Professional Documents
Culture Documents
CBR - Keterampilan Dasar Senam (Benediktus Joko Rumabutar)
CBR - Keterampilan Dasar Senam (Benediktus Joko Rumabutar)
Disusun oleh:
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kesehatan terutama nikmat
kesempatan serta kesehatan,sehingga kami dapat menyelesaikan tugas CRITICAL BOOK REVIEW ini dengan
baik
Selanjutnya,saya beterima kasih kepada bpk SABARUDDIN YUNIS BANGUN selaku dosen pengampu
mata kuliah keterampilan dasar senam yang telah membimbing saya menyelesaikan tugas berupa
CRITICAL BOOK REVIEW.
Adapaun tujuan dari penulisan CRITICAL BOOK REVIEW ini adalah untuk memenuhi tugas yang telah
diberikan bpk SABARUDDIN YUNIS BANGUN pada mata kuliah keterampilan dasar senam.
Saya menyadari bahwa CRITICAL BOOK EVIEW banyak kekurangan. untuk itu saran dan kritik dari para
pembaca sanat saya harapkan untuk menyempurnakan laporan ini sehingga menjadi lebih
sempurna,baik,dan bermanfaat.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I. PENDAHULUAN.....................................................................................1
PENDAHULUAN
1.1latar belakang
Pendidikan pad dasarnya bertujuan untuk membantu individu untuk mencapai perkembangan yang
optimal sesuai dengan potensi yang dimilikinya,dan melalui pendidikan dapat diwujudkan generasi muda
yang berkualitas baik dan dalam bidang akademis, religius maupun moral.hal ini erat kaitanya dengan
undang-undang sistem pendidikan Nasional No 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 1 menyebutkan pendidikan
merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangakan potensi dirinya untuk kecerdasan,memiliki kekuatan spiritual
keagamaan ,pengendalian diri,kepribadian akhlak mulia,serta keterampilan yang diperlukan
dirinya,masyarakat,bangsa dan negara.
Dari pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar yang
dilaksanakan secara bersama-sama yang bertujuan untuk mengembangkan potensi individu agar menjadi
manusia yang berakhlak mulia,beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Berdasarkan tujuan pendidikan nasional,salah satu upaya sekolah dalam rangka meningkatkan mutu
lulusan siswanya adalah dengan menanamkan aspek kepribadian kepada setiap siswa.aspek kepribadian ini
merupakan nilai-nilai dasar yang berhubungan dengan sikap dan perilaku.untuk mencapai dan memiliki
kepribadian yang diperlukan siswa yang disiplin,giat,gigih,dan tekun.
1.2Tujuan
1.3Manfaat
1.membahas asserts mengetahui latar belakang dinamika olahraga dan pengembangan nilai
5.mengetahui serta membahas Peran dan kedudukan olahraga dalam pengembang nilai sosial.
BAB II
ISI BUKU
2.1 Identitas buku
Identitas buku
Judul buku PEMBELAJARAN SENAM LANTAI
Penulis : Dr. Ari Wibowo Kurniawan, M.Pd
Drs. Tatok Sugiarto, S.Pd, M.Pd
Penerbit: Wineka Media
ISBN: 978-602-5973-70-3
https://fik.um.ac.id/wp-content/uploads/2021/07/buku-pembelajaran-senam-
lantai.pdf
A. LATAR BELAKANG
Perkembangan ilmu pengetahuan yang minim di karenakan rendahnya minat baca masyarakat pada
saat ini.Mengkritik buku adalah salah satu cara yang dilakukan untuk menaikkan ketertarikan minat baca
seseorang terhadap suatu pokok bahasan.Mengkritik buku (Critical Book Report)ini adalah suatu tulisan
atau ulasan mengenai sebuah hasil karya atau buku,baik berupa buku fiksi maupun nonfiksi,juga dapat
diartikan sebagai karya ilmiah yang melukiskan pemahaman terhadap isi dari sebuah buku.
Mengkritik buku dilakukan bukan untuk menjatuhkan atau menaikkan nilai suatu buku melainkan
untuk menjelaskan apa adanya suatu buku yaitu kelebihan atau kekurangannya yang akan menjadi bahan
pertimbangan atau ulasan tentang sebuah buku kepada pembaca perihal buku-buku baru dan ulasan
kelebihan maupun kekurangan buku tersebut.Yang lebih jelasnya dalam mengkritik buku,kita dapat
menguraikan isi pokok pemikiran pengarang dari buku yang bersangkutan diikuti dengan pendapat
terhadap isi buku.
Dengan demikian laporan buku atau resensi sangat bermanfaat untuk mengetahui isi buku.Selain
itu,akan tahu mengenai kekurangan dan kelebihan dari isi buku yang telah dibaca.Untuk itu,saya harapkan
kepada pembaca agar mengetahui dan memahami mengenai laporan buku atau resensi sehingga dapat
menilai isi buku tersebut dengan baik dan bukan hanya sekedar membaca sekilas buku tersebut melainkan
dapat memahami apa yang ada di dalam buku.
B.PEMBAHASAN
2.2 Ringkasan buku
2.1 SEJARAH MASUKNYA SENAM KE INDONESIA
Senam mulai dikenal di Indonesia pada tahun 1912, ketika senam pertama kali masuk ke
Indonesia pada jaman penjajahan Belanda. Masuknya olahraga senam ini bersamaan dengan
ditetapkannya pendidikan jasmani sebagai pelajaran wajib di sekolah-sekolah. Dengan sendirinya
senam sebagai bagian dari penjaskes juga diajarkan di sekolah.
Senam yang diperkenalkan pertama kali pada waktu itu adalah senam sistem Jerman.
Sistem ini menekankan pada kemungkinan-kemungkinan gerak yang kaya sebagai alat pendidikan.
Lalu pada tahun 1916 sistem itu digantikan oleh sistem Swedia (yang menekankan pada manfaat
gerak), sebuah sistem yang dibawa dan diperkenalkan oleh seorang perwira kesehatan dari
angkatan laut kerajaan Belanda, bernama Dr. H. F. Minkema. Lewat Minkema inilah senam di
Indonesia mulai tersebar, terutama ketika ia pada 1918 membuka kursus senam Swedia di kota
Malang untuk tentara dan guru. Namun demikian, cikal bakal penyebaran olahraga senam
dianggap berawal dari Bandung. Alasannya, sekolah pertama yang berhubungan dengan senam
didirikan di Bandung, ketika pada tahun 1922 di buka MGSS (Militaire Gymnastiek en
Sporschool). Mereka yang lulus dari sekolah tersebut selanjutnya menjadi instruktur senam
Swedia di sekolah-sekolah. Melihat perkembangannya yang baik, MGSS kemudian membuka
cabang-cabangnya antara lain di Bogor, Malang, Surakarta, Medan dan Probolinggo.
Masuknya Jepang ke Indonesia pada tahun 1942 merupakan akhir dari kegiatan senam
yang berbau barat di Pembelajaran Senam Lantai 25 Indonesia. Jepang melarang semua bentuk
senam di sekolah dan di lingkungan masyarakat, digantikan oleh “Taiso”. Taiso adalah sejenis
senam pagi (berbentuk kalestenik) yang harus dilaksanakan di sekolah-sekolah sebelum pelajaran
dimulai, dengan iringan radio yang disiarkan secara serentak. Sebelum dan sesudahnya,
muridmurid diharuskan memberi hormat kepada kaisar Jepang, Caranya, dengan aba-aba yang
dikumandangkan yang berbunyi “sei kei rei,” semua murid harus membungkuk dalam-dalam
menghadap utara (Tokyo) di mana kaisar Tenno Heika bersemayam. Jaman Taiso tidak
berlangsung lama. Bentuk latihan “taiso” berasal dari sistem Swedia. Kegiatan senam pada zaman
penjajahan Jepang yang digabungkan dengan latihan militer tidak lain adalah suatu infiltrasi
semangat, jiwa, dan kebudayaan Jepang terhadap Indonesia. (Soekarno, Wuryati. 1985:22).
Pada jaman kemerdekaan senam yang diwajibkan Jepang ditentang di mana-mana. Dengan
penolakan ini, semua warisan pemerintah Belanda akhirnya dipakai kembali di sekolah-sekolah.
Peristiwa penting dalam olahraga senam di jaman kemerdekaan terjadi pada tahun 60-an.
Peristiwa penting pertama adalah didirikannya induk organisasi senam Indonesia pada 14 Juli
1963. Induk organisasi tersebut disebut PERSANI, yang merupakan singkatan dari Persatuan
Senam Indonesia. Ketua PB Persani pertama adalah Bapak R. Suhadi. Peristiwa penting kedua
terjadi pada tahun 1964, di mana cabang senam menjadi salah satu cabang olahraga yang
dipertandingkan dalam GANEFO (Games of the New Emerging Forces) yang bisa diartikan sebagai
pekan olahraga negara-negara yang baru muncul. Sebagai mana diketahui, Ganefo adalah produk
pemikiran politik Soekarno (Presiden pertama RI) untuk menggalang kekuatan negara-negara baru
di percaturan international, serta sekaligus sebagai balasan atas tindakan IOC 26 Ari Wibowo
Kurniawan, Tatok Sugiarto yang memecat Indonesia dari keanggotaannya. Negara yang
berpartisipasi pada cabang senam tersebut adalah Cina, Rusia, Korea, Mesir, dan tuan rumah
Indonesia. Adapun cabang senam yang dipertandingkan adalah senam artistik.
Untuk melihat sistem senam yang berpengaruh pada perkembangan sistem senam di
Indonesia, mau tidak mau kita harus melihat juga sistem-sistem senam yang berpengaruh di
Belanda, karena pada hakekatnya senam di Indonesia merupakan kepanjangan sejarah senam
Belanda.
a. Pengaruh sistem Jerman di Negeri Belanda. 1) Carl Euler (1809-1885) Carl Euler datang ke
Belanda dengan memperkenalkan senam yang diajarkan secara metodis di - perkumpulan dan
sekolah-sekolah. Meskipun demikian, sebenarnya perkembangan metodik senam di negeri
Belanda dimulai dari sekolah-sekolah marinier, yang kemudian menyebar ke sekolah umum lewat
para perwira yang telah bebas tugas (pensiun). Dan satu hal harus dicatat, bahwa pengaruh turnen
ini dianggap mengandung aspek Pembelajaran Senam Lantai 27 negatif karena terlalu besarnya
penekanan pada aspek prestasi daripada terhadap unsur pendidikannya. 2) Spiesz Lama kemudian
diperkenalkan pula metode Spiesz (1862) yang menekankan pada penggunaan alat-alat seperti
palang tunggal, palang sejajar, dan tiang untuk memanjat. Menurut Spiesz senam tidak hanya
untuk mencapai ketangkasan (prestasi), tetapi juga untuk kesehatan dan penguasaan diri. Sejak
tahun 1863 gymnastiek di negeri Belanda menjadi pelajaran wajib. b. Pengaruh Sistem Swedia di
negeri Belanda Pada tahun 1910, sistem Jerman mulai tergeser popularitasnya oleh sistem Swedia.
Kelebihan sistem ini dinilai dari kepraktisannya untuk bisa dilakukan di sekolah-sekolah, karena
bisa dilakukan secara klasikal. Di samping itu, sistem Swedia dianggap memiliki kelebihan karena
lebih menekankan pada manfaat dari gerakan-gerakannya. Pendukung sistem Swedia di Belanda
adalah H.V. Blijenburg. Ia berpropaganda tentang betapa pentingnya sistem Swedia bagi
peningkatan kesehatan (manfaat) pemakainya. Ketika sistem Swedia masuk ke negeri Belanda,
senam di Indonesia masih menganut sistem Jerman, yaitu turnen dari Jahn dan metode Spiesz,
yang tepatnya sistem ini masuk pada tahun 1912. Setelah bertahan sekitar 4 tahun, lalu sistem
Jerman ini tergeser oleh sistem Swedia yang dibawa dan diperkenalkan oleh Dr. H. F. Minkema. c.
Pengaruh Sistem Denmark di negeri Belanda 1) Niels Bukh Setelah Perang Dunia I, pengaruh
sistem Swedia mulai tergeser oleh sistem Denmark yang dibawa ke Belanda oleh Niels Bukh. Niels
Bukh menilai bahwa sistem senam Swedia kurang dapat membentuk sikap dan gerak. Anak cukup
tangkas, namun kurang lentuk. Dari situ ia kemudian menciptakan latihan peregangan, yang
digabungkannya dengan latihan ketangkasan dan kekuatan menjadi “Latihan Pendahuluan.” 28 Ari
Wibowo Kurniawan, Tatok Sugiarto Latihan pendahuluan inilah yang menjadi cikal bakal latihan
persiapan untuk menuju ke inti latihan. 2) J. Thulin Thulin juga dianggap sebagai pembaharu
senam sistem Swedia. Melalui bukunya, Si Buyung, ia menciptakan latihan yang sesuai dengan
dunia anak-anak. d. Pengaruh Sistem Austria Pembaruan dari Swedia dan Denmark (Skandinavia)
munculnya hampir bersamaan dengan pembaharuan di salah satu negara Eropa, yaitu Austria.
Gerakan pembaharuan dari Austria itu dipelopori oleh Gaulhofer dan Streicher (lebih dikenal
dengan singkatan G.S.), yang berusaha meletakkan dasar yang lain setelah selesainya perang
dunia (PD) I. Sistem ini berusaha menyesuaikan isi latihannya dengan usia anak didik serta
menekankan pada kontraksi otot secara dinamis. Tokoh yang membawa dan mempopulerkan
sistem Austria ke negeri Belanda adalah J.M.J Korpershoek, K.H. Van Schagen, dan W. Rob. Lalu
sistem Austria ini masuk ke Indonesia dan bertahan cukup lama sebagai sistem yang dianut oleh
para ahli, baik sebelum maupun sesudah jaman kemerdekaan, dengan hanya terputus sementara
ketika pasukan Jepang masuk ke Indonesia pada tahun 1942. e. Metode STO Bandung Setelah
perang dunia ke II, Burger dan Groll menerapkan sistem Austria lebih lanjut. Sayangnya sistem
baru ini tidak dapat berkembang pesat di Indonesia, karena kurangnya tenaga ahli dan
kecenderungan inertia masyarakat sendiri terhadap sesuatu yang dianggap baru. Kondisi demikian
bertahan cukup lama, hingga tahun 1963. Menyadari kondisi yang tidak menguntungkan tersebut,
beberapa pembina senam dari STO Bandung mulai memikirkan upaya pembaharuan. Tercatat,
pembaharuan tersebut diupayakan dalam wilayah metode yang dirasa kurang menekankan pada
aspek prestasi. Lewat pemikiran dan upaya yang dilakukan Drs. H. M
2.2 PENGERTIAN SENAM
Senam merupakan aktivitas fisik yang dapat membantu mengoptimalkan perkembangan anak.
Gerakan-gerakan senam sangat sesuai untuk mendapat penekanan di dalam program pendidikan
jasmani, terutama karena tuntutan fisik yang dipersyaratkannya, seperti kekuatan dan daya tahan
otot dari seluruh bagian tubuh. Di samping itu, senam juga menyumbang besar pada
perkembangan gerak dasar fundamental yang penting bagi aktivitas fisik cabang olahraga lain,
terutama dalam hal bagaimana mengatur tubuh secara efektif dan efisien.
1. Pengertian Senam Secara Umum
Senam yang dikenal dalam bahasa Indonesia sebagai salah satu cabang olahraga,
merupakan terjemahan langsung dari bahasa Inggris Gymnastics, atau Belanda Gymnastiek.
Gymnastics sendiri dalam bahasa aslinya merupakan serapan kata dari bahasa Yunani, gymnos,
yang berarti telanjang. Menurut Hidayat (1995), kata gymnastiek tersebut dipakai untuk
menunjukkan kegiatankegiatan fisik yang memerlukan keleluasaan gerak sehingga perlu dilakukan
dengan telanjang atau setengah telanjang. Hal ini bisa terjadi karena teknologi pembuatan bahan
pakaian belum semaju sekarang, sehingga belum memungkinkan membuat pakaian yang bersifat
lentur mengikuti gerak pemakainya.
Dalam bahasa Yunani sendiri, gymnastics diturunkan dari kata kerja gymnazein, yang
artinya berlatih atau melatih diri. Latihan-latihan ini diperlukan bagi para pemuda Yunani Kuno
(sekitar tahun 1000 SM hingga kira-kira tahun 476) untuk menjadi warga negara yang baik sesuai
cita-cita negara serta untuk menjadikan penduduknya sebagai manusia harmonis. Para filosof 32
Ari Wibowo Kurniawan, Tatok Sugiarto seperti Socrates, Plato, dan Aristoteles telah mendukung
programprogram latihan fisik ini, yang dimaksudkan untuk meningkatkan keindahan dan
kecantikan, kekuatan, serta efisiensi gerak
2) Tumbling.
Dalam pengertian sekarang, sebenarnya kata tumbling dan kata akrobatik sering
dipertukarkan, sehingga dianggap tidak ada perbedaan di antara keduanya. Padahal, tumbling dan
akrobatik memiliki arti ketangkasan dalam arti yang berbeda. Tumbling adalah gerakan yang cepat
dan eksplosif dan merupakan gerak yang pada umumnya dirangkaikan pada satu garis lurus.
Adapun 34 Ari Wibowo Kurniawan, Tatok Sugiarto cirinya adalah: adanya unsur melompat,
melayang bebas di udara dan dilakukan dengan cepat
Contoh dari tumbling adalah kip, handspring, atau salto. Tumbling berasal dari kata
tombolon (bahasa italia), tommelen (Belanda), tomber (Perancis) yang artinya melompat disertai
melenting dan berjungkir balik secara berirama. Tumbling dan akrobatik dalam senam 3)
Akrobatik. Akrobatik bisa diartikan sebagai keterampilan yang pada umumnya menonjolkan
fleksibilitas gerak dan balansing (keseimbangan) dengan gerakan yang agak lambat. Contohnya
adalah chestroll, walkover, backover, dsb. Atau gerakan-gerakan seperti posisi bertahan seperti
handstand dan press. Jadi kalestenik, tumbling, dan akrobatik adalah unsur-unsur dari latihan
senam.
Untuk mengetahui pengertian senam, kita harus mengetahui ciri-ciri senam antara lain:
1) Gerakan-gerakannya selalu dibuat atau diciptakan dengan sengaja
2) Gerakan-gerakannya harus selalu berguna untuk mencapai tujuan tertentu (meningkatkan
kelentukan, memperbaiki sikap dan gerak atau keindahan tubuh, menambah ketrampilan,
meningkatkan keindahan gerak, meningkatkan kesehatan tubuh)
3) Gerakannya harus selalu tesusun dan sistematis Berdasarkan ciri-ciri di atas, batasan senam
adalah latihan tubuh yang dipilih dan diciptakan dengan berencana, disusun secara sistematis
dengan tujuan membentuk dan mengembangkan pribadi secara harmonis.
3. Jenis Senam
Seperti juga kesulitan dalam memahami definisi dan arti senam, maka bisa juga kesulitan
lain timbul manakala kita ingin membagi senam ke dalam jenis-jenisnya. Hal ini disebabkan oleh
begitu banyaknya jenis kegiatan yang bisa dikategorikan ke dalam senam, seperti senam si
buyung, senam wanita, senam bayi, senam pagi, senam kesegaran jasmani, senam jantung sehat
dll. Untuk lebih memudahkan penjenisan senam, alangkah baiknya kita ikuti pengelompokkan
senam yang dilakukan oleh FIG (Federation Internationale de Gymnastique) yang di-Indonesiakan
menjadi Federasi Senam Internasional. Menurut FIG, senam dibagi menjadi 6 kelompok, yaitu: a.
senam artistik (artistic gymnastics) b. senam ritmik sportif (sportive rhythmic gymnastics) c. senam
akrobatik (acrobatic gymnastics) d. senam aerobik sport (sports aerobics) e. senam trampolin
(trampolinning) f. senam umum (general gymnastics)
Senam artistik diartikan sebagai senam yang menggabungkan aspek tumbling dan
akrobatik untuk mendapatkan efek-efek artistik dari gerakan-gerakan yang dilakukan pada
alatalat sebagai berikut: Artistik Putra:
Lantai (Floor Exercises)
Kuda Pelana (Pommel Horse)
Gelang-gelang (Rings)
Kuda Lompat (Vaulting Horse)
Palang Sejajar (Parallel Bars)
Palang Tunggal (Horizontal Bar)
Aristik putri
Kuda Lompat (Vaulting Horse)
Palang Bertingkat (Uneven Bars)
Balok Keseimbangan (Balance Beam)
Lantai (Floor Exercises)
A. Guling Depan
Pembelajaran guling depan atau roll depan akan dijabarkan pada tahapan sebagai berikut:
Pembelajaran Guling Depan
Pembelajaran tahap
1 a) Diawali sikap berbaring, dengan kedua tangan lurus di atas kepala.
b) Bungkukkan badan ke depan, posisi duduk dengan kaki lurus.
c) Lakukan berulang-ulang, sampai bisa melakukan dengan baik.
Pembelajaran tahap 2
a) Diawali sikap berbaring, dengan kedua tangan lurus di atas kepala.
b) Angkat kedua kaki lurus sampai di atas kepala.
c) Bungkukkan badan ke depan, kemudian posisi duduk dengan kaki lurus.
d) Lakukan berulang-ulang, sampai bisa melakukan dengan baik.
Pembelajaran tahap 3
a) Diawali dengan posisi duduk dengan kedua kaki lurus.
b) Merebahkan badan ke belakang dengan kedua tangan lurus di atas kepala.
c) Angkat kedua kaki lurus sampai di atas kepala, sampai ujung kaki menyentuh matras.
d) Kemudian kembali posisi duduk dengan kaki lurus dan membungkukkan badan ke depan,.
e) Lakukan berulang-ulang, sampai bisa melakukan dengan baik.
Pembelajaran tahap 4
a) Diawali dengan posisi jongkok, tangan memegang lutut.
b) Badan dibaringkan, kedua tangan lurus ke atas kepala
c) Dan disusul dengan kedua kaki di angkat lurus sampai ke atas kepala, sampai ujung jari
menyentuh pada matras.
d) Badan diangkat kembali ke posisi jongkok.
e) Lakukan berulang-ulang, sampai bisa melakukan dengan baik.
Pembelajaran tahap 5
a) Posisi berdiri tegak, tangan lurus ke atas membentuk huruf “V”.
c) Badan dibaringkan kedua tangan lurus ke atas kepala.
d) Dan disusul dengan kedua kaki diangkat lurus ke atas kepala, sampai ujung jari menyentuh pada
matras.
e) Badan diangkat kembali ke posisi berdiri.
f) Lakukan berulang-ulang, sampai bisa melakukan dengan baik.
Pembelajaran tahap 6.
a) Berdiri tegak, kedua tangan lurus di samping badan membentuk huruf “V”.
b) Letakkan kedua telapak tangan di atas matras dengan posisi berjongkok.
c) Kedua kaki rapat diluruskan, dan kedua lengan lurus, posisi tubuh seperti huruf ”V” terbalik.
d) Kemudian angkat tumit, kepala menunduk diantara dua tangan dan dagu menyentuh dada.
Pembelajaran Senam Lantai 65
e) Kedua siku ditekuk, letakkan tengkuk pada matras dan bergulinglah ke depan.
f) Tekuk kedua lutut, tarik dagu dan lutut ke dada dengan posisi tangan sebagai penyeimbang.
g) Sikap akhir guling depan adalah jongkok kemudian berdiri tegak, kedua tangan membentuk
huruf “V”. h) Sikap akhir tangan kanan ke atas lurus dan tangan kiri di turunkan. Dan posisi siap.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 kelebihan buku
BAB IV
PENUTUP
4.1 kesimpulan
Senam lantai ialah merupakan salah satu bagian dari cabang senam yang dimana
gerakan-gerakannya dilakukan diatas lantai yang berupa matras atau permadani.
Senam lantai juga dapat disebut dengan senam bebas, hal ini dikarenakan pesenam
tidak menggunakan alat bantu selain matras dengan ukuran 12x12m atau
menggunakan matras dengan lebar 1m dan panjang sesuai dengan kebutuhan untuk
menjaga keamanan. Dalam senam, terdapat beberapa jenis dan macam-macam
senam.
Daftar Pustaka
Abdullah, A. S. (t.t.). Educational Theory a Quranic Outlook. Makkah AlMukarramah: Umm al-
Qurra University. Abdullah, M. A. (1997). Pendidikan Islam dalam Peradaban Industrial.
Yogyakarta: Aditya Media.. Ahwani, A. F. (1980). Al-tarbiyah fi Al-Islam. Kairo: Dar’al Ma’arif. Al-
Abrasyi, M. A. (1975). al-Tarbiyah al-Islamiyah waFalsafatuha. Mesir: Isa al-Ababi al-Halabi wa
syirkahu. Al-Syaibany, O. M. (1979). Falsafah Pendidikan Islam, terj. Hasan Langgulung. Jakarta:
Bulan Bintang. Arifin, H. M. (1989). Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara. Arifin, H.M.
2000. Kapita Selekta Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Badaruddin, K. (2007). Filsafat Pendidikan
Islam-Analisis Pemikiran Syeh Muhammad al-Naquib al-Attas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Benoit,
Andre. 1996. Sekolah dan Pendidikan Nilai, dalam Pendidikan Nilai Memasuki Tahun 2000. Jakarta:
PT. Gramedia. Bloom, B. S. (1974). Taxonomy of Education Objektibves, the Classification of
Aducational Goals Handbook I: Cognive Domain. New York: David McKAY Company, INC. Filsafat
Pendidikan 133 Brameld, Theodore. 1999. P
CRITICAL JOURNAL RIVIEW
PENDAHULUAN
Critical Journal Review merupakan tugas wajib yang diberikan oleh dosen ke
mahasiswanya, yang salah satunya merupakan CJR Senam Lantai. CJR ini dibuat untuk dapat
memberikan suatu informasi kepada pembaca ataupun masyarakat luas mengenai pembahasan
Senam Lantai. Yang mana kali ini reviewer mengambil judul jurnal yaitu MENINGKATKAN
KETERAMPILAN SENAM MERODA MELALUI PERMAINAN TALI PADA SISWA KELAS VIIIA
MTS MA’ARIF NU. Reviewer memilih jurnal ini karena mempunyai alasan yaitu jurnal ini mempunyai
keterkaitan dalam Senam Lantai
BAB II
PEMBAHASAN
IDENTITAS JURNAL I
Tahun 2018
Jurnal Al-Mudarris
Download https://e-journal.staima-alhikam.ac.id/al-mudarris/article/view/96/91
ISSN 2620-4355
Reviewer ENNI AZIZAH SIREGAR
Tanggal Selasa, 17 November 2020
Tujuan Penelitian untuk mengetahui secara jelas tentang pengaruh latihan SKJ terhadap
tingkat kebugaran jasmani siswa kelas V di MIN Donomulyo
Kabupaten Malang
Subjek Penelitian siswa kelas V di MIN Donomulyo Kabupaten Malang
Assesment Data Instrumen yang digunakan untuk mengetahui tingkat kebugaran
jasmani adalah tes TKJI yang terdiri dari 5 tes, antara lain: 1) Lari
cepat 60 meter, 2) Gantung angkat tubuh dan gantung tekuk siku, 3)
Baring duduk, 4) Loncat tegak, dan 5) Lari 600 meter. Berdasarkan
pada penelitian ini yaitu mengkaji tentang pengaruh latihan senam
kebugaran jasmani tehadap peningkatan kebugaran jasmani maka test
ini digunakan untuk menggunakan independen group test dan
mengetahui apakah ada perbedaan atau kesamaan antara kedua data.
Metode Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif dengan
menggunakan pendekatan metode eksperimental. Penelitian
eksperimen adalah suatu penelitian yang dilakukan secara ketat untuk
mengetahui hubungan sebab akibat diantara variable-variabel. 14
Sedangkan bentuk rancangan penelitian yang digunakan adalah “one-
group pretest-postest design”.
Hasil Penelitian Bedasarkan hasil analisis data yang sudah dilakukan, maka diperoleh
deskripsi data dan akan dibahas dalam hasil penelitian, deskripsi data
ini terdiri dari
hasil uji coba instrumen, deskripsi data pre-test, dan deskripsi post-test
yang akan
dianalisis melalui uji homogenitas, uji normalitas dan uji hipotesis.
1. Hasil pre-test
a. Uji normalitas pre-test
Uji normalitas dilaksanakan untuk melihat apakah sampel yang
diambil dari
populasi memiliki distribusi normal atau tidak dengan hipotesis
pembuktian
Ho: Sampel berasal dari populasi yang distribusinya normal
Ha: Sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
b. Uji homogenitas pre-test
Pengujian homogenitas menggunakan uji kesamaan dua varian. Hasil
perhitungan pada normalitas diperoleh nilai varian untuk tes kebugaran
jasmani pada kelas exsperimen sebesar 17,68 dan pada kelas control
sebesar
19,51 hipotesis yang akan dibuktikan
Ho: Tidak terdapat perbedaan varian kelas exsperimen dengan varian
kelas
kontrol (Homogen)
Ha: Terdapat perbedaan varian kelas exsperimen dengan varian kelas
kontrol
(tidak homogen)
2. Hasil post-test
a. Uji normalitas post-test
Untuk mengetahui pengaruh latihan senam kebugaran jasmani
terhadap
kebugaran jasmani peserta didik, maka peserta didik diberi tes berupa
tes
kebugaran jasmani yang dilakukan diakhir treatment
Ho: sampel berasal dari populasi yang bedistribusi normal
Ha: sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal
b. Uji homogenitas post-test
Sebelum melakukan pengujian hipotesis data yang diperoleh harus
homogen.
hasil tes nilan varian pada kelas exsperimen sebesar 2,65 dan pada
kelas
kontrol sebesar 1,71 hipotesis yang akan dibuktikan:
Ho: tidak terdapat perbedaan varian kelas exsperimen dengan varian
kelas
control (homogen)
Ha: terdapat perbedaan varian kelas exsperimen dengan varian kelas
kontrol
(tidak homogen)
c. Uji hipotesis
Rumus yang pakai untuk menguji hipotesis perbedaan dua rata-rata
yang
digunakan untuk melihat ada atau tidak adanya perbedaan atau
kesamaan
antara dua data maka teknik analisis statistik untuk menguji beda rata-
rata
adalah test (T)
Ho: tidak ada pengaruh antara latihan senam kebugaran jasmani 3 kali
seminggu terhadap tingkat kebugaran jasmani pada siswa kelas V MIN
Donomulyo Kabupaten Malang
Ha: ada pengaruh yang positif latihan senam kebugaran jasmani 3 kali
seminggu terhadap tingkat kebugaran jasmani pada siswa kelas V MIN
Donomulyo Kabupaten Malang
Kekuatan Penelitian
Hasil diperoleh deskripsi data dan akan dibahas dalam hasil penelitian,
deskripsi data ini terdiri dari hasil uji coba instrumen, deskripsi data
pre-test, dan deskripsi post-test yang akan dianalisis melalui uji
homogenitas, uji normalitas dan uji hipotesis.
Kelemahan Penelitian menurut saya dalam paper ini masih terdapat beberapa kelemahan
diantaranya Penulis tidak menguraikan HASIL penelitian secara
statistika, penulis juga kurang lengkap menyimpulkan isi teks
BAGIAN PENDAHULUAN
BAGIAN DISKUSI
BAGIAN KESIMPULAN
Tahun 2013
Jurnal Jurnal Keperawatan Maternitas
Download https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/JKMat/article/view/998
ISSN 2338-2066
BAGIAN PENDAHULUAN
BAGIAN DISKUSI
BAGIAN KESIMPULAN
Dimanakah kelemahan paper yang menurut saya kekurangan dalam tulisan ini
anda baca hanyalah tidak terdapat kajian teori
PENUTUP
Setiap karya tulis pastinya memiliki ciri-ciri yang berbeda-beda antar satu dengan yang
lain,baik itu dari segi bahasanya, kelebihannya, dan kekurangannnya. Jurnal pasti mengandung
informasi yang sudah dipaparkan dengan jelas oleh penulisnya terlepas dari kekurangan yang
terkandung dalam setiap jurnal, namun sudah dapat dipastikan setiap jurnal akan membawa
keuntungan bagi pembaca dalam hal pendapatan informasi lebih.
Dalam jurnal ini, terkandung informasi yang sangat melimpah yang mana membuat pembaca
menjadi tertarik untuk membaca atau menganalisis jurnal ini seperti yang telah kami lakukan. Diatas
telah di sampaikan ringkasan dan juga kelebihan serta kekurangan dari jurnal yang diharapan dapat
menjadi perbandingan antara opini atas pembaca jurnal tersebut