You are on page 1of 9

1

PENGGUNAAN PUPUK KOMPOS DAN PUPUK MIKRO


PADA PEMBIBITAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.)
DI MEDIUM GAMBUT

THE USE OF COMPOST AND FERTILIZER MICRO ON OIL PALM


SEEDLINGS (Elaeis guineensis Jacq.) IN PEAT MEDIUM

Leny Husin1, Gulat Medali Emas Manurung2, M. Amrul Khoiri2


Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Riau
Email: Leny.husin@yahoo.com, HP: 085278935696

ABSTRACT

The utilization of peat as a growing medium is oil palm breeding prospect of oil
palm plantations that need to be studied, because the peat soil fertility is low, then the
addition of compost and fertilizer micro as ameliorant material to improve soil
fertility in peat. This study aims to determine the effect of the use of compost and
fertilizer micro-dose combinations as well to get the best fertilizer in oil palm
seedlings in peat medium .This study was performed experimentally using a
completely randomized design experiments (CRD) with 2 factors and 3 replications.
The first factor is the dose of compost fertilizer (K) which consists of 4 levels and the
second factor is the dose of micro (M), which consists of 2 levels. The parameters
measured were high accretion seeds (cm), increase the number of leaves (leaf), seed
weevil added girth (cm), ratio feature roots and dry weight of seedlings (g). The data
analysis results were significant statistical test followed by Duncan's test New
Multiple Range Test (DNMRT) at the 5% level. The results showed that the best
combination found in compost dose of 150g/ poly bag and fertilize rmicro4g/poly
bag, but did not differ significantly with doses of50g/poly bag compost fertilizer
micro poly bag and 4g/poly bag being able to show the highest results in the high
gain parameter seeds, increase the number of leaves, seed we eviladded girth, crown
root ratio and dry weight of seedlings.

Keywords: Palm oil, compost, fertilizer micro, combination treatment

PENDAHULUAN yang ada. Pemanfaatan tanah gambut


Kelapa sawit (Elaeis guineensis sebagai medium tanam kelapa sawit
Jacq.) merupakan tanaman perkebunan merupakan prospek perkebunan kelapa
yang memiliki nilai ekspor yang tinggi sawit yang perlu dikaji,
diIndonesia. Perkembangan karenakesuburan tanah gambut
perkebunan kelapa sawit yang pesat umumnya rendah. Pemberian pupuk
menyebabkan ekstensifikasi mengarah dalam komposisi dan takaran yang
kepada lahan-lahan marjinal. Hal ini tepat mampu mengatasi masalah
disebabkan terbatasnya lahan produktif keharaan dan kemasaman pada tanah
1. Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Riau
2. Dosen Fakultas Pertanian Universitas Riau
Jom Faperta Vol 1 No 2 Oktober 2014
2

gambut.Kompos sebagai bahan


amelioran digunakan untuk Bahan dan Alat
membenahikesuburan tanah pada Bahan yang digunakan dalam
gambut. Bahan dasar yang digunakan penelitian antara lain bibit kelapa sawit
dalam pembuatan kompos ini yaitu umur 3 bulan varietas D x P yang
pupuk kandang ayam dan serbuk berasal dari Marihat, tanah gambut
gergaji, karena memiliki kandungan N, dengan kematangan saprik, kompos,
P, K dan unsur mikro yang dibutuhkan pupuk mikro, insektisida, fungisidadan
oleh kelapa sawit pada medium air.
gambut.Ketersediaan unsur hara mikro Alat-alat yang digunakan selama
pada tanah gambut umumnya rendah, penelitian adalah cangkul, benang,
maka penambahan pupuk mikro pada parang, timbangan digital, timbangan,
tanah gambut bermanfaat dalam ayakan, polybagukuran 35cm x 40cm,
menambah ketersediaan hara mikro amplop kertas padi, oven, gelas ukur,
sehingga menjadi faktor pembatas gembor, ember, kayu, camera digital,
pertumbuhan kelapa sprayer, meteran, ajir, tali, kayu dan
sawit.Berdasarkan alat tulis.
permasalahantersebut penulis telah
melakukan penelitian dengan judul Metode Penelitian
“Penggunaan Pupuk Kompos dan Penelitian ini dilakukan secara
Pupuk Mikro pada Pembibitan eksperimen menggunakan Rancangan
Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Acak Lengkap (RAL) dalam bentuk
Jacq.) di Medium Gambut”. faktorial 4 kali 2 dengan 2 faktor.
Tujuan Penelitian Faktor pertama adalah pupuk kompos
Penelitian ini bertujuan untuk (K) yang terdiri dari 4 taraf yaitu 0
mengetahui pengaruh dari penggunaan g/polybag, 50 g/polybag, 100
pupuk kompos dan pupuk mikro serta g/polybag, 150 g/polybag dan faktor
untuk mendapatkan kombinasi dosis kedua adalah pupuk mikro (M) yang
pupuk terbaik pada pembibitan kelapa terdiri dari 2 taraf yaitu 2 g/polybag, 4
sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di g/polybag.
medium gambut.
Parameter
BAHAN DAN METODE Pertambahan tinggi bibit (cm),
Tempat dan Waktu pertambahan jumlah daun (helai),
Penelitian ini telah dilaksanakan pertambahan lilit bonggol (cm), ratio
di Kebun Percobaan Fakultas tajuk akar dan berat kering bibit (g).
Pertanian Universitas Riau Kampus
Bina Widya km 12,5 Kelurahan HASIL DAN PEMBAHASAN
Simpang Baru Kecamatan Tampan, Pertambahan Tinggi Bibit (cm)
Pekanbaru. Pada bulan Januari 2014 Berdasarkan hasil sidik ragam
sampai dengan bulan April 2014. (Lampiran 5a) menunjukkan bahwa
interaksi pemberian kompos dan
pupuk mikro memberikan pengaruh

Jom Faperta Vol 1 No 2 Oktober 2014


3

tidak nyatadan juga masing-masing tinggi bibit kelapa sawit.Hasil uji


faktor pupuk kompos dan pupuk mikro lanjut DNMRT pada taraf 5%
memberikan pengaruh yang tidak disajikan pada Tabel 1.
nyata terhadap parameter pertambahan
Tabel 1. Rata-rata pertambahan tinggi bibit kelapa sawit pada perlakuan pupuk
kompos dan mikro (cm).
Kompos Mikro (g/polybag)
Rata-rata
(g/polybag) 2 4
0 11.41 b 12.58 ab 12.00 b
50 14.08 ab 14.08 ab 14.08 ab
100 12.83 ab 14.53 ab 13.68 ab
150 14.33 ab 15.85 a 15.09 a
Rata-rata 13.16 a 14.26 a
Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang sama pada kolom dan baris, berbeda
tidak nyatamenurut uji lanjut DNMRT pada taraf 5%.

Tabel 1 menunjukkan bahwa Berdasarkan Tabel 1 walaupun


interaksi pemberian kompos dan berbeda tidak nyata secara statistik dan
pupuk mikro serta faktor tunggalnya dapat diketahui bahwa faktor tunggal
secara umum berbeda tidak nyata pemberian kompos dan pupuk mikro
terhadap parameter pertambahan tinggi cenderung meningkat pada pemberian
bibit, tetapi pada pemberian kompos 150 g/polybag dan 4 g/polybag. Hal ini
150 g/polybagdan pupuk mikro 4 disebabkan karena pemberian kompos
g/polybagterbaik dan berbeda nyata dapat memperbaiki sifat kimia pada
dengan perlakuan tanpa pemberian tanah gambut sehingga mampu
kompos dan pemberian 2 g/polybag. menyediakan unsur hara yang
Adanya kecenderungan pertambahan diperlukan tanaman.Unsur hara yang
tinggi bibit dengan pemberian kompos tersedia bagi tanaman sangat berperan
dan pupuk mikro. dalam meningkatkan pertambahan
Interaksi pemberian kompos 150 tinggi tanaman, hal ini dijelaskan oleh
g/polybagdan pupuk mikro 4 Hardjowigeno (2007) bahwa unsur P
g/polybagtelah mampu meningkatkan berperan dalam prosespembelahan dan
ketersediaan unsur hara bagi tanaman pembentukan organ tanaman.
yang cukup dan seimbang, khususnya Kemudian ditambahkan oleh Sarief
unsur N yang sangat menentukan pada (1998) bahwa unsur K merangsang
fase vegetatif terutama batang dan titik tumbuh tanaman sedangkan Mg
daun, akibatnya mempercepat diperlukan sebagai penyusun klorofil.
pertambahan tinggi bibit kelapa sawit.
Selain unsur N, K juga berperan dalam Pertambahan Jumlah Daun (helai)
pertumbuhan tinggi tanaman karena Berdasarkan hasil sidik ragam
unsur K membantu metabolisme (Lampiran 5b) menunjukkan bahwa
karbohidrat dan mempercepat interaksi pemberian kompos dan
pertumbuhan jaringan meristematik pupuk mikro juga masing-masing
(Nyakpa dkk., 1998). faktor pupuk kompos dan pupuk mikro

Jom Faperta Vol 1 No 2 Oktober 2014


4

memberikan pengaruh tidak nyata jumlah daun pada bibit kelapa sawit
terhadap parameter pertambahan setelah diuji lanjut disajikan pada
jumlah daun bibit kelapa Tabel 2.
sawit.Pengaruh faktor kompos dan
pupuk mikro terhadap pertambahan
Tabel 2.Rata-rata pertambahan jumlahdaun bibit kelapa sawit pada perlakuan
pupukkompos dan mikro (helai).
Kompos Mikro (g/polybag)
Rata-rata
(g/polybag) 2 4
0 4.06 a 4.23 a 4.15 a
50 4.53 a 4.31 a 4.42 a
100 3.98 a 4.15 a 4.06 a
150 4.18 a 5.15 a 4.66 a
Rata-rata 4.19 a 4.46 a
Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang sama pada kolom dan baris, berbeda
tidak nyatamenurut uji lanjut DNMRT pada taraf 5%.

Interaksi kompos dan pupuk dalam pembelahan sel. Pembelahan sel


mikro terlihat pada pertambahan tiga lapis sel terluar pada permukaan
jumlah daun terbanyak terdapat pada ujung batang. Pembelahan oleh
perlakuan kompos 150 g/polybag dan pembesaran sel-sel muda akan
pupuk mikro 4 g/polybagdengan membentuk primordia daun dan juga
pertambahan jumlah daun 5,15 helai, bahwa beberapa faktor yang dapat
sedangkan pertambahan jumlah daun mempengaruhi pertumbuhan tanaman
terendah terdapat pada perlakuan dan perkembangan daun antara lain
kompos 100 g/polybag dan pupuk intensitas cahaya, suhu, udara,
mikro 2 g/polybagdengan pertambahan ketersediaan air dan unsur hara.Jumlah
jumlah daun 3,98 helai. Adanya daun pada bibit kelapa sawit
peningkatan jumlah daun namun dipengaruhi oleh unsur hara yang
berbeda tidak nyata, hal ini diduga terdapat pada komposdimana kompos
karena tanaman kelapa sawit memiliki kandungan K dan Mg yang
merupakan tanaman tahunan atau berperan terhadap pertumbuhan bibit
tanaman keras yang berumur kelapa sawit, memperbaiki struktur
panjang.Menurut Harjadi (1991) tanah serta meningkatkan penyerapan
pertambahan jumlah daun ditentukan air dan hara pada tanah.
oleh sifat genetis tanaman dan Unsur K yang terdapat pada
lingkungan, yaitu bahwa pada tanaman kompos berhubungan dengan
kelapa sawit dihasilkan 1-2 helai daun pergerakan air kedalam sel. K berperan
setiap bulan.Lakitan (2012) juga terhadap turginitas sel tanaman yang
menyatakan unsur hara yang paling merupakan proses penting
berpengaruh terhadap pertumbuhan berhubungan dengan imbibisi. Sarief
dan perkembangan daun adalah N. (1998) menambahkan bahwaunsur Mg
Kandungan N yang terdapat dalam diperlukan sebagai penyusun klorofil.
tanaman akan dimanfaatkan tanaman Klorofil merupakan zat hijau daun

Jom Faperta Vol 1 No 2 Oktober 2014


5

yang memiliki peran penting dalam pupuk mikro juga masing-masing


fotosintesis. Selain itu dengan luasnya faktor kompos dan pupuk mikro
daun maka akan meningkatkan laju memberikan pengaruh tidak nyata
fotosintesis. terhadap parameter pertambahan lilit
bonggol bibit kelapa sawit.Pengaruh
Pertambahan Lilit Bonggol Bibit faktor kompos dan pupuk mikro
(cm) terhadap pertambahan lilit bonggol
Berdasarkan hasil sidik ragam pada bibit kelapa sawit setelah diuji
(Lampiran 5c) menunjukkan bahwa lanjut disajikan pada Tabel 3.
interaksi pemberian kompos dan
Tabel 3.Rata-rata pertambahan lilit bonggol bibit kelapa sawit pada perlakuan pupuk
kompos dan mikro (cm).
Kompos Mikro (g/polybag)
Rata-rata
(g/polybag) 2 4
0 2.36 a 2.66 a 2.51 a
50 3.10 a 2.61 a 2.85 a
100 2.45 a 2.01 a 2.23 a
150 2.91 a 3.23 a 3.07 a
Rata-rata 2.70 a 2.63 a
Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang sama pada kolom dan baris, berbeda
tidak nyatamenurut uji lanjut DNMRT pada taraf 5%.

Tabel 3 diketahui bahwa karena unsur hara yang terkandung


interaksi pemberian kompos dan dalam kompos dan pupuk mikro
pupuk mikro serta faktor tunggalnya khususnya N, P, K cukup tinggi.
tidak berbeda nyata terhadap Tersedianya unsur hara dalam jumlah
parameter pertambahan lilit bonggol yang cukup akanmenyebabkan
bibit. Adanya perbedaan yang tidak kegiatan metabolisme dari tanaman
nyata pada interaksi perlakuan dan meningkat sehingga terjadi
faktor tunggalnya dipengaruhi oleh pembesaran pada bagian batang.
faktor genetik dari tanaman tersebut, Menurut Jumin (1986), batang
dimana pada tanaman tahunan merupakan daerah akumulasi
membutuhkan waktu yang cukup lama pertumbuhan tanaman khususnya pada
dalam meningkatkan pertambahan lilit tanaman yang lebih muda sehingga
bonggol. Walaupun berbeda tidak dengan adanya unsur hara yang dapat
nyata secara statistik, tetapi ada mendorong pertumbuhan vegetatif
kecenderungan meningkatnya tanaman diantaranya pembentukan
pertambahan lilit bonggol bibit kelapa klorofil pada daun sehingga akan
sawit dengan pemberian kompos dan memacu laju fotosintesis. Semakin laju
pupuk mikro. fotosintesis maka fotosintat yang
Interaksi pemberian kompos 150 dihasilkan akan memberikan ukuran
g/polybagdan pupuk mikro 4 pertambahan lingkar batang yang
g/polybagcenderung memberikan hasil besar.
yang lebih baik. Hal ini disebabkan

Jom Faperta Vol 1 No 2 Oktober 2014


6

Berdasarkan Tabel 3 walaupun Hardjowigeno(2007) menyatakan


tidak berbeda nyata secara statistik unsur Ca berperan dalam menyusun
dapatdiketahui bahwa pemberian dinding sel tanaman dan pembelahan
kompos dan pupuk mikro terlihat pada sel tanaman.
pertambahan lilit bonggol tertinggi
terdapat pada perlakuan kompos 150 Ratio Tajuk Akar
g/polybag dan pupuk mikro 4 Berdasarkan hasil sidik ragam
g/polybagdengan pertambahan lilit (Lampiran 5d) menunjukkan bahwa
bonggol 3,23 cm.Hakim dkk., (1986) interaksi pemberian kompos dan
menyatakan bahwa N, P dan K pupuk mikro memberikan pengaruh
merupakan faktor pembatas karena tidak nyata terhadap parameter ratio
pengaruhnya nyata bagi tanaman serta tajuk akar bibit kelapa sawit dan pada
merupakan unsur hara yang paling faktor kompos memberikan pengaruh
banyak jumlahnya dibutuhkan yang tidak nyata, sedangkan pada
tanaman. Pembesaran lingkar batang faktor mikro memberikan pengaruh
dipengaruhi oleh ketersediaan unsur K, yang nyata.Pengaruh faktor kompos
kekurangan unsur ini menyebabkan dan pupuk mikro terhadap ratio tajuk
terhambatnya proses pembesaran akar bibit kelapa sawit setelah
lingkar batang. Menurut Lingga dilakukan uji lanjut disajikan pada
(2001), unsur K berfungsi menguatkan Tabel 4.
vigor tanaman yang dapat
mempengaruhi besar lingkar batang.

Tabel 4.Rata-rataratio tajuk akar bibit kelapa sawit pada perlakuan pupuk kompos
dan mikro.
Kompos Mikro (g/polybag)
Rata-rata
(g/polybag) M1 (2) M2(4)
0 1.90 bc 2.36 ab 2.13 ab
50 1.80 bc 2.19 abc 1.99 ab
100 1.91 bc 1.64 c 1.77 b
150 2.03 abc 2.65 a 2.34 a
Rata-rata 1.91 b 2.21 a
Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang sama pada kolom dan baris, berbeda
tidak nyatamenurut uji lanjut DNMRT pada taraf 5%.
Berdasarkan tabel 4 pupuk mikro, hal ini karena pada
menunjukkan bahwa ratio tajuk akar setiap bibit kelapa sawit mengalami
cenderung lebih baik pada interaksi pertumbuhan dan perkembangan
pemberian kompos 150 g/polybag dengan semakin bertambahnya umur
dengan pemberian pupuk mikro 4 g/ tanaman. Pemberian kompos akan
polybag mampu menunjukkan hasil meningkatkan aktivitas
terbaik yaitu 2,65, sedangkan interaksi mikroorganisme tanah sehingga tanah
lainnya secara angka-angka menjadi gembur dan memiliki aerasi
menunjukkan pengaruh yang nyata tanah yang baik, kondisi ini sangat
dengan faktor tunggal kompos dan menunjang bagi perakaran tanaman

Jom Faperta Vol 1 No 2 Oktober 2014


7

dalam penyerapan unsur hara N menunjukan penyerapan air dan unsur


sehingga meningkatkan tinggi hara oleh akar yang ditranslokasikan
tanaman. Peningkatan tinggi tanaman ke tajuk tanaman. Menurut Gardner,
menyebabkan peningkatan bobot dkk (1991) perbandingan atau rasio
kering tanaman.Pada dasarnya tajuk akar mempunyai pengertian
pemberian kompos dapat bahwa pertumbuhan satu bagian
menyebabkan ketersediaan unsur hara tanaman diikuti dengan pertumbuhan
didalam tanah meningkat sehingga bagian tanaman lainnya dan berat akar
dapat meningkatkan pertumbuhan tinggi akan diikuti dengan peningkatan
vegetatif tanaman.Kompos yang berat tajuk.
diberikan telah mampu diserap Rasio tajuk akar merupakan
tanaman dengan baik dan pada perbandingan antara berat tajuk dan
mediumtanam, kandungan unsur hara berat akar, besarnya rasio tajuk akar
bagi tanaman cukup terpenuhi untuk akan menggambarkan hubungan antara
pertumbuhan tanaman bibit kelapa peningkatan pertumbuhan akar dengan
sawit yang berpengaruh terhadap tajuk tanaman. Hal ini sesuai dengan
jumlah daun dan pembesaran lilit pendapatGardnerdkk., (1991) bahwa
bonggol sehingga ratio tajuk akar juga rasio tajuk akar mempunyai pengertian
bertambah. Pada kompos yang bahwa pertumbuhan satu bagian
digunakan mengandung unsur P2O5 tanaman akandiikuti dengan
sebesar 1,89 % sehingga berpengaruh pertumbuhan bagian tanaman lainnya
terhadap perkembangan akar bibit dan berat akar akan diikuti dengan
kelapa sawit karena unsur tersebut peningkatan berat tajuk tanaman.
merupakan komponen utama asam
nukleat yang berperan dalam Berat Kering Bibit (g)
pembentukan akar. Hasil sidik ragam (Lampiran 5e)
Menurut Sarief (1998) bahwa menunjukkan bahwa interaksi
ketersediaan unsur hara yang diserap pemberian kompos dan pupuk mikro
oleh tanaman merupakan salah satu dan masing-masing faktor kompos dan
faktor yang mempengaruhi pupuk mikro memberikan pengaruh
pertumbuhan tanaman sehingga berat tidak nyata terhadap parameter berat
tajuk meningkat. Ratio tajuk akar kering bibit kelapa sawit.Pengaruh
merupakan faktor penting dalam faktor kompos dan pupuk mikro
pertumbuhan tanaman yang terhadap berat kering bibit kelapa
mencerminkan kemampuan dalam sawit setelah dilakukan uji lanjut
penyerapan unsur hara serta proses DNMRT pada taraf 5% disajikan pada
metabolisme yang terjadi pada Tabel 5.
tanaman. Hasil berat kering tajuk akar

Jom Faperta Vol 1 No 2 Oktober 2014


8

Tabel 5.Rata-rataberat kering bibit kelapa sawit pada perlakuan pupuk kompos dan
mikro (g).
Kompos Mikro (g/polybag)
Rata-rata
(g/polybag) 2 4
0 11.69 a 14.53 a 13.11 a
50 14.13 a 15.15 a 14.64 a
100 13.73 a 13.55 a 13.64 a
150 12.55 a 13.36 a 12.96 a
Rata-rata 13.02 a 14.15 a
Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang sama pada kolom dan baris, berbeda
tidak nyatamenurut uji lanjut DNMRT pada taraf 5%.

Berat kering merupakan ukuran walaupun secara statistik tidak berbeda


pertumbuhan dan perkembangan nyata namundapat diketahui bahwa
tanaman karena berat kering faktor tunggal pemberian mikro 4
mampumengakumulasi senyawa g/polybag memberikan berat kering
organik yang berhasil disintesis oleh yang lebih baik, hal ini diduga karena
tanaman.Menurut Prawiranata dkk., kandungan unsur hara mikro cukup
(1995) berat kering merupakan tinggi sehingga dapat menyumbang
indikator yang menentukan baik beberapa unsur hara dan dapat
tidaknya suatu pertumbuhan dan memperbaiki struktur pada tanah
perkembangan tanaman sehingga erat gambut sehingga perkembangan akar
kaitannya dengan ketersediaan hara. meningkat. Jika penyerapan unsur hara
Tanaman akan tumbuh subur jika berjalan dengan baik maka berat
unsur hara yang dibutuhkan tanaman kering yang dihasilkan juga lebih baik.
tersedia dalam jumlah yang cukup dan Tanaman akan tumbuh subur jika
dapat diserap oleh tanaman, dengan unsur hara yang dibutuhkan tanaman
tersedianya unsur hara maka dapat tersedia dalam jumlah yang cukup dan
merangsang tanaman untuk menyerap dapat diserap tanaman untuk proses
unsur hara lebih banyak serta fotosintesis. Hasil fotosintesis berupa
merangsang fotosintesis.Hasil dari fotosintat akan dimanfaatkan oleh
fotosintesis berupa fotosintat dan tanaman untuk pertumbuhan vegetatif.
asimilat akan dimanfaatkan untuk Kandungan hara mikro yang
pertumbuhan vegetatif dan generatif terkandung pada pupuk mikro memacu
tanaman. proses fotosintesis. Bila fotosintesis
Tabel 5 Menunjukkan bahwa berjalanlancar maka biomassa yang
interaksi kompos dan pupuk mikro dihasilkan maksimal. Menurut Parnata
terbaik terlihat pada parameter berat (2004), unsur hara yang lengkap
kering terdapat pada perlakuan mampumerangsang pertumbuhan
kompos 50 g/polybag dan pupuk tanaman dan memacu metabolisme
mikro 4 g/polybagdengan berat kering tanaman.
15,15 g. Berdasarkan Tabel 5

Jom Faperta Vol 1 No 2 Oktober 2014


9

M.A, Diha, G.B. Hong, H.H


Beriley. 1986. Dasar–Dasar
KESIMPULAN DAN SARAN Ilmu Tanah. Penerbit
Kesimpulan UniversitasLampung.
1. Interaksi pemberian kompos Hardjowigeno, S. 2007. Ilmu Tanah.
dan pupuk mikro memberikan Akademika Presindo. Jakarta.
pengaruh terbaik pada pemberian Harjadi, S.S. 1991. Pengantar
kompos 150 g/polybagdan pupuk Agronomi.PT. Gramedia.
mikro 4 g/polybagterhadap parameter Jakarta.
pertambahan tinggi bibit, pertambahan
jumlah daun, pertambahan lilit Jumin, H. B. 1986. Ekologi Tanaman.
bonggol bibit dan ratio tajuk akar. Penerbit Rajawali. Jakarta
2. Faktor tunggal kompos yang Lakitan, B. 2012.Dasar-Dasar
terbaik adalah pemberian kompos Fisiologi Tumbuhan.PT. Raja
150g/polybag sedangkan faktor Grafindo Persada. Jakarta.
tunggal pupuk mikro terbaik adalah Lingga, P. 2001. Petunjuk
pemberian pupuk mikro 4 g/polybag Penggunaan Pupuk. Penebar
terhadap pertambahan tinggi bibit, Swadaya. Jakarta.
pertambahan jumlah daun, Nyakpa,M.Y. A, M. Lubis, M. A.
pertambahan lilit bonggol bibit, ratio Pulung, A. G. Amrah, A.
tajuk akar dan berat kering bibit. Munawar, G, B. Hong, and N.
Hakim. 1998. Kesuburan
Saran Tanah. Penerbit Universitas
Berdasarkan hasil penelitian Lampung.Bandar lampung.
yang dilakukan pemberian dengan Pahan, I. 2010. Panduan Lengkap
menggunakan kompos dan pupuk Kelapa Sawit. Penebar
mikro disarankan menggunakan 50 Swadaya. Jakarta.
g/polybagdan 4 g/polybag dan perlu Parnata, A. S. 2004. Pupuk Organik
adanya penelitian lebih lanjut sehingga Cair: Aplikasi dan
didapat kebutuhan dosis kompos dan Manfaatnya.AgromediaPustaka.
pupuk mikro yang tepat. Jakarta.
Prawiranata, W. Hairan, S.
DAFTAR PUSTAKA Tjondronegoro, P. 1995. Dasar-
Gardner, F. P, R. P. Brent and R.L. Dasar FisiologiTanaman Jilid
Mitchell. 1991. Fisiologi II. Gramedia Pustaka Utama.
Tanaman Budidaya. Jakarta.
Diterjemahkan oleh Herawati Sarief, S. 1998. Kesuburan dan
Susilo.Universitas Indonesia. Pemupukaan Tanah
Jakarta Pertanian. Pustaka Buana.
Hakim, N. M. Y. Nyakpa, A. M. Bandung.
Lubis, S.G. Nugroho, M.R. Saul,

Jom Faperta Vol 1 No 2 Oktober 2014

You might also like