Professional Documents
Culture Documents
2, November 2015
Hal-3
Jurnal Logistik Bisnis, Vol. 5, No.2, November 2015
Hal-4
Jurnal Logistik Bisnis, Vol. 5, No.2, November 2015
Tabel 3.2 Data Kedua Hasil Proses b. Jumlah surat dan paket yang harus
Brainstorming diantarkan terlalu banyak.
Jumlah surat dan paket yang diantarkan
oleh karyawan antaran begitu banyak.
Hal ini menjadikan waktu kerja
karyawan antaran tidak cukup.
Waktu kerja karyawan antaran hanya 4
jam yaitu mulai dari 10.00 WIB- 14.00
WIB. Sehingga ketika waktu kerja telah
selesai dan surat dan paket masih
banyak yang belum diantarkan, maka
Pengolahan Data surat dan paket tersebut menjadi gagal
Tahap Define (merumuskan masalah) antar.
Pada tahap Define, penulis c. Salah salur (Method)
menggunakan SIPOC Diagram. Adapun Salah salur merupakan kiriman yang
SIPOC Diagram pada proses distribusi seharusnya diantarkan di wilayah
surat dan paket Unit Pelaksana Operasi karyawan antaran A terbawa oleh
Bogor dapat dilihat pada Gambar 3.2. karyawan antaran B, sehingga karyawan
B tidak dapat mengantarkan kiriman
tersebut. Hal ini mengakibatkan gagal
antar kiriman surat dan paket. Salah
salur ini disebabkan oleh salah sortir
yang dilakukan oleh mandor.
d. Tas kantong terbuat dari bahan kain
(Machine)
Kiriman surat dan paket ditempatkan di
tas kantong untuk mengantarkan kepada
pihak penerima. Tas kantong ini terbuat
dari bahan kain. Dikarenakan Bogor
sering terjadi hujan, dan tas kantong
Gambar 3.2 SIPOC Diagram Proses terbuat dari bahan kain sehingga
Distribusi Surat dan Paket Unit karyawan antaran menghentikan antaran
Pelaksanaan Operasi Bogor dan banyak surat dan paket yang tidak
Permasalahan dapat diantarkan. Hal ini mengakibatkan
Berdasarkan SIPOC Diagram gagal antar kiriman surat dan paket.
permasalahan yang terjadi adalah 2. Terjadinya alasan pihak penerima
sebagai berikut: menjadikan gagal antar kiriman surat
1. Terjadinya gagal antar kiriman surat dan paket
dan paket yang dilakukan oleh karyawan a) Alamat tidak jelas
antaran Pihak penerima memberikan informasi
a. Karyawan antaran tidak ulet kurang lengkap mengenai alamatnya
melakukan antaran (Man) kepada pihak pengirim sehingga
Dalam pengantaran, karyawan antaran pengirim menuliskan alamat pihak
wajib mengantarkan seluruh kiriman penerima tidak lengkap seperti RT, RW,
surat dan paket kepada pihak penerima nomor rumah. Pihak loket salah Input
sesuai dengan Delivery Order. data alamat pihak penerima.
Namun, dalam kenyataannya, karyawan b) Ditolak
antaran tidak ulet dalam mencari alamat Pihak penerima tidak merasa
pihak penerima. Ketika sampai kantor, mempunyai kiriman yang dikirimkan
banyak surat dan paket yang masih oleh pihak pengirim seperti tagihan TV
tersisa, sehingga surat dan paket tersebut berlangganan. Pihak penerima sudah
menjadi gagal antar. tidak memakai TV berlangganan
tersebut, namun pihak TV berlangganan
Hal-5
Jurnal Logistik Bisnis, Vol. 5, No.2, November 2015
b) Jumlah Surat dan paket yang harus Menggunakan diagram pareto dapat
diantarkan terlalu banyak (Material) dilihat:
Hal-6
Jurnal Logistik Bisnis, Vol. 5, No.2, November 2015
Hal-7
Jurnal Logistik Bisnis, Vol. 5, No.2, November 2015
surat dimasukkan kedalam plastik agar manajer antaran harus selalu membahas
tidak basah. perbaikan yang kedua yaitu mengenai kinerja karyawan antaran
membuat tas kantong terbuat dari kemarin, dan memberikan pertanyaan
alumunium agar barang tidak kebasahan mengenai materi antaran yang telah
ketika hujan. disampaikan, untuk memeriksa
3. Perbaikan terhadap penerima tidak pemahaman terhadap materi antaran.
dikenal 2. Pengawasan terhadap ditolak
Penyebab masalah pada penerima tidak Pengawasan yang dilakukan terhadap
dikenal yaitu pihak penerima tidak ada penanganan barang yaitu melaksanakan
yang mengetahui baik karyawan antaran Quality Control setiap langkah
maupun ketua RT. Oleh sebab itu, pengerjaannya agar tidak terjadi
penulis memberikan usulan perbaikan- kecacatan. Pengawasan yang dilakukan
perbaikan terhadap penyebab masalah terhadap tas kantong yaitu dilakukan
penerima tidak dikenal. Perbaikannya pemeriksaan setiap 3 bulan sekali
yaitu dengan cara kiriman surat dan terhadap kondisi tas kantong, jika terjadi
paket yang tertuju pada pihak penerima kerusakan maka dapat diperbaiki atau
tersebut dikembalikan lagi kepada pihak diganti.
pengirim karena ketua RT sebagai orang 3. Pengawasan terhadap penerima tidak
yang benar-benar mengetahui setiap dikenal
keluarga di daerah tersebut, tetapi tidak Pengawasan terhadap pengembalian
mengenal pihak penerima yang dituju. kiriman surat dan paket kepada pihak
4. Perbaikan terhadap alamat tidak jelas pengirim yaitu membuat website
Penetapan akar penyebab masalah pada mengenai status lacak kiriman, agar
alamat tidak jelas yaitu Information setiap pemindahan kiriman tersebut
Technology (IT). Oleh sebab itu, penulis dapat terdeteksi tidak mengalami
memberikan usulan perbaikan-perbaikan kehilangan.
terhadap akar penyebab masalah alamat 4. Pengawasan terhadap alamat tidak
tidak jelas. Perbaikan terhadap alamat jelas
tidak jelas yaitu membuat Data Base Pengawasan terhadap Data Base yaitu
yang terintegrasi dengan seluruh dengan melakukan Upgrade, agar Data
wilayah di Indonesia. Data Base Base tidak mengalami Error, dan
mencakup alamat yang terdiri dari kota, kesalahan.
kecamatan, jalan, maupun nomor rumah 4. KESIMPULAN
secara Detail, sehingga jika terjadi 1. Permasalahan utama pada SIPOC
kekeliruan penulisan yang dilakukan Diagram terjadi pada Output yaitu gagal
oleh pihak pengirim maupun Input data antar kiriman surat dan paket yang
yang dilakukan karyawan loket dapat dilakukan oleh karyawan antaran, maka
terdeteksi. dilanjutkan untuk mencari penyebab-
4.2.5 Tahap Control (Pengawasan) penyebab dari permasalahan utama
1. Pengawasan terhadap karyawan tersebut. Dengan menggunakan
antaran tidak ulet melakukan antaran Brainstorming dan menggunakan
Pengawasan yang dilakukan untuk Fishbone Diagram. penyebab-penyebab
karyawan antaran tidak ulet melakukan yang dapat menyebabkan terjadinya
antaran yaitu terhadap pengawasan surat gagal antar kiriman surat dan paket,
peringatan adalah kepala Unit Pelaksana yaitu :
Operasi Bogor memeriksa neraca gagal • Karyawan antaran tidak ulet
antar kiriman surat dan paket selama 3 melakukan antaran
bulan sekali. Hal ini dilakukan jika Karyawan antaran harus melakukan
neraca gagal antar kiriman surat dan antaran kiriman surat dan paket dengan
paket yang dimiliki oleh karyawan jumlah yang sesuai dengan Delivery
antaran tidak menurun dapat Order. Namun dalam prakteknya,
ditindaklanjuti lebih lanjut. Pengawasan karyawan antaran bekerja hanya
terhadap kegiatan Breefing adalah
Hal-8
Jurnal Logistik Bisnis, Vol. 5, No.2, November 2015
sebentar, dan bayak surat dan paket ketua RT, ketua RT pun tidak
yang dibawa kembali ke kantor. mengetahui pihak penerima tersebut.
• Surat dan paket yang harus e) Pindah Alamat
diantarkan terlalu banyak Alamat pihak penerima yang
Jumlah surat dan paket yang diantarkan dicantumkan oleh pihak pengirim
oleh karyawan antaran begitu banyak. ternyata sudah pindah alamat.
Hal ini menjadikan waktu kerja f) Rumah Kosong
karyawan antaran tidak cukup. Sehingga Tidak adanya pihak penerima di rumah
ketika waktu kerja telah selesai dan surat ketika diantarkan oleh karyawan
dan paket masih banyak yang belum antaran. Berdasarkan hasil pengukuran,
diantarkan, maka surat dan paket bahwa alasan terbesar pihak penerima
tersebut menjadi gagal antar. yang menjadikan gagal antar kiriman
• Salah salur surat dan paket adalah ditolak.
Kiriman yang seharusnya diantarkan di 3. Pada tahap Improve, perbaikan yang
wilayah karyawan antaran A terbawa dilakukan terhadap gagal antar kiriman
oleh karyawan antaran B, sehingga surat dan paket yang dilakukan oleh
karyawan B tidak dapat mengantarkan karyawan antaran yaitu pada kategori
kiriman tersebut. Man yakni karyawan antaran tidak ulet
• Tas kantong terbuat dari bahan melakukan antaran. Perbaikan yang
kain dilakukan terhadap kategori Man
Jika terjadi hujan, dan tas kantong tersebut yaitu Kepala Unit Pelaksana
terbuat dari bahan kain maka karyawan Operasi Bogor memberikan surat
antaran menghentikan antaran dan peringatan kepada karyawan antaran
banyak surat dan paket yang tidak dapat yang memiliki jumlah surat dan paket
diantarkan. yang gagal antar dan membuat kegiatan
2. Permasalahan utama pada Customer Breefing sebelum memulai bekerja,
yaitu terjadinya alasan pihak penerima sehingga keluhan dan permasalahan
yang menjadikan gagal antar kiriman karyawan antaran bisa diketahui.
surat dan paket. Alasan-alasan tersebut 4. Perbaikan untuk alasan terbesar pihak
adalah sebagai berikut : penerima menjadikan gagal antar
a) Alamat Tidak Jelas kiriman surat dan paket yaitu ditolak
Pihak penerima memberikan informasi karena barang rusak dengan dilakukan
kurang lengkap mengenai alamatnya penanganan barang dengan cara untuk
kepada pihak pengirim sehingga paket diberikan standarisasi Packing,
pengirim menuliskan alamat pihak untuk surat dimasukkan kedalam plastik,
penerima tidak lengkap seperti RT, RW, dan tas kantong dibuat dari alumunium
nomor rumah. agar barang tidak kebasahan ketika
b) Ditolak hujan.
Pihak penerima tidak merasa
mempunyai kiriman yang dikirimkan 5. REFERENSI
oleh pihak pengirim seperti tagihan TV Buku :
berlangganan. Pihak penerima sudah Gaspersz, Vincent.2007. Lean Six
tidak memakai TV berlangganan Sigma For Manufacturing and Service
tersebut, namun pihak TV berlangganan Industries. Jakarta: PT Gramedia
selalu mengirim tagihan kepada pihak Pustaka Utama.
penerima. Gaspersz, Vincent. 1997. Manajemen
c) Meninggal Kualitas Penerapan Konsep-konsep
Pihak penerima sudah meninggal dunia. Kualitas Dalam Manajemen Bisnis
d) Penerima tidak dikenal Total. Jakarta : Yayasan Indonesia Emas
Karyawan antaran tidak mengetahui dan Gramedia Pustaka Utama.
pihak penerima tersebut, dan juga Heizer, J. & Render, B. 2012.
karyawan antaran menanyakan kepada Manajemen Operasi. Jakarta: Salemba
Empat.
Hal-9
Jurnal Logistik Bisnis, Vol. 5, No.2, November 2015
Jurnal :
Gunawan, Hendra. 2013. “
Implementasi Pengendalian Kualitas
Dengan Menggunakan Metode Statistik
Pada Pabrik Cat CV X Surabaya”.
Jurnal Manajemen Fakultas Bisnis dan
Ekonomika, Vol.2, No.1 (2013).
Tarihoran, Nova. Siregar, Khawarita.
Ishak, Aulia. 2013. “ Analisis
Pengendalian Kualitas Pada Proses
Perebusan Dengan Menerapkan QCC
(Quality Control Circle”. Jurnal Teknik
Industri, Vol.3, No.1, September 2013,
pp.41-46.
Ivanto, Muhammad. 2013.
“Pengendalian Kualitas Produksi Koran
Menggunakan Seven Tools Pada PT
Akcaya Pariwara Kabupaten Kubu
Raya”. Jurnal Teknik Elektro, 2013.
Hal-10