You are on page 1of 10

PENERAPAN TEKNIK SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS DALAM

MENINGKATKAN PROFESIONALISME GURU DI SEKOLAH KREATIF


SD MUHAMMADIYAH 20 SURABAYA

Umun Choiriyah Sholichah


Program Studi Manajemen Pendidikan Pasca Sarjana Unesa
arliartdesain@gmail.com

Abstract: This research process aims to understand and the application of supervision technic of
class visitation to improve teacher professionalisme in creative school sd muhammadiyah 20
surabaya. This type of research is qualitative research. The subjects of this study were
principals and teachers. Data analysis is done by data collection, data condensation, data
presentation, and conclusion drawing. The results of this research are (1) Planning of
classroom visit supervision technique with pre observation, observation in KBM
implementation, observation result analysis, process observation, conducting observation
feedback, preparing follow-up program and implementing follow-up program; (2) the
implementation of supervision of class visits by the principal is based on the following steps:
the initial meeting stage (analyzing the lesson plan, determining the aspects to be observed
in the lesson), the observation stage (note objectively and selectively PPI and events during
the lesson) (Analyzing the results of observation with the teacher, interpreting the results of
the analysis, determining the aspects that must be done to help improve the PPI and teacher
behavior in teaching and learning) and (3) improving the performance of teachers in
preparing syllabus and PPI that has not complied with the established standards. The
principal's follow-up is to provide periodical guidance to teachers to improve professionalism.
Keywords: Personnel Management, Teacher’s Discipline, Teacher’s Discipline
Improvement

Abstrak: Proses penelitian ini bertujuan untuk memahami dan mendeskripsikan Penerapan Teknik
Supervisi Kunjungan Kelas dalam Meningkatkan Profesionalisme Guru di Sekolah Kreatif
SD Muhammadiyah 20 Surabaya. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Subjek
penelitian ini adalah kepala sekolah dan guru. Analisa data dilakukan dengan pengumpulan
data, kondensasi data, penyajian data, dan penarikan simpulan. Hasil penelitian ini adalah
(1) Perencanaan teknik supervisi kunjungan kelas dilakukan dengan pra observasi,
observasi dalam pelaksanaan KBM, analisa hasil observasi, mengolah hasil observasi,
melakukan umpan balik hasil observasi, menyusun program tindak lanjut dan melaksanakan
program tindak lanjut; (2) pelaksanaan supervisi kunjungan kelas oleh kepala sekolah
disusun berdasarkan langkah-langkah yaitu: tahap pertemuan awal (menganalisis rencana
pembelajaran, menetapkan aspek yang akan diamati dalam pembelajaran), tahap
pengamatan (mencatat secara obyektif dan selektif PPI dan peristiwa selama pembelajaran)
dan tahap pertemuan balikan (menganalisa hasil observasi bersama guru, menginterpretasi
hasil analisa, menetapkan aspek-aspek yang harus dilakukan untuk membantu
meningkatkan PPI dan perilaku guru dalam belajar mengajar) dan (3) meningkatkan kinerja
guru dalam menyusun silabus dan PPI yang belum sesuai standar yang ditetapkan. Tindak
lanjut kepala sekolah adalah akan memberikan pembinaan kepada guru secara periodik
untuk meningkatkan profesionalisme.
Kata Kunci: Penerapan, supervisi, supervisi kunjungan kelas, profesionalisme guru.

141
142 Jurnal Dinamika Manajemen Pendidikan, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2017, 141-150

Anak berkebutuhan khusus dijelaskan oleh dan kependidikan secara


Heward (2003), sebagai anak dengan berkesinambungan, (4) Melaksanakan
karakteristik khusus yang berbeda dengan pembinaan aqidah, akhlaqul karimah dan
anak pada umumnya tanpa menunjukkan sikap kompetitif di era globalisasi, (5)
pada ketidakmampuan mental, emosi atau Menerapkan sistem pengembangan
fisik. Yang termasuk kedalam ABK antara pembelajaran berbasis teknologi dan
lain: tuna netra, tuna rungu, tuna grahita, perduli lingkungan, (6) Melaksanakan
tuna daksa, tuna laras, anak yang kesulitan pembelajaran SCEIJOL (Student Creative,
belajar, anak dengan gangguan kesehatan, Effective, Inovative an Joyful Learning), (7)
gangguan perilaku, gangguan emosi, juga Melaksanakan model multiple intelligence
anak berbakat (gifted), dan anak bertalenta dalam pembelajaran, (8) Menerapkan
(talented). sistem pengembangan live skill. Dengan
Sejalan dengan penjelasan di atas, Motto ”kreatif berkembang dan berusaha
Bachri (2010) menjelaskan bahwa Anak untuk lebih baik”, berharap menjadi salah
berkebutuhan khusus (ABK) diartikan satu sekolah yang berkontribusi
sebagai individu-individu yang mempunyai memperbaiki sistem pendidikan di masa
karakteristik yang berbeda dari individu yang akan datang.
lainnya yang dipandang normal oleh Berharap dapat memberikan pelayanan
masyarakat pada umumnya. Memang pebelajaran yang berbeda dari kebanyakan
secara khusus siswa ABK menunjukkan sekolah yang ada, Sekolah Kreatif SD
karakteristik fisik, intelektual, dan emosional Muhammadiyah 20 Surabaya mendesain
yang lebih rendah atau lebih tinggi dari pembelajarannya; sebagai berikut: (1) Kelas
anak normal sebayanya bahkan berada di kecil, 25 anak dengan 2 guru dan
luar standar normal yang berlaku di disediakan shaddow teacher untuk
masyarakat. Mereka akan mengalami mendampingi siswa dengan kebutuhan
kesulitan dalam meraih sukses baik dari khusus; (2) Pembelajaran SCEIJOL
segi sosial, personal, maupun aktivitas (Student Creative, Effective, Inovative an
pendidikan. Untuk itu dibutuhkan guru-guru Joyful Learning); (3) Pembelajaran terpadu
professional yang dipersiapkan khusus (Integrated) yang diterapkan di Sekolah
menangani siswa-siswi dengan kebutuhan Kreatif SD Muhammadiyah 20 Surabaya,
istimewa. Dengan harapan guru tersebut yaitu: (a) Aplikatif, (b) Tematik, sesuai
siap membantu mereka mengurangi dengan kurikulum 2013, (c) Menekankan
kesulitan yang dialami dan memaksimalkan pada pembentukan karakter (Caracter
kemampuan yang sangat menonjol pada building), (d) Dikemas dalam edutainment
masing-masing siswa ABK. (education and entertainment).
Fokus dalam penelitian ini tertuju pada Peneliti tertarik melakukan penelitian di
sebuah sekolah regular yang menerima Sekolah Kreatif SD Muhammadiyah 20
siswa ABK seperti di Sekolah Kreatif SD Surabaya, karena sekolah tersebut unik.
Muhammadiyah 20 Surabaya. Sejalan Sekolah Kreatif SD Muhammadiyah 20
dengan kebijakan pendidikan menengah Surabaya adalah sekolah regular yang
universal dan hasil studi pendahuluan yang menerima siswa ABK. Sekolah ini
dilakukan peneliti untuk mendapatkan menyediakan kelas khusus dengan materi-
gambaran mengenai Sekolah Kreatif SD materi sepesial, penanganan khusus,
Muhammadiyah 20 Surabaya dapat disertai terapi di sebuah kelas yang diberi
dijelaskan, sebagai berikut: pertama; visi nama “Kelas Hebat”. Kelas hebat adalah
sekolah ini yaitu Sekolah Kreatif bermutu sebutan yang diberikan untuk sebuah kelas
dalam menyiapkan generasi islami, yang dipersiapkan oleh Sekolah Kreatif SD
kompetitif dan perduli lingkungan hidup. Muhammadiyah 20 Surabaya sebagai kelas
Kedua; misi Sekolah Kreatif SD tambahan untuk para siswa ABK. Kelas ini
Muhammadiyah 20 Surabaya, antara lain: didesain secara khusus, dan berbeda
(1) Mengembangkan lingkungan sekolah dengan kelas regular kebanyakan. Dalam
yang islami dan kondusif untuk belajar, (2) kelas ini disiapkan materi-materi khusus.
Menerapkan sistem pengembangan Kelas ini digunakan sebagai ruang terapi
kreatifitas yang berkelanjutan, (3) dan pelayanan para siswa ABK juga untuk
Melaksanakan pembinaan tenaga pendidik ruang konseling.
Umun Choiriyah Sholichah, Penerapan Teknik Supervisi … 143

Para siswa ABK juga akan Undang-Undang Republik Indonesia


mendapatkan perlakuan yang sama dengan nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
siswa normal lainnya di kelas regular sesuai Pendidikan Nasional Bab XI yang
tingkat usia masing-masing siswa ABK. membahas secara detail seorang pendidik,
Siswa ABK belajar di kelas hebat tersebut pasal 39 ayat 2 disebutkan “Pendidik
sesuai jadwal yang dipersiapkan secara merupakan tenaga professional yang
terpisah dengan kelas reguler. Guru yang bertugas merencanakan dan melaksanakan
terlibat di dalam kelas ini adalah Guru proses pembelajaran, menilai hasil
Pembimbing Khusus (GPK), shadow pembelajaran, melakukan bimbingan, dan
teacher dan di kelas hebat terdapat seorang pelatihan serta melakukan penelitian dan
psikolog yang bertugas menterapi juga pengabdian kepada masyarakat”.
menangani siswa ABK secara personal. Profesional (dari bahasa Inggris) berarti
Dengan tujuan untuk melaksanakan ahli, pakar, mumpuni dalam bidang yang
model multiple intelligence dalam sistem digeluti. Sutarsih dan Nurdin (2009: 311),
pembelajaran yang tertuang dalam misi mengemukakan bahwa guru merupakan
sekolah point ke-7, sekolah ini berharap kunci penting dalam keberhasilan
para siswanya merasa saling memiliki, memperbaiki mutu pendidikan, guru
menghormati, menyayangi teman-teman merupakan titik sentral dalam usaha
mereka yang memiliki kebutuhan khusus. mereformasi pendidikan. Mereka menjadi
Dengan konsep multiple intelligence ini kunci keberhasilan setiap usaha
sekolah berharap dapat mengajarkan peningkatan mutu pendididkan.
kepada siswa untuk selalu bersyukur atas Pembaharuan kurikulum, pengembangan
apa yang mereka miliki dan metode mengajar, peningkatan pelayanan
memperkenalkan bahwa terdapat banyak belajar, penyediaan buku teks, hanya akan
sekali anak yang berbeda seperti berarti apabila melibatkan guru.
kebanyakan yang mereka lihat selama ini, Menurut Judith (Syarifudin, 2002: 109),
seperti halnya teman mereka yang memiliki perbaikan kelas ialah usaha untuk
kebutuhan khusus. mencapai tujuan perubahan kondisi
Saat ini pemerintah sedang pembelajaran secara lebih efektif. Cita-cita
menggalakkan penyelenggaraan luhur pendidikan tersebut di atas, pertama-
pendidikan inklusi, akan tetapi tidak diikuti tama digerakkan oleh para guru yang telah
tersedianya guru-guru yang berkopetensi lebih dahulu memiliki kemampuan dan
dalam menangani siswa ABK. Idealnya di kompetensi dibandingkan dengan para
sekolah inklusi atau pun sekolah regular peserta didik. Namun tak dapat dipungkiri
yang menerima siswa ABK memiliki guru- bahwa dalam usaha melaksanakan
guru professional untuk dipersiapkan kegiatan pendidkan, terdapat banyak
khusus menangani siswa-siswa dengan persoalan yang dihadapi. Untuk membantu
kebutuhan istimewa. Pada guru dalam mengatasi kesulitan-kesulitan
penyelenggaraan sekolah regular yang tersebut, maka dilaksanakan suatu kegiatan
menerima siswa ABK dibutuhkan insrument yang dikenal dengan istilah supervisi.
input memadai sebagai penunjang keber- Dalam hal memilih Sekolah Kreatif SD
hasilan program inklusifitas. Muhammadiyah 20 Surabaya sebagai
Guru merupakan komponen sumber obyek penelitian adalah terdapatnya kelas
daya manusia yang penting dalam khusus (Kelas Hebat) yang didalamnya
keberadaannya pada sebuah kelas yang telah ditempatkan guru-guru yang sesuai
memiliki siswa ABK. Guru harus dibina dan dengan kapasitas untuk menangani siswa
dikembangkan secara terus menerus agar ABK. Guru yang dipersiapkan dalam kelas
berpotensi dan dapat melakukan fungsinya tersebut dapat menjadi acuan dalam
secara professional dalam menangani penempatannya. Guru-guru tersebut dapat
siswa ABK, walau hanya pada sebuah secara profesional menerapkan bidang
sekolah reguler. Menurut Saroni (2006: keilmuannya pada kemampuan dasar yang
128), guru adalah orang yang memberikan dimilikinya, sehingga dapat memenuhi
ilmu, pengetahuan, kepandaian, dan kebutuhan guna menangani siswa
keterampilan yang dimilikinya kepada orang ABK.namun dalam praktiknya, tidak semua
lain dalam sebuah interaksi sosial. guru dalam kelas hebat memiliki kualifikasi
144 Jurnal Dinamika Manajemen Pendidikan, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2017, 141-150

profesional. Dalam upaya tersebut dilakukan secara berkala. Akan tetapi untuk
dibutuhkan teknik supervisi yang sesuai kelas hebat masih dilakukan satu kali dan
untuk terciptanya pendidik professional, itu pun belum dioptimalkan. Alasan yang
maka teknik supervisi kunjungan kelas akan muncul adalah karena kepala sekolah
dapat menjadi salah satu solusi dari sedang memusatkan konsentrasi untuk
permasalahan yang muncul di Sekolah pembenahan aspek-aspek vital sekolah
Kreatif SD Muhammadiyah 20 Surabaya. lainnya.
Salah satu upaya meningkatkan Menarik untuk dikaji lebih jauh, bahwa
profesionalisme guru, yaitu melalui Sekolah Kreatif SD Muhammadiyah 20
supervisi. “With regard to academic Surabaya adalah salah satu lembaga
development, the educational supervisor pendidikan percontohan di wilayah barat
can discuss learning styles, progress with Surabaya, yang memiliki fasilitas kelas
training and time management” (Passi, khusus untuk siswa ABK. Sehingga menjadi
2016). Melalui supervisi dapat diketahui dua satu keniscayaan bahwa kualitas sumber
aspek, yaitu “what do teachers teach and daya yang ada didalamnya benar-benar
how is it taught” (Coenders & Terlouw, dapat dipertanggungjawabkan. Di sisi lain,
2015). Upaya ini dilakukan guna melihat makin banyaknya kebutuhan warga sekitar
dan mengetahui teknik, cara, kemampuan untuk menyekolahkan putra-putrinya yang
dan kinerja seorang guru, khususnya guru berkebutuhan khusus di sekolah inklusi
yang menangani siswa ABK dan dalam atau pun sekolah reguler yang memiliki
proses penerapan belajar mengajar. fasilitas untuk siswa ABK selain di sekolah
Tentunya hal ini dituntut peran aktif serta luar biasa.
kemampuan kepala sekolah selaku Banyaknya sekolah yang menerima
pimpinan yang mempunyai tanggung jawab siswa ABK tidak disertai dengan
besar dalam meningkatkan profesionalisme pembekalan tenaga professional dalam
guru yang setiap saat terlibat langsung penanganan siswa ABK yang notabene
dalam proses kepemimpinan di sekolah butuh perlakuan dan tindakan lebih khusus.
baik pada segi pengembangan manajemen Paparan tersebut membuktikan, bahwa
maupun dalam proses belajar mengajar. adanya persoalan yang sangat penting dan
Hal ini sesuai dengan pendapat Pidarta mendesak untuk dibenahi. Dengan harapan
(2009: 17-18), yang menyatakan: agar mampu memberikan jaminan yang
“Tugas kepala sekolah sebagai sama bagi setiap peserta didik terutama
pemimpin maupun sebagai supervisor siswa ABK yang sering timbul diskriminasi
adalah membantu guru di sekolah untuk pada mereka.
mengembangan profesinya, guru adalah Mengacu pada penjelasan di atas,
salah satu komponen pendidikan yang maka peningkatan profesionalisame guru
sangat dominan dalam peningkatan mutu dan peraran seorang supervisor yaitu
pendidikan, sedangkan kepala sekolah kepala sekolah dalam menjalankan teknik
sebagai administrator terdepan yang setiap supervisi kunjungan kelas. Perlu
saat dituntut untuk bertindak sebagai dioptimalkan dalam upaya peningkatan
supervisor yang memiliki peran dan kualitas pembelajaran. Dengan mencermati
tanggung jawab yang besar untuk membina apa yang terjadi pada Sekolah Kreatif SD
guru di sekolah”. Muhammadiyah 20 Surabaya, maka perlu
Pernyataan tersebut dipertegas oleh diadakan sebuah penelitian guna mencari
Imron (Suryasubroto, 2000: 43) bahwa, jalan keluar dari permasalahan tersebut.
kadar kualitas guru ternyata dipandang Sehingga hasilnya dapat menjadi acuan
sebagai penyebab kadar kualitas out-put bagi sekolah lainnya yang menerima siswa
sekolah. Mengingat hal ini, kadar kualitas ABK.
guru harus lebih diberdayakan sebagai Menurut Mark (1991: 278), yang
suatu signal penting dalam peningkatan dilakukan oleh kepala sekolah dalam
mutu pendidikan diantaranya dengan kunjungan kelas adalah:
penerapan teknik supervisi pendidikan. a. Memfokuskan pada situasi belajar
Data real yang ada di Sekolah Kreatif mengajar,
SD Muhammadiyah 20 Surabaya, bahwa b. Bertumpu pada upaya proses belajar
teknik supervisi kunjungan kelas belum mengajar,
Umun Choiriyah Sholichah, Penerapan Teknik Supervisi … 145

c. Membantu guru-guru secara kongkrit Menurut Arifin (1995: 105) mengemukakan


untuk memajukan proses belajar bahwa profession mengandung arti yang
mengajar, sama dengan kata occupation atau
d. Menolong guru-guru agar dapat pekerjaan yang memerlukan keahlian yang
mengevaluasi diri sendiri, dan diperoleh melalui pendidikan atau latihan
e. Secara bebas memberikan kebebasan khusus.
pada guru, agar dapat berdiskusi Dalam buku yang ditulis oleh Kunandar
dengannya mengenai problem-problem (2007: 2), disebutkan pula bahwa
yang dihadapinya dalam proses belajar profesionalisme berasal dari kata profesi
mengajar mereka. yang artinya suatu bidang pekerjaan yang
Seiring dengan pendapat Burhanuddin ingin atau akan ditekuni oleh seseorang.
(1994: 328), kunjungan kelas adalah teknik Profesi juga diartikan sebagai suatu jabatan
pembinaan oleh guru, kepala sekolah, atau pekerjaan tertentu yang mensyaratkan
pengawas dan Pembina lainnya untuk pengetahuan dan keterampilan khusus
mengamati pelaksanaan proses belajar yang diperoleh dari pendidikan akademis
mengajar sehingga memperoleh data yang intensif. Jadi, profesi adalah suatu
pendidikan yang diperlukan untuk keperluan pekerjaan atau jabatan yang menuntut
tindak lanjut dalam rangka pembinaan. keahlian tertentu.
Tujuannya menolong guru-guru untuk Berdasarkan definisi di atas, maka
menghadapi masalah-masalah yang dapat ditarik kesimpulan bahwa profesi
mereka hadapi, yang ada hubungannya adalah suatu pekerjaan atau keahlian yang
dengan proses belajar mengajar di kelas. mensyaratkan kompetensi intelektualitas,
Melalui kunjungan kelas guru-guru dibantu sikap dan keterampilan tertentu yang
melihat dengan jelas masalah yang mereka diperolah melalui proses pendidikan secara
alami, menganalisis secara kritis, dan akademis.
mendorong mereka untuk menemukan
alternatif pemecahannya. METODE
Dengan demikian, dapat disimpulkan Pendekatan yang digunakan dalam
bahwa kunjungan kelas merupakan cara penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif.
supervisi untuk melihat guru mengajar di Penelitian dimaksudkan untuk
kelas dan ingin memperoleh data mengenai
mengungkapkan fenomena di lapangan
keadaan sebenarnya selama guru
mengajar. Dan data itu digunakan sebagai sesuai dengan fakta dan keadaan yang
dasar bagi supervisor untuk melakukan sebenarnya, supaya jelas diketahui dan
pembinaan terhadap guru yang kelasnya dijadikan landasan di dalam
dikunjungi. mengembangkan pemahaman
Menurut Pidarta (2009: 104-108), perbandingan objek yang diteliti yaitu
proses supervisi dilakukan sebagai berikut:
supervisi.
a. Persiapan Supervisi.
b. Proses Supervisi. Penelitian ini dipersiapkan untuk
c. Pertemuan balikan. mendeskripsikan perilaku dan keadaan
Dalam pelaksanaan penelitian, serta pelaksanaan supervisi kunjungan
nantinya supervisor hanya mengambil kelas oleh kepala sekolah di Sekolah Kreatif
sampel saja, dengan alasan sebagai SD Muhammadiyah 20 Surabaya, meliputi:
berikut: (a) menurut hasil supervisi a. Bentuk-bentuk pelaksanaan supervisi di
sebelumnya guru bersangkutan memiliki kelas hebat,
kelemahan pada bidang tertentu, (b) b. Faktor-faktor yang mempengaruhi
menurut kesepakatan antara guru dan pelaksanaan supervisi di kelas hebat,
supervisor pada pertemuan balikan, (c) c. Hasil pelaksanaan supervisi di kelas
guru sendiri membutuhkan perbaikan pada hebat dalam meningkatkan dan
bidang itu, sehingga supervisi hanya akan menciptakan guru professional oleh
berorientasi pada bidang tersebut. kepala sekolah.
Istilah profesionalisme berasal dari Pidarta (2012: 20-22), berpendapat
profession. Dalam Kamus Inggris Indonesia bahwa rancangan-rancangan penelitian
(1996), “profession berarti pekerjaan”.
146 Jurnal Dinamika Manajemen Pendidikan, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2017, 141-150

aksi atau tindakan harus mencapai 4 hal Beberapa guru yang mengajar di kelas
pokok, yaitu: studi awal, tindakan/aksi, hebat menunjukkan bahwa masih
siklus penelitian dan perbandingan hasil banyak kekurangan yang harus
tindakan tiap siklus. diperbaiki dalam proses belajar
Menurut Pidarta (2008: 12), data pada mengajar.
umumnya diambil dengan cara observasi, 3. Kemampuan melaksanakan
wawancara dan dokumentasi. Analisis data pembelajaran
yang dipakai dalam penelitian ini menurut Guru masih terkesan trial and error
Miles dan Huberman (2014: 31-33), adalah dalam penguasaan materi pembelajaran.
analisis data model Miles dan Huberman,
yaitu (1). Kondensasi data (data Pelaksanaan Supervisi Teknik
condensation), (2). Display atau penyajian Kunjungan Kelas Siklus Pertama
data (display data), dan (3). Penarikan a. Perencanaan/persiapan
kesimpulan (drawing and verifying Kepala sekolah selalu mencatat
conclusion). penemuan supervisi menggunakan buku
harian khusus.
HASIL b. Pelaksanaan/Proses
Berdasarkan desain penelitian yang Beberapa guru merasa kokuk dengan
telah dirancang, maka tindakan penelitian keberadaan kepala sekolah, juga ada
ditempuh dengan beberapa langkah yaitu: yang merasa kegiatan supervisi hanya
(1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan dan untuk mencari kesalahan-kesalahan
observasi, (3) Refleksi, dan (4) Revisi. yang guru lakukan di dalam kelas.
Langkah-langkah tindakan tersebut c. Pertemuan balikan
dilaksanakan secara berulang berupa Beberapa tidak perlu dijadwal untuk
siklus-siklus hingga semua permasalahan kegiatan pertemuan balikan, karena
dalam fokus penelitian tuntas. Sebelum kepala sekolah telah melakukan proses
sampai pada siklus pertama peneliti ini disaat poses supervisi berlangsung.
melakuakn pra siklus atau studi awal Kepala sekolah hanya melakukan
terlebih dahulu. kegiatan pertemuan balikan untuk
beberapa guru yang dianggap masih
Temuan Studi Awal Pelaksanaan Teknik mengalami kesulitan mengajar.
Supervisi kunjungan kelas
1. Perencanaan/persiapan Hasil Temuan Profesionalisme Guru
Supervisi telah dilaksanakan di Sekolah Setelah Siklus Pertama
Kreatif SD Muhammadiyah 20 Surabaya, a. Kemampuan merencanakan
akan tetapi belum berjalan sesuai pembelajaran.
dengan teori yang ada. Beberapa shadow teacher hanya
2. Pelaksanaan/ Proses menjalankan perencanaan pembelajaran
Pelaksanaan supervisi tidak terlaksana (PPI) dari GPK. Terdapat beberapa
dengan baik karena padatnya jadwal kelemahan dapam beberapa komponen
kepala sekolah dan banyaknya jumlah pengembangan PPI.
guru. b. Kemampuan menguasai materi
3. Pertemuan balikan pembelajaran
Dalam pelaksanaannya belum dilakukan. Guru menguasai bahan ajar dengan
baik, namun beberapa guru masih
Temuan Studi Awal Profesionalisme kurang dapat bereksplorasi dan
1. Kemampuan merencanakan menginovasi materi.
pembelajaran c. Kemampuan melaksanakan
Sebagian shadow teacher yang pembelajaran
notabenenya guru baru, masih merasa Pengolahan kelas hebat terlaksana
awam dalam merencanakan dengan baik. Terdapat beberapa guru
pembelajaran. yang hanya mengikuti intruksi GPK,
2. Kemampuan menguasai materi mereka belum berani berinisiatif.
pembelajaran
Umun Choiriyah Sholichah, Penerapan Teknik Supervisi … 147

Pelaksanaan Supervisi Teknik merupakan bagian yang tak terpisahkan


Kunjungan Kelas Siklus Kedua sebagai upaya peningkatan mutu
a. Perencanaan/persiapan profesionalisme guru dan pembelajaran.
Kepala sekolah telah mampu Hal tersebut sesuai dengan pendapat
merencanakan supervisi dengan cukup Arikunto (2004: 19-21), bahwa bimbingan,
baik, dan kepala sekolah bersama bantuan, saran atau umpan balik, dilakukan
dengan guru menyusun jadwal secara berkala oleh supervisor.
pelaksanaan supervisi. Pelaksanaan teknik supervisi
b. Pelaksanaan/Proses kunjungan kelas di Sekolah Kreatif SD
Guru mulai terbiasa dengan kehadiran Muhammadiyah 20 Surabaya selama
kepala sekolah didalam kelas hebat. dilakukan penelitian berkembang secara
walaupun masih terdapat kelemahan- signifikan. Hal tersebut tampak dari adanya
kelemahan guru dalam pembelajaran, peningkatan dan perbaikan-perbaikan yang
namun tidak terlalu berpengaruh pada tampak dari tiap-tiap siklus yang dilakukan.
giatan belajar mengajar. 1. Perencanaan
c. Pertemuan balikan Dalam tahap perencanaan, hasil
Guru mulai membuat PPI secara mandiri penelitian menunjukkan bahwa: (a) kepala
dan mulai menyadari tentang pentingnya sekolah telah memeriksa catatan-catatan
perencanaan. hasil observasi temuan awal, (b) kepala
sekolah juga mempersiapkan instrumen-
Hasil Temuan Profesionalisme Guru instrumen yang diperlukan dalam
Setelah Siklus Kedua pelaksanaan teknik supervisi kunjungan
a. Kemampuan merencanakan kelas, (c) kepala sekolah telah membangun
pembelajaran. suasana yang harmonis dengan guru yaitu
Guru mulai dapat membuat PPI sesuai dengan berkomunikasi.
dengan tujuan pembelajaran. Hal-hal yang direncanakan oleh kepala
b. Kemampuan menguasai materi sekolah sebelum melaksanakan supervisi
pembelajaran tersebut di atas sudah sesuai dengan
Guru telah dapat menginovasi dan pendapat Pidarta (2009, 104), bahwa
menyesuaikan materi untuk siswa ABK proses supervisi harus melalui tahap
dengan baik. persiapan sebelum supervisi kunjungan
c. Kemampuan melaksanakan kelas dilakukan.
pembelajaran 2. Pelaksanaan dan Observasi
Guru tidak lagi canggung sehingga Pelaksanaan supervisi kunjungan kelas
proses pembelajaran berlangsung yang dilakukan oleh kepala sekolah erat
dengan baik, sehingga dapat mengatur kaitannya dengan perencanaan yang
proses pembelajaran dengan baik yang dilakukan sebelumnya. Dalam kegiatan
sesuai dengan perencanaan supervisi yang dilakukan oleh kepala
sekolah sudah sesuai dengan pendapat
PEMBAHASAN Pidarta (2009: 104-108), bahwa proses
Berdasarkan fokus penelitian yang supervisi dilakukan dengan tiga tahap yaitu:
dibuat peneliti dan dihubungkan dengan (a) Persiapan supervisi, (b) Proses
hasil wawancara, observasi dan supervisi, (c) Pertemuan balikan.
dokumentasi. Selanjutnya hasil temuan di 3. Refleksi
lapangan tersebut dihubungkan dengan Berdasarkan hasil dari observasi
teori yang ada. pofesionalisme guru selama pelaksanaan
supervisi, refleksi yang dilakukan oleh
Tahapan-Tahapan Pelaksanaan kepala sekolah sebagai supervisor adalah
Supervisi Teknik Kunjungan Kelas mencari fokus mana yang belum
Proses pendidikan dan pengajaran berkembang dan diberikan penguatan
yang berlangsung pada suatu lembaga kepada guru tentang fokus yang sudah
pendidikan menuntut upaya pembinaan dikembangkan dengan baik dengan cara
secara sistematis dan terencana. Upaya ini memberikan pujian. Kali ini sependapat
salah satunya dapat terwujud dengan dengan Pidarta (2012: 21), yang
adanya pelaksanaan supervisi. Supervisi menyatakan bahwa hasil pengembangan
148 Jurnal Dinamika Manajemen Pendidikan, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2017, 141-150

direfleksi, artinya fokus mana yang dalam penguasaan materi pembelajaran.


berkembang dengan baik, mana yang baru Seharusnya memang ini tidak terjadi,
setengah berkembang, dan mana yang karena seorang guru dituntut profesional
masih sulit dikembangkan dan sebagainya. dalam bidangnya, seperti paparan Tilaar
Setelah dilakukan pengembangan, (2002: 86), bahwa seorang professional
pada pelaksanaan refleksi kepala Sekolah menjalankan pekerjaannya sesuai dengan
Kreatif SD Muhammadiyah 20 Surabaya tuntutan profesi atau dengan kata lain
telah melaksanakannya sesuai dengan memiliki kemampuan dan sikap sesuai
konsep dan teori supervisi. Dalam tahap dengan tuntutan profesinya. Seorang
refleksi ini dilakukan pengembangan fokus- profesional menjalankan kegiatannya
fokus sampai pada siklus kedua. berdasarkan profesionalisme, dan bukan
4. Revisi secara amatiran.
Upaya tindak lanjut ini merupakan hal Penelitian ini senada dengan pendapat
penting yang tidak dapat dipisahkan dengan Mulyasa (2013: 78) yang menyatakan
tahap perencanaan, pelaksanaan, refleksi bahwa tugas guru adalah merancanakan
serta selanjutnya adalah revisi. Upaya revisi pembelajaran. Perencanaan program
dari penelitian ini adalah tindak lanjut dari kegiatan pembelajaran seperti halnya
perbaikan-perbaikan yang dilakukan pada membuat PPI untuk siswa ABK yang harus
saat refleksi yang dilakukan sebelumnya, dilakukan oleh guru, karena guru bertugas
untuk digunakan sebagai bahan sebagai pengelola pembelajaran yang
perencanaan pada siklus selanjutnya. harus menjabarkan isi kurikulum secara
Berdasarkan hasil revisi yang dilakukan rinci dan operasional ke dalam program
kepala Sekolah Kreatif SD Muhammadiyah pembelajaran.
20 Surabaya, fokus supervisi untuk Merupakan suatu keharusan seorang
profesionalisme guru yang belum guru yang dikatakan profesional adalah
berkembang atau berkembang tetapi belum orang-orang yang ahli dibidangnya. Sejalan
maksimal, maka ditindaklanjuti dengan dengan hal tersebut Subagya (2011),
teknik supervisi lainnya. menjelaskan bahwa keberhasilan penye-
Dalam penelitian ini, karena dibatasi lenggaraan sekolah inklusi, sangat
dengan judul penelitian, maka difokuskan ditentukan oleh stekholder, pemangku
pada teknik supervisi kunjungan kelas, tugas sebagai pelaksana sekolah inklusi.
tanpa adanya teknik lain yang digunakan Disamping itu, peran dari guru yang paham
untuk mensupervisi guru-guru. Peneliti dan akan kelas khusus seperti kelas hebat
kepala sekolah merasa fokus-fokus yang adalah juga merupakan faktor penentu ke-
dikembangkan telah mengalami berhasilan dalam mewujudkan sekolah
peningkatan sesuai target yang diharapkan yang kondusif untuk siswa ABK.
secara signifikan, maka penelitian Kepala sekolah kreatif SD
dihentikan pada siklus kedua. Muhammadiyah 20 surabaya melakukan
perannya dengan baik dalam memberikan
Profesionalisme Guru Setelah Dilakukan wawasan dan upgrading kemampuan pada
Supervisi Teknik Kunjungan Kelas guru yang dinilai kurang, maka kemampuan
Pembahasan tentang profesionalisme perencanaan pembelajaran guru telah
guru dalam penelitian ini mencakup tiga hal, meningkat. Peningkatan yang siknifikan
yaitu (1) Kemampuan perencanaan tersebut menjadi salah satu alasan
pembelajaran, (2) Kemapuan menguasai terhadap pelaksanaan supervisi kunjungan
materi pembelajaran, (3) Kemampuan kelas yang hanya dilakukan sampai siklus
melaksanakan pembelajaran. kedua.

Kemampuan Merencanakan Kemampuan Menguasai Materi


Pembelajaran Pembelajaran
Pada studi awal data yang didapatkan Pelaksanaan kegiatan pembelajaran
bahwa beberapa guru kelas hebat belum merupakan interaksi guru dengan siswa
dapat membuat PPI, para shadow teacher dalam rangka menyampaikan bahan
hanya melaksanakan PPI dari GPK. Ada pembelajaran kepada siswa dan untuk
juga guru masih terkesan trial and error mencapai tujuan pengajaran, sehingga
Umun Choiriyah Sholichah, Penerapan Teknik Supervisi … 149

seorang guru harus mampu menguasai sudah sangat baik dan mengalami
materi pelajaran dengan baik. Kemampuan peningkatan.
seorang guru dalam menguasai materi
pembelajaran dalam hal ini sangat penting. KESIMPULAN
Seorang guru senantiasa dituntut untuk Proses pelaksanan teknik supervisi
selalu mengembangkan pribadi dan kunjungan kelas oleh kepala sekolah di
profesinya secara terus menerus, serta Sekolah Kreatif SD Muhammadiyah 20
dituntut untuk mampu dan siap berperan Surabaya.
secara profesional dalam lingkungan Guru dan supervisor telah mulai
sekolah. Sejalan dengan pendapat memahami pentingnya kegiatan supervisi
Ni'matuzahroh (2015), bahwa guru yang kunjungan kelas. Melalui dua siklus
menangani siswa ABK adalah guru yang supervisi, kepala sekolah dapat
mampu menyesuaikan diri dengan keadaan meluangkan waktu dan perhatian untuk
siswa yang beraneka ragam baik dari segi para guru. Sehingga kegiatan supervisi
intelegensi, kemampuan kognitif, afektif, tidak dirasakan guru sebagai bentuk
psikomotornya dan keadaan ekonomi social interfensi. Interaksi yang nyaman dalam
anak dalam satu kelas yang inklusif dengan bentuk kegiatan supervisi kunjungan kelas,
cara mengakomodir semua kebutuhan juga memiliki dampak kepada peningkatan
belajar anak dengan melakukan modifikasi berdampak terhadap peningkatan
didalam kurikulum, metode mengajar, profesionalisme guru dalam melayani siawa
sarana prasarana, system evaluasinya agar ABK di kelas hebat dan hubungan harmonis
dapat dipergunakan bagi semua siswa yang antara kepala sekolah dengan guru yang
ada di dalam lingkup kelas hebat tersebut. terjalin.
Berdasarkan temuan penelitian dan Dari sisi para guru, mereka telah
pendapat ahli di atas, dapat ditarik menyadari bahwa dengan diadakannya
kesimpulan bahwa kemampuan guru dalam kegiatan supervisi kunjungan kelas cukup
menguasai bahan ajar sudah baik dan mmbantu memahami titik kelemahan dan
meningkat. kekuatan yang dimiliki guru yang di
supervisi. Guru juga dapat merasakan
Kemampuan untuk melaksanakan bahwa kegiatan supervisi adalah kegiatan
pembelajaran pendampingan kepala sekolah bukan
Guru merupakan pihak yang kegiatan untuk mencari kesalahan guru
mempunyai peranan paling penting dalam dalam kegiatan belajar mengajar.
sistem pendidikan dan pengajaran di Proses supervisi kunjungan kelas yang
sekolah. Pelaksanaan kegiatan dijalankan dalam dua siklus pada akhirnya
pembelajaran merupakan proses yang menguatkan pandangan para guru dan
sistematis dan sistemik yang terdiri dari kepala sekolah untuk menjadikan kegiatan
banyak komponen. Masing-masing tersebut kegiatan rutin. Semua stakeholder
komponen tidak dapat dipisahkan atau yang ada telah dirasakan manfaat dari
berjalan sendiri-sendiri, tetapi harus kegiatan supervisor kunjungan kelas.
berjalan secara teratur, saling bergantung, dengan kegiatan supervisi (kunjungan
dan berkesinambungan. kelas) yang berkelanjutan membantu setiap
Sesuai dengan pendapat Sabri (1992) komponen yang ada di lembaga pendidikan
dalam jurnal Mimbar Agama dan Budaya sekolah kreatif SD Muhammadiyah 20
mengutip pernyataan Mitzel yang Surabaya dalam meningkatkan kompetensi
mengemukakan, bahwa seorang guru mereka masing-masing.
dikatakan efektif dalam mengajar apabila ia
memiliki potensi atau kemampuan untuk Dampak pengembangan profesionalisme
mendatangkan hasil belajar pada murid- guru setelah supervisi kunjungan kelas.
muridnya. a. Kemampuan Merencanakan
Berdasarkan hasil penelitian dan Pembelajaran.
pandangan-pandangan ahli di atas dapat Para guru dapat memahami bagaiman
disimpulkan bahwa kemampuan guru dalam merencanakan dan meyiapkan
pelaksanaan pembelajaran bagi siswa ABK, pembelajaran yang baik dan benar
sesuai dengan kaidah-kaidah pengajaran
150 Jurnal Dinamika Manajemen Pendidikan, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2017, 141-150

khusus untuk siswa ABK. Perencanaan Kisbiyanto. 2008. Supervisi Pendidikan.


dan persiapan pembelajaran bukan lagi Kudus: STAIN Kudus
menjadi hal yang membosankan, tetapi
ada sebuah kesadaran dari dalam diri Ni'matuzahroh. 2015. Analisis Kesiapan
guru untuk mulai berusaha mengerjakan Guru dalam Pengelolaan Kelas Inklusi.
PPI secara mandiri. Intinya, telah terjadi Vol 8. Malang: Forum UMM.
peningkatan profesionalisme yang
Pidarta, Made. 2008. Analisis Dan
signifikan mulai dari siklus pertama
Penelitian-Penelitian Kualitatif.
sampai siklus kedua.
Surabaya: Unesa Univecity Press.
b. Kemampuan menguasai Materi
Pembelajaran Pidarta, Made. 2009. Supervisi Pendidikan
Kegiatan supervisi kunjungan kelas Kontekstual. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
cukup memberi dampak positif bagi Undang-Undang Negara Republik
peningkatan profesionalisme guru di Indonesia. No. 14. 2005. Tentang Guru
Sekolah Kreatif SD Muhammadiyah 20 dan Dosen. Bandung: Citra Umbara.
Surabaya. Para guru dapat mengelola
kelas dengan baik. Kemampuan tersebut Undang-undang Negara Republik
dapat dilihat dari bagaimana guru dapat Indonesia. No. 20. 2003. Tentang
menguasai materi dan mampu Sistem Pendidikan Nasional.
berinovasi dengan penyampaian materi
tersebut ke pada siswa. Dengan cara Coenders, F., & Terlouw, C. (2015). A
melakukan supervisi, guru menjadi Model for In-service Teacher Learning
mampu menyajikan materi dengan gaya in the Context of an Innovation. Journal
dan versi masing-masing yang lebih of Science Teacher Education, 26(5),
terarah. Guru juga menyadari bahwa 451–470.
mereka memiliki kelebihan dan juga https://doi.org/10.1007/s10972-015-
kekurangan. Kesadaran yang demikian 9432-5
membuat mereka selalu berusaha
menyiapkan kemampuan terbaik bagi Passi, V. (2016). The importance of
siswa ABK. mentoring during educational
c. Kemampuan untuk melaksanakan supervision. 195–196.
pembelajaran https://doi.org/10.1007/s40037-016-
Dengan kegiatan supervisi kunjungan 0291-3
kelas cukup memberi semangat baru
bagi para guru dalam melaksanakan
pembelajaran di kelas hebat. Para guru
menyadari tanggung jawab mereka
sebagai pendidik dan pengajar, sehingga
mampu mencurahkan seluruh kekuatan
mereka untuk keberhasilan para peserta
didik yang notabenenya berkebutuhan
khusus.

DAFTAR RUJUKAN

Burhanuddin. 1994. Analisis Administrasi


Manajemen dan Kepemimpinan
Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Hamalik, Oemar. 2006. Pendidikan Guru


Berdasarkan Pendekatan Kompetensi.
Jakarta: PT. Bumi Aksara.

You might also like