You are on page 1of 8

EnviroScienteae Vol. 17 No.

3, November 2021 ISSN 2302-3708 (online)


Halaman : 98-105

UPAYA PENINGKATAN PERUSAHAAN DALAM PELAKSANAAN


REVEGETASI PASCATAMBANG DI PT. BINUANG MITRA BERSAMA
COMPANY IMPROVEMENT EFFORTS IN THE IMPLEMENTATION OF
POST-MINING REVEGETATION AT PT. BINUANG MITRA BERSAMA

Muhammad Isra Ahdyannor*), Kissinger, Bambang Joko Priatmadi, Badaruddin

Program Studi Magister Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan


Program Pascasarjana Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru
*) : E-Mail : Yannor.Skm@gmail.com

Abstract

Indonesia Is a country that has a wealth of natural resources, the Coal Mining Commodity is one of the
natural resources exploited in Indonesia. The exploitation of coal cannot be separated from
environmental impacts. The environmental impacts of open-pit mining activities include: decreased soil
productivity, soil compaction, erosion and sedimentation, soil movement, disruption of flora and fauna,
disruption of security and health of the population, and changes in micro-climate. Reclamation is an
activity carried out during the stages of a mining business to organize, restore and improve the quality of
the environment and ecosystem so that it can function again. The research method in this research is to
assess the success of the implementation of reclamation in accordance with the Permenhut Nomor P.60
Menhut-II/ 2009. In assessing the success of reclamation implementation, the stages of activities carried
out are surveys, reference studies, sampling, scoring and weighting, and analysis. The implementation of
reclamation at PT Binuang Mitra Bersama can be concluded that it is known that the Achievement of
Land Arrangement based on the weight value obtained a figure of 28.5 from a maximum weight value of
30, Achievement of Erosion and Sedimentation Control based on the weight value obtained a number of
10 from a maximum weight value of 20, Planting achievement based on the weight value obtained a
number of 26 from the maximum weight value of 50. The total value calculation is obtained by a value of
63.5 which indicates that the results of the reclamation implementation are included in the Medium
criteria or the results of the reclamation implementation are accepted, provided that improvements are
needed to reach a value of> 80.

Keywords: Reclamation, Revegetation, Coal

PENDAHULUAN tambang terbuka, masing-masing sistem yang


dilakukan tentu tidak bisa lepas dari dampak
Indonesia Merupakan negara yang lingkungan yang ditimbulkan.
memiliki kekayaan sumber daya alam, Dampak lingkungan kegiatan
Komoditas Pertambangan Batubara merupakan pertambangan terbuka antara lain: penurunan
salah satu sumberdaya alam yang di ekploitasi di produktivitas tanah, pemadatan tanah, terjadinya
indonesia, Berdasarkan Data Badan Geologi erosi dan sedimentasi, terjadinya gerakan tanah
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral atau longsoran, terganggunya flora dan fauna,
( ESDM) pada tahun 2016 mencatat cadangan terganggunya keamanan dan kesehatan
terbukti batubara Indonesia mencapai 26,2 miliar penduduk, serta perubahan iklim mikro. Dampak
ton. Kalimantan tercatat sebagai wilayah yang negatif kegiatan pertambangan terhadap
menyimpan cadangan batubara terbesar, lingkungan tersebut perlu dikendalikan untuk
cadangan terbesar berada di wilayah Kalimantan mencegah kerusakan di luar batas kewajaran.
Timur sebesar 7,5 miliar ton, Kalimantan Selatan Solusi dari dampak yang diakibatkan harus
sebesar 4,2 miliar ton dan Kalimantan Tengah 2,1 diadakan perencanaan dari tahap awal hingga
miliar ton. Ekploitasi batubara dapat dilakukan pasca tambang sebelum dilakukan pertambangan
melalui 2 sistem yakni tambang dalam atau sebagai upaya menjaga kelestarian lingkungan.
98
EnviroScienteae Vol. 17 No. 3, November 2021

Perencanaan pasca tambang yang tepat untuk METODE PENELITIAN


diterapkan adalah kegiatan reklamasi lahan
Penelitian ini dilaksanakan di lahan pasca
tambang. Reklamasi adalah kegiatan yang
tambang PT. Binuang Mitra Bersama Kabupaten
dilakukan sepanjang tahapan usaha
Tapin Provinsi Kalimantan Selatan untuk
pertambangan untuk menata, memulihkan, dan
menganalisis Tingkat Keberhasilan Pelaksanaan
memperbaiki kualitas lingkungan dan ekosistem
Reklamasi yang dilakukan oleh perusahaan.
agar dapat berfungsi kembali.
Penelitian dilaksanakan pada Bulan Februari
Pelaksanaan pertambangan batubara
sampai dengan Bulan Januari 2020 hingga Juni
harus sejalan dengan panduan dalam melakukan
2020.
aktivitas pertambangan yang tepat dan sesuai
Data dalam penelitian ini terdiri dari data
aturan, yaitu Good Mining Practice. Metode ini
primer dan data sekunder. Data primer diperoleh
akan mewajibkan perusahaan yang memiliki
melalui kuisioner dan wawancara ke beberapa
aktivitas dalam pertambangan harus sesuai
responden dari perwakilan perusahaan dan
dengan kaidah pertambangan yang baik dan dan
pengamatan kelapangan (ground check). Data
benar yang mengedepankan fungsi lindung
sekunder, yaitu data yang diperoleh melalui
lingkungan secara berkelanjutan. Penambangan
pustaka, laporan tertulis dan dokumen-dokumen.
batubara yang tidak bertanggung jawab identik
Metode Penelitian adalah dalam penelitian
dengan kerusakan lingkungan untuk mencegah
ini menggunakan survey lokasi untuk melakukan
kerusakan lingkungan tersebut pemerintah
penilaian keberhasilan pelaksanaan reklamasi
menerbitkan Undang-Undang No 4 Tahun 2009
sesuai dengan Permenhut Nomor P.60 Menhut-
Tentang Pertambangan Mineral dan Batubara
II/2009. Analisis data yang dilakukan
(UU Minerba). UU Minerba mengamanatkan
menggunakan penilaian keberhasilan pelaksanaan
setiap pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP)
reklamasi sesuai dengan Permenhut Nomor
dan Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK)
P.60Menhut-II/2009.Dalam melakukan penilaian
wajib menyerahkan rencana reklamasi, rencana
keberhasilan pelaksanaan reklamasi, tahapan
pascatambang, dan melaksanakan reklamasi
kegiatan yang dilakukan adalah Survei, Studi
pascatambang serta jaminan pascatambang.
Referensi, Sampling, Skoring dan Bobot, serta
Berdasarkan Keputusan Menteri ESDM
Analisis
Nomor 1827 Tahun 2018, areal bekas
pertambangan harus melakukan kegiatan
HASIL DAN PEMBAHASAN
reklamasi yang bertujuan untuk mengembalikan
keadaan lahan seperti sesuai peruntukannya.
Tahapan Kegiatan Reklamasi
Pentingnya kegiatan reklamasi dalam usaha
berdasarkan Permenhut P.60 Menhut-II/2009
pertambangan menjadikan teknik dalam kegiatan
terbagi kedalam 3 Kriteria yakni Penaatan
reklamasi harus direncanakan secara kompleks
Lahan, Pengendalian Erosi dan Sedimentasi, dan
dan konsisten agar kegiatan reklamasi dapat
Revegetasi. Setiap kriteria memiliki parameter
mencapai target yang dinginkan.
dan standar penilaian masing-masing yang harus
Pelaksanaan reklamasi harus dilakukan
dipenuhi.
dengan tepat, di mana perusahaan harus
menyiapkan strategi dalam pelaksanaanya seperti Penataan Lahan
membuat perencanaan desain, pengamanan tanah
merah, persiapan bibit yang siap tanam, tenaga Pelaksanaan Penaatan Lahan adalah
ahli dan tenaga pelaksana yang berkompeten, aktivitas pengisian kembali lubang bekas
serta metode dalam pelaksanaannya. Pentingnya tambang yang dilanjutkan penataan areal dan
keberhasilan dalam revegetasi sehingga perlu penaburan tanah pucuk agar bisa dilanjutkan
dilakukan penelitian tentang upaya peningkatan ke tahapan Revegetasi, dalam penilaian
perusahaan dalam pelaksanaan revegetasi penaatan lahan memiliki Bobot sebanyak 30
pascatambang, sehingga restorasi lahan bekas dari 100. Berdasarkan hasil penelitian
tambang batubara dapat efektif dan efisien untuk pelaksanaan penaatan di PT. Binuang Mitra
diterapkan di lapangan. Bersama sebagai berikut.
5.1.1.1 Pengisian kembali lubang bekas tambang
Pengisian kembali lubang bekas
tambang adalah aktivitas menimbun kembali
lubang bekas tambang menggunakan Over

99
Upaya Peningkatan Perusahaan Dalam Pelaksanaan Revegetasi Pascatambang Di Pt. Binuang
Mitra Bersama (Ahdyannor .M.I., Kissinger, Priatmadi .B.J., Badaruddin)

Burden atau tanah bukaan sampai mendekati Tabel 3 Kestabilan lereng


kondisi semula. Untuk mengetahui kemajuan
pelaksanaan penutupan lubang bekas tambang No Luas Areal Kejadian Ket
berdasarkan Hasil pengamatan pada lokasi
Blok (Ha) Longsor (%)
penelitian dapat dilihat pada Tabel berikut.
4.42 Ha >5-10% Ringan
Tabel 1 .Pengisian kembali lubang bekas 1
tambang Sumber : Data Olah
No Rencana Realisasi Keterangan
1 4.42 Ha 4.42 Ha 100% Data kestabilan lereng dari terjadinya
Sumber : Data Olah longsor pada areal yang ditata didapatkan hanya
terjadi 4 kali longsor dengan luas area 2m2 - 4m2
Data tersebut menunjukan Realisasi yang menunjukan pernah mengalami longsor
Pengisian Lubang bekas Tambang di lokasi dalam skala kecil. longsor terjadi dikarenakan
penelitian mencapai persentase 100% dimana tidak adanya tanaman perambat atau tanaman
area yang dilakukan pengisian lubang tambang penutup serta minimnya manfaat dari fungsi
seluas 4.42 Ha. Hal ini menunjukan tahapan saluran air yang dibentuk sehingga
pelaksanaan pengisian lubang bekas tambang mengakibatkan tanah tidak dapat menahan
PT.BMB sudah sesuai dengan perencanaan resapan air dan terjadilah longsor
yakni seluas 4.42 Ha.
Penaburan tanah pucuk
Luas areal yang ditata
Penaburan tanah pucuk adalah aktivitas
Luas Areal yang sudah dilakukan perapian mengembalikan tanah pucuk (Top Soil) ke
dengan memperhatikan ketebalan lapisan area yang sudah dilakukan penataan lahan.
tanah penutup dan kestabilan lereng. Berdasarkan Hasil pengamatan terhadap
Berdasarkan hasil perbandingan dan penaburan tanah pucuk dapat dilihat pada
pengamatan secara visual dilapangan antara Tabel berikut.
rencana dan realisasi luas areal yang ditata Tabel .4. Penaburan tanah pucuk
dapat dilihat pada Tabel berikut.
Rencana (Ton) Realisasi (Ton)
Tabel 2 Luas areal yang ditata No Ket

Luas areal Rencana Realisasi 17238 Ton 17238 Ton


No Ket 1 100 %
dibuka (Ha) (Ha) (Ha)
Sumber : Data Olah
1 4.42 Ha 4.42 Ha 100 %
4.4208 Ha
Sumber : Data Olah Data Penaburan Top Soil didapatkan
Data Tersebut menunjukan Realisasi persentase 100% dengan realisasi 17238 Ton
Penaatan Lahan di lokasi mencapai persentase dengan rata-rata ketebalan soil antara 30-50
100% dimana area yang dilakukan pengisian cm, data ini didapatkan berdasarkan standar
lubang tambang seluas 4.42 Ha. Hal ini operasional penaburan top soil dan kondisi
menunjukan tahapan pelaksanaan penataaan aktual pada area reklamasi yang baru
lahan sudah sesuai dengan perencanaan yakni dilakukan penebaran top soil. Hal ini
seluas 4.42 Ha. menunjukan tahapan Penaburan Tanah Pucuk
sudah sesuai dengan perencanaan yakni
Kestabilan lereng sebanyak 17238 Ton. Penaburan tanah pucuk
sesuai dikarenakan tanah pucuk segera
Kestabilan Lereng adalah kegiatan dihampar di area setelah selesai penaatan
pengamatan yang dilakukan untuk mengetahui lahan dengan rata-rata ketebalan antara 30-50
kestabilan lahan yang telah ditata terutama cm.
terhadap terjadinya longsor. Berdasarkan Hasil Hasil pengecekan terhadap kegiatan
pengamatan kestabilan lereng di lokasi penataan lahan dapat diketahui pelaksanaan
penelitian dapat dilihat pada Tabel 5.3. sesuai dengan rencana yang dilakukan dengan
persentase keseluruhan mencapai angka 95%,

100
EnviroScienteae Vol. 17 No. 3, November 2021

hal ini menunjukan pelaksanaan Penataan terdapat paritan dengan fungsi paritan tersebut
Lahan serius dilakukan perusahaan, namun yang tidak efektif di buktikan dengan
masih terdapat kekurangan dalam banyaknya sedimen di paritan yang
pembentukan bench ataupun penyesuaian diakibatkan dari erosi. Sistem Drainase air
desain sehingga terjadi longsor dalam skala yang minim mengakibatkan laju air hujan akan
ringan yang dapat mempengaruhi dalam membuat paritan alami yang dapat menggerus
pelaksanaan revegetasi. lapisan tanah merah yang larut ke dalam
paritan sehingga mengakibatkan tanaman
Pengendalian Erosi dan Sedimentasi menjadi lamban tumbuh dikarenakan
kurangnya nutrisi dari sisa tanah pucuk.
Pelaksanaan Pengendalian Erosi dan
Sedimentasi adalah aktivitas pembuatan Penanaman cover crop
konservasi tanah, penanaman covercrop untuk
mencegah terjadinya erosi dan sedimentasi Penilaian dilakukan langsung di
lapisan tanah pucuk agar tahapan Revegetasi lapangan untuk areal persiapan tanaman.
dapat berhasil. Dalam penilaian Pengendalian Sedangkan untuk reklamasi yang telah
Erosi dan Sedimentasi memiliki bobot 20 dari berlangsung lama dan tanaman pokok sudah
100 yang menunjukan tidak kalah penting tumbuh besar maka penilaian berdasarkan data
dibandingkan Penataan lahan dan Penanaman. laporan/dokumentasi yang ada di perusahaan.
Berdasarkan hasil penelitian pelaksanaan Karenanya dalam penilaian ini didapatkan
Pengendalian Erosi dan Sedimentasi di PT. berdasarkan dokumentasi yang ada di
Binuang Mitra Bersama sebagai berikut. perusahaan seperti pada Tabel 5.5

Pembuatan bangunan konservasi tanah Tabel 6 Kondisi penanaman cover crop


No Renc (Ha) Real (Ha) Ket
, Pembuatan bangunan konservasi tanah
sasarannya adalah pembuatan check dam, dam 1 35/Ha 25/Ha 86 %
penahan, saluran diversi, pengendali jurang, Sumber : Data Olah
drop structure dan lain- lain sesuai dengan Penanaman cover crop atau tanaman
lokasi dan jenis kegiatan yang tercantum menjalar Berdasarkan Data cover crop
dalam rancangan. Penilaian dilaksanakan didapatkan hasil persentase 72% dengan
dengan melihat rencana dan laporan realisasi realisasi penaburan copercrop sebanyak 25
yang ada di perusahaan dan mengamati secara kg/Ha. Sedangkan rencana sebanyak 35 kg/ha.
langsung bangunan konservasi tanah yang ada Pertumbuhan cover crop yang kurang juga
di lapangan serta melakukan pencatatan berpengaruh terhadap erosi tanah karena
terhadap jumlah dan jenis bangunan yang ada, tutupan lahan tidak tertutup seluruhnya
kondisinya (baik atau rusak) dan kesesuaian sehingga mengakibatkan tingginya erosi pada
fungsinya (bermanfaat atau tidak). Hasil area reklamasi. Selain itu penggunaan
pengamatan dicatat dan selanjutnya copercrop juga hanya satu jenis yakni
direkapitulasi sebagaimana pada Tabel Centrosema Pubescens (CP) yang memiliki
berikut. kekurangan pertumbuhan cenderung lambat
dan berusian pendek.
Tabel 5 Kondisi pengendalian erosi dan
Penilaian erosi dan sedimentasi
sedimentasi
Penilaian erosi dan sedimentasi
Jumlah (Unit) dilakukan dengan melihat langsung kejadian
Jenis Kondisi Ket
(Unit) erosi di lapangan, apakah terjadi erosi parit
No Bangunan Kurang
Renc Real
Bermanfaat dan erosi alur atau tidak. Hasil pengamatan
terhadap erosi dapat dilihat pada Tabel berikut
1 Paritan 8 4 4 Erosi Tabel 7 Kejadian erosi dan sedimentasi
Kejadian
Sumber : Data Olah No Luas (Ha) Ket
Erosi (%)
Pembuatan bangunan konservasi tanah 1 4.4208 Ha >20% Berat
sangat minim, berdasarkan pengamatan hanya Sumber : Data Olah
101
Upaya Peningkatan Perusahaan Dalam Pelaksanaan Revegetasi Pascatambang Di Pt. Binuang
Mitra Bersama (Ahdyannor .M.I., Kissinger, Priatmadi .B.J., Badaruddin)

Penilaian erosi dan sedimentasi Luas Areal Penanaman


dilakukan dengan melihat langsung kejadian
Pengukuran luas areal penanaman
erosi di lapangan. Hasil Pengamatan Visual
dilakukan terhadap realisasi luas
dilapangan terhadap erosi alur dan erosi
penanaman/revegetasi yang dinyatakan dalam
paritan termasuk kedalam kategori Berat, Hal
luas areal yang ditanam dalam satuan Ha dan
ini dikarenakan top soil banyak terdapat di
dibandingkan terhadap rencana luas
paritan dan ketebalan top soil pada area
penanaman/revegetasi sesuai dengan rancangan
penanaman sangat tipis. Diperlukan perbaikan
reklamasi.
dalam pengendalian erosi dan sedimentasi
Pengukuran luas tanaman dilakukan
kedepannya agar area reklamasi yang sudah
dengan cara memetakan areal penanaman
dilakukan penanaman dapat tumbuh
dengan menggunakan GPS. Hasil perhitungan
sebagaimana mestinya. Selain itu juga
selanjutnya ditabulasi sebagaimana pada Tabel
berdasarkan data pendukung dari Laporan
Berikut
Pemantauan Lingkungan dan Pengelolaan
Lingkungan (RKL-RPL) PT. BMB Semester
II tahun 2019 menunjukan Erosi di area Tabel 8 Luas tanaman pada setiap Blok Tanam
reklamasi masuk dalam tingkat bahaya erosi No Luas Tanaman Ket
Berat dengan Nilai Erosi 15.53 (ton ha. Thn). Rencana (Ha) Realisasi
Pelaksanaan pengendalian erosi dan 1 4.42 Ha 3.13 70%
sedimentasi di PT. BMB perlu dilakukan
peningkatan dalam keseluruhan sub nya, Sumber : Data Olah
dimulai dalam pembuatan konservasi tanah Luas Areal Penanaman Berdasarkan
yang harus menyesuaikan manfaat dan Realisasi Luas Tanaman dengan luas area
fungsinya agar dapat meminimalisir erosi mencapai 3.13 Ha dari rencana sebanyak 4.42
yang terjadi, dalam penggunaan cover crop Ha, penanaman tidak 100%
juga harus ditingkatkan secara kuantitas per
hektar dan secara jenis dengan mencoba Persentase Tumbuh Tanaman
tumbuhan merambat alternatif lainya seperti
padi-padian, kacang-kacangan dan sejenisnya. Persentase Tumbuh Tanaman dilakukan
Selain itu keberhasilan Reklamasi tidak lepas melalui sensus keseluruhan area didapatkan
dari perencanaan dan pelaksanaan yang hasil persentase tumbuh tanaman sebanyak 70%
melibatkan tenaga teknis maupun tenaga dengan realisasi penanaman sebanyak 1958 bibit
operasional yang berkompeten dan dari rencana sebanyak 2763 bibit. Berdasarkan
berpengalaman. Karenanya perlu dilakukan data tersebut menunjukan pelaksanaan
pelatihan untuk meningkatkan kompetensi penanaman ulang di area PT. BMB belum
pekerja atau melakukan perekrutan tenaga ahli memenuhi target dari rencana yang ditetapkan.
teknis yang memiliki pengalaman dan Jumlah Tanaman
kompetensi dalam pelaksanaan reklamasi.
Perhitungan jumlah tanaman hasil
Penanaman/Revegetasi revegetasi dilakukan melalui sensus keseluruhan
area dan didapatkan hasil penanaman dengan
Penanaman/Revegetasi adalah aktivitas rerata 443/Ha yang didapatkan dari hasil.
penanaman kembali di area bekas tambang yang Jumlah Tanaman melalui sensus keseluruhan
sudah dilakukan penaatan lahan untuk area didapatkan hasil penanaman dengan rerata
mengembalikan kondisi hutan menyerupai 443/Ha yang masih dibawah standar yakni
kondisi awal, dalam penilaian 625/Ha. Persentase tumbuh tanaman dan jumlah
Penanaman/Revegetasi memiliki Bobot paling tanaman yang masih dibawah target diakibatkan
besar yakni sebanyak 50 dari 100 yang tidak adanya perawatan lanjutan dari PT.BMB
menunjukan aktivitas ini paling berperan dalam mulai tahun 2016 sampai dengan tahun 2018
pelaksanaan Reklamasi. Berdasarkan hasil baru dilakukan perawatan dan penanaman serta
penelitian Penanaman/Revegetasi di PT. penyulaman tanaman yang mati.
Binuang Mitra Bersama sebagai berikut.

102
EnviroScienteae Vol. 17 No. 3, November 2021

Komposisi Jenis Tanaman Perhitungan total nilai didapatkan nilai


63.5 yang menunjukan hasil reklamasi masuk
Komposisi jenis Tanaman lokal Hanya dalam kriteria Sedang atau hasil pelaksanaan
sebanyak 25% dari 1958 hanya 488 bibit yakni reklamasi diterima dengan catatan perlu
matoa, sungkai, nangka, jambu, durian, petai, dilakukan perbaikan sampai mencapai nilai >
cempedak. Namun tanaman buah atau tanaman 80. Dalam penilaian ini dapat diketahui bahwa
lokal yang di tanam tidak tumbuh dengan baik. pelaksanaan reklamasi belum sesuai dengan
Kriteria minimal Reklamasi yakni sebesar 80,
dari 3 Indikator Penilaian menunjukan
Kesehatan Tanaman pelaksanaan Pengendalian Erosi dan
Sedimentasi memiliki nilai yang paling rendah
Kesehatan Tanaman berdasarkan yakni 10 dari bobot 20 dan Revegetasi memiliki
Pengamatan yang dilakukan didapatkan nilai 26 dari bobot 50, sedangkan Penataan
persentase sebanyak 75% dengan temuan Lahan memiliki nilai 28.5 dari bobot 30.
sebanyak 25% batang tanaman kurus, batang Berdasarkan hasil penilaian tersebut dapat
bengkok, daun berwarna kuning. Kesehatan diketahui perlu dilakukan strategi yang sesuai
tanaman juga dipengaruhi tidak adanya dalam proses perbaikan Reklamasi khususnya
perawatan terhadap tanaman yang tumbuh pada Indikator Pengendalian Erosi dan
sehingga menggangu perkembangan tanaman, Sedimentasi serta pada Indikator Revegetasi.
selain itu juga tidak dilakukan perawatan dalam
rentan tahun 2016 sampai dengan 2018.
KESIMPULAN
Pelaksanaan Revegetasi di PT. BMB
perlu dilakukan peningkatan dalam keseluruhan
sub nya, dimulai realisasi penanaman di seluruh Pelaksanaan reklamasi di PT Binuang
Mitra Bersama dapat disimpulkan diketahui
areal yang sudah dilakukan penataan agar dapat
memenuhi 100% penanaman, penambahan Pencapaian Penataan Lahan berdasarkan nilai
komposisi tanaman lokal agar dapat memenuhi bobot didapatkan angka sebesar 28.5 dari
40% dari total tanaman, dan perlu perawatan maksimal nilai bobot 30, Pencapaian
intens terhadap tanaman agar tanaman dalam Pengendalian erosi dan Sedimentasi berdasarkan
kategori sehat. Selain itu juga perlu dilakukan nilai bobot didapatkan angka sebesar 10 dari
maksimal nilai bobot 20, Pencapaian
perbaikan kualitas tanah reklamasi karena
Penanaman berdasarkan nilai bobot didapatkan
Penilaian Reklamasi
Penilaian Reklamasi menggunakan angka sebesar 26 dari maksimal nilai bobot 50.
Permenhut P.60/Menhut-II/2009 dengan Kriteria Perhitungan total nilai didapatkan nilai sebesar
dan Indikator Tingkat Keberhasilan Reklamasi 63.5 yang menunjukan hasil pelaksanaan
reklamasi masuk ke dalam kriteria Sedang atau
Hutan yang memiliki 3 indikator dan parameter
masing-masing yakni penataan lahan dengan hasil pelaksanaan reklamasi diterima dengan
bobot 30, pengendalian erosi dan sedimentasi catatan perlu dilakukan perbaikan sampai
dengan bobot 20, dan penanaman/revegetasi mencapai nilai > 80.
dengan bobot 50. Masing-masing indikator
memiliki masing-masing parameter keberhasilan Adman Burhanuddin. 2012. Potensi Jenis Pohon
yang berpengaruh dalam penilaian yang saling Lokal Cepat Tumbuh Untuk Pemulihan
berhubungan satu sama lain untuk memastikan Lingkungan Lahan Pascatambang
proses reklamasi berjalan sesuai dengan Batubara (Studi Kasus di PT. Singlurus
Pratama, Kalimantan Timur). Tesis.
indikator yang sudah ditentukan, Hasil Penilaian
Universitas Dipenogoro. Semarang.
Kriteria dan indikator dapat dilihat perhitungan
Adnyano Inung Arie. 2014. Penilaian Tingkat
sebagai berikut:
Keberhasilan Reklamasi (Permen ESDM
No.7 Tahun 2014) Lahan Bekas Tambang
TN = ((19/20)x30)+ ((10/20) x20+((13/25) x50)
Pit 1 PT Pipit Mutiara Jaya di Kabupaten
= 28.5 + 10 + 26
Lana Tidung Kalimantan Utara. Promine
= 63.5
Keterangan : Jurnal, Vol. 4 (1) : 34-39.
TN = Total nilai Budiana I Gede Eka, Jumani, Biantary Maya
Preva. 2017. Evaluasi Tingkat
Keberhasilan Revegetasi Lahan Bekas
103
Upaya Peningkatan Perusahaan Dalam Pelaksanaan Revegetasi Pascatambang Di Pt. Binuang
Mitra Bersama (Ahdyannor .M.I., Kissinger, Priatmadi .B.J., Badaruddin)

Tambang Batubara Di PT. Kitadin Site Pemerintah Daaerah Provinsi Kalimantan


Embalut Kabupaten Kutai Kartanegara Selatan. 2013. Peraturan Daerah Provinsi
Kalimantan Selatan. Jurnal Agrifor Kalimantan Selatan Nomor 1 Tahun 2013
Volome XVI Nomor 2. Tentang Reklamasi Lahan Pasca Tambang
M. Kamrullah, Hemon M. Tufaila, Syaf Batubara di Kalimantan Selatan.
Hasbullah. 2019. Evaluasi Pelaksanaan Banjarmasin
Reklamasi Lahan Penambangan Bijih Pemerintah Indonesia. 2009. Undang-Undang No
Nikel PT. Wijaya Inti Nusantara di 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan
Kecamatan Laeya Konawe Selatan. ISSN: Mineral dan Batubara. Jakarta
2502-4205 Jurnal Perencanaan Wilayah Portasya Rama. 2019. Evaluasi Tingkat
No.1 Vol. 4. P-ISSN 0216-0897 e-ISSN Keberhasilan Penatagunaan Lahan,
2502-6267 Jurnal Analisis Kebijakan Revegetasi dan Penyelesaian Akhir
Kehutanan Vol.14 No.2 Hal 121-136. Dalam Kegiatan Reklamasi di Area
Menteri Energi dan Sumber Daya Alam Mineral Backfilling Pit 3 Timur PT. Bukit Asam
Republik Indonesia. 2018. Keputusan Tbk. Tanjung Enim Sumatera Selatan.
Menteri Energi dan Sumber Daya Alam Skripsi. Universitas Sriwijaya.
Mineral Republik Indonesia Nomor 1827 Palembang
K/30/MEM/2018 Tentang Pedoman Propantoko Hariadi. 2011. Revegetasi Tebing
Pelaksanaan Kaidah Teknik Dengan Metode Rambatan Pada Lahan
Pertambangan Yang Baik. Jakarta Pasca Penambangan Batubara PT.
Menteri Kehutanan Republik Indonesia. 2009. Mandiri Intiperkasa Nunukan Kalimantan
Peraturan Menteri Kehutanan Republik Timur. Skripsi. Institut Pertanian Bogor.
Indonesia Nomor : P.60/Menhut-II/2009 PT. Binuang Mitra Bersama. 2019. Laporan
Tentang Pedoman Penilaian Keberhasilan Pelaksanaan Reklamasi.
Reklamasi Hutan. Jakarta Putri Alvi Nadia. 2012. Evaluasi Keberhasilan
Menteri Kehutanan Republik Indonesia. 2011. Tanaman Hasil Revegetasi di Lahan Pasca
Peraturan Menteri Kehutanan Republik Tambang Batubara Site Lati PT. Berau
Indonesia Nomor : P.04/Menhut-II/2011 Coal Kalimantan Timur. Skripsi. Institut
Tentang Pedoman Reklamasi Hutan. Pertanian Bogor.
Jakarta Rande Shilvyanora Aprilia Rande. 2016. Analisis
Menteri Lingkungan Hidup. 2003. Keputusan Kesesuaian Lahan Bekas Tambang
Menteri Lingkungan Hidup No 113 Tahun Batubara pada PT. Asia Multi Invesama di
2003 tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Kabupaten Tebo Provinsi Jambi. Promine
Usaha Dan Atau Kegiatan Pertambangan Journal Vol4 (1) Page 17-27.
Batubara. Jakarta Rosento. 2018. Analisis Hubungan Kompetensi
Muchtedi Erpan, 2012 Reklamasi Lahan terhadap kinerja karyawan. Program
Pascatambang Timah dan tingkat studi administrasi Akademik Sekretari
pertambangan wilayah kabupaten Bangka. dan manajemen bina sarana informatika
Institut Pertanian Bogor. Bogor. (ASM BSI).
Muhdar Muhammad. 2015. Aspek Hukum Setyowati Rr Diah Nugraheni, Amala Nawahda
Reklamasi Pertambangan Batubara Pada Ahsanu, Aina Nila Nur Ursyiatur. 2017.
Kawasan Hutan di Kalimantan Timur. Studi Pemilihan Tanaman Revegetasi
Mimbar Hukum Vol. 27 No 3 Hal 472- Untuk Keberhasilan Reklamasi Lahan
486 Bekas Tambang. Jurnal Teknik
Munir Makhul, Setyowati RR Diah Nugraheni, Lingkungan Vol.3 No.1 : 14-20
2017. Kajian Reklamasi Lahan Pasca Suprapto. 2011. Aspek Hukum Tentang
Tambang di Jambi Bangka, Dan Reklamasi Pertambangan Batubara Studi
Kalimantan Selatan. ISSN 2598-6015, di Kecamatan Satui Tanah Bumbu. FH
Klorofil Vol. 1, 2017: 11-16 Unisba Vol XIII No.3
Nugroho Ardiyanto W, Yassir Ishak. 2017. Susilo Adi, Suryanto, Sugiarto Sri, Maharani
Kebijakan Penilaian Keberhasilan Rizki. 2010. Status Riset Reklamasi Bekas
Reklamasi Hutan Pasca-tambang Batubara Tambang Batubara. Samarinda
Indonesia. Jurnal Analisis Kebijakan Suwardi, Iskandar. 2009. Meningkatkan
Kehutanan Vol. 14 No.2 :121-136 Keberhasilan Reklamasi Lahan Bekas

104
EnviroScienteae Vol. 17 No. 3, November 2021

Tambang. Pusat Studi Reklamasi


Tambang. Lembaga Penelitian dan
Pengabdian Masyarakat Institut Pertanian
Bogor. Bogor
Tim Komunikasi Energi Sumber Daya Mineral &
Alam, 2018. Cadangan Batubara
Indonesia Sebesar 26 Miliar Ton
Yusuf Budi, 2008. Arahan Strategi Kebijakan
Reklamasi Lahan Pasca Penambangan
Nikel pada Lahan Konsesi PT. Aneka
Tambang TBK Unit Bisnis Pertambangan
Nikel Daerah Operasi Maluku Utara
upaten Halmahera Timur Provinsi Maluku
Utara. Tesis. Institut Pertanian Bogor.
Bogor.

105

You might also like