You are on page 1of 8

Jurnal Agroekoteknologi dan Agribisnis, Vol 4 No 2 Edisi Desember 2020 1

ANALISIS PEMBERIAN FERMENTASI KULIT SINGKONG SEBAGAI PAKAN


TAMBAHAN SAPI POTONG DI DESA WANAJAYA KECAMATAN WANARAJA
KABUPATEN GARUT

Analysis of the Utilization of Cassava Skin Fermentation as Additional Feed


for Beef Cattle in Wanajaya Village, Wanaraja District Garut Regency

Novi Desi Yana1*, Harry2, Dyah Gandasari2


1
Mahasiswa Jurusan Peternakan, Politeknik Pembangunan Pertanian Bogor
2
Dosen Jurusan Peternakan, Politeknik Pembangunan Pertanian Bogor
*Korespondensi penulis, Email: novidesiyana6@gmail.com

Diterima: Juli 2020 Disetujui terbit: Oktober 2020

ABSTRACT
Salma Jaya Farmers Group is one of the livestock groups located in the Village of
Wanajaya Village, Wanaraja District, Garut Regency. This group has quite a lot of beef cattle
and advanced, which is about 50 head. With such a large population, it is directly proportional
to the abundance of cassava skin waste produced, such as tape waste and cassava chips.
Unfortunately, the existence of cassava peel waste has not been used optimally, especially by
members of the Salma Jaya farm group. Some farmers use cassava peels for free duck feed,
some are even left to rot. The purpose of this study was to analyze the provision of cassava
skin fermentation as an additional feed for beef cattle. Data collection procedures were carried
out through pre-test and post-test. The analysis used in this study is using a paired t-test using
statistical software (IBM SPSS Statistics 25). The results of research on the provision of
cassava skin fermentation as an additional feed for beef cattle, namely: there was a difference
in the increase in body weight of beef cattle between before and after the application of
cassava skin fermentation.
Keywords: beef cattle, cassava peel, fermentation

ABSTRAK
Kelompokternak Salma Jaya merupakan salah satu kelompokternak yang terletak di Desa
Desa Wanajaya Kecamatan Wanaraja Kabupaten Garut. Kelompok ini memiliki ternak sapi
potong yang cukup banyak dan maju yaitu sekitar 50 ekor. Dengan banyaknya populasi
tersebut, berbanding lurus dengan melimpahnya limbah kulit singkong hasil produksi, seperti
limbah tape dan keripik singkong. Namun sayangya, keberadaan limbah kulit singkong
tersebut belum digunakan secara optimal, khususnya oleh anggota kelompokternak Salma
Jaya. Beberapa petani menggunakan kulit singkong untuk pakan bebek secara cuma-cuma,
bahkan ada yang dibiarkan begitu saja sampai membusuk. Tujuan penelitian yaitu
menganalisis pemberian fermentasi kulit singkong sebagai pakan tambahan sapi potong.
Prosedur pengumpulan data dilakukan melalui pre-test dan post-test. Analisis yang digunakan
pada penelitian ini yaitu menggunakan uji t berpasangan dengan menggunakan piranti lunak
statistik (IBM SPSS Statistics 25). Hasil penelitian pemberian fermentasi kulit singkong
sebagai pakan tambahan sapi potong yaitu: terjadi perbedaan peningkatan bobot badan sapi
potong antara sebelum dan sesudah dilakukannya kaji terap tentang fermentasi kulit singkong.
Kata kunci: fermentasi, kulit singkong, sapi potong
2 Jurnal Agroekoteknologi dan Agribisnis, Vol 4 No 2 Edisi Desember 2020

PENDAHULUAN memenuhi permintaan tersebut


diperlukan impor. Kebutuhan daging
Pembangunan pertanian yang
sapi secara nasional pada tahun 2013
dilaksanakan oleh pemerintah sangat
sebesar 391 ribu ton, untuk
penting untuk mensejahterakan
penyediaannya dipenuhi dari produksi
komunitas pertanian. Salah satu
dalam negeri (69,67%) dan impor
perkembangan di bidang ekonomi
(30,33%). Impor daging sapi pada
rakyat adalah peningkatan di sektor
tahun 2013 cenderung naik bila
peternakan, seperti peningkatan
dibandingkan dengan tahun 2012 yang
jumlah usaha yang terlibat di
hanya 21,29% dan berdasarkan angka
dalamnya, dan pembentukan lembaga
sementara realisasi impor tahun 2014
kelompok tani ternak (Gandasari et al.,
(bulan Oktober) sudah mencapai
2020b).
33,82% (Ditjen PKH 2014 dalam
Arah kebijakan umum
Yuliana et al. 2014).
pengembangan sektor pertanian
Keberhasilan usaha ternak sapi
diarahkan pada upaya peningkatan
potong ditentukan oleh salah satu
produktivitas, produksi, dan nilai
faktor terbesar, yaitu pakan. Pakan
tambah produk pertanian untuk
adalah semua yang bisa dimakan oleh
mendukung kebutuhan pangan
ternak dan tidak mengganggu
nasional, untuk memenuhi bahan
kesehtannya. Pada umumnya
industri dan ekspor, dan untuk
pengertian pakan (feed) digunakan
memperluas peluang kerja dan
untuk hewan yang meliputi kuantitatif,
pendapatan para pelaku. Secara
kualitatif, kontinuitas serta
umum, masalah utama dari sektor
keseimbangan zat pakan yang
pertanian adalah keanekaragaman,
terkandung di dalamnya (Anonim,
kualitas, keberlanjutan pasokan, dan
2011).
kuantitas yang belum direalisasi
Kenyataannya, ditemukan
sesuai dengan dinamika permintaan
kendala yang menjadi penghalang
pasar (Gandasari et al., 2020a)
untuk keberhasilan tersebut.
Pertumbuhan produksi daging
Komunikasi yang kurang memadai
sapi (supply) di dalam negeri dari
(Gandasari & Musyadar, 2018) dan
tahun 2005-2013 terus meningkat,
pengetahuan dan teknologi yang
namun belum mampu mengimbangi
masih rendah (Gandasari et al. 2020a,
laju permintaan (demand) yang
2020b). Hal ini berdampak pada
semakin meningkat, sehingga untuk
ANALISIS PEMBERIAN FERMENTASI KULIT SINGKONG SEBAGAI PAKAN
TAMBAHAN SAPI POTONG DI DESA WANAJAYA KECAMATAN WANARAJA
KABUPATEN GARUT. Novi Desi Yana, Harry, Dyah Gandasari 3

rendahnya informasi dan pengetahuan kandungan asam sianida (HCN) dan


tentang inovasi pemanfaatan limbah rendahnya kandungan protein bahan.
pertanian khususnya kulit singkong Diharapkan dengan adanya
untuk pakan alternatif ternak. fermentasi, maka kandungan protein
Pemanfaatan limbah hasil bahan akan meningkat dan asam
olahan pothil berupa kulit singkong sianida dari kulit singkong dapat
sebagai pakan sapi potong sudah berkurang (Hastuti, 2012).
menjadi kebiasaan bagi para peternak. Pengamatan kandungan protein
Hal tersebut disebabkan karena sapi kasar bahan setelah fermentasi
potong yang termasuk kedalam jenis meningkat dibanding dengan sebelum
ternak ruminansia mempunyai fermentasi. Peningkatan protein kasar
kemampuan mengkonversi bahan untuk kulit pisang dari 1,0% menjadi
pakan yang mengandung serat kasar 6,45% merupakan peningkatan yang
menjadi produk yang mendukung cukup signifikan. Begitu pula dengan
peningkatan performan dan produksi singkong yang meningkat dari 1,0%
(Samadi et al. 2010 dalam Rahayu et menjadi 8,27%. Hal ini disebabkan
al. 2019). karena saat proses fermentasi
Hal itu memungkinkan kulit berlangsung terjadi berlangsung
singkong memiliki kecernaan yang terjadi proses kimia dan fisik terhadap
rendah serta dapat meracuni ternak. bahan substrat (Akhadiarto, 2009).
Kadar HCN yang mampu ditolerir
METODE PENELITIAN
ternak tidak boleh lebih dari 50 ppm.
Kerangka Berpikir
Teknik pengolahan seperti amoniasi
dan fermentasi dapat meningkatkan Kegiatan kaji terap dimaksudkan
kadar protein, kecernaan serta dapat untuk memberikan alternatif
menurunkan kadar HCN pada kulit rekomendasi sekaligus meyakinkan
singkong (Hanifah et al. 2010 dalam peternak, serta berfungsi sebagai
Simbolon et al. 2016). Beberapa kegiatan demontrasi plot, karena
penelitian menunjukkan bahwa kulit membuktikan hasil dan cara yang
singkong memiliki kandungan protein dapat dilakukan oleh peternak.
dan serat kasar lebih tinggi Metode, Lokasi dan Waktu
dibandingkan singkong, kulit singkong Penelitian
kurang dapat dimanfaatkan sebagai
Metode yang dilakukan adalah
bahan pakan ternak karena tingginya
pendekatan perorangan dan
4 Jurnal Agroekoteknologi dan Agribisnis, Vol 4 No 2 Edisi Desember 2020

kelompok, demonstrasi cara dan hasil bulan Mei. Pengukuran adopsi tingkat
serta melakukan serangkaian yang pengetahuan dilakukan evaluasi
berhubungan dengan kaji terap yang menggunakan kuesioner, sedangkan
dilaksanakan. Tingkat penyerapan untuk mengukur tingkat keterampilan
materi penyuluhan yang diberikan dan sikap dilakukan dengan
dapat diketahui lewat evaluasi pada menggunakan kuesioner lain.

Kulit singkong belum


termanfaatkan secara maksimal

Kaji terap mengenai pemberian pakan


fermentasi kulit singkong

Peternak dapat memanfaatkan kulit Peningkatan


singkong menjadi fermentasi kulit singkong pendapatan
untuk pakan tambahan sapi potong peternak

Gambar 1 Kaji terap mengenai pemanfaatan fermentasi kulit singkong

Penelitian dilaksanakan selama Pengumpulan data primer


4 bulan yaitu Mei-Juni 2020. Populasi dilakukan pada kegiatan:
pada pelaksanaan penelitian adalah survei/identifikasi masalah
anggota Kelompokternak Salma Jaya (wawancara); evaluasi awal (pre-test);
di Desa Wanajaya, Kecamatan kaji terap; evaluasi akhir (post-test).
Wanaraja. Pengambilan sampel Pengumpulan data primer dilakukan
dilakukan secara sampling jenuh pada responden yang merupakan
(sensus). Sampling jenuh merupakan anggota kelompokternak Salma Jaya.
teknik pengambilan sampel dengan Data sekunder diperoleh dari Desa
menggunakan seluruh anggota Wanajaya, Kecamatan Wanaraja dan
kelompokternak Salma Jaya yang Balai Penyuluhan Pertanian (BPP)
mempunyai ternak sapi potong Kecamatan Wanaraja. Data yang
sebanyak 30 orang (lihat Tabel 2). diperoleh meliputi: programa
Data yang digunakan dalam kajian ini penyuluhan pertanian, monografi
ada dua macam yakni data primer dan desa, dan populasi ternak.
data sekunder (Yashinta, 2018).
ANALISIS PEMBERIAN FERMENTASI KULIT SINGKONG SEBAGAI PAKAN
TAMBAHAN SAPI POTONG DI DESA WANAJAYA KECAMATAN WANARAJA
KABUPATEN GARUT. Novi Desi Yana, Harry, Dyah Gandasari 5

Tabel 1 Pengamatan pertama: Peningkatan protein dengan fermentasi padat


Substrat Protein Substrat pH Protein Produk
(%) Fermentasi (%)
Kulit Singkong 1,60 4,50 8,27
Kulit Pisang 1,00 4,48 6,45
Kulit Kentang 5,00 4,53 8,19

Tabel 2 menunjukkan sama, oleh karena itu tidak menjadi


kepemilikan ternak yang mempunyai perbedaan kinerja per kelas kelompok
jumlah yang sedikit yaitu 3-9 ekor (Suwardi et al., 2020).
sebanyak 20 orang (67%), jumlah
Teknik Analisis Data
ternak yang dimiliki oleh responden
Teknik analisis data adalah
dipengaruhi karena peternak hanya
suatu cara yang dilakukan untuk
memelihara sapi sebagai sampingan
mengolah data agar dihasilkan suatu
atau kebutuhan protein saja tidak
kesimpulan yang tepat. Teknik ini
sebagai pendapatan utama.
menggunakan formulasi yang
Fakta menunjukkan bahwa hasil
disesuaikan dengan tujuannya. Data
uji perbedaan indikator variabel
yang diperoleh dianalisis dengan
karakteristik peternak pada umumnya
menggunakan analisis peningkatan
berbeda nyata, kecuali untuk indikator
bobot badan sapi adalah dengan
tingkat pendidikan formal, jumlah
menggunakan uji-t di Microsoft Excel
kepemilikan ternak, pengalaman dan
(Sudjana, 2005).
kebutuhan tidak berbeda nyata. Itu
karena pencapaian indikator relatif

Tabel 2 Karakteristik Responden Berdasarkan Kepemilikan Ternak


No Kepemilikan ternak Jumlah (orang) Presentase (%)
1 3-9 20 66, 66
2 10 - 16 10 33, 33
3 17 - 23 0 0
4 24 – 30 0 0
5 31 - 37 0 0
6 >38 0 0
Jumlah 30 100

HASIL DAN PEMBAHASAN dilakukan penimbangan awal dan ini


dilakukan sebelum kaji terap.
Semua ternak sapi obat cacing
Pelaksanaan kaji terap melibatkan
Kalbazen-C diberikan secara oral
anggota Kelompokternak Salma Jaya
dengan dosis 10 ml setelah itu
6 Jurnal Agroekoteknologi dan Agribisnis, Vol 4 No 2 Edisi Desember 2020

sebagai pemilik ternak sapi sekaligus P0 = 20 kg Jerami padi +2,0 kg


sebagai pelaksana kaji terap. konsentrat (ampas tahu 1 kg, dan
Pelaksanaan kaji terap dilakukan dedak padi 1 kg)
selama 40 hari. Ternak sapi yang P1 = 20 kg Jerami padi + 2,5 kg
digunakan adalah sapi jantan simental konsentrat (ampas tahu 1 kg,
cross sebanyak 10 ekor usia 1–2 dedak padi 1 kg + fermentasi kulit
tahun. singkong 500 g)
Indikator yang diukur dalam U = ulangan
pengkajian ini yaitu pertambahan Berdasarkan hasil penimbangan yang
bobot badan ternak dengan 3 dilakukan awal dan pada akhir kaji
perlakuan dan 5 ulangan. Adapun terap dapat dilihat pada Tabel 3.
perlakuan yang dilakukan yaitu:

Tabel 3 Hasil penimbangan sapi potong kaji terap selama 40 hari


Perlakuan Berat Awal Berat Akhir PBB PBBH PBBH (g)
(kg) (kg) (kg) (kg)
P0 361,60±42,05 387,60±41,52 26±0,71 0,65±0,02b 650±17,68
P1 244,40±10,19 276,4±8,17 32±2,74 0,79±0,08a 795±75,83
Keterangan: Huruf kecil berbeda menunjukkan perbedaan pada signifikansi (α 0,05) hasil uji-
t tidak berpasangan

Tabel 3 menyatakan bahwa perlakuan P1 disebabkan karena


terdapat perbedaan peningkatan BB adanya perbedaan pemberian dosis
sapi potong sebagai berikut: pakan dan inovasi pakan yang
a. P0 = 20 Kg jerami padi +2,0 kg diberikan.
konsentrat (ampas tahu 1 kg, dan Berdasarkan perhitungan
dedak padi 1 kg), BB sapi potong tersebut, pada tingkat kepercayaan 95
sebesar 650 gram/ekor/hari. % dapat dilihat bahwa t hitung (4,31) >
b. P1 = 20 kg jerami padi + 2,5 kg t tabel (2,306). Artinya, pemberian
konsentrat (ampas tahu 1 kg, dedak pakan fermentasi kulit singkong
padi 1 kg+fermentasi kulit singkong sebanyak 500 gram berpengaruh
500 gram), BB sapi potong sebesar sangat nyata terhadap peningkatan
795 gram/ekor/hari. bobot badan sapi potong jantan
Adanya perbedaan peningkatan Simmental cross.
pertambahan bobot badan harian
(PBBH) antara perlakuan P0 dan
ANALISIS PEMBERIAN FERMENTASI KULIT SINGKONG SEBAGAI PAKAN
TAMBAHAN SAPI POTONG DI DESA WANAJAYA KECAMATAN WANARAJA
KABUPATEN GARUT. Novi Desi Yana, Harry, Dyah Gandasari 7

SIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA

Simpulan Akhadiarto S. 2009. Pemanfaatan


Limbah Kulit Singkong, Kulit
Keberhasilan usaha ternak sapi
Pisang dan Kulit Kentang
potong ditentukan oleh salah satu
Sebagai Bahan Pakan Ternak
faktor terbesar, yaitu pakan.
Melalui Teknik Fermentasi. J
Rendahnya pemanfaatan limbah
Tek. Ling. Vol.10 No.3 Hal. 257
pertanian khususnya kulit singkong
– 263.
untuk pakan alternatif ternak menjadi
faktor penting untuk penerapan Gandasari D, Musyadar A. 2017.
inovasi. Salah satu inovasi yang Informasi Budidaya dalam
digunakan yaitu fermentasi. Jaringan Komunikasi Petani
Berdasarkan penelitian Cabai. Jurnal Penyuluhan
dilapangan mengenai pemanfaatan Pertanian. Vol 12(2).
fermentasi kulit singkong untuk pakan
Gandasari D, Suwardi S, Wihansah
alternatif sapi potong, menunjukkan
RRS, Wardani, Taopik AO,
adanya dampak yang bagus terhadap
2020a. Analysis of
pertambahan bobot badan sapi potong
Agribusiness Communication
dengan rata-rata 795 gram/ekor/hari.
Network among Beef Cattle
Inovasi tersebut bisa menjadi contoh
Farmers: Case Study at
keberhasilan dalam pemanfaatan
Sarimulya Mandiri as The
inovasi yang cukup mudah dikalangan
Beginner’s Farmers Group. Vol
petani ternak.
29(03) : 5339 – 5347.
Saran
Gandasari D, Sugandi A, Wihansah
Untuk meningkatkan sektor RRS, Wardani, Suwardi S.
pertanian khususnya bidang 2020b. Sociometry Analysis of
peternakan, diperlukan sumberdaya Beef Cattle Farmers Institution
alam dan sumberdaya manusia yang in Indonesia: Case of Bina
baik dan berkualitas. Dukungan Insani as an Advanced Farmers
tersebut tidak terlepas dari peran Group. International Journal of
pemerintah, serta penyuluh pertanian Advanced Science and
yang berfungsi sebagai pembawa Technology. Vol 29 (03) : 5375
informasi untuk disampaikan kepada – 5385.
petani ternak.
8 Jurnal Agroekoteknologi dan Agribisnis, Vol 4 No 2 Edisi Desember 2020

Hastuti S. 2012. Fermentasi Kulit Economic Engineering on


Singkong Dengan Ragi Learning Society). Vol. 29 (03):
Komersial Untuk Peningkatan 8123 – 8129.
Nilai Gizi. Jurnal Rekayasa. Vol
Yashinta H. 2018. Penyuluhan
5(1) April.
Tentang Fungsi Kelompoktani
Rahayu PT, Viana NDC, Luklukyah Z, dan Agribisnis Domba Di Desa
Irawan B. 2019. Potensi Daya Selasari Kecamatan Parigi
Dukung Kulit Singkong Olahan Kabupaten Pangandaran.
Pothil Sebagai Pakan Sapi Laporan. Bogor: Sekolah Tinggi
Potong Dalam Potensi Daya Penyuluhan Pertanian Bogor.
Dukung Limbah Kulit Singkong
Yuliana S, Dominicus PS, Mulatsih S.
hasil Olahan Pothil sebagai
2014. Penembangan
Pakan Sapi Potong di
Peternakan Sapi Potong Untuk
Kecamatan Dukun, Magelang.
Peningkatan Perekonomian
Jawa Tengah. Bulletin of
Provinsi Jawa Tengah: Suatu
Applied Animal Research. Vol
Pendekatan Perencanaan
1(2):1-4.
Wilayah. Jurnal Agribisnis
Simbolon N, Pujaningsih IR, Indonesia. Vol. 2 (2): 177-190.
Mukodiningsih S. 2016.
Pengaruh Berbagai Pengolahan
Kulit Singkong Terhadap
Kecernaan Bahan Kering dan
Bahan Organik Secara In Vitro,
Protein Kasar Dan Asam
Sianida. Jurnal Ilmu-Ilmu
Peternakan. Vol. 26 (1): 58 – 65.

Sudjana. 2005. Metode Statistika.


Edisi ke-6. Bandung: Tarsito.

Suwardi S, Gandasari D, Taopik AO,


Wardani, Wihansah RRS. 2020.
Critical Dimension on Beef
Cattle Livestosk Institutional
Development (A Case of Social-

You might also like