You are on page 1of 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi bangsa Indonesia. Dalam setiap peradaban
manusia, bahasa selalu hadir di tengah-tengah mereka. Bahasa dan manusia merupakan satu
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Hal ini dapat dilihat dari bagaimana bahasa bertindak
sebagai suatu media yang membantu manusia dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa yang
hadir dalam suatu kelompok masyarakat merupakan hasil dari interaksi antarsesama manusia
yang ada di tempat tersebut. Hal ini juga berlaku bagi bahasa Indonesia yang telah tercipta
berpuluh tahun lalu dan mengalami perkembangan yang begitu signifikan hingga kini.
Perkembangan bahasa Indonesia selalu memiliki keunikan tersendiri. Kosakata asing
yang diserap ke dalam bahasa Indonesia bertujuan untuk memperkaya perbendaharaan dan
varietas bahasa Indonesia. Walaupun mengalami beberapa tahapan perkembangan dan
penyerapan, kemurnian Bahasa Indonesia tetaplah sama dulu dan kini. Adapun perkembangan
bahasa Indonesia dapat dikelompokan menjadi tiga bagian utama yang perlu diperhatikan.
Ketiga bagian tersebut adalah bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu, bahasa Indonesia
sebagai bahasa resmi negara, dan bahasa Indonesia sebagai bahasa internasional.
Bahasa Indonesia juga memiliki fungsi yang sama, yaitu sebagai media yang
membantu manusia. Namun, secara spesifik bahasa Indonesia adalah salah satu bahasa yang
dalam pembentukannya memiliki sejarah yang panjang. Bahasa yang telah ada di Indonesia
bahkan sejak zaman kerajaan-kerajaan ini memiliki kajian pembentukan yang cukup rumit
baik secara lisan maupun tulisan.

B. Tujuan dan Manfaat


a. Tujuan dari Penulisan Makalah ini yaitu:
1. Menjelaskan Sejarah Bahasa Indonesia
2. Menginformasikan hal-hal yang belum banyak diketahui oleh masyarakat
luas mengenai bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan
3. Menginformasikan mengenai kedudukan dan fungsi Bahasa Indonesia
b. Manfaatnya yaitu:
1. Memberikan informasi baru bagi pembacanya.
2. Memperbaiki pola pikir masyarakat tentang pentingnya mempelajari bahasa
Indonesia

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah dan Perkembangan Bahasa Indonesia


Perkembangan bahasa Indonesia lisan maupun tulisan berkembang mulai pada saat
terbentuknya, yaitu pada 28 Oktober 1928, bersamaan dengan momen Sumpah Pemuda.
Setelah terbentuk, bahasa Indonesia terus berkembang seiring berlakunya ejaan Van
Ophuijsen, Soewandi, Melindo bahkan hingga ke Ejaan yang Disempurnakan (EYD). Ini
adalah beberapa contoh sederhana bagaimana bahasa Indonesia dengan pesat mengalami
perkembangan. Bahasa Indonesia yang telah dikenal oleh khalayak umum merupakan Bahasa
Melayu yang menjadi lingua franca atau bahasa perhubungan di Nusantara kala itu. Bahasa
Melayu telah ada dan digunakan terlebih dahulu. Keberadaan bahasa Melayu pun dapat ditilik
dalam saat persiapan Kongres Pemuda tahun 1926, para pemuda masih mempermasalahkan
tentang sebutan bahasa persatuan Indonesia. Kemudian M. Tabrani mengusulkan bahasa
Melayu diganti dengan istilah bahasa Indonesia dan hal ini pun disetujui bersama pada 2 Mei
1926.
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi dalam laman resminya telah mencantumkan bahwa bahasa
Melayu telah berada di kawasan Asia dan khususnya Asia tenggara sejak abad ketujuh.
Pernyataan ini juga tentu didukung oleh adanya beberapa prasasti sepeti prasasti Talang Tuo
di Palembang, bahkan prasasti Karang Brahi di Jambi. Keberadaan prasasti-prasasti ini telah
ada sejak tahun 680-an. Selanjutnya, untuk sejarah perkembangan bahasa Indonesia dapat
disoroti melalui zaman Sriwijaya yang menggunakan bahasa Melayu untuk menjadi bahasa
pembelajaran kebudayaan dan hingga pada saat penyebaran agama Kristen oleh para pendeta-
pendeta dan orang Belanda pada saat masih berada di Indonesia. Bahasa Melayu yang
merupakan cikal bakal bahasa Indonesia telah berkembang dengan sangat pesat di Indonesia,
bahkan sebelum bahasa Indonesia pertama kali resmi di umumkan pada sumpah pemuda.
Bahasa Indonesia sejak dahulu telah membentuk bangsa dan mempersatukan keberagaman
yang ada di Indonesia yang memiliki tingkat kemajemukan yang sangat tinggi.
Perkembangan bahasa Indonesia telah melalui sejarah yang cukup teramat panjang.
Melalui kilas balik sejarah yang telah dipaparkan di atas, dapat dengan jelas diketahui bahwa
bahasa Indonesia telah menjadi begitu kuat hingga saat ini karena telah melalui proses yang
unik. Berawal dari bahasa Melayu, kontak dengan budaya asing yang kemudian
menggunakan bahasa Melayu dan menjadi bahasa yang akhirnya diganti dengan istilah

2
bahasa Indonesia pada tahun 1926. Bahasa Indonesia kemudian masuk ke dalam tiga kategori
perkembangan, yaitu
1. Bahasa pemersatu. Bahasa Indonesia pada awalnya diikarkan oleh para pemuda kembali
pada tahun 1928 pada tanggal 28 Oktober dalam sumpah pemuda yang berbunyi:

Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe bertoempah darah jang satoe,
tanah Indonesia
Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa
Indonesia
Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean,
bahasa Indonesia

Dengan sangat jelas bahasa Indonesia pertama kali digunakan ataupun diikrarkan sebagai
bahasa pemersatu pada butir ketiga. Bahasa Indonesia kemudian mulai diterima oleh
masyarakat Indonesia. Dengan diterimanya bahasa Indonesia, secara harfiah bahasa ini
menjadi bahasa pemersatu Indonesia. Diterimanya bahasa Indonesia juga dapat tercermin
dari diadakannya Kongres Bahasa Indonesia (KBI) pada tanggal 25-28 Juni 1938 di Solo.
2. Bahasa resmi negara. Bahasa Indonesia menjadi bahasa resmi yang digunakan selama 54
sejak ditetapkan dalam pasal 36 UUD 1945 pada tanggal 18 Agustus. Hal ini ditandai
dengan pembacaan teks proklamasi oleh Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta yang membuat
fase awal bahasa Indonesi sebagai bahasa pemersatu menjadi Bahasa resmi negara.
Adapun pergantian ejaan dari ejaan Van Ophuijsen (dari masa jajahan Belanda) menjadi
ejaan Suwandi karena dianggap lebih menunjukan rasa nasionalisme yang tinggi.
3. Bahasa internasional. Bahasa Indonesia sebagai bahasa internasional merupkan fase
lanjutan dari dua fase yang ada. Hal ini telah dicanangkan dan dilakukan terbukti dengan
adanya Kongres Internasional IX Bahasa Indonesia yang mengambil tempat di Jakarta
pada tanggan 28 Oktober hingga 1 November 2018. Undang-undang Nomor 24 Tahun
2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan juga ikut
mendukung bahasa Indonesia menjadi bahasa internasional, khususnya pasal 44 ayat 1.
Salah satu bukti dari tindak lanjut untuk fase ini adalah adanya tenaga dan buku-buku
Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing.

B. Bahasa Melayu Sebagai Dasar Bahasa Indonesia


Sejarah Bahasa Indonesia erat kaitannya dengan Bahasa Melayu. Bahasa Melayu
sejak dahulu digunakan sebagai bahasa perantara atau bahasa pergaulan. Oleh karena itu,
dasar Bahasa Indonesia berasal dari Bahasa Melayu. Pada awalnya, ketika Kerajaan Sriwijaya

3
memperluas wilayahnya ke Asia Tenggara, Bahasa Melayu Kuno digunakan sebagai bahasa
perantara dengan kerajaan-kerajaan lain.
Fakta ini dapat dibuktikan dengan adanya prasasti Kedukan Bukit di Palembang yang
berasal dari tahun 683 M, kota kapur di Bangka Barat yang berasal dari tahun 686 M, dan
Karang Brahi di Jambi yang berasal dari tahun 688 M.

C. Fungsi Bahasa Melayu


Pada masa kejayaan Kerajaan Sriwijaya, Bahasa Melayu yang menjadi dasar Bahasa
Indonesia memiliki beberapa fungsi, antara lain:
1) Bahasa perdagangan: Bahasa Melayu digunakan sebagai bahasa perdagangan di
wilayah Asia Tenggara, sehingga memungkinkan orang-orang dari berbagai etnis
untuk berkomunikasi dan melakukan transaksi bisnis.
2) Bahasa perantara: Bahasa Melayu juga digunakan sebagai bahasa perantara dalam
diplomasi dan hubungan antar-kerajaan di Asia Tenggara.
3) Bahasa sastra: Bahasa Melayu digunakan sebagai bahasa sastra, terutama dalam
karya-karya sastra Melayu klasik seperti Hikayat Raja-raja Pasai dan Sejarah Melayu.

D. Perkembangan Bahasa Melayu


Dalam berkomunikasi, bahasa Melayu digunakan di mana-mana dan semakin
berkembang di Nusantara. Bahasa Melayu ini kemudian dipengaruhi oleh corak budaya setiap
daerah yang kemudian mempengaruhi bentuk dan perkembangannya.
Sehingga, bahasa Melayu tumbuh dengan pengaruh bahasa-bahasa lain seperti bahasa
Sansekerta, Persia, Arab, dan bahasa Eropa. Dalam perkembangannya, bahasa Melayu
mengalami variasi dialek yang berbeda-beda antara daerah satu dengan yang lainnya.

E. Penyempurnaan Ejaan Bahasa Indonesia


Sejarah bahasa Indonesia tidak berhenti begitu saja, karena perkembangannya di
Nusantara semakin pesat. Apalagi dengan sifat terbukanya membuat bahasa Indonesia
menyerap kata-kata dari bahasa lain, baik bahasa daerah maupun asing. Bahasa Indonesia
mengalami penyempurnaan dalam ejaannya. Berikut ini tahapan perkembangan ejaan bahasa
Indonesia :
1. Ejaan Van Ophuijen (1901)
Pada masa Belanda menjajah Indonesia, bahasa yang digunakan sebagai bahasa
pengantar ialah bahasa Melayu. Dan untuk memudahkan orang-orang Belanda dalam
berkomunikasi kemudian dibuat pembakuan ejaan oleh Belanda yaitu Prof. Charles van

4
Ophuijen. Dalam pembakuan ejaan ini Charles dibantu oleh Engku Nawawi atau Sutan
Makmur dan Moh Taib Sultan Ibrahim.
Ejaan yang digunakan untuk menulis Melayu ini menggunakan huruf latin yang
dimengerti oleh orang Belanda. Bahkan tuturan bahasanya juga mirip dengan tuturan bahasa
Belanda. Antara lain huruf j (jang) menjadi y (yang), huruf oe (doeloe) menjadi u (dulu) dan
tanda koma ain seperti ma’mur menjadi makmur.

2. Ejaan Republik / Ejaan Soewandi (19 Maret 1947)


Ejaan ini diresmikan oleh Soewandi yang merupakan seorang Menteri Pendidikan
Republik Indonesia. Tujuan dibuatnya Ejaan Republik ini ialah untuk menggantikan serta
menyempurnakan ejaan sebelumnya. Perubahan yang terdapat pada ejaan republik terdapat
pada huruf oe menjadi u (doeloe=dulu), koma ain menjadi k (pa’=pak). Kemudian kata ulang
boleh disingkat dengan angka 2 (rumah-rumah = rumah2) dan kata depan ‘di’ ditulis serangkai
dengan kata yang mendampinginya.

3. Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan / EYD (1972)


Seiring perkembangan zaman, bahasa Indonesia juga turut berkembang. Pada tahun
1972 Presiden Republik Indonesia meresmikan EYD atau ejaan yang disempurnakan. Putusan
presiden No. 57 Tahun 1972 ini merupakan penyederhanaan dan juga penyempurnaan ejaan.
Yang diatur dalam EYD ini antara lain penulisan huruf kapital dan huruf miring, kata, tanda
baca, singkatan dan akronim. Kemudian penulisan angka dan lambang bilangan serta
penulisan unsur serapan.

4. Ejaan Bahasa Indonesia / EBI (2015)


Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 50 Tahun
2015 menunjukkan peresmian ejaan bahasa Indonesia. Dimana didalamnya terkandung
pedoman umum ejaan bahasa Indonesia. Yang terdapat pada penyempurnaan EBI antara lain
pada penambahan huruf vokal diftong, penggunaan huruf kapital pada julukan. Selain itu
penggunaan huruf tebal pada penulisan lema dan sublema dalam kamus juga dihapuskan
dalam ejaan EBI.
Bahasa Indonesia bukan sekedar bahasa yang dibentuk begitu saja. Namun dalam
sejarah bahasa Indonesia, pembentukan bahasa ini mengalami perjalanan yang panjang.
Sehingga kita sebagai warga Indonesia harus bangga dengan bangsa dan bahasa kita. Apalagi
bahasa Indonesia menjadi bahasa yang dipandang unik oleh negara-negara lain. Dikarenakan
Indonesia yang memiliki banyak sekali suku, namun hanya bahasa Indonesia yang

5
menjadikan pemersatunya. Nah, itulah informasi sejarah bahasa Indonesia yang bisa kita
teladani. Sudah sepatutnya kita bangga dalam menggunakannya di kehidupan sehari-hari kita.

F. Kedudukan Bahasa Indonesia


Bahasa pada dasarnya adalah media untuk berkomunikasi ternyata memiliki eksistensi
yang lebih lagi. Bahasa mencakup hampir seluruh lapisan masyarakat, bahkan kebudayaan
itu sendiri. Banyak sumber yang mengupas fungsi bahasa Indonesia, salah satunya Arifin
(2010:12) kedudukan bahasa Indonesia memiliki fungsi berikut.
1. Lambang Kebanggaan Kebangsaan
Di dalam fungsinya sebagai Lambang Kebangaan Kebangsaan, Bahasa
Indonesia mencerminkan nilai-nilai sosial budaya yang mendasari rasa kebangsaan. Atas
dasar kebangaan ini, bahasa Indonesia harus terus dijaga, pelihara dan kembangkan serta
rasa kebanggan pemakainya senantiasa kita bina
2. Lambang Indentitas Nasional
Bahasa Indonesia fungsinya sebagai Indentitas Nasional, yang mengarah pada
penghargaan terhadap Bahasa Indonesia selain bendera dan lambang negara. Di dalam
fungsinya bahasa Indonesia tentulah harus memiliki indentitasnya sendiri, sehingga
serasi dengan lambing kebangsaan yang lain. Bahasa Indonesia memiliki indentitasnya
hanya apabila Masyarakat pemakainya terutama kaum muda dan pelajar membina dan
mengembangkanya sedemikian rupa sehingga bersih dari unsur-unsur bahasa lain.

3. Alat Perhubungan Antarwarga, Antardaerah, Antarbudaya


Bahasa Indonesia memiliki peranan yang fital dimasyarakat umum dan nasional.
Berkat adanya Bahasa Indonesia masyarakat dapat berhubungan satu dengan yang lain
sedemikian rupa sehingga kesalahpahaman sebagai akibat perbedaan latar belakang
sosial budaya dan bahasa tidak perlu dikawatirkan. Masyarakat dapat berpergian ke
seluruh plosok tanah air dengan hanya memanfaatkan bahasa Indonesia sebagai satu-
satunya alat komunikasi.

4. Alat Pemersatu Suku Budaya dan Bahasanya


Bahasa Indonesia sebagai alat pemersatu suku, budaya dan Bahasa maksudnya,
bahasa Indonesia memungkinkan keserasian di antara suku-suku, budaya dan bahasa di
Nusantara, tanpa harus menghilangkan indentitas kesukuan dan kesetiaan kepada nilai-
nilai sosial budaya serta latar belakang Bahasa daerah yang bersangkutan. Lebih dari itu,
dengan bahasa nasional itu masyarakat dapat meletakkan kepentingan nasional jauh di

6
atas kepentinggan daerah atau golongan. Sedangkan kedudukan Bahasa Indonesia
sebagai bahasa negara memiliki fungsi diantaranya:
1) Bahasa Resmi Kenegaraan
Maksud dari Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi kenegaraan, bahwa
bahasa Indonesia dipakai di alam kegiatan-kegiatan resmi kenegaraan seperti upacara,
peristiwa dan kegiatan kenegaraan baik dalam bentuk lisan maupun dalam bentuk
tulisan. Salah satu kegiatan tersebut adalah penulisan dokumen dan putusan-putusan
serta surat-surat yang dikeluarkan oleh pemerintah dan badan-badan kenegaraan
lainya, serta pidato-pidato kenegaraan.
2) Bahasa Pengatar dalam Pendidikan
Bahasa Indonesia memiliki fungsi fital di dunia pendidikan di nusantara ini,
mulai dari taman kanak-kanak sampai dengan perguruan tinggi di seluruh Indonesia,
kecuali pada daerah-daerah tertentu yang masih menggunakan bahasa daerah sebagai
bahasa pengantarnya seperti Aceh, Batak, Sunda, Jawa, Madura, Bali dan Makasar,
akan tetapi hanya sampai tahun ke tiga pendidikan Sekolah Dasar.
3) Alat Perhubungan pada Tingkat Nasional
Dalam hal ini bahasa Indonesia dipakai bukan saja sebagai alat komunikasi
timbal-balik antara pemerintah dan masyarakat luas, dan bukan saja sebagai alat
perhubungan antardaerah, dan antarsuku, melainkan juga sebagai alat perhubungan di
dalam Masyarakat yang sama latar belakang sosial budaya dan bahasanya.
4) Alat Pegembangan Kebudayaan,
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Di dalam hubungan ini, Bahasa Indonesia
adalah satu-satunya alat yang memungkinkan kita membina dan mengembangkan
kebudayaan nasional sedemikian rupa sehingga bahasa Indonesia memiliki ciri-ciri
dan indentitasnya sendiri, yang membedakanya dengan kebudayaan daerah.

7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bahasa Indonesia yang merupakan bahasa Melayu yang telah berada di Indonesia
sejak tahun 680 membuat Indonesia menjadi lebih kokoh. Dengan berkembangnya zaman dan
proses akulturasi, bahasa Indonesia tetap menjaga keutuhannya. Diawali dengan Bahasa
pemersatu yang menyatukan setiap suku. Kemudian menjadi bahasa negara yang berpuluh
tahun berlangsung dan kini, di era moderen, bahasa Indonesia mulai dikenal di belahan bumi
lain. Dengan identitas yang berbeda, warga asing mulai mengucapkan bahasa Indoenesia.
Bahasa Indonesia menyatukan, menjadi identitas, dan menjadi kebanggan Indonesia. Bahasa
Indonesia diharapkan terus merekatkan setiap suku bangsa.

B. Saran
Kita sebagai kaum Muda dan Pelajar harus terus bangga menggunakan Bahasa
Indonesia dan tidak terus mengelu-elukan bahasa asing, karena dengan bangga terhadap
bahasa Indonesia berarti kita ikut berperan mengembangkan dan mempertahankan salah satu
jati diri NKRI. Pembaca, harus mampu menjaga, mengembangkan dan mempertahankan
Bahasa kebanggaan kita yaitu Bahasa Indonesia dengan jiwa dan raga yang kita miliki.

8
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, dkk. (2010). Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta: AKAPRESS


Nungroho, Angung. (2015). Pemahaman Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia Sebagai
Dasar Jiwa Nasionalisme. Proseding Seminar Nasional Bulan Bahasa, hal 285-291,
Online, https://repository.unib.ac.id/11134/1/29.%20Agung%20Nugroho.pdf

Sejarah Bahasa Indonesia Secara Singkat dan Lengkap, 2023, Online, Diakses tanggal 13 Sep
2023, (https://www.indonesiana.id/read/163608/sejarah-bahasa-indonesia-secara-
singkat-dan-lengkap)

https://123dok.com/document/q2gje46y-makalah-sejarah-bahasa-indonesia-docx.html
https://balaibahasapapua.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2021/08/1.-Sejarah-dan-
Perkembangan-Bahasa-Indonesia.pdf

You might also like