Professional Documents
Culture Documents
Trimo
31
Trimo Peningkatan Ketrampilan Dasar
disadari oleh para guru, bahkan masih banyak Kondisi problematik keterampilan dasar
di antaranya menganggap hal yang wajar. mengajar guru-guru di SDN 1 Magelung
Menurut Mulyasa (2005:20) sedikitnya cukup beragam. Secara umum, guru-guru
ada tujuh kesalahan yang sering dilakukan sudah memiliki keterampilan dasar mengajar.
guru dalam pembelajaran yakni: (a) Namun pada tataran pengembangan
mengambil jalan pintas dalam pembelajaran, keterampilan belum menunjukkan
(b) menunggu peserta didik berperilaku perkembangan yang berarti. Guru sudah
negatif, (c) menggunakan destruktif disiplin, mendesain proses pembelajaran dengan
(d) mengabaikan kebutuhan-kebutuhan khusus multimedia dan multimetode, namun intensitas
(perbedaan individu) peserta didik, (e) merasa pemanfataannya belum rutin. Rencana
diri paling pandai, (f) tidak adil (diskriminatif), Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) juga sudah
dan (g) memaksa hak peserta didik. disusun oleh guru dengan menganalisis RPP
Serangkaian potret pembelajaran yang tahun sebelumnya melalui diskusi dengan
dilakukan guru SDN 1 Magelung dapat teman sejawat dan dalam kegiatan Kelompok
dimaknai bahwa persoalan mendasar yang Kerja Guru (KKG). Namun demikian, dalam
perlu mendapatkan perhatian adalah menyelenggarakan penilaian guru-guru kurang
peningkatan keterampilan dasar mengajar agar mampu memadukan aspek kognitif, afektif,
guru-guru dapat mendesain aktivitas dan psikomotor. Guru masih kesulitan dalam
pembelajaran secara bermakna yang menyusun instrumen penilaian aspek afketif
menempatkan peserta didik sebagai dan psikomotor. Walaupun sudah diupayakan
pengonsumsi gagasan. Turney (1973) dalam pembinaan dan supervisi kunjungan kelas oleh
bukunya Sydney Micro Skills Handbook kepala sekolah, namun nuansa pembelajaran
seperti dikutip Soekamto dan Winataputra yang bernuansa teacher centered masih terasa.
(1994), Murni dkk (2010), dan Djamarah Guru-guru masih terfokus pada proses
(2005) mengatakan bahwa terdapat 8 (delapan) pembelajaran yang menempatkan peserta didik
keterampilan dasar yang perlu dikuasai guru sebagai penerima gagasan, bukan pemroduksi
yakni keterampilan: (1) bertanya, (2) memberi gagasan.
penguatan, (3) mengadakan variasi, (4) Ada dua asumsi yang mendasari
menjelaskan, (5) membuka dan menutup pentingnya supervisi klinis. Pertama,
pelajaran, (6) membimbing diskusi kelompok pembelajaran merupakan aktivitas yang sangat
kecil, (7) mengelola kelas, dan (8) mengajar kompleks yang memerlukan pengamatan dan
kelompok kecil dan individual. analisis secara hati-hati. Melalui pengamatan
Beragam upaya dapat dilakukan kepala dan analisis ini, seorang supervisor pendidikan
sekolah untuk meningkatkan keterampilan akan dengan mudah mengembangkan
dasar mengajar guru, di antaranya melalui kemampuan guru dalam mengelola proses
kegiatan supervisi khususnya supervisi klinis. pembelajaran. Kedua, guru-guru yang
Menurut Willem dalam Sahertian (2000:36) profesionalismenya ingin dikembangkan lebih
supervisi klinis adalah bentuk supervisi yang menghendaki cara kesejawatan daripada cara
difokuskan pada peningkatan mengajar yang otoriter (Sergiovanni dalam Bafadal,
melalui siklus yang sistematik, dalam 2004:66).
perencanaan, pengamatan serta analisis yang Secara umum langkah-langkah supervsi
intensif dan cermat tentang penampilan klinis sebagai berikut: (a) membangun
mengajar yang nyata serta bertujuan hubungan antara guru dengan pengawas, (b)
mengadakan perubahan dengan cara rasional. melakukan perencanaan bersama guru, (c)
Melalui kegiatan supervisi klinis diharapkan merencanakan strategi pengamatan, (d)
permasalahan-permasalahan pembelajaran mengamati proses pembelajaran, (e)
yang dialami guru dapat diantisipasi sedini menganalisis proses pembelajaran, (f)
mungkin. merencanakan strategi pertemuan, (g)
32
Trimo Peningkatan Ketrampilan Dasar
mengadakan pertemuan, dan (h) meninjau Pelaksanaan siklus 1 terdiri atas: (1)
kembali perencanaan (Cogan dalam Bafadal, membangun hubungan antara guru dengan
2004:69). kepala sekolah, (2) guru diminta berkonsultasi
Berdasarkan uraian di atas, penelitian mengenai kesulitan-kesulitan yang dihadapi
tindakan sekolah bertujuan untuk dalam pembelajaran kesulitan yang dihadapi,
meningkatkan keterampilan dasar mengajar (3) kepala sekolah memberikan arahan dan
melalui supervisi klinis sehingga guru solusi terhadap permasalahan yang diajukan
memiliki seperangkat kemampuan untuk guru tanpa memberikan umpan balik, (4)
mendesain proses pembelajaran yang aktif, kepala sekolah meneliti Rencana Pelaksanaan
kreatif, efektif, menyenangkan, dan inovatif. Pembelajaran (RPP) guru yang akan
digunakan dalam proses pembelajaran, (5)
METODE PENELITIAN kepala sekolah mengamati proses
Penelitian ini merupakan penelitian pembelajaran guru secara langsung di dalam
tindakan sekolah yang mengacu pada model kelas dengan memfokuskan pada penguasaan
yang dikembangkan oleh Hopkins (Arikunto 8 (delapan) keterampilan dasar mengajar, (6)
2006, Aqib 2007) yang terdiri atas berbagai kepala sekolah menganalisis proses
kegiatan yakni perencanaan (planning), pembelajaran dari awal sampai akhir dan
tindakan (acting), observasi (observing), dan memberikan catatan analisisnya kepada guru.
refleksi (reflecting). Kegiatan observasi pada siklus 1
Penelitian ini dilaksanakan selama 6 dilaksanakan secara kolaboratif dengan
(enam) bulan dari Juli 2010 sampai dengan melibatkan pengawas sekolah untuk
Desember 2010. Subjek penelitian adalah mengamati proses pembelajaran yang
guru-guru di SDN 1 Magelung UPTD Dinas dilakukan guru. Observasi dilakukan dengan
Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kecamatan lembar observasi yang memfokuskan pada
Kaliwungu Selatan Kabupaten Kendal tahun keterampilan dasar mengajar guru dengan
pelajaran 2010/2011 berjumlah 12 orang guru skala 1 (sangat kurang), 2 (kurang), 3 (cukup),
terdiri atas 8 PNS dan 4 wiyata bakti. 4 (baik), dan 5 (sangat baik).
Teknik pengumpulan data menggunakan Kegiatan refleksi siklus 1 berupa
observasi pada saat guru mengelola proses mengkaji dan mengevaluasi penguasaan
pembelajaran. Observasi dilakukan dengan keterampilan dasar mengajar guru dan
menggunakan lembar observasi yang menyesuaikan dengan ketercapaian indikator
memfokuskan pada penguasaan 8 (delapan) kinerja sehingga peneliti mengubah strategi
keterampilan dasar mengajar. Proses validasi pada siklus berikutnya agar pelaksanaannya
data dengan menggunakan teknik lebih efektif.
pembimbingan dengan ahli (dosen Mengacu kelemahan pada siklus 1,
pembimbing) yang terkait dengan kegiatan perencanaan siklus 2 dilakukan peneliti dengan
penelitian. mengidentifikasi persoalan-persoalan yang
Penelitian tindakan sekolah ini terkait dengan keterampilan dasar mengajar
direncanakan 2 (dua) siklus. Perencanaan pada guru sehingga ditemukan permasalahan yang
siklus 1 dilakukan peneliti dengan terkait dengan proses pembelajaran. Peneliti
mengidentifikasi persoalan-persoalan yang juga mencermati komponen-komponen
terkait dengan keterampilan dasar mengajar keterampilan dasar mengajar guru sehingga
guru sehingga ditemukan permasalahan yang mengetahui komponen yang menunjukkan
terkait dengan proses pembelajaran. skor tertinggi dan terendah.
Penyusunan instrumen yang terkait dengan Fokus pelaksanaan pada siklus 2
supervisi klinis dilakukan untuk memudahkan mencakupi aktivitas: (1) membangun
peneliti dalam menemukan berbagai persoalan hubungan antara guru dengan kepala sekolah,
pembelajaran yang dilakukan oleh guru. (2) guru diminta menuliskan kesulitan-
33
Trimo Peningkatan Ketrampilan Dasar
kesulitan yang dihadapi dalam pembelajaran tingkat sangat baik setelah kegiatan supervisi
khususnya yang terkait dengan keterampilan klinis.
dasar mengajar, (3) kepala sekolah
memberikan masukan alternatif untuk HASIL DAN PEMBAHASAN
mengatasi permasalahan yang dihadapi guru Kondisi Awal
secara interaktif, (4) kepala sekolah meneliti
RPP guru yang akan digunakan dalam proses Sebelum dilakukan aktivitas penelitian,
terlebih dahulu peneliti memaparkan kondisi
pembelajaran dan membenarkan apabila
awal keterampilan dasar mengajar guru
terdapat kekeliruan/kekurangan dalam sehingga diperoleh gambaran awal yang
menyusun RPP, (5) kepala sekolah mengamati mendasari perlunya dilakukan tindakan untuk
proses pembelajaran guru secara langsung di meningkatkan keterampilan dasar. Secara
dalam kelas dengan memfokuskan pada umum, kondisi awal keterampilan dasar
penguasaan 8 (delapan) keterampilan dasar mengajar guru tersaji dalam tabel berikut:
mengajar, (6) kepala sekolah menganalisis
proses pembelajaran dengan memberi Tabel 1: Distribusi Frekuensi Keterampilan
kesempatan kepada guru untuk menyampaikan Dasar Mengajar (Kondisi Awal)
permasalahan-permasalahan yang dihadapi Interval Frekuensi Persentase Kategori
dalam pembelajaran yang telah dilakukan, dan 86-100 0 0 Sangat Baik
71-85 3 25% Baik
(7) kepala sekolah memberikan masukan 56-70 9 75% Cukup
kepada guru terhadap temuan-temuan sebagai 41-55 0 0% Kurang
≤ 40 0 0% Sangat Kurang
upaya umpan balik proses pembelajaran. Jumlah 12 100%
Kegiatan observasi dan refleksi pada
siklus 2 sama seperti pelaksanaan pada siklus
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa
1.
sebanyak 9 orang atau 75% guru keterampilan
Analisis data diperlukan untuk dasar mengajarnya termasuk kategori cukup
merangkumkan apa yang telah diperoleh, sedangkan sisanya 3 orang guru atau 25%
menilai apakah data tersebut berbasis berada pada kategori baik. Selengkapnya dapat
kenyataan, teliti, ajeg, dan benar. Pada akhir dilihat dalam grafik batang berikut ini:
kegiatan peneliti tindakan, hasil analisis dan
interprestasi data digunakan untuk menarik Ke te rampilan Dasar Me ngajar (Kondisi Awal)
kesimpulan dalam laporan (Sukmadinata, 75%
2006:155). Analisis data dalam penelitian
25%
tindakan sekolah ini menggunakan analisis 0% 0% 0%
kuantitatif dan kualitatif. Hasil perhitungan Rata-rata Kondisi Awal
dikonsultasikan dengan tabel kriteria deskriptif
persentase. Hasil observasi dianalisis
Sangat Baik Baik
menggunakan teknik deskriptif kualitatif yang
Cukup Kurang
digambarkan dengan kata-kata atau kalimat,
dipisah-pisahkan Sangat Kurang
Indikator keberhasilan dalam penelitian Grafik 1: Keterampilan Dasar Mengajar
tindakan sekolah ini adalah 85% guru SDN 1 Kondisi Awal
Magelung UPTD Dinas Pendidikan Pemuda
dan Olahraga Kecamatan Kaliwungu Selatan Bila dilihat dari rata-rata kondisi awal
Kabupaten Kendal dapat meningkatkan keterampilan dasar mengajar guru sebesar
keterampilan dasar mengajarnya sampai pada 68,79 maka dapat diketahui bahwa secara
34
Trimo Peningkatan Ketrampilan Dasar
keseluruhan keterampilan dasar mengajar guru Bila dilihat dari rata-rata keterampilan
SDN 1 Magelung berada pada kategori cukup. dasar mengajar guru pada siklus 1 diperolah
skor sebesar 78,41 sehingga diketahui bahwa
secara keseluruhan keterampilan dasar
Siklus 1 mengajar guru SDN 1 Magelung berada pada
Berdasarkan hasil observasi mengenai kategori baik.
keterampilan dasar mengajar guru melalui Siklus 2:
supervisi klinis diperoleh data bahwa skor Hasil penelitian siklus 2 diperoleh data
tertinggi sebesar 87, skor terendah sebesar 69, bahwa skor tertinggi yang diperoleh responden
dan rata-rata keterampilan dasar mengajar adalah 92, skor terendah sebesar 83, dan rata-
sebesar 78,41, seperti dalam tabel berikut: rata keterampilan dasar mengajar sebesar
88,71, seperti dalam tabel berikut:
Tabel 2: Distribusi Frekuensi Keterampilan
Dasar Mengajar (Siklus 1) Tabel 3: Distribusi Frekuensi Keterampilan
Interval Frekuensi Persentase Kategori Dasar Mengajar (Siklus 2)
86-100 3 25% Sangat Baik
71-85 8 67% Baik Interval Frekuensi Persentase Kategori
56-70 1 8% Cukup 86-100 11 92% Sangat Baik
41-55 0 0% Kurang 71-85 1 8% Baik
≤ 40 0 0% Sangat Kurang 56-70 0 0% Cukup
Jumlah 12 100% 41-55 0 0% Kurang
≤ 40 0 0% Sangat
Kurang
Jumlah 12 100%
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa
sebanyak 67% atau 8 orang guru keterampilan
dasar mengajarnya termasuk kategori baik, Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa
25% atau 3 orang guru berada pada kategori sebanyak 92% atau 11 orang guru
sangat baik, dan sedangkan sisanya 1 orang keterampilan dasar mengajarnya termasuk
guru atau 8% berada pada kategori cukup. kategori sangat baik dan sisanya 1 orang guru
Selengkapnya dapat dilihat dalam grafik atau 8% berada pada kategori baik, seperti
batang berikut ini: dalam grafik batang berikut ini:
Ke te rampilan Dasar Me ngajar (Siklus 1) Kete ramp ilan Dasar Mengajar (Siklus 2)
67%
92%
25%
8% 8%
0% 0% 0%
0% 0%
Rata-rata S iklus 2
Rata-rata Siklus 1
Grafik 2: Keterampilan Dasar Mengajar Siklus Grafik 3: Keterampilan Dasar Mengajar Siklus
1 2
35
Trimo Peningkatan Ketrampilan Dasar
Bila dilihat dari rata-rata keterampilan peneliti melakukan penelitian tindakan sekolah
dasar mengajar guru pada siklus 2 diperolah melalui kegiatan supervisi klinis. Serangkaian
skor sebesar 88,71 sehingga diketahui bahwa kegiatan dalam supervisi klinis pada siklus 1
secara keseluruhan keterampilan dasar telah menunjukkan peningkatan niai rata-rata
mengajar guru SDN 1 Magelung berada pada keterampilan dasar mengajar dari 68,79
kategori sangat baik. (kategori cukup) menjadi 78,41 (kategori
Berdasarkan analisis hasil observasi siklus baik). Aktivitas siklus 1 setidaknya telah
2 mengenai keterampilan dasar mengajar menempatkan 3 (tiga) orang guru atau 25%
diketahui terdapat peningkatan yang cukup sudah mencapai kategori sangat baik dalam hal
signifikan, dari siklus 1 sebesar 78,41 menjadi keterampilan dasar mengajarnya.
88,71 pada siklus 2. Selengkapnya disajikan Berdasarkan refleksi pengalaman
dalam tabel berikut: pelaksanaan siklus 1, peneliti berupaya
memperbaiki pelaksanaan siklus 2. Pada siklus
Tabel 4: Perbandingan Hasil Observasi 2, peneliti memfokuskan pada kemampuan
Keterampilan Dasar Mengajar guru untuk melakukan reflelksi diri,
Kondisi Siklus
mengutarakan kesulitan yang dihadapi dan
No. Uraian Siklus 1 peneliti memberikan beragam alternatif.
Awal 2
1 Skor tertinggi 80 87 92 Dalam penyusunan RPP misalnya, peneliti
2 Skor terendah 58 69 83 langsung memberikan kritik dan saran
3 Skor rata-rata 68,79 78,41 88,71
4 Ketercapaian 0% 25% 92% pembenahan sehingga RPP bisa didesain lebih
indikator baik. Demikian pula,usai mengajar guru
kinerja diminta untuk menyampaikan permasalahan-
permasalahan yang dihadapi dalam
Mengacu pada refleksi pelaksanaan pembelajaran sehingga peneliti langsung
tindakan siklus 2 maka dapat diketahui bahwa memberikan umpan balik.
indikator kinerja penelitian tindakan kelas Proses kolaborasi dalam kegiatan
sudah tercapai yakni 92% guru sudah memiliki supervisi klinis pada siklus 2 ternyata
keterampilan dasar mengajar dalam kategori berdampak positif bagi peningkatan
sangat baik, sehingga tidak diperlukan siklus keterampilan dasar mengajar guru. Hal
selanjutnya. Indikator kinerja penelitian yang tersebut diindikasikan adanya perolehan skor
dimaksud adalah 85% guru-guru SDN 1 rata-rata dari 78,41 pada siklus 1 menjadi
Magelung memiliki keterampilan dasar 88,71 pada siklus 2.
mengajar dalam kategori sangat baik. Dengan demikian peningkatan skor rata-
rata keterampilan dasar mengajar tersebut
Pembahasan sudah mencapai indikator kinerja yang
ditetapkan, yakni 85% guru keterampilan
Upaya peningkatan keterampilan dasar dasarnya berada pada kategori sangat baik.
mengajar bagi guru di SDN 1 Magelung Pada siklus 1, guru yang keterampilan
mutlak dilakukan. Hal ini sejalan dengan dasarnya mencapai kategori baik baru 3 orang
dipercayanya SDN 1 Magelung sebagai atau 25% sedangkan siklus 2 sudah mencapai
Sekolah Dasar Standar Nasional (SDSN) 11 orang atau 92% sehingga tidak diperlukan
mulai tahun pelajarann 2009/2010. Data awal siklus selanjutnya.
menunjukkan bahwa rata-rata skor perolehan Secara keseluruhan perbandingan
keterampilan dasar mengajar guru hanya 68,79 peningkatan rata-rata keterampilan dasar
termasuk kategori cukup. mengajar dari kondisi awal sampai siklus 2
Berangkat dari data awal tersebut maka dapat disajikan dalam grafik berikut:
36
Trimo Peningkatan Ketrampilan Dasar
37
Trimo Peningkatan Ketrampilan Dasar
38