You are on page 1of 35

CRITICAL BOOK REVIEW

Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah

KETERAMPILAN SENAM DASAR

Dosen pengampu : SABARUDDIN YUNIS BANGUN S.pd M.pd

Disusun oleh:

Nama:BENEDIKTUS JOKO RUMABUTAR


Nim:6213111089
Kelas:PJKR E 2021

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kesehatan terutama nikmat
kesempatan serta kesehatan,sehingga kami dapat menyelesaikan tugas CRITICAL BOOK REVIEW ini dengan
baik

Selanjutnya,saya beterima kasih kepada bpk SABARUDDIN YUNIS BANGUN selaku dosen pengampu
mata kuliah keterampilan dasar senam yang telah membimbing saya menyelesaikan tugas berupa
CRITICAL BOOK REVIEW.
Adapaun tujuan dari penulisan CRITICAL BOOK REVIEW ini adalah untuk memenuhi tugas yang telah
diberikan bpk SABARUDDIN YUNIS BANGUN pada mata kuliah keterampilan dasar senam.

Saya menyadari bahwa CRITICAL BOOK EVIEW banyak kekurangan. untuk itu saran dan kritik dari para
pembaca sanat saya harapkan untuk menyempurnakan laporan ini sehingga menjadi lebih
sempurna,baik,dan bermanfaat.

Medan,20 November 2022

BENEDIKTUS JOKO RUMABUTAR

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I. PENDAHULUAN.....................................................................................1

1.1 latar belakang............................................................................................1


1.2 tujuan.........................................................................................................2
1.3 manfaat......................................................................................................2

BAB II. ISI BUKU...................................................................................................3


2.1Identitas buku.............................................................................................3
2.2ringkasan buku...........................................................................................5

BAB III. PEMBAHASAN......................................................................................6


3.1Keunggulan..........................................................................................
3.2Kelemahan.............................................................................................

BAB IV. PENUTUP............................................................................................


4.1Kesimpulan..............................................................................................
4.2Saran.........................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1latar belakang

Pendidikan pad dasarnya bertujuan untuk membantu individu untuk mencapai perkembangan yang
optimal sesuai dengan potensi yang dimilikinya,dan melalui pendidikan dapat diwujudkan generasi muda
yang berkualitas baik dan dalam bidang akademis, religius maupun moral.hal ini erat kaitanya dengan
undang-undang sistem pendidikan Nasional No 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 1 menyebutkan pendidikan
merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangakan potensi dirinya untuk kecerdasan,memiliki kekuatan spiritual
keagamaan ,pengendalian diri,kepribadian akhlak mulia,serta keterampilan yang diperlukan
dirinya,masyarakat,bangsa dan negara.
Dari pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar yang
dilaksanakan secara bersama-sama yang bertujuan untuk mengembangkan potensi individu agar menjadi
manusia yang berakhlak mulia,beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Berdasarkan tujuan pendidikan nasional,salah satu upaya sekolah dalam rangka meningkatkan mutu
lulusan siswanya adalah dengan menanamkan aspek kepribadian kepada setiap siswa.aspek kepribadian ini
merupakan nilai-nilai dasar yang berhubungan dengan sikap dan perilaku.untuk mencapai dan memiliki
kepribadian yang diperlukan siswa yang disiplin,giat,gigih,dan tekun.
1.2Tujuan

1 Memenuhi tugas wajib mata kuliah keterampilan dasar senam


2 mengetahui sejarah dan Teknik senam lantai.
3 Menambah wawasan pembaca mengenai keterampilan dasar senam.

1.3Manfaat

1.membahas asserts mengetahui latar belakang dinamika olahraga dan pengembangan nilai

2. mengetahui serta mengetahui nilai nilai social dalam olahraga

3.membahas serta mengetahui kontrofersi gender dalam olahraga

4.mengetahui serta membahas karakter pahlawan dalam dunia olahraga

5.mengetahui serta membahas    Peran dan kedudukan olahraga dalam pengembang nilai sosial.

BAB II

ISI BUKU
2.1 Identitas buku

Identitas buku
Judul buku PEMBELAJARAN SENAM LANTAI
Penulis : Dr. Ari Wibowo Kurniawan, M.Pd
Drs. Tatok Sugiarto, S.Pd, M.Pd
Penerbit: Wineka Media

ISBN: 978-602-5973-70-3
https://fik.um.ac.id/wp-content/uploads/2021/07/buku-pembelajaran-senam-

lantai.pdf

A. LATAR BELAKANG
Perkembangan ilmu pengetahuan yang minim di karenakan rendahnya minat baca masyarakat pada
saat ini.Mengkritik buku adalah salah satu cara yang dilakukan untuk menaikkan ketertarikan minat baca
seseorang terhadap suatu pokok bahasan.Mengkritik buku (Critical Book Report)ini adalah suatu tulisan
atau ulasan mengenai sebuah hasil karya atau buku,baik berupa buku fiksi maupun nonfiksi,juga dapat
diartikan sebagai karya ilmiah yang melukiskan pemahaman terhadap isi dari sebuah buku.
Mengkritik buku dilakukan bukan untuk menjatuhkan atau menaikkan nilai suatu buku melainkan
untuk menjelaskan apa adanya suatu buku yaitu kelebihan atau kekurangannya yang akan menjadi bahan
pertimbangan atau ulasan tentang sebuah buku kepada pembaca perihal buku-buku baru dan ulasan
kelebihan maupun kekurangan buku tersebut.Yang lebih jelasnya dalam mengkritik buku,kita dapat
menguraikan isi pokok pemikiran pengarang dari buku yang bersangkutan diikuti dengan pendapat
terhadap isi buku.

Dengan demikian laporan buku atau resensi sangat bermanfaat untuk mengetahui isi buku.Selain
itu,akan tahu mengenai kekurangan dan kelebihan dari isi buku yang telah dibaca.Untuk itu,saya harapkan
kepada pembaca agar mengetahui dan memahami mengenai laporan buku atau resensi sehingga dapat
menilai isi buku tersebut dengan baik dan bukan hanya sekedar membaca sekilas buku tersebut melainkan
dapat memahami apa yang ada di dalam buku.

B.PEMBAHASAN
2.2 Ringkasan buku
2.1 SEJARAH MASUKNYA SENAM KE INDONESIA
Senam mulai dikenal di Indonesia pada tahun 1912, ketika senam pertama kali masuk ke
Indonesia pada jaman penjajahan Belanda. Masuknya olahraga senam ini bersamaan dengan
ditetapkannya pendidikan jasmani sebagai pelajaran wajib di sekolah-sekolah. Dengan sendirinya
senam sebagai bagian dari penjaskes juga diajarkan di sekolah.
Senam yang diperkenalkan pertama kali pada waktu itu adalah senam sistem Jerman.
Sistem ini menekankan pada kemungkinan-kemungkinan gerak yang kaya sebagai alat pendidikan.
Lalu pada tahun 1916 sistem itu digantikan oleh sistem Swedia (yang menekankan pada manfaat
gerak), sebuah sistem yang dibawa dan diperkenalkan oleh seorang perwira kesehatan dari
angkatan laut kerajaan Belanda, bernama Dr. H. F. Minkema. Lewat Minkema inilah senam di
Indonesia mulai tersebar, terutama ketika ia pada 1918 membuka kursus senam Swedia di kota
Malang untuk tentara dan guru. Namun demikian, cikal bakal penyebaran olahraga senam
dianggap berawal dari Bandung. Alasannya, sekolah pertama yang berhubungan dengan senam
didirikan di Bandung, ketika pada tahun 1922 di buka MGSS (Militaire Gymnastiek en
Sporschool). Mereka yang lulus dari sekolah tersebut selanjutnya menjadi instruktur senam
Swedia di sekolah-sekolah. Melihat perkembangannya yang baik, MGSS kemudian membuka
cabang-cabangnya antara lain di Bogor, Malang, Surakarta, Medan dan Probolinggo.
Masuknya Jepang ke Indonesia pada tahun 1942 merupakan akhir dari kegiatan senam
yang berbau barat di Pembelajaran Senam Lantai 25 Indonesia. Jepang melarang semua bentuk
senam di sekolah dan di lingkungan masyarakat, digantikan oleh “Taiso”. Taiso adalah sejenis
senam pagi (berbentuk kalestenik) yang harus dilaksanakan di sekolah-sekolah sebelum pelajaran
dimulai, dengan iringan radio yang disiarkan secara serentak. Sebelum dan sesudahnya,
muridmurid diharuskan memberi hormat kepada kaisar Jepang, Caranya, dengan aba-aba yang
dikumandangkan yang berbunyi “sei kei rei,” semua murid harus membungkuk dalam-dalam
menghadap utara (Tokyo) di mana kaisar Tenno Heika bersemayam. Jaman Taiso tidak
berlangsung lama. Bentuk latihan “taiso” berasal dari sistem Swedia. Kegiatan senam pada zaman
penjajahan Jepang yang digabungkan dengan latihan militer tidak lain adalah suatu infiltrasi
semangat, jiwa, dan kebudayaan Jepang terhadap Indonesia. (Soekarno, Wuryati. 1985:22).
Pada jaman kemerdekaan senam yang diwajibkan Jepang ditentang di mana-mana. Dengan
penolakan ini, semua warisan pemerintah Belanda akhirnya dipakai kembali di sekolah-sekolah.
Peristiwa penting dalam olahraga senam di jaman kemerdekaan terjadi pada tahun 60-an.
Peristiwa penting pertama adalah didirikannya induk organisasi senam Indonesia pada 14 Juli
1963. Induk organisasi tersebut disebut PERSANI, yang merupakan singkatan dari Persatuan
Senam Indonesia. Ketua PB Persani pertama adalah Bapak R. Suhadi. Peristiwa penting kedua
terjadi pada tahun 1964, di mana cabang senam menjadi salah satu cabang olahraga yang
dipertandingkan dalam GANEFO (Games of the New Emerging Forces) yang bisa diartikan sebagai
pekan olahraga negara-negara yang baru muncul. Sebagai mana diketahui, Ganefo adalah produk
pemikiran politik Soekarno (Presiden pertama RI) untuk menggalang kekuatan negara-negara baru
di percaturan international, serta sekaligus sebagai balasan atas tindakan IOC 26 Ari Wibowo
Kurniawan, Tatok Sugiarto yang memecat Indonesia dari keanggotaannya. Negara yang
berpartisipasi pada cabang senam tersebut adalah Cina, Rusia, Korea, Mesir, dan tuan rumah
Indonesia. Adapun cabang senam yang dipertandingkan adalah senam artistik.
Untuk melihat sistem senam yang berpengaruh pada perkembangan sistem senam di
Indonesia, mau tidak mau kita harus melihat juga sistem-sistem senam yang berpengaruh di
Belanda, karena pada hakekatnya senam di Indonesia merupakan kepanjangan sejarah senam
Belanda.
a. Pengaruh sistem Jerman di Negeri Belanda. 1) Carl Euler (1809-1885) Carl Euler datang ke
Belanda dengan memperkenalkan senam yang diajarkan secara metodis di - perkumpulan dan
sekolah-sekolah. Meskipun demikian, sebenarnya perkembangan metodik senam di negeri
Belanda dimulai dari sekolah-sekolah marinier, yang kemudian menyebar ke sekolah umum lewat
para perwira yang telah bebas tugas (pensiun). Dan satu hal harus dicatat, bahwa pengaruh turnen
ini dianggap mengandung aspek Pembelajaran Senam Lantai 27 negatif karena terlalu besarnya
penekanan pada aspek prestasi daripada terhadap unsur pendidikannya. 2) Spiesz Lama kemudian
diperkenalkan pula metode Spiesz (1862) yang menekankan pada penggunaan alat-alat seperti
palang tunggal, palang sejajar, dan tiang untuk memanjat. Menurut Spiesz senam tidak hanya
untuk mencapai ketangkasan (prestasi), tetapi juga untuk kesehatan dan penguasaan diri. Sejak
tahun 1863 gymnastiek di negeri Belanda menjadi pelajaran wajib. b. Pengaruh Sistem Swedia di
negeri Belanda Pada tahun 1910, sistem Jerman mulai tergeser popularitasnya oleh sistem Swedia.
Kelebihan sistem ini dinilai dari kepraktisannya untuk bisa dilakukan di sekolah-sekolah, karena
bisa dilakukan secara klasikal. Di samping itu, sistem Swedia dianggap memiliki kelebihan karena
lebih menekankan pada manfaat dari gerakan-gerakannya. Pendukung sistem Swedia di Belanda
adalah H.V. Blijenburg. Ia berpropaganda tentang betapa pentingnya sistem Swedia bagi
peningkatan kesehatan (manfaat) pemakainya. Ketika sistem Swedia masuk ke negeri Belanda,
senam di Indonesia masih menganut sistem Jerman, yaitu turnen dari Jahn dan metode Spiesz,
yang tepatnya sistem ini masuk pada tahun 1912. Setelah bertahan sekitar 4 tahun, lalu sistem
Jerman ini tergeser oleh sistem Swedia yang dibawa dan diperkenalkan oleh Dr. H. F. Minkema. c.
Pengaruh Sistem Denmark di negeri Belanda 1) Niels Bukh Setelah Perang Dunia I, pengaruh
sistem Swedia mulai tergeser oleh sistem Denmark yang dibawa ke Belanda oleh Niels Bukh. Niels
Bukh menilai bahwa sistem senam Swedia kurang dapat membentuk sikap dan gerak. Anak cukup
tangkas, namun kurang lentuk. Dari situ ia kemudian menciptakan latihan peregangan, yang
digabungkannya dengan latihan ketangkasan dan kekuatan menjadi “Latihan Pendahuluan.” 28 Ari
Wibowo Kurniawan, Tatok Sugiarto Latihan pendahuluan inilah yang menjadi cikal bakal latihan
persiapan untuk menuju ke inti latihan. 2) J. Thulin Thulin juga dianggap sebagai pembaharu
senam sistem Swedia. Melalui bukunya, Si Buyung, ia menciptakan latihan yang sesuai dengan
dunia anak-anak. d. Pengaruh Sistem Austria Pembaruan dari Swedia dan Denmark (Skandinavia)
munculnya hampir bersamaan dengan pembaharuan di salah satu negara Eropa, yaitu Austria.
Gerakan pembaharuan dari Austria itu dipelopori oleh Gaulhofer dan Streicher (lebih dikenal
dengan singkatan G.S.), yang berusaha meletakkan dasar yang lain setelah selesainya perang
dunia (PD) I. Sistem ini berusaha menyesuaikan isi latihannya dengan usia anak didik serta
menekankan pada kontraksi otot secara dinamis. Tokoh yang membawa dan mempopulerkan
sistem Austria ke negeri Belanda adalah J.M.J Korpershoek, K.H. Van Schagen, dan W. Rob. Lalu
sistem Austria ini masuk ke Indonesia dan bertahan cukup lama sebagai sistem yang dianut oleh
para ahli, baik sebelum maupun sesudah jaman kemerdekaan, dengan hanya terputus sementara
ketika pasukan Jepang masuk ke Indonesia pada tahun 1942. e. Metode STO Bandung Setelah
perang dunia ke II, Burger dan Groll menerapkan sistem Austria lebih lanjut. Sayangnya sistem
baru ini tidak dapat berkembang pesat di Indonesia, karena kurangnya tenaga ahli dan
kecenderungan inertia masyarakat sendiri terhadap sesuatu yang dianggap baru. Kondisi demikian
bertahan cukup lama, hingga tahun 1963. Menyadari kondisi yang tidak menguntungkan tersebut,
beberapa pembina senam dari STO Bandung mulai memikirkan upaya pembaharuan. Tercatat,
pembaharuan tersebut diupayakan dalam wilayah metode yang dirasa kurang menekankan pada
aspek prestasi. Lewat pemikiran dan upaya yang dilakukan Drs. H. M
2.2 PENGERTIAN SENAM

Senam merupakan aktivitas fisik yang dapat membantu mengoptimalkan perkembangan anak.
Gerakan-gerakan senam sangat sesuai untuk mendapat penekanan di dalam program pendidikan
jasmani, terutama karena tuntutan fisik yang dipersyaratkannya, seperti kekuatan dan daya tahan
otot dari seluruh bagian tubuh. Di samping itu, senam juga menyumbang besar pada
perkembangan gerak dasar fundamental yang penting bagi aktivitas fisik cabang olahraga lain,
terutama dalam hal bagaimana mengatur tubuh secara efektif dan efisien.
1. Pengertian Senam Secara Umum
Senam yang dikenal dalam bahasa Indonesia sebagai salah satu cabang olahraga,
merupakan terjemahan langsung dari bahasa Inggris Gymnastics, atau Belanda Gymnastiek.
Gymnastics sendiri dalam bahasa aslinya merupakan serapan kata dari bahasa Yunani, gymnos,
yang berarti telanjang. Menurut Hidayat (1995), kata gymnastiek tersebut dipakai untuk
menunjukkan kegiatankegiatan fisik yang memerlukan keleluasaan gerak sehingga perlu dilakukan
dengan telanjang atau setengah telanjang. Hal ini bisa terjadi karena teknologi pembuatan bahan
pakaian belum semaju sekarang, sehingga belum memungkinkan membuat pakaian yang bersifat
lentur mengikuti gerak pemakainya.
Dalam bahasa Yunani sendiri, gymnastics diturunkan dari kata kerja gymnazein, yang
artinya berlatih atau melatih diri. Latihan-latihan ini diperlukan bagi para pemuda Yunani Kuno
(sekitar tahun 1000 SM hingga kira-kira tahun 476) untuk menjadi warga negara yang baik sesuai
cita-cita negara serta untuk menjadikan penduduknya sebagai manusia harmonis. Para filosof 32
Ari Wibowo Kurniawan, Tatok Sugiarto seperti Socrates, Plato, dan Aristoteles telah mendukung
programprogram latihan fisik ini, yang dimaksudkan untuk meningkatkan keindahan dan
kecantikan, kekuatan, serta efisiensi gerak
2) Tumbling.
Dalam pengertian sekarang, sebenarnya kata tumbling dan kata akrobatik sering
dipertukarkan, sehingga dianggap tidak ada perbedaan di antara keduanya. Padahal, tumbling dan
akrobatik memiliki arti ketangkasan dalam arti yang berbeda. Tumbling adalah gerakan yang cepat
dan eksplosif dan merupakan gerak yang pada umumnya dirangkaikan pada satu garis lurus.
Adapun 34 Ari Wibowo Kurniawan, Tatok Sugiarto cirinya adalah: adanya unsur melompat,
melayang bebas di udara dan dilakukan dengan cepat
Contoh dari tumbling adalah kip, handspring, atau salto. Tumbling berasal dari kata
tombolon (bahasa italia), tommelen (Belanda), tomber (Perancis) yang artinya melompat disertai
melenting dan berjungkir balik secara berirama. Tumbling dan akrobatik dalam senam 3)
Akrobatik. Akrobatik bisa diartikan sebagai keterampilan yang pada umumnya menonjolkan
fleksibilitas gerak dan balansing (keseimbangan) dengan gerakan yang agak lambat. Contohnya
adalah chestroll, walkover, backover, dsb. Atau gerakan-gerakan seperti posisi bertahan seperti
handstand dan press. Jadi kalestenik, tumbling, dan akrobatik adalah unsur-unsur dari latihan
senam.
Untuk mengetahui pengertian senam, kita harus mengetahui ciri-ciri senam antara lain:
1) Gerakan-gerakannya selalu dibuat atau diciptakan dengan sengaja
2) Gerakan-gerakannya harus selalu berguna untuk mencapai tujuan tertentu (meningkatkan
kelentukan, memperbaiki sikap dan gerak atau keindahan tubuh, menambah ketrampilan,
meningkatkan keindahan gerak, meningkatkan kesehatan tubuh)
3) Gerakannya harus selalu tesusun dan sistematis Berdasarkan ciri-ciri di atas, batasan senam
adalah latihan tubuh yang dipilih dan diciptakan dengan berencana, disusun secara sistematis
dengan tujuan membentuk dan mengembangkan pribadi secara harmonis.

3. Jenis Senam
Seperti juga kesulitan dalam memahami definisi dan arti senam, maka bisa juga kesulitan
lain timbul manakala kita ingin membagi senam ke dalam jenis-jenisnya. Hal ini disebabkan oleh
begitu banyaknya jenis kegiatan yang bisa dikategorikan ke dalam senam, seperti senam si
buyung, senam wanita, senam bayi, senam pagi, senam kesegaran jasmani, senam jantung sehat
dll. Untuk lebih memudahkan penjenisan senam, alangkah baiknya kita ikuti pengelompokkan
senam yang dilakukan oleh FIG (Federation Internationale de Gymnastique) yang di-Indonesiakan
menjadi Federasi Senam Internasional. Menurut FIG, senam dibagi menjadi 6 kelompok, yaitu: a.
senam artistik (artistic gymnastics) b. senam ritmik sportif (sportive rhythmic gymnastics) c. senam
akrobatik (acrobatic gymnastics) d. senam aerobik sport (sports aerobics) e. senam trampolin
(trampolinning) f. senam umum (general gymnastics)
Senam artistik diartikan sebagai senam yang menggabungkan aspek tumbling dan
akrobatik untuk mendapatkan efek-efek artistik dari gerakan-gerakan yang dilakukan pada
alatalat sebagai berikut: Artistik Putra:
 Lantai (Floor Exercises)
 Kuda Pelana (Pommel Horse)
 Gelang-gelang (Rings)
 Kuda Lompat (Vaulting Horse)
 Palang Sejajar (Parallel Bars)
 Palang Tunggal (Horizontal Bar)

Aristik putri
 Kuda Lompat (Vaulting Horse)
 Palang Bertingkat (Uneven Bars)
 Balok Keseimbangan (Balance Beam)
 Lantai (Floor Exercises)

2.3 pemanasan sebelum memulai senam


a. Stretching
Pengertian:Pada saat akan memulai suatu aktifitas olahraga, stretching (peregangan) atau lebih
dikenal orang dengan istilah pemanasan (warm-up) ini sangat diperlukan. Stretching adalah
bentuk dari penguluran atau peregangan pada otot-otot di setiap anggota badan agar dalam
setiap melakukan olahraga terdapat kesiapan serta untuk mengurangi dampak cedera yang sangat
rentan terjadi.
b. Kalestenik
Calesthenic berasal dari kata Yunani (Greka), yaitu Kalos yang artinya indah dan Stenos yang
artinya kekuatan. Dengan begitu calesthenic bisa diartikan sebagai kegiatan memperindah tubuh
melalui latihan kekuatan. Maksudnya adalah latihan tubuh (baik memakai alat maupun tanpa
alat) untuk meningkatkan keindahan tubuh. Dalam bahasa Inggris, calesthenic diartikan sebagai
free exercises dan dalam bahasa Jerman disebut frei ubungen.

. Manfaat dan Tujuan


Terdapat beberapa manfaat apabila seseorang melakukan pemanasan sebelum memulai aktifitas
olahraga, diantaranya dapat dijelaskan di bawah ini:
1) Meningkatkan suhu (temperatur) tubuh beserta jaringanjaringannya.
2) Menaikkan aliran darah melalui otot-otot yang aktif.
3) Meningkatkan detak jantung sehingga akan mempersiapkan bekerjanya sistem cardiovascular
(jantung dan pembuluh darah).
4) Menaikkan tingkat energi yang dikeluarkan oleh metabolisme tubuh.
5) Meningkatkan kecepatan perjalanan sinyal syaraf yang memerintahkan gerakan tubuh.
6) Memudahkan otot-otot berkontraksi dan relaksasi secara lebih cepat dan efisien.
7) Meningkatkan kapasitas kerja fisik.
8) Mengurangi adanya ketegangan pada otot.
9) Meningkatkan kemampuan jaringan penghubung dalam gerakan memanjang (meregang).
10) Terjadi peningkatan kondisi secara psikologis. 11) Mengurangi dampak cedera.

2.4 pembelajaran senam lantai

A. Guling Depan
Pembelajaran guling depan atau roll depan akan dijabarkan pada tahapan sebagai berikut:
 Pembelajaran Guling Depan
 Pembelajaran tahap
1 a) Diawali sikap berbaring, dengan kedua tangan lurus di atas kepala.
b) Bungkukkan badan ke depan, posisi duduk dengan kaki lurus.
c) Lakukan berulang-ulang, sampai bisa melakukan dengan baik.

 Pembelajaran tahap 2
a) Diawali sikap berbaring, dengan kedua tangan lurus di atas kepala.
b) Angkat kedua kaki lurus sampai di atas kepala.
c) Bungkukkan badan ke depan, kemudian posisi duduk dengan kaki lurus.
d) Lakukan berulang-ulang, sampai bisa melakukan dengan baik.
 Pembelajaran tahap 3
a) Diawali dengan posisi duduk dengan kedua kaki lurus.
b) Merebahkan badan ke belakang dengan kedua tangan lurus di atas kepala.
c) Angkat kedua kaki lurus sampai di atas kepala, sampai ujung kaki menyentuh matras.
d) Kemudian kembali posisi duduk dengan kaki lurus dan membungkukkan badan ke depan,.
e) Lakukan berulang-ulang, sampai bisa melakukan dengan baik.

 Pembelajaran tahap 4
a) Diawali dengan posisi jongkok, tangan memegang lutut.
b) Badan dibaringkan, kedua tangan lurus ke atas kepala
c) Dan disusul dengan kedua kaki di angkat lurus sampai ke atas kepala, sampai ujung jari
menyentuh pada matras.
d) Badan diangkat kembali ke posisi jongkok.
e) Lakukan berulang-ulang, sampai bisa melakukan dengan baik.

 Pembelajaran tahap 5
a) Posisi berdiri tegak, tangan lurus ke atas membentuk huruf “V”.
c) Badan dibaringkan kedua tangan lurus ke atas kepala.
d) Dan disusul dengan kedua kaki diangkat lurus ke atas kepala, sampai ujung jari menyentuh pada
matras.
e) Badan diangkat kembali ke posisi berdiri.
f) Lakukan berulang-ulang, sampai bisa melakukan dengan baik.

 Pembelajaran tahap 6.
a) Berdiri tegak, kedua tangan lurus di samping badan membentuk huruf “V”.
b) Letakkan kedua telapak tangan di atas matras dengan posisi berjongkok.
c) Kedua kaki rapat diluruskan, dan kedua lengan lurus, posisi tubuh seperti huruf ”V” terbalik.
d) Kemudian angkat tumit, kepala menunduk diantara dua tangan dan dagu menyentuh dada.
Pembelajaran Senam Lantai 65
e) Kedua siku ditekuk, letakkan tengkuk pada matras dan bergulinglah ke depan.
f) Tekuk kedua lutut, tarik dagu dan lutut ke dada dengan posisi tangan sebagai penyeimbang.
g) Sikap akhir guling depan adalah jongkok kemudian berdiri tegak, kedua tangan membentuk
huruf “V”. h) Sikap akhir tangan kanan ke atas lurus dan tangan kiri di turunkan. Dan posisi siap.

1.5Pendinginan Setelah Aktifitas Senam


a.Pengertian.
Pendinginan atau cooling down dimaksudkan untuk mengkondisikan tubuh seperti semula.
Otot yang semula mengalami ketegangan akan menjadi lentur atau fleksibilitas. Pendinginan ini
dapat dilakukan dengan berbagai aktivitas dengan gerakan perlahan. Pendinginan setelah
berolahraga artinya memperlambat tingkat aktivitas secara bertahap, dengan cara:
• Membantu denyut jantung dan pernapasan secara bertahap kembali normal.
• Membantu mencegah rasa pusing akibat menumpuknya darah di dalam otot-otot kaki jika
aktivitas berat dihentikan secara tibatiba.
• Menyiapkan otot untuk sesi latihan berikutnya esok hari.
• Membuang produk sisa seperti asam laktat, yang dapat menumpuk di otot saat melakukan
aktivitas berat.

b. Macam-macam pendinginan dalam senam lantai.


.Berpasangan, satu orang (A) duduk selunjur kedua kaki lurus dan kangkang, yang lain (B) berdiri di
belakang (A). (B) mendorong dan menekan punggung (A) sampai mencium matras di antara kaki
kiri dan kanan. Dan tangan (A) lurus di atas kepala. Pertahankan sampai 1 x 8 hitungan.
. Berpasangan, satu orang (A) duduk selunjur kaki kangkang lurus, yang lain (B) berdiri di belakang
(A). (B) mendorong dan menekan punggung (A) sampai mencium lutut kaki kanan. Dan dilakukan
bergantian mencium lutut kaki kanan. Pertahankan sampai 1 x 8 hitungan.
. Berpasangan, satu orang (A) duduk selunjur kaki kangkang lurus, yang lain (B) berdiri di belakang
(A). Kedua tangan (A) direntangkan lurus ke samping, kedua tangan (B) memegang pergelangan
tangan (A). Secara bersamaan (B) menarik kedua tangan (A) ke belakang, lutut kanan (B) menahan
punggung (A) agar tetap tegak. Pertahankan sampai 1 x 8 hitungan.

BAB III

PEMBAHASAN
3.1 kelebihan buku

1. Materi dijelaskan dengat sangat detail hingga sampai kepenerapanya dalam


kehidupan sehari-hari sehingga isi buku dapat dipahami dengan mudah
2. Setiap penyajian materi,dimuat indicator pencapaian yang dapat memicu
semangat pembaca untuk ingin membaca lebih banyak lagi tentang isi buku
3. Memuat rangkuman atau ringkasan isi disetiap akhir bab sehingga
mempermudah pembaca untuk memahami inti dari setiap bab.

3.2 kelemahan buku


1.sebaiknya dalam suatu pembahasan diabuatnya suatu gambar yang berkaitan dengan
penjelasan materi sehingga sipembaca lebih tertarik dalam membahas dan membaca buku
tersebut
2.setiap kata kata yang penting di buat secara berwarna agar si pembaca dapat mengingat dan
focus kepada hal yang penting.
3.Terlalu banyak bahasa baku yang kurang bisa dipaha
4.buku tersebut tidak berwarna sehingga pembaca kurang
5.tidak adanya gambar dari awal hingga akhir materi

BAB IV

PENUTUP
4.1 kesimpulan

Senam lantai ialah merupakan salah satu bagian dari cabang senam yang dimana
gerakan-gerakannya dilakukan diatas lantai yang berupa matras atau permadani.
Senam lantai juga dapat disebut dengan senam bebas, hal ini dikarenakan pesenam
tidak menggunakan alat bantu selain matras dengan ukuran 12x12m atau
menggunakan matras dengan lebar 1m dan panjang sesuai dengan kebutuhan untuk
menjaga keamanan. Dalam senam, terdapat beberapa jenis dan macam-macam
senam. 

Daftar Pustaka

Abdullah, A. S. (t.t.). Educational Theory a Quranic Outlook. Makkah AlMukarramah: Umm al-
Qurra University. Abdullah, M. A. (1997). Pendidikan Islam dalam Peradaban Industrial.
Yogyakarta: Aditya Media.. Ahwani, A. F. (1980). Al-tarbiyah fi Al-Islam. Kairo: Dar’al Ma’arif. Al-
Abrasyi, M. A. (1975). al-Tarbiyah al-Islamiyah waFalsafatuha. Mesir: Isa al-Ababi al-Halabi wa
syirkahu. Al-Syaibany, O. M. (1979). Falsafah Pendidikan Islam, terj. Hasan Langgulung. Jakarta:
Bulan Bintang. Arifin, H. M. (1989). Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara. Arifin, H.M.
2000. Kapita Selekta Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Badaruddin, K. (2007). Filsafat Pendidikan
Islam-Analisis Pemikiran Syeh Muhammad al-Naquib al-Attas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Benoit,
Andre. 1996. Sekolah dan Pendidikan Nilai, dalam Pendidikan Nilai Memasuki Tahun 2000. Jakarta:
PT. Gramedia. Bloom, B. S. (1974). Taxonomy of Education Objektibves, the Classification of
Aducational Goals Handbook I: Cognive Domain. New York: David McKAY Company, INC. Filsafat
Pendidikan 133 Brameld, Theodore. 1999. P
CRITICAL JOURNAL RIVIEW

Nama :RAYNALDI HERMAWAN HARAHAP


Nim : 6213111084
Kelas : Pjkr E 2021
Mata Kuliah : Keterangan Dasar Senam
Dosen : Sabaruddin Yunis Bangun S.pd M.pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN & REKREASI


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
DAFTAR ISI
BAB I.................................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN..............................................................................................................................................3
BAB II................................................................................................................................................................ 4
PEMBAHASAN.................................................................................................................................................4
IDENTITAS JURNAL I.....................................................................................................................................4
ANALISIS JURNAL..........................................................................................................................................7
IDENTITAS JURNAL II..................................................................................................................................11
ANALISIS JURNAL........................................................................................................................................14
BAB III.............................................................................................................................................................16
PENUTUP........................................................................................................................................................16
BAB I

PENDAHULUAN

Critical Journal Review merupakan tugas wajib yang diberikan oleh dosen ke
mahasiswanya, yang salah satunya merupakan CJR Senam Lantai. CJR ini dibuat untuk dapat
memberikan suatu informasi kepada pembaca ataupun masyarakat luas mengenai pembahasan
Senam Lantai. Yang mana kali ini reviewer mengambil judul jurnal yaitu MENINGKATKAN
KETERAMPILAN SENAM MERODA MELALUI PERMAINAN TALI PADA SISWA KELAS VIIIA
MTS MA’ARIF NU. Reviewer memilih jurnal ini karena mempunyai alasan yaitu jurnal ini mempunyai
keterkaitan dalam Senam Lantai
BAB II

PEMBAHASAN

IDENTITAS JURNAL I

Judul PENGARUH LATIHAN SENAM KEBUGARAN JASMANI (SKJ) TERHADAP


TINGKAT KEBUGARAN SISWA KELAS V DI MIN DONOMULYO KABUPATEN
MALANG
Penulis Zainul Arifin

Tahun 2018
Jurnal Al-Mudarris
Download https://e-journal.staima-alhikam.ac.id/al-mudarris/article/view/96/91
ISSN 2620-4355
Reviewer ENNI AZIZAH SIREGAR
Tanggal Selasa, 17 November 2020

Tujuan Penelitian untuk mengetahui secara jelas tentang pengaruh latihan SKJ terhadap
tingkat kebugaran jasmani siswa kelas V di MIN Donomulyo
Kabupaten Malang
Subjek Penelitian siswa kelas V di MIN Donomulyo Kabupaten Malang
Assesment Data Instrumen yang digunakan untuk mengetahui tingkat kebugaran
jasmani adalah tes TKJI yang terdiri dari 5 tes, antara lain: 1) Lari
cepat 60 meter, 2) Gantung angkat tubuh dan gantung tekuk siku, 3)
Baring duduk, 4) Loncat tegak, dan 5) Lari 600 meter. Berdasarkan
pada penelitian ini yaitu mengkaji tentang pengaruh latihan senam
kebugaran jasmani tehadap peningkatan kebugaran jasmani maka test
ini digunakan untuk menggunakan independen group test dan
mengetahui apakah ada perbedaan atau kesamaan antara kedua data.
Metode Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif dengan
menggunakan pendekatan metode eksperimental. Penelitian
eksperimen adalah suatu penelitian yang dilakukan secara ketat untuk
mengetahui hubungan sebab akibat diantara variable-variabel. 14
Sedangkan bentuk rancangan penelitian yang digunakan adalah “one-
group pretest-postest design”.
Hasil Penelitian Bedasarkan hasil analisis data yang sudah dilakukan, maka diperoleh
deskripsi data dan akan dibahas dalam hasil penelitian, deskripsi data
ini terdiri dari
hasil uji coba instrumen, deskripsi data pre-test, dan deskripsi post-test
yang akan
dianalisis melalui uji homogenitas, uji normalitas dan uji hipotesis.
1. Hasil pre-test
a. Uji normalitas pre-test
Uji normalitas dilaksanakan untuk melihat apakah sampel yang
diambil dari
populasi memiliki distribusi normal atau tidak dengan hipotesis
pembuktian
Ho: Sampel berasal dari populasi yang distribusinya normal
Ha: Sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
b. Uji homogenitas pre-test
Pengujian homogenitas menggunakan uji kesamaan dua varian. Hasil
perhitungan pada normalitas diperoleh nilai varian untuk tes kebugaran
jasmani pada kelas exsperimen sebesar 17,68 dan pada kelas control
sebesar
19,51 hipotesis yang akan dibuktikan
Ho: Tidak terdapat perbedaan varian kelas exsperimen dengan varian
kelas
kontrol (Homogen)
Ha: Terdapat perbedaan varian kelas exsperimen dengan varian kelas
kontrol
(tidak homogen)
2. Hasil post-test
a. Uji normalitas post-test
Untuk mengetahui pengaruh latihan senam kebugaran jasmani
terhadap
kebugaran jasmani peserta didik, maka peserta didik diberi tes berupa
tes
kebugaran jasmani yang dilakukan diakhir treatment
Ho: sampel berasal dari populasi yang bedistribusi normal
Ha: sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal
b. Uji homogenitas post-test
Sebelum melakukan pengujian hipotesis data yang diperoleh harus
homogen.
hasil tes nilan varian pada kelas exsperimen sebesar 2,65 dan pada
kelas
kontrol sebesar 1,71 hipotesis yang akan dibuktikan:
Ho: tidak terdapat perbedaan varian kelas exsperimen dengan varian
kelas
control (homogen)
Ha: terdapat perbedaan varian kelas exsperimen dengan varian kelas
kontrol
(tidak homogen)
c. Uji hipotesis
Rumus yang pakai untuk menguji hipotesis perbedaan dua rata-rata
yang
digunakan untuk melihat ada atau tidak adanya perbedaan atau
kesamaan
antara dua data maka teknik analisis statistik untuk menguji beda rata-
rata
adalah test (T)
Ho: tidak ada pengaruh antara latihan senam kebugaran jasmani 3 kali
seminggu terhadap tingkat kebugaran jasmani pada siswa kelas V MIN
Donomulyo Kabupaten Malang
Ha: ada pengaruh yang positif latihan senam kebugaran jasmani 3 kali
seminggu terhadap tingkat kebugaran jasmani pada siswa kelas V MIN
Donomulyo Kabupaten Malang

Kekuatan Penelitian
Hasil diperoleh deskripsi data dan akan dibahas dalam hasil penelitian,
deskripsi data ini terdiri dari hasil uji coba instrumen, deskripsi data
pre-test, dan deskripsi post-test yang akan dianalisis melalui uji
homogenitas, uji normalitas dan uji hipotesis.
Kelemahan Penelitian menurut saya dalam paper ini masih terdapat beberapa kelemahan
diantaranya Penulis tidak menguraikan HASIL penelitian secara
statistika, penulis juga kurang lengkap menyimpulkan isi teks

Kesimpulan Hasil penelitian tentang pengaruh latihan SKJ terhadap tingkat


kebugaran jasmani siswa kelas V MIN Donomulyo Kabupaten
Malang. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh signifikan
pemberian latihan senam kebugaran jasmani terhadap tingkat
kebugaran jasmani siswa kelas V MIN Donomulyo Kabupaten Malang
ANALISIS JURNAL

 BAGIAN PENDAHULUAN

ASPEK YANG DI ANALISIS JURNAL


Tujuan riset untuk mengetahui secara jelas tentang pengaruh
latihan SKJ terhadap tingkat kebugaran jasmani
siswa kelas V di MIN Donomulyo Kabupaten
Malang
Sisi yang menarik Penelitian melalukan pendekatan metode
eksperimental, sementara treatment yang
dilakukan adalah 3 kali dalam seminggu.
Sampel yang digunakan adalah siswa kelas V di
MIN Donomulyo Kabupaten Malang. Hasil
penelitian dan analisis data yang telah dilakukan
terhadap latihan senam kebugaran jasmani 3
kali seminggu terdapat peningkatan kebugaran
jasmani pada siswa kelas 5 di MIN Donomulyo
Kabupaten Malang.
Orisinalitas penelitian
Hasil diperoleh deskripsi data dan akan dibahas
dalam hasil penelitian, deskripsi data ini terdiri
dari hasil uji coba instrumen, deskripsi data pre-
test, dan deskripsi post-test yang akan dianalisis
melalui uji homogenitas, uji normalitas dan uji
hipotesis.
Masalah yang ingin dijawab penulis
meningkatkan kebugaran jasmani peserta didik
dapat melalui berbagai aktifitas fisik yang salah
satunya adalah kegiatan SKJ

 BAGIAN DISKUSI

ASPEK YANG DI ANALISIS JURNAL


Solusi yang dipakai penulis atas Penulis mengungkapkan solusi atas pertanyaan
pertanyaan diatas di atas Berdasarkan uraian tulisan yang
disampaikan pada artikel baik secara tersurat
maupun tersirat
Kesimpulan menjawab semua Bagian kesimpulan masih kurang mewakili
pertanyaan bagian pendahuluan seluruh tulisan yang ada pada jurnal bagian
kesimpulan hanya menguraikan isi dari hasil
penelitian
Letak kontribusi penelitian Kontribusi penelitian terletak pada METODE
PENELITIAN di mana diuraikan setelah kasus
kontribusi ini sangat jelas karena disajikan
dalam poin-poin . Setiap poin memiliki
penjelasan masing-masing kemudian
dilanjutkan dengan bagian diskusi

 BAGIAN KESIMPULAN

 ASPEK YANG DI ANALISIS JURNAL


Kesimpulan menjawab semua Bagian kesimpulan masih kurang mewakili
pertanyaan bagian pendahuluan seluruh tulisan yang ada pada jurnal bagian
kesimpulan hanya menguraikan isi dari hasil
Letak kontribusi penelitian Kontribusi penelitian terletak pada
Metode penelitian di mana diuraikan setelah
kasus
kontribusi ini sangat jelas karena disajikan

dalam bentuk poin


Adakah masalah penelitian yang belum Menurut pemahaman saya terhadap artikel ini
selesai masalah dalam penelitian ini sudah
diselesaikan
Adakah ide lain untuk memecahkan Menurut pemahaman saya ya terdapat ide lain
masalah dalam mengetahui peningkatan kemampuan
siswa yaitu dengan mencoba penelitian PTK
atau R&D
Dimanakah kelemahan paper yang menurut saya dalam paper ini masih terdapat
anda baca beberapa kelemahan diantaranya Penulis tidak
menguraikan HASIL penelitian secara
statistika, penulis juga kurang lengkap
menyimpulkan isi teks

Apakah referensi up to date Referensi yang digunakan masih kurang


update karena artikel ini di rilis tahun 2018
sedangkan referensi yang digunakan hanya 6
daftar pustaka dan di antaranya masih di
bawah tahun 2007
IDENTITAS JURNAL II

Judul PENGARUH SENAM DISMENORE TERHADAP PENURUNAN DISMENORE


PADA REMAJA PUTRI DI DESA SIDOHARJO KECAMATAN PATI
Penulis Rofli Marlinda *)Rosalina, S.Kp.,M.Kes **), Puji Purwaningsih, S.Kep., Ns **)

Tahun 2013
Jurnal Jurnal Keperawatan Maternitas

Download https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/JKMat/article/view/998
ISSN 2338-2066

Reviewer BENEDIKTUS JOKO RIMABUTAR


Tanggal Selasa, 19 NOVEMBER 2022

Tujuan Penelitian Menjelaskan bahwa Peningkatan kadar prostaglandin yang diimbangi


dengan senam yang menghasilkan endorphin maka diharapkan nyeri
dapat berkurang. Senam dilakukan setiap sore hari karena konsentrasi
endorphin terendah ditemukan pada saat malam hari dan tertinggi pada
saat pagi hari
Subjek Penelitian Peneliti menggunakan uji hipotesis beda rata-rata 2 kelompok tidak
berpasangan untuk menentukan besar sampel, sehingga didapatkan
hasil sebesar 15 orang untuk masing – masing kelompok kontrol
maupun kelompok perlakuan. Jumlah keseluruhan besar sampel adalah
30 orang.
Assesment Data Alat pengumpulan data menggunakan lembar observasi senam
dismenore dan lembar observasi skala nyeri. Analisa data dilakukan
dengan bantuan software SPSS dengan uji nonparametrik Mann-
Whitney
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan eksperimen semu (Quasi
Experiment Design) dengan jenis desain adalah non equivalent control
group design. Jenis desain non equivalent control group design dipilih
oleh peneliti berdasarkan tujuan penelitian, kemampuan peneliti dan
data yang tersedia maka desain ini yang paling tepat untuk digunakan
dalam penelitian ini
Hasil Penelitian Senam dismenore ini merupakan salah satu teknik relaksasi. Olahraga
atau latihan fisik dapat menghasilkan hormon endorphin. Hormon ini
dapat berfungsi sebagai obat penenang alami yang diproduksi otak
yang melahirkan rasa nyaman dan untuk mengurangi rasa nyeri pada
saat kontraksi. Olahraga terbukti dapat meningkatkan kadar β-
endorphin empat sampai lima kali di dalam darah. Semakin banyak
melakukan senam/olahraga maka akan semakin tinggi pula kadar β-
endorphin. Seseorang yang melakukan olahraga/senam, maka β-
endorphin akan keluar dan ditangkap oleh reseptor di dalam
hipothalamus dan sistem limbik yang berfungsi untuk mengatur emosi
(Harry, 2005). Kadar endorphin beragam di antara individu, seperti
halnya faktor-faktor seperti kecemasan yang mempengaruhi kadar
endorphin. Individu dengan endorphin yang banyak akan lebih sedikit
merasakan nyeri. Sama halnya aktivitas fisik yang berat diduga dapat
meningkatkan pembentukan endorphin dalarn sistem kontrol
desendens (Smeltzer & Bare, 2001). Hal ini didukung juga penelitian
oleh Martchelina (2011) dengan judul “Pengaruh Senam Dismenore
Terhadap Penurunan Tingkat Nyeri Saat Menstruasi Pada Remaja
Putri Usia 12 – 17 Tahun SMP 31 di Cipedak Kecamatan Jagakarsa”
yaitu rata – rata penurunan tingkat nyeri pada pengukuran pertama
sebesar 5,6%. Rata – rata penurunan tingkat nyeri pada pengukuran
kedua sebesar 3,2%, dari kedua hasil tersebut dapat diketahui terdapat
selisih penurunan sebesar 2,4%. Hasil dari p-value sebesar 0,000 < α
(0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa adanya pengaruh senam
dismenore terhadap penurunan tingkat nyeri saat menstruasi pada
remaja putri di SMP 31 Cipedak Kecamatan Jagakarsa. Senam
dilakukan pada minggu ketiga setelah menstruasi terakhir berdasarkan
responden yang diambil adalah remaja yang tidak memiliki siklus
menstruasi yang teratur. Selama 1 tahun setelah terjadinya menarche,
ketidakteraturan menstruasi masih sering dijumpai. Ketidakteraturan
terjadinya menstruasi adalah kejadian yang biasa dialami oleh para
remaja putri, namun demikian hal ini dapat menimbulkan keresahan
pada diri remaja itu sendiri. Sekitar 2 tahun setelah menarche akan
terjadi ovulasi. Ovulasi ini tidak harus terjadi setiap bulan tetapi dapat
terjadi setiap 2 atau 3 bulan dan secara beransur siklusnya akan
menjadi lebih teratur. Dismenore primer dapat timbul pada saat
terjadinya ovulasi. Dismenore akan semakin berkurang dan hilang
dengan sendirinya dengan semakin bertambanya umur (Proverawati &
Misaroh, 2009)
Kekuatan Penelitian mengontrol faktor – faktor yang dapat mempengaruhi derajat
dismenore misalnya faktor kejiwaan, faktor konstitusi, aktivitas serta
dapat melakukan senam dismenore setiap pagi dan atau sore agar hasil
penurunan derajat dismenore dapat lebih maksimal.
Kelemahan Referensi yang digunakan masih kurang update karena artikel ini di
Penelitian rilis tahun 2018 sedangkan referensi yang digunakan hanya 6 daftar
pustaka dan di antaranya masih di bawah tahun 2007
Kesimpulan a. Gambaran tingkat dismenore sebelum dilakukan senam dismenore
pada kelompok perlakuan rata – rata sebesar 2,31 sedangkan rata – rata
dismenore setelah dilakukan senam dismenore sebesar 1,07. b.
Gambaran tingkat dismenore sebelum penelitian pada kelompok
kontrol rata – rata sebesar 1,93 sedangkan rata – rata tingkat dismenore
setelah penelitian sebesar 1,80. c. Ada perbedaan tingkat dismenore
sebelum dan sesudah dilakukan senam dismenore pada kelompok
perlakuan pada remaja putri di Desa Sidoharjo Kecamatan Pati dengan
nilai Z hitung - 3,771 dan p-value sebesar 0,000 < α (0,005). d. Tidak
ada perbedaan tingkat dismenore sebelum dan sesudah penelitian pada
kelompok kontrol pada remaja putri di Desa Sidoharjo Kecamatan Pati
dapat dilihat dari nilai Z hitung -1,414 dan pvalue sebesar 0,157 > 
(0,05). e. Ada pengaruh senam dismenore terhadap penurunan
dismenore pada remaja putri di Desa Sidoharjo Kecamatan Pati dapat
dilihat dari nilai Z hitung -2,183 dan p-value sebesar 0,041 <  (0,05)
ANALISIS JURNAL

 BAGIAN PENDAHULUAN

ASPEK YANG DI ANALISIS JURNAL


Tujuan riset Menjelaskan bahwa Peningkatan kadar
prostaglandin yang diimbangi dengan senam
yang menghasilkan endorphin maka diharapkan
nyeri dapat berkurang. Senam dilakukan setiap
sore hari karena konsentrasi endorphin terendah
ditemukan pada saat malam hari dan tertinggi
pada saat pagi hari
Sisi yang menarik Senam dismenore ini merupakan salah satu
teknik relaksasi. Olahraga atau latihan fisik
dapat menghasilkan hormon endorphin.
Hormon ini dapat berfungsi sebagai obat
penenang alami yang diproduksi otak yang
melahirkan rasa nyaman dan untuk mengurangi
rasa nyeri pada saat kontraksi. Olahraga terbukti
dapat meningkatkan kadar β-endorphin empat
sampai lima kali di dalam darah. Semakin
banyak melakukan senam/olahraga maka akan
semakin tinggi pula kadar β- endorphin.
Orisinalitas penelitian
Peneliti menggunakan uji hipotesis beda rata-
rata 2 kelompok tidak berpasangan untuk
menentukan besar sampel, sehingga didapatkan
hasil sebesar 15 orang untuk masing – masing
kelompok kontrol maupun kelompok perlakuan.
Jumlah keseluruhan besar sampel adalah 30
orang.
Masalah yang ingin dijawab penulis
pengaruh dilakukan senam dismenore terhadap
penurunan dismenore pada remaja putri di Desa
Sidoharjo Kecamatan Pati.

 BAGIAN DISKUSI

ASPEK YANG DI ANALISIS JURNAL


Solusi yang dipakai penulis atas Penulis mengungkapkan solusi atas pertanyaan
pertanyaan diatas di atas Berdasarkan uraian tulisan yang
disampaikan pada artikel baik secara tersurat
maupun tersirat
Kesimpulan menjawab semua Bagian kesimpulan cukup mewakili seluruh
pertanyaan bagian pendahuluan tulisan yang ada pada jurnal bagian kesimpulan
hanya menguraikan isi dari hasil
penelitian
Letak kontribusi penelitian Kontribusi penelitian terletak pada
pembahasan di mana diuraikan setelah kasus
kontribusi ini sangat jelas karena disajikan
dalam bentuk naratif dengan bagian diskusi

 BAGIAN KESIMPULAN

 ASPEK YANG DI ANALISIS JURNAL


Kesimpulan menjawab semua Bagian kesimpulan cukup mewakili seluruh
pertanyaan bagian pendahuluan tulisan yang ada pada jurnal bagian
kesimpulan hanya menguraikan isi dari hasil
Letak kontribusi penelitian Kontribusi penelitian terletak pada
pembahasan di mana diuraikan setelah kasus
kontribusi ini sangat jelas karena disajikan
dalam bentuk naratif
Adakah masalah penelitian yang belum Menurut pemahaman saya terhadap artikel ini
selesai masalah dalam penelitian ini sudah
diselesaikan
Adakah ide lain untuk memecahkan Menurut pemahaman ide pada jurnal ini sudah
masalah tepat

Dimanakah kelemahan paper yang menurut saya kekurangan dalam tulisan ini
anda baca hanyalah tidak terdapat kajian teori

Apakah referensi up to date Referensi yang digunakan sudah cukup up to


date
BAB III

PENUTUP

Setiap karya tulis pastinya memiliki ciri-ciri yang berbeda-beda antar satu dengan yang
lain,baik itu dari segi bahasanya, kelebihannya, dan kekurangannnya. Jurnal pasti mengandung
informasi yang sudah dipaparkan dengan jelas oleh penulisnya terlepas dari kekurangan yang
terkandung dalam setiap jurnal, namun sudah dapat dipastikan setiap jurnal akan membawa
keuntungan bagi pembaca dalam hal pendapatan informasi lebih.

Dalam jurnal ini, terkandung informasi yang sangat melimpah yang mana membuat pembaca
menjadi tertarik untuk membaca atau menganalisis jurnal ini seperti yang telah kami lakukan. Diatas
telah di sampaikan ringkasan dan juga kelebihan serta kekurangan dari jurnal yang diharapan dapat
menjadi perbandingan antara opini atas pembaca jurnal tersebut

You might also like