You are on page 1of 13

Keberlanjutan Usaha Peternakan Sapi Potong dan Peran Kelembagaan Ekonomi Petani

di Kecamatan Gegerbitung Kabupaten Sukabumi Provinsi Jawa Barat

The Role of Farmer's Economic Institution in Agribusiness Sustainability of Beef Cattle


Breeding in Gegerbitung District, Sukabumi Regency, West Java Province

Harniati1‚ Ampun2‚ Wardani1, Pratama1


1Politeknik Pembangunan Pertanian (POLBANGTAN) Bogor.
Jl Aria Surialaga No. 1. Bogor, Jawa Barat
2Praktisi Agribisnis Peternakan.

*Korespondensi penulis, Email: tatie.hr@gmail.com

Diterima: April 2019 Disetujui terbit: September 2019

ABSTRACT

The problems faced by cattle breeders for their sustainability efforts in their business are
influenced by economic institutional. Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) is one form of the economic
institutional farmers (KEP) which is expected to be the sustainability of the business in the field of
agriculture has not been running as its function. The purpose of this research is to 1) analyzing the
relationship characteristic implementation functions and capabilities to the role of the farmer's economic
institutional; 2) Analyzing Gapoktan's role on the sustainability of cattle breeding; 3) Analyzing the factors
that influence the sustainability of cattle breeding business. Sample of respondents as many as 63 people
from Gapoktan Buniwangi. The results of this research include the findings that strong factors affect the
role of KEP or positively correlated with the role of KEP namely the income of farmers, business
experience; while the age of farmers and the number of livestock correlated positively but the effect is
relatively weak.

Keyword: farmer economic institutional, business sustainability of cattle breeder

ABSTRAK

Permasalahan yang dihadapi peternak sapi potong untuk keberlanjutan usahanya dipengaruhi oleh
kelembagaan ekonomi petani. Gabungan kelompok tani (Gapoktan) merupakan salah satu bentuk
Kelembagaan Ekonomi Petani (KEP) yang diharapkan sebagai penghela keberlanjutan usaha di bidang
pertanian belum berjalan sesuai fungsinya. Tujuan penelitian ini adalah: 1) menganalisis hubungan
karakteristik pelaksanaan fungsi dan kemampuan terhadap peran kelembagaan ekonomi petani; 2)
menganalisis peran Gapoktan terhadap keberlanjutan usaha peternakan sapi potong; dan 3)
menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keberlanjutan usaha peternakan sapi potong.
Sampel responden sebanyak 63 orang dari Gapoktan Buniwangi. Hasil penelitian ini diantaranya yaitu
temuan bahwa faktor-faktor yang kuat mempengaruhi peran KEP ataupun berkorelasi positif dengan
peran KEP yaitu pendapatan petani, lama atau pengalaman usaha; sedangkan usia dan jumlah ternak
berkorelasi positif namun pengaruhnya lemah.

Kata kunci: kelembagaan ekonomi petani, keberlanjutan usaha sapi potong

18 
 
PENDAHULUAN kehidupan yang lebih baik; 2) wahana
kerjasama kelompok tani merupakan
Kelembagaan merupakan salah
tempat untuk memperkuat kerjasama
satu faktor penting dalam kerangka
baik di antara sesama petani dalam
pembangunan sistem dan usaha
poktan dan antar poktan maupun dengan
agribisnis. Kelembagaan pertanian
pihak lain; dan 3) unit produksi: usahatani
dengan berbagai macam fungsinya,
yang dilaksanakan oleh masing-masing
dapat menjadi sarana koordinasi antar
anggota poktan secara keseluruhan
subsistem dalam sistem agribisnis.
harus dipandang sebagai satu kesatuan
Gabungan Kelompok Tani
usaha yang dapat dikembangkan untuk
(Gapoktan) yang menaungi sejumlah
mencapai skala ekonomi dengan
kelompok tani merupakan salah satu
menjaga kuantitas, kualitas dan
bentuk kelembagaan ekonomi petani.
kontinuitas.
Pembentukan diharapkan menjadi salah
Jumlah pelaku usaha di sektor
satu motor penggerak untuk
peternakan mulai berkurang,
keberlanjutan usaha peternakan sapi
masyarakat lebih tertarik untuk bekerja
potong di Kecamatan Gegerbitung
sebagai buruh pabrik, supir, ojek atau
tersebut. Sebagaimana dalam Permentan
buruh kerja serabutan lainnya. Namun
No. 82 tahun 2013 disebutkan bahwa
demikian‚ di Kecamatan Gegerbitung
kelompok tani merupakan kumpulan
memiliki potensi yang baik untuk usaha
petani, peternak, dan pekebun yang
di bidang peternakan. Kecamatan
dibentuk atas dasar kesamaan
Gegerbitung adalah salah satu
kepentingan; kesamaan kondisi
Kecamatan di Kabupaten Sukabumi
lingkungan sosial, ekonomi dan
Provinsi Jawa Barat dengan luas
sumberdaya; kesamaan komoditas; dan
wilayah 5.526,961 Ha. Terdiri dari 7
keakraban untuk meningkatkan dan
desa dengan jumlah penduduk sebesar
mengembangkan usaha anggota.
41.745 jiwa (Agustus 2017). Wilayah ini
Fungsi kelompok tani sebagaimana
mempunyai kelembagaan ekonomi
disebutkan dalam Permentan No 82 tahun
petani sekitar 7 Gapoktan yang terdiri
2013 yaitu: 1) kelas belajar: kelompok tani
dari 36 Poktan dengan 10 kelompok
merupakan wadah belajar mengajar bagi
kelas pemula, 20 kelompok kelas lanjut,
anggota guna meningkatkan pengetahuan,
dan 6 kelompok kelas madya. Usaha
keterampilan dan sikap agar tumbuh dan
ternak relatif banyak di daerah tersebut
berkembang menjadi usahatani yang
yang meliputi populasi ternak dengan
mandiri sehingga dapat meningkatkan
rincian sebagai berikut 273.000 ekor
produktifitas, pendapatan serta
ayam ras, 70.241 ekor ayam buras,
18 
 
8.306 ekor domba, 1.784 ekor kambing, Kecamatan Gegerbitung, Kabupaten
349 ekor sapi potong, dan 98 ekor kerbau Sukabumi, Jawa Barat.
(BP3K Kecamatan Gegerbitung, 2017). Jumlah populasi yakni anggota
Peningkatan produktivitas dalam yang ada di dalam Gapoktan Buniwangi
usaha agribisnis peternakan membutuhkan sebanyak 170 orang. Adapun rincian dari
peran serta Gapoktan untuk menunjang jumlah anggota tersebut dapat dilihat
keberlanjutan usaha para peternak. Usaha pada tabel di bawah ini.
peternakan sapi potong ini memiliki prospek Tabel 1. Daftar Anggota Gapoktan
Buniwangi
yang baik untuk dikembangkan. Usaha
No Nama Kelompok Jumlah
ternak sapi potong di Kecamatan 1 Maju 15
Gegerbitung dilakukan sebagai usaha 2 Mandiri 28
3 Rizki Tani 44
sambilan dengan pengelolaan yang masih 4 Saluyu 28
sederhana, sehingga diperlukan suatu 5 Sejahtera 34
6 Sugih Tani 21
upaya dalam rangka pengembangan usaha Total 170
tersebut dengan konsep agribisnis Sumber :BP3K Gegerbitung(2018)

peternakan yang berorientasi untuk mencari Penentuan jumlah sampel dalam


keuntungan dan memenuhi kebutuhan menggunakan rumus Slovin, yaitu
protein hewan. sebagai berikut:
Tujuan dari makalah penelitian
n = = = 62,96
² , ²
ini adalah: 1) menganalisis hubungan
= 63 orang
karakteristik, pelaksanaan fungsi dan
kemampuan terhadap peran
Berdasarkan rumus Slovin
kelembagaan ekonomi petani; 2)
tersebut didapatkan jumlah sampel
menganalisis peran Gapoktan terhadap
sebesar 63 orang. Dalam pengolaha data
keberlanjutan usaha peternakan sapi
di lokasi dan kemampuan yang dimiliki
potong; dan 3) menganalisis faktor-
seperti biaya.
faktor yang berpengaruh terhadap
Pengumpulan data yakni data
keberlanjutan usaha peternakan sapi
primer dan data sekunder. Data primer
potong.
merupakan data yang diperoleh langsung
METODE PENELITIAN dari responden atau sampel secara
langsung di lapangan. Data sekunder
Penelitian ini dilakukan pada
diperoleh melalui instansi yang berkaitan
bulan Maret hingga Juni 2018 yang
baik itu Desa, Kecamatan, BP3K, poktan
dilaksanakan di Desa Buniwangi,
ataupun Gapoktan.

19 
 
Analisis data menggunakan Provinsi 120 Km, sedangkan jaka dari
statistik deskriptif dan analisis statistik Ibu Kota Negara 131 Km. Dengan
inferensial. Metode statistik deskriptif luasan tersebut kecamatan
menggunakan frekuensi, persentase, Gegerbitung mempunyai sumberdaya
rataan skor, total rataan skor, dan potensial yang dapat dikembangkan
tabulasi, kemudian dilakukan analisis sehingga dapat memberikan hal yang
statistika inferensial yang digunakan positif termasuk potensi di bidang
untuk melihat hubungan antar variabel peternakan.Berikut adalah tabel potensi
terikat dengan variabel bebas adalah peternakan di kecamatan Gegerbitung.
dengan menggunakan Pearson Tabel 2. Komoditas Peternakan
Kecamatan Gegerbitung
Correlation Analysis yang diolah Jenis Populasi Produktifita Produksi/
dengan aplikasi SPSS versi 22. Ternak (ekor) s (Ton) Daging,
telur (kg)
Instrumen evaluasi yang Ayam Ras 1.100.00 1,5 1.650.00
Pedaging 0 0
digunakan dalam kegiatan ini adalah Ayam Ras 300.000 2 600
Petelur
dengan menggunakan kuesioner yang Ayam 42.832 0,8 34.265,6
Buras
dibuat dalam bentuk tertutup sehingga Itik/Bebek 3.115 150 55.125
Domba/ 6.720 1 672
telah memiliki jawaban, kuesioner kambing
tersebut ialah berbentuk pernyataan Sapi 177 2 354
Potong
yang dipilih oleh responden. Butir soal Kerbau 6.720 20 134.400
Sumber:PTCD Peternakan (2016)
atau pernyataan yang diberikan diberi
skor dengan kategori: kategori sangat Dari data diatas ini merupakan
setuju nilainya 4, kategori setuju sumberdaya potensial yang dapat
nilainya 3, kategori kurang setuju dikembangkan di kecamatan
nilainya 2, dan kategori tidak setuju Geberbitung. Sumberdaya ini tidak
nilainya 1. dapat berkembang secara optimal jika
peran kelembagaan tidak menjadi
HASIL DAN PEMBAHASAN motor penggerak dalam hal
berusahatani ini. Oleh karena itu, peran
Keragaan Wilayah dan Potensi
kelembagaan ekonomi petani harus
Secara administratif luas
dioptimalkan agar usaha di Kecamatan
kecamatan Gegerbitung adalah 5.523,81
Gegerbitung dapat berkelanjutan.
Ha, yang meliputi tujuh desa dengan
Kecamatan Gegerbitung
narahubung jalan provinsi dan jalan
memiliki penduduk sebanyak 41.745
kabupaten. Jarak dari ibu kota
jiwa, dengan jumlah penduduk laki –
Kabupaten Sukabumi (Palabuhan
laki sebanyak 20.999 jiwa dan jumlah
Ratu) adalah 81 Km, dengan jarak
20 
 
penduduk perempuan sebanyak 20.746 Jika dikategorikan berdasarkan
jiwa (Agustus 2016). Sumberdaya umur produktif dan non produktif, maka
manusia ini merupakan potensi untuk petani atau peternak dilokasi masih dalam
mengembangkan agribisnis khususnya lingkup produktif jika digolongkan umur
sapi potong. produktif (Soekarwati, 1988). Umur ini
berpengaruh pada kemampuan fisik
Data Responden
petani agar dapat bekerja secara optimal.
Kajian dalam pelaksanaan
Semakin bertambahnya umur maka
penelitian ini berdasarkan data primer
kekuatan fisik semakin menurun
menggunakan intrumen kuesioner. Data
sehingga mengakibatkan penurunan
diolah berupa jumlah skor nilai dan
pada produktivitas kerja.
karakteristik responden. Karakteristik
responden berupa umur, tingkat Tingkat Pendidikan
pendidikan, pengalaman berternak, Tingkat pendidikan formal petani
pendapatan dan kepemilikan ternak dari atau peternak berkaitan terhadap
responden. kemampuan gapoktan dalam
Tabel 3 menunjukan bahwa rata- menjalankan usaha. Makin tinggi tingkat
rata umur petani responden masih pendidikan formal petani, diharapkan
berusia produktif. makin rasional pola pikir dan daya
Tabel 3. Umur Responden nalarnya. Dengan pendidikan yang
Range Usia Jumlah Persentase semakin tinggi, maka semakin lebih
28-34 16 orang 25 %
35-41 35 orang 56 % mudah merubah sikap dan perilaku untuk
42-48 4 orang 6%
49-55 8 orang 13 % bertindak lebih rasional. Tingkat
Sumber : Data Primer Diolah (2018) pendidikan petani yang pernah ditempuh
selama duduk di bangku sekolah
Temuan penelitian ini menyatakan merupakan faktor penentu dalam
bahwa semakin muda umur responden menerima suatu inovasi. Karakteristik
semakin tinggi kecenderungan menerima petani responden di anggota kelompok
suatu inovasi. Hal tersebut sesuai dengan tani yang tergabung dalam Gapoktan
pernyataan Soekartawi (1988) bahwa Buniwangi menurut tingkat pendidikan
semakin muda umur petani biasanya dapat dilihat pada Tabel 4.
mempunyai semangat untuk ingin tahu, Tabel 4. Tingkat Pendidikan
dengan demikian semangat dan Pendidikan Jumlah Persentase
SD 21 orang 33 %
kemauan lebih cepat untuk merespon SMP 34 orang 54 %
SMA 6 orang 10 %
suatu inovasi.
S1 2 orang 3%
Sumber :Data Primer Diolah (2018)

21 
 
Pendidikan yang tinggi dan umur keadaan responden sudah dalam
yang muda menyebabkan lebih dinamis, kondisi yang memungkinkan untuk
tetapi realitanya berdasarkan observasi diprediksi usaha yang berkelanjutan
yaitu tingkat pendidikan petani tidak karena mayoritas responden usia
mempengaruhi penerimaan petani terhadap produktif sudah mempunyai
materi yang disampaikan. Petani peternak pengalaman usaha yang memadai
dapat mengadopsi inovasi, disebabkan oleh (lebih dari dua tahun untuk belajar dari
media, teknik komunikasi, dan metode yang pengalaman mengenai agribisnis sapi
tepat digunakan sesuai yang diinginkan dan potong).
dibutuhkan petani.
Kepemilikan Ternak
Lama Usaha Penelitian ini menemukan bahwa
Lama berusahatani berpengaruh kepemilikan ternak berpengaruh terhadap
terhadap daya respon, tanggapan, sikap, inovasi dan keberlanjutan usaha.
penerimaan serta perannya didalam sebuah Hal ini sesuai dengan pernyataan yaitu
organisasi petani. Semakin lama keberlanjutan usaha merupakan upaya
pengalaman berusahatani, diharapkan seseorang atau kelompok untuk
peran aktif petani sebagai anggota memenuhi kebutuhan hidupnya dengan
organisasi dapat memaksimalkan perannya. memanfaatkan segala kemampuan,
Pengalaman usahatani memberikan pengetahuan, akses dan tuntutan serta
gambaran seberapa lama seseorang telah kekayaan yang dimiliki secara lokal
berkecimpung dalam menjalankan usaha maupun global dan terus meningkatkan
taninya. Pengalaman berusahatani petani kemampuan dirinya dengan bekerja
responden di Gapoktan Buniwangi dapat sama dengan orang lain, berinovasi,
dilihat pada Tabel 5. berkompetisi agar dapat bertahan dalam
Tabel 5. Lama usahatani kondisi perubahan. Tabel 6 menunjukkan
Lama Jumlah Persentase
jumlah kepemilikan ternak.
Usaha
3-5 tahun 20 orang 32 % Tabel 6. Kepemilikan Ternak
6-8 tahun 29 orang 46 % Ternak Jumlah Persentase
9-11 tahun 12 orang 19 % 2 ekor 17 orang 27 %
12-15 2 orang 3% 3 ekor 22 orang 35 %
tahun 4 ekor 20 orang 32 %
Sumber :Data Primer Diolah (2018) 5 ekor 4 orang 6%

Dari data responden diatas Temuan pada penelitian ini


dapat digaris bawahi jika meninjau dari menyatakan bahwa kepemilikan ternak
pengalaman berusahatani tersebut responden menunjukan pengaruh yang
dapat diinterprestasikan bahwa nyata terhadap sikap responden karena
22 
 
semakin besar jumlah ternak yang dimiliki itu Berdasarkan data responden
berbanding lurus dengan pengetahuan dan pendapatan peternak yang masih
keterampilan peternak dalam berusaha tani dominan pada range < 3 juta/bulan
dan semangat berkelompok. Peternak yang sehingga diperlukannya penambahan
memiliki ternak lebih dari 4 ekor tetap jumlah ternak yang diharapkan dapat
bertahan dan melanjutkan usahanya serta meningkatkan hasil pendapatan petani
berkeinginan untuk mengembangkan usaha atau peternak tersebut.
peternakannya agar lebih baik dari segi
Analisis Korelasi Antar Variabel
populasi, manajemen, pengetahuan dan
Koefisien korelasi ialah bilangan
keterampilan.
yang menyatakan kekuatan hubungan
Pendapatan Peternak antara dua variabel atau lebih dan juga
Peternak di Gapoktan Buniwangi dapat menentukan arah dari kedua variabel.
menjadikan usaha peternakannya Adapun tingkat kekuatan hubungannya
sebagai usaha utama untuk kebutuhan menurut Priyano (2010) yakni nilai 0.00-
hidup keluarganya. Usaha peternakan 0.199 sangat lemah, 0.20-0.399 lemah,
sapi potong dianggap dapat memenuhi 0.40-0.599 cukup, 0.60-0.799 kuat serta
kebutuhan sehari-harinya, walaupun 0.80-1.0 sangat kuat.
sebagian peternak memiliki usaha skala Umur responden secara umum
kecil namun belum nampak terlihat tidak berhubungan secara nyata sebesar
secara signifikan hasil usahanya. Hal 0.086 dengan fungsi KEP yang
tersebut sesuai dengan pernyataan Sari merupakan salah satu peran dari
(2013) bahwa pemasukan pendapatan Gapoktan. Artinya umur peternak kurang
dari usaha ternak ruminansia dalam suatu berperan dalam pelaksanaan fungsi
usahatani adalah sangat penting karena Gapoktan dikarenakan kontribusinya
fungsi ternak tersebut sevagai sumber hanya sebesar 8.6 %. Apabila dilihat dari
pendapatan petani dan penyebar resiko kategori usia produktif responden, tidak
secara merata. Tabel 7 ada hubungan nyata dan negatif sebesar
mempresentasikan pendapatan peternak 0.248. Hasil tersebut sesuai dengan
di Kecamatan Gegerbitung. pernyataan Priyatno (2010) bahwa
Tabel 7.Pendapatan Peternak koefisien korelasi antara 0.00-0.19 tingkat
Pendapatan Jumlah Persentase
hubungannya sangat lemah. Sehingga
2.300-2.850 ribu 47 orang 75 %
hubungan korelasi ini mempunyai arti
2.851-3.400 ribu 10 orang 16 %
antara variabel x dan y hubungannya
3.401-3.950 ribu 4 orang 6%
searah sehingga mempunyai maksud
>3.951 ribu 2 orang 3%
Sumber :Data Primer Diolah (2018) semakin tua umur responden maka akan
23 
 
semakin baik dalam menjalankan fungsi yang dimaksudkan di dalam hal ini
KEP begitupun sebaliknya. semakin banyak kepemilikan usaha maka
Penelitian menunjukkkan bahwa semakin baik pula pelaksanaan fungsi
tidak terdapat hubungan linear antara KEP begitu pula sebaliknya. Namun hasil
umur dengan kemampuan Gapoktan. identifikasi dilapangan bahwa peternak
Korelasi antara umur dan kemampuan anggota Gapoktan kurang melibatkan
KEP tersebut sangat lemah yaitu dengan dirinya didalam Gapoktan. Mereka lebih
nilai 0.034 yang artinya hubungan antara mementingkan mencari bahan pakan
variabel x dan y searah, ini mempunyai untuk kepentingan ternaknya.
maksud ialah umur responden tidak Berdasarkan data karakteristik
terlalu berhubungan untuk peningkatan kepemilikan ternak, sebagian besar
kemampuan Gapoktan. responden memiliki 3 ekor sebanyak 22
Kepemilikan ternak responden orang (35 %).Hal tersebut mencerminkan
mempunyai hubungan dengan skala peternakan sapi potong di
pelaksanaan fungsi Gapoktan. Kecamatan Gegerbitung Kabupaten
Pelaksanaan fungsi ini merupakan bagian Sukabumi masih berskala usaha kecil,
dari peran kelembagaan ekonomi petani yang ditandai dengan kepemilikan ternak
dalam hal ini adalah Gapoktan. Hasil sapi potong sebanyak 3 ekor per pelaku
perhitungan memperoleh nilai r = 0.341. utama peternak. Jumlah ternak
Ini membuktikan bahwa {r} > 0.248 dapat mempunyai pengaruh positif terhadap
disimpulkan bahwa terdapat hubungan produktifitas usaha (Rahayu, 2014).
linear antara kepemilikan ternak dengan Mayoritas usaha peternakan yang
fungsi KEP Gapoktan. Artinya dikelola petani/peternak di perdesaan
kepemilikan ternak berperan dalam berada pada skala kepemilikan ternak
pelaksanaan fungsi Gapoktan kecil dengan rata-rata kepemilikan kurang
dikarenakan kontribusinya sebesar 34.1 dari 5 ekor.
%. Sehingga korelasi antara kepemilikan Apabila diamati kondisi peternak
ternak dengan fungsi KEP dengan r (63) anggota Gapoktan dilapangan baik yang
= 0.341; p 0.006. memiliki ternak potong 3 ekor maupun
Tabel korelasi di atas menunjukan yang memiliki 5 ekor, kondisinya sama
bahwa korelasi antara kepemilikan ternak yaitu mereka kurang terlibat di dalam
dan pelaksanaan fungsi KEP lemah Gapoktan. Bahkan beberapa peternak
positif yaitu dengan nilai 0,341. tidak tahu peran Gapoktan secara benar.
Pengertian positif adalah hubungan Selain itu peran dinas terkait yang
antara variabel x dan y searah, kemudian bergerak dibidang peternakan kurang

24 
 
memberikan kontribusi terhadap Dari hasil perhitungan ini
peningkatan populasi ternak sapi di kedua diperoleh hasil nilai r = 0.221. Hasil
Gapoktan. pembuktian ini terlihat jelas bahwa {r} >
0.248 sehingga dapat disimpulkan bahwa
Korelasi Kepemilikan Ternak Dengan
tidak terdapat hubungan linear antara
Kemampuan
lama usaha dengan kemampuan
Kepemilikan ternak cukup berperan
KEP.Sehingga nilai korelasi antara lama
dalam penerapan kemampuan Gapoktan
usaha dengan kemampuan ialah terletak
dikarenakan kontribusinya hanya sebesar
pada nilai r (63) = 0.221; p 0.082.
15.9%. Pelaksanaan fungsi Gapoktan
Lama usaha responden
merupakan bagian dari peran
mempunyai hubungan nyata dan positif
kelembagaan ekonomi petani. Hal ini
dengan penerapan kemampuan
dijelaskan oleh nilai korelasi antara
Gapoktan. Penerapan kemampuan ini
kepemilikan ternak dengan kemampuan
merupakan bagian dari peran
Gapoktan. Dari data di atas
kelembagaan ekonomi petani dalam hal
menunjukan bahwa korelasi antara
ini adalah Gapoktan. Nilai korelasi person
jumlah ternak dengan kemampuan
antara lama usaha dengan penerapan
Gapoktan lemah, yaitu 0.322. Pengertian
kemampuan sebesar 0,221. Jika
positif pada korelasi ini adalah hubungan
diinterpretasikan koefisien korelasi nilai
antara variabel x dan y searah, yaitu
tersebut termasuk dalam tingkat
semakin besar peran dari kemampuan
hubungan yang relatif lemah. Artinya
Gapoktan maka semakin besar peluang
lama usaha cukup berperan dalam
jumlah ternaknya begitu pula sebaliknya.
penerapan kemampuan Gapoktan
Hasil identifikasi dilapangan
dengan kontribusi sebesar 22.1%;
menunjukkan bahwa peternak anggota
dengan korelasi positif; dimana hubungan
Gapoktan kurang melibatkan dirinya
antara variabel x dan y searah, yaitu
didalam penerapan kemampuan
semakin besar peran dari kemampuan
Gapoktan. Sebagian mereka
Gapoktan maka semakin besar peluang
menerapkan materi yang dijadikan
untuk bertahan usia usahanya begitu pula
sumber keterampilan yang mereka
sebaliknya.
terapkan namun sebagiannya lagi hanya
Kondisi dilapangan menunjukkan
berada pada tahap yang aman menurut
peternak lebih senang bergelut dibidang
pandangan mereka dan tidak adanya
on farm, karena mereka sudah terbiasa
motivasi untuk mengembangkan
secara turun temurun melakukan
usahanya.
kegiatan tersebut. Mereka kurang

25 
 
terbiasa berkecimpung didalam pengembangan usaha di atas selaras
organisasi, sehingga kepedulian dan dengan pernyataan Rahayu, et al., (2014)
kesadaran terhadap Gapoktan kurang bahwa pengalaman usaha atau berternak
begitu tinggi. Padahal apabila Gapoktan merupakan salah satu faktor yang dapat
dapat melaksanakan perannya secara mempengaruhi produksi sapi potong.
maksimal, anggota peternak juga bisa Menurut Makhmudi (2014) bahwa
merasakan manfaatnya. Selain itu karakteristik pengalaman juga dapat
keuntungan yang didapat dari lamanya menentukan cara pandang petani dalam
usaha mereka kurang untuk mencukupi melakukan rekayasa ekonomi seperti
kehidupan keluarganya. mengkombinasikan input produksi, dan
Penelitian menunjukkan bahwa rekayasa sosial seperti kerjasama
menunjukan lama usaha responden anggota Gapoktan semakin solid.
mempunyai hubungan nyata dan positif Pengalaman adalah guru yang berharga
dengan pelaksanaan fungsi Gapoktan. dalam proses pembelajaran untuk
Pelaksanaan fungsi ini merupakan bagian meningkatkan kualitas sumberdaya
dari peran kelembagaan ekonomi petani manusia yang handal dalam penguasaan
yang dalam hal ini adalah Gapoktan. Nilai ilmu pengetahuan dan teknologi guna
korelasi person antara lama usaha mengembangkan pengelolaan usaha
dengan pelaksanaan fungsi sebesar agribisnis yang menguntungkan dan
0.602. Jika diinterpretasikan koefisien berkelanjutan.
korelasi nilai tersebut termasuk dalam Manurut Hermawan (2016) bahwa
tingkat hubungan yang kuat positif. peternak memiliki keluarga, dan
Artinya lama usaha cukup berperan kehidupannya sangat bergantung pada
dalam pelaksanaan fungsi Gapoktan mata pencaharian mereka yaitu
dengan kontribusi sebesar 60.2 %. pertanian/ peternakan. Oleh karena itu
Pengertian positif pada korelasi ini adalah pendapatan yang didapatkan dari hasil
hubungan antara variabel x dan y searah, pertanian/peternakan berpengaruh pada
yaitu semakin besar peran dari kesejahteraan keluarga petani.
pelaksanaan fungsi KEP maka semakin Pengertian pada korelasi ini adalah
lama peternak dapat berusaha hubungan antara variabel x dan y tidak
dikarenakan motivasi untuk searah, yaitu semakin besar peran dari
perkembangan usahanya begitu pula pelaksanaan fungsi KEP maka semakin
sebaiknya. banyak pendapatan peternak begitu pula
Hasil korelasi person antara lama sebaiknya.
usaha dengan pelaksanaan fungsi dan

26 
 
Hasil pengamatan dilapangan Permentan Nomor 67 (2016) menerangkan
menunjukkan bahwa pengembangan bahwa kelembagaan petani
usaha Gapoktan yang merupakan bagian ditumbuhkankembangkan untuk memenuhi
dari peran kelembagaan ekonomi petani kelayakan usaha skala ekonomi dan
cukup berkembang. Beberapa hal yang efisiensi usaha, sehingga salah satunya
menyatakan cukup berkembang adalah berfungsi sebagai penyedia permodalan
Gapoktan memiliki modal usaha yang bagi anggota serta menjalin kerjasama
berasal dari iuran anggota, Gapoktan permodalan melalui kemitraan usaha
memiliki fasilitas modal usaha dari dengan pihak lain.
bantuan pemerintah, dan Gapoktan Pendapatan responden
dalam usahanya telah berorientasi pasar mempunyai hubungan nyata dan positif
dan berbasis kawasan. Modal tersebut dengan penerapan kemampuan
digunakan untuk memfasilitasi Gapoktan. Penerapan kemampuan ini
pengembangan usaha anggota. Riwayat merupakan bagian dari peran
kepemilikan ternak para anggota yang kelembagaan ekonomi petani dalam hal
dulunya hanya memiliki 1-2 ekor sapi, ini adalah Gapoktan. Nilai korelasi
sekarang ternaknya sudah bertambah Pearson antara pendapatan dengan
rata-rata 5 ekor dan bahkan peternak penerapan kemampuan sebesar 0.322.
dapat membangun rumah, membeli Jika diinterpretasikan koefisien korelasi
kebun dari hasil menjual sapi potong. nilai tersebut termasuk dalam tingkat
Kondisi tersebut tidak terlepas dari hubungan yang kuat positif. Artinya
pengembangan usaha Gapoktan bagi pendapatan berperan dalam penerapan
anggotanya. kemampuan Gapoktan dengan kontribusi
Penguatan kelembagaan petani sebesar 32.2 %. Pengertian positif pada
sangat diperlukan dalam rangka korelasi ini adalah hubungan antara
perlindungan dan pemberdayaan petani, variabel x dan y searah, yaitu semakin
oleh karena itu dapat besar peran dari kemampuan Gapoktan
menumbuhkembangkan kelembagaan dari, maka semakin meningkat pendapatan
oleh, dan untuk petani guna memperkuat peternak begitu pula sebaiknya. Temuan
dan memperjuangkan kepentingan petani ini menyatakan bahwa Gapoktan belum
itu sendiri (Permentan, 2016). Menurut berhasil menghela kelompok tani ataupun
Hermawan (2016) bahwa organisasi petani petani/peternak berusaha dalam skala
dapat dinilai masih lemah, kondisi demikian ekonomi. Gapoktan belum maksimal
menyebabkan masyarakat petani manjadi menjalankan fungsinya. Gapoktan belum
miskin, tidak berdaya, dan tertinggal. menjadi penghela dalam unit bisnis dalam

27 
 
produksi, fasilitasi sarana dan prasarana sumber informasi dan kemitraan dengan
produksi, fungsi marketing dan keuangan. pihak lain belum berjalan sesuai acuan
Analisis ini juga mengacu pada tulisan fungsi dan peran Gapoktan.
yang dikemukakan oleh Harniati et al. Pelaksanaan fungsi Gapoktan
(2018) yang menyatakan bahwa diharapkan oleh peternak bisa berfungsi
kelompok tani yaitu “function of farmer dengan optimal sesuai acuan Permentan.
groups, namel y as: 1) Learning class, 2) Intervensi pemerintah ataupun swasta
Media for cooperation, and 3) Production sangat diharapkan utamanya dalam
unit. Moreover, the regulation also penyediaan modal, perluasan akses
mentions the function of Gapoktan as: 1) pasar dan pengolahan produksi,
Business unit which supplies Production sedangkan dan kemudahan penyediaan
Facility and Infrastructure, 2) sarana produksi.
Farm/Production Unit, 3) Processing Upaya-upaya yang selayaknya
Business Unit, 4) Marketing Business mendapat prioritas untuk keberlanjutan
Unit, and 5) Micro Finance Business Unit usaha peternakan sapi potong antara lain
(saving and loan)” pelaksanaan fungsi KEP yang mampu
memfasilitasi peternak dalam
SIMPULAN
pengembangan usaha, khususnya

Berdasarkan dari tujuan, pemasaran, peningkatan pengetahuan

hipotesis, hasil serta pembahasan dari anggota dalam mengelola usahanya, dan
pelaksanaan penelitian yang telah diolah menghela peternak ataupun kelompok
dan diuraikan ini dapat ditarik kesimpulan peternakan untuk meluaskan pemasaran

bahwa karakteristik peternak meliputi dan mendapatkan permodalan. Dengan

umur, pendidikan, lama usaha berternak, upaya ini diharapkan terjadi peningkatan

kepemilikan ternak, dan pendapatan pendapatan peternak dan selanjutnya dapat


peternak berkorelasi positif dengan mempertahankan keberlanjutan usahanya

rentang lemah hingga kuat dengan peran pada agribusnis sapi potong.

Gapoktan sebagai Kelembagaan Selain itu, diperlukan pembinaan yang

Ekonomi Petani. Pelaksanaan fungsi terstruktur dan gradual terhadap sistem


meliputi penyediaan modal, penyedia pengelolaan Gapoktan, sistem
sarana produksi, fasilitator kegiatan administrasi Gapoktan dan kelompok dan

produksi, pemasaran hasil produksi, upaya-upaya lain untuk mendorong

bentuk produk yang dipasarkan, serta eksistensi Gapoktan dalam mendukung

kemampuan kelembagaan ekonomi keberlanjutan usaha sapi potong


meliputi kemampuan merangkul anggota, khususnya di Kecamatan Gegerbitung.

28 
 
DAFTAR PUSTAKA

Harniati, et al. 2018. Strategy to Improve


the Performance of Farmer
Economic Institution in
Agribusiness at Sukabumi,
Indonesia. International Journal of
Recent Scientific Research Vol 9 (
3): 24712-24718.
Hermawan R. 2016. Jurnal Peran
Gapoktan dalam Meningkatkan
Kesejahteraan Keluarga. Jakarta:
Google Cendikia.
Makhmudi M, Susilo, Supriyanto. 2014.
Jurnal Implementasi BLM-PUAP
terhadap Pendapatan Usahatani
Penggemukan Ternak Domba.
Bogor: STPP Bogor.
Peraturan Menteri Pertanian. 2013.
Pedoman Pembinaan Kelompok
Tani dan Gabungan Kelompok
Tani.Nomor
82/Permentan/OT.140/8/2013.
Jakarta: Kementerian Pertanian.
Peraturan Menteri Pertanian. 2016.
Peraturan Menteri Pertanian.
Nomor
67/Permentan/SM.050/12/2016
tentang Pembinaan Kelembagaan
Petani. Jakarta: Kementerian
Pertanian.
Priyatno, D. 2010. Ternak Mudah dan
Cepat Melakukan Analisis Data
Penelitian dengan SPSS dan
Tanya Jawab Ujian Pendadaran.
Yogyakarta: Gaya Media.
Rahayu, et al., 2014. Jurnal Kontribusi
Usaha Sapi Perah Terhadap
Pendapatan Keluarga Peternak.
Jakarta: Agriekonomika.
Sari, M.A. 2013. Kinerja Penyuluh
Pertanian Dalam Pengembangan
Usaha Peternakan Sapi Bali di
Kabupaten Muna Provinsi
Sulawesi Tenggara. Tesis
Universitas Udayana, Denpasar.
Soekartawi. 1988. Prinsip dasar
komunikasi Pertanian. Jakarta.
Universitas indonesia.

29 
 

You might also like