Professional Documents
Culture Documents
Hasil Review Tugas DP Kel 3 - 7
Hasil Review Tugas DP Kel 3 - 7
“PONDASI SUMURAN”
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 3
JEFRIANTO PAYUNG (217213209)
YUSTIN RURU (219213002)
DEY PONGMANGATTA (219213009)
ELPHIS PANDIN (219213022)
NURI TUMBA SARANGA’ (219213031)
ALVIANTO KAMBANE (219213034)
MAKALAH...............................................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................i
BAB I.........................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah.....................................................................................................3
1.3 Tujuan Penelitian.........................................................................................................3
BAB II.......................................................................................................................................4
2.1 Pengertian Pondasi.......................................................................................................4
2.2 Hal-hal yang diperhatikan dalam pengaplikasian Pondasi Sumuran...........................5
2.3 Kelebihan dan Kekurangan Pondasi Sumuran............................................................5
BAB III......................................................................................................................................7
3.1 Proses Pengerjaan Pondasi Sumur...............................................................................7
3.2 Dasar Perencanaan Pondasi Sumuran........................................................................12
3.3 Daya Dukung Pondasi Sumuran................................................................................14
BAB IV....................................................................................................................................18
4.1 Kesimpulan................................................................................................................18
4.2 Saran..........................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................20
BAB I
PENDAHULUAN
1 2 3
Gambar 1 Proses Pondasi Sumuran tanpa casing
Pada Gambar 1 Pekerjaan dilaksanakan dengan menggali lubang seperti sumuran sampai
lapisan yang dikehendaki. Kemudian dimasukan besi tulangan yang sudah dirangkaikan lalu
dicor beton atau cyclop tanpa casing.
b. Dengan casing yang diambil Penggalian dilakukan secara bertahap Casing diturunkan
seperlunya kemudian tanah di dalam casing digali, kemudian casing diturunkan
seperlunya kemudian tanah di dalam casing diturunkan lagi dan tanah digali lagi, begitu
seterusnya sampai mencapai kedalaman yang diinginkan. Sesudah itu dilakukan
pengisian lubang dengan beton atau cyclop tambah menarik ke atas casingnya. Demikian
seterusnya hingga casing ke luar lagi dari lubang.
1 2 3 4
Gambar 2 Proses Pondasi Sumuran dengan Casing Diambil
Gambar 2 menunjukkan proses memasukkan dan mengeluarkan casing. Penggalian
dilakukan secara bertahap, yaitu casing diturunkan seperlunya kemudian tanah di dalam
casing digali, kemudian casing diturunkan seperlunya kemudian tanah di dalam casing
diturunkan lagi dan tanah digali lagi, begitu seterusnya sampai mencapai kedalaman yang
diinginkan. Kemudian dilakukan pengisian lubang dengan material beton atau cyclop sambil
casingnya ditarik secara bertahap hingga casing ke luar lagi dari lubang.
c. Dengan casing yang ditinggal umumnya casingnya terbuat dari beton buis (beton
sumuran), sehingga casing ini berfungsi juga sebagai bagian struktur. Beton buis ini
diturunkan dengan cara menggali tanah di bagian dalam buis, dan beton buisnya
diturunkan sampai mencapai elevasi yang ditetapkan, secara bertahap. Kemudian lubang
diisi dengan material yan ditetapkan, misalnya beton cyclop. Proses pelaksanaan jenis
pondasi ini terkadang sudah harus menghadapi air tanah.
1 2 3
Gambar 3 Proses Pondasi Sumuran dengan Cassing Ditinggal
Gambar 3 menunjukkan tentang Pemasangan pondasi sumuran dengan casing yang tinggal
membutuhkan beton buis (beton sumuran). Dengan beton buis sebagai casing, maka
casingnya ini juga bisa berfungsi sebagai bagian struktur. Sama seperti yang lainnya,
pekerjaan pertama yang harus dilakukan adalah penggalian. Namun, yang membedakan
adalah penggalian tanah dilakukan di bagian dalam buis, dan beton buisnya diturunkan
sampai mencapai elevasi yang ditetapkan, secara bertahap. Kemudian lubang dicor dengan
material beton. Proses pelaksanaan jenis pondasi sumuran dengan casing yang ditinggal harus
siap jika menghadapi air tanah yang muncul.
2. Dengan penggunaan caisson
Yakni sebuah corong atau kotak yang dibenamkan hingga posisi yang diinginkan, yang
kemudian akan merupakan bagian luar sumuran. Biasanya untuk pondasi sumuran dalam air.
Prosedur ini dikenal sebagai metode udara tertekan yang memungkinkan pembersihan
gangguan-gangguan di bawah pinngiran caisson dan memudahkan pembersihan bagian
bawah.
3. Galian. Penggunaan metode ini membawa resiko dan bahaya bagi kesehatan pekerja,
karena itu sedapat mungkin ditinggalkan.
Gambar 4 Potongan melintang caisson terbuka
(a). Jenis mengapung (b). Proyek
Pada Gambar 4 caisson pada bagian atas dan bawahnya terbuka selama proses pelaksanan.
Jenis ini dapat digunakan pada area yang tergenang air. Pelaksanaanya dengan cara
membenamkan dan menggali tanah dibagian dasarnya dan dibenamkan dengan penggalian
tanah. Pada proses penggalian tanah untuk caisson terbuka umumnya dilakukan dengan cara
pengerukan. Volume yang tergali selalu lebih besar dari volume caisson terpasang[6].
Keuntungan yang di peroleh dari pemakaian tiang sumuran ini adalah :
1. Tidak adanya getaran sehingga cocok untuk pekerjaan pada daerah yang padat
penduduk.
2. Karena tanpa sambungan, dapat dibuat tiang yang lurus dengan diameter yang besar
dan juga untuk tiang yang panjang dapat dilakukan dengan mudah.
3. Diameter biasanya lebih besar dari pada tiang pracetak dan daya dukung tiap tiang
juga lebih besar sehingga tumpuan dapat di buat lebih kecil.
4. Pengaruh yang di timbulkan terhadap bangunan di dekatnya cukup kecil.
5. Kedalaman tiang dapat divariasikan.
6. Tanah dapat diperiksa dan dicocokan dengan data laboratorium.
7. Tiang dapat dipasang sampai kedalaman yang direncanakan, dengan diameter besar
dan dapat dilakukan pembesaran pada ujung bawahnya jika tanah dasar berupa
lempung atau batu lunak.
Adapun dampak dan kerugian yang dapat di peroleh apabila menggunakan pemakaian tiang
sumuran adalah :
1. Dalam banyak hal, beton dari tubuh tiang yang berada dibawah air kualitasnya setelah
selesai lebih rendah dari tiang pracetak. Disamping itu, pemeriksaan kualitas hanya dapat
dilakukan secara tidak langsung.
2. Ketika beton dituangkan, di khawatirkan adukan beton akan bercampur dengan runtuhan
tanah. Oleh karena itu beton harus di tuangkan dengan seksama setelah penggalian di
lakukan.
3. Walaupun penetrasi sampai tanah pendukung pondasi dianggap telah terpenuhi kadang-
kadang terjadi bahwa tiang pendukung kurang sempurna karena adanya lumpur yang
tertimbun di dasar.
4. Karena diameter tiang cukup besar dan memerlukan banyak beton sehingga biaya yang
di butuhkan jaga cukup besar.
5. Pengecoran beton sulit bila dipengaruhi air tanah karena dapat mengurangi mutu beton
tersebut.
6. Pembesaran ujung bawah tiang tidak dapat dilakukan bila tanah berupa pasir
3.2 Dasar Perencanaan Pondasi Sumuran
Pondasi tiang digunakan bila mana lapisan-lapisan bagian atas dari tanah tidak cukup kuat,
sehingga tidak cukup kuat untuk memikul bangunan dengan memakai pondasi langsung.
Bentuk tampang pondasi sumuran dapat bermacam-macam sesuai dengan beban yang akan
bekerja dan kuat dukungan tanah dasar pondasi, tetapi pada umumnya mempunyai bagian-
bagian yang sama.
Bentuk tampang pondasi dapat berupa:
a. Lingkaran tunggal
b. Segi empat
c. Lingkaran/hexagonal/octagonal ganda
d. Sumuran ganda
e. Bentuk D ganda.
Qp
Gambar 6 tentang skema end bearing pile. Tiang ini akan menyalurkan beban yg ia terima
dari struktur atas yg selanjutnya diteruskan melalui tahan ujung ke lapisan tanah pendukung
(Tanah Keras). Bisa dikatakan ujung tiang ini menyentuh lapisan tanah keras[7].
f) Contoh Perhitungan Pondasi Sumuran
Perhitungan Penulangan Sumuran
Diketahui data :
Diameter sumuran = 1,2m = 1200 mm
Diameter tulangan utama = D19 mm
Diameter tulangan sengkang = D13 mm
Fc’ = 30 MPa
Fy = 4000 Kg/cm² = 392,266 Mpa
Panjang tiang = 5 m
Selimut beton = 70 mm
Dari data-data diatas, dapat dihitung untuk perhitungan tulangan sumuran sebagai berikut :
d’ = 2 x (selimut beton) = 2 x 70 = 140 mm
d = 1200 – 140 = 1060 mm
Ast = n x ( 1/4 x 𝜋 x D²) = 24 x ( 1/4 x 3,14 x 19²) = 6801,24 mm2
Ag = 1/4 x 𝜋 x d² = 1/4 x 3,14 x 1200² = 1130400 mm²
𝜌g = 𝐴𝑠𝑡/𝐴𝑔 = 6801,24 / 1130400 = 0,00601
Dengan nilai 𝜌 = 0,00601, didapatkan :
As = 𝜌 x ( 1/4 x 𝜋 x d²) = 0,00601 x (1/4 x 3,14 x 1060²) = 5300,976 mm²
As tul. = 1/4 x 𝜋 x D tul² = 1/4 x 3,14 x 19² = 283,385 mm²
Menghitung tulangan yang dibutuhkan :
Diameter tulangan utama = 19 mm (D 19)
As Tulangan = 1/4 x 3,14 x 19²
= 283,385 mm²
Jumlah Tulangan Yang Dibutuhkan :
= 𝐴𝑠 /𝐴𝑠.𝑡𝑢𝑙
= 5300,976 283,385
= 18,705 mm2 ~ 19 tulangan
Maka jumlah tulangan yang dibutuhkan adalah 19 D19. Digunakan sengkang spiral praktis
10-250
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Pondasi sumuran adalah jenis pondasi bangunan yang memiliki bentuk silinder seperti
sumur. Rangka pondasi tersebut terdiri dari susunan pipa beton silinder yang kemudian
dicor dan diisi sejumlah batu belah. Penerapan pondasi sumuran cukup sensitif bagi
kepadatan tanah. Saat melakukan pengeboran, kepadatan tanah di sekitar akan terganggu.
Apabila karakteristik tanah berpasir atau berkerikil, maka ada risiko terjadi longsor. Jika
terpaksa dilakukan, maka tanah tersebut perlu diberikan bentonite dan casing terlebih
dahulu.
2. Kelebihan dari pondasi sumuran adalah jenis pondasi yang tergolong murah namun tetap
memiliki kualitas yang bersaing, rangkanya bisa ditanam dan dibangun pada tanah yang
berada didalam air, pembangunan rangka sumur tidak membutuhkan peralatan yang
kompleks, polusi suara yang dihasilkan cenderung minim, dan tingkat ketahanan pondasi
sumuran termasuk unggul.
3. Kekurangan dari pondasi sumuran adalah penuangan semen saat pembangunan pondasi
sumur memakan waktu yang cukup lama, proses pengerjaan pondasi ini sangat
bergantung dengan cuaca, dan pondasi ini sensitif bagi kepadatan tanah.
4. Proses pengerjaan pondasi adalah Pada sumuran yang akan didirikan dibuat lubang
vertikal dengan cara galian tangan dengan menggunakan kayu atau alat cangkul sampai
dengan kedalaman yang direncanakan. Dalam pengerjaan ini dapat dilaksanakan tanpa
casing karena tanah dapat dipotong tegak tanpa terganggu stabilitasnya. Kemudian
lubang tersebut diisi dengan rangkaian tulangan bulat dimasukkan dan kemudian
dilakukan pengecoran dengan beton cair yang sudah diaduk dalam truck beton.
Bersamaan dengan pengecoran beton cair tersebut dipadatkan dengan vibrator.
4.2 Saran
1. Saat pengecoran pondasi sumuran, saat memasukkan tulangan diharapkan memeriksa
ketegakan tulangan. Untuk menghindari bentuk pondasi sumuran yang melengkung.
2. Pada saat pelaksanaan pemancangan dan pengeboran pondasi tiang sebaiknya periksa
ketegakan dan kerataan mesin bor. Untuk menghindari kemiringan pondasi saat proses
pemancangan.
3. Untuk mendapatkan properties tanah yang mendeskripsikan kondisi tanah asli.
Diharapkan saat pengujian ditingkatkan ketelitian pengujian properties tanah.
4. Proses pengujian Tarik pondasi tiang diharapkan memperhatikan kerataan kaki mesin uji.
DAFTAR PUSTAKA