam berpusat pada guru. Proses pembelajaran
memberikan stimulasi terhadap peserta seperti ini membuat proses
didik. Guru juga harus mampu pembelajaran tidak bermakna bagi anak,
merancang dan melaksanakan mematikan inisiatif, imajinasi dan
pembelajaran yang menyenangkan kreativitas anak.
sesuai dengan prinsip belajar di PAUD Proses kegiatan pembelajaran
yaitu belajar melalui bermain. mengadopsi metode di Sekolah Dasar
Berdasarkan observasi peneliti di bahkan guru terkadang malas
lapangan pada bulan september 2018, melaksanakan evaluasi perkembangan
masih banyak ditemukan guru PAUD anak karena kurangnya pemahaman guru
yang memberikan stimulasi tidak sesuai dalam menggunakan tekhnik evaluasi.
dengan karakteristik anak usia dini. Kegiatan evaluasi hasil belajar ini
Kegiatan pembelajaran masih merupakan hal yang penting sebagai
menggunakan metode konvensional umpan balik terhadap proses belajar
dengan menerapkan pembelajaran yang mengajar yang akan dijadikan tolak ukur

Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran


22
Tahun 8, Nomor 1 Juli 2021

memperbaiki dan meningkatkan proses hubungan yang ditimbulkan oleh faktor-


belajar mengajar selanjunya, dan hal ini faktor internal dengan kinerja guru,
akan meningkatkan kinerja guru. maka sangatlah perlu untuk dilakukan
Berdasarkan wawancara yang penelitian tentang “Hubungan
peneliti lakukan terhadap guru PAUD di Kompetensi Pedagogik dan Pelatihan
kecamatan Maja pada bulan september dengan Kinerja Guru PAUD di
2018, mereka tidak membuat Kecamatan Maja Kabupaten Lebak.
perencanaan pembelajaran dikarenakan 2. Rumusan Masalah
kurangnya pemahaman dan pengetahuan Berdasarkan pembatasan masalah
guru PAUD dalam merancang maka dapat dikemukakan rumusan
perencanaan pembelajaran. perencanaan masalah dalam bentuk pertanyaan
kegiatan pembelajaran amat sangat penelitian sebagai berikut:
dibutuhkan dalam proses pembelajaran. a. Apakah terdapat hubungan antara
Sebagai upaya pemenuhan tugas sebagai Kompetensi Pedagogik dengan
guru, karena keterbatasan kemampuan Kinerja Guru PAUD di Kecamatan
dan pemahaman cara menyusun Maja Kabupaten Lebak?
perencanaan pembelajaran tidak sedikit b. Apakah terdapat hubungan antara
guru PAUD yang membeli atau Pelatihan dengan Kinerja Guru
mendownload Perencanaan Kegiatan PAUD di Kecamatan Maja
Pembelajaran, padahal jika dipelajari Kabupaten Lebak?
terkadang tidak sesuai dengan prinsip c. Apakah terdapat hubungan antara
penyusunan perencanaan pembelajaran Kompetensi Pedagogik dan
dan tidak sesuai dengan adat dan budaya Pelatihan secara bersama-sama
lingkungan PAUD. dengan Kinerja Guru PAUD di
Berdasarkan latar belakang dan Kecamatan Maja Kabupaten
pemikiran lebih lanjut mengenai Lebak?

Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran


23
Tahun 8, Nomor 1 Juli 2021

B. KAJIAN TEORITIK
1. Hakikat Kinerja Guru Dalam kajian yang berhubungan
Sebelum membahas lebih jauh dengan profesi guru pengertian kinerja
tentang pengertian kinerja guru, terlebih sebagai seperangkat perilaku nyata yang
dahulu akan dipaparkan pengertian ditunjukkan oleh seorang guru pada
kinerja. Menurut Forter dan Laurer waktu memberikan pelajaran kepada
dalam Sedarmayanti (2011:223) kinerja peserta didik. Kinerja guru dapat dilihat
merupakan fungsi dari keinginan saat dia melaksanakan interaksi belajar
melakukan pekerjaan, keterampilan mengajar di kelas termasuk
yang perlu untuk menyusun tugas, persiapannya baik dalam bentuk
pemahaman yang jelas tentang apa yang program semester maupun persiapan
dikerjakan dan bagaimana mengerjakan. mengajar. Husdarta dalam Supardi
Selanjutnya Mangkunegara (2000:67) (2014:13) mengungkapkan bahwa
mengemukakan pengertian kinerja kinerja guru dalam pembelajaran
adalah hasil kerja secara kualitas dan menjadi bagian terpenting dalam
kuantitas yang dicapai oleh seorang mendukung terciptanya proses
pegawai dalam melaksanakan tugasnya pendidikan secara efektif terutama
sesuai dengan tanggung jawab yang dalam membangun sikap disiplin dan
diberikannya. mutu hasil belajar peserta didik. Berbeda
Jadi dapat disimpulkan dari uraian dengan uraian di atas Surya (2000:4)
teori di atas bahwa kinerja adalah hasil mengungkapkan dalam tingkatan
yang telah dilakukan oleh seseorang oprasional guru merupakan penentu
untuk mencapai tujuan tertentu. kinerja keberhasilan pendidikan melalui
juga dapat juga diartikan sebagai prestasi kinerjanya pada tingkat institusional,
kerja sesuai kriteria yang telah instruksional, dan eksperensial.
ditetapkan. Pengertian guru menurut Menurut Hosnan (2014:174-175)
Poerwadarminta yang dikutip Suparlan kinerja guru adalah hasil penelitian dan
(2005:13) guru adalah orang yang hasil kerja yang dicapai guru dalam
kerjanya mengajar. Berdasarkan definisi melaksanakan tugasnya. Kinerja tenaga
ini, guru disamakan dengan pengajar. pengajar adalah menyangkut seluruh
aktivitas yang ditunjukkan oleh tenaga

Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran


24
Tahun 8, Nomor 1 Juli 2021

pengajar dalam tanggung jawabnya bergantung pada bagaimana guru


untuk mendidik, mengajar, menyajikan materi yang harus dipelajari,
membimbing, mengarahkan dan bagaimana cara guru menggunakan
memandu peserta didik dalam rangka peneguhan. Mengaktifkan peserta didik
mengiring perkembangan peserta didik agar terlibat dalam proses belajar
ke arah kedewasaan mental spiritual mengajar. Jadi dapat disimpulkan dari
maupun fisik biologis. Penilaian kinerja uraian teori diatas bahwa kinerja guru
guru pada pelaksanaan pembelajaran adalah suatu hasil kerja seorang guru
dilakukan di dalam kelas (untuk kegiatan atau pendidik dalam melaksanakan tugas
yang dapat diamati) dan di luar kelas yang secara profesional dan piawai
(untuk kegiatan yang tidak diamati di untuk mencapai tujuan pedidikan yang
dalam kelas). Kegiatan yang tidak dapat lebih baik.
diamati di dalam kelas misalnya Berdasarkan uraian di atas dapat
penyusunan silabus, Rencana dideskripsikan bahwa kinerja guru
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), merupakan hasil kerja yang dicapai guru
pengembangan kurikulum, tingkat dalam melaksanakan tugasnya melatih,
kehadiran guru di kelas, praktik membimbing, mengarahkan, menilai
pembelajaran di luar kelas. dan mengevaluasi peserta didik. Kinerja
Anderson dalam Saragih guru merupakan sesuatu yang spesifik
(2010:66) menjelaskan bahwa kinerja dan sangat tergantung pada kemampuan
guru adalah apa yang sebenarnya guru dan lingkungan tempat guru
dilakukan guru dan bukan sekedar bertugas.
melakukan tugas. Kinerja guru adalah Menurut Tyson and Jackson
sesuatu yang spesifik dalam situasi kerja dalam Supardi (2014: 187) dimensi atau
dan sangat tergantung pada kemampuan standar kinerja yang dievaluasi dalam
guru, konteks tempat guru bekerja dan pelaksanaan pekerjaan meliputi jumlah
kemampuan guru, konteks tempat guru volume pekerjaan, kualitas kerja,
bekerja dan kemampuan menerapkan kemampuan menyesuaikan diri,
kompetensinya pada waktu tertentu. kemampuan dan kemauan untuk bekerja
Kemudian Sudjana dalam (2011:66) sama seperti diungkapkan sebagai
menjelaskan bahwa kualitas pengajaran berikut:

Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran


25
Tahun 8, Nomor 1 Juli 2021

Quantity of Work; berkenaan Quality of Work; berkenaan


dengan volume atau jumlah seberapa dengan kualitas pekerjaan seperti
banyak pekerjaan yang dapat ketelitian dan kelengkapan hasil kerja.
dikerjakan seseorang guru. Berdasarkan Guru diharuskan memiliki kualitas yang
Peraturan Menteri Pendidikan dan menjadikan guru profesional dengan
Kebudayaan (Permendikbud) No. 23 memiliki kualifikasi akademik dan
Tahun 2017 tentang Hari Sekolah, kompetensi. Khusunya bagi Pendidik
bahwa ketentuan beban kerja guru dan Tenaga Kependidikan (PTK) PAUD
adalah 40 jam selama lima hari dalam menjadi guru profesional harus memiliki
seminggu. Kewajiban guru tidak hanya kualifikasi akademik dan kompetensi
sekedar tatap muka, melainkan seluruh yang dipersyaratkan, sehat jasmani dan
komponen beban kerja 8 jam perhari (PP rohani. Kualifikasi akademik PTK
No.19 Tahun 2017 revisi PP No. 74 PAUD: a) memiliki ijazah (D-IV) atau
Tahun 2008 tentang guru). sarjana (SI) dalam bidang PAUD yang
Beban kerja 40 jam perminggu diperoleh dari program studi
berlaku bagi sekolah yang telah terakreditasi, b) memiliki ijazah diploma
melaksanakan hari sekolah 5 hari empat (D-IV) atau sarjana (S1)
ataupun 6 hari. Bagi sekolah yang masih kependidikan lain yang relevan atau
melaksanakan 6 hari perminggu berarti psikologi yang diperoleh dari program
6,5 jam perhari. Beban kerja guru 40 jam studi terakreditasi dan memiliki
perminggu dihitung dengan pembagian sertifikat Pendidikan Profesi Guru (PPG)
minimal 24 jam tatap muka dan sisa jam PAUD dari perguruan tinggi yang
lainnya dapat digunakan untuk terakreditasi. Selain itu PTK PAUD juga
melaksanakn beban kerja lain seperti harus memiliki Kompetensi Guru PAUD
merencanakan pembelajaran, menilai dikembangkan secara utuh mencakup
hasil pembelajaran, membimbing dan kompetensi pedagogik, kepribadian,
melatih peserta didik, serta sosial, dan profesional.
melaksanakan tugas tambahan lainnya 2. Hakikat Kompetensi Pedagogik
yang melekat pada pelaksanaan kegiatan Yamin dan Maisah (2010: 9)
pokok. mengemukakan bahwa Kompetensi
pedagogik meliputi pemahaman

Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran


26
Tahun 8, Nomor 1 Juli 2021

terhadap peserta didik, perencanaan, dan dan sarana prasarana yang


pelaksanaan pembelajaran, evaluasi diperlukan.
hasil belajar, dan pengembangan peserta c. Pengendalian atau evaluasi
didik untuk mengaktualisasikan pengendalian, bertujuan menjamin
berbagai potensi yang dialaminya. kinerja yang dicapai sesuai dengan
Selain itu Zafira (2010:10) menyatakan rencana atau tujuan yang telah
bahwa, kompetensi pedagogik meliputi ditetapkan.
pemahaman terhadap peserta didik Hogveld dalam Sadulloh (2017:2)
secara mendalam memiliki indikator mengemukakan bahwa pedagogik ilmu
secara esensial, memahami peserta didik yang mempelajari masalah membimbing
dengan memanfaatkan prinsip-prinsip anak ke arah tujuan tertentu, yaitu agar
perkembangan kognitif, memahami kelak mampu secara mandiri
peserta didik dengan memanfaatkan menyelesaikan tugas hidupnya. Jadi
prinsip-prinsip kepribadian dengan Pedagogik adalah ilmu tentang cara
mengidentifikasi bekal ajar awal peserta mendidik anak. Pedagogik merupakan
didik. suatu teori dan kajian yang secara teliti,
Mulyasa (2012: 77-78) kritis, dan objektif mengembangkan
mengemukakan bahwa secara konsep-konsepnya mengenai hakikat
operasional, di dalam kompetensi manusia, hakikat anak, hakikat tujuan
pedagogik kemampuan guru untuk pendidikan serta hakikat proses
mengelola pembelajaran menyangkut pendidikan.
tiga fungsi manajerial diantaranya: Berdasarkan beberapa pendapat
a. Perencanaan menyangkut para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa
penetapan tujuan, dan kompetensi, kompetensi pedagogik merupakan
serta memperkirakan cara kemampuan guru untuk memahami
mencapainya. peserta didik serta kemampuan guru
b. Pelaksanaan atau juga disebut dalam mengelola pembelajaran dengan
impelementasi adalah proses prinsip kognitif dan kepribadian seorang
memberikan kepastian bahwa guru, serta membimbing agar kelak anak
proses belajar mengajar telah secara mandiri mampu menyelesaikan
memiliki sumber daya manusia tugas hidupnya.

Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran


27
Tahun 8, Nomor 1 Juli 2021

Dalam Standar Nasional pengembangan peserta didik untuk


Pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat (3) mengaktualisasikan berbagai potensi
dikemukakan bahwa kompetensi yang dimilikinya. Selanjutnya menurut
pedagogik adalah kemampuan Donni (2014:124) kemampuan yang
mengelola pebelajaran peserta didik perlu dimiliki guru berkenaan dengan
yang meliputi pemahaman terhadap Kompetensi Pedagogik adalah: 1)
peserta didik, perancangan dan Penguasaan terhadap karakteristik
pelaksanaan pembelajaran, evaluasi peserta didik dari aspek fisik, moral,
hasil belajar, dan pengembangan peserta sosial, kultur, emosional dan intelektual,
didik untuk mengaktualisasikan 2) Penguasaan terhadap teori belajar dan
berbagai potensi yang dimilikinya. Juni prinsip-prinsip pembelajaran yang
(2014:123) Kompetensi Pedagogik guru mendidik, 3) Mampu mengembangkan
perlu diiringi dengan kemampuan guru kurikulum yang terkait dengan bidang
untuk memahami karakteristik peserta pengembangan yang diampu. 4)
didik, baik berdasarkan aspek moral, Menyelenggarakan kegiatan
emosional, dan intelektual. Hal tersebut pengembangan yang mendidik.5)
berimplikasi bahwa seorang guru harus Memanfaatkan teknologi informasi dan
mampu menguasai teori belajar dan komunikasi untuk kepentingan
prinsip-prinsip belajar, karena peserta penyelenggaraan kegiatan
didik memiliki karakter, sifat , dan minat pengembangan yang mendidik.6)
yang berbeda. Memfasilitasi pengembangan potensi
Menurut Sagala (2009), peserta didik untuk
Kompetensi pedagogik meliputi mengaktC,ualisasikan berbagai potensi
beberapa hal, yaitu: pemahaman yang dimiliki. 7) Berkomunikasi secara
wawassan atau landasan kependidikan, efektif, empatik dan santun dengan
pemahaman terhadap peserta didik, peserta didik. 8) Melakukan penilaian
pengembangan kurikulum atau silabus, dan evaluasi untuk kepentingan
perancangan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan 9) Melakukan
pembelajaran yang mendidik dan tindakan reflektif untuk peningkatan
dialogis, pemanfaatan teknologi kualitas pembelajaran.
pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan 3. Pelatihan

Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran


28
Tahun 8, Nomor 1 Juli 2021

Pendidikan dan pelatihan waktu yang bertujuan untuk


seringkali disandingkan dalam sebuah meningkatkan kemampuan kerja peserta
kegiatan peningkatan kinerja guru, dalam bidang pekerjaan tertentu guna
karena keduanya memiliki tujuan yang meningkatkan efektivitas dan
sama. Teori pendidikan sama dengan produktivitas dalam suatu organisasi
pelatihan walaupun sebenarnya masih (Hamalik, 2007:10). Menurut Sikula
ada sedikit perbedaaan. Seperti yang dalam Mangkunegara (2009:44)
diungkapkan Abdulhak dan Darmawan Pelatihan adalah suatu proses pendidikan
(2015:117) pendidikan membutuhkan jangka pendek yang mempergunakan
waktu yang relatif lama, pengakuan prosedur sistematis dan terorganisir
dengan ijazah/diploma, memiliki dimana pegawai managerial
kurikulum yang standar untuk keperluan mempelajari pengetahuan konseptual
mendatang (just-in-case = JIC), dan keterampilan teknis dalam tujuan
ditujukan bagi mereka yang akan terbatas (Training is short-term
memasuki lingkungan pekerjaan, educational process untilizing a
program reguler dengan tenaga pengajar systematic and organized procedure by
yang tetap, sedangkan pelatihan hanya wich non-managerial personal personal
membutuhkan waktu yang tidak relatif learn tecnical knowledge and skill for a
lama (singkat), pengakuan dengan definite purfose).
sertifikat, kurikulumnya fleksibel sesuai Menurut Rae dalam Sofyandi
dengan kebutuhan sekarang (just-in-time (2008:113) Pelatihan adalah suatu usaha
=JIT), ditujukan bagi mereka yang untuk meningkatkan pengetahuan dan
sudah bekerja, program tidak reguler dan kemampuan karyawan dalam
memiliki tenaga pengajar yang tidak melaksanakan pekerjaannya lebih efektif
tetap. dan efesien. Program pelatihan adalah
Pelatihan adalah suatu proses yang serangkaian program yang dirancang
meliputi serangkaian tindak (upaya) untuk meningkatkan pengetahuan dan
yang dilaksanakan dengan sengaja kemampuan karayawan dalam
dalam bentuk pemberian bantuan kepada hubungannya dalam pekerjaannya.
tenaga kerja yang dilakukan oleh tenaga Efektifitas program pelatihan adalah
profesional kepelatihan dalam satuan suatu istilah untuk memastikan apakah

Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran


29
Tahun 8, Nomor 1 Juli 2021

program pelatihan dijalankan dengan dilakukan oleh tenaga profesional


efektif dalam mencapai sasaran yang kepelatihan yang memiliki tujuan untuk
ditentukan. meningkatkan efektivitas dan
Berdasarkan uraian di atas dapat produktivitas dalam suatu organisasi
disimpulkan bahwa pelatihan adalah sekolah, semakin sering seorang guru
serangkaian program yang dirancang mengikuti pelatihan maka akan semakin
untuk meningkatkan pengetahuan dan baik pula kinerjanya.
kemampuan seorang guru yang

C. METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan Pedagogik dan Pelatihan dengan Kinerja
pendekatan kuantitatif korelasional. Guru PAUD di Kecamatan Maja.
Pendekatan kuantitatif merupakan Populasi dari penelitian ini adalah
penelitian yang berlandaskan pada seluruh Guru PAUD Di Kecamatan Maja
filsafat positivisme, digunakan untuk yang terdiri dari 81 guru dari 23
meneliti pada populasi atau sampel lembaga PAUD yang ada di Kecamatan
tertentu, pengumpulan data Maja. Adapun data populasi guru yang
menggunakan instrumen penelitian, bertugas di 23 Lembaga PAUD.
analisis data bersifat kuantitatif atau Berdasarkan hal tersebut di atas
statistik, dengan tujuan untuk menguji bahwa jumlah populasi guru PAUD di
hipotesis yang telah ditetapkan. kecamatan Maja Kabupaten Lebak
Pendekatan kuantitatif cukup banyak yaitu sebanyak 81 orang
korelasional dimaksudkan untuk maka peneliti melakukan penarikan
mengetahui hubungan antara dua sampel. Adapun teknik sampling yang
variabel atau lebih tanpa ada upaya digunakan dalam penelitian ini adalah
untuk mempengaruhi variabel tersebut teknik penarikan sampel secara khusus
sehingga tidak terdapat manipulasi (Purpossive Sampling) yaitu guru yang
variabel. Metode penelitian ini yang sudah mengikuti pelatihan sebanyak 34
bermaksud untuk mengumpulkan orang.
informasi tentang Kompetensi Analisis data yang dilakukan
dalam penelitian ini adalah

Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran


30
Tahun 8, Nomor 1 Juli 2021

menggunakan teknik analisis kenyataannya masalah yang terjadi tidak


korelasional multivariant adalah teknik dapat diselesaikan dengan hanya
analisis korelasional yang mendasarkan menghubung-hubungkan dua variabel
diri pada lebih dari dua variabel. Analisis akan tetapi harus lebih dari dua variable
multivariant digunakan karena pada

D. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Deskripsi data penelitian adalah dijadikan responden.
analisis data yang diperoleh baik dari Variabel yang diteliti yaitu
data primer maupun data sekunder. Data Kompetensi Pedagogik (X1), Pelatihan
primer diperoleh dari hasil penyebaran (X2) dan Kinerja Guru (Y). Hasil
kuesioner kepada 34 Guru PAUD di Analisis Deskripsi Data masing-masing
Kecamatan Maja Kabupaten Lebak yang variabel digambarkan sebagai berikut :
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Data X1, X2 dan Y
Kinerja Kompetensi Pelatihan
Guru Pedagogik
Mean 68,97 74,59 57,47
Std. Deviation 6,829 22,503 6,268

Berdasarkan hasil angket dengan skor terendah 56, nilai mean 68,97, nilai
lima alternatif jawaban didapatkan dari standar deviasi 6,829, nilai median 69,50
17 instrument yang disebar, diperoleh dan modus 77,00, kelas interval 4,
informasi sebagai berikut : jumlah banyaknya kelas 6. Deskripsi data
sampel 34 responden, skor tertinggi 80, disajikan pada tabel 4.2 sebagai berikut :
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Data Variabel Y (Kinerja Guru)
Frekuensi Frekuensi Frekuensi
No Skor
Absolut Relatif (%) Kumulatif
1 56-59 6 17,65 6
2 60-63 1 2,94 7
3 64-67 4 11,76 11
4 68-71 11 32,35 22
5 72-75 5 14,71 27
6 76-80 7 20,59 34
JUMLAH 34 100,00

Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran


31
Tahun 8, Nomor 1 Juli 2021

Berdasarkan tabel 4.2 diperoleh terendah 56 sampai skor tertinggi 80 dan


informasi skor Kinerja Guru sebagai mediannya 69,50. Nilai rata-rata skor
berikut : 32,35 % dari jumlah responden responden adalah 68,97. Rata-rata
berada pada tingkatan rata-rata, 35,29% empirik 68,97, sedangkan rata-rata
responden memperoleh skor di atas rata- teoretik 42,5 (68,97 > 42,5). Hal ini
rata, dan 32,35% responden memperoleh menunjukkan bahwa tingkat Kinerja
skor di bawah rata-rata. Guru di Kecamatan Maja berada pada
Tabel tersebut diatas menunjukkan kategori tinggi.
bahwa dari 34 responden guru PAUD, Berdasarkan hasil angket dengan
sebagian besar (67,64%) menunjukkan empat alternatif jawaban didapatkan dari
bahwa Guru PAUD di Kecamatan Maja 16 instrument diperoleh informasi
memiliki kinerja yang cukup tinggi dan sebagai berikut : jumlah sampel 34
dianggap telah berhasil melaksanakan responden, skor tertinggi 94, skor
tugas pokok mengajar dengan mengikuti terendah 24, mean 74,59, standar
ketentuan-ketentuan yang ada. deviasi 22,503, median 85 dan modus
Berdasarkan penjelasan dan 94, interval kelas 11, banyaknya kelas 6.
gambaran statistik deskriptif di atas Deskripsi data disajikan pada tabel 4.3
dapat disimpulkan bahwa skor kuesioner sebagai berikut :
Kinerja Guru bergerak dari skor
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Data Variabel X1 (Kompetensi Pedagogik)
Frekuensi Frekuensi Frekuensi
No Skor
Absolut Relatif (%) Kumulatif
1 24-35 4 11,76 4
2 36-47 3 8,82 7
3 48-59 2 5,88 9
4 60-71 2 5,88 11
5 72-83 6 17,65 17
6 84-95 17 50,00 34
JUMLAH 34 100,00

Berdasarkan tabel 4.3 diperoleh rata, dan 50% responden memperoleh


informasi skor Kompetensi Pedagogik skor di atas rata-rata, dan 32,35% berada
sebagai berikut : 17,65 % dari jumlah pada tingkatan dibawah rata-rata.
responden berada pada tingkatan rata-

Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran


32
Tahun 8, Nomor 1 Juli 2021

Berdasarkan penjelasan dan dalam melakukan perencanaan dan


gambaran statistik deskriptif di atas proses pembelajaran guru dalam
dapat disimpulkan bahwa skor kuesioner menguasai materi pendidikan sebagai
Kompetensi Pedagogik bergerak dari Guru PAUD.
skor terendah 24 sampai skor tertinggi Berdasarkan hasil angket dengan
94 dan mediannya 85 dengan nilai rata- lima alternatif jawaban didapatkan dari
rata empirik 75 sedangkan rata-rata 13 instrument diperoleh informasi
teoretik 50 (75 > 50). Hal ini sebagai berikut : jumlah sampel 34
menunjukkan bahwa capaian responden, skor tertinggi 65, skor
Kompetensi Pedagogik di Kecamatan terendah 36, mean 57,47, standar
Maja berada pada kategori tinggi. deviasi 6,268, median 56,50 dan modus
Artinya, sebagian besar guru PAUD di 55, kelas interval 5, banyaknya kelas 6.
Kecamatan Maja telah memiliki Deskripsi data disajikan pada table 4.4
kompetensi atau memiliki kemampuan sebagai berikut :
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Data Variabel X2 (Pelatihan )
Frekuensi Frekuensi Frekuensi
No Skor
Absolut Relatif (%) Kumulatif
1 36-40 1 2,94 1
2 41-45 0 0,00 1
3 46-50 2 5,88 3
4 51-55 10 29,41 13
5 56-60 7 20,59 20
6 61-65 14 41,18 34
JUMLAH 34 100,00

Berdasarkan tabel 4.4 diperoleh Berdasarkan penjelasan dan


informasi skor Pelatihan sebagai berikut gambaran statistik deskriptif di atas
: 20,59 % dari jumlah responden berada dapat disimpulkan bahwa skor kuesioner
pada tingkatan rata-rata, 41,18% Pelatihan bergerak dari skor terendah 36
responden memperoleh skor di atas rata- sampai skor tertinggi 65 dan mediannya
rata, dan 38,24% berada pada tingkatan 56,50. Rata-rata empirik 57,74
dibawah rata-rata. sedangkan rata-rata teoretik 32,5 (57,74

Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran


33
Tahun 8, Nomor 1 Juli 2021

> 32,5). Hal ini menunjukkan bahwa 1. Hubungan Kompetensi


Pelatihan berada pada tingkatan tinggi. Pedagogik (X1) terhadap
Artinya, 14 orang (41,18%) guru Kinerja Guru (Y)
PAUD di kecamatan Maja memiliki Hasil analisis uji hipotesis antara
anggapan bahwa Pelatihan memiliki Kompetensi Pedagogik dengan Kinerja
manfaat dalam menambah pengetahuan, Guru diperoleh nilai t-hitung x1y sebesar
wawasan dan keterampilan guru dalam 1,820 dengan persamaan regresi Ŷ = a +
melaksanakan tugasnya sebagai guru b X1 = 64,719 + 0,488 X1. Nilai ini
untuk memberikan pembelajaran memberikan pengertian bahwa
terhadap anak didiknya sesuai dengan keterkaitan antara Kompetensi
pembelajaran yang seharusnya diterima Pedagogik dengan Kinerja Guru adalah
anak usia dini. Sebagian besar guru cukup tinggi, artinya Kompetensi
PAUD memiliki keinginan untuk Pedagogik di Kecamatan Maja meskipun
melaksanakan tugasnya dalam menunjukkan tingkat hubungan yang
melaksanakan pembelajaran sebagai cukup tinggi masih perlu ditingkatkan
guru PAUD di Kecamatan Maja. lagi untuk meningkatkan Kinerja Guru
Berdasarkan hasil pengujian tersebut menjadi sangat baik. Maka
hipotesis dapat diinterpretasikan bahwa semakin tinggi tingkat Kompetensi
hubungan antar variabel adalah positif. Pedagogik maka Kinerja Guru akan
Dari ketiga hipotesis penelitian yang semakin meningkat. Demikian pula
diajukan semua variabel menunjukkan sebaliknya, makin rendah Kompetensi
hubungan yang signifikan yaitu variabel Pedagogik, makin rendah pula Kinerja
yaitu Kompetensi Pedagogik(X1), X2 Guru tersebut.
(Pelatihan) dan Kinerja Guru (Y). Hal ini berarti sesuai dengan teori
Demikian halnya secara simultan yang dikatakan oleh Husdarta dalam
hubungan variabel secara bersama-sama Supardi (2014:13) mengungkapkan
menunjukkan hubungan yang positif. bahwa kinerja guru dalam pembelajaran
Hal itu ditunjukkan oleh hasil analisis menjadi bagian terpenting dalam
yang diuraikan sebagai berikut: mendukung terciptanya proses
pendidikan secara efektif terutama
dalam membangun sikap disiplin dan

Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran


34
Tahun 8, Nomor 1 Juli 2021

mutu hasil belajar peserta didik. dalam kualitas perencanaan, proses


Demikian halnya dengan teori menurut belajar, evaluasi pembelajaran, serta
Yamin dan Maisah (2010: 9) yang keterampilan berkomunikasi dalam
mengemukakan bahwa Kompetensi pengasuhan. Level hasil; dampak diklat
pedagogik meliputi pemahaman dasar terhadap lembaga seperti
terhadap peserta didik, perencanaan, dan peningkatan dalam kualitas dan jumlah
pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil karya, efisiensi pembuatan media
hasil belajar, dan pengembangan peserta pembelajaran, serta kualitas pelayanan
didik untuk mengaktualisasikan terhadap anak dalam kategori baik.
berbagai potensi yang dialaminya. Besarnya sumbangan atau
Dengan bertitik tolak pada pengertian kontribusi variabel Kompetensi
tersebut, maka kompetensi pedagogik Pedagogik terhadap Kinerja Guru dapat
adalah kemampuan guru dalam diketahui dengan jalan mengkuadratkan
menghasilkan pemahaman terhadap perolehan nilai koefisien korelasi
peserta didik, perancangan dan sederhananya. Hasil pengkuadratan nilai
pelaksanaan pembelajaran, evaluasi koefisien korelasi sederhananya adalah
hasil belajar, dan pengembangan peserta sebesar 0,238 (adalah pengkuadratan
didik untuk mengaktualisasikan dari koefisien korelasi 0,488 atau 0,4882)
berbagai potensi yang dimilikinya. berarti 23,8% kontribusi variabel
Hasil penelitian ini sekaligus Kompetensi Pedagogik (X1) terhadap
memperjelas penelitian yang dilakukan Kinerja Guru (Y), sisanya 76,2% dapat
oleh Eva Riza, Jurnal 2014, yang disebabkan oleh faktor-faktor yang lain,
berjudul Efektifitas Diklat Berjenjang dengan persamaan regresi Ŷ = a + b X1
Tingkat Dasar Pendidik dan Tenaga = 64,719 + 0,488 X1.
Kependidikan PAUD. Hasil Secara statistik nilai ini
penelitiannya menyatakan bahwa diklat memberikan pengertian bahwa kurang
berjenjang tingkat dasar pada level lebih 48,8% variasi perubahan Kinerja
pembelajaran; dalam kategori baik Guru ditentukan oleh Kompetensi
dilihat berdasarkan hasil pos tes peserta Pedagogiknya dengan pola hubungan
meningkat sangat tinggi. Level perilaku; fungsionalnya seperti ditunjukkan oleh
peserta diklat mengalami peningkatan persamaan regresi tersebut di atas.

Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran


35
Tahun 8, Nomor 1 Juli 2021

Artinya, jika seluruh guru PAUD di oleh Dyah Putri Syafitri, Jurnal, 2018;
Kecamatan Maja dites tentang persepsi dengan judul Evaluasi Kompetensi
mereka terhadap Kompetensi Pedagogik Pedagogik Guru Pasca Pelatihan Guru
dan Kinerja Gurunya, maka lebih kurang Pembelajar Moda Daring. Hasil
48,8% variasi pasangan skor kedua penelitiannya menyatakan bahwa
variabel tersebut akan berdistribusi dan kompetensi guru Taman Kanak-kanak
mengikuti pola hubungan antara variabel (TK) pasca pelatihan dapat
Kompetensi Pedagogik dengan Kinerja dikelompokkan pada 4 kompetensi
Guru. pedagogik, yaitu, (1) sikap guru terhadap
2. Hubungan Pelatihan (X2) perlunya pemahaman terhadap peserta
terhadap variabel Kinerja Guru didik seluruh responden menyebutkan
(Y) berdasarkan kuisioner 100% sangat baik,
Hasil analisis korelasi sederhana dan berdasarkan observasi 100% sangat
antara Pelatihan dengan Kinerja Guru baik; (2) sikap guru terhadap
diperoleh nilai koefisien korelasi rx1y perencanaan dan pelaksanaan
sebesar 0,517. Nilai ini memberikan pembelajaran hampir seluruh responden
pengertian bahwa hubungan antara berdasarkan kuisioner 95,5% sangat
Pelatihan dengan Kinerja Guru berada baik, dan berdasarkan observasi 93,8%
pada tingkatan tinggi, artinya makin sangat baik; (3) sikap guru terhadap
tinggi Pelatihan diberikan makin tinggi perlunya evaluasi hasil belajar bahwa
pula Kinerja Guru tersebut. Demikian hampir seluruh responden menyebutkan
pula sebaliknya, makin rendah Pelatihan berdasarkan kuisioner dan observasi
yang diberikan, makin rendah pula 95% sangat baik; (4) sikap guru terhadap
Kinerja Guru tersebut. Hal ini berarti perlunya mengembangkan potensi yang
sesuai dengan teori yang dikatakan oleh dimiliki peserta didik bahwa seluruh
Rae dalam Sofyandi (2008:113) responden berdasarkan kuisioner 100%
Pelatihan adalah suatu usaha untuk sangat baik, dan berdasarkan observasi
meningkatkan pengetahuan dan 96,6% sangat baik. Hal ini menyatakan
kemampuan. bahwa hipotesis keempat (H4) yang
Hasil penelitian ini sekaligus menyatakan terdapat hubungan antara
memperjelas penelitian yang dilakukan Pelatihan dengan Kinerja Guru di

Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran


36
Tahun 8, Nomor 1 Juli 2021

kecamatan Maja Kabupaten Lebak dengan Kinerja Guru sesuai dengan


terbukti kebenaranya. persamaan regresi Ŷ = a + b X2 =
Besarnya sumbangan atau 67,886 + 0,517 X2.
kontribusi variabel Pelatihan terhadap 3. Hubungan Kompetensi
Kinerja Guru dapat diketahui dengan Pedagogik (X1) dan Pelatihan
jalam mengkuadratkan perolehan nilai (X2) secara bersama-sama
koefisien korelasi sederhananya. Hasil terhadap variabel Kinerja Guru
pengkuadratan nilai koefisien korelasi (Y)
sederhananya adalah sebesar 0,267 Pengujian hipotesis ketiga
(adalah pengkuadratan dari koefisien menyimpulkan bahwa terdapat
korelasi 0,517 atau 0,5172) berarti hubungan positif yang signifikan antara
26,7% kontribusi variabel Pelatihan Kompetensi Pedagogik dan Pelatihan
(X2) terhadap Kinerja Guru (Y), sisanya dengan Kinerja Guru yang ditunjukkan
73,3% dapat disebabkan oleh faktor- oleh nilai F hitung > nilai F tabel yaitu 12,567
faktor yang lain, dengan persamaan > 3,32 atau lebih besar dari pada nilai
regresi Ŷ = a + b X2 = 67,886 + 0,517 Ftabel pada taraf signifikansi alpha 0,002
X2. yaitu 3,32 atau 12,567 > F0,05(34) = 3,32.
Secara statistik nilai ini Pola hubungan antara kedua variabel ini
memberikan pengertian bahwa kurang dinyatakan oleh persamaan regresi Ŷ =
lebih 67,886 variasi perubahan Kinerja a + b1 X1 + b2 X2 = 64,445 + 0,488X1 +
Guru dapat ditentukan oleh Pelatihan 0,517X2. Persamaan ini memberikan
dengan pola hubungan fungsionalnya informasi bahwa setiap perubahan satu
seperti ditunjukkan oleh persamaan nilai Kompetensi Pedagogik dan
regresi tersebut di atas. Artinya, jika Pelatihan akan dapat mengakibatkan
seluruh guru PAUD di Kecamatan Maja terjadinya peningkatan Kinerja Guru
dites tentang persepsi mereka terhadap sebesar 64,445.
Pelatihan dan Kinerja Gurunya, maka Hasil analisis korelasi ganda
lebih kurang 51,7% variasi pasangan antara Kompetensi Pedagogik dan
skor kedua variabel tersebut Pelatihan dengan Kinerja Guru
berdistribusi dan mengikuti pola diperoleh nilai koefisien korelasi rx1x2y
hubungan antara variabel Pelatihan sebesar 0,690. Nilai ini memberikan

Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran


37
Tahun 8, Nomor 1 Juli 2021

pengertian bahwa keterkaitan menunjukkan bahwa Kompetensi guru


Kompetensi Pedagogik dan Pelatihan memiliki efek positif pada kinerja guru
dengan Kinerja Guru berada dalam taraf PAUD. Hasil tersebut berarti bahwa
tinggi, artinya makin tinggi Kompetensi apabila Kompetensi guru semakin baik,
Pedagogik dan Pelatihan diberikan maka kinerja guru akan semakin
makin meningkat pula Kinerja Guru di meningkat.
Kecamatan Maja. Demikian pula Pengaruh yang terbentuk oleh
sebaliknya, makin rendah Kompetensi variabel X1 dan X2 terhadap variabel Y
Pedagogik dan Pelatihan, makin rendah dapat diperoleh koefisien determinasi
pula Kinerja Guru tersebut. diperoleh hasil rx12y2 = 0,476 (adalah
Hasil penelitian ini sekaligus pengkuadratan dari koefisien regresi
memperjelas penelitian yang dilakukan 0,690 atau 0,6902) berarti 47,6%
oleh Hasil penelitian ini hampir sama kontribusi variabel Kompetensi
dengan penelitian yang dilakukan oleh Pedagogik (X1) dan Pelatihan (X2)
Rusminingsih dan Euis Soliha, Jurnal. secara bersama-sama dengan Kinerja
2014; yang berjudul Pengaruh Guru (Y), sisanya 52,4% dapat
Kompetensi Guru dan Karakteristik disebabkan oleh faktor-faktor yang lain.
Pekerjaan Terhadap Kinerja dengan Dengan demikian terdapat hubungan
Mediasi Komitmen Organisasional yang cukup tinggi antara Kompetensi
(Studi pada Pendidik PAUD di Pedagogik dan Pelatihan secara
Kecamatan Pati). Hasil penelitian bersama-sama dengan Kinerja Guru.

E. KESIMPULAN DAN SARAN


Simpulan 2. Terdapat hubungan antara
1. Terdapat hubungan positif Pelatihan dengan Kinerja Guru
Kompetensi Pedagogik dengan PAUD di Kecamatan Maja. Jika
Kinerja Guru PAUD di Kecamatan hasil pelatihan guru baik, maka
Maja. Hal ini berarti jika kinerja guru PAUD di Kecamatan
kompetensi pedagogik baik, maka Maja akan tinggi
kinerja guru PAUD di Kecamatan 3. Terdapat hubungan positif antara
Maja juga akan tinggi. kompetensi pedagogik dan

Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran


38
Tahun 8, Nomor 1 Juli 2021

pelatihan secara bersama-sama kurikulum seperti penyusunan


dengan kinerja guru PAUD di perencanaan pembelajaran,
Kecamatan Maja. Hal ini berarti pelatihan pembuatan
jika kompetensi pedagogik dan media/sumber belajar, dan
pelatian baik, maka kinerja guru pelatihan tentang strategi/metode
PAUD di Kecamatan Maja juga pembelajaran yang
akan baik menyenangkan, kreatif dan
Saran inovatif.
1. Sebaiknya diadakan Pelatihan 2. Sebaiknya diadakan pelatihan
Berjenjang dan Pelatihan Khusus dengan metode praktis (on the job)
yang dilaksanakan P4TK atau seperti mengikuti kegiatan magang
LPMP dan lembaga lainnya yang di lembaga PAUD yang
diberi wewenang. Terutama berkualitas, untuk menambah
pelatihan tentang pengetahuan dan keterampilan
pengelolaan/manajemen bagi guru PAUD dalam pelaksanaan
kepala PAUD, pelatihan tentang proses pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA
Abdulhak, Ishak. Deni Darmawan. 2015. Atmodiwiro, Soebagio. 2000.
Teknologi Pendidikan. Bandung: Manajemen Pendidikan. Jakarta:
Remaja Rosda Karya. Ardadizya.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Barmawi & Mohamad Arifin, 2012.
Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Etika dan Profesi Kependidikan,
As’ad, 2013 Kepemimpinan efektif Yogyakarta: ArRuzz.
dalam Perusahaan. Yogyakarta: Dharma, Surya. 2013. Manajemen
Liberty. Kinerja. Yogyakarta: Pustaka
Asmani, Jamal Ma’mur. 2010. Tips Pelajar.
Menjadi Guru Inspiratif, Kreatif Djamarah, Syaiful ahri, 2010. Guru dan
dan Inovatif. Jogjakarta: Diva Anak Didik dalam Interaksi
Press. Edukatif, Jakarta: Rineka Cipta.

Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran


39
Tahun 8, Nomor 1 Juli 2021

Gaffar, Fakry. 2007, Perencanaan Mangkunegara, Prabu, Anwar. 2012.


Pendidikan Teori dan Metodologi. Perilaku dan Budaya Organisasi.
Jakarta: P2.PLPTK Depdikbud. Bandung: Refika Aditama.
Ghozali, Imam. 2005, Aplikasi Analisis Mulyasa, E. 2008. Standar Kompetensi
Multivariat dengan Program dan Sertfikasi Guru. Bandung:.
SPSS. Semarang: Badan Penerbit Remaja Rosdakarya
Universitas Diponegoro. Mulyasa, E. 2009. Menjadi Guru
Hamalik, Oemar. 2006. Pendidikan Proesional. Bandung:
Guru, Jakarta: Bumi Aksara. Remaja Rosdakarya offset.
Hosnan, M. 2014. Pendekatan Saintifik Musfah, Jejen.2011. Peningkatan
dan Kotekstual dalam Kompetensi Guru: Melalui
Pembelajaran Abad 21. Kunci Pelatihan dan Sumber Belajar
Sukses Implementasi Kurikulum Teori dan Praktik. Bogor:
2013. Jakarta: Ghalia Indonesia. Kencana Prenada Media Group.
. 2011. Standar Kompetensi Oteng, Sutisna. 2009, Administrasi
Sertifikasi Guru. Bandung: Pendidikan: Dasar Teoritis untuk
Remaja Rosda Karya. Praktek Profesional, Bandung:
Juniasih, Indah, Azizah Muis, Titi Angkasa.
Chandrawati, 2017. Peraturan Menteri Pendidikan dan
Profesionalitas Guru PAUD. Kebudayaan No. 137 Tahun 2014,
Jakarta: U. Standar Nsional PAUD.
Kunandar. 2007. Guru Profesional Priansa, juni, Donni. 2014. Kinerja dan
Implementasi Kurikulum Tingkat Profesionalisme Guru. Bandung:
Satuan Pendidikan (KTSP) dan Alfabeta.
Sukses dalam Sertifikasi Guru. Ridwan, 2009. Metode & Teknik
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Menyusun Proposal Penelitian,
Mangkunegara, Prabu, Anwar. 2000. Bandung: Alfabeta.
Manajemen Sumber Daya Rivai, Veithzal. 2004. Manajemen
Manusia Perusahaan. Bandung: Sumber Daya Manusia untuk
Remaja Rosdakarya. Perusahaan. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.

Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran


40
Tahun 8, Nomor 1 Juli 2021

Sadulloh, Uyoh dkk. 2017. Pedagogik Sukardi, 2008. Metodologi Penelitian


Ilmu Mendidik, Bandung: Pendidikan Kompetensi dan
Alfabeta. Praktiknya. Jakarta: Bumi Aksara.
Sagala, Syaiful. 2009. Kemampuan Supardi. 2014. Kinerja Guru. Jakarta:
profesional Guru dan Tenaga PT Raja Grafindo Persada
Kependidikan. Bandung: Alfabeta. Suparlan. 2005. Menjadi Guru Efektif.
Saragih, Kiras. 2010. Usaha Konkret Yogyakarta: Hikayat Publishing.
Guru Profesional. Serang: Dinas Susanto, Ahmad. 2016. Konsep Strategi
Pendidikan Provinsi Banten. dan Implementasi Manajemen
Sedarmayanti. 2011. Sumber Daya Peningkatan Kinerja Guru.
Manusia dan Produktivitas Kerja. Jakarta: Prenada media Group.
Jakarta: Mandar Maju. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
Siagian, S.P. 2012. Manajemen Sumber edisi 2009, Sistem Pendidikan
Daya Manusia, Jakarta: Remaja Nasional, Bandung, Depdiknas,
Rosda Karya. Citra Umbara.
Sidi, I. J. 2009, Reformasi Pendidikan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005
Menyongsong Milenium Ketiga, edisi 2009, Tentang Guru dan
Jakarta: Buletin Pusat Perbukuan Dosen, Bandung, Depdiknas, Citra
Depdiknas edisi November No. Umbara.
05. Uno, H.B. 2011, Riset Manajemen
Singarimbun, Masri dan Sofyan Effendi. Sumber Daya Manusia dalam
2010, Metode Penelitian Survei, Organisasi, Jakarta: Gramedia.
Jakarta: LP3E. Usman, Moh Uzer. 2011, Menjadi Guru
Sofyandi, Herman. 2008. Manajemen Profesional, Bandung: Remaja
Sumber Daya Manusia, Rosda Karya
Yogyakarta: Graha Ilmu. Wahyudi, Bambang. 2012. Manajemen
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Sumber Daya Manusia. Bandung;
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Sulita.
Bandung: Alfabeta. Wibowo dan Hamrin. 2012. Menjadi
Guru Berkarakter. Yogyakarta:
Pustaka Belajar.

Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran


41
Tahun 8, Nomor 1 Juli 2021

Wibowo, 2008. Manajemen Kinerja. Ilmiah Potensia, 2018, Vol. 3 (1),


Jakarta: Rajagrafindo Persada. 18-23.
Yamin, Martinis dan Maisah. 2010, Putri Safitri, Dwi dan Khaerudin. Jurnal
Standarisasi Kinerja Guru, Pembelajar Inovatif, Vol. 1, No.1.
Jakarta: Gaung Persada. 2018.
Alfhan, Rizalil. Pengaruh Pendidikan, Riza, Eva. Efektivitas Diklat Berjenjang
Pelatihan dan Motivasi Kerja Guru Tingkat Dasar Pendidik dan
Terhadap Kinerja Guru Ekonomi Tenaga Kependidikan PAUD.
Akuntansi SMA Negeri dan Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini,
Swasta Se-Kabupaten Kendal. Vol. 8 Edisi 1, April 2014.
Tesis Universitas Negeri Rusminingsih, Euis Soliha. Pengaruh
Semarang. 2013. Kompetensi Guru dan
Handayani,Tri. Hubungan Kompetensi Karakteristik Pekerjaan Terhadap
dan Pelatihan dengan Kinerja Kinerja dengan Mediasi
Guru di SMK Se-Kecamatan Komitmen Organisasional (Studi
Cibeber Kota Cilegon. Tesis pada Pendidik PAUD di
Untirta, Serang, 2016. Kecamatan Pati). Jurnal Bisnis dan
Alvian, Adien. Upaya Peningkatan Manajemen, Universitas
Kinerja Guru Melalui Pendidikan Stikubang, Vol. 2, No. 1, Maret
dan Pelatihan. Jurnal, 2 Oktober 2014, Hal 73-88.
2011. Slameto, Bambang S. Sulasmono,
Andriana, Julita, Sumarsih dan Delrefi Krisma Widi Wardani.
D. Kinerja Guru Ditinjau dari Peningkatan Kinerja Guru Melalui
Kualifikasi Pendidik, Pengalaman Pelatihan Beserta Faktor
Mengajar, dan Pelatihan. Jurnal Penyebabnya. Jurnal, Universitas
Kristen Satya Wacana, Salatiga.

Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran

You might also like