You are on page 1of 8

Prosiding Keuangan dan Perbankan Syariah ISSN: 2460-2159

Analisis Fikih Muamalah Terhadap Praktek Jual Beli Kayu Jati di


CV. Jati Jaya Perkasa Mandiri Maros Makassar
Analysis of Fiqh Muamalah on Practice for Buying Teak Wood in CV. Jati Jaya Perkasa
Mandiri Maros Makassar
1
Andi Widi Putri Herawahyuni, 2 Neneng Nurhasanah, 3 Yayat Rahmat Hidayat
Email : 1 putriwidi25.wp@gmail.com, 2 nenengnurhasanah@yahoo.com,
3
yayatrahmathidayat@unisba.ac.id

Abstract. The timber buying and selling activities that took place between CV Jati Jaya Mandiri and the
timber tree planters in Maros Regency were carried out with timber suspension taken by CV Jati Jaya
Mandiri as the buyer. In this case, the community sells wood to CV Jati Jaya, which is still not ready to cut
large quantities in bulk. Because the time of logging is not clear, so that the suspended timber experiences
changes in terms of weight and quality. Therefore, the practice of buying and selling is interesting to study
from the fiqh muamalah perspective because there are indications of fasid that are generated not because
the buying and selling pillars are not fulfilled, but the behavior between the parties involved in the
transaction is not in accordance with Islamic teachings. Based on this background, the aim of the study was
to determine the fiqh principle and the concept of suspended timber sale and purchase according to fiqh
muamalah, to find out the practice of timber buying and selling by Maros villagers with CV Jaya Jati
Mandiri and to find out the fiqh muamalah review of selling practices buy wood at CV. Jati Jaya Perkasa
Mandiri Maros.The method used in this research is descriptive analysis method. The technique of data
collection is done by documentation, literature and interviews. Data were obtained through literature
studies and the process of interviews with the management of CV Jati Jaya Mandiri and the community
selling timber trees, then reviewed and analyzed. The conclusions of this study are the principles of fiqh
muamalah which are the basic provisions in conducting muamalah transactions which include inter-
Chinese, openness and fairness, then the concept of deferred timber buying and selling according to fiqh
muamalah includes buying and selling dharar, the implementation of timber sale and purchase CV Jati Jaya
Mandiri is done in cash, but logging is suspended, and the practice of buying and selling teak wood on CV.
Jati Jaya Perkasa Mandiri Maros Makassar according to muamalah fiqh can be viewed from two aspects.
First, the madhiyah aspect of buying and selling is not valid according to fiqh muamalah because the
conditions of the buying and selling object elements are wood containing dharar. Second, if viewed from
the adhabiyah aspect, the practice of buying and selling katu contains elements of dzalim actions.
Keywords : Selling, Wood, Suspension and Muamalah Jurisprudence.

Abstrak. Kegiatan jual beli kayu yang terjadi antara CV Jati Jaya Mandiri dengan masyarakat penanam
pohon kayu di Kabupaten Maros dilakukan dengan pembayaran secara tunai tetapi pengambilan kayunya
ditangguhkan. Dalam hal ini, masyarakat menjual kayu kepada CV Jati Jaya yang masih belum siap tebang
dalam jumlah banyak secara borongan. Karena waktu penebangan tidak jelas, sehingga kayu yang
ditangguhkan tersebut mengalami perubahan dari sisi bobot dan kualitas. Oleh karena itu, praktek jual beli
tersebut menarik untuk dikaji dari perspektif fiqh muamalah karena terdapat indikasi fasid yang
ditimbulkan bukan karena rukun jual beli tidak terpenuhi, namun perilaku antara pihak-pihak yang terlibat
transaksi yang belum sesuai dengan ajaran Islam. Berdasarkan latar belakang ini, maka tujuan penelitian
adalah untuk mengetahui prinsip-prinsip jual beli pohon kayu yang ditangguhkan pengambilan barangnya
menurut fiqh muamalah, untuk mengetahui praktek jual beli kayu yang dilakukan masyarakat desa Maros
dengan pihak CV Jaya Jati Mandiri serta untuk mengetahui tinjauan fiqh muamalah terhadap praktek jual
beli kayu di CV. Jati Jaya Perkasa Mandiri Maros.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode deskriptif analisis. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan dokumentasi, kepustakaan dan
wawancara. Data diperoleh melalui studi literatur dan proses wawancara dengan pihak manajemen CV
Jati Jaya Mandiri dan masyarakat penjual pohon kayu, kemudian dikaji dan dianalisis.Simpulan dari
penelitian ini adalah prinsip fiqh muamalah merupakan dasar-dasar ketentuan dalam melakukan transaksi
muamalah meliputi antaradhin, keterbukaan dan keadilan, kemudian konsep jual beli kayu yang
ditangguhkan menurut fiqh muamalah termasuk jual beli dharar, pelaksanaan jual beli kayu yang
dilakukan masyarakat Kabupaten Maros dengan pihak CV Jati Jaya Mandiri dilakukan secara tunai, namun
penebangan kayu ditangguhkan, dan praktik jual beli kayu jati di CV. Jati Jaya Perkasa Mandiri Maros
Makassar menurut fiqh muamalah dapat ditinjau dari dua aspek, Pertama, aspek madhiyah jual beli
tersebut tidak sah menurut fikih muamalah karena syarat dari unsur objek jual beli yaitu kayu mengandung

176
Analisis Fikih Muamalah Terhadap Praktek Jual Beli Kayu… | 177

dharar. Kedua, jika ditinjau dari aspek adhabiyah maka praktik jual beli katu tersebut mengandung unsur
tindakan dzalim.
Kata Kunci : Jual Beli, Kayu,Penangguhan, dan Fikih Muamalah .

A. Pendahuluan tidak dapat mengolah tanah, dan tak


berhak atas pohon tersebut karena
Latar Belakang Masalah
sudah dibeli atau dimiliki pihak
Perkembangan dinamika pembeli. Ketika pohon tidak segera
aktivitas ekonomi dalam kehidupan ditebang sangat dimungkinkan pohon
manusia kerap terjadi dan menuntut yang hidup akan berkembang biak,
adanya kepastian hukum dari bahkan ketika ada pertambahan
perspektif ketentuan ajaran Islam. diameter tentunya berpengaruh pada
Aktivitas kegiatan ekonomi yang harga karena bobot kayu dan kualitas
sangat erat dengan kehidupan kayu atau pohon tersebut jika dijual ke
masyarakat sehari-hari adalah transaksi pemasok sangat mungkin ada kenaikan
jual beli. Dalam Islam, transaksi jual harga yang signifikan.
beli ini termasuk dalam kategori Penjualan barang yang
muamalah. Sedangkan ranah ditangguhkan namum mengalami
muamalah sendiri dalam Islam tidak perubahan dari sisi bobot dan kualitas
hanya mencakup transaksi jual beli, yang menimbulkan indikasi fasid
akan tetapi muamalah bersifat luas sebagaimana uraian di atas menarik
seperti mencakup transaksi sewa untuk dikaji dari perspektif etika bisnis
menyewa, pinjam meminjam dan Islam. Dengan demikian, maka sangat
transaksi lainnya yang tidak dimungkinkan dalam mpraktek jual
bertentangan dengan hukum Islam. beli kayu di Kabupaten Maros pihak
Salah satu aktivitas jual beli di penjual merasa dieksploitasi dan
masyarakat yang menimbulkan dirugikan. Padahal dalam syarat sah
polemic dan menuntut kejelasan dari jual beli, harus dari unsur dharar yakni
perspektif hukum ekonomi Islam atau adanya bahaya/kerugian yang akan
Fikih Muamalah adalah jual beli kayu diterima oleh penjual ketika serah
di Kabuapaten Maros. Praktek jual beli terima barang, seperti menjual lengan
kayu yang dilakukan masyarakat baju, pintu mobil dan lainnya. Tetapi
Maros cenderung menjual kayu yang jika penjual merasa nyaman dengan
masih belum siap tebang dalam jumlah penyerahan objek transaksi tersebut,
banyak secara borongan. Karena waktu maka jual beli akan tetap sah.1
penebangan tidak jelas, seperti dengan
menggunakan redaksi “ketika pembeli Tujuan Penelitian
sudah butuh” atau “ketika kayu sudah Berdasarkan latar belakang dan
besar”. Ketika pembeli membeli pembahasan masalah di atas, maka
tanaman kayu dengan sekian harga tujuan dari penelitian ini adalah
maka dalam 3-5 tahun ketika dijual ke sebagai berikut :
pengepul akan berlipat ganda. Ketika 1. Untuk menegetahui prinsip fikih
penundaan dilakukan pihak pembeli muamalah dan konsep jual beli
dalam waktu lama, hal ini justru kayu yang ditangguhkan
merugikan pihak penjual. Lahan yang menurut fikih muamalah.
seharusnya dapat diolah lagi untuk 2. Untuk mengetahui praktik jual
pembibitan pohon baru ketika masih
ada pohon yang berdiri tersebut akan 1
Dimyauddin Djuwaini, Pengantar Fiqh
tetap menjadi penghalang. Penjual Muamalah, hlm. 80.

Keuangan dan Perbankan Syariah


178 | Panji Pratama Lifianto, et al.

beli kayu yang dilakukan Sesungguhnya Allah adalah Maha


masyarakat Kabupaten Maros Penyayang kepadamu.3
dengan pihak CV Jaya Jati c. Menghindari kemudharatan dan
Mandiri. mengutamakan atau
3. Untuk mengetahui tinjauan fikih mendahulukan kemaslahatan,
muamalah terhadap praktik jual hal ini sebagaimana yang
beli kayu di CV. Jati Jaya diajarkan pada hadis di bawah
Perkasa Mandiri Maros. ini :
ِ ‫َن رسوَل‬ ِ ِ ‫عن عباَد َة اب ِن‬
‫اهلل‬ ْ ُ َ َّ ‫صامت أ‬ َ ْ َ ُ َْ
ِ
َ َ‫ضى أَ ْن ال‬
‫ضَرَر‬ َ َ‫صلَّى اهللُ َعلَْيو َو َسلَّ َم ق‬
B. Landasan Teori
Konsep Fikih Muamalah َ
Berbeda halnya dengan Fiqh ‫رواه أمحد وابن ماجة‬- .‫َوالَ ِضَر َار‬
Ibadah, Fiqh Muamalat bersifat lebih “Dari Ubadah bin Shamit;
fleksibel dan eksploratif. Berikut ini bahwasanya Rasulullah saw
merupakan beberapa prinsip dasar menetapkan tidak boleh berbuat
muamalah, antara lain yaitu2 : kemudharatan dan tidak boleh pula
a. Asal dari kegiatan muamalah membalas kemudharatan”. (HR.
adalah boleh, sepanjang tidak Ahmad dan Ibnu Majah)
ada dalil yang menunjukkan 4. Tidak melakukan perbuatan
pelarangan atau pengharaman. aniaya, dan tidak boleh dianaya.
ِ َ‫(ِف الْمعامال‬
)‫ت‬ ِ ‫َصل ِِف ْاألَ ْشيَ ِاء‬
َ َُ ُ ْ ‫اَأل‬ Ketentuan Jual Beli Menurut Fiqih

.‫ إِالَّ َما َد َّل الدَّلِْي ُل َعلَى ِخالَفِ ِو‬،ُ‫احة‬


Muamalah
َ َ‫ا ِإلب‬ Dalam tataran fikih muamalah,
b. Tidak ada paksaan satu pihak untuk menyempurnakan kegiatan jual
kepada pihak lain (sukarela dan beli maka harus ada bentuk transaksi
saling meridhoi). Sebagaimana sebagai pedoman yang disepakati
yang termaktub dalam Q.S menjadi alat tukar dalam
Annisa ayat 29 : perekonomian. Hal itu diwujudkan
‫ين َآمنُوا َال تَأْ ُكلُوا أ َْم َوالَ ُكم‬ ِ َّ
َ ‫يَا أَيُّ َها الذ‬
dalam bentuk uang yaitu alat tukar
yang mengandung sifat harus dikenal,
‫اط ِل إَِّال أَن تَ ُكو َن ِِتَ َارًة َعن‬ ِ ‫ب ي نَ ُكم بِالْب‬ disenangi umum, mudah diangkut dan
َ َْ dibagi tanpa mengurangi nilai,
‫اض ِّمن ُك ْم ۚ َوَالتَ ْقتُلُواأَن ُف َس ُك ْمۚإِ َّن‬
ٍ ‫تَ َر‬ homogen serta tidak mudah rusak.
Jual beli yang dilakukan dengan
ِ ِ
ً ‫اللَّوَ َكا َن ب ُك ْم َرح‬
‫يما‬ ketentuan tidak benar menjadikan
transaksi tidak sah. Mengenai jual-beli
Hai orang-orang yang beriman, yang tidak diizinkan oleh syara’, dalam
janganlah kamu saling memakan tatanan aplikasinya dapat dijadikan
harta sesamamu dengan jalan yang perbandingan bagi kegiatan transaksi
batil, kecuali dengan jalan yang lain. Adapun beberapa bentuk
perniagaan yang berlaku dengan pelaksanaan transaksi jual beli tersebut
suka sama-suka di antara kamu. dan adalah sebagai berikut4 :
janganlah kamu membunuh dirimu; a. Membeli barang dengan harga
yang lebih mahal dari harga
2
Ash-Shiddiqie, Hasbi,
3
“PengantarFikihMuamalah”, BulanBintang. Depag RI, Op-Cit, hlm..122
4
Jakarta. 1984, hlm. 11. Hendi Suhendi, Op-Cit, hlm. 44 – 45.

Volume 5, No. 1, Tahun 2019


Analisis Fikih Muamalah Terhadap... | 179

pasar sedangkan dia tidak ingin sebuah hadis Nabi SAW


pada barang itu, tetapi semata- diterangkan sebagai berikut :
mata supaya orang lain tidak
.‫مسلم‬ ِ ‫الَ ََيتَ ِكر إِالَّ خ‬
‫ رواه‬.‫اط ٌئ‬
dapat membeli barang itu. َ ُ ْ
b. Membeli barang yang sudah “Tidak ada orang yang menahan
dibeli orang lain yang masih barang kecuali orang yang
dalam masa khiyar (sedang durhaka”. (HR. Muslim).
terjadi proses tawar-menawar). jual Beli Kayu Dengan Barang
Hal ini didasarkan kepada hadis ditangguhkan Menurut Fikih
Nabi SAW sebagai berikut : Muamalah
‫َِب ُىَريْ َرةَ قَ َال َر ُس ْو ُل اهللِ (ص) الَ يَبِ ْع‬
ْ ِ‫َع ْن أ‬ Hukum ekonomi syariah atau
fikih mu‟amalah merupakan hukum-
. ‫ض‬ ٍ ‫ض ُك ْم َعلَى بَْي ِع بَ ْع‬ ُ ‫بَ ْع‬ hukum yang mengatur hubungan
Dari Abi Hurairah : Telah seseorang dengan sejenisnya, seperti
bersabda Rasulullah SAW, jual beli, sewa menyewa, gadai
“Janganlah diantara kalian menggadai, syirkah, utang piutang, dan
menjual akan sesuatu yang hukum perjanjian. Hukum-hukum jenis
sudah di beli orang lain”. ini mengatur hubungan perorangan,
Maksud dalil di atas merupakan masyarakat, hal-hal yang berhubungan
bentuk pelarangan membeli atau dengan harta kekayaan, dan
menawar barang pada saat memelihara hak dan kewajiban
barang tersebut sedang atau masing-masing. Dalam bidang
telah ditawar oleh orang lain. muamalah ini Alquran hanya
5. Allah mengharamkan orang memberikan prinsip-prinsip dasar,
beriman untuk memakan, seperti larangan memakan harta orang
memanfaatkan, menggunakan, lain secara tidak sah dan keharusan
(dan segala bentuk transaksi adanya rela sama rela1, seperti yang
lainnya) harta orang lain dengan dijelaskan dalam firman Allah dalam
jalan yang batil, yaitu yang Alquran yaitu :
‫ين آَ َمنُوا َال تَأْ ُكلُوا أ َْم َوالَ ُك ْم‬ ِ َّ
َ ‫يَا أَيُّ َها الذ‬
tidak dibenarkan oleh syari’at.
Orang beriman boleh
melakukan transaksi terhadap ‫اط ِل إَِّال أَ ْن تَ ُكو َن ِِتَ َارةً َع ْن‬ ِ ‫ب ي نَ ُكم بِالْب‬
harta orang lain dengan jalan َ ْ َْ
ِ ٍ ‫تَر‬
َ‫اض مْن ُك ْم َوَال تَ ْقتُلُوا أَنْ ُف َس ُك ْم إِ َّن اللَّو‬
perdagangan dengan asas saling
ridha, saling ikhlas dan َ
‫يما‬ ِ ِ
ً ‫َكا َن ب ُك ْم َرح‬
berprinsip keadilan.5
6. Membeli barang untuk di tahan
agar dapat dijual dengan harga Hai orang-orang yang
yang lebih mahal, sedangkan beriman, janganlah kamu saling
masyarakat umum memakan harta sesamamu dengan
berkepentingan terhadap barang jalan yang batil, kecuali dengan
tersebut. Hal seperti ini dilarang jalan perniagaan yang berlaku
karena dapat merusak dengan suka sama-suka di antara
ketentraman umum. Dalam kamu. Dan janganlah kamu
membunuh dirimu; sesungguhnya
5
Muhammad Nasib Ar-rifa’i, Kemudahan
Dari Allah – Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir Jilid
2, Gema Insani,Jakarta, 1999, hlm.113
Keuangan dan Perbankan Syariah
180 | Panji Pratama Lifianto, et al.

Allah adalah Maha Penyayang memperjualbelikan buah-buahan


kepadamu. (Q.S Annisa [4] : 29).6 hingga pantas untuk dipetik."7
Islam mengatur umatnya Manthûq (makna tekstual)
tentang tata cara bertransaksi yang baik Hadis di atas menunjukkan larangan
antar sesama. Semua pekerjaan yang menjual buah (ats-tsamar atau hasil
dilakukan tidak boleh keluar dari jalur tanaman) yang masih berada di
yang telah ditetapkan, sehingga pohonnya kalau belum mulai tampak
masing-masing pihak tidak ada yang kelayakannya. Sebaliknya, mafhûm al-
merasa dirugikan dan tidak ada yang mukhâlafah (pemahaman
merasa menyesal di kemudian hari. kebalikannya).
Dengan demikian, bertransaksi harus Berdasarkan keterangan dalil di
melalui perjanjian atau yang dikenal atas, maka dapat dikatakan bahwa
dengan akad. batasan buah yang masih ada di
Salah satu bentuk jual beli yang pohonnya bisa dijual ialah kalau telah
pengambilannya ditangguhkan adalah layak dimakan. Tanda-tanda buah itu
jual beli kayu yang masih dalam sudah bisa dimakan berbeda-beda
bentuk pohon tertanam. Jual beli kayu sesuai dengan jenis buahnya. Sehingga
memiliki beberapa aspek persamaan dengan demikian, adanya barang jual
dengan jual beli buah, dimana dalam beli yang ditangguhkan namun
teknisnya, kayu yang dibeli ada yang mengalami perubahan bentuk maupun
masih berupa pohon sebagaimana buah kualitas hal ini termasuk dharar yaitu
yang masih menempel pada pohonnya. jual beli yang mengandung
Namun yang menjadi spesifik objek kemudharatan, dimana pihak penjual
jual belinya adalah kayu atau batang dimudharatkan oleh pihak pembeli
pohon bukan buahnya. Kemudian pada karena dengan ditangguhkannya
praktiknya, terdapat beberapa kasus di barang jual beli untuk diambil oleh
masyarakat dimana praktik jual-beli pembeli akan menjadi beban bagi
pohon dilakukan dengan sistem jangka pihak penjual. Hal ini didasarkan pada
waktu, namun bukan jangka waktu hadits sebagai berikut :
ٍ َ‫ك ب ِن ِسن‬ ِِ ِ ٍِ
‫ان‬ ْ ‫َع ْن أَبِ ْي َسعْيد َس ْعد بْ ِن َمال‬
dalam pembayaran melainkan jangka
waktu pengambilan barang yang dibeli
yaitu pohon.
‫صلَّ ى‬ ِ َّ ‫ي َر ِضي اهللُ َعْنوُ أ‬ ِ
Terkait hal di atas, maka dalam َ ‫َن َر ُس ْوَل اهلل‬ َ ِّ ‫الْ ُخ ْدر‬
‫ضَرَر َوَال ِضَر َار‬ ِ
Islam terdapat aturan jual beli buah
yang masih di pohon sebagaimana َ ‫ َال‬: ‫اهللُ َعلَْيو َو َسلَّ َم قَ َال‬
hadits yang diriwayatkan Imam
Muslim sebagai berikut : Dari Abû Sa‟îd Sa‟d bin Mâlik bin

‫ول اللَّ ِو‬ ‫َع ْن َجابِ ٍر‬


Sinân al-Khudri Radhyallahu anhu,
ُ ‫َر ُس‬ ‫نَ َهى أ َْو نَ َهانَا‬ ‫قَ َال‬ Rasûlullâh Shallallahu „alaihi wa sallam
bersabda, “Tidak boleh ada bahaya dan
‫الث ََّم ِر َح َّّت‬ ‫َو َسلَّ َم َع ْن بَْي ِع‬ ‫َعلَْي ِو‬ ُ‫صلَّى اللَّو‬
َ tidak boleh membahayakan orang lain.8

‫يب‬ ِ
َ ‫يَط‬
Dari Jabir RA, dia berkata,
"Rasulullah SAW melarang kami 7
Muslim Al Hajjaj Al Quraisy, Ringkasan
Shahih Muslim Jilid 5 Hadits Nomor 919,
Jakarta : Pustaka Azzam, 2009, hlm. 12
8
Imam Malik, al-Muwaththa‟ Jilid III
6
Depag RI, Alquran dan Terjemahan, (Terjemahan : Muhammad Nasruddin), Jakarta :
Jakarta : Pustaka Al Kautsar, 2010, hlm. 122. Pustaka Azzam, 2010, hlm. 571.

Volume 5, No. 1, Tahun 2019


Analisis Fikih Muamalah Terhadap... | 181

C. Pembahasan ditangguhkan sehingga menyebabkan


adanya jual beli yang ditangguhkan.
Pelaksanaan jual beli kayu yang
Disini sudah jelas untuk menjaga
penebangannya ditangguhkan tersebut,
kesinambungan hak-hak dan kewajiban
jika ditinjau dari perspektif ketentuan
manusia. Allah memerintahkan untuk
akad dalam fikih muamalah, maka
sama-sama bisa menjaga hak dan
akad transaksi yang telah mentradisi di
kewajiban antara sesama dan juga
Kabupaten Maros antara CV Jati Jaya
menjaga diri agar selalu berbuat adil
Mandiri dengan warga masyarakat
karena hal itu merupakan kebathilan.
pemilik pohon tidaklah sejalan dengan
Praktik jual beli kayu dengan
aturan Islam, dimana akad dalam jual
waktu penebangan yang ditangguhkan
beli kayu yang penebangan pohonnya
ini dalam fiqh mu’amalah dikenal
ditangguhkan ini menggunakan akad
dengan istilah bay „ul mudhaf lil
ghairu munjiz mudhaf lil mustaqbal
mustaqbal yaitu jual beli yang
yakni objek akad tidak langsung
penyerahannya barang atau uang
diserahkan melainkan masih
disandarkan pada waktu yang akan
ditangguhkan dengan penangguhan
datang.
penyerahan atau penerimaan barang
Kemudian dari segi rukun dan
(objek) yang diperjualbelikan.
syarat jual beli belum sepenuhnya
Ismail Nawawi dalam bukunya
sempurna, dimana rukun jual beli harus
Ekonomi Kelembagaan Syari’ah dalam
mencakup tiga unsur yakni aqid
Pusaran Perekonomian Global sebuah
(penjual dan pembeli), ma‟qud alaih
Tuntutan dan Realitas menyatakan
(obyek akad), shigat (lafadz ijab
bahwa dalam kegiatan ekonomi wajib
qabul). Kemudian dilihat dari segi
terhindar dari unsur-unsur gharar, baik
syarat jual beli yakni aqid (penjual dan
gharar dalam sighat akad maupun
pembeli) yang dalam hal ini dua atau
objek akad.9 Disamping itu akad jual
beberapa orang melakukan akad,
beli tidak menerima penyandaran sama
adapun syarat-syarat jual beli sesuai
sekali, melainkan selalu bersifat munjiz
dengan rukun jual beli yang
yaitu efeknya harus langsung timbul
dikemukakan jumhur ulama bagi orang
saat itu juga.
Secara umum, masyarakat yang melakukan akad ialah Baligh atau
berakal, praktik jual beli kayu yang
menilai mengenai jual beli kayu yang
masih dalam bentuk pohon di
masih berupa pohon dengan sistem
Kabupaten Maros tidak
penebangan ditangguhkan yang terjadi
memperhatikan antara pihak yang
antara CV Jati Jaya Mandiri dengan
melakukan ijab qabul sudah baligh
warga masyarakat di Kabupaten Maros
atau belum baligh, karena dalam hal
tersebut sudah menjadi sebuah
ini antara pihak yang satu dengan yang
kebiasaan, bahkan menjadi pilihan
lain hanya mementingkan kepentingan
yang harus dijalani sebagai solusi
dirinya sendiri. Pihak CV Jati Jaya
untuk memperlancar proses kebutuhan
Mandiri selaku pembeli mementingkan
yang lainnya. Akan tetapi, yang
keuntungan yang diperoleh sedangkan
menjadi persoalan disini adalah
warga masyarakat pemilik pohon
mengenai waktu penebangannya yang
selaku penjual mementingkan
kebutuhan yang segera terpenuhi, yang
9
Ismail Nawawi, Ekonomi Kelembagaan kedua yakni shigat dan ma‟qud alaih
Syari‟ah, Dalam Pusaran Perekonomian Global (obyek akad).
Sebuah Tuntutan atau Realitas, Yogyakarta : Adanya praktik jual beli dengan
UII Press, 2012, hlm..: 32 sistem penebangan ditangguhkan
Keuangan dan Perbankan Syariah
182 | Panji Pratama Lifianto, et al.

berakibat pada ruginya penjual dan tertentu.


sebaliknya pembeli (CV Jati Jaya 3. Praktik jual beli kayu jati di CV.
Mandiri) sangat diuntungkan. Penjual Jati Jaya Perkasa Mandiri
kehilangan hak atas tanah yang Maros Makassar menurut fikih
dimiliki, ia bisa mengelola tanah muamalah dapat ditinjau dari
miliknya kembali setelah pohon yang dua aspek, Pertama, aspek
tumbuh diatasnya sudah ditebang. Jika madhiyah jual beli tersebut
dikaitkan dengan jual beli pohon tidak sah menurut fikih
dengan sistem penebangan muamalah karena syarat dari
ditangguhkan, sudah jelas tidak boleh unsur objek jual beli yaitu kayu
atau dilarang. Sebab, warga mengandung dharar. Kedua,
masyarakat selaku para penjual pohon jika ditinjau dari aspek
itu tidak dapat menggunakan haknya adhabiyah maka praktik jual
secara maksimal karena sebagian beli katu tersebut mengandung
haknya masih ditunggaki oleh unsur tindakan dzalim dimana
manajemen CV Jati Jaya Mandiri. Hal pihak penjual terbebani
ini dapat diambil pelajaran tentang perawatan dari pohon yang
keharaman mengeksploitasi dan menjadi objek jual beli tersebut.
diskriminasi terhadap orang lain, yang
jelas-jelas tidak diperbolehkan dalam Daftar pustaka
Islam.
Ash-Shiddiqie, Hasbi,
“PengantarFikihMuamalah”,
D. Kesimpulan BulanBintang. Jakarta. 1984.
Depag RI, Al Quran dan Terjemahan,
Berdasarkan uraian analisa Pustaka Al Kautsar, Jakrat,
pembahasan yang dijabarkan pada bab 2010.
IV dan pertanyaan yang terdapat pada
Hendi Suhendi, Kaidah Kaidah Fiqih
rumusan masalah, maka kesimpulan
Muamalah, Pustaka Seta,
dari penelitian ini adalah sebagai
Bandung, 2005.
berikut :
1. Prinsip fikih muamalah lfi Nur Dian.Hadits-hadits Ekonomi.
merupakan dasar-dasar UIN Maliki PRESS, Malang,
ketentuan dalam melakukan 2010.
transaksi muamalah meliputi Muhammad Al Sarkhasi, Al Mabsuth
antaradhin, keterbukaan dan Volume XXIV. Al Sa'adah, Kairo,
keadilan, kemudian konsep jual 1421 H.
beli kayu yang ditangguhkan Muhammad Arifin Badri, Tanya Jawab
menurut fikih muamalah hukum Menjual Kotoran,
termasuk jual beli dharar yaitu diposting pada tanggal26
transaksi yang dapat September 2009. Sumber :
menimbulkan kerusakan, https://pengusahamuslim.com/12
kerugian, ataupun ada unsur 90-tanya-jawab-hukum-menjual-
penganiayaan. kotoran-hewan.html diakses
2. Pelaksanaan jual beli kayu yang pada tanggal 17 April 2018.
dilakukan masyarakat Muhammad Ismail Al Bukhari, Shahih
Kabupaten Maros dengan pihak Bukhari Jilid V Kitab Jual Beli
CV Jati Jaya Mandiri dilakukan Hadits Nomor 2082 (Terjemahan
secara tunai, namun penebangan oleh Nasruddin Al Albani),
kayu ditangguhkan pada masa Pustaka Azzam, Jakarta, 2009.

Volume 5, No. 1, Tahun 2019


Analisis Fikih Muamalah Terhadap... | 183

Muhammad Jawad Mugniyah. Fikih


Lima Madhzab. PT. Lantera
Basritama, Jakarta, 1999.
Muhammad Nasib Ar-
rifa’i, Kemudahan Dari Allah –
Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir
Jilid 2, Gema Insani,Jakarta,
1999.
Zainuddin bin Abdul Azizi al-Malibari,
Fathul Mu‟in, Darul Ihya, Mesir,
t.th.

Keuangan dan Perbankan Syariah

You might also like