You are on page 1of 15

MAKALAH

PENDIDIKAN PANCASIA

“SIDANG BPUPKI DAN PPKI”

OLEH :
SUTAN ADIYOSO CHASDIAN

UNIVERSITAS DHARMA ANDALAS


PADANG
2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat serta
hidayahnya sehingga kami mampu menyalesaikan makalah yang berjudul “SIDANG BPUPKI DAN
PPKI” ini dengan baik. Tugas makalah ini saya buat sebagai pemenuhan syarat tugas mata kuliah
Pendidikan pancasila yang di bimbing oleh ibu Firsta

Saya menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan kelemahan serta masih jauh dari
kata sempurna. Maka saya sangat mengharappkan kritik dan saran dari berbagai pembaca untuk biasa
mempperbaiki serta menyempurnakan penyusunan makalah ini kedepannya. Akhir kata, saya
mengucakan terimakasih kepada teman – teman dan ibu Firsta selaku dosen mata kuliah Pendidikan
Pancasila yang sudah membantu dalam penyusunnan makalah ini.

Apabila terdapat kesalahan saya mohon maaf.

Wassalamualaikkum Wr.Wb.

Padang, 21 Oktober 2022


Penyusun,

SUTAN ADIYOSO CHASDIAN


NO BP 22120004

2
DAFTAR ISI.

Kata Pengantar............................................................................................................................1
Daftar Isi.....................................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................3
A. Latar Belakang................................................................................................................3
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................3
C. Maksud dan Tujuan.............................................................................................................3
BAB II SEJARAH PERUMUSAN PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA...................4
A. Peristiwa Bersejarah Sebelum Perumusan Dasar Negara........................................................4
B. Perumusan Dasar Negara................................................................................................5
a. Peran BPUPKI..........................................................................................................5
i. Mr. Muhammad Yamin.......................................................................................7
ii. Prof. Dr. Mr. Soepomo.............................................................................................7
iii.Ir. Soekarno............................................................................................................8
  b. Peran Panitia Sembilan.............................................................................................8
c. Pengesahan Pancasila Sebagai Dasar Negara (Peran PPKI)..................................10
C. Perubahan-Perubahan Pancasila Sebagai Dasarnegara.................................................10
a. Pendahuluan............................................................................................................10
b. Rumusan Pancasila 1..............................................................................................10
c. Rumusan Pancasila 2...............................................................................................11
d. Rumusan Pancasila 3..............................................................................................11
BAB III PENUTUP..................................................................................................................12
A. Kesimpulan....................................................................................................................12
B. Saran..............................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................14

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Untuk mendirikan sebuah Negara yang merdeka maka diperlukan berbagai
macam unsur pendukung berdirinya sebuah negara, salah satunya adalah dasar negara. Maka dari
itu para  founding fathers mulai merumuskan dasar negara yang akan menjadi pedoman hidup
bangsa Indonesia nantinya. Bersamaan dengan saat itu pula dunia sedang di kuasai oleh
tigaideologi besar yakni komunisme, liberalisme dan fasisme. Namun untuk merumuskan dasar
negara haruslah berpedoman dengan jati diri bangsa itu sendiri dan Indonesia bukanlah penganut
dari ketiga ideologi besar diatas, maka munculah pancasila sebagai ideologi dasar negara yang
sesuai dengan jati diri bangsa Indonesia.

B. Rumusan Masalah
a) Peristiwa apa yang mendasari pembentukan dasar negaraIndonesia? 
b) Apakah Peran BPUPKI dan PPKI dalam perumusan Pancasilasebagai dasar negara?
c) Bagaimanakah dasar pemikiran tokoh-tokoh pencetus dasar negara?
d) Apa saja Perubahan-perubahan yang terjadi dalam perkembanganPancasila sebelum dan
sesudah ditetapkan hingga sekarang ini ?

C. Maksud dan Tujuan


Penulis menulis makalah ini dengan tujuan agar kita menjadi lebih paham mengenai apa yang
melatarbelakangi munculnya pancasila, seperti apa sejarah perumusan pancasila, bagaimana pancasila
itu sendiri dirumuskandan tujuan dari perumusan pancasila.

4
BAB II
SEJARAH PERUMUSAN PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA

A. Peristiwa Bersejarah Sebelum Perumusan Dasar Negara


Pada waktu tentara Jepang (Dai Nippon Teikoku) mendarat di Pulau Jawa tanggal 1 Maret
1942 dan kemudian memaksa Gubernur Jendral Tjarda VanStarkenborgh Stachouwer menyerah
tanpa syarat kepada Panglima Bala tentara Jepang, Jendral Imamura di Kalijati (Bandung) pada
tanggal 9 Maret 1942, Bangsa Indonesia menyambut peristiwa itu dengan penuh kegembiraan,
dan disambut dengan pengibaran Bendera Sang Merah Putih (di samping bendera Jepang
Hinomaru) serta nyanyian lagu Indonesia raya. Kegembiraan ini dapat dimengerti karena
kedatangan tentara Jepang ini diperkirakan akan membebaskan bangsa Indonesia dari belenggu
penjajah Belanda. Sebelum mendarat di Jawa, pesawat terbang Jepang sering menyebarkan
selebaran-selebaran yang ditujukan kepada raja-raja di Yogyakarta dan Surakarta bahwa:
 Leluhur Tuan Joyoboyo di Kediri pernah barkata bahwa bangsa kulit kuning (tentara
cebol kuning bersenjata tebu wulung ) akan datang menolong tuan. Kemudian Undang-
undang No.1 Tahun 1742 yang di keluarkan setelah Jepang menguasai Kepulauan
Indonesia di tegaskan bahwa : 
o Dai Nippon berkehendak memperbaiki rakyat Indonesia yang sebangsa dan sekutu
dengan bangsa Nippon
Pada Bulan Mei 1942 (baru 2 bulan menduduki daerah Indonesia ) keluarlah Undang-
undang No.3 dan 4 yang antara lain hanya mengizinkan pengibaran Bendera Jepang Hinomaru
dan lagu Kebangsaan Jepang Kimigayo. Ini berarti larangan pengibaran Sang Merah Putih dan
lagu Indonesia Raya. Pada bulan November 1942 Pemerintah Bala tentara Jepang mulai memikat
hati bangsa Indonesia dengan membentuk panitia pemeriksaan Adat dan Tatanegara (Kyuuku
Seido Tyooson linkai ) yang di ketahui oleh Hahasyim (orang Jepang dan di antara
anggotanya terhadap Ir Sukarno, Drs. Moh Hatta dan Ki hajar Dewantara. Tetapi beberapa bulan
kemudian, tentara Jepang makin menujukan kekuasaan diktatornya, dengan kekerasan
memaksa rakyat untuk membantu Jepang melawan tentara sekutu (Amerika, Inggris, Australia
dan New Zealand), baik dengan tenaga, harta dan jiwanya. Karena pada akhir Perang Dunia II,
Jepang mulai banyak mengalami kekalahan di mana-mana terhadap pihak Sekutu. Banyak
wilayah yang telah diduduki Jepang kini jatuh ketangan Sekutu. Jepang merasa pasukannya

5
sudah tidak dapat mengimbangi serangan Sekutu. Untuk itu, Jepang menjanjikan kemerdekaan
kepada bangsa Indonesia (diucapkan oleh Perdana Menteri Kaiso pada tanggal 7
September 1944) agar tidak melawan dan bersedia membantunya melawan Sekutu. Tentu saja
pengemuman yang berisi janji kemerdekaan ini disebut gembira oleh Bangsa Indonesia
berdasarkan maklumat Saiko Sikikin No. 6 Tanggal 8 September 1944. Pada tanggal 1 Maret
1945, dalam rangka Memperingati 3 tahun dimulainya Pembagunan Jawa Baru (Pendaratan
tentera Jepang di Pulau Jawa) oleh Pemerintah Jepang di umumkan akan dibentuknya Dokuristsu
Zyunbi Tyoosakai atau badan untuk menyelidik usaha-usaha Kemerdekaan Indonesia .Masih ada
tindakan-tindakan lain dari Pemerintah Jepang untuk memikat hati bangsa Indonesia adalah :
 Istilah To-Indo atau Hindia Timur di ganti Indonesia
 Kata-kata Bahasa Melayu diganti Bahasa Indonesia
 Istilah Genzy yuminatau in lander diganti orang Indonesia.
 Ditetapkan hari kerja pada hari Jum‘at hanya setengah hari, agar umat islam dapat
melakukan sembahyang Jum‘at (sebelum jam kerja hari Jum‘at sama dengan hari-hari
lainya).
B. Perumusan Dasar Negara
a. Peran BPUPKI
Jepang meyakinkan bangsa Indonesia tentang kemerdekaan yang dijanjikan dengan
membentuk Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).
Badan itu dalam bahasa Jepang disebut Dokuritsu Junbi Cosakai. Jenderal Kumakichi Harada,
Komandan Pasukan Jepang untuk Jawa pada tanggal 1 Maret 1945 mengumumkan pembentukan
BPUPKI. Pada tanggal 28 Mei 1945 diumumkan pengangkatan anggota BPUPKI. Upacara
peresmiannya dilaksanakan di Gedung Cuo Sangi In di Pejambon Jakarta (sekarang Gedung
Departemen Luar Negeri) oleh Gunseikan (Kepala Pemerintahan Bala tentara Jepang di Jawa)
disertai dengan pengibaran bendera Merah Putih disamping bendera Hinomaru. Ketua BPUPKI
ditunjuk Jepang adalah dr. Rajiman Wedyodiningrat, wakilnya adalah Icibangase (Jepang), dan
sebagai sekretarisnya adalah R.P. Soeroso. Jumlah anggota BPUPKI adalah 63 orang yang
mewakili hampir seluruh wilayah Indonesia ditambah 7 orang tanpa hak suara yang terdiri dari
golongan ulama, cendekiawan, petani, pedagang, wartawan, bangsawan, rakyat jelata, PETA,
serta beberapa keturunan Eropa, China, dan, Arab.
 

6
Berikut beberapa Anggotanya :

1. KRT Radjiman Wedyodiningrat(Ketua) 14. Prof. Dr. P.A.A. Hoesein Djajadiningrat

2. R.P. Soeroso (Wakil Ketua) 15. Ki Bagoes Hadikoesoemo

3. Icibangase Yosio (Wakil Ketua) 16. AR Baswedan

4. Ir. Soekarno 17. Soekiman

5. Drs. Moh. Hatta 18. Abdoel Kaffar

6. Mr. Muhammad Yamin 19. R.A.A. Poerbonegoro Soemitro Kolopaking

7. Prof. Dr. Mr. Soepomo 20. KH. Ahmad Sanusi

8. KH. Wachid Hasjim 21. KH. Abdul Halim

9. Abdoel Kahar Muzakir 22. Liem Koen Hian

10. Mr. A.A. Maramis 23. Tan Eng Hoa

11. Abikoesno Tjokrosoejoso 24. Oey Tiang Tjoe

12. H. Agoes Salim 25. Oey Tjong Hauw

13. Mr. Achmad Soebardjo 26. Yap Tjwan Bing.

Setelah terbentuk, BPUPKI segera mengadakan persidangan. Masa persidangan


pertama BPUPKI dimulai pada tanggal 29 Mei 1945 sampai dengan1 Juni 1945.digedung Chuo
Sangi In di Jalan Pejambon 6 Jakarta yang kini dikenal dengan sebutan Gedung Pancasila. Pada
zaman Belanda, gedung tersebut merupakan gedung Volksraad, lembaga DPR bentukan
Belanda. Pada masa persidangan ini, BPUPKI membahas rumusan dasar Negara untuk Indonesia
merdeka. Pada persidangan dikemukakan berbagai pendapat tentang dasar negara yang akan
dipakai Indonesia merdeka. Pendapat tersebut disampaikan oleh Mr. Mohammad Yamin, Mr.
Supomo, dan Ir. Sukarno. KRT Radjiman Wedyodiningrat mengagendakan rapat dengan
pembahasan tunggal melalui satu pertanyaan ”Negara Indonesia Merdeka, yang kita bangun
itu apa dasarnya?” 
 

7
i. Mr. Muhammad Yamin
Mr. Mohammad Yamin menyatakan pemikirannya tentang dasar Negara Indonesia merdeka
dihadapan sidang BPUPKI pada tanggal 29 Mei 1945. Pemikirannya diberi judul “Asas dan
Dasar Negara Kebangsaan Republik Indonesia”. Mr. Mohammad Yamin mengusulkan dasar
negara Indonesia merdeka (secara lisan) yang intinya sebagai berikut:
1. peri kebangsaan;
2. peri kemanusiaan;
3. peri ketuhanan;
4. peri kerakyatan;
5. kesejahteraan rakyat.
Dan Beliau juga menuliskan usulannya tersebut seperti tercantum di bawah ini :
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kebangsaan Persatuan Indonesia
3. Rasa Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

ii. Prof. Dr. Mr. Soepomo


Mr. Supomo mendapat giliran mengemukakan pemikirannya di hadapansidang BPUPKI
pada tanggal 31 Mei 1945. Pemikirannya berupa penjelasantentang masalah-masalah yang
berhubungan dengan dasar negara Indonesiamerdeka. Negara yang akan dibentuk hendaklah
negara integralistik yang berdasarkan pada hal-hal berikut ini:
1. Persatuan Indonesia
2. Kekeluargaan
3. Keseimbangan lahir dan batin
4. Musyawarah
5. Keadilan sosial.
Mr. Soepomo dalam pidatonya selain memberikan rumusan tentang Pancasila, juga
memberikan pemikiran tentang paham integralistik Indonesia. Hal ini tertuang di dalam salah
satu pidatonya bahwa jika kita hendak mendirikan Negara Indonesia yang sesuai dengan

8
keistimewaan sifat dan corak masyarakat Indonesia, maka negara kita harus berdasar atas aliran
pikiran (staatsidee) negara yang integralistik, negara yang bersatu dengan seluruh rakyatnya,
yang mengatasi seluruh golongan-golongannya dalam lapangan apapun.

iii. Ir. Soekarno


Di dalam pidato tanpa teks Bung Karno pada tanggal 1 juni 1945 itu antara lain berbunyi :
“Saudara-saudara ! Dasar negara telah saya sebutkan, lima bilangannya. Inikah Panca
Dharma? Bukan! Nama Panca Dharma tidak tepat di sini. Dharma berarti kewajiban, sedang
kita membicarakan dasar…..Namanya bukan Panca Dharma, tetapi….saya namakan ini dengan
petunjuk seorang teman kita ahli bahasa…..namanya ialah Pancasila. Sila artinya asas
atau dasar dan diatas kelima dasar itulah kita mendirikan negara Indonesia, kekal dan abadi”
Kelima sila tadi berurutan sebagai berikut:
1. Kebangsaan Idonesia
2. Internasionalisme atau peri-kemanusiaan
3. Mufakat atau domokrasi
4. Kesejahteraan social
5. Ke-Tuhanan.

 b. Peran Panitia Sembilan


1 Juni 1945 merupakan hari lahirnya Pancasila karena pada hari itulah pertama kalinya
istilah pancasila disebutkan dalam pidato Ir. Soekarno yang usulan-usulannya diterima secara
aklamasi oleh peserta sidang. Sebagaimana telah dimaklumi bahwa sebelum sidang pertama
BPUPKI itu berakhir, dibentuklah satu panitia kecil untuk :

a) Merumuskan kembali Pancasila sebagai dasar negara, berdasarkan pidato yang diucapkan


Bung Karno pada tanggal 1 Juni 1945. 

b) Menjadikan dokumen itu sebagai teks untuk memproklamirkan Indonesia merdeka. Dari
dalam panitia kecil beranggotakan 9 orang untuk menyelenggarakan tugas itu. Rencana mereka
itu disetujui pada tanggal 22 Juni 1945, yang kemudian diberikan nama dengan “Piagam
Jakarta”.

9
 Piagam Jakarta berbunyi:
“Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa, dan oleh
 sebab itu maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan peri
kemanusiaan dan peri-keadilan. Dan perjuangan pergerakan Kemerdekaan Indonesia telah
sampai kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentausa mengantarkan rakyat Indonesia
kedepan pintu gerbang Negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan
makmur. Atas berkat rahmat Alloh Yang Maha Kuasa, dan dengan didorongkan oleh keinginan
luhur, supaya berkehidupan bebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia dengan ini
menyatakan kemerdekaannya. Kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu Pemerintah
Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa dan ikut melasanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah
kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu hukum Dasar Negara Indonesia
yang berdasar kedaulatan rakyat, dengan berdasar kepada : Ke-Tuhanan, dengan menjalankan
syari’at Islam bagi pemeluk –  kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan; serta dengan
mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh Rakyat Indinesia.”
  Jakarta, 22-6-1605.
 Ir. SOEKARNO ;
 Drs. Mohammad Hatta ;
 Mr. A.A Maramis ;
 Abikusno Tjokrosujoso ;
 Abdul Kahar Muzakir ;
 H.A. Salim ;
 Mr. Achmad Subardjo ;
 Wachid Hasjim ;
 Mr. Muhammad Yamin
  Rumusan Pancasila yang tertuang dalam Piagam Jakarta ini biasa disebut dengan Rumusan
Pancasila 2. Maka pada rapat terakhir BPUPKI pada tanggal 17 Juli1945, secara bulat diterima
rumus Pancasila II ini.

10
d. Pengesahan Pancasila Sebagai Dasar Negara (Peran PPKI)
Sehari sesudah proklamasi, yaitu pada tanggal 18 Agustus 1945, terjadilah rapat Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia‖ (PPKI). Panitia ini dibentuk sebelum proklamasi dan mulai
aktif bekerja mulai tanggal 9 Agustus 1945 dengan beranggotakan 29 orang. Dengan
mempergunakan rancangan yang telah dipersiapkan oleh BPUPKI, maka PPKI dapat
menyelesiakan acara hari itu untuk melengkapi kelengkapan suatu negara, yaitu:a) Menetapkan
Undang-Undang Dasar ; dan b) Memilih Presiden dan Wakil Presiden. Tapi sayangnya Piagam
Jakarta yang telah matang disetujui bersama untuk dibacakan pada proklamasi tanggal 17
Agustus dan akan disahkan pada 18Agustus 1945 itu digagalkan Soekarno dan kawan-kawannya.
Pagi-pagi buta jam4, Soekarno mengajak Hatta ke rumah Laksamana Maeda untuk merumuskan
teks proklamasi. Naskah dari Panitia Sembilan dimentahkan di rumah perwira Jepang itu dan
diganti coret-coretan teks proklamasi yang sangat ringkas.

C. Perubahan-Perubahan Pancasila Sebagai Dasarnegara


a. Pendahuluan
Meskipun telah ditetapkan oleh PPKI yang notabenya mewakili seluruh rakyat Indonesia
bukan berarti Pancasila bersifat tetap dan tak bisa diganggu gugat isi dan makna kandunganya
dalam perkembangan kedepanya karena setelah ditelaah mendalam terdapat perbedaan presepsi
atau juga karena perubahan konstitusi yang pernah terjadi di Indonesia pada masa lampau, mari
kita bahas perubahan-perubahan yang pernah dialami pancasila satu persatu.
b. Rumusan Pancasila 1
Rumusan ini berasal dari usulan Ir. Soekarno yang diterima secara aklamasi oleh peserta
sidang yang dilandasi oleh penggalian nilai-nilai luhur bangsa Indonesia dan prinsip-prinsip yang
didapatkan Soekarno dari A.Baars dan Sun Yat Seng Berbunyi sebagai berikut :
1. Kebangsaan Indonesia;
2. Internasionalisme atau peri-kemanusiaan;
3. Mufakat atau domokrasi;
4. Kesejahteraan sosial;
5. Ke-Tuhanan.

11
c. Rumusan Pancasila 2
Rumusan ini adalah hasil pembahasan usulan Soekarno oleh Panitia Sembilan yang diketuai
Ir. Soekarno, naskah ini memiliki perbedaan yang signifikan dengan usulan Soekarno namun
mengandung nilai-nilai yang dimuat dalam usulan Soekarno karena di dalam rapat tanggal 22
Juni 1945 terjadi perdebatan yang sengit hingga berkeringat dan menghasilkan Piagam Jakarta
yang nantinya akan menjadi Pembukaan UUD 1945. Pancasila dalam Piagam Jakarta sebagai
berikut :
1. Ke-Tuhanan, dengan kewajiban menjalankan syari’at Islam bagi pemeluk-pemeluknya;
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab ;
3. Persatuan Indonesia ;
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan ;
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
d. Rumusan Pancasila 3
Terdapat beberapa perubahan pada sila pertama pada Pancasila beberapa saat sebelum
disahkan PPKI yang berbunyi “Ke-Tuhanan, dengan kewajiban menjalankan syari’at Islam bagi
pemeluk  pemeluknya”, protes datang dari wilayah Indonesia Timur karena mereka beragama
non muslim, namun menurut ulama Islam yang ikut siding BPUPKI 2 menyatakan bahwa Orang
Indonesia Timur tersebut telah mengkhianati persetujuan mereka pada sidang BPUPKI yang
seharusnya telah final dan tak bisa diganggu gugat. Untuk itulah diambil jalan tenganh untuk
mengganti sila ke-1 dengan bunyi“Ketuhanan Yang Maha Esa” yang memiliki makna ke
tauhidan dan ini merupakan rumusan Pancasila 3 atau bisa disebut pancasila saja karena isinya
sama dengan pancasila yang berlaku sekarang ini. Rumusan Pancasila setelah ditetapkan PPKI :
a) Ketuhanan Yang Maha Esa
b) Kemanusiaan yang adil dan beradab ;
c) Persatuan Indonesia ;
d) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan ;
e) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas dapat diperoleh sebuah kesimpulan bahwa Pancasila
Sebagai Dasar Negara dibentuk melalui proses yang cukup lama. Nama Pancasila Sebagai Dasar
Negara meskipun tidak tertulis secara resmi didalam Pembukaan dan Batang Tubuh maupun
PenjelasanUUD1945,tapi sudah cukup jelas bahwa yang dimaksudkan adalah lima Dasar Negara
sebagaimana perumusannya terdapat dalam alinea keempat UUD 1945. Diawali dari proses
perumusan melalui rapat-rapat di beberapa badan yang dibentuk dengan tujuan khusus
mempersiapkan kemerdekaan. Dari BPUPKI yang menghasilkan rumusan pancasila pertama
sebagai hasil penyatuan tiga usulan dari Mr. MuhammadYamin,

Prof. Dr. Mr. Soepomo, dan Ir. Soekarno. Kemudian,dilanjutkan olehsidang Panitia Sembilan
yang menghasilkan Piagam Jakarta sebagai rumusan pancasila kedua,sekaligus melahirkan
istilah Pancasila atas usulan Ir. Soekarno.Kemudian,PPKI mengesahkan Pancasila yang
terkandung dalam PembukaanUUD 1945 seperti yang berlaku sekarang ini. Dari panjangnya
cerita disetiap proses persidangan dan penyampaian pendapat,dapat disimpulkan bahwa sebelum
pancasila berlaku sah sebagai Dasar Negara RI, diawali dengan adanya suatu proses perumusan
yang mengandung latar belakang tertentu hingga pengesahanyang memperhatikan rakyat
keseluruhan. Proses itu perlu diketahui dalam rangkamemahami perjuangan diplomatis para
pncetus atau pemberi usulan yang tidakmudah dan lama. Sehingga kita bisa lebih menjiwai
dalam memaknai istilah dan makna yang terkandung di dalam Pancasila.
 
B. Saran
Dari uraian-uraian di atas penulis dapat menyarankan:Pancasila sebagai Dasar Negara,
sebagai ideologi Negara, serta pandangan hidup bangsa, memiliki nilai-nilai luhur yang
merupakan penjelmaan dari seluruh jiwa rakyat Indonesia. Maka dari itu kita harus menjunjung
tinggi dan mengamalkan sila-sila dari Pancasila tersebut dengan setulus hati dan penuh rasa
tanggung jawab. Bagi generasi muda harus bisa menjaga nama pancasila dan harus bisa
memaknai apa itu pancasila dan mengamalkan kepada orang-orang Indonesia. Bagi para guru

13
agar senantiasa pelajaran Pancasila selalu diajarkan disekolahnya, demi kebaikan peserta
didiknya dan juga demi kelestarian nilai-nilai luhur Pancasila itu. Pancasila yang memiliki nilai-
nilai luhur, agar diamalkan oleh setiap warga Negara Indonesia, penyelenggara Negara, serta
lembaga kenegaraan dan lembaga kemasyarakatan baik di pusat maupun di daerah demi
kelestariannya.

14
DAFTAR PUSTAKA

Darmodiharjo, Darji. (1995). Santiaji Pancasila. Jakarta: Kurnia Esa.

Notonagoro. (1984). Pancasila Dasar Falsafah Negara. Jakarta: PT Bina Aksara.

Pimpinan MPR dan Tim Kerja Sosialisasi MPR Periode 2009-2014. (2012). Empat Pillar
Kehidupan Berbangsa dan Bernegara. Jakarta: Sekretariat Jenderal MPR RI.

Pranarka. (1985). Sejarah Pemikiran tentang Pancasila. Jakarta: Yayasan Proklamasi Center For
Strategic and International Studies.

Prosiding Simposium Peringatan Hari Lahir Pancasila. (2006). Restorasi Pancasila


Mendamaikan Politik Identitas dan Modernitas. Jakarta: Kampus FISIP UI, Depok,
Perhimpunan Pendidikan Demokrasi (P2D).

Soemantri, Sri. (1969). Demokrasi Pancasila dan Implementasinya Menurut UUD 1945.
Bandung: Alumni.

15

You might also like