You are on page 1of 9

WEDDING CENTER

DENGAN PENDEKATAN INTANGIBLE METAPHOR


DI SURAKARTA
Wulan Cahyaning Maharani, Suparno, Ummul Mustaqimah
Program Studi Arsitektur
Fakultas Teknik
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Email : wulancmaharani@gmail.com

Abstract: Nowadays, the number of marriage and wedding expo especially in Surakarta is
increasing. At the other hand, the facility to support such events in Surakarta is not sufficient.
Beside that, people are now forgetting the traditional values and norm because of they think
it's outdated. The purpose of this design is to build a building which has complete facility to
support preparation and the wedding event itself and has a philosophy, called lingga yoni.
Lingga yoni means the unity between man and woman. But, the problem is how to translate
this intangible philosophy lingga yoni to a building that support planning and wedding event
itself. The methods used is architectural method to solve the problems. The result is a wedding
center design that accommodate everything that needed to prepare and held a wedding
ceremony. It means it contain several services from information to consultation for wedding.
Everything that related to wedding is gathered in one building with modern system, one stop
service. So the customers can held their wedding efficiently and effectively. The building also
shows lingga yoni philosophy beautifully, that shows wedding its nobility and sacred to the the
brides and the guests.

Keywords: Architecture, Center, Intangible, Lingga Yoni, Marriage, Metaphor, Wedding.

I. PENDAHULUAN mudah dijangkau, mudah dikenali, mudah


Berkembangnya jaman diiringi dicapai, dan juga lebih komplit dalam
teknologi dari masa ke masa menawarkan fasilitas kebutuhan upacara
mengakibatkan gaya hidup dan budaya pernikahan. Tetapi fasilitas gedung
manusia berkembang pula. Kebutuhan pernikahan di Surakarta sebagian besar
masyarakat modern akan pemenuhan hanya merupakan tempat untuk resepsi
kebutuhan yang bersifat praktis berdampak saja, sedangkan untuk upacara akad
pula pada budaya pernikahan. Pernikahan ataupun pemberkatan pernikahan biasa
yang terus terjadi sepanjang tahun kini diadakan di rumah atau tempat ibadah yang
menjadi salah satu lahan bisnis yang letaknya berjauhan dari tempat resepsi,
menjanjikan. Hal itu ditandai dengan marak kebutuhan foto, gaun, dan lain-lain juga
diadakannya Wedding Expo di kota-kota berbeda penyedianya sehingga dalam
besar di Indonesia termasuk di Surakarta. menyelesaikan seluruh rangkaian upacara
Selain itu, angka pernikahan di Surakarta pernikahan tidak efisien dalam segi waktu
diketahui tiap tahun terus mengalami dan tenaga serta tidak praktis.
peningkatan Selain itu, manusia kini mulai
(www.dispendukcapil.surakarta.go.id, mengesampingkan budaya termasuk nilai-
2014). Peningkatan angka pernikahan ini nilai sakral saat upacara pernikahan
harus diimbangi dengan ketersedianya berlangsung. Mulai ditinggalkannya nilai-
fasilitas penunjang upacara pernikahan. nilai sakral tersebut harus dapat diatasi
Penyelenggaraan pernikahan di dengan membuat sebuah Wedding Center
Surakarta sendiri menjadi pilihan para yang bukan hanya menampilkan tampilan
pengguna baik penduduk Surakarta bangunan yang indah saja, tetapi tampilan
maupun penduduk kabupaten sekitarnya bangunan tersebut mampu
karena memiliki lokasi yang strategis, mengkomunikasikan nilai-nilai filosofis
Arsitektura, Vol. 14, No.1, April 2016

yang agung dan sakral pada sebuah laki-laki dan perempuan yang
pernikahan. Nilai-nilai agung dan sakral merepresentasikan sebuah pernikahan.
pernikahan tersebut kemudian akan Lingga yoni sendiri dalam sejarah bangsa
ditansfer melalui pendekatan Arsitektur Indonesia merupakan perlambang
Metafora dengan mengacu pada filosofi kesuburan. Nilai-nilai lingga yoni ini
lingga-yoni atau disebut juga Sivalingga, kemudian diaplikasikan pada:
perlambang penyatuan laki-laki dan 1. Pengelompokan area ruang, dimana
perempuan yang melahirkan kesuburan, ruang-ruang dikelompokkan sesuai
kemakmuran, dan kreasi (Armand, 2001). dengan karakteristik kegiatan di
Intangible Metaphor sebagai upaya dalamnya, kemudian digolongkan
pendekatan perencanaan dan perancangan ke dalam 2 karakteristik spasial.
Wedding Center di Surakarta diharapkan Yakni karakteristik maskulin
mampu menyelesaikan permasalahan (tertutup, pengatur, kaku, orientasi
dengan menghadirkan bangunan yang keluar) dan feminis (terbuka,
menampilkan filososofi lingga-yoni nyaman, menyenangkan, orientasi
tersebut dalam sebuah desain yang indah ke dalam).
sehingga keberadaannya mampu 2. Bentuk bangunan, dimana
mengembalikan nilai-nilai agung dan sakral pemilihan bentuk bangunan
dari sebuah pernikahan bagi pasangan yang disesuaikan dengan karakteristik
menikah maupun para tamu undangan. spasial sebelumnya. Bentuk
Tujuan dari perencanaan dan bangunan pada area maskulin
perancangan Wedding Center di Surakarta didominasi oleh garis-garis vertikal
dengan Pendekatan Intangible Metaphor (tower) yang melambangkan
ini adalah untuk mewujudkan wadah fisik adanya menuju ke suatu arah yang
fasilitas persiapan, penyelenggaraan dan tinggi/atas (lingga). Sedangkan
pagelaran pernikahan yang terpadu. area feminis didominasi oleh garis-
Sedangkan sasaran perencanaan dan garis horizontal yang menunjukan
perancangan ini adalah peruangan keadaan yang mewakili stabilitas
bangunan yang mampu mewadahi kegiatan permukaan bidang tanah, horizon
pengguna pada Wedding Center meliputi seimbang dengan gaya tarik bumi.
persiapan hingga pelaksanaan pernikahan, Filosofi yang mendasari adalah
pengolahan tapak yang mampu bahwa tanah merupakan
mengakomodasi pengelola, penyedia jasa penampung benih dari segala yang
pernikahan, pengguna jasa pernikahan, tumbuh ke atas puncak surgawi.
hingga para tamu undangan pada Wedding 3. Penempatan massa bangunan,
Center dengan baik; bentuk dan tata massa disesuaikan dengan menempatkan
bangunan Wedding Center yang massa area menggunakan prinsip
memasukkan filosofi lingga yoni sebagai bentuk lingga yoni yakni lingga
perlambang penyatuan laki-laki dengan yang dikelilingi (dilingkupi) oleh
perempuan; tampilan fisik bangunan yang yoni.
sesuai dengan filosofi lingga yoni dalam 4. Penggunaan material, tekstur,
bangunan; dan material sebagai ekspresi warna dan skala bangunan
desain dalam bangunan Wedding Center disesuaikan dengan karakteristik
yang mendukung penerapan filosofi lingga- area spasial sehingga kesan yang
yoni. ditimbulkan baik maskulin atau
feminis akan sesuai dengan
II. METODE kegiatan di dalamnya.
Metode yang digunakan dalam peren-
canaan dan perencanaan Wedding Center di III. ANALISIS
Surakarta dengan Pendekatan Intangible A. Analisis Kegiatan
Metaphor yang direncanakan adalah Pelaku kegiatan pada Wedding
dengan memasukkan nilai-nilai intangible Center ini adalah:
lingga yoni, sebagai lambang penyatuan 1. Pengunjung
Wulan Cahyaning M, Suparno, Ummul Mustaqimah, Wedding Center di Surakarta...

Pengunjung pada Wedding berdasar kelompok kegiatan (lihat


Center ini dibedakan menjadi 3 Tabel 1) adalah sebagai berikut:
yaitu:
a. Pengunjung Wedding
Ceremony/Tamu Undangan Tabel 1. Total Kebutuhan RuangWedding
b. Pengunjung Wedding Shop Center yang Direncanakan.
Luas yang
c. Pengunjung
Kelompok Kegiatan diperlukan
Peragaan/Pameran (m2)
2. Pengantin (1) (2)
3. Keluarga Pengantin Kegiatan Wedding
4. Pengelola 10804.00
Ceremony
Pengelola ini terbagi menjadi: Kegiatan Wedding Shop
6507.20
a. Pengelola (Pusat) terdiri and Consultant
dari: Kegiatan Pengelola 752.81
1) Direktur Kegiatan Penunjang 2430.83
2) General Manager Kegiatan Servis 977.19
3) Sekertaris TOTAL 21.472.03
Terdiri dari Customer
Ser-vice dan Public Dengan luasan tersebut (lihat Tabel
Relations. 1), building coverage yang
4) Administrasi dan diizinkan adalah minimal sebesar
Keuangan 60%. Dengan demi-kian,
Terdiri dari General penentuan luas lahan untuk
Affair, Kasir, Collector, perencanaan Wedding Center
Pembu-kuan dan adalah:
Purchasing. Luas lantai dasar = 4717.985 m2
5) Promosi dan Tennancy Kebutuhan lahan sesuai BCR
Terdiri dari Tenant 100/60 x 4717.985 m2 = 7863.308
Rela-tions Office, m2
Promotion and Maka jumlah luasan yang
Exhibition dan Tenant dibutuhkan adalah 7863.308 m2 ~
Coordinator. 10000 m2.
6) Building Operation
Manager C. Analisis Pemilihan Tapak
Terdiri dari Building Tapak berada di Jl. Adisucipto,
Inspection, Building yang merupakan jalan arteri utama
Service, Engineering, dan memiliki lebar jalan utama dua
Mechanical Electrical, arah +14 m yang dapat dilalui oleh
Security dan Parking. berbagai jenis kendaraan (lihat
b. Pengelola Wedding Gambar 1). Di depan tapak terdapat
Shop/Penyewa Retail jalur lambat dengan lebar 3-4 m.
5. Staff dan Karyawan Wedding Memiliki luasan tapak 12.250 m2
Ceremony (lihat Gambar 2). GSB (Garis
6. Tenaga Servis Sempadan Bangunan) Jl.
Adisucipto ini selebar 8 meter.
B. Analisis Peruangan
Analisis besaran ruang ditentukan
oleh persyaratan kuantitatif yang
meliputi besaran, tata ruang
furniture, dan kenyamanan
sirkulasi. Kebutuhan besaran
ruang pada Wedding Center
Arsitektura, Vol. 14, No.1, April 2016

lingkungan, untuk kegiatan


servis seperti loading dock,
bongkar muat barang,
dekorasi, dll (lihat Gambar
3).

Gambar 1. Lokasi Tapak Terpilih.

Untuk besaran tapak sendiri dapat


dilihat dalam gambar berikut:

Gambar 3.Analisis Pencapaian Tapak.

2. Orientasi
Pada tapak Wedding Center,
terdapat 3 alternatif orientasi
bangunan. Dari ketiga alternatif
orientasi bangunan tersebut,
dipilih alternatif 2 (lihat Gambar
4) karena orientasi (arah hadap)
bangunan ini memungkinkan
bangunan yang direncanakan
Gambar 2.Ukuran Tapak Terpilih. nanti akan mudah dikenali dari
jalan utama, baik dari arah barat
D. Analisis Pengolahan Tapak atau pun timur. Selain itu,
1. Pencapaian pelaku kegiatan terbanyak juga
Pencapaian utama berasal dari berasal dari main entrance yang
jalan di depan tapak yakni Jl. diletakkan di sebelah selatan
Adisucipto. pencapaian tapak tapak, serta tidak memicu
yang ditentukan adalah: kemacetan.
a. Main entrance in bagi semua
pengguna ditempatkan di
bagian selatan yakni dicapai
dari jalan utama di depan
tapak, yakni Jl. Adisucipto
(lihat Gambar 3).
b. Entrance out dibagi menjadi
2 yaitu mengarah ke jalan
utama di depan tapak bagi
tamu unda-ngan Wedding Gambar 4. Analisis Orientasi Bangunan.
Ceremony dan di sebelah
barat tapak menuju jalan 3. Aspek Klimatologis
lingkungan sebelah tapak Aspek penyinaran matahari dan
bagi pengunjung Wedding arah angin memiliki potensi positif
Shop (lihat Gambar 3). yang perlu dimanfaatkan dan
c. Side entrance ditempatkan di potensi negatif yang perlu
bagian barat tapak yakni ditanggulangi (lihat Gambar 5 dan
dicapai dari jalan
Wulan Cahyaning M, Suparno, Ummul Mustaqimah, Wedding Center di Surakarta...

6). Hasil analisis terhadap aspek Triangga Dewi di sebelah barat,


klimatologis, yaitu: kebisingan terendah berada di
a. Pemanfaatan cahaya matahari bagian belakang yang
sebagai pencahayaan alami merupakan area permukiman
dalam ruangan dalam bentuk (lihat Gambar 7). Kebisingan
bukaan ataupun bukaan bagi dari tapak dapat ditanggulangi
angin sebagai penghawaan atau dimanfaatkan dengan:
alami. a. Penggunaan barier
b. Pemanfaatan matahari pada jam (penghalang) vegetasi yang
12.00 WIB sebagai mampu memecah suara serta
pencahayaan alami bangunan mereduksinya tetapi tidak
dengan penggunaan skylight mengganggu sirkulasi keluar
pada bangunan. masuk tapak serta tidak
c. Memberikan barier atau mengganggu view ke dalam
penghalang dapat berupa tapak.
vegetasi atau bangunan dan b. Memberikan jarak antara
pagar sebagai penghalang sinar kawasan dengan intensitas
matahari atau angin yang kebisingan yang tinggi
merugikan bangunan dan dengan bangunan yang
kegiatan didalamnya. membutuhkan kenyamanan
d. Penggunaan material sebagai yang tinggi.
filter sinar dan mengurangi c. Penempatan massa bangunan
kesilauan (glare) dalam disesuaikan dengan
bangunan. kebutuhan kenyamanan
e. Penentuan area ruang sesuai terhadap kebisingan dengan
kebutuhan ruang terhadap karakter kegiatannya.
penyinaran matahari dan aliran d. Penempatan massa bangunan
angin yang dibutuhkan utuk pada area dengan kebisingan
kegiatan di dalamnya. tinggi ditanggulangi dengan
memberikan area perantara.

Gambar 5. Analisis Aspek Penyinaran


Matahari.

Gambar 7. Analisis Kebisingan.

5. View
a. View keluar
Pada tapak terdapat view keluar
sebagai berikut:
Gambar 6. Analisis Aspek Arah Angin. 1) View ke arah selatan tapak
adalah ke arah Jl. Adisucipto
(lihat Gambar 8), peletakan
4. Kebisingan massa pada area ini dibuat
Sumber kebisingan tertinggi terbuka sehingga view ke
adalah lalu lintas kendaraan di jalan utama dapat
depan tapak, kebisingan sedang dimanfaatkan.
berasal dari Pabrik Tekstil PT.
Arsitektura, Vol. 14, No.1, April 2016

2) View ke arah barat dan timur melebihi ketinggian


adalah pabrik PT. Triangga bangunan tersebut untuk
Dewi dan Universitas Sahid menarik perhatian
Surakarta (lihat Gambar 8) pengunjung.
yang merupakan view yang 3) View dari arah utara, yakni
kurang baik. Pengolahan permukiman penduduk (lihat
fasad massa pada area ini Gambar 9), peletakan massa
dibuat ter-tutup, selain itu bangunan pada area ini
juga tidak lang-sung terkena dibuat tidak mengganggu
sinar matahari. permukiman. Selain itu,
3) View ke arah utara yakni ke pembayangan bangunan
arah permukiman penduduk dibuat tidak mengha-langi
(lihat Gambar 8) kurang baik sinar matahari yang diper-
tetapi dapat diletakkan lukan di permukiman
bukaan pada bangunan yang tersebut.
mengarah ke area ini agar
kebutuhan pencahayaan ke
dalam bangunan tetap
terpenuhi.

Gambar 9. Analisis View ke Dalam.

6. Pemintakatan Akhir
Hasil analisa pemintakatan
Gambar 8. Analisis View Keluar. akhir adalah penempatan
kelompok kegiatan pada area-
b. View ke Dalam area tertentu (lihat Gambar 10)
Pada tapak yang terpilih, sebagai respon dari analisis
terdapat view kedalam sebagai sebelumnya.
berikut:
1) View dari arah selatan, yakni
dari jalan di depan tapak
(lihat Gambar 9)
dimanfaatkan untuk
peletakan massa bangunan
utama untuk memberikan
kesan bangunan yang
menarik karena merupakan
view terbanyak dari
pengunjung.
2) View dari arah barat dan Gambar 10. Zoning Akhir Tapak.
timur, yakni dari pabrik PT.
Triangga Dewi dan E. Analisis Karakteristik Bangunan
Universitas Sahid Surakarta 1. Analisis Bentuk Bangunan
(lihat Gambar 9), peletakan Bentuk bangunan yang
massa pada area ini dibuat direncana-kan adalah
Wulan Cahyaning M, Suparno, Ummul Mustaqimah, Wedding Center di Surakarta...

menggunakan bentuk bujur (tertutup- kegiatan di dalamnya.


sangkar (efisien untuk fungsi maskulin).
Area Servis Karakter ruang Bentuk ruang meng-
ruang di dalamnya) dan yang ditampilkan gunakan bentuk dina-
lingkaran (luwes, dinamis, adaah dinamis mis, mengalir dan
mudah dibentuk) serta paduan (terus bergerak- berkembang mengi-
dari keduanya untuk feminis). kuti pola dan datum.
membentuk massa bangunan
(lihat Gambar 11). 2. Analisis Peletakan Massa
Peletakan massa menggunakan
pendekatan Intangible
Metaphor yang memasukkan
nilai-nilai filosofi laki-laki
(lingga) dan wanita (yoni)
sebagai upaya pembentukan
massa bangunan dan
Gambar 11. Studi Bentuk Bangunan. penataannya. Simbol laki-laki
disebut lingga yang biasanya
melambangkan adanya menuju
Sedangkan penentuan bentuk ke suatu arah yang tinggi/atas.
bangunan berdasarkan karakter Sedangkan simbol wanita
spasial area kelompok kegiatan adalah yoni yang menunjukan
(lihat Tabel 2). keadaan yang mewakili
stabilitas permukaan bidang
Tabel 2. Analisis Penentuan Bentuk Bangunan. tanah, horizon seimbang dengan
Area Bentuk yang gaya tarik bumi. Filosofi yang
Karakter Ruang
Ruang digunakan
(1) (2) (4)
mendasari adalah bahwa tanah
Area Karakter ruang Menggunakan bentuk merupakan penampung benih
Wedding yang ditampilkan dinamis sebagai lam- dari segala yang tumbuh ke atas
Ceremony adalah ruang yang bang karakter ruang puncak surgawi.
penuh dengan feminis, dipengaruhi Penataan massa ini
nuansa kekeluar- karakter garis hori-
gaan dan keakrab- zontal yang seimbang menggunakan prinsip bentuk
an (feminis). dengan sumbu bumi, lingga yoni yakni lingga yang
mewakili kekeluar- dikelilingi (dilingkupi) oleh
gaan dan keakraban. yoni (lihat Gambar 12). Lingga
Area Karakter ruang Menggunakan bentuk
merupakan center (pusat) dari
Wedding yang ditampilkan dinamis sebagai lam-
Shop and adalah ruang bang karakter ruang kegiatan (pengatur) sedangkan
Consultant dengan nuansa feminis, dipengaruhi yoni mengelilinginya (lihat
terbuka, menarik, karakter garis hori- Gambar 13). Konsep ini
menyenangkan, zontal yang seimbang disesuaikan dengan karakter
dan nyaman dengan sumbu bumi
(feminis). yang mewakili keter-
zona kelompok kegiatannya,
bukaan, menarik, yang dalam hal ini zona
menyenangkan. kegiatan pengelola (lingga)
Area Karakter ruang Bentuk ruang meng- dikelilingi oleh zona kegiatan
Pengelola yang ditampilkan gunakan bentuk geo- lainnya (yoni).
adalah ruang yang metris yang kuat,
kuat, kokoh, kare- dipengaruhi oleh
na merupakan karakter garis vertikal,
poros (pengatur/ tertib, dan beraturan
pengelola) (maskulin).
Area Karakter ruang Bentuk ruang meng-
Penunjang yang ditampilkan gunakan perpaduan
beragam, karena bentuk geometris
terdapat foodcourt (maskulin) dan bentuk
(terbuka-feminis) organis (feminis)
dan guest house untuk mewakili setiap
Arsitektura, Vol. 14, No.1, April 2016

lah material keras adalah war- maskulin


dan kuat seperti na mono- ditampil-
marmer, concrete krom seper- kan dalam
dan batu. Penutup ti putih, ruang yang
lantai mengguna- hitam serta megah.
kan marmer. coklat kayu.
Area Material yang Warna yang Proporsi
Penunjang digunakan adalah digunakan skala
perpaduan peng- adalah maskulin
gunaan kaca, perpaduan (megah),
Gambar 12. Ilustrasi Peletakan Massa dengan material warna dan
Lingga Yoni. kayu, memberi putih, feminis
kesan alami hitam, (intim).
hangat mewah coklat, dan
dan tegas. merah
maroon.
Area Servis Material yang Warna yang Proporsi
digunakan adalah digunakan skala
material yang adalah manusia-
mudah ditemui di warna yang wi yang
sekitar, tidak bersahaja sederhana
membahayakan, dan
tidak mudah sederhana.
Gambar 13. Peletakan Massa Wedding terbakar, dan
Center Menurut Permintakatan. tidak terlalu
mahal karena
area ini tidak
3. Analisis Material, Tekstur dan terlalu diekspose.
Warna
Analisis ini dilakukan berdasar IV. KESIMPULAN (KONSEP DESAIN)
karakteristik kegiatan di Wedding Center di Surakarta adalah
dalamnya, sehingga kesan yang sebuah tempat kegiatan
kemudian tercipta sesuai dengan penyelenggaraan upacara pernikahan
yang diharapkan (lihat Tabel 3). yang berisi mulai dari jasa, layanan,
Tabel 3. Analisis Penentuan Karakteristik informasi dan konsultasi seputar
Bangunan. penyelenggaraan upacara pernikahan,
Area persiapan pernikahan hingga
Material dan Proporsi/
Kelompok
Tekstur
Warna
Skala
pelaksanaan pernikahan secara terpadu
Kegiatan (lihat Gambar 14).
(1) (3) (4) (5) Nama Bangunan : Wedding Center
Area Material yang Warna yang Proporsi
Wedding digunakan ada- digunakan skala Lokasi : Jl. Adisucipto
Ceremony lah material yang adalah per- feminis Luas Lahan : 12.250 m2
bertekstur halus, paduan ditampil- Luas Bangunan : 21.472.03 m2
yakni tembok warna putih kan dalam Jumlah Lantai : Ceremony 2
finishing cat sebagai ruang yang
halus, dipadukan lambang intim
lantai
dengan kayu, kesucian Shop 9 lantai
digunakan untuk dan merah Status Kepemilikan: Swasta
kesan ruang yang maroon Daya tampung yang disediakan dibagi
akrab. 3 jenis, yakni:
Area Material yang Warna yang Proporsi
Wedding digunakan ada- digunakan skala 1. Wedding Center
Shop and lah perpaduan adalah pu- feminis Disediakan 4 buah hall
Consultant bukaan kaca dan tih dengan ditampil- berkapasitas masing-masing 1000
tembok de-ngan perpaduan kan dalam tamu undangan.
finishing cat warna pe- ruang yang
2. Wedding Shop and Consultant
halus dan kayu ach, merah manusiawi.
untuk memberi maroon dan Untuk retail store disediakan
kesan tenang. kuning. sebanyak 100 retail.
Area Material yang Warna yang Proporsi 3. Guest House
Pengelola digunakan ada- digunakan skala
Wulan Cahyaning M, Suparno, Ummul Mustaqimah, Wedding Center di Surakarta...

Setara hotel bintang 3 dengan


kamar standar 50 dan kamar suite
4.
Waktu operasional dibagi 3, yakni:
1. Wedding Ceremony
Waktu operasionalnya adalah
pukul 08.00-16.00 WIB. Pada
acara-acara tertentu, jam yang
digunakan adalah:
a. Event pagi pada pukul 10.00-
13.00 WIB Gambar 15. Tampak Selatan Wedding Center.
b. Event Wedding Ceremony
pada pukul 19.00-21.00 WIB
2. Wedding Shop and Consultant
Waktu operasionalnya adalah
pukul 09.00-21.00 WIB.
3. Guest House
Fasilitas Guest House dilayani
selama 24 jam (00.00-24.00
WIB).
Gambar 16. Tampak Timur Wedding Center.

Gambar 17. Perspektif Bangunan


Gambar 14. Perspektif Wedding Center Wedding Ceremony.

Konsep perancangan Wedding Center


ini adalah mengkomunikasikan nilai-
nilai filosofis lingga-yoni ke dalam
bangunan (lihat Gambar 15 dan 16).
Bangunan dengan karakteristik
feminis diwujudkan dalam bentuk
bangunan yang didominasi garis
horizontal yang sejajar dengan tanah,
melambangkan ketenangan. Gambar 18. Perspektif Bangunan
Wedding Shop dan Guest House
Sedangkan bangunan maskulin
diwujudkan dalam bentuk bangunan
REFERENSI
yang didominasi garis vertikal, tegak
Armand, Avianti., 2001. Arsitektur Yang
lurus dengan sumbu bumi,
Lain. Gramedia Pustaka Utama,
melambangkan kekokohan (lihat
Jakarta.
Gambar 17 dan 18).
http://www.dispendukcapil.surakarta.go.id/
diakses pada tanggal 25 November
2014 pukul 11.57

You might also like